• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN RENCANA AKSI PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN RENCANA AKSI PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PELAKSANAAN RENCANA AKSI PERCEPATAN PENURUNAN ANGKA

KEMATIAN IBU DI PUSKESMAS MOLIBAGU KABUPATEN BOLAANG

MONGONDOW SELATAN

Nur Astrit S. Mane*, Ardiansa A.T Tucunan*, Franckie R.R. Maramis*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRAK

Tingginya angka kematian ibu (AKI) masih menjadi pekerjaan rumah yang harus diselesaikan Indonesia hingga saat ini, Millenium Development Goals (MDGs) menargetkan penurunan AKI sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pelaksanaan Program Rencana Aksi Percepatan Penurunan AKI di Puskesmas Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif dengan teknik wawancara mendalam, observasi, dan penelusuran dokumen kepada 4 informan penelitian yang terlibat dalam Pelaksanaan Program Penurunan AKI dengan menggunakan metode Triangulasi. Instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, alat perekam suara dan alat tulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan program penurunan angka kematian ibu dilaksanakan di tiap-tiap kecamatan dengan bantuan dari tenaga kesehatan khususnya bidan dan dokter spesialis di masing-masing Puskesmas. Kurangnya tenaga kesehatan khususnya bidan dan pemahaman masyarakat mengenai kesehatan ibu yang masih kurang sehingga sebagian program yang lain belum berjalan dengan baik dan rutin. Beberapa program terhambat karena kurangnya tenaga kesehatan khususnya bidan, kurangnya kerjasama dengan lintas sektor terkait, serta tidak memadainya fasilitas untuk di jadikan Puskesmas mampu PONED. Saran untuk pemerintah setempat agar mengupayakan peningkatan Puskesmas Molibagu dari yang bertatus rawat inap menjadi Puskesmas mampu PONED dan mengaktifkan kembali Gerakan Sayang Ibu khususnya diwilayah kerjanya.

Kata kunci: Pelaksanaan, Rencana Aksi, Percepatan, Penurunan AKI

ABSTRACT

The high of maternal mortality rate (MMR) is a chore that must be complete in Indonesia nowadays, Millenium Development Goals (MDGs) targets maternal mortality rate decrease in amount of 102 per 10.000 live births in 2015. The aim of this research to determine the program implementation of action plan acceleration MMR decrease in Puskesmas Molibagu, South of Bolaang Mongondow Regency. This research used qualitative approachment through indepth interview, observation, and documentation tracking to 4 informants research involved with MMR decrease program of implementation using tringular method. The research instruments are interview guidance, sound recording equipment, and stationery. The result of this research showed that implementation program of maternal mortality decrease was implemented in each districts with the aid of health workers, especially midwives and specialists doctor in each Puskesmas. Lack of health workers especially midwives and people comprehension about the health of mother is still less, so that some programs are not carried out properly and regulary. In the conlusion some programs is hampered due to the lack of health workers especially midwives, the lack of cooperation with cross-sector, and inadequancy facilities to made Puskesmas be able PONED. Advice to local government in order to work on improving Puskesmas Molibagu from inpatien status to became Puskemas PONED and reactivate the Mother Friendly Movement in the region works.

(2)

PENDAHULUAN

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kematian ibu diperkirakan sebanyak

500.000 kematian setiap tahun, 99%

diantaranya terjadi di negara berkembang. Menurut Millenium Development Goals (2004), dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan atau persalinan. Menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, Angka Kematian Ibu (AKI) adalah 307 per 100.000 (SDKI, 2003) dan turun menjadi 228 per 100.000 pada tahun 2007 (SDKI, 2007).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan sendiri, bahwa tercatat total angka kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 58 kasus di 15 Kabupaten/Kota termasuk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Menurut Profil Kesehatan Bolsel tahun 2014, angka kematian ibu di Kabupaten Bolaang

Mongondow Selatan mengalami

penurunannya itu sebesar 3 orang atau 2,96 per 100.000 kelahiran hidup dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 5 orang atau 511,25 per 100.000 kelahiran hidup dan juga pada tahun 2011 sebesar 10 orang atau 1,022,49 per 100.000 kelahiran hidup.

Meskipun setiap tahunnya mengalami

penurunan, tetapi angka kematian ibu di Bolaang Mongondow Selatan masih menjadi masalah karena belum mencapai target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup. Oleh karena itu, perlu adanya

perhatian dari pihak pemerintah, yaitu dengan memaksimalkan program penurunan Angka Kematian Ibu di Bolaang Mongondow Selatan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitaitf. Penelitian ini dilaksanakan di instansi kesehatan yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dan Puskesmas Molibagu, pada bulan September 2015.

Informan dalam penelitian ini terdiri dari 4 (empat) orang informan yakni Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kepala Seksi Gizi dan KIA (Kesehatan Ibu Anak) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Kepala Puskesmas Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Koordinator Bidan Puskesmas Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri, untuk intstrumen penelitian dibantu dengan alat tulis menulis, alat rekam, kamera dan pertanyaan dalam bentuk wawancara. Jenis data yang dikumpulkan yaitu data primer. Pengumpulan data primer berasal dari hasil observasi dan proses wawancara mendalam dengan responden. Wawancara yang dilakukan terhadap beberapa responden merupakan daftar pertanyaan yang sama yang

dilakukan pada waktu yang berbeda,

selanjutnya akan dilakukan triangulasi untuk

mengecek kebenaran informasi yang

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Informan

Tabel1. Karakteristik Responden (Kode

Informan)

Jabatan Umur/

Tahun

Lama Kerja/

Tahun Pendidikan Terakhir

R1 Kepala Dinas Bolaang Mongondow

Selatan

52 3 Tahun S2 MPH

R2 Kepala Sie. Gizi dan KIA 40 5 Tahun D4

R3 Kepala Puskesmas Molibagu 44 6 Tahun D3 Kebidanan

R4 Koordinator Bidan Puskesmas

Molibagu

26 4 Tahun D3 Kebidanan

Sumber: data primer

Terkait dengan tingkat pendidikan setiap informan dalam penelitian ini memiliki taraf pendidikan yang baik, yaitu merupakan lulusan perguruan tinggi. Setiap informan rata-rata memiliki latar belakang mulai dari Diploma IV, Diploma III, hingga Strata II. Untuk Kepala Puskesmas Molibagu dan Koordinator Bidan Puskesmas mempunyai latar belakang pendidikan kebidanan. Oleh sebab itu, dapat dibuktikan bahwa dalam rangka menurunkan angka kematian ibu di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sudah tepat dikelola oleh sumber daya yang berpotensi serta sesuai dengan keahlian keilmuannya yaitu dibidang kesehatan. Tantangan Dalam Pelaksanaan RAN-PPAKI

Berdasarkan situasi dan kondisi di wilayah

kerja Bolaang Mongondow Selatan,

tantangan mengenai peningkatan akses pelayanan kesehatan yang berkualitas yang dihadapi adalah budaya dan pemahaman masyarakat. Adapun masyarakat dalam hal

pengambilan keputusan yang di ketahui bahwa yang mendominasi dalam hal penentu kebijakan kebanyakan dari pihak nenek atau om, dan tidak berasal dari pihak suami langsung, dimana peran suami adalah hal yang paling utama mengingat dukungan suami saat proses persalinan akan sangat berpengaruh terhadap keselamatan ibu. Tantangan yang dihadapi perihal sumber daya strategis di wilayah kerja Puskesmas Molibagu adalah masih kurangnya jumlah tenaga kesehatan terutama bidan dimana hasil wawancara dengan Kadis Bolsel bahwa lintas sektor menyerahkan untuk peningkatan kesehatan maupun pelayanan kesehatan ke Dinkes tanpa melihat situasi dan kondisi sumber daya yang masih kurang memadai dan belum memenuhi kebutuhan. hal tersebut sejalan dengan kebijakan penempatan tenaga kesehatan mempunyai posisi yang sangat strategis sehingga perlu diatur secara jelas dan tegas. Kebijakan perlu dilengkapi dengan penerapan reward dan punishment yang jelas, baik terhadap tenaga spesialis, d dokter,

(4)

bidan, dan tenaga kesehatan terkait lainnya (Kemenkes, 2013). Selain itu, Tantangan

yang dihadapi perihal pemahaman

masyarakat yang tentang kesehatan ibu

dimana kurangnya penerapan terhadap

penyuluhan yang diberikan serta jarang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas. Menurut penelitian Sistiarani dkk (2014), secara umum pengetahuan ibu tidak hanya didapat melalui buku KIA, tetapi juga melalui interaksi ibu dengan tenaga kesehatan (Sistiarani, dkk 2014).

1. Srategi Dalam Pelaksanaan RAN-PPAKI

Dari hasil wawancara dengan informan Strategi yang dilakukan guna meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan ibu diantaranya adalah kelas ibu hamil, pendekatan lintas sektor, dan pelaksanaan penjaringan (swiping) dirumah ibu hamil bersiko tinggi dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan. Strategi dalam hal meningkatkan peran Pemerintah dan Swasta adalah dalam hal ini adalah dari segi

pembiayaan dibidang kesehatan yang

dirasakan cukup hingga saat ini, pengadaan rapat pembinaan wilayah (binwil) yang bekerja sama dengan dinkes provinsi diundang dari inspektorat, BKD dimana yang menjadi salah satu bagian yang turut berperan dalam hal ini dari segi penempatan ketenagaan kesehatan lebih khusus ke bidan-bidan agar kerjasama mengenai penempatan pegawai atau tenaga kesehatan sesuai. Peran sektor pemerintah tingkat pusat perlu dikoordinasikan agar saling melengkapi

untuk terselenggaranya pelayanan kesehatan yang baik di daerah (Kemenkes, 2013). Program Utama Pelaksanaan RAN-PPAKI

Menuju Penjaminan Kompetensi Bidan Desa Sesuai Standar

Berdasarkan hasil wawancara mendalam

diperoleh bahwa untuk penjaminan

kometensi bidan desa sesuai standar adalah dengan mengadakan pelatihan kepada bidan bidan serta pembimbingan yang langsung di lakukan oleh dokter spesialis kandungan dan anak. Kemudian pelatihan yang di lakukan terhadap tenaga kesehatan khususnya bidan yang selalu rutin di diikuti, hanya saja untuk Puskesmas Molibagu belum di lengkapi dengan peralatan PONED karena memang Puskesmas Molibagu belum merupakan Puskesmas yang mampu PONED. Dalam hal meningkatkan keterampilan bidan desa dalam pertolongan persalinan dan pemeriksaan ANC yaitu selain dokter spesialis turun untuk pertemuan dengan bumil resti, di semua Puskesmas juga sudah memiliki USG Mobile termasuk puskesmas Molibagu.

Tersedia Fasilitas Pelayanan Kesehatan Mampu Pertolongan 24/7 Sesuai Standar Jumlah Puskesmas PONED di Bolaang

Mongondow Selatan yaitu ada dua

Puskesmas, puskesmas Pinolosian dan

puskesmas Momalia. Puskesmas Molibagu sendiri yang menjadi tempat penelitian belum berstatus puskesmas mampu PONED karena kendalanya perihal fasilitas/lahan yang belum

memadai untuk dijadikan Puskesmas

(5)

Penjaminan Terlaksananya Rujukan Efektif Pada Kasus Komplikasi

Masing-masing Puskesmas memiliki

pedoman rujukan pada kasus komplikasi atau

SOP, termasuk Puskesmas Molibagu.

Menurut Luti dkk (2012) dalam peneliti annya di Lingga Kepulauan Riau bahwa salah satu komponen penting dalam sistem rujukan yaitu kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan di tingkat pelayanan kesehatan dasar (Luti dkk, 2012). Sehubungan dengan sistem rujukan, Pemerintah juga sudah mengupayakan untuk pembuatannya desa siaga di masing-masing kecamatan, termasuk dengan Kecamatan Bolaang Uki dimana Puskesmas Molibagu berada. Hal ini sejalan dengan penelitian luti dkk (2012) dimana Program pemerintah yang dapat diadopsi sebagai dasar keikut-sertaan masyarakat

dalam pelayanan kesehatan terutama

pelayanan rujukan adalah program desa siaga.

Penjaminan Dukungan Pemda Terhadap Regulasi Yang Mendukung Pelaksanaan Program

Penjaminan dukungan Pemda khususnya di puskesmas Molibagu biasanya bidan atau tenaga kesehatan lainnya disuruh untuk

mengurus STR agar terhindar dari

malpraktek, dukungan lainnya berupa

penerimaan tenaga kesehatan seperti CPNS dan regulasi untuk pemenuhan kebutuhan tenaga kesehatan berupa bidan yang ada di

Puskesmas, dikirim untuk mengikuti

pelatihan. Adapun dari hasil wawancara yaitu mengenai usulan terhadap Pemda yaitu disampaikan kepada pemerintah perihal

meningkatkan kualitas tenaga kesehatan melalui pelatihan atau program pendidikan lainnya karena mengingat kurangnya fasilitas pendidikan seperti perguruan tinggi sehingga harus melanjutkan sekolah/study di luar Kabupaten guna peningkatan pendidikan terhadap tenaga kesehatan khususnya para bidan.

Peningkatan Kemitraan Dengan Lintas Sektor dan Swasta

Kerjasama yang dilakukan sektor lain selain Pemda, yaitu dengan organisasi kepemudaan, tokoh-tokoh masyarakat, BKD dan BKKBN dan sangadi.

Kerjasama yang dilakukan juga

dengan sektor pendidikan dasar dan

menengah dalam rangka meningkatkan

informasi remaja mengenai kesehatan

reproduksi, untuk wilayah kerja puskesmas Molibagu diantaranya adalah kerjasama dan koordinasi dengan SKPD terkait dalam hal ini pemberdayaan perempuan KB dan anak, dinas pendidikan, dan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi kepada remaja di sekolah-sekolah.

Peningkatan Pemahaman dan

Pelaksanaan Program P4K di Masyarakat Sesuai dengan hasil wawancara bahwa upaya orientasi kembali mengenai konsep P4K

(Program Perencanaan Persalinan dan

Pencegahan Komplikasi) kepada kader

kesehatan, dimana di wliayah kerja

Puskesmas Molibagu dipasang stiker-stiker di depan rumah, dan diberi logo warna hijau, kuning, dan merah untuk ibu hamil berisiko tinggi. Program Perencanaan Persalinan dan

(6)

Pencegahan Komplikasi (P4K) dengan stiker adalah merupakan suatu kegiatan yang di fasilitasi oleh bidan di desa khususnya, dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk

perencanaan penggunaan KB pasca

persalinan dengan menggunakan stiker sebagai media pemberitahuan sasaran guna meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir (Prasetyawati, 2012).

Matriks Hasil Observasi

Tabel 4. Matriks Reduksi Hasil Observasi

Pelaksanaan Pogram RAN-PPAKI di Puskesmas Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Keterangan:

L = Lengkap

TL = Tidak Lengkap

Penilaian masing-masing Program untuk informan diberi skor sebagai berikut:

No Materi Observasi Kepala Dinas Kesehatan Kasie Gizi dan KIA Kepala Puskesmas Molibagu Koordinator Bidan Puskesmas Molibagu L TL L TL L TL L TL 1 Program Penjaminan

Kompetensi Bidan Desa Sesuai Standar

6/6 - 6/6 - - 2/2 - 2/2

2 Program Ketersediaan

Fasilitas PONED/PONEK 2/2 - 2/2 - - 1/1 - 1/1

3 Program Penjaminan

Rujukan Efektif Pada Kasus Komplikasi

4/4 1/1 4/4 1/1 4/4 - 4/4 -

4 Program Dukungan Pemda

Terhadap Regulasi Yang Mendukung Pelaksanaan

Program

6/6 - 6/6 - - 3/3 - 3/3

5 Program Kemitraan Lintas

Sektor dan Swasta - 2/2 - 2/2 - 1/1 - 1/1

6 Pelaksanaan Program P4K

4/4 1/1 4/4 1/1 4/4 - 4/4 -

Jumlah 22 4 22 4 8 7 8 7

(7)

Nilai 2 : Ada dan Lengkap Dokumen 1 : Ada dokumen namun tidak Lengkap 0 : Tidak ada dokumen

Kemudian didapatkan total nilai dan dikelompokkan sebagai berikut:

Total nilai 36-40 (88 -100%) = Amat Baik

31-35 (76 - 87%) = Baik

26-30 (63 - 75%) = Cukup

21-25 (51 - 62%) = Kurang

< 20 (50%) = Amat Kurang

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di dua instansi kesehatan yaitu Dinas Kesehatan dan puskesmas Molibagu yang merupakan lokasi penelitian termasuk dalam kategori cukup dan masih kurang. Skor yang

didapatkan dari kelengkapan dokumen

pelaksanaan pada setiap informan yaitu Kepala Dinas Kesehatan dan Kasie Gizi dan KIA adalah 26, sedangkan skor untuk Kepala Puskesmas Molibagu dan Koordinator Bidan Puskesmas Molibagu yaitu 15.

KESIMPULAN DAN SARAN

Sehingga secara keseluruhan program yang dilaksanakan ada yang sudah berjalan baik dan adapula yang belum berjalan dengan baik dikarenakan dokumen perihal program RAN-PPAKI di wilayah kerja puskesmas Molibagu juga masih kurang dan belum lengkap. Hal ini didukung oleh hasil observasi yang dilakukan di Dinas Kesehatan dan Puskesmas Molibagu. Oleh karena itu, guna memperoleh pedoman penyelenggaraan program penurunan angka kematian ibu yang efektif maka diharapkan dapat mengacu dan dibekali dengan pedoman yang diterbitkan

oleh Kementrian Kesehatan yaitu RAN-PPAKI (Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu ) Tahun 2013-2015.

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen Dikti Kemdikbud. 2011. Standar

Kompetensi Bidan Indonseia,

(http://hpeq.dikti.go.id/v2/images/Produk/ 18.4-Draft-Standar-Kompetensi-Bidan-2011.pdf), Jakarta. Diakses pada tanggal 2 oktober 2015.

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Rencana

Aksi Percepatan Penurunan Angka

Kematian Ibu Di Indonesia. Jakarta: Direktorat Bina Kesehatan Ibu.

Luti, I. Hasanbasri, dan Lazuardi L. 2012. Kebijakan Pemerintah Daerah Dalam Meningkatkan Sistem Rujukan Kesehatan Daerah Kepulauan Di Kabupaten Lingga

Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal

Kebijakan Kesehatan Indonesia, Vol.01, No 1, Maret 2012. (Hlm 28-29). Diakses pada tanggal 3 Oktober 2015.

Prasetyawati, A. 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (AKI). Yogyakarta: Nuha Medika. Sistiarani C, Gamelia E, dan Sari, D. 2014.

Fungsi Pemanfaatan Buku KIA terhadap Pengetahuan Kesehatan Ibu dan Anak pada Ibu. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Vol. 8, No. 8, Mei 2014. (Hlm 356). Purwekerto. Di akses pada tanggal 6 Oktober 2015

Gambar

Tabel 4. Matriks Reduksi Hasil Observasi

Referensi

Dokumen terkait

Pada masa kerajaan tenun songket siak berfungsi sebagai: (1) Fungsi Pakaian, fungsi tenun songket untuk pakaian ini ada untuk pakaian harian khususnya orang- orang

NIM NAMA MAHASISWA NO.. NIM NAMA

Muna mengumumkan Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa untuk pelaksanaan kegiatan tahun anggaran2ol2,seperti tersebut dibawah ini:.. No NAMA PAKET PEKERJMN VOLUME

Pengadaan Jasa Konsultasi Analisis Dampak Lalu Linyas.

Ukara ing dhuwur yen didadekno basa ngoko alus dadi ……… a.. Bapak dhahar roti lan Ibu

Tidak hanya itu, para penari jathil dengan leluasa mengubah dan menyesuaikan sesuai dengan permintaan dari penonton atau tren yang sedang disenangi dalam

Sekolah berbasis pendidikan Islam di Indonesia pada dasarnya sekolah formal yang tidak hanya mengajarkan dan menanamkan nilai religius saja, tetapi juga mengajarkan

SKRIPSI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP TINGKAT LIKUIDITAS ..... ADLN - Perpustakaan