PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS
RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
KARYA TULIS ILMIAH
OLEH:
NURHAYATI SIAGIAN 1313466030
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS
RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
HASIL PENELITIAN
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya
OLEH:
NURHAYATI SIAGIAN 1313466030
AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN
LEMBAR PERSETUJUAN
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS
RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
OLEH :
NURHAYATI SIAGIAN 1313466030
Penelitian Ini telah Disetujui oleh Oleh Pembimbing sebagai Pesyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan
Disetujui :
Dosen Pembimbing
(Zulhamdani Napitupulu, M.Kom)
Disahkan :
Direktur Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Imelda
PERNYATAAN
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM
MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESI MEDAN TAHUN 2016
TUGAS AKHIR
Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Medan, Agustus 2016
NURHAYATI SIAGIAN NIM : 1313466030
LEMBAR PENGUJIAN
Pelitian dengan judul :
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM
MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESI MEDAN TAHUN 2016
OLEH :
NURHAYATI SIAGIAN NIM : 1313466030
Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal 05 Agustus tahun 2016
Penguji I : Zuhamdani Napitupulu, M.Kom ( )
Pengguji II : Dra. Rani Robetty, M.Kom ( )
Pengguji III : Zulham Andi Ritonga, SKM ( )
Disahkan Oleh :
Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Nurhayati Siagian
Tempat/Tanggal Lahir : Belawan, 26 November 1995
Agama : kristen protestan
Anak ke : 3 (Tiga) dari 5 (Lima) Bersaudara
Alamat : Jl. Kelapa Blok 21 Lk XV Sicanang
II. IDENTITAS ORANG TUA
Nama Ayah : Robin Siagian
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Nurhaida Hutagalung
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Kelapa Blok 21 Lk XV Sicanang
III. RIWAYAT PENDIDIKAN
2001-2007 : Negeri 065007 Pulo Sicanang Belawan
2007-2010 : SMP Negeri 26 Medan
2010-2013 : SMA Negeri 20 Medan
AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN
Nama : Nurhayati Siagian NIM : 1313466030
Judul : Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016
ABSTRAK
Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting karena berhubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasiaan yang terkandung di dalamnya. Untuk menjaga kerahasiaan di tempat penyimpanan hanya petugas yang berkepentingan yang boleh di dalam ruangan tersebut. Tujuan Penelitian ini untuk Mengidentifikasi dan mengetahui aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu metode yang dilakukan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi penelitian ini adalah 23 orang petugas rekam medis, sampel penelitian 23 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara teknik total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 61% dapat dikatakan ergonomis sedangkan 39% tidak ergonomis. Sebagai saran agar dapat ditingkatkan ergonomis dalam aspek keamanan penyimpanan di rekam medis rawat inap.
Kata kunci : Ergonomi, Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas Rahmat dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya
Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam
Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”
Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Perekam Medik
di Akademi Perekam Medis Dan informatika Kesehatan Imelda.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih jauh
dari sempurna baik dilihat dari segi penulisan, isi dan pembahasan maupun
bahasa dan penyajiannya. Untuk itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada
semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung
memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Iimiah
ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada
1. Bapak dr. H.R.I. Ritonga, M.Sc, selaku Ketua Yayasan Imelda Medan
2. Ibu dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN salaku Koordinator
ii
3. Bapak dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam
Medis Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan
4. Ibu Esra selaku Pudir I Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan
Imelda Medan
5. Bapak Ali Sabela, S.Kep Ns selaku Pudir II dosen pembimbing
6. Ibu Dra. Rani Robetty, M.Kom selaku Pudir III Akademi Perakam Medis Dan
Informatika Kesehatan Imelda Medan
7. Bapak Zulhamdani Napitupulu M.Kom selaku Pembingbing Saya
8. Seluruh Staf Dosen Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan
Imelda Medan
9. Bapak Direktur dan Seluruh staf pegawai RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan
10.Terima kasih kepada ayah saya tersayang dan ibu saya yang telah
membesarkan penulis sampai sekarang ini dan banyak memberikan dukungan
kepada penulis dari segi materi, motivasi, semangat, doa dan kasih sayang
dengan tulus yang tidak ternilai harganya dan menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah selama mengikuti perkuliahan di Akademi Perekam Medik Dan
Informasi Kesehatan Imelda Medan.
11.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang namanya tidak
iii
Akhir kata penulisan berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi penulis, tempat penelitian, instalasi pendidikan, pembaca dan
peneliti selanjutnya.
Medan, Agustus 2016
iv DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGUJIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan ... 3
1.4. Manfaat ... 3
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori ... 5
2.1.1. Pengertian Rekam Medis ... 5
2.1.2. Tujuan Rekam Medis ... 6
2.1.3. Kegunaan Rekam Medis ... 7
2.1.4. Fungsi Rekam Medis ... 10
2.2. Sistem Penyimpanan Rekam Medis ... 11
2.2.1. Sentralisasi ... 12
2.2.2. Desentralisasi ... 13
2.3. Aspek Penyimpanan Rekam Medis ... 13
2.3.1. Penyimpanan Arsip ... 14
2.3.2. Aspek Ergonomi ... 14
2.3.3. Tujuan Ergonomi ... 15
2.3.4. Prinsip-prinsip Ergonomi ... 15
2.3.5. Hubungan Ergonomi Dengan Rekam Medis ... 16
2.3.6. Fisik-fisik Ergonomi ... 17
2.4 Pengertian Kerja Rekam Medis Yang Ergonomis ... 18
2.5 Kerangka Konsep ... 22
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 23
3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 23
3.2.1. Waktu Penelitian ... 23
3.2.2. Tempat Penelitian ... 23
3.3. Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 24
3.3.1. Populasi ... 24
3.3.2. Teknik Sampling ... 24
v
3.4. Variabel Dan Definisi Operasional ... 24
3.4.1. Variabel Penelitian ... 24
3.4.2. Defenisi Operasional ... 25
3.5. Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data ... 26
3.5.1. Instrumen penelitian ... 26
3.5.2. Cara Pengumpulan Data ... 26
3.6. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ... 27
3.6.1. Teknik Pengolahan Data ... 27
3.6.2. Teknik Analisa Data ... 28
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 29
4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan ... 29
4.1.2. Visi dan Misi ... 30
4.1.3. Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ... 31
4.1.4. Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ... 31
4.2. Hasil Penelitian ... 32
4.3. Pembahasan ... 35
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 36
5.2. Saran ... 36
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 32
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Umur... 32
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Pendidikan ... 33
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan. ... 33
Tabel 4.5. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Jenis Kelamin... 34
Tabel 4.7. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Pendidikan. ... 35
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Konsep ……… 22
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan
Informasi Kesehatan Imelda Medan
Lampiran II : Surat Balasan Izin Penelitian di RSU. IPI. Medan
Lampiran III : SK Dosen Pembimbing KTI
Lampiran IV : Kuesioner
Lampiran V : Master Tabel
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia UU NO 44 tentang RS
persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan sarana
pelayanan kesehatan, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.
Sedangkan pengertian Rumah Sakit menurut peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (No.340/MENKES/PER/III/2010).
Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah
diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis
maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik laboratorium,
diagnose segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien da
pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun mendapatkan pelayanan
gawat darurat. ( No.269/MENKES/PER/III/2008 )
Rekam Medis bukan hanya pencatatan saja tetapi merupakan suatu sistem
penyelenggaraan rekam medis, artinya adalah suatu kegiatan yang memuat
2
titik terakhir data pasien diolah dan kemudian disimpan. Rekam medis merupakan
data pasien yang harus dilindungi.
Pada saat ini banyak rumah sakit di indonesia yang memiliki mutu pelayanan
yang baik dan didukung berbagai sarana dan prasarana yang canggih. Dengan
banyaknya rumah sakit maka diperlukan juga sistem majanemen di kelola dengan
baik maka rumah sakit akan maju dan berkembang, tetapi jika sistem manajemen
rumah sakit tidak baik maka tertib administrasinya juga tidak baik.
Hal ini juga bisa diamati dari ruang penyimpanan atau filing yang ada di
rumah sakit tersebut dan dapat dilihat dari rak penyimpanannya. Jika dalam ruang
penyimpanan dokumen rekam medis itu terlalu sempit dan penyediaan rak file
dokumen rekekam medis menjadi padat yang menyebabkan rekam medis dan
sampul pelindung menjadi rusak dan salain itu penyimpanan rekam medis terlihat
kurang rapi, dan bila ada retrieval/pengambilan kembali pelayanan agak lama
karena pada sampul pelindung rekam medis banyak nomor rekam medis yang
hilang (sobek) sehingga akan berdampak terhadap mutu pelayanan rekam medis
di rumah sakit. Selanjutnya dengan dasar tersebut sudah jelas bahwa rumah sakit
benar-benar memperhatikan sistem penyimpanan rekam medis guna
mempelancarkan proses pengambilan kembali rekam medis dan untuk
meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.
Berdasarkan uraian di atas maka penulisan tertarik untuk melakukan
penelitian “ Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang
Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ”.
3
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat
merumuskan permasalahan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai
berikut, Bagaimana pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang
aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di rumah sakit Imelda
Pekerja Indonesia.
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui gambaran tentang sistem penyimpanan Rekam Medis di
Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia di pelayanan kesehatan
dalam peningkatan mutu pelayanan rekam medis yang efektif.
2. Mengidentifikasi dan mengetahui aspek keamanan penyimpanan rekam
medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.
1.4.1 Bagi Rumah Sakit
Sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan tentang masalah yang di
hadapi dalam ruang penyimpanan rekam medis, sehingga berguna untuk bahan
perbaikan dan pengembangan sistem penyimpanan Rekam Medis di Rumah Sakit
umum Imelda pekerja indonesia dimasa yang akan datang.
1.4.2 Bagi Penulis
Menambah wawasan, pengalaman tentang kebutuhan penyimpanan rak
4
di lapangan khususnya dalam letak keamanan penyimpanan rekam medis.
1.4.3 Bagi Akademik
Sebagai tambahan referensi tentang pengembangan Ilmu pengetahuan
pengaruh petugas rekam medis ergonomi terhadap aspek keamanan penyimpanan
5 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teori
2.1.1 Pengertian Rekam Medis
Menurut permenkes rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan
dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan
keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese
penentuan fisik labolatorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang
diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap,rawat jalan
maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
(No.269/MENKES/PER/III/2008).
Sedangkan menurut (Huffman, 1999) rekam medis adalah fakta yang
berkaitan dengan keadaan pasien, rawat penyakit dan pengobatan masa lalu serta
saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada
pasien tersebut.
Dengan melihat kedua pengertian diatas dapat dikatakan bahwa suatu berkas
rekam medis mempunyai arti yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan
biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi
menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menetukan tindakan
6
2.1.2 Tujuan Rekam Medis
Menurut Hatta R. Gamela (2009) Tujuan rekam medis dibagi menjadi
dalam dua kelompok besar yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder.
1. Tujuan Primer
Tujuan primer rekam medis ditunjukan kepada hal yang paling berhubungan
lansung dengan pelayanan pasien. Tujuan primer terbagi dalam beberapa
kepentingan yaitu:
a. Untuk kepentingan pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang
mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah
mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan disarana pelayanan
kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi biasanya.
b. Untuk kepentingan pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasikan
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan
tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.
c. Untuk kepentingan manejemen pelayanan, rekam medis yang lengkap
memuat segala aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan
sehingga digunakan dalam menganalisa berbagai penyakit, menyusun
pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang
diberikan.
d. Untuk kepentingan menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan
mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-
7
2. Tujuan sekunder
Tujuan sekunder rekam medis ditunjukan kepada hal yang berkaitan
dengan lingkungan seputar pelayanan pasien namun tidak berhubungan
langsung secara spesifik, yaitu untuk kepentingan edukasi, riset, peraturan
dan pembuatan kebijakan.
Tata kerja rekam medis bertujuan untuk terlaksananya pengaturan
kegiatan rekam medis dengan cepat dan benar. Untuk terlaksananya tujuan
tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depkes RI,1991) :
a. Setiap pasien yang datang berobat baik rawat jalan maupun rawat inap,
harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat.
b Pada tiap-tiap unit pelayanan harus tersedia buku register yang diisi
setiap saat kunjungan diterimanya seorang pasien.
c. Setiap petugas rumah sakit yang melayani/melakukan tindakan kepada
pasien diharuskan mencatat semua tindakan yang diberikan kepada
pasien ke dalam lembaran-lembaran rekam medis, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawabnya.
2.1.3 Kegunaan Rekam Medis
Kegunaan Rekam Medis, Rekam Medis mempunyai kegunaan yang
sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi
pelayanan saja. Dibawah ini beberapa kegunaan rekam medis menurut
8
a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan ahlinya yang ikut ambil
bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada
pasien.
b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada seorang pasien.
c. Sebagai bukti tertulis atas semua tindakan pelayanan, pertimbangan
penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dirawat di rumah
sakit.
d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi
terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.
e. Melindungi kepentingan hukum pada pasien, rumah sakit maupun dokter
dan tenaga kesehatan lainnya.
f. Sumber informasi dari pasien yang berobat ke rumah sakit untuk
keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien.
g. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian
dan pendidikan.
h. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis
pasien.
i. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai
bahan pertanggung jawaban dan laporan.
Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain
9
1. Aspek administrasi
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya
menyangkut tindakan berdasarkn wewenang dan tanggung jawab sebagai
tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuhan pelayanan kesehatan.
2. Aspek medis
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karaena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawat
yang harus diberikan kepada pasien.
3. Aspek hukum
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka
usaha menegakkan keadilan.
4. Aspek keuangan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung
data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.
5. Aspek penelitian
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya
menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.
6. Aspek pendidikan
Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya
menyangkut data atau informasi tentang perkembanagan kronologi dan
10
dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi
sipemakai.
7. Aspek dokumentasi
Suatu berkas rekam mempunyai nilai dokumentasi, kerena isinya menyangkut
sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan untuk
pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.
2.1.4 Fungsi Rekam Medis
Fungsi rekam medis adalah untuk menyimpan data dan imformasi
pelayanan pasien. Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangkan secara
efektif seperti dengan melaksanakan ataupun mengembangkan sejumlah sistem
kebijakan, dan proses pengumpulan termasuk dengan penyimpanan secara mudah
diakses disertai dengan keamanan yang baik (Hatta, 2009).
Selain itu ada beberapa fungsi yang lebih penting dari rekaman medik,
yaitu :
1. Dokumentasi
Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai dokumen yang
berkaitan dengan kesehatan pasien. Dokumentasi adalah sebuah cara yang
dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan
bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari
11
2. Alat bukti
rekam medis bisa menjadi alat bukti di pengadilan. Dari rekaman medis itu
akan terbuka, tindakan salah apa yang telah dilakukan dokter atau perawat
bersangkutan. Dokter tidak boleh menghapus tulisan apapun pada rekaman
medis. "Kalau ada kesalahan tulisan, dokter tidak boleh menghapus, tapi
hanya boleh mencoret sekali sehingga tulisan semula masih bisa dibaca,
serta diparaf," jelas dokter yang hobi memasak ini.
3. Identifikasi Jenazah
Fungsi yang tidak kalah penting dari rekam medis adalah untuk
identifikasi jenazah yang sulit dikenali. Dalam suatu kecelakaan hebat
misalnya, rekam medis sangat membantu dalam mengenali jenazah.
4. Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan
Dapat digunakan sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan baik dalam menentukan diagnosis,
memberikan pengobatan, tindakan medis dan pelayanan selanjutnya bagi
pasien. Rekam medis yang baik, benar, lengkap dan jelas dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien.
2.2 Sistem Penyimpanan Rekam Medis
Dokumen rekam medis termasuk arsip seperti pada ketentuan yang ditinjau
dalam UU No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan, maka
dokumen rekam medis harus dikelola dan dilindungi sehingga aman dan terjaga
kerahasiaannya. Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting
12
terkandung di dalamnya. Untuk menjaga kerahasiaan di tempat penyimpanan
hanya petugas yang berkepentingan yang boleh di dalam ruangan tersebut.
Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu
mengetahui bentuk penyusuran penyimpanan yang ada dalam pengelolahan rekam
medis. Ada dua cara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam
medis, yaitu (Dirjen Yankes, 1993).
2.2.1 Sentralisasi
Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam
satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama
seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada
kekurangan (Dirjen Yankes, 1993).
1. Kebaikannya:
a. Mengurangi terjadinya penggunaan dalam pemeliharan dan penyimpanan
rekam medis.
b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan.
c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah
distandarisasikan.
d. Memungkikan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan. Mudah
menerapkan sistem unit record.
2. Kekurangan:
a. Petugas menjadi baik sibuk, karena harus menangani Unit Rawat Jalan dan
Unit Rawat Inap.
13
2.2.2 Desentralisasi
Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik
disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita dirawat
disimpan dibagian pencatatan rekam medis (Dirjen Yankes, 1993).
1. Kebaikannya:
a. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapatkan pelayanan lebih cepat.
b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.
2. Kekurangan:
a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis.
b. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruang lebih banyak.
Secara teori sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara sistem desentralisasi,
tetapi pada pelaksananya sangat tergantung pada situasi dan kondisi
masing-masing rumah sakit.
2.3 Aspek Penyimpanan Rekam Medis
Aspek penyimpanan rekam medis harus tampak bersih, rapi dan teratur.
Faktor ini akan mempengaruhi efesiensi kerja staf kearsipan dan akan
menimbulkan respon bagi para pengguna. Kantor tidak teratur tampak ceroboh
akan menberikan kesan bahwa sistem penyimpanan ceroboh.
Standar keamanan penyimapanan, semua folder dan kertas-kertas termasuk
rekam medis harus ditempatkan pada tempat yang dekat dengan pekerjaan
sehari-hari khususnya mengenai rekam medis yang masih berguna untuk keperluan
pekerjaan maupun yang tidak berguna lagi disimpan secara khusus. Terutama bagi
14
penyalagunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Rekam medis
yang tidak berguna lagi segera dimusnahkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku
2.3.1 Penyimpanan Arsip
Penyimpanan harusnya dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem
tertentu yang memungkinkan :
a. Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu
diperlukan
b. Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan
mudah
c. Pengembalian arsip ketempat penyimpanan data dilakukan dengan mudah
2.3.2 Aspek Ergonomi
Aspek ergonomi adalah suatu bidang studi yang menangani perancangan
kegiatan dan tugas yang cocok dengan kapabilitas manusia dan limitnya faktor
kenyamanan kerja seperti kenyamanan dari segi anatomi, psiologi, manajemen,
tata letak ruang dan peralatan yang mudah dijangkau bagi manusia dalam
melaksanakan aktivitasnya.
Aspek ergonomi merupakan bagian yang penting di dalam interaksi manusia
dan komputer, sehingga dalam menggunakan komputer lebih nyaman, lebih sehat,
15
Aspek Ergonomi terdiri dari 5 bagian yaitu:
1. Manusia
2. Perilaku
3. Budaya
4. Sistem Kerja
5. Kedisplinan dan tanggung jawab
2.3.3 Tujuan Ergonomi
Adapun tujuan dari ergonomi adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan
cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan
mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.
2. Meningkatkan kesejahteraan social melalui peningkatkan kualitas kontak
sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan
sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak
produktif
3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis dan
antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta
kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.
2.3.4 Prinsip-prinsip Ergonomi
1. Prinsip Fiskal :
a. Jadikanlah segala sesuatu mudah dijangkau
b. Bekerja dengan tinggi yang sesuai
16
d. Mengurangi penguluaran tenaga yang berlebihan
e. Meminimalkan kelitihan atau kepenatan
f. Mengurangi pengulangan yang berlebihan
g. Memberikan jarak ruang dan akses
h. Meminimalkan kontak atau hubungan stress
i. Memberikan mobilisasi dan merubah posisi
j. Menciptakan lingkungan menyenangkan
k. Pencahayaan dan temperatur yang tepat serta mengecilkan getaran
2. Prinsip Kognitif :
a. Adanya standardisasi
b. Membuat stereotipe
c. Menghubungkan aksi dengan persepsi
d. Mempermudah pemaparan suatu informasi
e. Menyajikan informasi pada level yang tepat secara detail
f. Memberikan image atau gambaran yang jelas
g. Membuat redundansi, misalnya yang bervariasi sesuai dengan keadaan
h. Membuat pola atau patterns
i. Memberikan stimulant yang bervariasi sesuai dengan keadaan
j. Memberikan umpan balik secara cepat/seketika
2.3.5 Hubungan Ergonomi Dengan Rekam Medis
Dalam pengolaan rekam medis perlu memperhatikan ergonomi karena untuk
mempermudah tata kerja dalam mencapai efesiensi dan efektikitas kerja.
17
kerja seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan
peralatan dan tata letak tidak yang dirancang secara ergonomi akan lebih nyaman
untuk melakukan suatu pekerjaan serta dapat meningkatkan produktifitas kerja.
Ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja yang berperan untuk
memaksimalkan keamanan, kenyamanan dan efesiensi kerja.
2.3.6 Fisik-fisik Ergonomi
Ergonomi berasal dari yunani ergon( kerja)dan nomos (aturan), secara
keseluruhan ergonomi berarti beraturan yang berkaitan dengan kerja. Ergonomi
adalah “ Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengomptimalkan
sistem manusia pekerjaannya, sehingga tercapai alat cara dan lingkungan kerja
yang sehat aman, dan efisien ( manuaba, A. 1981).
1. Pencahayaan
Tujuan perancangan Standar :
a. Menghindari user dari cahaya terang yang datang langsung dari pantulan
cahaya terang tersebut.
b. Memperoleh keseimbangan antara kecerahan layar tampilan dengan
kecerahan pencahayaan yang ada di depan user.
c. Menghindari cahaya langsung atau pantulan yang langsung mengenai layar
tampilan.
d. Memberikan keyakinan bahwa ada pencahayaan yang cukup untuk
18
2. Sumber Cahaya
Sumber cahaya dapat dibagi menjadi Standar Ergonomi yaitu :
a. Cahaya langsung yaitu cahaya yang berasal dari matahari dan lampu yang
langsung menerobos ke ruang pekerjaan melalui jendela.
b. Cahaya tidak langsung yaitu cahaya yang dipantulkan oleh tembok atau
partisi platfon lantai, bahan yang disekitar monitor, permukaan meja dan
pakaian yang digunakan oleh operator. Panas yang berlebihan dari suhu
komputer, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan tata ruang yang
dapat meredam dan menstabilkan cahaya dan suhu ruangan yang nyaman
untuk menjaga keawetan peralatan.
3. Pengendalian cahaya dapat dilakukan dengan cara :
a. Memasang penutup jendela
b. Meletakkan lampau penerangan ruang sedemikian rupa sehingga tidak
menyilaukan mata
c. Meletakkan monitor ditempat yang cukup penerangannya dan tidak
menyilaukan mata penguna
d. Gunakan sumber cahaya yang tidak menyilaukan mata tetapi juga tidak
terlalu redup sehingga aktivitas membaca tetap dapat dilakukan dengan baik
walau tidak sedang didepan layar monitor
4. Gangguan Suara
Gangguan suara adalah suara yang dapat mengganggu konsentrasi user atau
pengguna dalam melaksanakan aktivitasnya. Gangguan suara tersebut dapat
19
lainnya. Cara mengatasinya adalah dengan menutup telinga dengan rapat,
memasang peredam suara, atau kita melakukan pekerjaan tersebut di tempat yang
lebih kondusif.
5. Ergonomi
a. Kenyamanan dalam mejalankan aktivitas
b. Keseimbangan dari semua aspek
c. Aspek menggambarkan suasana kerja yang familiar
d. Lingkungan yang meningkatkan hasil kerja
e. Keserasian dari tata letak pencahaan, perilaku, sistem yang familiar dapat
meningkatkan pengembanagan organisasi
6. Suhu dan Kualitas Udara
Komputer yang dihidupkan dalam jangka waktu yang lama akan menghasilkan
panas sehingga akan mempengaruhi suhu ruanagan dimana komputer tersebut
digunakan. Bertambah panasnya suhu udara adalah hal yang penting untuk
diperhatikan, karena perubahan suhu udara yang sedikit saja akan
mempengaruhi kinerjaoperator dan komputer. Perasahan bentuk dalam suhu
udara yang panas menjadi salah satu persoalan umum, selain semakin
berkurangnya konsentrasi kerja. Cara mengatasinya adalah diperlukan
peralatan lain untuk menetralisir suhu yang tinggi tersebut, diantaranya adalah
20
7. Luas
Luas tempat pekerjaan sangat berpengaruh terhadap aspek keamanan dan
kenyamanan kerja ketika menggunakan stasiun keja dapat dipengaruhi oleh
kondisi umum kesehatan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kondisi
kesehatan yang bervariasi secara signifikan dapat mempertinggi resiko ketidak
nyamanan, kelelahan otot dan persendian, bahwa cedera, serta ssejumlah resiko
kesehatan yang lain. Kehamilan, menopause dan kondisi lain yang
mempengaruhi tingkat hormon umur yang semakin bertambah kondisi fisik
yang tidak bagus.
8. Kebiasaan Dalam Bekerja
Selain kondisi kesehatan yang prima, penempatan, peralatan kantor dan
penempatan sumber cahaya, kebiasaan bekerja pun dapat mempengaruhi
kinerja user selama user bekerja menggunakan layar tampilan. Agar user selalu
merasa nyaman dalam bekerja, biasakan untuk selalu bekerja dalam keadaan
sesantai mungkin dan dalam posisi yang benar. Hindarkan posisi yang dapat
mengakibatkan ketidak nyamanan, bahwa cedera, otot mengubah posisi duduk
anda untuk mencegah kelelahan otot. Berdiri dan mengambil beberapa menit
untuk mengendorkan ketegangan otot dan lakukan olahraga ringan beberapa
kali sehari. Mengusahakan untuk tidak mengetik dalam jangka waktu yang
lama yang memberikan tekanan fisik yang berat. Mengambil istirahat sejenak
secara periodis. Anda akan mendapat pengalaman bahwa istirahat dalam waktu
singkat dan sering jauh lebih bermanfaat dibanding dengan istirahat yang lama
21
user lakukan. Bagilah waktu anda untuk bekerja secara bergantian sehingga
user tidak duduk dalam selang waktu yang lama atau melakukan satu aktifitas
yang sama terus menerus hal ini selain untuk menghindari kelelahan juga untuk
mencegah dari kejenuhan.
2.4. Pengertian Kerja Rekam Medis Yang Ergonomis
Suatu ruangan atau lapangan baik terbuka maupun tertutup, bergerak
maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja pada bagian unit
rekam medis. Ruang kerja ergonomis merupakan ruangan yang tata letak
penyimpanan ataupun pengolahan berkas telah diatur sebaik mungkindan sesuai
dengan standar ruangan yang memadai.
Dalam pengolahan rekam medis perlu memperhatikan ergonomis karena
untuk mempermudah tata kerja dalam mencapai efisiensi dan afektivitas kerja.
Ergonomi juga berpengaruh terhadap kesalahan kerja yaitu sikap dan cara kerja
seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan peralatan
dan tata letak yang dirancang secara ergonomi akan lebih nyaman untuk
melakukan suatu pekerjaan serta dapat meningkatkan produktivitas kerja.
Ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja yang berperan untuk
memaksimalkan keamanan, kenyamanan, dan efisinsi kerja.
2.5 Kerangka Konsep
Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang ditetapkan serta didukung
22
dalam mencapai tujuan harus jelas untuk mendapatkan atau memberikan
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
Variabel Dependent Variabel Independen
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Keterangan:
: Keseluruhan dari bagian yang akan diteliti
: Pengaruh
Dalam uraian kajian teori kedua variabel penelitian yakni pengaruh ergonomi
terhadap petugas rekam medis dapat di asumsikan bahwa adanya pengaruh aspek
ergonomi terhadap ruang penyimpanan rekam medis rawat inap.
Aspek ergonomi : a. Jenis Kelamin b. Umur c. pendidikan Ergonomi Ruang Penyimpanan Rekam
23 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang
dilakukan terhadap sekumpul objek yang biasanya bertujuan untuk melihat
gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi
tertentu. pada umumnya survei deskriptif digunakan untuk membuat penilaian
terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang,
kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program
tersebut. Survei deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang
digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang
terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang ditinggal dalam
komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2012).
3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Juni-Juli 2016
3.2.2 Tempat Penelitian
Tempat yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian adalah di RSU
24
3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin
meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya
merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2010). Populasi dalam
penelitian ini adalah petugas rekam medis 23 orang.
3.3.2 Teknik Sampling
Metode sampling yang digunakan untuk subjek penelitian yang berjumlah
23 orang petugas rekam medis adalah total sampling, teknik total sampling
merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu
yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan sifat atau ciri-ciri populasi yang
telah diketahui sebelumnya.
3.3.3 Sampel
Menurut Agus Riyanto (2013) Sempel adalah sebagian dari populasi yang
diharapkan dapat mewakili atau representitif populasi.
Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 23 orang dari jumlah
populasi petugas rekam medis di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan
Tahun 2016.
3.4 Variabel Dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
25
tertentu. Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh peneliti sebagai
berikut:
1. Jenis Kelamin
2. Umur
3. Pendidikan
3.4.2 Defenisi Operasional
Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang
akan diteliti/diamati, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberibatasan atau
defenisi operasional (Notoatmodjo, b2010). Adapun defenisi operasional pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Umur
Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu
benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati, semisal Umur
manusia dikatakan 15 Tahun di ukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu
dihitung.
2. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses perubahan prilaku yang dinamis dimna
perubahan tersebut bukan sekedar proses tranfer materi / teori dari seseorang
ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan tersebut
terjadi karena adanya kesadaran dari dakam diri individu, kelompok, atau
26
3.5 Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen penelitian
Intrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner
adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda
tertentu (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini kuesioner yang disusun
merupakan kuesioner tertutup yang diberikan kepada petugas. Untuk menjaring
opini apa pendapat petugas, maka disediakan alternatif jawaban, yakni :
1) Setuju
2) Tidak setuju
3.5.2 Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode angket. Angket
dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa
formulir-formulir, di ajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek yntuk mendapatkan
tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012). Pada
penelitian ini teknik yang dipakai berbentuk angket tertutup. Penelitian ini
menggunakan jenis data sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui observasi
langsung dilapangan.
2. Data sekunder, data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dokumen
rekam medis, yang berkaitan dengan strategi peningkatan kompetensi petugas
27
3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Sebelum proses pengumpulan data dilakukan, tahap awal dalam
pengumpulan data adalah melakukan persiapan untuk kelancaran pelaksaan
penelitian berupan surat izin penelitian dan surat balasan dari tempat penelitian
dilaksanakan. Sebelum meminta keadilan respoden, peneliti terlebih dahulu
menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan berdampak negative
kepada fisik maupun mental dan kerahasian responden sangat di jaga. Data yang
akan dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Collecting
Mengumpulkan kuisoner yang sudah di sebarkan apakah sudah terisi dengan
baik dan benar.
2. Editing
Memeriksa kuisoner yang telah masuk apakah sudah terisi dengan baik dan
benar.
3. Klasifikasi
Penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan mrnurut kaidah standar
yang ditetapkan.
4. Penyajian data
Salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang
28
3.6.2 Teknik Analisa Data
Data akan di analisis dengan menggunakan statistik diskriptif yakni teknik
analisa data yang mengambarkan situasi objek penelitian apa adanya sesuai
dengan data yang terkumpul. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan
bantuan menggunakan program Special Product For Science Salution Statistics
(SPSS Statistics 17.0)
Penentuan Penelitian pengaruh ergonomi tentang sub variabel dan variabel
dengan cara mengkonversi nilai sub variabel kedalam kategori kualitatif, sebagai
berikut :
Ergonomis : 16-20
29 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan
Awal mula terbentuknya Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia adalah
sebuah klinik kecil yang bernama Klinik bersalin Imelda, berdiri pada tahun 1979
di jalan Bilal No.103, Medan. Klinik bersalin ini sedemikian majunya, sehingga
oleh pendirinya dr Rosa Dalima bersama suaminya dr H.R.I Ritonga, Msc., klinik
bersalin ini dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit umum yang bernama
Rumah Sakit Umum Imelda, berdiri pada tahun 1986. Perlu pula dijelaskan pada
sejarah ini bahwa nama IMELDA adalah nama anak kedua dari pasangan pendiri
rumah sakit ini. Pada tahun 2004 Rumah Sakit Imelda mendapat kesempatan dari
Departemen Tenaga Kerja untuk menjadi rumah sakit pekerja sehingga Rumah
Sakit Imelda iniberubah namanya menjadi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan.
Tahun demi tahun berbagai perkembangan terjadi di rumah sakit ini mulai dari
kapasitas tempat tidur sampai kepada peralatan-peralatan kedokteran dan lainnya
yang diperlukan untuk mendukung pemberian pelayanan prima yang sesuai
dengan motto rumah sakit ini. Perkembangan di RSU Imelda Pekerja Indonesia
Medan juga terkait dengan peningkatan jumlah pasien yang meminta pelayanan di
30
4.1.2 Visi dan Misi
Visi, misi dan motto Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia adalah:
1. Visi Rumah Sakit Imelda
Rumah Sakit umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit rujukan
dan pendidikan, dengan standar Join Comitte Internasional (JCI) Tahun 2020.
2. Misi Rumah Sakit Imelda
1. Memberikan pelayanan kesehatan mengenai pada standar medik yang
dikeluarkan oleh persatuan profesi masing-masing keahlian di Indonesia
yang terus menerus disempurnakan oleh rumah sakit sesuai kondisi dan
berorientasi kepada pelayanan tertentu.
2. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan kebutuhan pasien dan
keluarga.
3. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan
pasien.
4. Mengembangkan budaya komunikasi, informasi, dan edukasi serta
melibatkan pasien dan keluarga dalam pelayanan.
5. Mengembangkan budaya akademik yang mengutamakan peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit.
31
4.1.3 Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
1. Falsafah
Mengutamakan keputusan pasien pelanggan secara utuh.
2. Motto
Memberi pelayanan prima
4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan
Organisasi merupakan sekelompok atau sekumpulan orang yang mau
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya
dalam organisasiitu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran
secara skematis tentang hubungan atau kerjasama dan melaksanakan kerja antara
orang-orang yang ada dalam organisasi stuktur.
Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kepastian dapat di
distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan
efektif.
Ada 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu :
1. Stuktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta
tannggung jawab kepada individu maupun bagian-bagia suatu Organisasi.
2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubugan pelaporan yang
di tetapkan secara resmi dalam suatu organisasi.
Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi
32
4.2 Hasil Penelitian
Dari Penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Pengaruh Ergonomi
Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam
Medis rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”. Data
diperoleh dari 23 responden dari data primer dapat dari pembagian Kuesioner,
maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut :
4.2.1 Hasil Uji Karakteristik Responden
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki Perempuan 9 14 39.1 % 60.9 % Total 23 100 %
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden
perempuan 14 orang (60.9 %), dan minoritas jenis kelamin laki-laki 9 orang (39.1
%).
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Umur.
Umur Frekuensi Persentase (%)
17-24 Tahun 25-32 Tahun >33 Tahun 13 8 2 56.5 % 34.8 % 8.7 % Total 23 100 %
33
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden berumur 17-24
tahun sebanyak 13 orang (56.5 %), yang berumur 25-32 tahun sebanyak 8 orang
(34.8 %), dan yang >33 tahun sebanyak 2 orang (8.7 %).
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Pendidikan.
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SMA D3 Sarjana 11 7 5 48 % 30 % 22 % Total 23 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden lama kerja 1-5
tahun sebanyak 2 orang (16.7 %), responden lama kerja 6-10 tahun sebanyak 4
orang (33.3 %) dan responden lama kerja >10 tahun sebanyak 6 orang (50 %).
4.3.2 Tabulasi Silang Pengaruh Ergonomi
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan.
Kategori Interval Frekuensi Persentase
Ergonomis Tidak Ergonomis 16-20 10-15 14 9 60.9 % 39.1 % Total 23 100 %
Distribusi frekuensi jawaban yang diberikan 23 responden terhadap
pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek ergonomis ruang
penyimpanan berkas rekam medis rawat inap di RSU. Imelda Medan
menunjukkan bahwa responden yang ergonomis 14 orang (60.9 %), dan tidak
34
Tabel 4.5 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Jenis Kelamin.
Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Jenis Kelamin Ergonomis
F % Tidak Ergonomis F % Total F % Laki-laki Perempuan 7 7 30.5 % 30.5 % 2 7 9 % 30 % 9 14 39 % 61 % Total 14 61 % 9 39 % 23 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden, petugas
yang ergonomis laki-laki 7 orang (30.5 %) dan perempuan 7 orang (30.5 %), dan
yang tidak ergonomis laki-laki 2 orang (0.09 %) dan perempuan 7 orang (30 %).
Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Umur.
Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Umur Ergonomis F % Tidak Ergonomis F % Total F % 17-24 Tahun 25-32 Tahun >33 Tahun 4 8 2 17.4 % 34.8 % 8.7 % 9 0 0 39.1 % 0 % 0 % 13 8 2 56.5 % 34.8 % 8.7 % Total 14 60.9 % 9 39.1 % 23 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden, yang
ergonomis umur 17-24 Tahun sebanyak 4 orang (17.4 %), 25-32 Tahun sebanyak
8 orang (34.8 %), >33 Tahun sebanyak 2 orang (8.7 %), dan petugas yang tidak
35
Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Pendidikan.
Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Pendidikan Ergonomis F % Tidak Ergonomis F % Total F % SMA Diploma Sarjana 2 7 5 9 % 30 % 22 % 9 0 0 39 % 0 % 0 % 11 7 5 48 % 30 % 22 % Total 14 61% 9 39 % 23 100 %
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden yang
tamatan SMA 2 orang (9 %) ergonomis, dan 9 orang tidak ergonomis (39 %), dan
tamatan diploma 7 orang ergonomis (30 %), dan sarjana 5 orang ergonomis (22
%).
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden tentang pengaruh ergonomi
terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamana penyimpanan rekam medis
rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 dilihat dari jenis
Kelamin diketahui bahwa petugas yang ergonomis laki-laki 7 orang (30.4 %) dan
perempuan 7 orang (30.4 %), dan yang tidak ergonomis laki-laki 2 orang (8.7 %)
dan perempuan 7 orang (30.4 %). Berdasarkan umur 17-24 Tahun sebanyak 4
orang (17.4 %), 25-32 Tahun sebanyak 8 orang (34.8 %), >33 Tahun sebanyak 2
orang (8.7 %), dan petugas yang tidak ergonomis sebanyak 9 orang (39.1 %)
berumur 17-24 tahun. Dan berdasarkan pendidikan yang tamatan SMA 2 orang
(8.7 %) ergonomis, dan 9 orang tidak ergonomis (39.1 %), dan tamatan diploma 7
36
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “ Pengaruh
Petugas Rekam Medis Ergonomi Terhadap Aspek Keamanan Penyimpanan
Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ”
yang telah disajikan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa:
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam
medis tentang aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap dapat
dikatakan ergonomis sebanyak 14 orang (61%), dan yang tidak ergonomis
sebanyak 9 orang (39%).
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas disaranakan kepada beberapa pihak yaitu:
1. Institusi Pendidikan Rekam Medis
Diharapakan bagi pendidikan dapat meningkatkan aspek keamanan
penyimpanan rekam medis yang lebih baik agar mencapai 100%.
2. Petugas Rekam Medis
Diharapkan petugas lebih meningkatkan kinerjanya agar tercapainya
37
3. Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian lanjutan tentang
pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamanan
penyimpanan rekam medis rawat inap sehingga dapat melengkapi hasil
penelitian yang dilakukan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Revisi Ke_4. Jakarta : Rineka Cipta
Depkes RI ( Ditjen Yanmed ). 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah
sakit Indonesia. Revisi I. Jakarta
Dirjen Yankes. 1993. Rekam Medis. Bandung. Kencana
Hatta R. Gamela. 2009. Manajemen Informasi kesehatan. Jakarta: Salemaba Medika
http://www.apikes.com./files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf
Huffman. 1999. Peranan Rekam Medis. Jakarta: Graha Ilmu
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008) peraturan nomor: 269 /MENKES/PER/III/2008, tentang rekam medis. Jakarta: departemen kesehatan RI.
Notoatmojo. 2012. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka CIPTA. `
Permenkes No. 340/MANKES/PER/III/2010. Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis
INFORMED CONSENT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Alamat :
Menyatakan kesediaan menjadi responden pada penelitian yang akan
dilaksanakan oleh :
Nama Peneliti : Nurhayati Siagian
Judul Peneliti : Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis
Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis
Rawat Inap Di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan
Tahun 2016
Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap
fisik dan mental saya dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti.
Oleh karena itu saya tidak akan menuntut peneliti dan hasil penelitiannya
dikemudian hari.
Medan, Juli 2016
Responden
LEMBAR KUESIONER
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS
RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016
1. Pentujuk Pengisian
1. Responden diharapkan bersedia memberikan jawaban dengan memberikan tanda ceklis (√) pada tempat yang disediakan.
2. Isi identitas responden dengan lengkap.S
3. Semua pertanyaan di isi dengan satu jawaban “Ya” atau “Tidak”
4. Semua pertanyaan harus dijawab.
5. Bila ada pertanyaan – pertanyaan yang kurang dimengerti dapat
ditanyakan pada penelitian.
II Data Demografi
Nama Responden :
Tanggal pengambilan data :
Jenis kelamin : laki –laki Perempuan
Pendidikan terakhir : SMA D- III (Diploma)
Umur : 17-24 Tahun 25-32 Tahun
Keterangan : 1. Sangat Setuju
2. Tidak Setuju
No Pertanyaan- pertanyaan SS TS
1. Apakah penyimpanan rekam medis sudah tampak bersih, rapi dan teratur
2. Apakah diruang penyimpanan rekam medis sudah memenuhi dengan baik
3. Petugas rekam medis bekerja sesuai dengan peraturan yang diterapkan dalam keamanan penyimpanan rekam medis
4. Apakah kurang nya tenaga petugas rekam medis dapat menyebabkan penyediaan pelayanan tidak maksimal
5 Apakah aspek ergonomi merupakan bagian yang penting didalam interasi manusia dalam bekerja
6 Perekam medis dalam memberikan pelayanan
memperhatikan aspek keselamatan kerja
7 Kelengkapan fasilitas rekam medis yg memadai dapat membantu penyelenggaran keamanan kerja
8 Pendidikan, pengalaman kerja dan umur
mempengaruhi tentang aspek penyimpanan rekam medis
9 Kesigapan petugas rekam medis dalam memberikan keselamatan dan kesehatan kerja
10 Petugas rekam medis harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab
A. Distribusi Frekuensi
jeniskelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Laki-laki 9 39.1 39.1 39.1 Perempuan 14 60.9 60.9 100.0 Total 23 100.0 100.0 Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid 17-24 13 56.5 56.5 56.5 25-32 8 34.8 34.8 91.3 >33 Tahun 2 8.7 8.7 100.0 Total 23 100.0 100.0 pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid SMA 11 47.8 47.8 47.8 Diploma 7 30.4 30.4 78.3 Sarjana 5 21.7 21.7 100.0 Total 23 100.0 100.0
B. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis.
Jenis kelamin * pengaruh ergonomi Crosstabulation
Pengaruh ergonomi
Total Tidak Ergonomis Ergonomis
Jenis kelamin Laki-laki Count 2 7 9
% of Total 8.7% 30.4% 39.1%
Perempuan Count 7 7 14
% of Total 30.4% 30.4% 60.9%
Total Count 9 14 23
% of Total 39.1% 60.9% 100.0%
Umur * pengaruh ergonomi Crosstabulation
Pengaruh ergonomi
Total Tidak Ergonomis Ergonomis
Umur 17-24 Count 9 4 13 % of Total 39.1% 17.4% 56.5% 25-32 Count 0 8 8 % of Total .0% 34.8% 34.8% >33 Tahun Count 0 2 2 % of Total .0% 8.7% 8.7% Total Count 9 14 23 % of Total 39.1% 60.9% 100.0%
pendidikan * pengaruh ergonomi Crosstabulation
Pengaruh ergonomi
Total Tidak Ergonomis Ergonomis
pendidikan SMA Count 9 2 11
% of Total 39.1% 8.7% 47.8% Diploma Count 0 7 7 % of Total .0% 30.4% 30.4% Sarjana Count 0 5 5 % of Total .0% 21.7% 21.7% Total Count 9 14 23 % of Total 39.1% 60.9% 100.0%
MASTER TABEL
PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016.
No JK Umur Pendidikan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 6 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 7 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 15 8 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 9 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 18 10 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 15 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 13 12 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 15 13 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 14 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 15 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 16 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 17 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 15 18 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 19 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18
Keterangan :
Jenis Kelamin : 1 = Laki-laki Umur : 1 = 17-24 Tahun Pendidikan : 1 = SMA Alternatif Jawaban : 1 = Tidak
2 = Perempuan 2 = 25-32 Tahun 2 = Diploma 2 = Ya
3 = >33 Tahun 3 = Sarjana
21 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
22 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 18