• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN"

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS

RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH:

NURHAYATI SIAGIAN 1313466030

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

(2)

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS

RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

HASIL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya

OLEH:

NURHAYATI SIAGIAN 1313466030

AKADEMI PEREKAM MEDIK DAN INFORMASI KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS

RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

OLEH :

NURHAYATI SIAGIAN 1313466030

Penelitian Ini telah Disetujui oleh Oleh Pembimbing sebagai Pesyaratan Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya di Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan Imelda Medan

Disetujui :

Dosen Pembimbing

(Zulhamdani Napitupulu, M.Kom)

Disahkan :

Direktur Akademi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan Imelda

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM

MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESI MEDAN TAHUN 2016

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali ada beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Agustus 2016

NURHAYATI SIAGIAN NIM : 1313466030

(5)

LEMBAR PENGUJIAN

Pelitian dengan judul :

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM

MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESI MEDAN TAHUN 2016

OLEH :

NURHAYATI SIAGIAN NIM : 1313466030

Telah diuji dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Pada tanggal 05 Agustus tahun 2016

Penguji I : Zuhamdani Napitupulu, M.Kom ( )

Pengguji II : Dra. Rani Robetty, M.Kom ( )

Pengguji III : Zulham Andi Ritonga, SKM ( )

Disahkan Oleh :

Direktur Akademi Perekam Medik dan Informasi Kesehatan (APIKES) Imelda Medan

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

Nama : Nurhayati Siagian

Tempat/Tanggal Lahir : Belawan, 26 November 1995

Agama : kristen protestan

Anak ke : 3 (Tiga) dari 5 (Lima) Bersaudara

Alamat : Jl. Kelapa Blok 21 Lk XV Sicanang

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Robin Siagian

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Nurhaida Hutagalung

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jl. Kelapa Blok 21 Lk XV Sicanang

III. RIWAYAT PENDIDIKAN

2001-2007 : Negeri 065007 Pulo Sicanang Belawan

2007-2010 : SMP Negeri 26 Medan

2010-2013 : SMA Negeri 20 Medan

(7)

AKADEMI PEREKAM MEDIS DAN INFORMATIKA KESEHATAN (APIKES) IMELDA MEDAN

Nama : Nurhayati Siagian NIM : 1313466030

Judul : Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016

ABSTRAK

Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting karena berhubungan dengan riwayat penyakit pasien dan kerahasiaan yang terkandung di dalamnya. Untuk menjaga kerahasiaan di tempat penyimpanan hanya petugas yang berkepentingan yang boleh di dalam ruangan tersebut. Tujuan Penelitian ini untuk Mengidentifikasi dan mengetahui aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di Rumah Sakit. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu metode yang dilakukan tujuan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. Populasi penelitian ini adalah 23 orang petugas rekam medis, sampel penelitian 23 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu dengan cara teknik total sampling. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa 61% dapat dikatakan ergonomis sedangkan 39% tidak ergonomis. Sebagai saran agar dapat ditingkatkan ergonomis dalam aspek keamanan penyimpanan di rekam medis rawat inap.

Kata kunci : Ergonomi, Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap

(8)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas Rahmat dan Anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam

Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di Rsu Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”

Adapun tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Perekam Medik

di Akademi Perekam Medis Dan informatika Kesehatan Imelda.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis menyadari masih jauh

dari sempurna baik dilihat dari segi penulisan, isi dan pembahasan maupun

bahasa dan penyajiannya. Untuk itu, penulis bersedia menerima kritik dan saran

yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada

semua pihak yang telah terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung

memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Iimiah

ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan

terimakasih yang tulus dan ikhlas kepada

1. Bapak dr. H.R.I. Ritonga, M.Sc, selaku Ketua Yayasan Imelda Medan

2. Ibu dr. Imelda Liana Ritonga, S.Kep, M.Pd, MN salaku Koordinator

(9)

ii

3. Bapak dr. Suheri Parulian Gultom, M.Kes selaku Direktur Akademi Perekam

Medis Dan Informatika Kesehatan Imelda Medan

4. Ibu Esra selaku Pudir I Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan

Imelda Medan

5. Bapak Ali Sabela, S.Kep Ns selaku Pudir II dosen pembimbing

6. Ibu Dra. Rani Robetty, M.Kom selaku Pudir III Akademi Perakam Medis Dan

Informatika Kesehatan Imelda Medan

7. Bapak Zulhamdani Napitupulu M.Kom selaku Pembingbing Saya

8. Seluruh Staf Dosen Akademi Perekam Medis Dan Informatika Kesehatan

Imelda Medan

9. Bapak Direktur dan Seluruh staf pegawai RSU Imelda Pekerja Indonesia

Medan

10.Terima kasih kepada ayah saya tersayang dan ibu saya yang telah

membesarkan penulis sampai sekarang ini dan banyak memberikan dukungan

kepada penulis dari segi materi, motivasi, semangat, doa dan kasih sayang

dengan tulus yang tidak ternilai harganya dan menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah selama mengikuti perkuliahan di Akademi Perekam Medik Dan

Informasi Kesehatan Imelda Medan.

11.Kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang namanya tidak

(10)

iii

Akhir kata penulisan berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi penulis, tempat penelitian, instalasi pendidikan, pembaca dan

peneliti selanjutnya.

Medan, Agustus 2016

(11)

iv DAFTAR ISI Halaman LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PENGUJIAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I : PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan ... 3

1.4. Manfaat ... 3

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teori ... 5

2.1.1. Pengertian Rekam Medis ... 5

2.1.2. Tujuan Rekam Medis ... 6

2.1.3. Kegunaan Rekam Medis ... 7

2.1.4. Fungsi Rekam Medis ... 10

2.2. Sistem Penyimpanan Rekam Medis ... 11

2.2.1. Sentralisasi ... 12

2.2.2. Desentralisasi ... 13

2.3. Aspek Penyimpanan Rekam Medis ... 13

2.3.1. Penyimpanan Arsip ... 14

2.3.2. Aspek Ergonomi ... 14

2.3.3. Tujuan Ergonomi ... 15

2.3.4. Prinsip-prinsip Ergonomi ... 15

2.3.5. Hubungan Ergonomi Dengan Rekam Medis ... 16

2.3.6. Fisik-fisik Ergonomi ... 17

2.4 Pengertian Kerja Rekam Medis Yang Ergonomis ... 18

2.5 Kerangka Konsep ... 22

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 23

3.2. Waktu Dan Tempat Penelitian ... 23

3.2.1. Waktu Penelitian ... 23

3.2.2. Tempat Penelitian ... 23

3.3. Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 24

3.3.1. Populasi ... 24

3.3.2. Teknik Sampling ... 24

(12)

v

3.4. Variabel Dan Definisi Operasional ... 24

3.4.1. Variabel Penelitian ... 24

3.4.2. Defenisi Operasional ... 25

3.5. Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data ... 26

3.5.1. Instrumen penelitian ... 26

3.5.2. Cara Pengumpulan Data ... 26

3.6. Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data ... 27

3.6.1. Teknik Pengolahan Data ... 27

3.6.2. Teknik Analisa Data ... 28

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 29

4.1.1. Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan ... 29

4.1.2. Visi dan Misi ... 30

4.1.3. Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ... 31

4.1.4. Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan ... 31

4.2. Hasil Penelitian ... 32

4.3. Pembahasan ... 35

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 36

5.2. Saran ... 36

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(13)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Jenis Kelamin. ... 32

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Umur... 32

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Pendidikan ... 33

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan. ... 33

Tabel 4.5. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Jenis Kelamin... 34

Tabel 4.7. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Pendidikan. ... 35

(14)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konsep ……… 22

(15)

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Surat Izin Penelitian dari Akademi Perekam Medik dan

Informasi Kesehatan Imelda Medan

Lampiran II : Surat Balasan Izin Penelitian di RSU. IPI. Medan

Lampiran III : SK Dosen Pembimbing KTI

Lampiran IV : Kuesioner

Lampiran V : Master Tabel

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia UU NO 44 tentang RS

persyaratan kesehatan lingkungan Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan sarana

pelayanan kesehatan, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta

memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan.

Sedangkan pengertian Rumah Sakit menurut peraturan Menteri Kesehatan

Republik Indonesia adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. (No.340/MENKES/PER/III/2010).

Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang

identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah

diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan keterangan baik yang tertulis

maupun yang terekam tentang identitas, anamnese penentuan fisik laboratorium,

diagnose segala pelayanan dan tindakan medik yang diberikan kepada pasien da

pengobatan baik yang dirawat inap, rawat jalan maupun mendapatkan pelayanan

gawat darurat. ( No.269/MENKES/PER/III/2008 )

Rekam Medis bukan hanya pencatatan saja tetapi merupakan suatu sistem

penyelenggaraan rekam medis, artinya adalah suatu kegiatan yang memuat

(17)

2

titik terakhir data pasien diolah dan kemudian disimpan. Rekam medis merupakan

data pasien yang harus dilindungi.

Pada saat ini banyak rumah sakit di indonesia yang memiliki mutu pelayanan

yang baik dan didukung berbagai sarana dan prasarana yang canggih. Dengan

banyaknya rumah sakit maka diperlukan juga sistem majanemen di kelola dengan

baik maka rumah sakit akan maju dan berkembang, tetapi jika sistem manajemen

rumah sakit tidak baik maka tertib administrasinya juga tidak baik.

Hal ini juga bisa diamati dari ruang penyimpanan atau filing yang ada di

rumah sakit tersebut dan dapat dilihat dari rak penyimpanannya. Jika dalam ruang

penyimpanan dokumen rekam medis itu terlalu sempit dan penyediaan rak file

dokumen rekekam medis menjadi padat yang menyebabkan rekam medis dan

sampul pelindung menjadi rusak dan salain itu penyimpanan rekam medis terlihat

kurang rapi, dan bila ada retrieval/pengambilan kembali pelayanan agak lama

karena pada sampul pelindung rekam medis banyak nomor rekam medis yang

hilang (sobek) sehingga akan berdampak terhadap mutu pelayanan rekam medis

di rumah sakit. Selanjutnya dengan dasar tersebut sudah jelas bahwa rumah sakit

benar-benar memperhatikan sistem penyimpanan rekam medis guna

mempelancarkan proses pengambilan kembali rekam medis dan untuk

meningkatkan mutu pelayanan terhadap pasien.

Berdasarkan uraian di atas maka penulisan tertarik untuk melakukan

penelitian “ Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang

Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ”.

(18)

3

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan dalam penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai

berikut, Bagaimana pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang

aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap di rumah sakit Imelda

Pekerja Indonesia.

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui gambaran tentang sistem penyimpanan Rekam Medis di

Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia di pelayanan kesehatan

dalam peningkatan mutu pelayanan rekam medis yang efektif.

2. Mengidentifikasi dan mengetahui aspek keamanan penyimpanan rekam

medis rawat inap di Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia.

1.4 Manfaat

Manfaat karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut.

1.4.1 Bagi Rumah Sakit

Sebagai perencanaan dan pengambilan keputusan tentang masalah yang di

hadapi dalam ruang penyimpanan rekam medis, sehingga berguna untuk bahan

perbaikan dan pengembangan sistem penyimpanan Rekam Medis di Rumah Sakit

umum Imelda pekerja indonesia dimasa yang akan datang.

1.4.2 Bagi Penulis

Menambah wawasan, pengalaman tentang kebutuhan penyimpanan rak

(19)

4

di lapangan khususnya dalam letak keamanan penyimpanan rekam medis.

1.4.3 Bagi Akademik

Sebagai tambahan referensi tentang pengembangan Ilmu pengetahuan

pengaruh petugas rekam medis ergonomi terhadap aspek keamanan penyimpanan

(20)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teori

2.1.1 Pengertian Rekam Medis

Menurut permenkes rekam medis adalah berkas yang berisikan catatan dan

dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis merupakan

keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese

penentuan fisik labolatorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medik yang

diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap,rawat jalan

maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.

(No.269/MENKES/PER/III/2008).

Sedangkan menurut (Huffman, 1999) rekam medis adalah fakta yang

berkaitan dengan keadaan pasien, rawat penyakit dan pengobatan masa lalu serta

saat ini yang ditulis oleh profesi kesehatan yang memberikan pelayanan kepada

pasien tersebut.

Dengan melihat kedua pengertian diatas dapat dikatakan bahwa suatu berkas

rekam medis mempunyai arti yang lebih luas dari pada hanya sekedar catatan

biasa, karena didalam catatan tersebut sudah memuat segala informasi

menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar untuk menetukan tindakan

(21)

6

2.1.2 Tujuan Rekam Medis

Menurut Hatta R. Gamela (2009) Tujuan rekam medis dibagi menjadi

dalam dua kelompok besar yaitu tujuan primer dan tujuan sekunder.

1. Tujuan Primer

Tujuan primer rekam medis ditunjukan kepada hal yang paling berhubungan

lansung dengan pelayanan pasien. Tujuan primer terbagi dalam beberapa

kepentingan yaitu:

a. Untuk kepentingan pasien, rekam medis merupakan alat bukti utama yang

mampu membenarkan adanya pasien dengan identitas yang jelas dan telah

mendapatkan berbagai pemeriksaan dan pengobatan disarana pelayanan

kesehatan dengan segala hasil serta konsekuensi biasanya.

b. Untuk kepentingan pelayanan pasien, rekam medis mendokumentasikan

pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan, penunjang medis dan

tenaga lain yang bekerja dalam berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

c. Untuk kepentingan manejemen pelayanan, rekam medis yang lengkap

memuat segala aktivitas yang terjadi dalam manajemen pelayanan

sehingga digunakan dalam menganalisa berbagai penyakit, menyusun

pedoman praktik, serta untuk mengevaluasi mutu pelayanan yang

diberikan.

d. Untuk kepentingan menunjang pelayanan, rekam medis yang rinci akan

mampu menjelaskan aktivitas yang berkaitan dengan penanganan sumber-

(22)

7

2. Tujuan sekunder

Tujuan sekunder rekam medis ditunjukan kepada hal yang berkaitan

dengan lingkungan seputar pelayanan pasien namun tidak berhubungan

langsung secara spesifik, yaitu untuk kepentingan edukasi, riset, peraturan

dan pembuatan kebijakan.

Tata kerja rekam medis bertujuan untuk terlaksananya pengaturan

kegiatan rekam medis dengan cepat dan benar. Untuk terlaksananya tujuan

tersebut perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut (Depkes RI,1991) :

a. Setiap pasien yang datang berobat baik rawat jalan maupun rawat inap,

harus mempunyai rekam medis yang lengkap dan akurat.

b Pada tiap-tiap unit pelayanan harus tersedia buku register yang diisi

setiap saat kunjungan diterimanya seorang pasien.

c. Setiap petugas rumah sakit yang melayani/melakukan tindakan kepada

pasien diharuskan mencatat semua tindakan yang diberikan kepada

pasien ke dalam lembaran-lembaran rekam medis, sesuai dengan

wewenang dan tanggung jawabnya.

2.1.3 Kegunaan Rekam Medis

Kegunaan Rekam Medis, Rekam Medis mempunyai kegunaan yang

sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan pemberi

pelayanan saja. Dibawah ini beberapa kegunaan rekam medis menurut

(23)

8

a. Sebagai alat komunikasi antar dokter dengan ahlinya yang ikut ambil

bagian didalam memberikan pelayanan pengobatan, perawatan kepada

pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang

harus diberikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas semua tindakan pelayanan, pertimbangan

penyakit dan pengobatan selama pasien berkunjung dirawat di rumah

sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi

terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum pada pasien, rumah sakit maupun dokter

dan tenaga kesehatan lainnya.

f. Sumber informasi dari pasien yang berobat ke rumah sakit untuk

keperluan pengobatan dan pemeliharaan kesehatan pasien.

g. Menyediakan data-data khususnya yang sangat berguna untuk penelitian

dan pendidikan.

h. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis

pasien.

i. Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai

bahan pertanggung jawaban dan laporan.

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain

(24)

9

1. Aspek administrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya

menyangkut tindakan berdasarkn wewenang dan tanggung jawab sebagai

tenaga medis dan paramedis dalam mencapai tujuhan pelayanan kesehatan.

2. Aspek medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karaena catatan tersebut

dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawat

yang harus diberikan kepada pasien.

3. Aspek hukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut

masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka

usaha menegakkan keadilan.

4. Aspek keuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung

data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan.

5. Aspek penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6. Aspek pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya

menyangkut data atau informasi tentang perkembanagan kronologi dan

(25)

10

dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran dibidang profesi

sipemakai.

7. Aspek dokumentasi

Suatu berkas rekam mempunyai nilai dokumentasi, kerena isinya menyangkut

sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan untuk

pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit.

2.1.4 Fungsi Rekam Medis

Fungsi rekam medis adalah untuk menyimpan data dan imformasi

pelayanan pasien. Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangkan secara

efektif seperti dengan melaksanakan ataupun mengembangkan sejumlah sistem

kebijakan, dan proses pengumpulan termasuk dengan penyimpanan secara mudah

diakses disertai dengan keamanan yang baik (Hatta, 2009).

Selain itu ada beberapa fungsi yang lebih penting dari rekaman medik,

yaitu :

1. Dokumentasi

Rekam medis merupakan sarana untuk penyimpanan berbagai dokumen yang

berkaitan dengan kesehatan pasien. Dokumentasi adalah sebuah cara yang

dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan

bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari

(26)

11

2. Alat bukti

rekam medis bisa menjadi alat bukti di pengadilan. Dari rekaman medis itu

akan terbuka, tindakan salah apa yang telah dilakukan dokter atau perawat

bersangkutan. Dokter tidak boleh menghapus tulisan apapun pada rekaman

medis. "Kalau ada kesalahan tulisan, dokter tidak boleh menghapus, tapi

hanya boleh mencoret sekali sehingga tulisan semula masih bisa dibaca,

serta diparaf," jelas dokter yang hobi memasak ini.

3. Identifikasi Jenazah

Fungsi yang tidak kalah penting dari rekam medis adalah untuk

identifikasi jenazah yang sulit dikenali. Dalam suatu kecelakaan hebat

misalnya, rekam medis sangat membantu dalam mengenali jenazah.

4. Acuan dalam memberikan pelayanan kesehatan

Dapat digunakan sebagai acuan dokter dan tenaga kesehatan dalam

memberikan pelayanan kesehatan baik dalam menentukan diagnosis,

memberikan pengobatan, tindakan medis dan pelayanan selanjutnya bagi

pasien. Rekam medis yang baik, benar, lengkap dan jelas dapat

meningkatkan pelayanan kesehatan bagi pasien.

2.2 Sistem Penyimpanan Rekam Medis

Dokumen rekam medis termasuk arsip seperti pada ketentuan yang ditinjau

dalam UU No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan pokok kearsipan, maka

dokumen rekam medis harus dikelola dan dilindungi sehingga aman dan terjaga

kerahasiaannya. Penyimpanan dokumen rekam medis mempunyai arti penting

(27)

12

terkandung di dalamnya. Untuk menjaga kerahasiaan di tempat penyimpanan

hanya petugas yang berkepentingan yang boleh di dalam ruangan tersebut.

Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dipakai perlu terlebih dahulu

mengetahui bentuk penyusuran penyimpanan yang ada dalam pengelolahan rekam

medis. Ada dua cara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan rekam

medis, yaitu (Dirjen Yankes, 1993).

2.2.1 Sentralisasi

Sentralisasi ini diartikan penyimpanan rekam medis seorang pasien dalam

satu kesatuan baik catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama

seorang pasien dirawat. Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada

kekurangan (Dirjen Yankes, 1993).

1. Kebaikannya:

a. Mengurangi terjadinya penggunaan dalam pemeliharan dan penyimpanan

rekam medis.

b. Mengurangi jumlah biaya yang dipergunakan untuk peralatan dan ruangan.

c. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatan medis mudah

distandarisasikan.

d. Memungkikan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan. Mudah

menerapkan sistem unit record.

2. Kekurangan:

a. Petugas menjadi baik sibuk, karena harus menangani Unit Rawat Jalan dan

Unit Rawat Inap.

(28)

13

2.2.2 Desentralisasi

Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik

disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis penderita dirawat

disimpan dibagian pencatatan rekam medis (Dirjen Yankes, 1993).

1. Kebaikannya:

a. Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapatkan pelayanan lebih cepat.

b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

2. Kekurangan:

a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan rekam medis.

b. Biaya yang diperlukan untuk perawatan dan ruang lebih banyak.

Secara teori sistem sentralisasi lebih baik dari pada cara sistem desentralisasi,

tetapi pada pelaksananya sangat tergantung pada situasi dan kondisi

masing-masing rumah sakit.

2.3 Aspek Penyimpanan Rekam Medis

Aspek penyimpanan rekam medis harus tampak bersih, rapi dan teratur.

Faktor ini akan mempengaruhi efesiensi kerja staf kearsipan dan akan

menimbulkan respon bagi para pengguna. Kantor tidak teratur tampak ceroboh

akan menberikan kesan bahwa sistem penyimpanan ceroboh.

Standar keamanan penyimapanan, semua folder dan kertas-kertas termasuk

rekam medis harus ditempatkan pada tempat yang dekat dengan pekerjaan

sehari-hari khususnya mengenai rekam medis yang masih berguna untuk keperluan

pekerjaan maupun yang tidak berguna lagi disimpan secara khusus. Terutama bagi

(29)

14

penyalagunaan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Rekam medis

yang tidak berguna lagi segera dimusnahkan sesuai dengan ketentuan yang

berlaku

2.3.1 Penyimpanan Arsip

Penyimpanan harusnya dilakukan dengan mempergunakan suatu sistem

tertentu yang memungkinkan :

a. Penemuan kembali dengan mudah dan cepat apabila sewaktu-waktu

diperlukan

b. Mengambil arsip dari tempat penyimpanan dapat dilakukan dengan

mudah

c. Pengembalian arsip ketempat penyimpanan data dilakukan dengan mudah

2.3.2 Aspek Ergonomi

Aspek ergonomi adalah suatu bidang studi yang menangani perancangan

kegiatan dan tugas yang cocok dengan kapabilitas manusia dan limitnya faktor

kenyamanan kerja seperti kenyamanan dari segi anatomi, psiologi, manajemen,

tata letak ruang dan peralatan yang mudah dijangkau bagi manusia dalam

melaksanakan aktivitasnya.

Aspek ergonomi merupakan bagian yang penting di dalam interaksi manusia

dan komputer, sehingga dalam menggunakan komputer lebih nyaman, lebih sehat,

(30)

15

Aspek Ergonomi terdiri dari 5 bagian yaitu:

1. Manusia

2. Perilaku

3. Budaya

4. Sistem Kerja

5. Kedisplinan dan tanggung jawab

2.3.3 Tujuan Ergonomi

Adapun tujuan dari ergonomi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental melalui upaya pencegahan

cidera dan penyakit akibat kerja, menurunkan beban kerja fisik dan

mental, mengupayakan promosi dan kepuasan kerja.

2. Meningkatkan kesejahteraan social melalui peningkatkan kualitas kontak

sosial dan mengkoordinasi kerja secara tepat guna meningkatkan jaminan

sosial baik selama kurun waktu usia produktif maupun setelah tidak

produktif

3. Menciptakan keseimbangan rasional antara aspek teknis, ekonomis dan

antropologis dari setiap sistem kerja yang dilakukan sehingga tercipta

kualitas kerja dan kualitas hidup yang tinggi.

2.3.4 Prinsip-prinsip Ergonomi

1. Prinsip Fiskal :

a. Jadikanlah segala sesuatu mudah dijangkau

b. Bekerja dengan tinggi yang sesuai

(31)

16

d. Mengurangi penguluaran tenaga yang berlebihan

e. Meminimalkan kelitihan atau kepenatan

f. Mengurangi pengulangan yang berlebihan

g. Memberikan jarak ruang dan akses

h. Meminimalkan kontak atau hubungan stress

i. Memberikan mobilisasi dan merubah posisi

j. Menciptakan lingkungan menyenangkan

k. Pencahayaan dan temperatur yang tepat serta mengecilkan getaran

2. Prinsip Kognitif :

a. Adanya standardisasi

b. Membuat stereotipe

c. Menghubungkan aksi dengan persepsi

d. Mempermudah pemaparan suatu informasi

e. Menyajikan informasi pada level yang tepat secara detail

f. Memberikan image atau gambaran yang jelas

g. Membuat redundansi, misalnya yang bervariasi sesuai dengan keadaan

h. Membuat pola atau patterns

i. Memberikan stimulant yang bervariasi sesuai dengan keadaan

j. Memberikan umpan balik secara cepat/seketika

2.3.5 Hubungan Ergonomi Dengan Rekam Medis

Dalam pengolaan rekam medis perlu memperhatikan ergonomi karena untuk

mempermudah tata kerja dalam mencapai efesiensi dan efektikitas kerja.

(32)

17

kerja seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan

peralatan dan tata letak tidak yang dirancang secara ergonomi akan lebih nyaman

untuk melakukan suatu pekerjaan serta dapat meningkatkan produktifitas kerja.

Ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja yang berperan untuk

memaksimalkan keamanan, kenyamanan dan efesiensi kerja.

2.3.6 Fisik-fisik Ergonomi

Ergonomi berasal dari yunani ergon( kerja)dan nomos (aturan), secara

keseluruhan ergonomi berarti beraturan yang berkaitan dengan kerja. Ergonomi

adalah “ Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengomptimalkan

sistem manusia pekerjaannya, sehingga tercapai alat cara dan lingkungan kerja

yang sehat aman, dan efisien ( manuaba, A. 1981).

1. Pencahayaan

Tujuan perancangan Standar :

a. Menghindari user dari cahaya terang yang datang langsung dari pantulan

cahaya terang tersebut.

b. Memperoleh keseimbangan antara kecerahan layar tampilan dengan

kecerahan pencahayaan yang ada di depan user.

c. Menghindari cahaya langsung atau pantulan yang langsung mengenai layar

tampilan.

d. Memberikan keyakinan bahwa ada pencahayaan yang cukup untuk

(33)

18

2. Sumber Cahaya

Sumber cahaya dapat dibagi menjadi Standar Ergonomi yaitu :

a. Cahaya langsung yaitu cahaya yang berasal dari matahari dan lampu yang

langsung menerobos ke ruang pekerjaan melalui jendela.

b. Cahaya tidak langsung yaitu cahaya yang dipantulkan oleh tembok atau

partisi platfon lantai, bahan yang disekitar monitor, permukaan meja dan

pakaian yang digunakan oleh operator. Panas yang berlebihan dari suhu

komputer, untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan tata ruang yang

dapat meredam dan menstabilkan cahaya dan suhu ruangan yang nyaman

untuk menjaga keawetan peralatan.

3. Pengendalian cahaya dapat dilakukan dengan cara :

a. Memasang penutup jendela

b. Meletakkan lampau penerangan ruang sedemikian rupa sehingga tidak

menyilaukan mata

c. Meletakkan monitor ditempat yang cukup penerangannya dan tidak

menyilaukan mata penguna

d. Gunakan sumber cahaya yang tidak menyilaukan mata tetapi juga tidak

terlalu redup sehingga aktivitas membaca tetap dapat dilakukan dengan baik

walau tidak sedang didepan layar monitor

4. Gangguan Suara

Gangguan suara adalah suara yang dapat mengganggu konsentrasi user atau

pengguna dalam melaksanakan aktivitasnya. Gangguan suara tersebut dapat

(34)

19

lainnya. Cara mengatasinya adalah dengan menutup telinga dengan rapat,

memasang peredam suara, atau kita melakukan pekerjaan tersebut di tempat yang

lebih kondusif.

5. Ergonomi

a. Kenyamanan dalam mejalankan aktivitas

b. Keseimbangan dari semua aspek

c. Aspek menggambarkan suasana kerja yang familiar

d. Lingkungan yang meningkatkan hasil kerja

e. Keserasian dari tata letak pencahaan, perilaku, sistem yang familiar dapat

meningkatkan pengembanagan organisasi

6. Suhu dan Kualitas Udara

Komputer yang dihidupkan dalam jangka waktu yang lama akan menghasilkan

panas sehingga akan mempengaruhi suhu ruanagan dimana komputer tersebut

digunakan. Bertambah panasnya suhu udara adalah hal yang penting untuk

diperhatikan, karena perubahan suhu udara yang sedikit saja akan

mempengaruhi kinerjaoperator dan komputer. Perasahan bentuk dalam suhu

udara yang panas menjadi salah satu persoalan umum, selain semakin

berkurangnya konsentrasi kerja. Cara mengatasinya adalah diperlukan

peralatan lain untuk menetralisir suhu yang tinggi tersebut, diantaranya adalah

(35)

20

7. Luas

Luas tempat pekerjaan sangat berpengaruh terhadap aspek keamanan dan

kenyamanan kerja ketika menggunakan stasiun keja dapat dipengaruhi oleh

kondisi umum kesehatan. Sejumlah penelitian menunjukkan bahwa kondisi

kesehatan yang bervariasi secara signifikan dapat mempertinggi resiko ketidak

nyamanan, kelelahan otot dan persendian, bahwa cedera, serta ssejumlah resiko

kesehatan yang lain. Kehamilan, menopause dan kondisi lain yang

mempengaruhi tingkat hormon umur yang semakin bertambah kondisi fisik

yang tidak bagus.

8. Kebiasaan Dalam Bekerja

Selain kondisi kesehatan yang prima, penempatan, peralatan kantor dan

penempatan sumber cahaya, kebiasaan bekerja pun dapat mempengaruhi

kinerja user selama user bekerja menggunakan layar tampilan. Agar user selalu

merasa nyaman dalam bekerja, biasakan untuk selalu bekerja dalam keadaan

sesantai mungkin dan dalam posisi yang benar. Hindarkan posisi yang dapat

mengakibatkan ketidak nyamanan, bahwa cedera, otot mengubah posisi duduk

anda untuk mencegah kelelahan otot. Berdiri dan mengambil beberapa menit

untuk mengendorkan ketegangan otot dan lakukan olahraga ringan beberapa

kali sehari. Mengusahakan untuk tidak mengetik dalam jangka waktu yang

lama yang memberikan tekanan fisik yang berat. Mengambil istirahat sejenak

secara periodis. Anda akan mendapat pengalaman bahwa istirahat dalam waktu

singkat dan sering jauh lebih bermanfaat dibanding dengan istirahat yang lama

(36)

21

user lakukan. Bagilah waktu anda untuk bekerja secara bergantian sehingga

user tidak duduk dalam selang waktu yang lama atau melakukan satu aktifitas

yang sama terus menerus hal ini selain untuk menghindari kelelahan juga untuk

mencegah dari kejenuhan.

2.4. Pengertian Kerja Rekam Medis Yang Ergonomis

Suatu ruangan atau lapangan baik terbuka maupun tertutup, bergerak

maupun menetap dimana terdapat tenaga kerja yang bekerja pada bagian unit

rekam medis. Ruang kerja ergonomis merupakan ruangan yang tata letak

penyimpanan ataupun pengolahan berkas telah diatur sebaik mungkindan sesuai

dengan standar ruangan yang memadai.

Dalam pengolahan rekam medis perlu memperhatikan ergonomis karena

untuk mempermudah tata kerja dalam mencapai efisiensi dan afektivitas kerja.

Ergonomi juga berpengaruh terhadap kesalahan kerja yaitu sikap dan cara kerja

seseorang diantaranya posisi duduk pada saat bekerja didukung dengan peralatan

dan tata letak yang dirancang secara ergonomi akan lebih nyaman untuk

melakukan suatu pekerjaan serta dapat meningkatkan produktivitas kerja.

Ergonomi juga dapat mengurangi beban kerja yang berperan untuk

memaksimalkan keamanan, kenyamanan, dan efisinsi kerja.

2.5 Kerangka Konsep

Berdasarkan masalah dan tujuan penelitian yang ditetapkan serta didukung

(37)

22

dalam mencapai tujuan harus jelas untuk mendapatkan atau memberikan

pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

Variabel Dependent Variabel Independen

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Keterangan:

: Keseluruhan dari bagian yang akan diteliti

: Pengaruh

Dalam uraian kajian teori kedua variabel penelitian yakni pengaruh ergonomi

terhadap petugas rekam medis dapat di asumsikan bahwa adanya pengaruh aspek

ergonomi terhadap ruang penyimpanan rekam medis rawat inap.

Aspek ergonomi : a. Jenis Kelamin b. Umur c. pendidikan Ergonomi Ruang Penyimpanan Rekam

(38)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang

dilakukan terhadap sekumpul objek yang biasanya bertujuan untuk melihat

gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi

tertentu. pada umumnya survei deskriptif digunakan untuk membuat penilaian

terhadap suatu kondisi dan penyelenggaraan suatu program di masa sekarang,

kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program

tersebut. Survei deskriptif juga dapat didefinisikan suatu penelitian yang

digunakan untuk menggambarkan atau memotret masalah kesehatan serta yang

terkait dengan kesehatan sekelompok penduduk atau orang yang ditinggal dalam

komunitas tertentu (Notoatmodjo, 2012).

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai bulan Juni-Juli 2016

3.2.2 Tempat Penelitian

Tempat yang dipilih untuk menjadi tempat penelitian adalah di RSU

(39)

24

3.3 Populasi, Teknik Sampling dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin

meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi (Suharsimi Arikunto, 2010). Populasi dalam

penelitian ini adalah petugas rekam medis 23 orang.

3.3.2 Teknik Sampling

Metode sampling yang digunakan untuk subjek penelitian yang berjumlah

23 orang petugas rekam medis adalah total sampling, teknik total sampling

merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu

yang di buat oleh peneliti sendiri berdasarkan sifat atau ciri-ciri populasi yang

telah diketahui sebelumnya.

3.3.3 Sampel

Menurut Agus Riyanto (2013) Sempel adalah sebagian dari populasi yang

diharapkan dapat mewakili atau representitif populasi.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 23 orang dari jumlah

populasi petugas rekam medis di Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia Medan

Tahun 2016.

3.4 Variabel Dan Definisi Operasional 3.4.1 Variabel Penelitian

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran

(40)

25

tertentu. Adapun variabel-variabel yang akan diamati oleh peneliti sebagai

berikut:

1. Jenis Kelamin

2. Umur

3. Pendidikan

3.4.2 Defenisi Operasional

Untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang

akan diteliti/diamati, perlu sekali variabel-variabel tersebut diberibatasan atau

defenisi operasional (Notoatmodjo, b2010). Adapun defenisi operasional pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Umur

Umur atau usia adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu

benda atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati, semisal Umur

manusia dikatakan 15 Tahun di ukur sejak dia lahir hingga waktu umur itu

dihitung.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah suatu proses perubahan prilaku yang dinamis dimna

perubahan tersebut bukan sekedar proses tranfer materi / teori dari seseorang

ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur, tetapi perubahan tersebut

terjadi karena adanya kesadaran dari dakam diri individu, kelompok, atau

(41)

26

3.5 Instrumen Dan Cara Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen penelitian

Intrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu (Notoadmodjo, 2012). Pada penelitian ini kuesioner yang disusun

merupakan kuesioner tertutup yang diberikan kepada petugas. Untuk menjaring

opini apa pendapat petugas, maka disediakan alternatif jawaban, yakni :

1) Setuju

2) Tidak setuju

3.5.2 Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data pada penelitian ini yaitu metode angket. Angket

dilakukan dengan mengedarkan suatu daftar pertanyaan yang berupa

formulir-formulir, di ajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek yntuk mendapatkan

tanggapan, informasi, jawaban, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012). Pada

penelitian ini teknik yang dipakai berbentuk angket tertutup. Penelitian ini

menggunakan jenis data sebagai berikut :

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber pertama melalui observasi

langsung dilapangan.

2. Data sekunder, data yang diperoleh dari sumber-sumber tertulis dokumen

rekam medis, yang berkaitan dengan strategi peningkatan kompetensi petugas

(42)

27

3.6 Teknik Pengolahan Data dan Analisa Data 3.6.1 Teknik Pengolahan Data

Sebelum proses pengumpulan data dilakukan, tahap awal dalam

pengumpulan data adalah melakukan persiapan untuk kelancaran pelaksaan

penelitian berupan surat izin penelitian dan surat balasan dari tempat penelitian

dilaksanakan. Sebelum meminta keadilan respoden, peneliti terlebih dahulu

menjelaskan bahwa penelitian yang dilakukan tidak akan berdampak negative

kepada fisik maupun mental dan kerahasian responden sangat di jaga. Data yang

akan dikumpulkan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Collecting

Mengumpulkan kuisoner yang sudah di sebarkan apakah sudah terisi dengan

baik dan benar.

2. Editing

Memeriksa kuisoner yang telah masuk apakah sudah terisi dengan baik dan

benar.

3. Klasifikasi

Penyusunan bersistem dalam kelompok atau golongan mrnurut kaidah standar

yang ditetapkan.

4. Penyajian data

Salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitian yang telah

dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang

(43)

28

3.6.2 Teknik Analisa Data

Data akan di analisis dengan menggunakan statistik diskriptif yakni teknik

analisa data yang mengambarkan situasi objek penelitian apa adanya sesuai

dengan data yang terkumpul. Analisis pada penelitian ini dilakukan dengan

bantuan menggunakan program Special Product For Science Salution Statistics

(SPSS Statistics 17.0)

Penentuan Penelitian pengaruh ergonomi tentang sub variabel dan variabel

dengan cara mengkonversi nilai sub variabel kedalam kategori kualitatif, sebagai

berikut :

Ergonomis : 16-20

(44)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian

4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan

Awal mula terbentuknya Rumah Sakit Imelda Pekerja Indonesia adalah

sebuah klinik kecil yang bernama Klinik bersalin Imelda, berdiri pada tahun 1979

di jalan Bilal No.103, Medan. Klinik bersalin ini sedemikian majunya, sehingga

oleh pendirinya dr Rosa Dalima bersama suaminya dr H.R.I Ritonga, Msc., klinik

bersalin ini dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit umum yang bernama

Rumah Sakit Umum Imelda, berdiri pada tahun 1986. Perlu pula dijelaskan pada

sejarah ini bahwa nama IMELDA adalah nama anak kedua dari pasangan pendiri

rumah sakit ini. Pada tahun 2004 Rumah Sakit Imelda mendapat kesempatan dari

Departemen Tenaga Kerja untuk menjadi rumah sakit pekerja sehingga Rumah

Sakit Imelda iniberubah namanya menjadi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan.

Tahun demi tahun berbagai perkembangan terjadi di rumah sakit ini mulai dari

kapasitas tempat tidur sampai kepada peralatan-peralatan kedokteran dan lainnya

yang diperlukan untuk mendukung pemberian pelayanan prima yang sesuai

dengan motto rumah sakit ini. Perkembangan di RSU Imelda Pekerja Indonesia

Medan juga terkait dengan peningkatan jumlah pasien yang meminta pelayanan di

(45)

30

4.1.2 Visi dan Misi

Visi, misi dan motto Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia adalah:

1. Visi Rumah Sakit Imelda

Rumah Sakit umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi rumah sakit rujukan

dan pendidikan, dengan standar Join Comitte Internasional (JCI) Tahun 2020.

2. Misi Rumah Sakit Imelda

1. Memberikan pelayanan kesehatan mengenai pada standar medik yang

dikeluarkan oleh persatuan profesi masing-masing keahlian di Indonesia

yang terus menerus disempurnakan oleh rumah sakit sesuai kondisi dan

berorientasi kepada pelayanan tertentu.

2. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan kebutuhan pasien dan

keluarga.

3. Memberikan pelayanan dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan

pasien.

4. Mengembangkan budaya komunikasi, informasi, dan edukasi serta

melibatkan pasien dan keluarga dalam pelayanan.

5. Mengembangkan budaya akademik yang mengutamakan peningkatan

kualitas sumber daya manusia yang bekerja di rumah sakit.

(46)

31

4.1.3 Falsafah dan Motto RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan

1. Falsafah

Mengutamakan keputusan pasien pelanggan secara utuh.

2. Motto

Memberi pelayanan prima

4.1.4 Struktur Organisasi RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan

Organisasi merupakan sekelompok atau sekumpulan orang yang mau

bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya

dalam organisasiitu sendiri. Sedangkan struktur organisasi adalah gambaran

secara skematis tentang hubungan atau kerjasama dan melaksanakan kerja antara

orang-orang yang ada dalam organisasi stuktur.

Dengan adanya organisasi, maka setiap tugas dan kepastian dapat di

distribusikan dan dikerjakan oleh setiap anggota kelompok secara efisien dan

efektif.

Ada 3 hal dasar yang dapat dilihat pada struktur organisasi yaitu :

1. Stuktur organisasi memberikan gambaran mengenai pembagian tugas serta

tannggung jawab kepada individu maupun bagian-bagia suatu Organisasi.

2. Struktur organisasi memberikan gambaran mengenai hubugan pelaporan yang

di tetapkan secara resmi dalam suatu organisasi.

Struktur organisasi menetapkan pengelompokkan individu menjadi

(47)

32

4.2 Hasil Penelitian

Dari Penelitian yang dilakukan penulis mengenai “Pengaruh Ergonomi

Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam

Medis rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016”. Data

diperoleh dari 23 responden dari data primer dapat dari pembagian Kuesioner,

maka penulis memperoleh hasil sebagai berikut :

4.2.1 Hasil Uji Karakteristik Responden

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Jenis Kelamin.

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)

Laki-laki Perempuan 9 14 39.1 % 60.9 % Total 23 100 %

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

perempuan 14 orang (60.9 %), dan minoritas jenis kelamin laki-laki 9 orang (39.1

%).

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Umur.

Umur Frekuensi Persentase (%)

17-24 Tahun 25-32 Tahun >33 Tahun 13 8 2 56.5 % 34.8 % 8.7 % Total 23 100 %

(48)

33

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden berumur 17-24

tahun sebanyak 13 orang (56.5 %), yang berumur 25-32 tahun sebanyak 8 orang

(34.8 %), dan yang >33 tahun sebanyak 2 orang (8.7 %).

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan Berdasarkan Pendidikan.

Pendidikan Frekuensi Persentase (%)

SMA D3 Sarjana 11 7 5 48 % 30 % 22 % Total 23 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden lama kerja 1-5

tahun sebanyak 2 orang (16.7 %), responden lama kerja 6-10 tahun sebanyak 4

orang (33.3 %) dan responden lama kerja >10 tahun sebanyak 6 orang (50 %).

4.3.2 Tabulasi Silang Pengaruh Ergonomi

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Tentang Aspek Keamanan Ruang Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rawat Inap di RSU. IPI Medan.

Kategori Interval Frekuensi Persentase

Ergonomis Tidak Ergonomis 16-20 10-15 14 9 60.9 % 39.1 % Total 23 100 %

Distribusi frekuensi jawaban yang diberikan 23 responden terhadap

pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek ergonomis ruang

penyimpanan berkas rekam medis rawat inap di RSU. Imelda Medan

menunjukkan bahwa responden yang ergonomis 14 orang (60.9 %), dan tidak

(49)

34

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Jenis Kelamin.

Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Jenis Kelamin Ergonomis

F % Tidak Ergonomis F % Total F % Laki-laki Perempuan 7 7 30.5 % 30.5 % 2 7 9 % 30 % 9 14 39 % 61 % Total 14 61 % 9 39 % 23 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden, petugas

yang ergonomis laki-laki 7 orang (30.5 %) dan perempuan 7 orang (30.5 %), dan

yang tidak ergonomis laki-laki 2 orang (0.09 %) dan perempuan 7 orang (30 %).

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Umur.

Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Umur Ergonomis F % Tidak Ergonomis F % Total F % 17-24 Tahun 25-32 Tahun >33 Tahun 4 8 2 17.4 % 34.8 % 8.7 % 9 0 0 39.1 % 0 % 0 % 13 8 2 56.5 % 34.8 % 8.7 % Total 14 60.9 % 9 39.1 % 23 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden, yang

ergonomis umur 17-24 Tahun sebanyak 4 orang (17.4 %), 25-32 Tahun sebanyak

8 orang (34.8 %), >33 Tahun sebanyak 2 orang (8.7 %), dan petugas yang tidak

(50)

35

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis Ruang Penyimpanan Rawat Inap RSU. Imelda Medan berdasarkan Pendidikan.

Teknik Pengukuran Pengaruh Ergonomi Pendidikan Ergonomis F % Tidak Ergonomis F % Total F % SMA Diploma Sarjana 2 7 5 9 % 30 % 22 % 9 0 0 39 % 0 % 0 % 11 7 5 48 % 30 % 22 % Total 14 61% 9 39 % 23 100 %

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 23 responden yang

tamatan SMA 2 orang (9 %) ergonomis, dan 9 orang tidak ergonomis (39 %), dan

tamatan diploma 7 orang ergonomis (30 %), dan sarjana 5 orang ergonomis (22

%).

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari 23 responden tentang pengaruh ergonomi

terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamana penyimpanan rekam medis

rawat inap di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 dilihat dari jenis

Kelamin diketahui bahwa petugas yang ergonomis laki-laki 7 orang (30.4 %) dan

perempuan 7 orang (30.4 %), dan yang tidak ergonomis laki-laki 2 orang (8.7 %)

dan perempuan 7 orang (30.4 %). Berdasarkan umur 17-24 Tahun sebanyak 4

orang (17.4 %), 25-32 Tahun sebanyak 8 orang (34.8 %), >33 Tahun sebanyak 2

orang (8.7 %), dan petugas yang tidak ergonomis sebanyak 9 orang (39.1 %)

berumur 17-24 tahun. Dan berdasarkan pendidikan yang tamatan SMA 2 orang

(8.7 %) ergonomis, dan 9 orang tidak ergonomis (39.1 %), dan tamatan diploma 7

(51)

36

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang berjudul “ Pengaruh

Petugas Rekam Medis Ergonomi Terhadap Aspek Keamanan Penyimpanan

Rekam Medis Rawat Inap Di RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun 2016 ”

yang telah disajikan pada Bab IV dapat disimpulkan bahwa:

Berdasarkan hasil penelitian pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam

medis tentang aspek keamanan penyimpanan rekam medis rawat inap dapat

dikatakan ergonomis sebanyak 14 orang (61%), dan yang tidak ergonomis

sebanyak 9 orang (39%).

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas disaranakan kepada beberapa pihak yaitu:

1. Institusi Pendidikan Rekam Medis

Diharapakan bagi pendidikan dapat meningkatkan aspek keamanan

penyimpanan rekam medis yang lebih baik agar mencapai 100%.

2. Petugas Rekam Medis

Diharapkan petugas lebih meningkatkan kinerjanya agar tercapainya

(52)

37

3. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya melakukan penelitian lanjutan tentang

pengaruh ergonomi terhadap petugas rekam medis tentang aspek keamanan

penyimpanan rekam medis rawat inap sehingga dapat melengkapi hasil

penelitian yang dilakukan peneliti.

(53)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Praktik. Revisi Ke_4. Jakarta : Rineka Cipta

Depkes RI ( Ditjen Yanmed ). 1997. Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah

sakit Indonesia. Revisi I. Jakarta

Dirjen Yankes. 1993. Rekam Medis. Bandung. Kencana

Hatta R. Gamela. 2009. Manajemen Informasi kesehatan. Jakarta: Salemaba Medika

http://www.apikes.com./files/permenkes-no-269-tahun-2008.pdf

Huffman. 1999. Peranan Rekam Medis. Jakarta: Graha Ilmu

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. (2008) peraturan nomor: 269 /MENKES/PER/III/2008, tentang rekam medis. Jakarta: departemen kesehatan RI.

Notoatmojo. 2012. Metodologi Penelitian. Yogyakarta : Graha Ilmu

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Edisi Revisi.Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rhineka CIPTA. `

Permenkes No. 340/MANKES/PER/III/2010. Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Permenkes Nomor 269 Tahun 2008 Tentang Rekam Medis

(54)

INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Alamat :

Menyatakan kesediaan menjadi responden pada penelitian yang akan

dilaksanakan oleh :

Nama Peneliti : Nurhayati Siagian

Judul Peneliti : Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis

Tentang Aspek Keamanan Penyimpanan Rekam Medis

Rawat Inap Di RSU. Imelda Pekerja Indonesia Medan

Tahun 2016

Saya yakin bahwa penelitian ini tidak mengakibatkan efek samping terhadap

fisik dan mental saya dan kerahasiaan identitas saya sangat dijaga oleh peneliti.

Oleh karena itu saya tidak akan menuntut peneliti dan hasil penelitiannya

dikemudian hari.

Medan, Juli 2016

Responden

(55)

LEMBAR KUESIONER

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS

RAWAT INAP DI RSU IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016

1. Pentujuk Pengisian

1. Responden diharapkan bersedia memberikan jawaban dengan memberikan tanda ceklis (√) pada tempat yang disediakan.

2. Isi identitas responden dengan lengkap.S

3. Semua pertanyaan di isi dengan satu jawaban “Ya” atau “Tidak”

4. Semua pertanyaan harus dijawab.

5. Bila ada pertanyaan – pertanyaan yang kurang dimengerti dapat

ditanyakan pada penelitian.

II Data Demografi

Nama Responden :

Tanggal pengambilan data :

Jenis kelamin : laki –laki Perempuan

Pendidikan terakhir : SMA D- III (Diploma)

Umur : 17-24 Tahun 25-32 Tahun

(56)

Keterangan : 1. Sangat Setuju

2. Tidak Setuju

No Pertanyaan- pertanyaan SS TS

1. Apakah penyimpanan rekam medis sudah tampak bersih, rapi dan teratur

2. Apakah diruang penyimpanan rekam medis sudah memenuhi dengan baik

3. Petugas rekam medis bekerja sesuai dengan peraturan yang diterapkan dalam keamanan penyimpanan rekam medis

4. Apakah kurang nya tenaga petugas rekam medis dapat menyebabkan penyediaan pelayanan tidak maksimal

5 Apakah aspek ergonomi merupakan bagian yang penting didalam interasi manusia dalam bekerja

6 Perekam medis dalam memberikan pelayanan

memperhatikan aspek keselamatan kerja

7 Kelengkapan fasilitas rekam medis yg memadai dapat membantu penyelenggaran keamanan kerja

8 Pendidikan, pengalaman kerja dan umur

mempengaruhi tentang aspek penyimpanan rekam medis

9 Kesigapan petugas rekam medis dalam memberikan keselamatan dan kesehatan kerja

10 Petugas rekam medis harus melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab

(57)

A. Distribusi Frekuensi

jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Laki-laki 9 39.1 39.1 39.1 Perempuan 14 60.9 60.9 100.0 Total 23 100.0 100.0 Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid 17-24 13 56.5 56.5 56.5 25-32 8 34.8 34.8 91.3 >33 Tahun 2 8.7 8.7 100.0 Total 23 100.0 100.0 pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid SMA 11 47.8 47.8 47.8 Diploma 7 30.4 30.4 78.3 Sarjana 5 21.7 21.7 100.0 Total 23 100.0 100.0

(58)

B. Tabulasi Silang Pengukuran Pengaruh Ergonomi Terhadap Petugas Rekam Medis.

Jenis kelamin * pengaruh ergonomi Crosstabulation

Pengaruh ergonomi

Total Tidak Ergonomis Ergonomis

Jenis kelamin Laki-laki Count 2 7 9

% of Total 8.7% 30.4% 39.1%

Perempuan Count 7 7 14

% of Total 30.4% 30.4% 60.9%

Total Count 9 14 23

% of Total 39.1% 60.9% 100.0%

Umur * pengaruh ergonomi Crosstabulation

Pengaruh ergonomi

Total Tidak Ergonomis Ergonomis

Umur 17-24 Count 9 4 13 % of Total 39.1% 17.4% 56.5% 25-32 Count 0 8 8 % of Total .0% 34.8% 34.8% >33 Tahun Count 0 2 2 % of Total .0% 8.7% 8.7% Total Count 9 14 23 % of Total 39.1% 60.9% 100.0%

(59)

pendidikan * pengaruh ergonomi Crosstabulation

Pengaruh ergonomi

Total Tidak Ergonomis Ergonomis

pendidikan SMA Count 9 2 11

% of Total 39.1% 8.7% 47.8% Diploma Count 0 7 7 % of Total .0% 30.4% 30.4% Sarjana Count 0 5 5 % of Total .0% 21.7% 21.7% Total Count 9 14 23 % of Total 39.1% 60.9% 100.0%

(60)

MASTER TABEL

PENGARUH ERGONOMI TERHADAP PETUGAS REKAM MEDIS TENTANG ASPEK KEAMANAN PENYIMPANAN REKAM MEDIS RAWAT INAP DI RSU. IMELDA PEKERJA INDONESIA MEDAN TAHUN 2016.

No JK Umur Pendidikan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 Total

1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 3 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 4 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 5 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 6 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 7 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 15 8 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 19 9 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 18 10 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 1 15 11 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 13 12 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 15 13 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 14 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 15 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 12 16 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 12 17 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 15 18 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 19 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20 20 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 18

(61)

Keterangan :

Jenis Kelamin : 1 = Laki-laki Umur : 1 = 17-24 Tahun Pendidikan : 1 = SMA Alternatif Jawaban : 1 = Tidak

2 = Perempuan 2 = 25-32 Tahun 2 = Diploma 2 = Ya

3 = >33 Tahun 3 = Sarjana

21 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20

22 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 18

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, medan magnet memiliki manfaat antara lain yaitu meningkatkan kandungan nutrisi, dan meningkatkan

Begitu pula dalam aturan pelaksanaan, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan, Pengesahan, Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Daerah dan Wakil

ada kalimat $1' dan $)' terdapat ketidakse,a,aran bantuk tentang gagasan#gagasan yang sedera,at. ada kalimat $1' gagasan#gagasan yang sedera,at adalah memahami dan menghayati"

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kewenangan Presiden dalam memberikan grasi kepada terpidana mati kasus narkoba menurut Undang-undang Nomor

Berdasarkan penelitian-penelitian di atas, gaya kepemimpinan transformasional dalam sebuah organisasi dapat memberikan dampak yang besar bagi keberhasilan sebuah organisasi

Prototipe Sistem Pengelolaan Data Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Daerah dan Puskesmas Kabupaten Pacitan ini mengintegrasikan pengelolaan data rekam medis RSUD dan puskesmas

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa untuk indikator bangun subuh dan mulai bekerja, wirausahawan alumni Pondok Pesantren Jabal Nur Kandis memberikan

Sementara itu, pestisida biologi yang akan dijual secara komersial harus memenuhi persyaratan yang lebih ketat, antara lain (a) dibuat oleh suatu badan hukum yang