• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE KAJIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE KAJIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE KAJIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Pembangunan daerah semestinya dilaksanakan secara terpadu, baik dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan, budaya dan hukum yang berdasarkan kekhasan dan potensi daerah. Upaya penyusunan program pembangunan juga mesti dilakukan oleh segenap komponen bangsa, baik pihak pemerintah, masyarakat, swasta dan perguruan tinggi harus terlibat aktif sesuai dengan perannya masing-masing.

Sejalan dengan pemikiran tersebut, Kabupaten Natuna yang memiliki kandungan sumber daya alam yang sangat banyak terutama dalam bidang pertambangan minyak dan gas bumi yang saat ini salah satunya dikelola oleh Perusahaan Star Energy (Bappeda, 2007).

Tahap awal dalam kajian ini adalah mengkaji peranserta pihak swasta (Perusahaan Star Energy) dalam keikutsertaannya membangun Natuna pada umumnya dengan melakukan program pengembangan masyarakat (community development). Apakah perusahaan menyadari tanggung jawab sosial itu merupakan suatu beban, tanggung jawab, atau inisiatif. Bagaimana program pengembangan masyarakat (community development) dilaksanakan, serta apakah sudah sinergi dengan program- program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Natuna.

Pada pihak pemerintah mengkaji apakah telah berupaya memaksimalkan pelayanan, agar terjadi interaksi positif di setiap level pemangku kepentingan (stakeholders) masyarakat, terutama perannya sebagai fasilitator, motivator, dan regulasi. Hal ini bertujuan supaya proses program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Perusahaan Star Energy berjalan dengan efektif dan efisien.

Pada pihak masyarakat mengkaji peranserta mereka dalam mewujudkan iklim yang kondusif serta partisipasi yang mereka berikan dalam setiap program pengembangan masyarakat CD (community development) Perusahaan Star Energy. Tahap kedua, dikaji apakah program-program Pengembangan Masyarakat CD (community development) Star Energy memberikan dampak positif bagi masyarakat baik dari sisi manfaat, kesesuaian, dan keberlanjutan, dan membantu pemerintah

(2)

Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas dalam program pendidikan, ekonomi, kesehatan, lingkungan dan sosial budaya.

Pengembangan masyarakat adalah suatu usaha untuk meningkatkan mutu kehidupan masyarakat di segala aspek, sehingga suatu saat mereka bisa menjadi masyarakat maju dan mandiri. Pada prinsipnya tugas ini adalah tanggung jawab utama dari pemerintah pusat maupun kabupaten/kota, karena pemerintah telah diberi amanah oleh negara untuk melindungi segenap warga negara, mencerdaskan kehidupan bangsa, berkeadilan dan kesejahteraan. Walaupun demikian dalam proses percepatan pembangunan diperlukan peran maksimal yang bukan saja dari pemerintah, tetapi dari masyarakat dan pihak swasta/perusahaan harus secara aktif melakukan gerakan-gerakan perbaikan untuk maju secara bersama-sama.

Pada tahap ketiga dari kajian ini adalah mengkaji bagaimana sistem program community development Perusahaan Star Energy dilaksanakan. Apakah terjadi tumpang tindih dengan program pembangunan Kabupaten Natuna, bagaimana partisipasi masyarakat pemanfaat terhadap program serta bagaimana pola kerjasama yang telah dilaksanakan selama ini dalam upaya membina kemitraan.

Pada kerangka pemikiran tentang sebuah program pembangunan dan program pengembangan masyarakat yang dilaksanakan di tingkat kabupaten dan kota semestinya mengacu kepada sistem perencanaan pembangunan nasional baik jangka pendek, menengah dan jangka panjang dengan melibatkan seluruh stakeholders. Proses sinergi terhadap tiap program tersebut sangat mudah terlaksana jika adanya sebuah forum musyawarah kemitraan pembangunan pada level kabupaten. Secara jelas program-program pembangunan pada tingkat nasional, pada tingkat provinsi dan pada tingkat kabupaten/kota serta program pengembangan masyarakat mesti dilakukan dengan sinergi. Sinergi disini berarti bahwa seluruh program tersebut bisa dilaksanakan berdasarkan kebutuhan, tepat waktu, tepat sasaran, efektif dan efisien dengan harapan tidak terjadi pemborosan dalam berbagai aspek. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3 seperti di bawah ini.

(3)

Secara konseptual pembangunan itu akan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara lebih luas jika masyarakat tersebut bisa berperan dalam proses yang dilalui baik dalam perencanaan, pelaksanaan, monitoring, dan evaluasi. Seperti halnya masing-masing instansi, mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melakukan sebuah program yang terencana. Pada kerangka pemikiran kajian ini yang penulis maksud adalah instansi pemerintah Kabupaten Natuna dan instansi Perusahaan Star Energy, dimana masing-masing instansi tersebut mempunyai proses internal yang saling berbeda. Namun, jika semua proses tersebut dilakukan secara bersama-sama dengan tujuan yang sama maka akan menghasilkan sebuah manfaat yang lebih besar untuk kepentingan masyarakat dalam jangka panjang. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada gambar 4 di bawah ini.

Pusat Provinsi Daerah/Bappeda Perusahaan Program Pembangunan LSM (stakeholders terkait)

Forum Musyawarah Kemitraan Pembangunan

Kecamatan

Desa

(4)

Gambar 4. Kerangka Pemikiran Kajian

Peran pihak swasta dalam hal ini Perusahaan Star Energy dalam rangka membantu keterbatasan Pemerintah Kabupaten Natuna dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aspek pendidikan, kebudayaan, ekonomi, sosial dan infrastruktur harus mendapat dukungan penuh dari segenap lapisan masyarakat. Oleh karena itu sangat perlu untuk dilakukan upaya sinergisme program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Star Energy dengan

Perumusan Strategy Program Pengembangan Masyarakat

(Pemda, Perusahaan, Masyarakat) Proses

internal

Program Pengembangan Masyarakat/ community development Perusahaan Star

Energy : 1. SDM

2. Ekonomi 3. Kesehatan Kabupaten Natuna

Termasuk katagori daerah tertinggal dilihat dari aspek: Ekonomi, SDM, dan Infrastuktur, namun mempunyai potensi SDA yang besar

Program Pembangunan Kabupaten Natuna 1.SDM 2.Ekonomi 3.Kesehatan 4.Sosial Budaya 5.Kelembagaan

Peran Stakeholders dan partisipasi pemanfaat 1.Pemda Natuna 2.Star Energi 3.Masyarakat 5.Perguruan Tinggi Tingkat Kecamatan , Kabupaten dan Provinsi Tingkat Komunitas Kelompok Masyarakat dan Desa

(5)

program pembangunan daerah Kabupaten Natuna. Seperti yang tertera pada gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Kerangka Pemikiran Sinergi

3.2. Lokasi dan Waktu Kajian

Penelitian ini dilaksanakan di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Palmatak sebagai daerah yang terkena dampak langsung, dan Kecamatan Siantan sebagai daerah yang terkena dampak tidak langsung. Kedua kecamatan tersebut saat ini bagian dari Kabupaten Anambas yang baru dimekarkan. Namun saat penelitian dilakukan semua program pembangunan daerah masih mengacu kepada daerah induk yaitu Kabupaten Natuna. Pemilihan dan penentuan lokasi penelitian di dua kecamatan berdasarkan beberapa pertimbangan sebagai berikut: (1) berdasarkan historis Base Camp Perusahaan Star Energy dulunya berada di wilayah Kecamatan Siantan (Kecamatan Palmatak adalah kecamatan baru yang dimekarkan); (2) secara Geografis daerah Kecamatan Siantan dan Kecamatan Palmatak berada pada wilayah yang berdekatan dengan base camp Perusahaan Star Energy; (3) Base Camp Perusahaan Star Energy yang terletak di wilayah Kecamatan Palmatak hanya berfungsi untuk proses logistik (bongkar muat barang logistik) dan transit para karyawan, sedangkan tempat pengeboran minyaknya berada di lepas pantai Natuna; (4) karena selama ini program pengembangan masyarakat CD (community development) yang telah dilakukan oleh Perusahaan Star Energy paling banyak di

Peran Pemerintah

Peran Pihak swasta

Peran Masyarakat sinergi

(6)

daerah Kecamatan Palmatak dan Kecamatan Siantan dan sangat jarang dilakukan di ibu kota Kabupaten Natuna.

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November 2008 sampai dengan Bulan Januari 2009.

Dampak langsung Palmatak

Dampak tak langsung Siantan

sumber: www.petanatuna.com, 2008

Gambar 6. Peta Lokasi Kajian

3.3. Metode Kajian

3.3.1. Sasaran Penelitian dan Teknik Sampling

Fokus penelitian yang penulis lakukan terhadap program pengembangan masyarakat Perusahaan Star Energy adalah pada program pendidikan dan kebudayaan, program kesehatan, program pengembangan ekonomi, serta program fasum/fasos. Sasaran kajian ini adalah: (1) kelompok penerima manfaat pelatihan dalam bidang pembuatan VCO (virgin coconut oil) yaitu patani perkebunan kelapa dan Dinas Pertanian; (2) penerimaan beasiswa, dan dinas pendidikan; (3) pemerintah tingkat Kecamatan Siantan dan Palmatak; (4) Dinas Kesehatan Palmatak dan Siantan; (5) instasi Pemerintahan Desa (Ladan, Kelurahan Siantan); (6) tokoh masyarakat (LAM), KNPI, dan anggota kelompok KUB (kelompok usaha bersama) di Siantan dan Palmatak serta; (7) staf perusahaan Perusahaan Star Energy, warga masyarakat yang mendapat bantuan program bedah rumah miskin, dan warga masyarakat yang mendapat bantuan operasi katarak.

(7)

Key informant dilakukan secara purposive dimana masing-masing indipidu dipilih berdasarkan pemahamannya atas permasalahan-permasalahan dari masing-masing program yang sesuai dengan penerima manfaat. Pada tabel 8 dijelaskan distribusi key informant pemanfaat dan key informant stakeholders terkait dengan total berjumlah 21 orang.

Tabel 3. Distribusi Key informant Kajian

No Kelompok keterkaitan Jenis Key informant Jumlah

Peperintah kecamatan TRP/MTK 2 orang

Dinas Pendidikan 2 orang

Dinas Kesehatan 2 orang

Dinas Perkebunan dan Pertanian 1 orang 1

Pemerintah Kabupaten Setempat

Lurah dan Kades 2 orang

Pemanfaat oprasi katarak 1 orang

Guru berdedikasi 1 orang

Bedah rumah 1 orang

Kesenian melayu 1 orang

VCO (Virgin Coconut Oil) dan KUB (Koperasi Usaha Bersama)

2 orang

Sablon 1 orang

Petanian Perkebunan 1 orang 2 Pemanfaat Program

TK dan SMP 1 orang

LAM (Lembaga Adat Melayu) 1 orang 3

Tokoh Masyarakat KNPI 1 orang

4 Perusahaan Pelaksana CD Lapangan 1 orang

Total Key informant 21 orang Pada tabel di atas, jumlah aparat pemerintah sebanyak 9 orang, jumlah

pemanfaat sebanyak/masyarakat sebanyak 11 orang, dan instansi perusahaan sebanyak 1 orang.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data 3.3.2.1. Jenis dan Sumber Data

Pada penelitian ini data yang telah di ambil adalah data primer dan data sekunder. Dalam rangka memperoleh data primer digunakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan lapangan (observasi), wawancara/diskusi langsung kepada key informant, baik dengan tokoh formal maupun informal yang terkait untuk mendapatkan gambaran umum mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kajian.

(8)

Tahapan dan pendekatan yang dilakukan dalam pengumpulan data primer adalah: (1) observasi lapangan, digunakan untuk menjaring data yang berkenaan dengan pelaksanaan program pengembangan masyarakat (community development) Perusahaan Star Energy; (2) diskusi dan wawancara mendalam dilakukan terhadap pemanfaat dari stakeholders yang terkait dengan program pengembangan masyarakat CD (community development) dengan cara Key informant berdasarkan peran dan posisi mereka dalam masyarakat.

Wawancara dilakukan secara langsung kepada setiap key informant yang mewakili masing-masing stakeholders dengan menggunakan panduan daftar pertanyaan. Data primer yang dipakai dalam kajian ini adalah data mengenai :

a. Pandangan dari masing-masing pemanfaat terhadap keterkaitan program pengembangan masyarakat yang telah dilakukan oleh Perusahaan Star Energy dengan program pembangunan daerah dalam hal keberlanjutan, dampak, manfaat kelayakan/kesesuaian.

b. Pandangan dari masing-masing stakeholders terhadap pemanfaat dalam hal partisipasi serta bagaimana bentuk kemitraan yang sudah berjalan saat ini baik dengan pemerintah maupun dengan masyarakat pemanfaat.

c. Peranserta dari masing-masing stakeholders selaku penggerak pembangunan dan pengembangan masyarakat

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait (Bappeda, pemerintah kecamatan serta Perusahaan Star Energy) yang berhubungan dengan program serta studi pustaka dan yang relevan dengan topik kajian, meliputi : a. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Natuna;

b. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Natuna dalam program pembangunan daerah; c. Kegiatan dan program-program pengembangan masyarakat Perusahaan Star

Energy;

d. Kondisi ekonomi, sosial dan budaya masyarakat serta demografi kecamatan Palmatak dan Siantan.

3.3.2.2. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode yang gunakan pada kajian ini memakai metode deskriptif sehingga mempermudah dalam menganalisa data primer dan data sekunder yang telah

(9)

diperoleh di lapangan. Data hasil analisis tersebut kemudian dihubungkan dengan landasan teori yang telah dikemukakan, kemudian dihubungkan dengan pokok permasalahan yang dianalisis. Selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam untuk menarik suatu kesimpulan tentang program pembangunan daerah Kabupaten Natuna dan program pengembangan masyarakat yang telah dilakukan Perusahaan Star Energy. Selanjutnya membuat suatu rekomendasi kebijakan untuk diberikan kepada pelaku/pengambil kebijakan pembangunan.

3.3.2.3. Metode Pengukuran

Penelitian evaluasi mengenai keterkaitan program pengembangan masyarakat CD (community development) dengan program pembangunan daerah baik dalam aspek manfaat, kelayakan/kesesuaian, keberlanjutan dan dampak serta tingkat partisipasi stakeholders (pemerintah, masyarakat, perusahaan) menggunakan metode kualitatif.

Pengukuran kualitatif tersebut dapat dilakukan baik melalui hasil survey terhadap pemanfaat, obsevasi dan wawancara mendalam serta analis dokumen tertuis. Pengukuran performa program dapat dijabarkan dalam lima katagori sebagai beikut: 1), sangat baik/sangat setuju diberi angka lima (5); 2), baik/setuju diberi anggka empat (4); 3), netral/ cukup meperoleh angka tiga (3); (4), kurang/tidak setuju diberi angka (2); dan 5), sangat kurang/sangat tidak setuju diberi angka satu (1). Metode evaluasi seperti ini disebut dengan Skala Likert, yang dikembangkan oleh Rensis Likert (1932).

Tabel 4. Variabel Evaluasi Penelitian

No Keterangan Bobot

1 Sangat Setuju/ Sangat Baik 5

2 Setuju/ Baik 4

3 Netral/Cukup 3

4 Tidak Setuju/Kurang 2

5 Sangat Kurang/Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono (1994), dalam Tonny (2006)

Untuk mengevaluasi dan memberikan penilaian yang diberikan oleh pemanfaat dari seluruh program dengan melihat pada empat (4) variabel utama yakni manfaat, kelayakan, keberlanjutan, dan dampak yang diperoleh dari hasil survey

(10)

dengan kuisioner terhadap 21 orang yang terdiri dari pemanfaat dan stakeholders pemerintah, masyarakat dan 1 orang dari staf Perusahaan Star Energy.

Penilaian terhadap masing-masing program diberikan oleh key informant berdasarkan keadaan yang mereka rasakan dan menurut pendapat mereka. Sebagai batasan variabel dapat digambarkan sebagai berikut: (1) manfaat program adalah yang berkenaan langsung dengan pengembangan masyarakat dari Perusahaan Star Energy dan nyata bagi keluarga, masyarakat sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan, kemudahan serta kenyamanan; (2) kelayakan program adalah berkenaan dengan kesesuaian program dengan kebutuhan masyarakat dan program pemerintah; (3) keberlanjutan program adalah berkenaan dengan apabila program itu dihentikan oleh perusahaan apakah pemanfaat/pemerintah akan ikut membantu keberlanjutan berikutnya (dalam jangka panjang) serta apakah bisa menciptakan kemandirian masyarakat; (4) dampak program CSR (CD) adalah berkenaan dengan seberapa luas/banyak/besar individu, keluarga dan masyarakat dapat menikmati sehingga terjadinya perubahan-perubahan yang semakin baik (Roche, 1999 dalam Prayogo, 2008).

Sebagai batasan untuk mempermudah dalam proses kajian ini, penulis menggunakan matriks pendekatan penelitian. Dengan memperjelas tujuan dari masing-masing fokus yang hendak dikaji dalam rangka mengidentifikasi masalah-masalah sosial yang terjadi di Kabupaten Natuna, kemudian mengevaluasi program-program pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh Perusahaan Star Energy, serta merumuskan kajian dengan analisis yang tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan memperhatikan aspek potensi daerah, aspek manfaat, kelayakan, keberlanjutan dan partisipasi serta peran pelaku pembangunan berdasarkan variabel-variabel pendidikan, ekonomi, kesehatan, fasum/fasos, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring, evaluasi dan manfaat. Semua aspek dan variabel tersebut dianalisis secara deskriptif, menggunakan analisa SWOT, dan menggunakan pengukuran skala Likert berdasarkan sumber-sumber data yang penulis peroleh dari instansi pemerintah, perusahaan, wawancara dan observasi lapangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

(11)

Tabel 5. Matriks Pendekatan Penelitian

No Tujuan Aspek Variabel Alat Analisis Sumber Data

1 Mengindentifikasi masalah-masalah sosial, pendidikan, ekonomi, infrastruktur di Natuna, MTK dan Siantan Potensi daerah dalam bidang SDM dan SDA Pendidikan, Ekonomi, Kesehatan dan Fasum/fasos Analisis Deskriptif Instansi pemda, tokoh masyarakat dan observasi peneliti 2 Mengevaluasi program CD yang efektif dan efisien serta

pandangan

stakeholders terhadap program CD dari sisi partisipasi pemanfaat dan sistim kemitraan

Manfaat, kelayakan, keberlanjutan, dan dampak , partisipasi dan kemitraan Pendidikan, ekonomi, kesehatan dan fasum/fasos Mengunakan alat angket pengukuran Skala Likert dan persentase Wawancara kemasyarakat pemanfaat program dan data program CD Perusahaan Star Energy 3 Menganalisis peran Stakeholders sebagai pelaku pembangunan serta merumuskan strategy program Peran pemerintah, swasta, masyarakat, perguruan tinggi, serta identifikasi proritas program Perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan manfaat Mengunakan kajian empris/observasi lapangan serta analisis SWOT Wawancara kepada tokoh masyarakat dan pemerintah setempat

3.4. Metode Perancangan Program

Perencanaan strategi program dilakukan dengan mengunakan analisis SWOT, secara internal berisi kekuatan dan kelemahan, dan secara eksternal berisi peluang dan ancaman. Analisis dengan SWOT ini bertujuan untuk mengindentifikasi alternatif-alternatif strategi yang tepat, layak dan sesuai untuk dilaksanakan. Matrik SWOT mengembangkan empat tipe strategi yaitu: SO (strength-opportunities atau kekuatan-peluang), WO (weaknes-opportunities atau kelemahan-peluang), ST (strength-threat atau kekuatan-ancaman), dan WT (weaknes-threat atau kelemahan– ancaman).

Tabel 6. Matriks SWOT Internal

Eksternal Strength - kekuatan Weaknes- kelemahan

Opportunities – peluang

Strategi S-O

Mengatasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang

Strategi W-O

Menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Threat - ancaman Strategi S-T

Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman

Strategi W-T

Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(12)

Metode partisipatif yakni kegiatan lapangan yang di dalamnya dilakukan suatu kegiatan dengan melibatkan stakeholders dan masyarakat pemanfaat. Sebelum kegiatan dilakukan terlebih dahulu melakukan pemetaan sosial sehingga bisa menentukan identifikasi program-program yang memang benar-benar sangat dibutuhkan oleh masyarakat, kemudian dievaluasi input, dievaluasi proses serta dievaluasi output untuk selanjutnya merekomondasikan kebijakan program pelaksanaan program ke depan.

Gambar

Gambar 3. Proses Sinergi Pembangunan
Gambar 4.  Kerangka Pemikiran Kajian
Gambar 5. Kerangka Pemikiran Sinergi
Gambar 6. Peta Lokasi Kajian
+2

Referensi

Dokumen terkait

Tahap ini dimulai pada anak berusia 3-6 tahun. Pada tahap ini pemahaman anak tentang konsep Tuhan lebih banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi. Hal ini dikarenakan

METY SUPRIYATI Kepala Sub Bidang Sosial, Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kependudukan pada Bidang Pemerintahan dan Sosial Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan

Paling tidak terdapat tiga macam bentuk pengendalian konflik, yakni : 1) Konsiliasi, iaitu pengendalian konflik yang dilakukan dengan melalui lembaga-lembaga tertentu

Strength dari aplikasi ini adalah dapat berkomunikasi secara langsung dengan dokter-dokter terpercaya, weekness yang dimiliki aplikasi ini adalah kurang memanfaatkan

Penerapan bentuk gubahan massa bangunan yang dinamis melalui strategi dekonstruksi/ dekomposisi pada hotel U Janevalla berhasil diterapkan dengan baik (nilai 78,56%), dimana

Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian abortus di rumah sakit bhayangkara Palembang tahun 2014.. Palembang: Akademi Kebidanan

Sehingga kemudian, muncul premis bahwa dengan menggunakan media digital interaktif akan sangat membantu pemain pemula dalam mendalami olahraga baseball karena

Sebagai perbandingan bangunan fasilitas cottage, ada beberapa kawasan wisata dengan fasilitas akomodasinya yang memanfaatkan lingkungan sekitarnya sehingga fasilitas wisata