• Tidak ada hasil yang ditemukan

DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU MAUDI AYUNDA PADA ALBUM MOMENTS : KAJIAN STILISTIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DIKSI DAN GAYA BAHASA DALAM LIRIK LAGU MAUDI AYUNDA PADA ALBUM MOMENTS : KAJIAN STILISTIKA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

112

PROLITERA Jurnal Penelitian Pendidikan Bahasa, Sastra, dan Budaya

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, STKIP Santu Paulus Ruteng, e-mail: jurnalproliterapbsi@gmail.com Available online: http://jurnal.stkipsantupaulus.ac.id/index.php/jpro/

DIKSI DAN GAYA BAHASA

DALAM LIRIK LAGU MAUDI AYUNDA

PADA ALBUM “MOMENTS”: KAJIAN STILISTIKA

Felisia Tiva1 & Angela Klaudia Danu2 1, 2 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

STKIP Santu Palus Ruteng, Jl. Ahmad Yani, No. 10 Ruteng, Flores 86508

e-mail: tivafelisia@gmail.com danangelaklaudia037@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan penggunaan diksi dan gaya bahasa pada kumpulan lirik lagu dalam album “Moments” Maudy Ayunda menggunakan perspektif stilistika. Stilistika adalah studi tentang gaya yang bertujuan untuk menganalisis ekspresi khas dalam berbahasa. Dalam penelitian teori stilistika dimanfaatkan untuk mendeskripsikan efek gaya bahasa, khususnya pada album Moments yang memiliki kekhasan gaya bahasa di dalam lirik lagunya. Sumber data penelitian ini adalah 10 (sepuluh) lirik lagu di dalam album “Moments”. Dalam pengumpulan data, peneliti memanfaatkan metode simak, teknik catat. Analisis data menggunakan metode analisis konten. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat 7 (tujuh) penggunaan gaya bahasa yang digunakan pengarang, yaitu gaya bahasa personifikasi, metafora, perumpamaan, hiperbola, oksimoron, aliterasi, dan asonansi. Dari segi diksi ditemukan 5 (lima) kata konkret, 9 (sembilan) kata abstrak, 1 (satu) kata indera, 2 (dua) kata umum, dan 2 (dua) kata khusus.

Kata kunci: diksi; gaya bahasa; stilistika; album “Moments”

Abstract

The lyrics and English lyrics of the song "Moments" Maudy Ayunda use a stylistic perspective. Stylistic as a studio about the style proposed to analyze typical expressions in the language. This study uses stylistic theory to describe the effect of language style, especially on the album Moments, which has the style of language in the lyrics of the song. The data source of this research is ten-song lyrics in the album "Moments." In collecting data, researchers used the listening method, the note-taking technique. Data analysis uses content analysis methods. Based on the results of data analysis, there are 7 (seven) uses of the style of language used by the author, namely personification, metaphor, parable, hyperbole, oxymoron, alliteration, and assonance. Meanwhile, the results of data analysis found 5 (five) accurate word data, 9 (nine) abstract word data, 1 (one) sensory word data, 2 (two) general word data, and 2 (two) particular word data.

(2)

113

PENDAHULUAN

Pilihan kata (diksi) sangat penting dalam menghasilkan sebuah karya sastra. Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata berupa gaya bahasa yang digunakan penulis dalam menghasilkan karya sastra yang indah, yang dapat menarik perhatian para pembaca atau pendengar. Pilihan kata yang digunakan seorang penulis atau penyair sangat mempengaruhi keberhasilan mutu karyanya. Dalam diksi terdapat berbagai macam gaya bahasa sehingga diksi dan gaya bahasa sangat berkaitan erat, yakni penulis memilih kata-kata yang indah, menggunakan gaya bahasa yang khas, sehingga dapat menarik minat pembaca atau penikmat sastra. Menurut Kridalaksana (2011:50), “diksi adalah pilihan kata dan kejelasan lafal untuk memperoleh efek tertentu dalam berbicara di depan umum dan dalam karang-mengarang”. Selanjutnya, Keraf (2010: 22) menjelaskan sebagaimana berikut.

Pilihan kata atatu diksi jauh lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga, meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa dan ungkapan. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dala pengelompokan atau susunannya, atau yang menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi bertalian dengan

ungkapan-ungkapan yang individual atau

karakteristik, atau yang memiliki nilai artistik yang tinggi.

Salah satu karya sastra yang mengandung diksi dan gaya bahasa adalah lagu. Lagu merupakan kumpulan syair yang memiliki makna tertentu. Melalui lagu, seseorang dapat menyampaikan perasaannya. Lagu memiliki lirik-lirik, dan lirik- lirik tersebut merupakan sebuah sastra imajinatif seperti halnya dalam puisi yang juga memiliki lirik-lirik pada setiap baitnya, yang bertujuan menarik perhatian pembaca. Melalui lagu, penulis mencoba menyampaikan perasaannya dengan rangkaian kata-kata yang indah dengan tujuan agar pembaca atau penyimak ikut merasakan cerita di dalam lirik lagu tersebut. Peran lagu sangatlah penting bagi penikmatnya. Lirik lagu dan merdunya musik menjadi sarana penyampaian makna bahasa bagi penikmatnya.

Musik mampu menyampaikan jiwa imajinasi penyair yang bermaksud

mengungkap-kan pengalaman penyair sekaligus ingin meng-hibur para penikmat seni (Hermintoyo, 2014:1). Lagu adalah sastra yang unik, sederhana dan istimewa. Di dalam lagu ditunjukkan setiap kedalaman makna dari pencipta terhadap penikmatnya. Oleh karena itu, lagu dapat dianalisis secara mendalam terkait keunikan dan keistimewaannya sehingga selalu mendapat tempat yang baik bagi penikmat setianya.

Dengan menggunakan gaya bahasa seseorang dapat menyampaikan ide dan pikirannya tanpa harus menggunakan bahasa yang bertele-tele. Banyak orang menulis lagu sesuai dengan perasaan, sesuai dengan situasi yang ada pada perasaannya, dalam penyampaiannya sering kali menggunakan gaya tersendiri. Lirik lagu merupakan ekspresi tentang imajinasi atau perasaan pengarang tentang suatu hal yang dialaminya. Namun demikian, sebagai sarana komunikasi antara penyair dengan penikmat lagu, bahasa dalam lagu harus dapat dimengerti penyimak. Oleh karena itu, perlu mengggunakan diksi dan gaya bahasa dalam menceritakan isi lagu.

Menurut Dale [eds.] (Tarigan, 2013:4), gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum. Lebih lanjut, Tarigan menjelaskan gaya bahasa sebagai penggunaan kata-kata dalam berbicara dan menulis untuk meyakinkan penyimak dan pembaca. Berdasarkan uraian ini dapat dirangkum bahwa bahwa gaya bahasa merupakan bentuk berbahasa yang dituangkan dalam bentuk kata-kata indah yang digunakan penulis untuk menarik minat atau perhatian para pembaca.

Alasan peneliti memilih album ini karena lagu-lagu yang dihasilkan dalam album ini banyak mengandung gaya bahasa. Lagu yang dijadikan sebagai tema album ini, yaitu lagu yang berjudul “This Moments”. Dalam lagu ini, penulis lagu menyampaikan suasana hatinya, yang memberikan motivasi positif kepada penikmat lagu dibuktikan dengan adanya “aku bisa, karena kau ada”. Dalam lagu ini juga banyak terkandung gaya bahasa, dibuktikan dengan “’ku kan terus berlari, berenang. Gunung pun akan ‘ku pindahkan, lautan akan ku keringkan”. Judul-judul tersebut sangat tepat dijadikan salah satu materi khusus dalam pembelajaran sastra dalam rangka membentuk karakter siswa yang pantang menyerah dalam menggapai sesuatu yang dicitakan.

(3)

114 Dewasa ini, pendidikan karakter di Indonesia dalam masa pembenahan yang serius. Para siswa sangatlah penting diberikan materi-materi tentang penanaman nilai karakter yang positif. Pendidikan karakter merupakan pencip-taan lingkungan sekolah yang membantu siswa dalam perkembangan etika, tanggung jawab melalui model dan pengajaran karakter yang baik melalui nila-nilai universal (Berkowitz & Bier, 2005:7).

Dari lagu-lagu tersebut, peneliti berminat untuk meneliti berkaitan dengan diksi dan gaya bahasa pada lirik lagu Maudy Ayunda dengan menggunakan kajian stilistika. Stilistika (staylis-tic) adalah ilmu tentang gaya bahasa (Ratna, 2014:3). Stilistika merupakan kajian tentang karya sastra yang bertujuan untuk mendes-kripsikan data berkaitan dengan diksi dan gaya bahasa yang digunakan pengarang dalam menulis karya sastra.

Stilistika (staylistics) menunjuk pada pengertian studi tentang style, kajian terhadap wujud performansi kebahasaan, khususnya yang terdapat di dalam teks- teks kesastraan. Stile sebagai satu hal yang pada umumnya tidak lagi mengandung sifat kontroversial, yaitu menunjuk pada pengertian cara penggunaan bahasa dalam konteks tertentu, oleh pengarang tertentu, untuk tujuan tertentu, dan sebagainya, tergantung pada tujuan penuturan itu sendiri Leech & short (Nurgiantoro, 2013:373). Selanjutnya, Pradopo (2010:62) membagi Bahasa kias menjadi tujuh jenis, yaitu perbandingan (simile), metafora, perumpamaan epos (epic simile), personifikasi, metonimia, sinekdoki, dan alegori.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan, stilistika merupakan ilmu tentang gaya bahasa (stile) dalam sebuah karya sastra dengan tujuan untuk menarik perhatian para pembaca. Dengan demikian penulis ingin mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa dan diksi pada lirik lagu dalam album “Moments” karya Maudi Ayunda melalui kajian stilistika.

METODE

Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif kualitatif. Tipe penelitian deskriptif kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati (Bogdan & Taylor dalam Moleong, 2011: 4). Jenis penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi objek alamiah, hal mana peneliti adalah instrumen kunci. Salah satu ciri utama dari

penelitian ini adalah deskriptif. Dalam penelitian kualitatif data disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif (Yusuf, 2013:333). Data yang dikaji pada penelitian ini adalah kumpulan lirik 10 lagu pada album “Moments” Maudy Ayunda dengan menganalisis gaya bahasa dan diksi yang terdapat pada setiap lirik lagu. Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah teknik baca dan catat. Sumber data berupa dokumen teks lirik lagu dalam album “Moments” Maudy Ayunda. Teknik analisis data penelitian ini adalah teknik analisis konten, dengan prosedurnya ialah (1) peneliti mengumpulkan semua lirik lagu pada album “Moments” karya Maudy Ayunda untuk menemukan gaya bahasa dan diksi yang terdapat pada setiap baris lirik lagu; (2) peneliti menyeleksi setiap lirik lagu dengan cara menulis lirik lagu yang mengandung gaya bahasa dan diksi; (3) peneliti menganalisis dan menyajikan gaya bahasa dan diksi yang terdapat dalam setiap lirik lagu; dan (4) peneliti membuat kesimpulan dari hasil temuan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kumpulan lirik lagu pada album “Moments” karya Maudy Ayunda menjadi hal yang paling mendasar dalam penelitian ini, dari lirik lagu tersebut dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan penggunaan gaya bahasa dan diksi yang terdapat pada setiap lirik lagu. Lagu yang akan dianalisis pada album ini berjumlah 10 lagu, masing-masing berjudul “Bayangkan Rasakan”, “Untuk Apa”, “Tak Akan Sendiri”, “Cinta Datang Terlambat”, “Sekali Lagi”, “Arloji”, “Perahu Kertas”, “Tahu Diri”, “By My Side”, dan “This Moment”.

Berdasarkan judul lagu dalam album “Moments”, peneliti memfokuskan penelitian pada analisis penggunaan gaya bahasa dan diksi yang terdapat pada keseluruhan lirik lagu. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu peneliti mengumpulkan lirik lagu yang terdapat dalam album “Moments”, kemudian peneliti menyeleksi gaya bahasa dan diksi yang terdapat pada keseluruhan dari lirik lagu tersebut. Setelah malakukan seleksi, peneliti melanjutkan analisis dengan mendeskripsikan gaya bahasa dan diksi yang terdapat dari keseluruhan lirik lagu tersebut.

Data yang dideskripsi pada penelitian ini adalah kumpulan lirik lagu dari album “Moments” Maudy Ayunda, dengan mengguna-kan perspektif stilistika. Sumber data yang amengguna-kan dianalisis adalah kumpulan lirik lagu dalam

(4)

115 album “Moments” yang dinyanyikan oleh Maudy Ayunda. Selain sebagai penyanyi, Maudy juga sebagai penulis lagu, dalam album pertamanya yang diberi nama “Panggil Aku” yang dirilis pada tahun 2011, kini dalam albumnya yang kedua yang berjudul “Moments”, Maudy menyanyikan 10 lagu, yang di dalamnya menceritakan kegalauan. Lagu dalam album ini bukan hanya lagu ciptaan dari Maudy Ayunda, ada beberapa lagu yang diciptakan oleh orang lain dan dinyanyikan oleh Maudy Ayunda. Sepuluh lagu dalam album “Moments” tersebut diantaranya adalah “Bayangkan Rasakan”, “Untuk Apa”, “Tak Akan Sendiri”, “Cinta Datang Terlambat”, “Sekali Lagi”, “Arloji”, “Perahu Kertas”, “Tahu Diri”, “By My Side”, “This “Moments””.

Tarigan (2013:5), menjelaskan secara umum jenis gaya bahasa yang dikategorikan dalam empat bagian yaitu gaya bahasa perbandingan, pertautan, pertentangan, dan perulangan. Dari keempat gaya bahasa tersebut, Tarigan menggolongkan masing-masing gaya bahasa tersebut menjadi tiga. Dari penggolongan gaya bahasa tersebut, peneliti menyeleksi lirik lagu yang mengandung gaya bahasa yang termasuk dalam penggolongan jenis gaya bahasa berdasarkan pendapat Tarigan. Beberapa penggolongan diksi yang terdapat pada lirik lagu dalam album “Moments” seperti; penggunaan kata konkret, kata abstrak, kata umum, dan kata kata khusus. Berdasarkan penggolongan gaya bahasa dan diksi tersebut di atas, peneliti menganalisis gaya bahasa dan diksi yang terdapat dalam lirik lagu dalam album “Moments” Maudy Ayunda, sebagai berikut: Diksi

Penggunaan diksi pada 10 lirik dalam album “Moments” adalah sebagai berupa kata abstrak, kata konkret, kata indra, kata umum, dan kata khusus. Kata abstrak yaitu kata yang menimbulkan gagasan berlainan pada tipe orang sesuai dengan pengalaman dan pengertiannya mengenai kata-kata itu. Penggunaan kata abstrak pada penelitian ini terdapat 9 (sembilan).

Berikut beberapa contoh kutipan peng-gunaan kata abstrak pada album “Moments” yaitu terdapat pada lagu “Tak Akan Sendiri”. Penggunaan kata simpan pada bait kedua, baris pertama pada lirik lagu tersebut menimbulkan pemikiran yang berlainan juga bagi pembaca atau pendengar, dibuktikan dengan lirik lagu “Tak Akan Sendiri” pada data berikut.

Simpan hatimu untuk yang mencintai mu

Cinta kan datang dekati kamu Bila kau mau jangan pernah katakan Kau kan jalani hidup sendiri

Kata simpan dapat berarti menaruh atau menyimpan sebuah benda. Akan tetapi, pada lirik lagu tersebut, penyair ingin menjelaskan bahwa jaga hati untuk yang mencintai kita dengan tulus. Selain itu, penggunaan kata “datang” dan “dekati” pada data di atas dapat menimbulkan arti bahwa orang yang datang untuk mendekati. Tetapi, lirik lagu pada data di atas ingin menjelaskan bahwa, sosok yang baru akan datang membawa perasaan cinta pada seseorang. Contoh kutipan penggunaan kata abstrak lainnya, terdapat pada lirik lagu “Bayangkan Rasakan” sebagai berikut.

Hadirmu hanya sekilas di hidupku Namun meninggalkan luka Tak terhapus oleh waktu ….

Tertawa hanya ‘tuk tenangkan jiwa Namun yang ku rasa hampa Semua hilang tak tersisa

Lirik lagu tersebut mengandung kata abstrak karena menimbulkan gagasan yang berlainanm, yakni kata sekilas pada baris pertama, dan terhapus pada baris ketiga, yang menjelaskan bahwa seseorang yang datang sesaat di dalam kehidupan. Selanjutnya, terdapat pula kata-kata abstrak pada baris “tenangkan, hampa, dan kata tersisa”. Kata-kata tersebut menimbulkan gagasan yang berbeda pada setiap orang. Kata tenang dapat berarti tidak bergerak atau diam, tetapi pada lagu tersebut penyair memberikan makna bahwa tertawa hanya untuk membuat hati lebih tenang dan damai. Kata hampa dapat menimbulkan arti bahwa sesuatu itu tidak berisi atau kosong. Akan tetapi, penyair memberikan makna bahwa perasaannya sepi atau tidak memiliki semangat dalam hidup. Sementara itu, kata tersisa memiliki makna benda atau makanan sisa. Pada lirik lagu tersebut penyair ingin menjelaskan makna yang sebenarnya, yakni semua perasaan dan harapannya telah hilang dan tidak ada yang tertinggal.

Kata (frasa) konkret yaitu penyair menggunakan kata yang benar-benar ada, atau berwujud nyata. Penggunaan kata konkret yang ditemukan dalam penelitian ini ada 5 (lima). Berikut dua contoh kutipan penggunaan kata (frasa) konkret dalam lagu “Perahu Kertas”.

(5)

116 Perahu kertas ku ‘kan melaju

….

Kini ku tahu

Bila cinta tak bertumpu pada lidah

Lidah bisa berkata, namun hati tak sejalan

Kata-kata tak menjamin cinta

Kata (frasa) tersebut termasuk dalam kata (frasa) konkret karena unsur tersebut merupakan unsur yang menunjuk pada rujukan mengenai objek ‘perahu kertas’ secara jelas yang melaju saat dilepaskan.

Kata Konkret dalam lirik lagu “Untuk Apa” merupakan kata-kata yang bisa diserap oleh panca indra, yaitu penggunaan kata pada baris bertumpu pada lidah, yang mengandung makna bahwa cinta bukan hanya sekadar perkataan, tetapi harus dibuktikan dengan tindakan. Kata bertumpu kemudian diikuti dengan penggunaan kata lidah dalam mewakili perasaan penulis lagu menyatakan kesulitan penyair dalam berkata-kata.

Kata indra yaitu suatu jenis pengkhususan pemilihan kata yang menyatakan pengalaman-pengalaman yang dicerap pancaindra, yaitu cerapan indra penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, dan penciuman. Penggunaan kata indra pada penelitian ini terdapat 1 penggunaan. Berikut contoh kutipan dalam lagu “this moment”.

Lama mata menatap Tapi ku tak dapat melihat

Dari kalimat pada lirik lagu tersebut, kata yang dapat dicerap oleh panca indra adalah kata “menatap”, dan kata “melihat”, karena kata-kata tersebut dapat dicerap oleh indra penglihatan.

Kata umum yaitu kata dapat menimbulkan makna yang bersifat umum dari setiap pembaca atau pendengar. Penggunaan kata umum pada penelitian ini terdapat 2 (dua). Berikut contoh kutipan lirik dalam lagu “Untuk Apa”.

Kini ku tahu

Bila cinta tak bertumpu pada status

Semua orang tahu bila kita sepasang kekasih Namun status tak menjamin cinta

Berdasarkan lirik di atas, kata umum yang dimaksud adalah penggunaan kata “status”. Kata ini memiliki banyak pemahaman bagi beberapa orang. Status sendiri berarti menyatakan kedudukan, dalam hal ini “status” dalam lirik

lagu tersebut manyatakan kedudukan dalam sebuah hubungan asmara/ percintaan.

Kata khusus yaitu kata yang maknanya memberi informasi yang jauh lebih banyak sehingga tidak mungkin timbul salah paham. Akan tetapi, di samping informasi yang jauh lebih banyak itu, kata khusus juga memberi sugesti yang jauh lebih mendalam. Penggunaan kata khusus pada penelitian ini terdapat 2 (dua). Berikut salah satu contoh kutipan lirik pada lagu “Perahu Kertas”.

Mencari-caari tambatan hati Kau sahabatku sendiri

Yang termasuk kata khusus pada data di atas adalah kata “sahabat”. Kata tersebut memiliki makan yang sama dengan teman, tetapi kata sahabat lebih dikhususkan untuk sesorang yang lebih dekat, sedangkan teman sendiri berarti sebatas kenalan dan tidak selalu ada saat seseorang mengalami baik suka maupun duka.

Gaya Bahasa

Gaya Bahasa Perbandingan

Metafora, yaitu perbandingan yang implisit dua hal yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti menemukan 7 (tujuh) penggunaan gaya bahasa metafora. Adapun, beberapa contoh dikutipan dari lagu “By My Side”.

Tiada yang lain lagi

Hatiku t’la h terkunci

Cuma kamu ….

Ku tetap melangkah ikuti saja kata hatimu Buang jauh segala ragu (jauh)

Secara denotatif, terkunci merujuk pada makna ‘perbuatan mengunci yang tidak disengaja’. Terkunci, karena itu, mengungkap-kan suatu perbuatan mengunci suatu objek seperti pintu, jendela, dan lain-lain. Akan tetapi, pada lirik lagu itu, penyair mencoba membandingkan hal tersebut dengan hati. Lirik lagu yang berbunyi “hati ku t‟lah terkunci”, mengandung arti hati yang tidak menerima cinta dari orang lain lagi.

Contoh lirik lagu “This Moment” menjelaskan perbandingan antara sifat manusia dengan hati, hal mana pada lirik tersebut penyair menjelaskan hati yang seolah-olah dapat berbicara, dibuktikan dengan penggunaan kata (frasa) “kata hatimu”, perbandingan tersebut diperkuat dengan penggunaan kata “kata” pada

(6)

117 frasa “kata hati” yang seolah-olah hati memiliki organ untuk berbicara.

Ku ingin menjadi arloji

Berdetak terus tanpa henti Dalam suka atau duka

Ku kan selalu hadir hiasi waktu mu

Pada contoh lirik lagu “Arloji” di atas, perbandingan implisit yang dijelaskan pada gaya bahasa metafora adalah kata arloji yang berdetak terus sepanjang waktu, dan selalu menghiasi keseharian hidup. Penulis ingin membandingkan dirinya dengan sebuah ‘arloji’, agar dapat menghiasi waktu kekasihnya sepanjang hari tanpa henti.

Kini ku tahu

Bila cinta tak bertumpu pada status

Pada contoh lirik lagu “Untuk Apa”, pengguaan kata tumpu merupakan sebuah kata yang berarti penahan, dan penulis membandingkan kata tumpu dengan status dalam sebuah hubungan dapat berarti sebagai suatu penahan atau dasar dalam kejelasan sebuah hubungan. Makna yang terkandung dari lirik lagu di atas, bahwa cinta bukan sekadar pelengkap dalam sebuah hubungan, tetapi cinta benar-benar tulus dari dalam hati. Perlu sebuah pembuktian dalam wujud tindakan kasih saying dalam sebuah status bukan hanya sebuah kata-kata manis belaka.

Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang melekatkan sifat insani kepada benda yang tidak bernyawa dan ide yang abstrak. Dengan kata lain, membandingkan sifat manusia dengan benda yang tak bernyawa atau benda mati. Dari 10 lagu, peneliti menemukan 5 penggunaan gaya bahasa personifikasi. Adapun, beberapa contoh kutipannya ditunjukkan pada data-data berikut.

Simpan hatimu untuk yang mencintaimu

Cinta kan datang dekati kamu

Bila kau mau jangan pernah katakan Kau kan jalani hidup sendiri

Dari lirik lagu “Tak Akan Sendiri” di atas, penggunaan kata cinta seolah-olah seperti “makhluk hidup”, didukung dengan penggunaan kata datang. Makna yang terkandung dalam lirik tersebut adalah suatu saat akan datang perasaan cinta (manusia) yang ada pada perasaan seseorang.

Yang siap mengubah air mata di pipimu Menjadi senyum tawa lagi

Hal yang menjadi alasan, bahwa lirik lagu “Arloji” di atas termasuk dalam jenis gaya bahasa Personifikasi adalah kata (frasa) “air mata” yang dibandingkan dengan kata “senyum” dan “tawa”. Dimana, air mata seolah-olah bisa tersenyum dan tertawa. Tetapi, sebenarnya ingin menjelaskan bahwa penyair dapat membuat kesedihan kekasihnya menjadi kebahagiaan dan membuatnya tersenyum kembali. Dirasakan kehadiran penyair mampu memberi warna kebahagiaan tanpa memberi kesedihan dalam hidup seseorang yang dicintai.

Karena sayap ku patah, t’lah patah, … Tapi ku tahu kau telah lebih dulu ada

Bahkan sebelum cahaya

Baris pertama pada lirik lagu “This Moment” di atas, penulis lagu membandingkan dirinya dengan seekor burung, yang sayapnya patah. Penulis ingin menjelaskan bahwa sebuah harapannya telah putus dan sirna, hingga membuat dia terluka. Pada baris kedua dan ketiga penulis lagu membandingkan seseorang dengan cahaya. Hal itu dibuktikan dengan adanya kalimat baris ku tahu kau t’lah lebih dulu ada, dan bahkan sebelum cahaya. Penulis mengungkapkan kehadiran seseorang yang sudah lebih dulu hadir di dunia dan sangat memberi arti penting dalam hidup penulis.

Perumpamaan, yaitu perbandingan dua hal yang pada hakikatnya berhubungan dan yang sengaja kita anggap sama. Ciri khas pada gaya bahasa ini adalah adanya penggunaan kata seperti. Dari kumpulan lagu dalam album “Moments”, peneliti menemukan 2 penggunaan gaya bahasa perumpamaan. Berikut salah satu contoh kutipan lagu “Arloji”.

…dan aku seperti bulan dan sang mentari Hadir sepasang di bumi dan memberi arti

Penggunaan kata seperti menjadi ciri khas dalam gaya bahasa perumpamaan. Pada lirik lagu tersebut penulis lagu membandingkan kata “aku dan kau” dengan “bulan dan mentari”, dan menjadikan kedua hal tersebut dianggap sama. Lirik tersebut ingin menjelaskan bahwa keinginan sesorang kepada kekasihnya, agar hubungan mereka akan tetap bersama seperti sepasang bulan dan mentari.

(7)

118

Gaya Bahasa Pertentangan

Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang merupakan ungkapan yang melebih-lebihkan apa yang sebenarnya dimaksudkan, meliputi jumlahnya, ukurannya, atau sifatnya. Pada penelitian ini peneliti menemukan 5 (lima) penggunaan gaya bahasa hiperbola. Penggunaan gaya bahasa hiperbola tersebut dapat dilihat pada data-data berikut.

Apa pun yang menghadang nanti Kau kan selalu di dalam hati Karena hadirmu memberikan ku arti

Bahwa surga pun ada di bumi

Pada lirik lagu "Arloji” di atas, hal yang dianggap melebih-lebihkan adalah kalimat “surga pun ada di bumi”. Pada kalimat tersebut penulis menjelaskan seakan-akan surga memang ada di bumi. Makna yang terkandung dalam lirik lagu tersebut adalah kehadiran sesorang dalam hidupnya memberikan kebahagiaan. Kata surga berarti kebahagiaan.

Rasanya tak ingin bernafas lagi Tegak berdiri di depan mu kini

Pada lirik lagu “Tahu Diri” terdapat ungkapan melebih-lebihkan apa yang sebenarnya. Berdasarkan lirik lagu tersebut, sangat jelas bahwa baris pertama pada lirik itu menyatakan hal yang berlebihan. Penggunaan kalimat “…tak ingin bernafas lagi” menggambarkan perasaan penyair yang tidak mampu menerima kenyataan bahwa sosok yang ia idamkan ada di hadapannya. Pada kenyataannya, ia tahu diri bahwa hubungan persahabatan itu sulit menjadi cinta.

Kau di detak jantung ku

Di setiap nafasku tiada gantinya

Engkau segalanya yang bermakna

Dari lirik lagu “By my side” diimplisitkan sifat yang berlebihan. Penulis lagu ingin menyatakan bahwa seseorang yang ia cintai selalu ada dan sangat berarti, tetapi dilebih-lebihkan dengan adanya ungkapan ...di detak jantungku, dan kata di setiap nafasku, yang sebenarnya mengandung arti bahwa seseorang yang ia cintai selalu ada di setiap saat dalam hidupnya.

Gunung pun akan ku pindahkan Lautan akan ku pindahkan

Dan saat gelap melanda bagai air bah

Berdasarkan lirik lagu “This Moment” sangat jelas bahwa pernyataan yang berlebihan terdapat pada setiap baris, yaitu adanya kata “gunung yang dipindahkan, lautan dikeringkan, dan kata melandah bagai air bah”. Nyatanya, tindakan tersebut tidak dapat dilakukan manusia. Maksudnya, penulis menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk memberi kesan mendalam tentang kesungguhan hati penyair begitu semangat menggapai apapun setiap moment hidupnya.

Oksimoron, yaitu gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mengguna-kan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama. Dari penelitian ini peneliti menemukan 1 (satu) penggunaan gaya bahasa oksimoron. Berikut adalah salah satu contoh kutipan lirik lagu yang mengandung gaya bahasa oksimoron.

Kini ku tahu

Bila cinta tak bertumpu pada lidah

Lidah bisa berkata, namun hati tak sejalan

Kata-kata tak menjamin cinta

Pada kata “bisa berkata” dan “tak sejalan” merupakan sebuah gaya bahasa pertentangan, pada kedua kalimat tersebut penulis ingin menjelaskan makna dalam lagu yang mengatakan bahwa setiap ucapan yang tidak sesuai dengan tindakan.

Gaya Bahasa Perulangan

Gaya bahasa asonansi, yaitu semacam gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan vokal yang sama. Penggunaan gaya bahasa asonansi pada penelitian ini dibuktikan pada lirik lagu “Tak Akan Sendiri” berikut.

Ada yang sendiri karena tersakiti Dan dia pun berjanji

Takkan kenal cinta lagi

Penggunaan gaya bahasa asonansi pada data di atas yang mengalami perulangan bunyi vokal adalah pada vokal [i]. Tujuan penulis menggunakan gaya bahasa ini adalah untuk meningkatkan efek keindahan dengan memberikan penekannan pada bunyi vokal yang sama yaitu bunyi vocal [i] yang membentuk ekspresi kesedihan.

Gaya bahasa aliterasi, yaitu sejenis gaya bahasa repetisi yang berwujud perulangan konsonan yang sama. Total penggunaan gaya bahasa aliterasi pada 10 lagu dalam album “Moments” adalah 1 yang dapat dibuktikan pada

(8)

119 lirik lagu “Bayangkan Rasakan” sebagaimana berikut.

Maaf sangat sulit kau ucapkan Selalu ada pembenaran Atas hal yang kau lakukan

Konsonan [n] yang terdapat pada akhir dari setiap baris lirik lagu. Tujuan penggunaan gaya bahasa aliterasi pada data di atas untuk menimbulkan efek keindahan dan memberikan penekanan pada setiap lirik yang mengungkap-kan perasaan pengarang yang tertemengungkap-kan oleh keadaan.

Berdasarkan hasil penelitian pada kumpulan lirik dari 10 lagu dalam album “Moments” Maudy Ayunda, peneliti menemu-kan penggunaan gaya bahasa yang paling dominan, yakni gaya bahasa perbandingan, total penggunaan sebanyak 16 (metafora terdapat 7, personifikasi 5, dan perumpamaan 2). Total penggunaan gaya bahasa pertentangan adalah 6 penggunaan (gaya hiperbola 5 dan oksimoron 1). Total penggunaan gaya bahasa perulangan adalah 4 (aliterasi terdapat 1 dan asonasni 3).

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa, penggunaan gaya bahasa yang paling dominan pada kumpulan lirik dari 10 lagu dalam album “Moments”adalah peng-gunaan gaya bahasa perbandingan yakni gaya bahasa metafora (9 data), gaya bahasa personifikasi (5 data), dan gaya bahasa perumpamaan (2 data).

Dari segi diksi, penggunaan kata abstrak pada setiap data adalah 9 dari 19 data yang ditemukan. Penggunaan kata konkret dari 19 data pada kumpulan lirik lagu dalam album “Moments” adalah 5. Penggunaan kata umum dari 19 data pada kumpulan lirik lagu terdapat 2, dan penggunaan kata khusus 2. Jumlah kata indra dari 19 data pada kumpulan lirik lagu adalah 1. Jadi, penggunaan diksi yang paling dominan dari 19 data pada kumpulan lirik lagu dalam album “Moments” karya Maudy Ayunda adalah penggunaan kata abstrak.

Dari seluruh paparan di atas dapat dikatakan bahwa lirik lagu yang berjudul “Bayangkan Rasakan” merupakan lagu pertama dalam album “Moments” dari Maudy Ayunda yang diciptakan Nadya Fatirah. Lagu ini menceritakan kesedihan seorang perempuan tentang suatu hubungan yang telah terjalin begitu lama, tetapi hubungan itu tidak bertahan lama, karena pria yang dicintainya pergi dan memutuskan hubungan tersebut dengan

mengisahkan kenangan yang membuat sang wanita sakit hati dan sedih. Makna yang terkandung dalam lagu ini adalah keluhan tentang sebuah hubungan yang membuat seseorang akan sakit hati karena ditinggal kekasihnya.

Lirik lagu yang berjudul “Untuk Apa” merupakan judul lagu kedua dalam album “Moments” dan merupakan lagu ciptaan dari Bemby Noor. Lagu ini menceritakan tentang status atau hubungan sepasang kekasih, di mana perasaan status tidak selalu menjamin bahwa hubungan tersebut didasari oleh perasaan cinta, dan segala ucapan yang tidak sesuai dengan tindakan. Lagu ini memberi makna tentang pesan kepada penikmat lagu bahwa tak selamanya sebuah hubungan dalam percintaan selalu didasari oleh cinta. Sebuah rasa cinta perlu adanya sebuah pembuktian bukan dengan kata-kata semata, melainkan ditunjukan dengan perbuatan.

Lagu “Tak Akan Sendiri” menceritakan tentang arti kesendirian, yang diciptakan oleh Nadya Fatirah. Lagu ini memberikan motivasi kepada orang yang masih sendiri, yang belum memiliki pasangan hidup agar memberikan cinta kepada orang yang tulus mencintai. Lagu ini juga memberikan makna bahwa dalam kesendirian seseorang tidak boleh berkecil hati dan berputus asa.

Lagu yang berjudul “Cinta Datang Terlambat” merupakan lagu yang diciptakan oleh Badai Krispati dan menjadi salah satu lagu pada sountrack dari film “Perahu Kertas”. Lagu ini menceritakan tentang hubungan persahabatan yang terjalin begitu lama, tetapi setelah sekian lama perasaan cinta mulai tumbuh seiring berjalannya waktu, setelah seseorang sahabat pergi jauh, barulah mereka menyadari bahwa perasaan itu bukan sekadar persahabatan, tetapi munculnya benih-benih cinta. Makna yang terkandung dalam lagu tersebut adalah cinta datang kepada siapa saja dan susah menebak kapan dan di mana seseorang menemukan cinta sejatinya.

“Sekali Lagi” merupakan lagu kelima dari album “Moments” dan merupakan lagu yang diciptakan sendiri oleh Maudi Ayunda. Lagu ini menceritakan tentang penyesalan seseorang terhadap mantan kekasihnya. Ia memutuskan hubungan tersebut, dan semakin lama barulah menyadari bahwa memang benar mereka saling mencintai.

Lagu “Arloji” adalah lagu keenam dari album “Moments” yang diciptakan Nino Ran,

(9)

120 dirilis pada 2015. Lagu ini menceritakan tentang keinginan seseorang untuk selalu ada dan hadir setiap waktu untuk kekasihnya, baik dalam suka maupun dalam duka. Keinginan ini dibuat dalam bentuk lagu yang memberikan makna bahwa seseorang ingin ada dan setia untuk kekasihnya dalam setiap saat.

“Perahu Kertas” merupakan lagu ciptaan Dewi Dee Lestari, yang menjadi salah satu lagu yang paling populer dalam album ini. Judul lagu ini, menjadi salah satu judul film yang diperankan oleh Maudy Ayunda dan lagu ini juga menjadi salah satu lagu yang dijadikan sebagai sountrack dari film “Perahu Kertas” yang digarap ulang oleh Hanung Bramantyo. Lagu ini, menceritakan tentang perasaan cinta yang begitu lama dipendam kepada sahabat karib sendiri. Melalui, simbolisasi perahu kertas sengaja dipilih pengarang yang ingin menjadikan benda tersebut sebagai sarana pembawa pesan duka, bahagia dan tangis pengarang kepada Sang Khalik.

Lagu yang berjudul “Tahu Diri” ciptaan Dewi Dee Lestari, yang dirilis pada tahun 2012, merupakan lagu yang menceritakan tentang pertemuan antara kedua orang yang sudah lama saling menghindar, karena pernah menjalani hubungan yang membuat keduanya sakit hati. Setelah bertemu kembali, keduanya merasa gugup karena mengenang kembali kisah perih yang membuat mereka saling menghindar. Usahanya untuk tahu diri dan merenungi diri tidak akan berhasil, karena masih ada rasa cinta di dalam hati.

“By My Side” merupakan lagu yang diadaptasi oleh Dewi Dee Lestari, yang dirilis pada tahun 2014, yakni diciptakan oleh David Choi, lagu ini merupakan lagu duet Maudy Ayunda dengan David Choi. Lirik lagu ini menggunakan dua bahasa sekaligus, yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Dilihat dari judulnya, lagu ini menggunakan bahasa Inggris yaitu By My Side yang berarti “di sampingku”. Lagu ini menceritakan tentang keinginaan seseorang untuk selalu di samping kekasihnya, berada di samping kekasihnya di setiap saat, karena cinta yang luar biasa tulus kepada kekasihnya. Sebelum menganalisis, terlebih dahulu peneliti melakukan proses terjemahan, yaitu menerjemah lirik lagu yang mengandung bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia.

Lagu “This Moment” yang diciptakan oleh rapper ternama Indonesia Iwa K, Jhon Norman, dan Yudis Dwikrna. Merupakan lagu yang dijadikan sebagai nama album yaitu

“Moments”, yang berarti banyak suasana (waktu), yang menceritakan tentang motivasi diri yang tinggi, dimana setelah jatuh kita harus bangkit lagi, dan walaupun banyak rintangan dalam hidup yakinlah tetap semangat.

PENUTUP

Berdasarkan penggolongan gaya bahasa dan diksi yang digunakan pada kumpulan lirik lagu dalam album “Moments” dapat disimpul-kan bahwa, penggunaan gaya bahasa yang paling dominan pada kumpulan lirik lagu dalam album “Moments” adalah penggunaan gaya bahasa metafora. Penggunaan gaya bahasa metafora dalam kumpulan lagu ini menggambarkan unsur puitis secara langsung pada pengungkapan perasaan mendalam sang pengarang terhadap moment-moment penting dalam hidupnya. Penggunaan majas metafora dalam album “Moments”, juga sebagai sarana intensitas perasaan pengarang dengan menciptakan rang-kaian ekspresi penuh makna pada setiap lirik lagu. Sementara itu, penggunaan diksi yang paling dominan pada kumpulan lirik lagu dalam album“Moments” adalah penggunaan kata abstrak.

Penggunaan kata abstrak dalam lirik lagu pada album “Moments” untuk mempertegas perasaan yang ingin diceritakan kepada penyimak atau pembaca. Pemilihan kata abstrak memberi kesan menarik terhadap situasi dan nilai rasa bagi penikmatnya. Peneliti berharap-kan agar penelitian ini menjadi sumber atau acuan peneliti lain dalam menganalisis gaya bahasa dan diksi pada lirik lagu. Penelitian ini pun dapat menjadi salah satu materi khusus sastra untuk sekolah menengah dalam pembentukan nilai-nilai karakter anak bangsa.

DAFTAR PUSTAKA

Ayunda, M. (2015). “Moments” (Album). Jakarta: Trinity Optima Production. Berkowitz, M.W. & Bier, M.C. (2005).What

Works in Character Education: A Research-Driven Guide for Educators. Washington DC: University of Missouri-St. Louis.

Hermintoyo, M. (2014). Kode Bahasa dan Sastra: Kalimat Metaforis Lirik Lagu Populer. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri.

Keraf, G. 2010. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

(10)

121 Kridalaksana, H. (2011, 4th.ed.). Kamus

Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Moleong, J. L. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nurgiyantoro, B. (2013). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Madah University Press.

Pradopo, R. D. (2010). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Madah University Press.

Ratna, N. K. (2014). Stilistika Kajian Puitika Bahasa Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tarigan, H. G. (2013). Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Yusuf, M. (2013). Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Padang: Kencana.

Referensi

Dokumen terkait

adalah Gaya Bahasa Hiperbola Pada Lirik Lagu-Lagu Dalam Album Ratu.. Peneliti ingin mengetahui bentuk gaya bahasa yang terdapat

Bagaimanakah bentuk pemakaian gaya bahasa perbandingan pada lirik lagu-lagu Iwan Fals dalam Album Sarjana Muda?.

yang berjudul ” Analisis Penggunaan Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu Dalam Album 9 th Band Netral ” dapat diselesaikan secara lancar. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk

Judul Skripsi : Analisis Diksi dan Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Campursari Didi Kempot Album Kasmaran Nama : Nur Rochimah ‘Ainin Nisa’ Fitri NIM : 121611133077 Departemen : Bahasa

Objek yang digunakan adalah aspek stilistika berupa bahasa figuratif (majas) dalam lirik lagu album Camellia II karya Ebiet G.. Ade

Penelitian ini menganalisis tentang jenis gaya bahasa dan citraan pada lirik lagu dalam album Chambre 12 karya Louane. Album ini terdiri dari 17 lagu, namun karena keterbatasan

Penelitian deskriptif kualitatif dilakukan karena peneliti ingin mengetahui Analisis Penggunaan Diksi Dan Simile Pada Lirik Lagu Grup Musik Tajul Album Melamar

Data dalam penelitian ini berupa frasa atau kalimat yang mengandung gaya bahasa pada lirik-lirik lagu di dalam album Blonde, sedangkan sumber data berupa 12 lirik lagu