RANCANG BANGUN PENGHITUNGAN SURAT SUARA / QUICK COUNT
BERBASIS WEB UNTUK MEMPREDIKSI KEMENANGAN KANDIDAT
DALAM PEMILIHAN UMUM
Studi Kasus : Komisi Pemilihan Umum Provinsi Jawa Tengah
Satriyo Eko Putranto
Teknik Informatika-Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro, jalan nakula I 5-11, Semarang, 50131 E-mail : [email protected]
Abstrak
Pemilu merupakan pesta demokrasi di suatu kota yang diadakan setiap lima tahun sekali, untuk memilih Kepala Daerah, Legislatif, maupun Presiden. Penghitungan resmi dari pemilu mengacu dari hasil penghitungan manual yang dilakukan oleh KPU. Seperti apa yang terlihat pada saat ini bahwa sistem yang digunakan untuk penghitungan surat suara sudah cukup baik meskipun masih menggunakan sistem manual atau sistem lama dengan ketentuan-ketentuan diantaranya penginputan pint, pengkalkulasian hasil, pembuatan laporan dan lain sebagainya. Untuk itu dengan melihat fakta yang ada maka disistem baru ini akan dibuat sistem komputerisasi atau sistem otomatis oleh penulis yaitu Quick Count / penghitungan cepat dengan metode pengembangan sistem Waterfall dan metode Systematic Random Sampling. Hasil Penghitungan suara dalam suatu hari sudah dapat diperoleh data gambaran pemenang dengan prosentasenya.
Kata kunci: Waterfall, Quick Count
1. PENDAHULUAN
emilu adalah sarana untuk melaksanakan kedaulatan rayat berdasarkan azaz langsung, umum, bebas dan rahasia (LUBER), serta jujur dan adil (JURDIL) dan didasarkan atas peraturan KPU Nomor 03 tentang pemilihan pilpres dan cawapres. Dalam rumusannya, UUD 1945 hasil perubahan mengkonsepkan bahwa Presiden dan Wakil Presiden dipilih bersamaan dengan pemilihan umum legislatif.
Seperti apa yang terlihat pada saat ini bahwa sistem yang digunakan untuk penghitungan surat suara sudah cukup baik meskipun masih menggunakan sistem manual atau sistem lama. Selain itu terdapat permasahan dilaporkan atas kisruh quick count adalah lembaga survei yang tidak bersedia diaudit oleh Perhimpunan Survei Opini Publik (Persepi). Sejumlah lembaga survei yang telah diaudit oleh Persepi merupakan lembaga yang kredibel dalam menyampaikan hasil hitung cepat.
Seperti diberitakan sebelumnya, hasil hitung cepat Pusat Studi Kebijakan dan Pembangunan Strategis (Puskaptis) dan Jaringan Suara Indonesia (JSI) sama-sama menunjukkan keunggulan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Sementara itu, 8 lembaga lain menunjukkan keunggulan untuk pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Akhirnya, Persepi melakukan audit kepada lembaga survei.
Selain Puskaptis dan JSI, Persepi juga memeriksa lembaga survei lain, yakni Network
Centre for Strategic and International Studies (CSIS),Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Saiful Mujani Research Centre (SMRC), Indikator Politik,
dan Poltracking. Semua lembaga survei tersebut menghadiri audit dan dinyatakan tak bermasalah. Akibat menolak diaudit, Puskaptis dan JSI dikeluarkan dari keanggotaan Persepi
Audit dapat dimulai dengan bukti dokumentasi otentik, metodologi, dan sampel yang digunakan setiap lembaga survei. Proses berikutnya, auditor dapat memverifikasi data-data tersebut secara langsung melalui bantuan penyedia layanan telekomunikasi, yang terpenting, setiap lembaga survei harus menjadi bagian informasi tetap kepada masyarakat.
Dengan melihat fakta yang ada maka disistem baru ini akan dibuat sistem komputerisasi atau sistem otomatis yaitu Quick Count / penghitungan cepat yang nantinya bisa membantu untuk memudahkan panitia dalam penghitungan surat suara dan penghematan biaya cetak sekaligus menjaga keamanan data di setiap TPS daerah masing-masing. Quick Count adalah metode verifikasi hasil pemilihan kepala daerah, yang datanya diperoleh dari sampel di lapangan. Berbeda dengan exit poll, sampel tidak diperoleh dari para responden yang ditanyai satu per satu, melainkan diperoleh dari hasil rekap resmi di lapangan.
Dengan adanya Quick Count berbasis web ini diharapkan dapat membantu KPU Provinsi Jawa Tengah dalam proses penghitungan surat suara secara cepat, tepat, akurat dan menggambarkan secara umum kepada masyarakat atas gambaran umum sebagai pemilih. Selain itu dapat menggantikan sistem penghitungan surat suara secara manual yang membutuhkan waktu lama dan sangat tidak efisien karena jumlah surat suara dan jumlah TPS yang sangat banyak serta
P
mengantisipasi adanya indikasi-indikasi kecurangan yang terjadi saat ini dalam penghitungan suara di TPS setempat.
Tujuan dari penelitian ini adalah
a. Terciptanya Sistem Penghitungan suara dalam pemilu secara cepat, tepat , aman dan akurat, guna mengurangi terdapatnya indikasi-indikasi kecurangan yang terjadi saat ini.
b. Menentukan pengambilan sampel dengan metode Systematic Random Sampling.
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Dari hasil penelitian ini diharapkan bisa
membantu KPU Provinsi Jawa Tengah dalam penghitungan suara secara cepat, tepat, aman akurat, dan mengurangi terjadinya indikasi kecurangan di setiap TPS.
b. Hasil penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa diharapkan dapat membantu dalam menyelesaikan permasalahan dalam penghitungan surat suara.
c. Menggantikan sistem penghitungan surat suara dalam pemilu secara manual dengan menggunakan sistem penghitungan surat suara secara komputerisasi.
2. Landasan Teori
2.1 Definisi Quick Count
Quick count adalah metode penghitungan hasil pemilihan umum secara cepat dimana datanya diambil langsung dari lapangan (TPS). Dalam metode quick count, tidak semua TPS akan diambil datanya untuk dijadikan sampel, melainkan hanya beberapa TPS di tiap-tiap daerah dengan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Beberapa TPS akan yang dipilih secara acak biasanya ditentukan berdasarkan pertimbangan jumlah penduduk, jumlah pemilih terbaru, dan penyebaran pemilih.
2.2 Definisi Metode Quick Count
Metode yang digunakan dalam perhitungan suara dengan lingkup wilayah satu kecamatan adalah Systematic Random Sampling,
sedangkan untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin.
Systematic Random Sampling adalah metode
dalam pengambilan sampel dengan melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi) dan menentukan jarak intervalnya, sedangkan rumus Slovin adalah rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikasi α.
3. METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Dalam metode pengembangan sistem ini penulis mengacu pada siklus hidup perangkat lunak pada rekayasa perangkat lunak.Penulis
menggunakan Waterfall Model dengan alasan model ini sering digunakan dalam membangun sebuah sistem.
Berikut langkah-langkah dari Waterfall Model, yaitu:
1. Requirements Analysis
Pada langkah ini berisi pengumpulan kebutuhan secara lengkap untuk memenuhi dalam menganalisis dan mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan dalam pembuatan sebuah program. Pengumpulan kebutuhan yang penulis olah adalah Data Pemilih Tetap pada setiap kecamatan di Provinsi Jawa Tengah dan literatur-literatur yang berhubungan dengan Quick Count. Dari data tersebut penulis dapat memperoleh data untuk penghitungan surat suara.
2. Design
Pada proses ini melibatkan struktur data, arsitektur, perangkat lunak, representasi interface dan detail prosedural. Desain yang penulis lakukan adalah berbasis web. Dengan alasan agar sistem yang penulis buat dapat diakses oleh petugas KPU. Serta penambahan halaman login admin untuk memperjelas informasi tentang penghitungan surat suara. Kemudian diberikan hak akses agar para petugas KPU bisa merekapitulasi penghitungan surat suara / Quick Count tersebut.
3. Implementation
Pada tahap ini dilakukan pemrograman. Pembuatan software dipecah menjadi modul-modul kecil yang nantinya akan digabungkan dalam tahap berikutnya. Selain itu, tahap ini melakukan pemeriksaaan terhadap modul yang dibuat, apakah sudah memenuhi fungsi yang diinginkan atau belum. Pemrograman yang digunakan oleh penulis adalah PHP dan
JavaScript untuk menampilkan hasil Tabulasi
penghitungan surat suara / calon kandidat atau partai yang menang dan form-form berkaitan DPT (Daftar Pemilih Tetap).
4. Integration and Testing
Penggabungan modul-modul yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya dan dilakukan pengujian untuk mengetahui sistem yang dibuat telah sesuai desainnya dan masih terdapat kesalahan atau tidak.
Pada tahap terakhir perangkat lunak yang sudah dijalankan harus dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan ini termasuk dalam perbaikan kesalahan pada perangkat lunak yang tidak ditemukan pada tahap sebelumnya.
4. Rancangan Sistem dan Implementasi 4.1 Rancangan Sistem
4.1.1 Context Diagram
Context Diagram adalah kasus khusus
untuk DFD atau bagian dari DFD yang berfungsi untuk memetakan mode lingkungan yang direpresentasikan dengan lingkungan tunggal yang mewakili seluruh sistem. [2]
4.1.2 Data Flow Diagram
DFD adalah suatu network yang menggambarkan suatu sistem automatis / komputerisasi, manualisasi atau gabungan dari keduanya, yang penggambarannya disusun dalam bentuk kumpulan komponen sistem yang saling berhubungan sesuai dengan aturan mainnya[8].
4.2 Implementasi
4.2.1 Metode Quick Count
Pada penelitian ini, data TPS di setiap kelurahan di kecamatan sudah didapatkan. Sehingga metode penarikan sampel yang digunakan adalah Systematic Random Sampling.
Systematic Random Sampling adalah
metode dalam pengambilan sampel dengan melakukan cek keadaan daftar populasi (kerangka populasi) dan menentukan jarak intervalnya. Dalam menentukan jarak interval digunakan rumus sebagai berikut:
I = N / n Keterangan : I = Interval
N = Jumlah anggota populasi n = Jumlah anggota sampel.
Setelah didapatkan jarak interval, maka tahapan berikutnya adalah menentukan nomor berapa peneliti akan mulai menghitung. Penetapan nomor pertama ini dilakukan secara acak atau random dari nomor 1,2,3 atau 4. Anggota sampel berikutnya ditentukan dengan menambahkan interval pada nomor pertama dan seterusnya.
Untuk jumlah anggota sampel adalah beberapa TPS yang akan dipilih untuk mewakili dari keseluruhan TPS untuk dijadikan sampel dalam penghitungan suara ini. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Slovin. Rumus Slovin adalah rumus yang digunakan untuk menentukan ukuran sampel minimal (n) jika diketahui ukuran populasi (N) pada taraf signifikasi α dengan rumus
= N
1 + N α² Keterangan:
n = jumlah sampel N = jumlah populasi
α = batas toleransi kesalahan
Dari rumus Slovin yang sudah dijelaskan, maka didapatkan jumlah sampel adalah 153 TPS dengan jumlah populasi 248 TPS serta dengan batas toleransi kesalahan atau signifikansi 0.05.
5. Hasil penelitian dan Pembahasan 5.1 Hasil penelitian
Hasil Penelitian adalah tahap untuk merepresentasikan hasil desain atau perancangan ke dalam bahasa pemrograman agar dapat digunakan sebagai kebutuhan untuk membantu dalam mengelola informasi. Tujuannya adalah agar dapat mengetahui bentuk program yang akan dijalankan sehingga dapat diketahui apa isi dari program yang akan ditampilkan.
Form Edit TPS, List Kelurahan Admin
Gambar 5.6 Form Edit TPS, List Kelurahan Admin
Form Unggah C1 Managemen
Gambar 5.9 Form Unggah C1 Managemen
Hasil Quick Count
Gambar 5.10 Halaman hasil Quick
5.2 Pembahasan 5.2.1 Pengujian
Item Uji Jenis Pengujian Hasil Pengujian
Login Black Box Diterima
Form Input Jenis Pemilu
Black Box Diterima
Form Input Penambahan Calon
Black Box Diterima
Form Input Penambahan Wilayah
Black Box Diterima
Form Penambahan TPS
Black Box Diterima
Form Penambahan User Baru
Black Box Diterima
C1
Pengumuman Black Box Diterima
Pesan Black Box Diterima
Laporan Black Box Diterima
Hasil Quick Count
Black Box Diterima
5.2.2 Kesimpulan Hasil Pengujian
Berdasarkan hasil pengujian dengan kasus uji sample di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa perangkat lunak bebas dari kesalahan sintaks dan secara fungsional mengeluarkan hasil yang sesuai dengan yang diharap.
6. Kesimpulan dan Penelitian Selanjutnya 6.1 Kesimpulan
Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a. Tingkat akurasi dari implementasi algoritma assosiasi Apriori dipengaruhi oleh beberapa hal seperti min.support,min.confidence, dan jumlah dataset.
b. Dari hasil uji coba dataset yang ada pada
poliklinik UDINUS Semarang menghasilkan pola penyebaran penyakit yang paling kuat yaitu nilai min. Support 17.0810 % dan min.confidence 72.1800% mempunyai pola 19-> 12 yaitu mahasiswa umur 19 sudah terjangkit penyakit cephalgia dan juga berkelamin perempuan.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan metode baru dalam proses penyebaran penyakit cephalgia pada Poliklinik Universitas Dian Nuswantoro.
6.2 Penelitian Selanjutnya
Dari kesimpulan di atas, penulis dapat
memberikan saran-saran sebagai berikut :
a. Dengan adanya Penghitungan Surat
Suara / Quick Count berbasis Web
pada
Komisi
Pemilihan
Umum
Provinsi Jawa Tengahini diharapkan
pengembangan
berikutnya
bisa
digunakan untuk pemilu yang lain di
semua provinsi di Indonesia dengan
data yang lebih lengkap berupa Daftar
Pemilih Tetap di setiap TPS per
Kelurahan.
b. Fitur-fitur
dan
menu-menu
pada
program
Quick
Count
bisa
ditambahkan dengan lengkap.
c. Keamanan website sebaiknya lebih
ditingkatkan, tidak hanya keamanan
data tetapi juga keamanan sistem,
dengan
menggunakan
metode
pengamanan website lainnya seperti
enkripsi.
Daftar Pustaka
[1] A.Hall.James, Sistem Informasi Akuntansi jilid 1,2001. Jakarta:salemba
[2] James A. O’Brien. (2008). Pengantar Sistem Infomasi Perspektif Bisnis dan Manajerial. Edisi keduabelas. Jakarta : Salemba Empat. [3] Juwairiah, Prasetyo, Dessyanto Boedi dan
Guntari, Fifi Tri. 2009. Aplikasi Quick Count Pemilihan Presiden RI Menggunakan Teknologi Mobile. Journal : Seminar Nasional Informatika 2009 UPN “Veteran” Yogyakarta.
[4] Jogiyanto HM., MBA., Akt., Ph.D (2005).
Analisis dan Desain.Yogyakarta : Andi
[5] Kadir, Abdul. 2009. Membuat Aplikasi Web
dengan PHP dan Database MySQL.
Yogyakarta: ANDI
[6] Andri Kristanto (2003). Perancangan Sistem
Informasi dan Aplikasinya.Yogyakarta :
Penerbit Gava Media
[7] Ir, Fathansyah (2001). Basis Data. Bandung : Informatika Bandung.
[8] Raymond McLeod, Jr. (2001). Sistem
Informasi Manajemen Jilid I dan II. Jakarta :
PT. Prenhallindo.
[9] Adi Nugroho, ST., MMSI (2004). Konsep
Pengembangan Sistem Basis Data. Bandung :
Informatika Bandung.
[10] http://zainurie.files.wordpress.com/2007/05/b ab-iii- relasional.pdf. Diupdate tanggal 14 Mei 2014
[11] http://inherent.brawijaya.ac.id/portal/?hlm=art ikel_detail&id=21. Diupdate tanggal 15 Juni 2014
[12]
http://indonesia- baru.liputan6.com/read/2079620/peneliti- lembaga-survei-tak-mau-diaudit-seharusnya-dipolisikan. Diupdate tanggal 16 Juli 2014