• Tidak ada hasil yang ditemukan

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

13. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

14. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 8 Tahun 2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;

15. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 17 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Barang Daerah; 16. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

17. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 Tahun 2006 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

18. Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 108 Tahun 2003 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PENGALIHAN STATUS KEPEGAWAIAN EKS PERSEROAN TERBATAS RUMAH SAKIT

CENGKARENG

BABI

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur beserta perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

3. Gubernur adalah Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 4. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta;

5. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

6. Dinas adalah Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

7. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

8. Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut Pegawai Non PNS adalah seseorang yang dipekerjakan oleh SKPD/UK yang menerapkan PPK-BLUD;

9. Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah yang selanjutnya disingkat PPK-BLUD adalah Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagaimana diatur dalam Peraturan Gubernur Nomor 29 Tahun 2006 tentang Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta;

(4)

10. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kotamadya/Kabupaten Administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

11. Unit Kerja yang selanjutnya disingkat UK adalah bagian atau subordinat Satuan Kerja Perangkat Daerah;

12. Perseroan Terbatas Rumah Sakit Cengkareng yang selanjutnya disebut PT RS Cengkareng adalah Perseroan Terbatas Rumah Sakit Cengkareng yang dibentuk dengan Akte Notaris Nomor 77 Tahun 2004 dan disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor C/31083 HT Tahun 2004;

13. Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng yang selanjutnya disebut RSUD Cengkareng adalah Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng Dinas Kesehatan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang dibentuk dengan Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 76 Tahun 2006.

BAB II

STATUS KEPEGAWAIAN Pasal 2

(1) Pegawai eks PT RS Cengkareng dialihkan dan diterima menjadi Pegawai Non PNS RSUD Cengkareng dengan penghasilan yang sama pada saat bekerja di PT RS Cengkareng, sesuai dengan kemampuan pendapatan operasional RSUD Cengkareng yang menerapkan PPK-BLUD.

(2) Pengalihan status pegawai eks PT RS Cengkareng sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 berlaku ketentuan sebagai berikut.

a. Bagi pegawai dengan status PNS tetap sebagai PNS; b. Bagi Pegawai Non PNS dengan status Pegawai Tetap :

1. Langsung menjadi Pegawai Tetap Non PNS RSUD Cengkareng;

2. Dapat mengakhiri hubungan kerja, apabila tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja.

(5)

c. Bagi Pegawai Non PNS dengan status Pegawai Kontrak :

1. Langsung menjadi Pegawai Kontrak Non PNS RSUD Cengkareng;

2. Dapat mengakhiri hubungan kerja, apabila tidak bersedia melanjutkan kontrak.

d. Bagi Pegawai Non PNS dengan status Pegawai Harian Lepas (PHL) :

1. Langsung menjadi Pegawai Harian Lepas Non PNS RSUD Cengkareng;

2. Dapat mengakhiri hubungan kerja, apabila tidak bersedia melanjutkan status Pegawai Harian Lepas.

e. Bagi pegawai dengan status Pegawai Paruh Waktu, maka : 1. Langsung menjadi Pegawai Paruh Waktu Non PNS RSUD

Cengkareng;

2. Dapat mengundurkan diri sebagai Pegawai Paruh Waktu.

(3) Proses pengalihan status pegawai eks PT RS Cengkareng sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian.

(4) Proses penetapan pengalihan status pegawai eks PT RS Cengkareng sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b, c, d, dan e dilaksanakan dengan keputusan Direktur RSUD Cengkareng;

(5) Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dimonitor/dipantau oleh Dinas Kesehatan, dan Direktur RSUD Cengkareng wajib melaporkan pelaksanaan penetapan kepada Kepala Dinas, serta Kepala Dinas melaporkan kepada Gubernur melalui Kepala Badan Kepegawaian Daerah.

BAB III

HAK PEGAWAI ATAS PILIHAN STATUS Pasal 3 Pegawai PNS

Pegawai RSUD Cengkareng yang berstatus PNS, mempunyai hak yang sama dengan PNS lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan kepegawaian.

(6)

Pasal 4 Pegawai Non PNS

(1) Bagi Pegawai Non PNS yang langsung menjadi Pegawai Tetap RSUD Cengkareng mempunyai hak antara lain :

a. Masa kerja pada saat masih bergabung di eks PT, tetap diakui dan diperhitungkan;

b. Menerima penghasilan sesuai dengan kemampuan pendapatan operasional RSUD Cengkareng.

(2) Bagi Pegawai Non PNS yang mengakhiri hubungan kerja mempunyai hak :

a. Menerima uang pesangon sebesar 2 (dua) kali sesuai dengan Pasal 156 ayat (2), uang penghargaan masa kerja sebesar 1 (satu) kali sesuai dengan Pasal 156 ayat (3) dan uang penggantian hak sesuai dengan ketentuan Pasal 156 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

b. Pemberian hak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a didasarkan pada masa kerja yang diakui oleh PT RS Cengkareng;

c. Pegawai Non PNS yang menduduki jabatan struktural dan mengakhiri hubungan kerja, selain mendapatkan hak sebagaimana huruf a di atas, juga mendapatkan uang jasa selama menduduki jabatan struktural tersebut. (3) Bagi Pegawai Non PNS dengan status Pegawai Kontrak yang

mengakhiri hubungan kerja diberikan uang kerohiman sebesar 2 (dua) bulan gaji.

(4) Bagi Pegawai Non PNS dengan status Pegawai Harian Lepas (PHL) yang mengakhiri hubungan kerja diberikan uang kerohiman sebesar 1 (satu) bulan gaji.

(5) Bagi Pegawai Non PNS dengan status Pegawai Paruh Waktu yang mengakhiri hubungan kerja mempunyai hak menerima sisa hak yang belum dibayarkan.

Pasal 5

Pemberian uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dan uang kerohiman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dan ayat (4) serta sisa hak yang belum dibayarkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (5) dibebankan pada RSUD Cengkareng.

(7)

BAB IV KEWAJIBAN Pasal 6

Kewajiban RSUD Cengkareng (1) Kewajiban Direktur RSUD Cengkareng sebagai berikut.

a. Melaporkan jumlah PNS yang bekerja pada RSUD Cengkareng kepada Dinas untuk dilaporkan kepada BKD;

b. Mengangkat Pegawai Tetap menjadi Pegawai Tetap Non PNS;

d. Melanjutkan hubungan kerja terhadap Pegawai Kontrak menjadi Pegawai Kontrak Non PNS;

e. Melanjutkan hubungan kerja terhadap Pegawai Harian Lepas menjadi Pegawai Harian Lepas Non PNS;

e. Melanjutkan hubungan kerja terhadap Pegawai Paruh Waktu menjadi Pegawai Paruh Waktu Non PNS.

(2) Pengangkatan dan melanjutkan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, c, d, dan e dilaksanakan sesuai dengan pilihan pegawai yang bersangkutan berdasarkan ketentuan Pasal 3.

BAB V KETENTUAN LAIN

Pasal 7

RSUD Cengkareng dilarang menerima Pegawai Non PNS eks PT RS Cengkareng yang telah mengakhiri hubungan kerja dalam bentuk apapun.

(8)

BAB VI PENUTUP

Pasal 8

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 9 Januari 2007

Diundangkan di Jakarta

Pada tanggal 17 Januari 2007

Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2007 Nomor 08

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian proses selanjutnya adalah pengisian titik tinggi pada daerah error yang tinggi (pengisian void) dengan titik tinggi yang diekstrak dari DEM SRTM yang

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul “ANALISA KEKERASAN PERMUKAAN BAJA KARBON RENDAH ST 40 DENGAN PROSES CARBURIZING

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah dengan tingkat signifikansi menggunakan 0,05 (= 5%) diperoleh signifikansi 0,003, maka Ho ditolak yang artinya adalah

Riqabah ( Pengawasan dakwah) meliputi, pengawasan langsung dan pengawasan tidak langsung, pengawasan prenventif dan pengawasan represif. Adapun peluangnya yaitu,

1.3 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja,

Peningkatan cakupan persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan kesehatan ibu, di antaranya adalah kemitraan bidan dan dukun, peningkatan

Setiap parameter nilai yang diuji akan dilakukan 10 percobaan dengan nilai parameter yang tetap untuk persentase data training bernilai 90%, persentase data testing

Dilihat dari faktor tenaga pengajar, hal-hal yang menyebabkan belum lancarnya pelaksanaan promosi jabatan fungsional tenaga pengajar tetap yayasan pada UMB jika dibandingkan