• Tidak ada hasil yang ditemukan

KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KESEHATAN INDERA PENGLIHATAN PENDENGARAN. Website:"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KESEHATAN INDERA

PENGLIHATAN

(2)

Pendahuluan

Indera penglihatan dan pendengaran saja

Data prevalensi kebutaan dan ketulian skala nasional perlu

diperbarui

Keterbatasan waktu untuk pemeriksaan mata dan telinga

rinci/spesialistik, jika dilakukan pada sampel +1,3 juta

responden

Keterbatasan enumerator (D3 Kesehatan) untuk pemeriksaan

(3)

Riskesdas 2007

Hasil Riskesdas 2007 telah dimanfaatkan untuk

perumusan kebijakan kesehatan di tingkat

Pusat, Provinsi, dan Kabupaten, kecuali prevalensi

kebutaan KONTROVERSIAL!

Prevalensi kebutaan 0,9%

(4)
(5)

Tujuan

Memperoleh prevalensi:

kebutaan (dengan/ tanpa koreksi) nasional

pterygium dan kekeruhan kornea

katarak matur yang belum dioperasi

Mengidentifikasi faktor penyebab katarak

tersebut belum dioperasi

(6)

0.4

0.9

2.6

0.1

0.4

1.1

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

Tahun 2007

Tahun 2013

Prevalensi Kebutaan Penduduk

Umur ≥6 Tahun Tanpa/dengan Koreksi Optimal

Menurut Provinsi, 2007 dan 2013

(7)

1.0

2.9

2.8

4.1

9.5

12.7

11.6

9.7

0.03

0.06

0.13

0.3

1

3

7.6

13.9

0.01

0.03

0.07

0.1

0.3

1.1

3.5

8.4

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

6-14

15-24

25-34

35-44

45-54

55-64

65-74

75+

Pakai Kacamata/Lensa Kontak

Severe Low vision

Kebutaan

Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/Lensa

Kontak,

Severe Low Vision,

dan Kebutaan

(8)

6.6

0.8

0.4

2.6

1.1

0.5

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

Pakai Kacamata/Lensa Kontak

Severe Low vision

Kebutaan

Perkotaan

Perdesaan

Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/Lensa

Kontak,

Severe Low Vision,

dan Kebutaan

(9)

2.3

2.2

3.6

4.0

7.0

15.9

2.9

1.1

1.2

0.4

0.3

0.3

1.7

0.5

0.4

0.1

0.1

0.1

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

Tidak sekolah

Tidak tamat SD

Tamat SD

Tamat SMP

Tamat SMA

Tamat PT

Pakai Kacamata/Lensa Kontak

Severe Low vision

Kebutaan

Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/Lensa

Kontak,

Severe Low Vision,

dan Kebutaan

(10)

1.4

2.2

3.5

5.5

9.2

1.4

1.4

1.0

0.6

0.5

0.7

0.6

0.4

0.3

0.2

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

10.0

Terbawah

Menengah bawah

Menengah

Menengah atas

Teratas

Pakai Kacamata/Lensa Kontak

Severe Low vision

Kebutaan

Prevalensi Pemakaian Kaca Mata/Lensa

Kontak,

Severe Low Vision

, dan Kebutaan

(11)

Prevalensi Pterygium dan Kekeruhan Kornea

Penduduk Semua Umur Menurut Provinsi, 2013

3.7 8.3 25.2 2.0 5.5 11.0 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0

DK

I

B

an

te

n

L

am

p

un

g

S

u

mse

l

K

al

ten

g

P

ab

a

r

K

ep

.R

ia

u

S

um

u

t

Ja

mb

i

K

al

ba

r

J

a

b

ar

Ri

a

u

Ka

lt

im

J

a

te

n

g

Su

lt

ra

S

um

b

ar

NT

T

In

do

n

es

ia

B

en

g

k

u

lu

K

al

s

e

l

P

ap

u

a

A

ce

h

G

or

o

n

ta

lo

B

ab

e

l

S

ul

ba

r

Ja

ti

m

S

ul

ut

S

ul

s

e

l

S

ul

te

ng

DI

Y

M

al

ut

NT

B

Ma

lu

ku

Ba

li

(12)

Prevalensi Katarak pada Responden

Semua Umur Menurut Provinsi, 2013

0.9

1.8

3.7

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

(13)

Tiga Alasan Utama Terbanyak Responden

Belum Operasi Katarak, Indonesia 2013

51.9

11.9

4.5

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

70.0

80.0

(14)
(15)

Tujuan

Memperoleh prevalensi:

Ketulian dengan uji konversasi (nasional)

Serumen, sekret (dalam liang telinga)

(16)

Prevalensi Gangguan Pendengaran

Penduduk Umur ≥5 Tahun*), Indonesia 2013

1.6

2.6

3.7

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

3.0

3.5

4.0

(17)

Prevalensi Ketulian Penduduk

Umur ≥5 Tahun, 2013

*) Berdasarkan tes konversasi

0.03

0.09

0.45

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0.45

0.50

(18)

Prevalensi Gangguan Pendengaran

Menurut Kelompok Umur, 2013

0.8

0.8

1.0

1.2

2.3

5.7

17.1

36.6

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

5-14

15-24

25-34

35-44

45-54

55-64

65-74

75+

(19)

0.04

0.04

0.05

0.05

0.06

0.14

0.52

1.45

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

5-14

15-24

25-34

35-44

45-54

55-64

65-74

75+

Prevalensi Ketulian Menurut

Kelompok Umur, 2013

(20)

8.0

3.2

2.9

1.3

1.1

1.2

3.4

3.3

1.6

1.0

2.2

4.1

3.4

2.6

1.9

1.6

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

9.0

Prevalensi Gangguan Pendengaran

Menurut Pendidikan, Pekerjaan, dan

(21)

0.04

0.04

0.05

0.05

0.06

0.14

0.52

1.45

0.38

0.12

0.08

0.04

0.03

0.04

0.00

0.20

0.40

0.60

0.80

1.00

1.20

1.40

1.60

5-14

15-24

25-34

35-44

45-54

55-64

65-74

75+

Tidak

sekolah

Tidak

tamat

SD

Tamat

SD

Tamat

SMP

Tamat

SMA

Tamat

PT

Prevalensi Ketulian menurut

(22)

5.7

18.8

40.1

0.0

5.0

10.0

15.0

20.0

25.0

30.0

35.0

40.0

45.0

Prevalensi Serumen Menurut

Provinsi, 2013

(23)

Prevalensi Sekret dalam Liang Telinga

Menurut Provinsi, 2013

0.3

2.4

5.6

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

(24)

Prevalensi Abses/Fistel Retroaurikular

Menurut Provinsi, 2013

0.1

0.2

0.7

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

0.7

0.8

(25)

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan pengolahan citra (image processing) bertujuan untuk memperoleh data yang memberikan perintah kepada robot melalui mikrokontroler.. Mikrokontroler akan

Fokus kriteria profesi keperawatan adalah; jika kegiatan yang dilakukan merupakan suatu praktik yang unik dilandasi oleh rasa tanggung jawab yang tinggi dan

Dari data ini terlihat bahwa prevalensi kebutaan akibat atropi papil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan tahun 2011 mempunyai angka yang lebih tinggi dari

Merancang sebuah fasilitas yang dapat mengedukasi orang tua dan anak melalui film anak Indonesia agar anak dan orang tua dapat mengenal dan mempelajari film yang baik untuk ditonton

This study aims to explore the effectiveness of 2 FMS training methods, using the sense of hearing only and using the senses of hearing and touch, at the level of mastery of

Apabila perhitungan dilakukan menggunakan data RAAB yang telah dilakukan di 3 provinsi di Indonesia (Sulsel, NTB dan sebagian Jawa Barat) maka bila diambil rata-rata

Berdasarkan Strategi Nasional Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian yang telah dirumuskan, maka pelaksanaan pokok kegiatan dari masing-masing strategi merupakan

Kondisi geografis secara umum penduduk perdesaan jauh dari puskesmas dan maupun rumah sakit sebagai tempat pemeriksaan kehamilan sering kali menyebabkan para ibu hamil