• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kenyamanan Termal Berdasarkan Temperature Humidity Index dan Pengaruhnya Terhadap Curah Hujan di Kota Tanjungpinang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kenyamanan Termal Berdasarkan Temperature Humidity Index dan Pengaruhnya Terhadap Curah Hujan di Kota Tanjungpinang"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Buletin GAW Bariri

p – ISSN : 2721 – 7752 | e – ISSN : 2721 – 9704 Buletin GAW Bariri (BGB) Volume 2 | Nomor 1 | Juni 2021 : 1 – 6

Analisis Kenyamanan Termal Berdasarkan Temperature

Humidity Index dan Pengaruhnya Terhadap Curah Hujan di

Kota Tanjungpinang

Analysis of Thermal Comfort Based on Temperature Humidity

Index and Its Effect on Rainfall in the City of Tanjungpinang

Khalid Fikri Nugraha Isnoor1*, Ardhito Bramandika Putra1, Maulita Aristya Firmantari2

1Stasiun Meteorologi Tanjungpinang, Jl. Bandara RHF Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 29125 2Stasiun Geofisika Padang Panjang, Jl. Meteorologi, Kel Silaing Bawah, Padang Panjang,

27118

*Email: khalidfikri16@gmail.com

Naskah Masuk: 03 November 2020 | Naskah Diterima: 16 April 2021 | Naskah Terbit: 07 Juni 2021

Abstrak. Pesatnya perkembangan pembangunan di berbagai sektor dapat mengakibatkan semakin berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka air (RTA), hal tersebut mengakibatkan ketidaknyamanan suatu wilayah bagi penghuninya. Perkembangan Kota Tanjungpinang di beberapa sektor merupakan upaya untuk menjadikan Kota Tanjungpinang menjadi lebih maju. Namun, di sisi lain terdapat masalah penting yang perlu diperhatikan yaitu masalah indeks kenyamanan hidup penduduk yang tinggal di Kota Tanjungpinang. Dalam penelitian ini, penulis akan mengkaji tingkat kenyamanan termal di Kota Tanjungpinang dengan menggunakan indeks panas yaitu menggunakan perhitungan metode Temperature Humidity Index (THI). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data suhu udara dan kelembapan udara relatif harian tahun 2009 – 2018. Tingkat kenyamanan kota Tanjungpinang yang diwakili oleh titik pengamatan di Stasiun Meteorologi Tanjungpinang pada periode data tahun 2009 – 2018 yang dibagi menjadi tiga kondisi kenyamanan menunjukan data yaitu hari Nyaman 1.7 % (62 hari), sebagian nyaman 93.3% (3499 hari), dan tidak nyaman 2.5 % (91 hari). Jika dilihat dari grafik perbandingan nilai THI terhadap curah hujan menunjukan bahwa pola nilai rata–rata bulanan THI berbanding lurus terhadap curah hujan, namun pada bulan November – Januari pola grafik nilai THI berbanding terbalik terhadap nilai curah hujan yang memiliki nilai tinggi, hal tersebut mengindikasikan bahwa pada bulan tersebut akivitas konvektif sedang giat dan dapat mempengaruhi tutupan awan yang banyak, serta memicu adanya peningkatan curah hujan.

Kata Kunci: Curah Hujan, Indeks Suhu Kelembapan, Tingkat Kenyamanan

Abstract. The rapid development in various sectors can result in a decrease in green open space (RTH) and open water space (RTA), this results in discomfort in an area for its inhabitants. The development of Tanjungpinang City in several sectors is an effort to make Tanjungpinang City more advanced. However, on the other hand, there is an important problem that needs to be considered, namely the index of the comfort of life of the population living in Tanjungpinang City. In this study, the author will examine the level of thermal comfort in the city of Tanjungpinang by using the heat index, namely using the calculation of the Temperature Humidity Index (THI) method. The data used in this study are daily relative air temperature and humidity data for 2009 – 2018. The comfort level of the city of Tanjungpinang which is represented by the observation point at the Tanjungpinang Meteorological Station in the data period 2009–2018 which is divided into three comfort conditions shows the data on

(2)

Analisis Kenyamanan Termal ……….……….……... Khalid Fikri N Isnoor, dkk which day this is comfortable 1.7% (62 days), partly comfortable 93.3% (3499 days), and uncomfortable 2.5% (91 days). When viewed from the graph of the comparison of the THI value to rainfall, it shows that the pattern of the average monthly THI value is directly proportional to rainfall, but in November – January the THI value graph pattern is inversely proportional to the rainfall value which has a high value, this shows that during that month the convective activity is moderate and can affect large cloud cover, as well as an increase in increased rainfall.

Keywords: Rainfall, Temperature Humidity Index, Comfort Level

Pendahuluan

Tanjungpinang adalah ibu kota dari Provinsi Kepulauan Riau. Kota ini terletak di Pulau Bintan dengan koordinat 0°92’ LU – 104°53’ BT. Sebagai pusat pemerintahan dan kota wisata di Kepulauan Riau, menjadikan Tanjungpinang sebagai salah satu tujuan bagi para pendatang, menjadikan wilayah Tanjungpinang semakin padat [1]. Perancangan Kota Tanjungpinang masih kurang memperhatikan aspek iklim. Problematik yang ditimbulkan oleh daerah beriklim tropis basah diantaranya berupa: jumlah curah hujan yang tinggi, suhu udara yang umumnya berada diatas toleransi kenyamanan, radiasi matahari yang cukup menyengat, serta kelembaban udara yang cukup basah bagi pencapaian kenyamanan termal [2]. Secara klimatologis pada bulan November – Januari, wilayah Tanjungpinang akan mengalami kondisi basah (curah hujan yang terjadi cukup banyak) dan kondisi kering (curah hujan yang terjadi sedikit) pada bulan Februari [3].

Temperature Humidity Index merupakan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengkaji tingkat kenyamanan di suatu daerah [4]. Dari metode ini dihasilkan suatu indeks untuk menetapkan efek dari kondisi panas pada kenyamanan manusia yang mengkombinasikan antara unsur suhu dan kelembaban. Fenomena meningkatnya suhu rata– rata di suatu daerah yang tinggi biasanya disebut dengan pulau panas (heat island) [4]. Panas yang dihasilkan biasanya berasal dari proses pembakaran, sisa pembuangan gas kendaraan bermotor, aktivitas manusia maupun jenis bahan bangunan tertentu. Peningkatan suhu udara yang mengakibatkan berkurangnya rasa kenyamanan pada suatu daerah, kondisi seperti ini kurang menguntungkan bagi manusia dalam melakukan aktivitasnya sebab produktivitas kerja manusia cenderung menurun atau rendah pada kondisi udara yang tidak nyaman seperti halnya terlalu dingin atau terlalu panas [5]. Produktivitas kerja manusia meningkat pada kondisi suhu yang nyaman. Menurut hasil penelitian yang telah dilakukan [6], menyatakan bahwa indeks kenyamanan dapat dibedakan menjadi dalam beberapa kondisi yaitu, kondisi nyaman berada pada kisaran nilai THI 21 – 24 oC, kondisi sedang berada pada kisaran nilai THI 25 – 27 oC dan untuk kisaran nilai THI di atas > 27 oC dinyatakan sebagai kondisi yang tidak nyaman. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kenyamanan di kota Tanjungpinang setiap bulannya menggunakan metode THI, serta mencari pengaruh THI terhadap curah hujan di Kota Tanjungpinang. Dengan menggunakan batas kenyamanan berdasarkan [4] yang dimodifikasi untuk iklim tropis [6],

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Tanjungpinang, yang diwakili oleh titik pengamatan di Stasiun Meteorologi Tanjungpinang dengan koordinat 0°92’ LU – 104°53’ BT. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data suhu udara dan kelembapan udara harian tahun 2009 – 2018 di Stasiun Meteorologi Tanjungpinang dari tanggal 01 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2018. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu melalui observasi langsung setiap jam. Observasi dilakukan di taman alat Stasiun Meteorologi Tanjungpinang dengan cara mengamati suhu udara

(3)

Analisis Kenyamanan Termal ……….……….……... Khalid Fikri N Isnoor, dkk dengan thermometer bola kering dan thermometer bola basah, serta pengamatan kelembaban udara dengan barometer digital.

Analisa tingkat kenyaman dinyatakan dalam indeks kenyamanan yaitu Temperature Humidity Index (THI) merupakan suatu indeks dengan satuan derajat celsius sebagai besaran yang dapat dikaitkan dengan tingkat kenyamanan yang dirasakan populasi manusia di wilayah perkotaan. Indeks kenyamanan dihitung dengan menggunakan rumus [4].

THI = 0.8 x T + ((RH x T)/500) (1) Dimana:

T = Suhu Udara (0C)

RH = Kelembapan Relatif (%) THI = Temperature Humidity Index

Batas kenyamanan menggunakan selang kenyamanan berdasarkan [4] yang dimodifikasi untuk iklim tropis [6], pada nilai THI antara 21 – 24 0C terdapat 100% populasi menyatakan nyaman, THI antara 25 – 27 0C hanya 50% populasi merasa nyaman, serta pada THI > 27 0C sebanyak 100% populasi merasa tidak nyaman. Analisis trend THI dalam penelitian ini menggunakan trend linier. Dalam teori statistik trend linier merupakan suatu pergerakan kecenderungan naik atau turun dalam jangka panjang seperti diperoleh melalui rata– rata perubahan dari waktu ke waktu. Rata–rata perubahan tersebut bisa bertambah dan bisa berkurang [7]. Analisis trend digunakan untuk melihat pergerakan data yang menunjukkan arah perkembangan menuju ke satu titik (cenderung naik/turun) untuk periode sama atau lebih pada waktu penelitian (10 tahun).

Hasil dan Pembahasan

Frekuensi Temperature Humudity Index

Gambar 1. Grafik THI Bulanan Rata–rata Periode 2009 – 2018

Suhu udara yang relatif tinggi (hangat) dalam banyak hal cukup menguntungkan manusia yang tinggal di wilayah tropis jika dilihat dari sudut pandang energi. Urban Heat Island (UHI) merupakan perubahan dan perbedaan suhu yang terjadi di lapisan udara di pusat kota dengan daerah di sekitarnya. Menurut [1] menyatakan UHI yaitu suhu udara yang lebih panas di daerah urban (perkotaan) dibandingkan dengan daerah non urban. Gambar 1 menginterpretasikan pola THI di Kota Tanjungpinang untuk periode 2009 – 2018. Wilayah Tanjungpinang dikategorikan sebagai wilayah

(4)

Analisis Kenyamanan Termal ……….……….……... Khalid Fikri N Isnoor, dkk

Non–ZOM (Zona Musim) dimana secara klimatologis memiliki dua pola puncak hujan tertinggi setiap tahunnya, terlihat nilai THI tertinggi berada pada bulan Mei dan Oktober.

Peningkatan suhu udara (lebih hangat) berdampak terhadap penurunan kelembaban udara (massa udara kurang lembab) atau sebaliknya. Nilai THI rata–rata bulanan berkisar 25 – 27 oC. Nilai THI cukup panas di bulan Mei – Oktober. Hal tersebut sebagai dampak dari kurang giatnya konvektifitas antara atmosfer dan lautan sehingga mempengaruhi naiknya nilai THI. Terlihat nilai THI cukup dingin di bulan November – Januari. Hal tersebut sebagai dampak dari giatnya konvektifitas antara atmosfer dan lautan, sehingga mengakibatkan terbentuknya tutupan awan yang mempengaruhi suhu udara menjadi cukup dingin.

Trend Temperature Humudity Index

Pola (trend) nilai THI di Kota Tanjungpinang untuk periode 2009 – 2018 yang disajikan dalam Gambar 2. Hasil menunjukkan rata–rata nilai THI bulanan berkisar antara 25 – 27oC. Nilai terendah THI terjadi pada tahun 2009 berkisar 25 – 26oC dan nilai tertinggi terjadi pada tahun 2016 berkisar 26 – 27 oC. Terjadi kecenderungan peningkatan THI setiap tahunnya berkisar 0.08 – 0.9 °C dan penurunan THI setiap tahunnya berkisar 0.07 – 0.8 oC. Hasil penelitian [6] juga menunjukkan trend nilai THI yang memiliki pola bimodal. Pada penelitian ini bila dilihat dari grafik trend THI, memiliki pola bimodal yaitu terdapat dua puncak nilai THI tertinggi selama periode penelitian.

Gambar 2. Grafik Trend THI Periode 2009 – 2018

Tingkat Kenyamanan dilihat dari prosentase Temperature Humudity Index

THI merupakan besaran yang dapat dikaitkan dengan tingkat kenyamanan termal yang dirasakan oleh manusia dengan mengkombinasikan data suhu dan kelembaban udara relatif, serta menghasilkan kategori kenyamanan termal yang dirasakan menjadi 3, yaitu perasaan Nyaman, Sebagian Nyaman, dan Tidak Nyaman. Gambar 3 menginterpretasikan prosentase kejadian sensasi panas yang teramati untuk wilayah Kota Tanjungpinang. Tingkat kenyamanan di kota Tanjungpinang dihitung menggunakan data suhu dan kelembaban relatif rata–rata bulanan yang dalam penelitian ini diperoleh dari data Stasiun Meteorologi Tanjungpinang. Berdasarkan hasil perhitungan data suhu dan kelembaban relatif diperoleh prosentase frekuensi kejadian tingkat kenyamanan seperti pada (Gambar 3). Tingkat kenyamanan di kota Tanjungpinang yang diwakili oleh titik pengamatan menunjukan hari tidak nyaman 2.5 % (91 hari), Nyaman 1.7 % (62 hari), dan sebagian nyaman 93.3% (3499 hari). Pada dasarnya, interpretasi tersebut tentunya berbeda disetiap daerah yang memiliki iklim tropis, sehingga sangat perlu dilakukan kajian lanjut untuk menghitung nilai sensasi panas yang dirasakan manusia yang tinggal di lingkungan tropis [9]. Jika dilihat dari Gambar 3, populasi manusia yang tinggal di Kota Tanjungpinang dominan merasakan perasaan sebagian nyaman atau netral (nyaman hingga

(5)

Analisis Kenyamanan Termal ……….……….……... Khalid Fikri N Isnoor, dkk perasaan tidak nyaman) terhadap suhu udara yang seiring waktu mengalami peningkatan. Peningkatan nilai THI tetap dapat diatasi dengan menyesuaikan kondisi kenaikan suhu udara dimana secara alamiah manusia akan melakukan proses adaptasi terhadap suhu udara luar yang cukup tinggi [10].

Gambar 3. Diagram prosentase Tingkat Kenyamanan di Kota Tanjungpinang

Perbandingan Nilai Temperature Humudity Index terhadap Curah Hujan

Gambar 4. Grafik perbandingan Nilai THI terhadap curah hujan di Kota Tanjungpinang

Gambar 4 menginterpretasikan grafik perbandingan nilai THI terhadap curah hujan di Kota Tanjungpinang untuk periode 2009–2018. Wilayah Tanjungpinang dikategorikan sebagai wilayah Non–ZOM (Zona Musim) dimana secara klimatologis memiliki dua pola puncak hujan tertinggi yang tercatat terjadi di bulan April dan November. Peningkatan suhu udara (lebih hangat) berdampak terhadap penurunan kelembaban udara (massa udara kurang lembab) atau sebaliknya. Nilai THI rata– rata bulanan berkisar 25 – 27oC. Bila dilihat dari grafik secara keseluruhan nilai THI berbanding lurus dengan curah hujan, namun pada bulan November – Januari terlihat nilai THI berbanding terbalik dengan jumlah curah hujan. Hal tersebut terjadi akibat dampak dari giatnya konvektifitas antara atmosfer dan lautan sehingga mempengaruhi turunnya nilai THI. Terlihat nilai THI cukup dingin di bulan November – Januari yang berbanding lurus dengan bnyaknya nilai jumlah curah hujan di Kota Tanjungpinang, hal tersebut mengindikasikan bahwa pada bulan tersebut akivitas konvektif sedang giat dan dapat mempengaruhi tutupan awan yang banyak, serta memicu adanya peningkatan

(6)

Analisis Kenyamanan Termal ……….……….……... Khalid Fikri N Isnoor, dkk curah hujan. Kota Tanjungpinang memiliki pola hujan ekuatorial dimana wilayahnya memiliki distribusi hujan bulanan bimodial dengan dua puncak musim hujan maksimum dan hampir sepanjang tahun masuk dalam kreteria musim hujan (Non–ZOM).

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data klimatologi periode 2009 – 2018 yang diwakili oleh titik pengamatan di Stasiun Meteorologi Tanjungpinang. Tingkat kenyamanan termal kota Tanjungpinang memiliki hari tidak nyaman sebesar 2.5% (91 hari), Nyaman 1.7% (62 hari), dan sebagian nyaman 93.3% (3499 hari). Terlihat pola dan frekuensi nilai THI membentuk pola bimodal dengan puncak pada bulan Mei dan Oktober, sedangkan frekuensi nilai THI tertinggi berada di bulan Mei dengan nilai sebesar 27.40C dan frekuensi nilai THI terendah terjadi di bulan Januari dengan nilai sebesar 26.20C. Grafik trend THI menunjukan bahwa terjadi kecenderungan peningkatan THI setiap tahunnya berkisar 0.08 – 0.9 °C dan penurunan THI setiap tahunnya berkisar 0.07 – 0.8 oC. Kemudian dari hasil grafik perbandingan nilai rata–rata bulanan THI terhadap curah hujan menunjukan. Secara keseluruhan nilai THI berbanding lurus dengan curah hujan, namun pada bulan November – Januari terlihat nilai THI berbanding terbalik dengan jumlah curah hujan. Hal tersebut terjadi akibat dampak dari giatnya konvektifitas antara atmosfer dan lautan sehingga mempengaruhi turunnya nilai THI. Terlihat nilai THI cukup dingin di bulan November – Januari yang mempengaruhi banyaknya nilai jumlah curah hujan di Kota Tanjungpinang.

Daftar Pustaka

[1] Badan Pusat Statistik Kepulauan Riau. (2018). Kepulauan Riau dalam Angka 2018.

[2] Kusumastuty, K. D., Poerbo, H. W., dan Koerniawan, M. D. 2017. Climate–sensitive Urban Design Through Envi–Met Simulation: Case Study in Kemayoran. Jakarta. IOP Conference: Earth and Enviromental Science. IOP Publishing. ICCC 2017.

[3] Siregar, D. C., Ardah, V. P., Kusumah, B. W. 2019. Pengaruh Aktivitas El Nino Southern Oscillation dan Dipole Mode Terhadap Curah Hujan di Tanjungpinang. Buletin Meteo Ngurah Rai. Vol. 5 No. 1. Hal 16–24.

[4] Nieuwolt S. (1977). Tropical climatology. London: Wiley

[5] Kalfuadi, Y. (2009). Analisis temperature humidity index (THI) dalam hubungannya dengan ruang terbuka hijau (Studi Kasus Kabupaten Bungo – Propinsi Jambi). Skripsi. Fakultas MIPA. IPB. Bogor.

[6] Wati, T. dan Nasution, R. I. 2018. Analisis Kenyamanan Thermis Klimatologis di Wilayah DKI Jakarta dengan Menggunakan Indeks Panas (Humidex). Widyariset. Vol. 4 No. 1, Hal 89–102.

[7] Widiyanto, S. Dan Kurnia, W.G. 2019. Analisis Tingkat Kenyamanan Di Kota Manado Berdasarkan Indeks Thi (Temperature Humidity Index). Jurnal BMKG. Jakarta

[8] Rushayati, S. B., dan Hermawan, R. (2013). Karakteristik kondisi urban heat island DKI Jakarta. Media konservasi, 18(2).

[9] Sobirin dan Fatimah, R. N. 2015. Urban Heat Kota Surabaya. Geodukasi. Vol. IV No. 2. Hal 46–69.

[10] Effendy, S. (2007). Keterkaitan Ruang Terbuka Hijau dengan Urban Heat Island Wilayah Jabodetabek. Disertasi. Sekolah Pascasarjana IPB, Bogor.

Gambar

Gambar 1. Grafik THI Bulanan Rata–rata Periode 2009 – 2018
Gambar 2. Grafik Trend THI Periode 2009 – 2018
Gambar 3. Diagram prosentase Tingkat Kenyamanan di Kota Tanjungpinang

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilatarbelakangi oleh kurangnya disiplin belajar pada pembelajaran mata kuliah praktik Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Keahlian Tata Busana

Sedangkan pada Retribusi daerah dilaksanakan penyesuaian terutama pada Retribusi Layanan Kesehatan khususnya yang bersumber pada Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat)

Perubahan orientasi pembangunan suatu negara dapat menyebabkan aspek lingkungan strategis (internal dan eksternal) mengalami perubahan antar lain terhadap kebijakan

Namun dapat dilihat pula bahwa sistem yang menggunakan kontroler PSS-PID mampu mengembalikan sudut rotor jauh lebih cepat dan dengan overshoot yang lebih rendah

Berdasarkan model tersebut dan disesuaikannya dengan komponen- komponen yang berada dalam LAKIP, maka penelitian ini menggunakan faktor- faktor penentu yang memiliki

Gambar 7 menunjukan kondisi pasang perbani pada saat angin timur yang masing-masing terjadi pada tanggal 12 Juli 2006 dengan beberapa kondisi yaitu surut menuju pasang yang terjadi

Dalam dunia perbankan, yang dimaksud dengan konsep manajemen pemasaran adalah upaya untuk mencapai kepuasan nasabah terhadap penggunaan produk yang dikeluarkan oleh pihak bank,

Terd olaha olaha umu Untuk lebih omena loka nsentrasi di mendekati p Bahan B duk makanan ung, marnin erkonsentras wilayah Pati, ntah bebera oin, diantara mpok wilay gi