• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAKSI... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii ABSTRAKSI... iv DAFTAR ISI...v DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL..."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI Vii

Laporan Tugas Akhir

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR... iii

ABSTRAKSI ... iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. ...1

1.2. Maksud Dan Tujuan...2

1.3. Ruang Lingkup...3

1.3.1 Lingkup Materi Kegiatan ...3

1.3.2 Lokasi Perencanaan ...3

1.4.Sistematika Penulisan ...5

BAB II

STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum ...6

2.2. Dasar-Dasar Perencanaan ...7

2.2.1 Batimetri Perairan ...7

2.2.2 Angin...7

2.2.3 Gelombang...14

2.2.3.1 Beberapa Teori Perhitungan Gelombang ...14

2.2.3.2 Deformasi gelombang...22

2.2.3.3 Gelombang Pecah Rencana...26

2.2.4 Fluktuasi Muka Air ...27

2.2.4.1.Kenaikkan muka air karena gelombang (wave set-up) ...27

2.2.4.2.Kenaikkan muka air karena angina (wind set up)...27

2.2.4.3.Pemanasan Global...28

(2)

DAFTAR ISI Vii

Laporan Tugas Akhir

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan

2.2.5 Design WaterLevel (DWL) ...31

2.3. Run-up Gelombang...31

2.4. Peramalan Garis Pantai 2.4.1. Bentuk Pantai. ...33

2.4.2. Sifat-Sifat Sedimen. ...37

2.4.3 Transport Sedimen. ...38

2.4.4. Model Perubahan Garis Pantai. ...40

2.5. Arus ... 42

2.6. Kriteria Desain Bangunan Pengaman. ...42

2.6.1 Pendahuluan ...42

2.6.2 Teknik Pengamanan Pantai ...42

2.6.2.1 Perkuatan Di Sepanjang Garis Pantai ...42

2.6.2.2 Penimbunan Di Sekitar Garis Pantai ...48

2.6.2.3 Pembuatan Bangunan Pengatur Laju Sedimen ...50

2.6.3 Aspek Pemilihan Bangunan Pengaman ...54

2.6.4 Stabilitas Batu Lapis Pelindung. ...57

2.6.5 Stabilitas Pondasi Tumpukan Batu dan Pelindung Kaki. ...60

2.6.6 Penurunan (Setlement ) ...62 2.7. Program GENESIS ...65 2.8. Program SMS ...80 2.8.1 GFGEN ...81 2.8.2 RMA.2 ...82 2.8.3 SED.2D ...88

BAB III

METODOLOGI 3.1 Bagan Alir Pengerjaan Tugas Akhir ...95

3.2 Persiapan ...96

3.3 Metode Pengumpulan Data ...97

3.3.1. Data Primer ...98

3.3.2. Data Sekunder...99

(3)

DAFTAR ISI Vii

Laporan Tugas Akhir

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan

3.3.2.2 Fetch ...101

3.3.2.3 Pasang Surut ...102

3.3.2.4 Analisa Arus Laut ...103

3.3.2.5 Batimetri Perairan. ...103

3.3.2.6 Sedimen ...106

3.3.2.7 Kondisi Tanah Setempat ...107

3.3.2.7.a. Sondir...107

3.3.2.7.b.Boring ...108

3.4 Analisis data...109

3.4.1 Data Angin ...109

3.4.2 Data Gelombang ...110

3.4.3 Data Pasang Surut ...110

3.4.4 Data Tanah ...111

3.5 Analisa Garis Pantai Untuk Kurun Waktu Tertentu dengan Genesis ...112

3.6 Pemecahan Masalah ...112

BAB IV

DATA DAN ANALISA DATA 4.1 Analisa Data ...113

4.1.1 Data Primer ...113

4.1.2 Data Sekunder ...113

4.1.2.1 Peta Angin ...114

4.1.2.2 Peta Fetch ...115

4.1.2.3 Pasang Surut Air Laut ...120

4.1.2.4 Arus...121

4.1.2.5 Batimetri Perairan. ...122

4.1.2.6 Sedimen. ...123

4.2 Prediksi Gelombang rencana. ...127

4.2.1 Peramalan Gelombang ( Hincasting ) ...127

(4)

DAFTAR ISI Vii

Laporan Tugas Akhir

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan

BAB V

ANALISA PERAMALAN GARIS PANTAI

5.1 Bentuk Pantai. ...160

5.2 Sifat-Sifat Sedimen Pantai ...160

5.3 Mekanisme Transport Sedimen Oleh Gelombang. ...161

5.3.1 Angkutan Menuju – Meninggalkan Pantai. ...161

5.3.2 Angkutan Sedimen Sepanjang Pantai. ...164

5.4 Analisa Prediksi Garis Pantai. ...165

5.4.1 Umum ...165

5.4.2 Analisa Dengan Program Genesis. ...165

5.4.3 Uji Sensitifitas Program. ...174

5.4.3.1 Uji Sensitifitas Program Terhadap Tinggi Dan Periode Gelombang ...174

5.4.3.2 Uji Sensitifitas Program Terhadap Dengan Sudut Datang Gelombang ...175

5.4.3.3 Uji Sensitifitas Program Terhadap Dengan Ukuran Butiran...177

5.4.3.4 Uji Sensitifitas Program Terhadap Dengan Parameter K1 Dan K2 ...178

BAB VI

PEMILIHAN JENIS BANGUNAN PENGAMAN PANTAI 6.1 Umum ...181

6.2 Pemilihan Jenis Pengaman Pantai ...181

6.3 Alternatif Bangunan Pengaman dengan Program Genesis ...183

6.4 Pemilihan Bangunan Pangaman pantai ...186

BAB VII

PERHITUNGAN STRUKTUR BANGUNAN PENGAMAN 7.1 Umum ...192

7.2 Perhitungan Gelombang Rencana Dan Gelombang Pecah ...192

7.3 Perencanaan Revetment ...194

(5)

DAFTAR ISI Vii

Laporan Tugas Akhir

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai di daerah Mundu-Balongan

BAB VIII

RENCANA ANGGARAN BIAYA

8.1 Daftar Harga Satuan Barang Dan Upah...201

8.1.1 Daftar Harga Satuan Material ...201

8.1.2Daftar Harga Satuan Upah Tenaga ...201

8.1.3 Daftar Harga Sewa Alat ...201

8.2 Analisa Harga Satuan Pekerjaan ...201

8.3 Perhitungan Volume Pekerjaan ...207

8.4 Perhitungan Bobot Pekerjaan ...208

8.5 Network Planing ...209

8.6 Kurfa S ...210

BAB IX

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

BAB X

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN –LAMPIRAN

(6)

DAFTAR GAMBAR

1. Gambar 1.1 Proses dinamis pantai ...2

2. Gambar 1.2 Peta lokasi pantai utara wilayah Jawa Barat ...4

3. Gambar 2.1 Longshore and crosshore sediment transport...6

4. Gambar 2.2 Mawar angin ...9

5. Gambar 2.3 Hubungan kecepatan angina di laut dan didarat ...10

6. Gambar 2.4 Fetch...12

7. Gambar 2.5 Flowchart dan rumus peramal gelombang (SPM volume 1) ...13

8. Gambar 2.6 Skets definisi gelomabang ...16

9. Gambar 2.7 Gerak orbit partikel zat cair di laut dangkal, transisi dan dalam ...17

10. Gambar 2.8 Orbit partikel pada gelomabang Stokes ...18

11. Gambar 2.9 Gelombang konoidal ...19

12. Gambar 2.10 Gelombnag tunggal ...20

13. Gambar 2.11 fungsi M dan N pada teori gelombang tunggal ...21

14. Gambar 2.12 Daerah penerapan funsi gelombnag H/d dan d/l ...22

15. Gambar 2.13 Perambatan arah gelombang akibat refraksi ...23

16. Gambar 2.14 Difraksi gelombang di belakang rintangan ...24

17. Gambar 2.15 Penentuan tinggi gelombang pecah ...25

18. Gambar 2.16 Penentuan kedalaman gelombang pecah ...26

19. Gambar 2.17 Tinggi gelombang pecah rencana di kaki bangunan ...27

20. Gambar 2.18 Perkiraan kenaikkan muka air laut ...29

21. Gambar 2.19 Posisi bumi-bulan dan matahari...30

22. Gambar 2.20 Variasi pasang surut selama satu bulan ...30

23. Gambar 2.21 Perbandingan run-up gelombang ...32

24. Gambar 2.22 Profil pantai ...34

25. Gambar 2.23 Proses pembentukkan pantai...36

26. Gambar 2.24 Distribusi imbangan pantai ...37

27. Gambar 2.25 Imbangan sediment pantai ...41

28. Gambar 2.26 Curve-face seawall and step curve-face seawall ...43

29. Gambar 2.27 Concrete step –face seawall ...44

(7)

31. Gambar 2.29 Concreate slab and king – pile bulkhead ...45

32. Gambar 2.30 Timber sheet pile bulkhead ...45

33. Gambar 2.31 Concreate revetment ...46

34. Gambar 2.32.a interlocking concreate block revetmen ...46

35. Gambar 2.32.b Penampang Tipikal revetment batu dan bis beton ...47

36. Gambar 2.33 Contoh profil pantai seteleh dilakukan penimbunan...48

37. Gambar 2.34 Sand by passing...48

38. Gambar 2.35 Profil groin terhadap pantai ...49

39. Gambar 2.36 Rubbel mound groin...51

40. Gambar 2.37 Detached breakwater ...52

41. Gambar 2.38 Reef breakwater ...53

42. Gambar 2.39 breakwater...53

43. Gambar 2.40 Bagan alir perencanaan bangunan pengaman ...55

44. Gambar 2.41 fodasi (a) dan penlindung kaki (b) dari tumpukkan batu ...61

45. Gambar 2.42 Pelindung kaki bangunan ...61

46. Gambar 2.43 Angka stabilitas Ns untuk fondasi pelindung kaki ...62

47. Gambar 2.44 Faktor pengaruh akibat beban timbunan ...64

48. Gambar 2.45 Kurva koefisien pendekatan hubungan antara nilai transport Dan longshore energi flux...78

49. Gambar 2.46 Tahapan pekerjaan simulasi ...81

50. Gambar 2.47 Tegangan geser dasar kritis untuk pergerakkan butiran kuarsa dengan diameter ...91

51. Gambar 2.48 Kurva kecepatan mengendap butiran kwarsa...93

52. Gambar 2.49 Hasil pemodelan sedimentasi...94

53. Gambar 2.50 Hasil pemodelan arus ...94

54. Gambar 3.1 Flowchart pengerjaan tugas akhir ...95

55. Gambar 3.2 Posisi pipa dan garis pantai...97

56. Gambar 3.3 Kondisi jalur pipa Mundu- Balongan...98

57. Gambar 3.4 Mawar angin ...100

58. Gambar 3.5 Daerah pembentukkan gelombang ...100

(8)

60. Gambar 3.7 Sketsa Visualisasi elevasi acuan pasang surut ...101

61. Gambar 3.8 Pengukuran arus pada 3 kedalaman ...102

62. Gambar 3.9 Lokasi pengukuran arus ...103

63. Gambar 3.10 Lokasi survey batimetri...104

64. Gambar 3.11 Pergerakkan perahu dalam menyusuri jalur sounding ...105

65. Gambar 3.12 Reader alat GSPMap yang digunakan dalam survey batimetri..106

66. Gambar 3.13 Penempatan GSPMap (trandusur, antena, reader) di perahu ...106

67. Gambar 3.14 Metode pengambilan sample sediment ...107

68. Gambar 3.15 Lokasi sounder dan borring...109

69. Gambar 3.16 Tahapan pelaksanaan program GENESIS ...110

70. Gambar 4.1 File jan 93. DAT output dari program Windform.exe ...115

71. Gambar 4.2 Mengubah skala peta menjadi 1:1...116

72. Gambar 4.3 Diagram Fetch lokasi pantai Tirtamaya (Pantai Utara, Inderamayu)...117

73. Gambar 4.4 Output file Fetch ram ...118

74. Gambar 4.5 Peta perhitungan Fetch...119

75. Gambar 4.6 Grafik pasang surut ...121

76. Gambar 4.7 Skala acuan ...122

77. Gambar 4.8 distribusi imbangan pantai ...125

78. Gambar 4.9 File bulan win...130

79. Gambar 4.10 Wind rose dari stasiun pengamat angina Jatiwangi ...138

80. Gambar 4.11Windmax2.out...139

81. Gambar 4.12 Flowchart dan rumus peramalan gelombang (SPM, volume I) .140 82. Gambar 4.13 Bulan wave...141

83. Gambar 4.14 Waverose total ...149

84. Gambar 4.15 Wavemx.out ...150

85. Gambar 5.1 Longshore and crosshore sediment transport...159

86. Gambar 5.2 Peta Mundu-Balongan...161

87. Gambar 5.3 Ploting garis pantai bantuan program Autocad...162

88. Gambar 5.4 Koordinat garis pantai ...163

(9)

90. Gambar 5.6 Perubahan posisi garis pantai...164

91. Gambar 5.7 data input shorm...164

92. Gambar 5.8 Input file waves...166

93. Gambar 5.9 konversi sudut gelombang dengan system koodrinat ...166

94. Gambar 5.10 kalibrasi sudut datang gelombang...167

95. Gambar 5.11 Grafik perbandingan garis pantai ...168

96. Gambar 5.12 Perubahan garis pantai terhahadap perubahan periode gelombag ...170

97. Gambar 5.13 Perubahan garis pantai terhadap perubahan sudut gelombang ..171

98. Gambar 5.14 Grafik perubahan Garis pantai terhadap perubahan butiran ...173

99. Gambar 5.15 Perubahan garis pantai terhadap parameter K1...174

100. Gambar 5.16 Perubahan garis pantai terhadap parameter K2...175

101. Gambar 6.1 Kondisi existing pantai di wilayah Mundu-Balongan ...177

102. Gambar 6.2 Sketsa lay out percobaan 1 untuk jarak antar groin 2.5*panjang groin ...180

103. Gambar 6.3 Prediksi garis pantai dengan groin (untuk jarak antar groin = 2.5* panjang groin ) ...181

104. Gambar 6.4 lay out percobaan 2 untuk jarak antar groin 2. *panjang groin ...182

105. Gambar 6.5 Prediksi garis pantai dengan groin (untuk jarak antar groin = 2* panjang groin ) ...183

106. Gambar 6.6 lay out garis pantai dengan revetment...185

107. Gambar 6.7 prediksi garis pantai dengan revetment...186

108. Gambar 6.8 sketsa penempatan pemecah gelombang terhadap garis pantai ...187

109. Gambar 6.9 Lay out pemecah gelombang untuk (0.5<l/y<=1.5)...188

110. Gambar 6.10 Perbandingan untuk panjang pemecah gelombang dengan jarak antara garis pantai (0.5<l/y<=1.5) ...189

111. Gambar 6.11 Lay out pemecah gelombang untuk (1.5<l/y) ...190

112. Gambar 6.12 Perbandingan untuk panjang pemecah gelombang dengan jarak antara garis pantai (1.5<l/y)...191

113. Gambar 6.13 sketsa penanganan jalur pipa gas Mundu-Balongan ...192

(10)

115. Gambar 7.1 Dimensi tetrapod ...199

116. Gambar 7.2 Diagram tegangan revetment ...200

117. Gambar 9.1 Benchmark yang dibuat untuk titik referensi ...232

118. Gambar 9.2 Gambar Tetrapod ...245

(11)

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Pencatatan angin tiap jam ...9

2. Tabel 2.2 Data Kejadian angin...9

3. Tabel 2.3 Klasifikasi gelombang menurut teori gelombang (Airy)...16

4. Tabel 2.4 Rumus emperis transpor sedimen ...40

5. Tabel 2.5 Koefisien stabilitas KD untuk berbagai jenis butir ...59

6. Tabel 2.6 Koefisien pelapis batuan dan koefisien porositas armour ...60

7. Tabel 2.7 Time Vactor (Tv) terhadap derajat konsolidasi ...63

8. Tabel 2.8 Koefisien pertukaran turbulen (Brigham Young University, 1992) ...85

9. Tabel 2.9 Koefisien kekasaran manning (Brigham Young University, 1992) ...86

10. Tabel 2.10 Nilai factor bentuk Wadel berdasarkan kebulatan ...91

11. Tabel 3.1 Rekapitulasi data...99

12. Tabel 4.1 Rekapitulasi data...114

13. Tabel 4.2 Perhitungan Fetch efektif...119

14. Tabel 4.3 arus laut maksimum ...123

15. Tabel 4.4 Data D50 ...126

16. Tabel 4.5 Hasil uji sample layangan ...126

17. Tabel 4.6 Hasil pengujian soil properties Laboratorim ...127

18. Tabel 4.7 Hasil uji C,N dan gradasi tanah setempat ...128

19. Tabel 4.8.a Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Januari 1991-2002...131

20. Tabel 4.8.b Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Februari 1991-2002...131

21. Tabel 4.8.c Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Maret 1991-2002...132

22. Tabel 4.8.d Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan April 1991-2002...132

23. Tabel 4.8.e Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Mei 1991-2002 ...133

24. Tabel 4.8.f Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Juni 1991-2002 ...133

25. Tabel 4.8.g Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Juli 1991-2002 ...134

26. Tabel 4.8.h Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Agustus 1991-2002 ...134

27. Tabel 4.8.i Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan September1991-2002..135

28. Tabel 4.8.j Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Oktober 1991-2002 ....135 29. Tabel 4.8.k Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan November1991-2002 136 30. Tabel 4.8.l Kejadian angin di pantai Balongan pada bulan Desember 1991-2002.136

(12)

31. Tabel 4.8.m Total Kejadian angin di pantai Balongan Tahun1991-2002...137

32. Tabel 4.9 Perhitungan data angin terbesar...139

33. Tabel 4.10 Persentase kejadian gelombang pada bulan Januari (1993-2002) ...142

34. Tabel 4.11 Persentase kejadian gelombang pada bulan Febuari (1993-2002)...142

35. Tabel 4.12 Persentase kejadian gelombang pada bulan Maret (1993-2002) ...143

36. Tabel 4.13 Persentase kejadian gelombang pada bulan April (1993-2002) ...143

37. Tabel 4.14 Persentase kejadian gelombang pada bulan Mei (1993-2002) ...144

38. Tabel 4.15 Persentase kejadian gelombang pada bulan Juni (1993-2002) ...144

39. Tabel 4.16 Persentase kejadian gelombang pada bulan Juli (1993-2002) ...145

40. Tabel 4.17 Persentase kejadian gelombang pada bulan Agustus (1993-2002)...145

41. Tabel 4.18 Persentase kejadian gelombang pada bulan September(1993-2002)....144

42. Tabel 4.19 Persentase kejadian gelombang pada bulan Oktober (1993-2002)...144

43. Tabel 4.20 Persentase kejadian gelombang pada bulan November (1993-2002) ...146

44. Tabel 4.21 Persentase kejadian gelombang pada bulan Desember (1993-2002)....146

45. Tabel 4.22 Persentase kejadian gelombang pada bulan Januari (1993-2002) ...148

46. Tabel 4.23 Arah dan tinggi gelombang maksimum tahunan ...150

47. Tabel 4.24 Weibull ...152

48. Tabel 4.25 Gumbel (fisher Tippet) ...153

49. Tabel 4.26 Weibull-Fisher ...153

50. Tabel 4.27 Tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr...154

51. Tabel 5.1 Posisi Garis pantai awal ...157

52. Tabel 5.2 Gross transport Volume (M3) for calculated Part of year 1 ...157

53. Tabel 5.3 Net transport Volume (M3) for calculated Part of year 1 ...158

54. Tabel 5.4 Transport Volume to the left (M3) for calculated Part of year 1...158

55. Tabel 5.5 Transport Volume to the right (M3) for calculated Part of year 1...158

56. Tabel 5.6 Shoreline Position (M)...158

57. Tabel 5.7 Posisi garis pantai kalkulasi ...168

(13)

59. Tabel 6.1 Dat-data yang perlu ditambahkan sebagai input program GENESIS...178

60. Tabel 6.2 Inputan data groin ...179

61. Tabel 6.3 Data yang perlu di tambahkan untuk input program GENESIS ...187

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi terhadap narasumber pelatihan menunjukkan bahwa lebih dari separuh peserta menyatakan narasumber pelatihan sangat baik, hal itu menggambarkan bahwa narasumber

Pertumbuhan panjang mutlak benih ikan mas koi (Cyprinus carpio) yang diberikan perlakuan penambahan tepung temulawak pada pakan setelah 30 hari pemeliharaan... Kelangsungan

Pada hakikatnya merupakan implementasi dalam penentuan materi pembelajaran dan pengalaman belajar yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan/atau daerah..

Data sekunder merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada penulis, misalnya lewat komite sekolah, orang tua peserta didik atau dokumen-dokumen

produk baik Proses tidak terkendali dengan penentuan ukuran lot produksi pada sistem produksi yang mengalami deteriorasi dengan kriteria minimasi ongkos dengan proses

Dari hadis diatas rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya , agar menuntut ilmu, terutama sekali adalah ilmu agama kepada orang yang menguasai ilmu tersebut,

CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGAMBAR PERSPEKTIF PADA MATA PELAJARAN SENI BUDAYA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 2

Panggilan Allah kepada orang-orang pilihan-Nya pun adalah panggilan untuk hidup kudus, dalam arti berbeda dari dunia (tidak menyesuaikan diri dengan dunia; berbeda dari