• Tidak ada hasil yang ditemukan

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran I

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN

Judul penelitian : Mekanisme Koping Pada Lansia Pasca Stroke Di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga

Peneliti : Paulina Gonsalisti

NIM : 462012070

No. Hp : 085249008909

Saya adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan Mekanisme Koping Pada Lansia Pasca Stroke Di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga. Partisipan akan diminta menceritakan serta menjawab pertanyaan wawancara yang akan diajukan mengenai mekanisme koping atau bagaimana cara mengatasi masalah dari stroke yang dialami. Pembicaraan akan direkam untuk dipelajari dan dicari maknanya. Peneliti akan menjamin kerahasiaan identitas dengan tidak menyebarkan isi rekaman dan tidak menulis nama partisipan dalam wawancara tersebut. Setelah isi rekaman ditulis, peneliti akan memperlihatkan kembali kepada partisipan, serta partisipan diperbolehkan menghapus isi pembicaraan yang dirasakan tidak nyaman.

Apabila ada pertanyaan lebih dalam tentang penelitian ini, dapat menanyakan langsung atau menghubungi peneliti pada nomor kontak yang telah disebutkan diatas. Jika calon partisipan memahami dan bersedia ikut berpartisipasi dalam penelitian ini, silakan menandatangani lembar persetujuan untuk menjadi partisipan pada lembar yang telah disediakan. Demikian permohonan ini saya buat atas kerjasama yang baik saya ucapkan terimakasih.

Salatiga, 13 April 2016

Peneliti

(2)

Lampiran II

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PARTISIPAN

Judul penelitian : Mekanisme Koping Pada Lansia Pasca Stroke Di Panti Sosial Menara Kasih Salatiga

Peneliti : Paulina Gonsalisti

NIM : 462012070

Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang penelitian yang akan dilaksanakan sesuai dengan judul di atas, maka saya mengetahui tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk Mendeskripsikan bagaimana mekanisme koping pada lansia pasca stroke.

Saya memutuskan tanpa paksaan dari pihak manapun juga bahwa saya bersedia berpartisipasi menjadi partisipan dalam penelitian ini dan saya juga mengerti bahwa catatan mengenai penelitian ini akan dijaga kerahasiaannya dan berkas yang mencantumkan identitas, saya hanya gunakan untuk keperluan pengelolahan data saja dan bila sudah tidak digunakan lagi, kerahasiaan data tersebut akan dimusnahkan. Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya.

Salatiga, 13 April 2016 Partisipan

(3)
(4)

Lampiran IV Panduan Wawancara

Panduan Pertanyaan Wawancara

1. Coba ibu/bapak ceritakan apa yang ibu ketahui tentang stroke? 2. Sejak kapan ibu/bapak mengalami stroke?

3. Apa saja perubahan dalam kehidupan yang ibu.bapak alami pasca stroke? Perubahan seperti apa saja?

4. Bagaimana perasaan bapa/ibu setelah mengetahui bahwa ibu mengalami stroke?

5. Bagaimana cara ibu mengatasi perasaan ibu?Coba ceritakan! 6. Kepada siapa bapa/ibu mengungkapkan perasaannya?

7. Bagaimana cara perasaan bapak/ibu rasakan ssetelah menceritakan perasaannya?

8. Kegiatan apa saja yang ibu lakukan untuk mengatasi masalah ibu dan cara mengatasi perasaan ibu?

9. Apa makna positif yang ibu ambil dari perubahan pasca stroke ini? 10. Apakah bapak/ibu dapat menerima kondisi yang sekarang?

Jika ya, coba ibu ceritakan bagaimana prosesnya? 11. Menurut bapa/ibu bagaimana hidup bapa/ibu sekarang? 12. Apakah bapa/ibu senang tinggal di panti?

13. Bagaimana dukungan keluarga ibu/bapa?

14. Apa harapan ibu sekarang dan bagaimana cara ibu untuk mewujudkan harapan tersebut?

(5)

Lampiran V Abstraksi Data Riset

Partisipan

No Kode

Meaning Unit Kategori Sub Tema Tema

RP1 35, 40, 45 - Pikiran berat, jengkel dan kesal.

- Jengkel sama anak buah ee anak saya sing namane Nana - Kata dokter karena gula

darah saya tinggi, pikiran berat hipertensi

- Gula darah

Penyebab Stroke Pengetahuan Penyebab stroke menurut partisipan 1. Penyebab Stroke RP2 30, 40 90

- Saya kurang tau apa yang menyebabkan saya stroke soalnya tiba-tiba aja gitu. Tau nya penyumbatan aliran darah ke otak.

- Hipertensi, ibuku hipertensi - Punya gula darah yang

berlebih

RP3 55 - Makan sapi, babi, anjing, semua daging saya makan. Hipertensinya saya karena stres dan obesitas itu aja yang saya tau.

(6)

RP1 55 255

- Kena stroke, Ibu ndak bisa jalan lagi kaki ibu lumpuh - Lumpuh karena terpleset

Stressor fisik Stresor fisik, hubungan interpersonal, psikologis, financial, lingkungan hidup Pasca stroke 2. Stresor Psikososial Pasca Stroke RP2 55 - lumpuh bagian kiri, nggak

bisa gerak sama sekali RP3 50 - Setelah stroke saya lumpuh

total kaki saya, gak bisa jalan, bicara tidak jelas.

RP1 530 - Bertengkar dengan oma M. Stresor hubungan interpersonal RP2 185 - pernah bertengkar dengan

orang tua dikamar pojok sana itu…

RP3 185 - kalau di perlakukan seperti itu saya marah, kadang emosi kalau sama pengasuh.

RP1 65

175 185 245

- Kepikiran dan takut stroke kambuh

- Sebenarnya ndak mau pisah dari

- sepi

- Membebani keuangan anak

(7)

saya.

RP2 60, 65

105 205

- stres, merasa tidak berdaya, kaget.

- Perasaan kesepian juga ada - Cemas

RP3 80, 125 saya cuma membebani mereka, saya kasian om saya, kepikiran terus, stress.

RP1 - -

Stressor finansial RP2 55 Tidak bisa bekerja lagi dan

selama itu saya diam dirumah, keuangan semakin menipis RP3 50, 150 pertama sudah tidak ada

pekerjaan, ndak punya uang.

RP1 105

110

- Perasaan kesepian juga ada ya

- Lumpuh ini membuat ibu harus pindah dan perlu menyesuaikan dengan keadaan panti. Stressor lingkungan hidup RP2 - - RP3 - -

(8)

RP1 65,70 - Sedih, takut, sempat kecewa. Ungkapan perasaan pertama kali stroke

Ungkapan perasaan pertana

kali stroke dan selama tinggal di panti 3. Respon emosional penderita pasca stroke sebelum dan sesudah tinggal dipanti RP2 60 - Stres, merasa tidak berdaya,

kaget.

RP3 60,70,75 - Merasa bersalah, lemas, kecewa, pasrah pada Tuhan, mau mati saja, marah dan putus asa. Ungkapan perasaan selama dipanti RP1 185, 210,215, 525, 530

Sepi, sedih, perasaan marah.

RP2 105, 150, 185, 205

Perasaan kesepian, cemas, marah.

RP3 80, 105,

130, 140,185

Sepi, cemas, kecewa, ndak ada artinya lagi, marah.

RP1 75,80, 140

80

- Ya saya harus belajar sendiri dengan kesot pun yang penting saya lakukan sendiri,…

- Saya menjaga pola makan saya.

- Sebenarnya sangat

Upaya mengatasi kelumpuhan dari dalam

diri Upaya yang dilakukan untuk mengatasi maslah kelumpuhan stress, sedih, kesepian, financial pasca Mekanisme Koping

(9)

70

150, 270

430,440

menyiksa,…. Saya punya pegangan harus bisa berjalan…

- saya latihan jalan pakai kruk setiap jam 5 pagi,…

- berdoa, yakin kalau kuasa Tuhan itu menyembuhkan segala-galanya

stroke

RP2 80 - ya jalan-jalan pagi sama berjemur aja, tapi ya selang 2 hari.

RP3 - -

RP1 125,130

140

- saya di bawa kerumah sakit, cek kedokter.

- Terapi

Upaya medis untuk kesembuhan stroke dan

kelumpuhan pasca stroke

RP2 140, 150

180

- Periksa kedokter

- Terapi 10 hari sekali dan minum obat dari dokter, kalau habis pergi cek kesehatan

(10)

lagi.

RP3 40, 65,

155

- Minum obat, kerumah sakit

RP1 125 - tanya dokter dan cari info tentang makanan apa saja yang boleh di makan penderita stroke supaya ndak kambuh lagi,

upaya mengatasi kekambuhan mencari informasi dan tindakkan

medis RP2 75, 80 Cari-cari informasi, ke orang

pintar RP3 - - RP1 395, 400, 405, 415, 440, 460, 490.

Berdoa, Nonton tv, ngobrol-ngobrol sama pengasuh, telepon anak

Upaya untuk mengatasi stres

RP2 155

290

- Ya aku nikmati aja ya, dengan senang-senang aja, nonton tv, berusaha buang pikiran-pikiran yang ganggu kesehatan

- Ya saya bawa santai aja, saya bawa senang aja, anggap gak ada penyakit aja.

(11)

RP3 135 - berdoa, ibadah

RP1 220, 225, 230

- kalau ada waktu luang main kesini, kalau ndak ya telepon,

Upaya mengatasi rasa sedih

RP2 215, 225, 230, 265

Nonton, ngobrol, santai, anggap aku gak sedang sakit, bawa senang-senang aja gitu, sesekali ngobrol-ngobrol.

RP3 - -

RP1 - - Upaya mengatasi

masalah finansial

RP2 130 Rencana mau jual rumah di

Jakarta, biaya ditanggung oleh keluarga

RP3 - -

RP1 460 Tiduran, berdoa Upaya mengatasi

masalah hubungan interpersonal RP2 185 Orang tua itu sekarang udah di

pindah sama bu titi, di telpon keluarganya.

RP3 195, 215, 225

Berusaha supaya ndak marah lagi dengan pengasuh dipanti, merenung

(12)

RP1 190 Nonton tv, ngobrol-ngobrol sama pengasuh, telepon anak.

Upaya mengatasi kesepian

RP2 110

115

- nonton tv, ngobrol sama suster didapur.

- telepon saudara atau keluarga

RP3 105 Nonton tv , kalau mau cerita-cerita sama orang panti susah ndak bisa bangun sendiri dan juga suara saya kurang jelas. RP1 290,

550

- Anggap ini sudah jalannya saya seperti ini.

- Saya begini supaya lebih dekat dengan Tuhank - Kondisi ini bukan hal yang

berat.

- Kita ini kalau yakin pasti bisa sembuh

Pandangan positif Pandangan positif mengenai

permasalahan yang di hadapi

RP2 300 - Ya saya terima karena

mungkin udah di serang penyakit ini ya kita terima aja. masih ada harapan buat sembuh.

(13)

320

325

- buat enak aja, dan aku nggak pikir yang aneh-aneh ya, senang aja gitu.

- Saya pasrah aja, terima aja, ya saya jalani aja dan yang penting ada usaha buat sembuhkan

RP3 370 Saya harus berdoa kepada

Tuhan. Untung saya masih hidup, maksud saya saya mau mati aja, Tuhan ndak mau. Mawas diri dan harus tau diri.

Mekanisme Koping

RP 1 345

80

- Anak saya yang membiayai saya.

- Teman, keluarga selalu memberikan saya semangat.

Dukungan keluraga, teman dan orang sekitar

Dukungan sosial

RP 2 100 - Keluarga yang

membiayai saya disini dan mereka memberikan saya semangat

RP 3 85 - teman, keluarga yang

(14)

Lampiran VI Triangulasi Sumber: Observasi 1. Riset Partisipan I

Nama : Ny. A (Riset Partisipan I) Tanggal : 13 – 26 April 2016

Tempat : Panti Sosial Menara Kasih Salatiga.

Penelitian pertama dilakukan pada hari rabu, 13 April 2016. Pada saat pergi ke panti Ny A tampak menonton TV. Saat di sapa tersenyum dan menjawab sapaan. Pada hari pertama peneliti hanya memeriksa tekanan darah dan meminta kesediaan serta meminta tanda tangan untuk informed concent. Riset partisipan bersedia untuk menjadi RP1. Saat itu RP1 menggunakan celana pendek dan kaos kuning pendek sedang duduk di kursi. Sebelumnya sudah kenal dengan pasien saat pergi melakukan studi pendahuluan sehingga kami sudah akrab. RP1 mempersilahkan saya duduk disebelahnya.

Penelitian kedua dilakukan pada hari Kamis, 14 April 2016 pukul 07.30 WIB pagi. Saat itu cuaca di panti cerah, RP1 duduk di meja makan ruang tengah sambil menyantap makanan lalu tersenyum sambil menyapa RP1 menawarkan makan kepada saya. Saat itu RP1 mengenakan baju kaos berkerah berwarna abu-abu dan mengenakan celana pendek, terlihat tongkat diletakkan dibawah kaki. RP1 makan dimeja bersama dengan 3 lansia lainnya. Tidak lama RP1 selesai makan meminta tolong diambilkan air minum

(15)

hangat. Lalu setelah semuanya selesai makan, di periksa tekanan darahnya. Tekanan darah RP1 selalu normal sistolik antara 120 – 130 mmHg dan tekanan diastolic 70 – 90 mmHg. Kemudian, tanpa di minta RP1 menawarkan diri kapan saya di wawancara. Saya menjawab: “setelah periksa tekanan darah opa oma dipanti”. Dengan semangat menjawab: “ok siap.” Setelah selesai saya menemui RP1 untuk memulai wawancara pukul 09:00 WIB pagi. RP1 mengajak saya pergi kekamarnya. Saat saya ingin membantu RP1 tidak mau dibantu, RP1 ingin melakukan sendiri tanpa bantuan. Tampak RP1 meraih kruknya, berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Dikamar RP1 meletakkan kruknya disamping tempat tidur. Ukuran kamar 4x3 meter, terdapat 2 tempat tidur, salib, 2 lemari, terdapat meja disebelah tempat tidur RP1, terdapat alkitab dan buku doa Bunda Maria. Saat wawancara kami duduk di atas tempat tidur. Saat wawancara RP1 mau bercerita dan sempat menangis sebentar. Pukul 09:45 wawancara selesai, lalu saya kebelakang. RP1 ke kamar mandi, kemudian kembali kekamarnya untuk istirahat. Jam 12:00 ibu Agatha keluar kamar dan bersiap lagi untuk makan, tampak sambil berjalan sambil komat kamit (saat wawancara RP1 mengatakan setiap berjalan komat kamit itu membaca doa Bapa Kami). RP1 menghabiskan makanan yang disediakan panti.

(16)

Penelitian ketiga seperti biasa pukul 07.30 RP1 dari jauh sebelum saya masuk sudah tersenyum sumringah dan menyapa saya. Saya menyalami semua opa oma di panti, saat menyalami RP1 tidak lupa mengucapkan berkah dalem kepada saya. Hari ini saya tidak melakukan wawancara kepada RP 1. RP1 saat itu sedang makan, RP1 menghabiskan makanan yang ada di Panti. Setelah makan RP1 duduk menonton tv seperti bisa ia duduk di kursi depan kamarnya. Saat saya ingin menemui RP1 ia sudah masuk kamarnya, saya permisi masuk kamarnya, dan RP1 mempersilahkan duduk. Tampak RP1 mengerok punggung ibu pengasuh yang masuk angin. Walau hanya dengan satu tangan RP1 dapat membantu orang lain dengan memijat dan mengerok. Penelitian ke empat saya melakukan observasi RP1 merapikan kamarnya sendiri, selalu menghabiskan makanan yang diberikan panti, RP1 tampak menangis saat wawancara, namun tidak lama tersenyum kembali. Setelah itu, pada sore hari jam 3 saya kepanti selama satu jam. RP1 tampak menggunakan celana pendek dan baju kaos berwarna biru, sedang membaca alkitab saat saya menegok kekamarnya. RP1 selalu ramah dan tersenyum kepada kami.

Penelitian ke 5 – 12 hasil observasi yang diperoleh kurang lebih sama RP 1 melakukan secara mandiri untuk makan, minum, BAK/BAB, dan mandi. Membersihkan tempat tidur, wajah nampak

(17)

cerah, mengais saat dilakukan wawancara mengenai anaknya saat ia harus pindah kepanti, RP1 selalu ikut ibadah, saat berdoa khusuk, bernyanyi dengan sungguh sambil menutupkan mata, wawancara RP1 komunikatif, dapat menjawab pertanyaan dengan baik, setiap pagi jalan pagi.

2. Riset Partisipan II

Nama : Tn. A (Riset Partisipan II) Tanggal : 13 – 26 April 2016

Tempat : Panti Sosial Menara Kasih Salatiga.

Penelitian pertama dilakukan pada hari rabu, 13 April 2016. Pada saat pergi ke panti RP2 tampak menonton TV. Saat di sapa tersenyum dan menjawab sapaan. Pada hari pertama peneliti hanya memeriksa tekanan darah dan meminta kesediaan serta meminta tanda tangan untuk informed concent. Riset partisipan bersedia untuk menjadi RP2. Namun, belum bisa menanda tangani lembar persetujuan dikarenakan tangan kanan klien sakit. Saat itu RP2 menggunakan celana pendek dan kaos biru sedang duduk di kursi. Sebelumnya sudah kenal dengan pasien saat pergi melakukan studi pendahuluan sehingga kami sudah akrab.

Penelitian kedua klien belum bisa diwawancara karena masih belum sehat. RP2 sering menonton tv, tampak terbaring, sesekali mengetik sms, klien makan bubur, klien mau minum obat. Penelitian ke 4 klien bersedia di wawancara. Saat diwawancara

(18)

klien komunikatif dan mau menjawab pertanyaan. Hari keempat saat penelitian klien sudah baikan dan mau di ajak berjemur didepan. Klien tampak mulai sehat. Penelitian kelima saat kami ke panti klien pergi periksa ke RSUD untuk pengobatan. Klien pulang dengan wajah senang dan membawa makanan ke panti. Klien langsung meminum obat yang dokter berikan saat dirumah.

Selama 2 minggu dipanti perkembangan RP2 sangat baik. RP2 sangat ramah, komunikatif saat wawancara, berjemur setiap pagi hari, mengikuti ibadah, sering nonton tv, mau berobat kedokter. 3. Riset Partisipan II

Nama : Tn. H (Riset Partisipan III) Tanggal : 13 – 26 April 2016

Tempat : Panti Sosial Menara Kasih Salatiga.

Penelitian pertama dilakukan pada hari rabu, 13 April 2016. Pada saat pergi ke panti Tn. H tiduran di kamarnya. Pada hari pertama peneliti hanya memeriksa tekanan darah dan meminta kesediaan serta meminta tanda tangan untuk informed concent. Riset partisipan bersedia untuk menjadi RP3. Saat itu RP3 menggunakan celana pendek dan kaos kuning pendek sedang duduk di kursi. Sebelumnya sudah kenal dengan pasien saat pergi melakukan studi pendahuluan sehingga saya sudah akrab. RP3 mempersilahkan saya duduk dikursi biru yang ada dikamarnya. Keadaan kamarnya rapi, ada sebuah televisi dikamarnya.

(19)

Penelitian kedua dilakukan pada hari Kamis, 14 April 2016 pukul 07.30 WIB. Cuaca panti cukup cerah, RP3 duduk di kursi roda dan sarapan di meja makan dapur. RP3 baru saja di mandikan dan mengenakan celana pendek berwarna krem dan baju kaos berkerah berwarna putih. Saya menyapa dan mencium tangan RP3. Setelah makan RP3 dibawa ke kamarnya oleh perawat. Saya membantu memindahkan RP3 ke tempat tidur badannya cukup berat, RP3 mengucapkan terima kasih. Kamar RP3 terletak paling depan berukuran 4x2 meter terdapat satu meja besar di bawah kaki kamarnya, dan meja kecil disamping tempat tidurnya. Setelah itu saya melakukan pemeriksaan tekanan darah, tekanan darah yang diperoleh yaitu 150/90 mmHg. kegiatan hari ini tampak dilakukan RP2 yaitu berbaring di tempat tidur, hanya diam dan melamun saat tidak ada teman bicara. Saat wawancara RP3 komunikatif, namun sedikit kurang jelas karena gangguan bicara.

Penelitian ketiga Jumat, 15 April 2016 RP3 menggunakan baju kaos biru dan celana pendek. RP3 sempat marah pada pengasuh karena lama datang menemuinya. RP3 menelpon apabila ingin meminta bantuan pada pengasuh. RP3 menghabiskan makanan yang dberikan panti.

Penelitian 4 – 12 RP3 sering marah pada pagi hari dan pada saat pengasuh lama datang, sering melamun, sering diam dikamar,

(20)

sering mengeluh masalah keuangan saat wawancara, komunikatif saat menjawab pertanyaan, menyapa setiap bertemu, selalu ikut ibadah yang diadakan di panti. Letika beribadah klien sering tampak mengantuk. Klien tertawa saat melihat anak pendeta bertingkah lucu.

(21)

Lampiran VII Triangulasi Sumber: Pengasuh Lansia

Nama : Ny. T (Pengasuh Lansia di Panti) Tanggal : 26 April 2016

Tempat : Panti Sosial Menara Kasih, Salatiga. 1. Riset Partisipan I (Ny. A)

Berdasarkan keterangan dari pengasuh lansia di panti, RP I adalah salah satu lansia di panti yang paling mandiri karena dalam melakukan aktivitas sehari-harinya RP I bisa melakukan aktivitasnya secara mandiri seperti makan, mandi, BAK/BAB dan membersihkan serta merapikan kamarnya sendiri. Selain itu, RP I setiap pagi rajin berjalan kaki di halaman depan panti, bila tidak ada kegiatan riset partisipan berbicara atau bercerita dengan pengasuh di panti.

Pengasuh di panti juga mengungkapkan bahwa RP I senang apabila diminta bantu oleh pengasuh untuk memijatnya. Selain itu, pengasuh panti mengatakan bahwa RP I juga pernah bertengkar dengan Ny. L, namun pengasuh panti langsung membawa Ny. L masuk kekamarnya. Ny. I adalah lansia yang rajin, ramah, rajin beribadah dan mau bersosialisai dengan oranglain.

(22)

2. Riset Partisipan II (Tn. A)

Berdasarkan keterangan dari pengasuh lansia RP II adalah lansia yang bisa melakukan aktivitasnya secara mandiri seperti bisa melakukan aktivitasnya secara mandiri seperti makan, mandi, dan BAK/BAB. Pada pagi hari terkadang RP I berjemur dipagi hari jam 8 pagi setelah mandi. Selain itu, RP I adalah lansia yang ramah, tidak mudah marah dan sering cek kesehatan ke dokter. Pengasuh panti juga mengatakan bahwa RP I bila tidak ada kegiatan telpon keluarganya dan menonton TV.

3. Riset Partisipan III (Tn. H)

Berdasarkan keteragan dari pengasuh lansi RP III adalah lansia yang melakukan aktivitasnya bergantung pada pengasuh di panti dalam melakukan aktivitas sehari-harinya seperti mandi, makan, BAB/BAK dan berpindah. RP III sering marah apabila pengasuh lansia terlambat datang bila dipanggil oleh RP III. Pengasuh lansia juga mengungkapkan bahwa RP III rajin beribadah, setiap diadakan ibadah di panti RP III selalu ikut, RP III selalu meminum obat hipertensinya.

(23)

Lampiran VIII Verbatim Triangulasi Sumber: Riset Partisipan Pewawancara : Paulina Gonsalisti ( Peneliti ) Riset Partisipan 1 (RP I) : Ny. A ( Riset Partisipan )

Waktu : Tanggal 13 – 26 April 2016, 30 – 60 menit Tempat : Panti Sosial Menara Kasih Salatiga

Pelaku Uraian Wawancara

P Selamat Pagi. (sambil mencium tangan ibu) RP I Selamat pagi, berkah dalem.

P Berkah dalem bu. RP I Masih dong.

P Apakah hari ini ibu bersedia diwawancara lagi dengan pertanyaan yang sama seperti waktu kemarin siang bu?

RP I Bisa. Siap. (gaya seperti hormat) P Ok Sejak kapan ibu terkena stroke?

RP I Ibu terkena stroke sudah kurang lebih jalan 5 tahun. P Apa yang ibu ketahui tentang stroke?

RP I Stroke itu yang membuat orang mengalami kelumpuhan seperti teman saya juga kena stroke terus saya sekarang ini lumpuh. P Apa yang menyebabkan sampai ibu terkena stroke?

RP I Pemikiran saya waktu itu saya pikiran berat, jengkel, kesal. Kata dokter saya terserang stroke karena hipertensi atau tekanan darah ibu tinggi.

P Apa yang membuat ibu jengkel dan kesal?

RP I Saya jengkel dan marah sama itu anak buah ee anak saya sing namane Nana. Menjengkelkanlah waktu itu di rumah Imam Bonjol (nama jalan rumah anaknya), disini (sambil memegang dada) saya cuma diem-diem akhirnya yang kalah saya sendiri terus kena stroke. Dia tinggal disitu ndak bayar ndak apa cuma numpang, tapi kelakuannya kaya bos ndak mau kerja, dia bikin saya seperti babu, kalau saya lihat orang itu (Nana) adanya cuma jengkel. Waktu itu saya bangun cari dia ndak ada. Dia pergi ndak bilang-bilang kepasar sama tetangga saya, saya jadi ne jengkel. Saya jengkel saya cari dia ndak ada, terus saya jalan ke dapur seperti mak jegling, saya jatuh terus saya panggil tukang sayur, ada tetangga lihat saya yang bilang itu bu sri, bu sri muka ee perot, koyo ee kena stroke. Setelah itu panggil

(24)

anak saya, terus saya dibawa kerumah sakit.

P Saat dirumah sakit apa informasi yang ibu peroleh dari rumah sakit tentang penyebab stroke ibu?

RP I Waktu saya di bawa kerumah sakit kata dokter saya terserang stroke karena gula darah saya tinggi, terus pikiran yang berat yang bisa menimbulkan hipertensi atau tekanan darah ibu naik. Itu yang membuat saya jadi stroke.

P Berapa lama ibu dirawat dirumah sakit waktu itu? RP I Kurang lebih 10 harilah.

P Apa saja perubahan yang ibu alami?

RP I Gini… waktu ibu di rumah sakit ibu itu bisa jalan, anjuran dokter suruh periksa ibu mau dan pergi jalan sendiri, tanpa kursi roda. Eeehhh.. waktu sampai rumah tiba-tiba ibu ndak bisa jalan lagi kaki ibu lumpuh.. puh, keluar mobil ibu harus di bopong anak sama menantu saya. Perubahan saya yang paling menonjol stroke saya ini bikin lumpuh bagian kiri, nggak bisa gerak sama sekali, tidak bisa bekerja lagi dan selama itu saya diam dirumah, keuangan semakin menipis.10 hari dirawat itu gak ada perubahan sama sekali, terus saya udah di perbolehkan pulang karena sudah pulih dari stroke.

P Kelumpuhan yang ibu derita dua-duanya atau sebagian bu? RP I Sebagian aja, bagian tangan kiri dan kaki kiri yang lumpuh. P Bagaimana perasaan ibu pertama kali setelah ibu mengalami

stroke?

RP I Perasaan ibu waktu kena stroke kaget, bertanya-tanya kenapa kok bisa kena stroke. Ibu waktu itu pertama kali kena stroke, dokter bilang kalau stroke ibu bisa kambuh lagi kalau pola makan sama pikiran yang berat bisa memicu kekambuhan ibu. Ibu jadi takut, cemas dan kepikiran nanti stroke ibu kambuh lagi. P Bagaimana perasaan ibu setelah mengalami kelumpuhan? RP I Ya ibu sangat sedih to, sempat kecewa soalekan ibu dulu bisa

jalan bebas, sekarang lumpuh kaki sebelah kiri saya harus pakai kruk. Ibu sempat menangis sampai susah buat tidur selama semingguan lebihlah, Waktu dirumah sakit masih bisa jalan, pas pulang tiba-tiba lumpuh, terus harus di bopong kalau masuk mobil. Ketika saya di rumah waktu itu jalannya kesot yang dilantai itu kurang lebih 2 bulan.

P Ibu kenapa kesot, kenapa tidak minta bantuan orang lain saat belum bisa jalan?

(25)

RP I Ya saya harus belajar sendiri dengan kesot pun yang penting saya lakukan sendiri, nasehat anakku itu menguatkan saya, anakku kasih saya semangat“apa-apa lakukan sendiri, mandiri mah… mandiri …gitu anakku bilang, ndak boleh nyuruh-nyuruh gmn pun caranya harus usaha”. Jadi ibu harus punya semangat, nanti untuk minta bantuan ndak ada perubahan. Terus saya berusaha sendiri jalan setapak demi setapak sambil mepet tembok, kalau capek saya tidur waktu itu.

P Apakah berjalan dengan kesot dilantai menyiksa ibu?

RP I Ya bagaimana? Sebenarnya sangat menyiksa, tetapi kita ndak bisa menyangkal ya, sudah takdirnya, saya harus bisa terima karena ini sudah terjadi dan harus saya jalani. Saya punya pegangan harus bisa berjalan bagaimana caranya harus bisa berdiri gitu, saya berusaha supaya bisa berjalan sendiri tanpa bantuan karena kalau bukan saya sendiri yang punya tekat dari dalam diri sendiri nanti susah sembuh dan saya juga harus membuat semuanya jadi lebih baik dengan usaha dan tindakkan yang saya lakukan seperti latihan dan belajar melakukan semuanya sendiri.

P Ibukan sudah mengetahui bahwa ibu terserang stroke dan mengalami kelumpuhan, ibu merasa sedih dan mersa tidak berdaya dengan keadaan ibu? Berpa lama ibu dapat menyesuaikan diri dengan keadaan ibu?

RP I Sejak pertama saya terserang stroke itu saya mampu menerima keadaan saya sejak pertma sudah bisa. Tetapi itu butuh proses, saya serahkan kepada Tuhan semuanya.

P Apa saja yang berubah dalam diri ibu semenjak mengalami kelumpuhan? Bagaimana cara ibu mengatasi maslah yang ibu alami dengan kelumpuhan?

RP I Yang pasti itu saya lumpuh, dengan lumpuh ini saya jadi beban keluarga saya terutama anak saya. Saya ndak enak kasian anak saya jadi beban juga buat ibu.

P Bagaimana kalau dengan tidur ibu apakah ibu susah tidur? RP I Iya dulu ibu dirumah susah tidur waktu pertama kali kena itu,

rasanya ndak nyenyak sering terbangun. P Kenapa bu sering terbangun?

RP I Ibu juga bingung, apa karena pikiran ya. Ibu gelisah tidurnya nduk, malam-malam itu bisa terbangun.

P Terbangunya karena ingin apa bu? (minum atau BAK). Berapa lama bu ibu susah tidurnya?

RP I Ibu hanya terbangun saja mungkin kepikiran sakitnya ini to, kok saya bisa kena stroke. berapa lama susah tidurnya sekitar

(26)

kurang lebih 1 minggulah dari rumah sakit saat itu.

P Setelah seminggu ibu sudah bisa tidur nyenyak? Biasanya sebelum ibu mengalami stroke jam berpa berapa ibu tidur? RP I Iya sudah kembali normal ibu tidurnya jam 9 sama seperti dulu

lagi.

P Bagaimana ibu mengatasinya supaya dapat tidur nyenyak lagiu?

RP I Ibu berdoa mohon ketenangan, ibu juga baca alkitab sebelum ibu tidur supaya ibu lebih tenang ibu mendekatkan diri dengan Tuhan. Yang penting doanya penuh dengan keyakinan. Kalau kita yakin pasti kita merasa tenang dan damai. Ibu ndak pikir apa-apa lagi, ibu yakin saja bahwa ibu pasti bisa jalan lagi itu saja.

P Ibu stroke inikan sewaktu-waktu bisa kambuh, bagaimana cara ibu menjaga kesehatan ibu?

RP I Waktu ibu tiba-tiba lumpuh di cek ke dokter. Dokter wanti-wanti saya jangan banyak pikiran ibu nanti bikin lelah terus bisa memacu hipertensi ibu dan juga jaga pola makan, takutnya stroke berulang lagi. Terus ibu sekarang jaga-jaga supaya ndak kambuh lagi, terus ibu tanya dokter dan cari info tentang makanan apa saja yang boleh di makan penderita stroke supaya ndak kambuh lagi, dari tv di dokter oz itu, acaranya bagus, tanya-tanya sama temen juga.

P Dari informasi tersebut apa usaha atau bagaimana cara ibu mengatasi strokenya?

RP I Saya menjaga pola makan saya. Saya makannya di jaga, udah jarang makan-makanan asin lagi, yang manis juga. Saya sambil mencoba belajar berjalan secara mandiri. Terus saya punya pikiran kok caranya begini ndak isa bangun, terus saya putar-putar di tempat tidur dengan pegangan dipan, saya ganjel sama bantal baru bisa duduk. Terus saya belajar berdiri pegangan di tralis jendela kamar saya, gimana kuat atau ndak eh ternyata kuat, terus saya belajar jalan sambil pegangan didinding.

P Jadi ibu diet ya bu untuk jaga kesehatan ibu? Apakah berhasil bu?

RP I Iya ibu mengurangi makan nasi, ya makanya secukupnyalah. Buktinya sekarang saya ndak pernah kambuh lagi strokenya. P Bagaimana dukungan keluarga ibu untuk kesembuhan ibu? RP I Saya waktu itu di panggilkan terapi, saya diterapi seminggu 2

kali selama 2 bulan, ya sedikit bisalah di gerakkan tapi masih ndak bisa jalan, masih kesot ibu selama dua bulan. Setahun ibu di mbak dian, ibu dibawa kerumah anak saya yang dari

(27)

Surabaya ibu di belikan kruk, setiap pagi saya jalan di batu-batu kecil ndak pakai sandal buat biasakan pakai kruk sama latihan jalan. Di Surabaya ibu satu bulan, terus kembali ke salatiga sama mbak dian.

P Bagaimana dukungan anak ibu di Surabaya? Apakah mereka datang ke Salatiga?

RP I Setahun ibu di mbak dian, ibu dibawa kerumah anak saya yang dari Surabaya ibu di belikan kruk, setiap pagi saya jalan di batu-batu kecil ndak pakai sandal buat biasakan pakai kruk sama latihan jalan, senang ibu bisa jalan walau harus pakai kruk. Di Surabaya ibu satu bulan, terus kembali ke salatiga sama mbak dian.

P Apakah ada perubahan setelah ibu berlatih terus?

RP I Ya setelah satu bulan saya latihan jalan pakai kruk setiap jam 5 pagi, saya bisa jalan sedikit-sedikit. Tapi ya pelan to, saya percaya pasti saya sembuh.

P Ibu masuk panti setelah setelah setahun mengalami stroke ya bu?

RP I Iya kurang lebih segitulah, 2012 saya kena stroke 2013 saya masuk panti.

P Ibu maaf, kenapa ibu masuk kepanti?

RP I Dirumah anak sayakan repot kerja, sering keluar kota. Terus anak saya ngomong “mamah aku ni gak sia-siakan mamah tau sendirikan D repot. Lebih baik mamah tinggal dipanti gimana? Kasian mamah sendiri di rumah. Saya bilang ndak apa-apa tapi ingat mamah ya nok… (sambil nangis)

P Ketika ibu merasa sedih apa yang ibu lakukan?

RP I Saya berpikir yang baik-baik aja, oh mungkin saya pindah ini demi kebaikan saya. Tetapi lumpuh ini membuat ibu harus pindah kepanti dan harus menyesuaikan lagi dengan keadaan di panti.

P Kenapa bu harus menyesuaikan lagi dengan keadaan dipanti? RP I Ya waktu ibu dirumahkan, ibu tinggalnya sama anak, keluarga

sendiri, kalau dipanti kita harus bertemu dengan orang baru lagi, dengan orang jompo dan pengasuh di panti supaya kita juga enak dan nyaman ketika kita sudah akrab.

P Kenapa ibu ndak tinggal sama anak ibu yang di Surabaya? RP I Ibu ndak mau jauh dari Dian, Dian kan anak bungsu ibu. Ibu

kalau jauh kepikiran gimana keadaannya, pengen aja ketemu, kalau dipantikan lebih jarang lagi ketemunya. Juga lumpuh ini membuat ibu pindah dan perlu menyesuaikan dengan keadaan panti.

(28)

kepada anak ibu?

RP I Ndak kecewa sama sekali, itu adalah bentuk perhatian anak ibu, dia menitipkan saya dipanti ini supaya ibu ada yang menjaga dan tidak kesepian. Anak sayakan kerja juga, dirumah itu jarang, sering keluar kota.

P Apakah ibu merasa sepi tinggal di panti?

RP I Jujur sebenarnya saya merasa sepi karena ndak kegiatan-kegiatan dipanti ini, kesehariannya paling cuma nonton aja. Tapi ada Tuhan Yesus saya tetap senang dan berdoa.

P Ketika ibu merasa kesepian, apa yang ibu lakukan?

RP I Ibu ya nonton tv, ngobrol-ngobrol sama pengasuh, dulu waktu ibu hartini belum pindah ya cerita-cerita dikamar. Sekarang sudah sendiri ya paling sering nonton.

P Setelah ibu di panti apakah keluarga ibu sering menjenguk? RP I Ya jarang anak sayakan repot, tapi kalau ada waktu kosong

anak saya datang berkunjung. P Senang bu di kunjungi anak ibu?

RP I Sangat senang, saya mengerti anak saya sibuk, tapi masih bisa kesini. Saya merasa lebih bersemangat bila anak-anak main ke tempat saya ini, beramai-ramai. Saya ya menerima, senang kalau mereka dating

P Siapa yang membiayai ibu tinggal di panti? RP I Anak saya yang Dian itu, yang membiayai saya. P Bagaiamana perasaan ibu saat tinggal dipanti?

RP I Sebelum masuk panti saya pikiran, kalau saya di panti pikirannya: gimana ya dipanti, keadaannya gimana, orangnya gimana ya? Pertama saya dipanti perasaannya sedih, takut jauh dari anak saya.

P Perasaan ibu harus tinggal terpisah dengan anak ibu bagaimana?

RP I Saya sedih jauh dari anak saya, ndak bisa serumah, jarang lihat lagi anak saya. (sambil menangis)

P Bagaimana komunikasi ibu dengan anak ketika ibu tinggal dipanti?

RP I Komunikasi saya dengan anak baik, kalau ada waktu luang main kesini, kalau ndak ya telepon, saya dengar suaranya aja senang sekali.

P Bagaimana cara ibu mengatasi rasa sedih dan takutnya?

(29)

telpon sama anak saya.

P Bagaimana perasaan ibu setelah di telpon keluarga?

RP I Mengurangi rasa kangen, seneng sekali karena mereka masih menyempatkan telpon saya, dengar suaranya saja saya udah senang.

P Apakah ibu membutuhkan dukungan keluarga?

RP I Iya saya sangat membutuhkan dukungan keluarga, kalau bukan mereka-mereka terutama anak saya, saya ndak mungkin bisa begini, biaya mereka yang tanggung semua.

P Senang ibu dapat dukungan keluarga terutama anak ibu? RP I Ya senang artinya mereka sayang mamahnya to, tidak

membiarkan dan telantarkan saya.

P Apakah mereka salah satu alasan ibu untuk sembuh?

RP I Iya pasti, saya ndak mau merepotkan mereka. Dukungan sangat besar buat saya, itu alasan saya supaya cepat sembuh, berusaha mandiri, saya juga pengen jaga cucu kalau nanti Dian punya anak.

P Saat dipanti apakah stroke ibu pernah mengalami kekambuhan?

RP I Ndak pernah kambuh ibu stroke. Tapi waktu itu pernah ibu terpleset dan lumpuh lebih parah lagi, harus pakai kursi roda 3 minggu waktu itu.

P Apakah ibu dibawa kerumah sakit?

RP I Iya ibu di rumah sakit. Di periksa ndak terlalu serius, ndak kenapa-kenapa cuma kemeng sampai ndak bisa jalan itu. Terus dokternya bilang ibu jangan sampai terpleset lagi, kasian anakmu, itu saya ingat terus.

P Bagaimana perasaan ibu waktu ibu harus pakai kursi roda? RP I Ibu sedih, membebani pikiran saya sama mbak Dian.

P Apa yang ibu lakukan supaya ibu bisa jalan lagi tanpa kursi roda seperti sekarang ini?

RP I Ibu berdoa, sambil ibu ludah setiap pagi terus ibu usapkan di kaki yang lumpuh sembuhkan dengan bilur-bilurmu Tuhan Yesus, itu dibarengi dengan latihan sambil angkat kaki dan digerakan. Ibu sambil latihan berdiri kaya dulu dirumah, pegangan sama trails sambil doa Bapa Kami, puji Tuhan ibu sembuh.

P Apa yang meyakinkan ibu bisa sembuh dan dengan cara seperti itu?

(30)

RP I Ibu yakin kalau kuasa Tuhan itu dapat menyembuhkan segala-galanya, tapi harus di barengi dengan latihan. Kalau kita berdoa, tetapi ndak yakin tidak bisa sembuh dan juga kalau kita berdoa saja ndak henti-henti tapi kita ndak ada usah ya ndak mungkin sembuh. Jadi, ibu yakin saja bahwa ibu pasti disembuhkan dengan berpegang pada Tuhan.

P Apakah kondisi sekarang mempersulit ibu?

RP I Tidak, saya mengucap syukur. Ada tambahan gini-gini (sambil pegang kaki) ya saya jadi tambah semangat dan mau lebih baik lagi dan bisa lebih dekat dengan Tuhan.

P Apakah kondisi seperti ini menjadi beban buat ibu?

RP I Beban ya beban. Kalau saya anggap beban ya saya kasian sama anak yang membiayai, bisa ne cuma gini (menengadahkan telapak tangan), cuma minta-minta. Dulunya bisa cari uang sendiri, sekarang apa-apa minta.

P Apakah ibu bisa menerima kondisi ibu sekarang?

RP I Ya bisa apa boleh buat, ya bisa. Adanya cuma bersyukur-bersyukur kalau saya gitu. Tapi ada menyesalnya sedikit, ya sekarang sudah bisa menerima.

P Apa yang membuat ibu bisa menerima kondisi ibu sekarang? RP I Ya bersyukur aja. Bisanya cuma bersyukur dan bersyukur.

Bersyukur sajalah sama Tuhan, nanti Tuhan yang menyembuhkan, Tuhan Yesus selalu murah segala-galanya. Saya selalu percaya sampai sekarang saya percaya. Saya berdoa bapa kami terus setiap berjalan.

P Apa yang ibu lakukan untuk mendukung kesembuhan ibu sekarang?

RP I Berusaha sembuh dengan latihan terus dan tidak bergantung dengan orang lain, selagi saya bisa melakukan sendiri.

P Dengan cara apa bu?

RP I Ya dengan latihan jalan setiap pagi, merapikan kamar saya sendiri dan melakukan hal yang saya bisa lakukan seperti mandi sendiri. Saya mau lepas kruk belum berani, nanti jatuh kasian anak saya. Sudah diwanti-wanti sama dokter jangan sampai jatuh sekali lagi, oo kasian anakmu. Dah saya ingat terus.

P Bu bila ada masalah ibu senang mengungkapkan perasaan ibu dengan siapa?

(31)

P Masalah apa yang ibu alami?

RP I Ya masalah keuangan anak saya, saya kasihan sama anak saya cuma bisa membebani saja, dia membiayai saya, saya hanya bisa berdoa buat anak saya. Kalau sudah menyampaikan perasaan kepada Tuhan itu lebih tenang.

P Dengan keluarga?

RP I Saya ndak pernah ungkapkan perasaan saya dengan keluarga, saya tu pendiam, kalau masalah-masalah pribadi saya simpan sendiri dan juga menghibur diri.

P Bagaimana cara ibu menghibur diri? Kalau ibu berbicara atau ada teman ngobrol itu dapat mengurangi permasalahan yang ibu alami?

RP I Kalau saya mbak, ngobrol atau cerita tentang masalah saya dengan orang lain itu tidak, cukup saya sama Tuhan yang tau, saya berbicara dengan Tuhan dan curhatnya sama Tuhan itu menenangkan batin saya. Tetapi kalau hanya sekedar bercerita tentang yang lain (tidak menegnai masalah atau isi hati yang memang tidak boleh orang tau) itu saya senang, istilahnya bisa lupa sama yang saya pikirkan sebelumnya gitu mbak dan masalah saya itu ndak terpikirkan lagi kalu ngobrol dengan orang lain. Kalau saya sendirikan terkadang melamun, terus nanti pikiran-pikiran jelek itu bisa muncul. Makanya saya itu cari kesibukan dengan nonton tv, ngobrol gitu bisa lupa dan juga dengan berdoa.

P Ibu lebih senang berdoa atau berbicara dengan orang lain? RP I Saya kalau ngomong sama orang lain itu saya sungkan, lebih

baik saya berdoa, sebisa mungkin berdoa. P Kenapa lebih senang berdoa?

RP I Seperti sharing sama Tuhan, berbicara dengan Tuhan tentang keluh kesah saya.

P Apakah masalahnya bisa tercurahkan?

RP I Iya bisa, saya kalau berdoa mengungkapkan hati saya sama Tuhan membuat hati saya lega dan plong.

P Apa yang sering ibu doakan?

RP I Saya doa Novena Rosario, doa aku percaya, salam mempelai bunda Maria 3 kali, bapa kami, 10 kali salam maria sampai 50 kali diselingi Bapa kami dan doa.

P Kapan saja ibu berdoa?

RP I Pagi, sore jam 3, ya setiap saat saya berjalan bapa kami itu ndak henti-henti.

(32)

P Ibu hebat ya bisa mandiri.

RP I Iya, makasi ya. (sambil tersenyum)

P Bagaimana perasaan ibu setelah mengungkapkan perasaannya?

RP I Perasaan saya lega setelah berdoa, hati saya bisa ringan, bisa plong, kalo ada perubahannya tu lega mbak, waktu itu saya bisa lancer jalannya mbak walaupun jalan sama tongkat.

P Apa saja kegiatan ibu sehari-hari untuk mengatasi masalah ibu? RP I Kalau saya supaya ndak stress, kesepian, ndak bosan saya berdoa, terus mendekat pada Tuhan saya minta kesembuhan, sembuhkan dari bilur-bilurmu Tuhan Yesus. Kalau pagi setelah mandi terus langsung jalan bolak balik setelah itu doa Novena satu putaran. Sore juga begitu setelah mandi jam 3 sore saya doa Novena 1 putaran, kalau ndak doa saya seperti punya utang, seperti ada yang kurang. Saya juga jalan-jalan pagi, itu setiap hari sambil berdoa bapa kami itu, ikut kegiatan ibadah dipanti kalau ndak ada ibadah rasane ada yang kurang, terus nonton tv. Kalau ada yang minta pinjat saya pijat, namanya pelayanan juga mbak, tapi saya pakai tangan satu aja, saya mau pijat kalau saya ada waktu longgar.

P Apakah ibu mengikuti kegiatan ibadah yang di adakan dipanti? RP I Ya saya selalu ikut ibadah dipanti, kalau ndak ada ibadah

rasanya ada yang kurang. Saya juga kemaren seneng bisa ikut ibadah di Miki (gereja Katolik santo Paulus Miki) dari minggu palma, kamis putih, jumat agung, dan paskah saya ikut.

P Bagaimana perasaan ibu setelah mengikuti ibadah?

RP I Saya merasa lebih tenang dan semakin bersemangat, saya bersyukur sekali bisa mengikuti perayaan ekaristi di gereja waktu itu, senanglah pokoknya mbak.

P Kalau pendeta Ephil ndak datang untuk ibadah gimana perasaannya tidak ibadah

RP I Hampa, sepertinya ada yang kurang.

P Untuk mengatasi kehampaan itu bagaimana? RP I Ya dengan berdoa sendiri.

P Apa saja kegiatan ibu dipanti?

RP I Ya cuma bangun, makan, lihat tv, tiduran, bangun makan, lihat tv, tiduran

P Apakah ibu pernah mengalami stres dengan kondisi ibu seperti ini?

(33)

RP I Ya pernah mengalami stres.

P Kalau lihat tv bisa mengurangi stres?

RP I Ya kalau baik, kalau ndak ya mendingan tiduran gitu untuk pikiran panas biar bisa dingin gitu, kalau ndak bisa tidur ya pasrah sama Tuhan dengan berdoa. ibu ngobrol sama orang lain juga senang, tetapi ibu lebih senang berdoa, karena berdoa bisa mengatasi segala-galanya.”

P Kenapa bisa stres?

RP I Ya soalnya ndak terlalu banyak kegiatan apa-apa, tapi saya bisa lebih mendekatkan diri sama Tuhan.

P Apa yang paling sering ibu lakukan untuk mengurangi stress? RP I Berdoa

P Setelah berdoa rasanya gimana bu? RP I Tenang dan damai.

P Kalau tidak berdoa apa yang ibu rasakan? RP I Rasanya hampa, ada merasa yang kurang. P Ada yang melarang ibu untuk berdoa? RP I Tidak ada.

P Ibu rutin berdoa dari dulu atau setelah ibu terkena stroke? RP I Dulu waktu masih sehat saya berdoa kalau ada perlunya saja,

sekarang setiap saat jalan itu ndak henti-hentinya baca bapa kami setelah mengalami stroke.

P Berdoa itu menurut ibu bisa mengurangi apa saja? RP I Bisa mengurangi segala-galanya.

P Mengurangi segala-galanya yang seperti apa ibu?

RP I Contohnya sekarang lihat ini (menunjuk kaki dan mengangkatnya), kaki saya bisa diangkat, wah dulu masih belum bisa, masih ngesot, ndak bisa jalan ibu. Ternyata doa-doa itu dikabulkan.

P Yang di doakan siapa-siapa bu kalau ibu berdoa?

RP I Ya keluarga, nenek meninggal, suami saya, dan anak-anak saya.

P Teman-teman juga bu? RP I Iya semuanya.

P Kondisi tubuh ibu yang sakit juga di doakan? RP I Iya di doakan

P Bagaimana ibu berdoa kepada Tuhan untuk kondisi ibu?

RP I Ya dengan meminta di urapi sama bilur-bilur-Mu Tuhan Yesus agar semua sembuh

(34)

P Ingin dapat beraktivitas lagi ya ibu seperti sedia kala ya bu? RP I Iya pasti.

P Apakah kondisi ibu sekarang mempersulit ibu?

RP I Kalau saya bilang ini sangat mempersulit saya, itu cuma bikin ibu makin sakit. jadi ibu menganggap ini bukan hal yang sulit. P Apakah kondisi seperti ini merupakan beban berat buat ibu? RP I Ndak, saya ambil positifnya saja. Saya begini supaya saya lebih

dekat dengan Tuhan, supaya lebih sabar saja. Kalau saya anggap ini beban nanti malah bikin saya stress.

P Jadi, kondisi seperti ini bukan merupakan hal yang berat buat ibu ya?

RP I Ndak. Kondisi seperti ini bukan hal yang berat buat saya karena masih bisa melakukan apa-apa sendiri dan masih ada keluarga saya yang perhatian sama saya, juga ada Tuhan yang selalu mendengarkan umatnya.

P Waktu ketemu Romo dipanti waktu itu saat paskah, gimana perasaannya?

RP I Ya seneng, dihati senang, mengaku dosa itu lega. Kalau belum mengaku dosa seperti punya beban berat saya.

P Beban berat yang seperti apa bu?

RP I Ya beban, kita ndak tau setiap hari secara sengaja ndak gak sengaja punya salah sama orang, juga meringankan beban pikiran supaya saya juga ndak stress memikirkan sakit saya ini. P Ibu pernah punya perasaan marah ndak disini?

RP I Ya pernah punya perasaan marah. P Apa yang membuat ibu marah?

RP I Ya kalau kesabaran habis, sama oma T dan Oma M kalau di tegur marah ya kami bertengkar jadinya. Marahnya itu karena sering ngatain matamu-matamu kalau saya nasehatin itu kalau oma M, kalau oma T saya bilang “kamu itu sudah tua, kasih pelajaran yang baik-baik untuk yang lebih muda, saya gituken” ya tapi tetap aja ndak bisa diam manggil-manggil pengasuh terus.

P Setelah itu, bagaimana ibu mengatasi rasa marah tersebut? RP I Saya biasa aja, ndak apa-apa, paling nonton tv. Ndak ambil

pusing, kan saya hanya kasih nasehat aja.

P Kalau dipanti apa kegiatan yang membuat ibu tenang supaya ndak pikir sakitnya, strokenya dan sebagainya?

(35)

RP I Ya pikir abisnya gimana lagi. Saya hanya berdoa sama Tuhan, kalau bangun pagi saya ludah ditangan saya, biar bau ini saya oles dikaki saya yang lumpuh sambil berdoa bilang sama Tuhan sembuhkan dari bilur-bilur-Mu Tuhan Yesus.

P Apakah dengan seperti itu ibu percaya dapat mengurangi atau menyembuhkan sakit ibu?

RP I Saya rasa ada kesembuhan, ada mengurangi sakit. Ada waktu kaki sayakan sakit bener, bangun itu kram kaki saya susah jalan 3 hari, saya coba terus biar bau, tapi berkuranglah sakitnya.

P Apa yang membuat ibu percaya bahwa yang ibu lakukan itu bisa berhasil untuk kesembuhan?

RP I Ya saya lakukan dengan keyakinan sambil berdoa sama Tuhan, saya pasrahkan sama Tuhan untuk kesembuhan saya, dan akhirnya Tuhan bisa menyembuhkan kaki saya. Kita ini kalau yakin pasti bisa sembuh.

P Apakah ibu senang bila yang ibu lakukan itu berhasil?

RP I Ya senang karena Tuhan membantu saya menyembuhkan kaki saya.

P Waktu terkena stroke sampai sekarang apakah ibu masih merasa cemas?

RP I Ndak cuma punya Tuhan Yesus ndak merasa takut, adanya bersyukur-bersyukur kalau saya gitu.

P Apa makna positif atau pelajaran yang dapat ibu ambil dari keadaan ibu sekarang?

RP I Ooo ini saya ingat-ingat, sakit ini suruh didekatkan dengan Tuhan. Dulu pas lagi sehatkan buka buku alkitab jarang, baca-baca buku juga jarang, berdoa kalau perlu saja. Sekarang tiap waktu berdoa, mendekati pada Tuhan lah sekarang. Yang baik-baik ajalah dilakukan. Yang penting saya mendekati pada Tuhan bagaimana saya bisa sembuh. Saya serahkan dan pasrahkan dengan Tuhan, hanya itu yang bisa saya lakukan untuk kesembuhan saya.

P Apa harapan ibu sekarang?

RP I Pengen sembuh… Ya pengen sembuhlah pengen nungguin cucu. Saya pengen punya cucu dari mbak Dian. Ya pengen sembuhlah pengen nungguin cucu. Terus saya juga pengen buka catering supaya ada penghasilan tambahan dan ndak hanya minta sama anak aja.

(36)

P Bagaimana usaha dan cara ibu untuk mewujudkan harapan ibu?

RP I Berusaha. Ya setapak-setapak untuk melepaskan tongkat ini. Tapi saya belum berani. Tapi itu ndak mematahkan semangat saya, saya tetap berusaha dan tidak lupa untuk berdoa memohon berkat dari Tuhan.

P Ok ibu terima kasih wawancaranya sudah selseai, terima kasih ibu untuk waktunya. Maaf ya ibu kalau saya merepotkan ibu RP I Paulin ndak ganggu saya justru senang punya teman ngobrol,

jangan bosan lo sama saya. Terima kasih. oma Cuma bisa doakan sukses buat kamu.

P Ok ibu terima kasih banyak, semoga oma lekas sembuh dan bisa beraktivitas seperti biasa.

RP I Ok siap. Terimakasih ya. Berkah dalem

Pewawancara : Paulina Gonsalisti ( Peneliti ) Riset Partisipan II (RP II) : Tn. A ( Riset Partisipan )

Waktu : Tanggal 13 – 26 April 2016, 60 – 120 menit Tempat : Panti Sosial Menara Kasih, Salatiga.

Isi Percakapan P Selamat pagi Opa. RP2 Pagi…

P Bagaimana kabar opa? RP2 Baik.

P Sesuai janji kita tempo hari, kita melakukan wawancara lagi ya opa. Pertanyaannya tetap sama seperti kemarin pagi? Apakah bisa opa?

RP2 Iya bisa.

P Opa hari ini saya wawancara mengenai mekanisme koping yang kemarin saya sudah jelaskan. Apakah ada yang ditanyakan. RP2 Tidak ada.

P Sejak kapan opa mengalami stroke? RP2 2 tahun lalu.

(37)

P Apa yang opa ketahui tentang penyebab opa mengalami stroke? RP2 Saya kurang tau apa yang menyebabkan saya stroke soalnya

tiba-tiba aja gitu. Tau nya penyumbatan aliran darah ke otak. P Apa yang menyebabkan opa terserang stroke?

RP2 Waktu periksa di rumah sakit kata dokter yang menyebabkan stroke saya adalah hipertensi, itu aja. Stroke yang saya alami tiba-tiba aja waktu saya bangun tidur.

P Apa yang yang menyebabkan opa hipertensi?

RP2 Aku gak tau, lupa dokter bilang apa. tapi ibuku dulu hipertensi. P Apa yang dilakukan stelah tau kena stroke?

RP2 Saya dibawa kerumah sakit gak ada perubahan selama 10 hari. P Apa saja perubahannya opa ketika opa mengalami stroke?

Selain lumpuh apakah ada hal lain seperti pekerjaan?

RP2 Perubahan saya yang paling menonjol stroke saya ini bikin lumpuh bagian kiri, nggak bisa gerak sama sekali, tidak bisa bekerja lagi dan selama itu saya diam dirumah, keuangan semakin menipis. 10 hari dirawat itu gak ada perubahan sama sekali, terus saya udah di perbolehkan pulang karena sudah pulih dari stroke.

P Bagaimana perasaan opa ketika pertama kali mengalami kelumpuhan?

RP2 Kaget karena tiba-tiba terkena stroke. Kalo ini, apa namanya. Gimana ya orang bilangnya. Ya agak stres karena yang dulunya bisa jalan normal, sekarang nggak bisa jalan normal seperti biasa, harus pakai alat bantu kalau jalan. Perasaan saya terkadang merasa tidak berdaya karena lumpuh ini.

P Kenapa opa merasa tidak berdaya?

RP2 Iya aku dah nggak bisa jalan normal lagi kaya dulu, perasaan kurang enak dan jadi beban keluarga, minta ini itu harus bergantung sama keluarga, itu jadi beban pikiran saya.

P Setelah opa dari rumah sakit dan tidak perubahan yang berarti, apa usaha yang opa lakukan untuk kesembuhan opa?

RP2 Aku minta tolong kakak cari-cari informasi, nanya dimana tempat terapi stroke, kebetulan kakakku itu punya temen yang tau tempat orang pintar yang bisa pijat. Berobatlah saya ke orang pintar itu, beberapa minggu di terapi dengan pijat aku sembuh dah bisa jalan lagi waktu itu.

P Bagaimana perasaan opa ketika berhasil melakukan terapi? RP2 wah senang, udah bisa jalan normal lagi tanpa alat bantu lagi,

(38)

kemana-mana bisa.

P Sejak kapan opa pindah dipanti ini? Apa kegiatan opa untuk kesembuhan supaya bisa berjalan lagi?

RP2 Sejak tahun 2014. Saya biasanya selain kontrol kedokter ya jalan-jalan pagi sama berjemur aja, tapi ya selang 2 hari. Ya itu lumayan buat hilangin pegel-pegel sama pusing, kalau tiduran teruskan pusing.

P Mengapa opa pindah ke panti?

RP2 Kan dipikir aku udah stroke, aku di bawa disini sama kakak, takutnya ada apa-apa karena dirumahkan aku sering sendiri ya semenjak sakit itu, kakak aku kerja.

P Apakah opa kecewa harus pindah kepanti?

RP2 Gak kecewa biasa aja. soalnya saya ke panti juga sendiri waktu itu, pindah di panti aku masih bisa jalan.

P Pertama kali di panti apakah opa susah tidur?

RP2 Nggak susah, tapi aku dari dulu memang susah tidur tempo. bisa tidur jam 1 atau jam 2, bangun paling jam 8 atau 9 pagi.

P Siapa yang membiayai opa tinggal di panti? RP2 Kakak saya yang ada di Belanda.

P Apakah opa merasa kesepian tinggal di panti?

RP2 Perasaan kesepian juga ada ya gak ada kegiatan apa-apa. Cuma mau gimana lagi, kalau mau kemana-mana gak bisa, lagian disini juga ada yang jaga ya, jadikan lebih enak.

P Apa yang opa lakukan untuk mengatasi sepi opa?

RP2 Biasanya nonton tv, ngobrol sama suster didapur. Saya juga senang ada kunjungan dari kalian mahasiswa yang praktek disini. Jadi ada teman ngobrol, bisa hilangin bosan juga.

P Semenjak opa tinggal dipanti, adakah anggota keluarga yang menjenguk sampai sekarang?

RP2 Ooo sering, dulu sering seminggu sekali. Tapi, semenjak suami kakakku sakit sekarang udah jarang. Tapi kadang telepon saudara atau keluarga.

P Bagaimana perasaan opa saat dikunjungi oleh keluarga?

RP2 Ya perasaan dikunjungi keluarga senang, kan berarti penyakit saya ini membuat sedikit penyembuhan kan ya karena saudara-saudara pada datang.

P Apa saja dukungan yang keluarga berikan buat opa?

RP2 Keluarga sangat dukung kesembuhan saya, mereka kasih semangat saya. Nanti mudah-mudah mereka datang di ulang

(39)

tahun saya tanggal 21 Mei. Kamu datang ya nanti sama agnes dan erik.

P Iya opa kami datang nanti. Opa apakah dengan opa di biayai tinggal dipanti juga merupakan dukungan dari keluarga opa? RP2 Iya itu yang membuat saya juga beban ya, aku gak bisa

apa-apa. Tapi, saya syukuri aja masih ada keluarga yang peduli sama saya. Dengan keluarga biayai saya disini itu juga salah satu dukungan yang mereka kasih buat saya. Ini saya rencananya mau jual rumah saya di Jakarta untuk mengurangi beban keluarga saya juga setelah saya pulih lagi.

P Apakah dengan keluarga opa datang dan telepon opa, itu bisa memberikan semangat dan motivasi opa dapat sembuh?

RP2 Kalau hanya untuk menghibur saya dan beri saya semangat itu bisa mengurangi beban saya. Mereka telepon saja saya sudah senang ya, artinya mereka masih peduli sama saya.

P Apa saja yang keluarga katakan saat telepon atau datang? RP2 Keluarga memberikan semangat buat saya dan nasehat serta

doa supaya saya cepat sembuh. Dengan semangat yang mereka kasih itu menguatkan saya, itu bikin saya semakin berusaha untuk pulih, biasanya saya ke dokterlah buat kesehatan saya.

P Bagaimana perasaan opa saat tinggal dipanti dengan menggunakan alat bantu berjalan setiap saat?

RP2 Perasaan aku sekarang biasa aja ya, nggak kaya dulu lagi, karena sekarang aku udah bisa membiasakan diri sama keadaan begini. Tapi kadang-kadang sedih juga gak bisa berpergian jauh, kemaren mau pulang dijalan malah sakit, sampai kaku lagi tanganku.

P Bagaimana perasaan opa sekarang setelah opa memerlukan alat bantu untuk berjalan?

RP2 Setelah stroke aku kan bisa jalan, terus kumat lagi itu pertamanya agak stres soalnya nggak bisa bebas jalan-jalan. Tapi lama-lama bisa, sekarang aku perasaannya biasa aja, soalnya aku gak terlalu memikirkan penyakit ini, usahaku ya sembuh dan periksa kedokter. Tapi, kadang aku merasa gak ada arti karena nggak bisa kemana-mana, kerjaannya itu-itu aja. P Bagaimana cara opa mengatasi masalah perasaan opa yang

tidak ada artinya lagi?

(40)

berusaha buang pikiran-pikiran yang ganggu kesehatan aku seperti bertanya terus kenapa aku gak sembuh-sembuh. Ya bawa senang dengan makan, saya kalau makan sampai sekarang pengennya yang enak-enak, sampai-sampai saya kena lagi stroke ni, ya saya menganggap gak ada penyakit aja, jadi kumakan aja sate kambing atau sapi di sate suruh itu, rendang sapi jugaTerus aku juga lihat pak Room udah 7 kali serangan tapi sekarang udah bisa jalan lagi, ya aku percaya aja aku bisa sembuh.

P Bagaimana perasaan opa ketika terserang stroke lagi?

RP2 Ya perasaan saya biasa aja gitu, gak ada wah kok bagaimana-bagaimana gitu. Karena saya tau penyakit seperti ini bakalan kumat lagi.

P Perasaan biasa yang seperti apa opa?

RP2 Ya perasaan gak ada apa-apa, nggak sedih, nggak terlalu kepikiran.

P Tidak terlalu kepikiran, apakah ada sedikit terpikirkan oleh opa tentang kelumpuhan ini?

RP2 Iya itu tadi aku nggak bisa pergi jauh-jauh, kemaren itu mau ke Jakarta malah aku jatuh saki lagi, mau jual rumah itu buat biaya saya hari-hari supaya nggak ngerepotin kakakku lagi.

P Opa terserang stroke berulang kapan opa? RP2 2 kali ini kalo nggak salah.

P Bagaimana perasaan opa ketika sudah dua kali mengalami stroke?

RP2 Perasaan aku biasa aja sudah, ndak kenap-kenapa lagi, aku jalani aja sekarang apa adanya. Tapi aku tetap beruhasa buat sembuh dengan pergi kedokter, terapi juga 10 hari sekali dan minum obat dari dokter, kalau habis lagi pergi cek kesehatan lagi.

P Bagaimana hubungan opa dengan teman-teman dipanti?

RP2 Baik-baik aja sekarang. Tapi pernah bertengkar sama orangtua yang dikamar pojok sana tu, dulu itu aku pernah dipukul sama orang tua di panti ini juga, tapi aku nggak bisa ngelawan dengan keadaan beginikan. Aku marah sama orang panti kok orang begitu (gangguan jiwa) masih diterima disini. Orang tua itu sekarang udah di pindah sama bu titi, di telpon keluarganya. Makanya sekarang kalau ada yang mau masuk panti, aku bilang lihat dulu, ntar orang stres yang masuk bikin ribet aja.

(41)

P Sekarang hubungan dengan opa oma disini baik-baik?

RP2 Ya baik-baik aja, cumin akunya yang jarang ngobrol sama mereka, paling sering sama suster-suster dipanti aja, untuk hilangin stres.

P Kenapa jarang ngobrol dengan opa oma lainnya?

RP2 Ya gapapa… (sambil tertawa) gak ada masalah apa-apa, kalau ngomong ama mereka nggak bisa mereka pada pikun, palingan aku cuma sapa-sapa aja.

P Apakah opa pernah mengalami kecemasan, takut sakit lagi? RP2 Pernah merasa cemas. Ya Selama itu itu ya pikirannya itu kapan

sembuh kapan sembuh, kok kambuh lagi, tapi aku lihat orang lain kaya pak room bisa sembuh kenapa aku nggak, jadi saya usahain pergi kedokter.

P Bagaimana cara opa mengatasi kecemasan opa?

RP2 Yang kaya tadi aku bilang ya aku bawa senang-senang aja dengan nonton tv, ngobrol sama orang suster.

P Apakah dengan nonton tv atau nggobrol opa bisa mengurangi stres?

RP2 Bisa mengurangi stress dengan nonton acara yang saya suka, kaya nonton bola, acara komedi begitu dan cerita atau ngobrol itu bikin saya lupa sama masalah saya dan lupa sama sakitnya saya.

P Lebih senang mana nonton tv atau berbicara dengan orang lain untuk menghilangkan stressnya?

RP2 Kalau saya dua-duanya senang, tapi lebih senang nonton tv dari dulu. Kalau ngobrol atau bicara sama orang lain juga bisa, tapi harus teman yang pas di hati, yang nyambung diajak bicara. P Kenapa tidak berdoa atau berbicara dengan orang lain?

RP2 Kalau saya jujur dari dulu saya jarang buat berdoa ya, ada masalah sakit atau nggak sakit saya nggak pernah berdoa. Kalau berbicara dengan orang lain itu lebih baik buat saya. P Dengan siapa opa biasanya menceritakan masalah opa saat

mengalami cemas maupun stres?

RP2 Gak ada ya, saya gak pernah ngomongin sama siapa-siapa ya, saya simpan sendiri aja. Tapi biasanya duduk-duduk aja, saya bawa santai aja, saya bawa senang aja dan ngobrol sama orang lain seperti ada kamu, agnes dan erik. Saya kalau ada stress atau masalah jarang cerita ke orang, tapi kalau untuk ngilangin stresnya ngobrol-ngobrol aja seperti mengalihkan atau

(42)

mengurangi stress.

P Apakah opa sering mengikuti ibadah yang ada dipanti? RP2 Kalau sehat aku ikut terus ibadah dipanti.

P Bagaimana perasaan opa kalau pendeta berhalangan datang dan ibadahnya di tiadakan?

RP2 Perasaan aku biasa aja ya, soalnya dari dulu jarang gitu buat ibadah.

P Perasaan biasa yang bagaimana opa?

RP2 Aku nggak kaya orang kalau ibadah atau apa ada perasaan wah gitu, buat saya biasa aja.

P Apakah opa puas dengan keadaan opa sekarang?

RP2 Ya cukup puas, saya bisa menerima kondisi saya seperti ini, karena saya tau biasanya banyak orang yang ketemu saya waktu saya check up ke dokter, mereka menyesal dan merasa mereka itu gak ada arti, padahal mereka lebih enak di banding saya, bisa tinggal sama keluarga, kalau sayakan jauh dari keluarga, berkomunikasi paling sering lewat telpon.

P Cukup puas bagaimana opa?

RP2 Saya masih bisa jalan, masih bisa berobat sendiri, pergi berobat sendiri ke rumah sakit.

P Setiap hari minggu waktu opa di Jakarta sering ke gereja? RP2 Gak begitu sering, jarang malah kadang-kadang aja.

P Apa hal yang opa sering lakukan untuk mengatasi segala masalah seperti cemas, bosan, sama stress?

RP2 Nonton tv, anggap aku gak sedang sakit, bawa senang-senang aja gitu, sesekali ngobrol-ngobrol. Itu aja sih yang saya lakuin, habis mau kemana-mana juga gak bisakan, beda sama kalian-kalian yang sehat bisa pergi rekreasi kemana gitu, kalau kaya saya begini apalagi yang saya buat.

P Apakah opa puas dengan keadaan opa sekarang, dengan semua yang opa alami yaitu mengalami kelumpuhan atu dengan kondisi seperti ini?

RP2 Cukup puas.

P Cukup puasnya bagaimana?

RP2 Cukup puas soalnya beda sama jompo yang lain, pakai kursi roda apa-apa harus orang lain, kalau saya masih bisa kerumah sakit sendiri, jalan sendiri. Hanya kurangnya saya masih belum bisa pergi jauh-jauh, kaya mau pulang ke Jakarta itu nanti aja, tunggu dah sembuh bener.

(43)

P Apakah kondisi sekarang mempersulit opa?

RP2 Sedikit mempersulit saya dan menghambat aktivitas saya. Memang sekarang ada pengaruhnya ya untuk melakukan aktivitas kaya biasanya sedikit terhambat, jalan perlu alat bantu gak seperti tempo hari jalan bisa.

P Apakah kondisi seperti ini menjadi beban buat opa?

RP2 Ya awal-awal terasa berat ya penyakit ini, tapi lama-kelamaan saya udah pasrahin aja yang penting saya udah berusaha gimana caranya bisa sembuh.

P Apa usaha opa untuk kesembuhan penyakit opa?

RP2 Ya saya bawa santai aja, saya bawa senang aja, anggap gak ada penyakit aja. Saya juga bawa periksa kedokter 10 hari sekali sampai sekarang, minum obat anjuran dokter, kalo obat habis kontrol lagi kedokter, cari informasi juga kalau kedokter apa yang harus dilakukan. Dokter bilang penyakitnya ndak perlu di jadikan beban, bawa santai, dan ingat check up sama terapi 10 hari sekali.

P Apakah opa bisa menerima bahwa opa terkena stroke?

RP2 Sudah bisa menerima. Tapi memang pertama kali saya udah bisa terima ya, saya hanya kaget waktu itu karena bangun tiba-tiba gak bisa gerak itu aja. Sejak ada serangan kedua lagi saya biasa-biasa aja.

P Apa yang membuat opa bisa menerima kondisi opa sekarang? RP2 Ya saya terima karena mungkin udah di serang penyakit ini ya

kita terima aja. saya juga masih bisa jalan dan juga masih ada harapan buat sembuh.

P Apakah opa pernah berdoa ketika mengalami stress?

RP2 Waduh,hahahahaha… ini ini yang saya dari dulu saya gak pernah tu, dari dulu saya waktu saya sakit waktu saya apaa saya ndak pernah berdoa, ndak tau saya kenapa. Paling waktu ibadah aja ya saya berdoa, tapi ya biasa aja gitu.

P Bila kegiatan ibadah dipanti opa ikut? Bagaimana perasaan opa setelah melakukan ibadah?

RP2 Ikut. Ya biasa aja ya, saya mah dari dulu apa-apa jarang berdoa. P Berapa lama opa bisa menyesuaikan diri dengan kondisi opa

sekarang?

RP1 Dari awal aku kena stroke aku udah bisa menyesuaikan, hanya timbul pertanyaan aja kenapa kok aku bisa penyakit seperti ini. Tapi, gak buat aku terlalu wah gimana gitu.

(44)

P Bagaimana cara opa menyesuaikan diri dengan lingkungan opa? RP1 Saya menyesuaikan dengan lingkungan ya dengan membiasakan diri aja, buat enak aja, dan aku nggak pikir yang aneh-aneh ya, senang aja gitu.

P Apa makna positif atau pelajaran yang dapat opa ambil dari keadaan opa sekarang?

RP2 Pelajaran yang saya ambil ya berusaha supaya lebih bisa jaga kesehatan aja. Saya pasrah aja, terima aja, ya saya jalani aja dan yang penting ada usaha buat sembuhkan.

P Apa harapan opa sekarang?

RP2 Ya pengen sembuh, karena pak room 7 kali kambuh bisa sembuh.

P Apakah opa yakin bisa sembuh? apa yang meyakinkan opa bisa sembuh?

RP2 Pasti, saya percaya dan yakin aja gitu, karena pak room 7 kali kambuh bisa sembuh dan bisa jalan kaya biasa.

P Bagaimana usaha dan cara opa untuk mewujudkan harapan opa?

RP2 Ya saya berusaha dengan pergi kedokter, minum obat yang dokter anjurkan, percayakan ke dokter bisa menyembuhkan sakit saya dengan berobat.

P Ok opa terima kasih untuk waktunya hari ini. Tetap berusaha dan semangat.

(45)

Pelaku Uraian Wawancara P Selamat Pagi.

RP3 Pagi… (suara sedikit tidak jelas) Apa kabar? P Baik opa. Opa gimana?

RP3 Baik…

P Masih ingat ndak opa? RP3 Masih.. Paulinkan…

P Apakah hari ini opa bersedia berbincang lagi opa seperti janji kita kemarin?

RP3 Bisa (sambil menganggukkan kepala) P Sebelum stroke, apa kegiatan opa?

RP3 Dulu saya sopir truk. Setelah itu, ada jual rokok P Sejak kapan opa terkena stroke?

RP3 Kira-kira 3 tahun.

P Apa yang opa ketahui tentang stroke? RP3 Saya ndak tau.

P Apakah opa langsung dibawa kerumah sakit? Berapa lama opa dirawat di Rumah sakit?

RP3 Saya di bawa ke dirawat dokter Mega kurang lebih 3 bulan saya di rawat rumah sakit. Biaya yang dikeluarkan banyak, terus saya minta keluar. Saya berobat ke dr Mega di rumah aja (rawat jalan). P Opa apakah ada tanda dan gejala ketika opa terkena stroke? RP3 Tidak ada gejala apa-apa. Saya kena stroke tiba-tiba waktu

bangun pagi.

P Apa saja perubahan yang opa rasakan atau alami ketika terkena stroke?

RP3 Banyak sekali perubahan terutama saya ndak bisa jalan lagi sama sekali. Saya sudah kena polio sejak umur 3 tahun, tetapi saya masih bisa nyupir. Setelah stroke saya lumpuh total pada kedua kaki saya, gak bisa jalan. Setelah kena stroke banyak yang berubah, pertama sudah tidak ada pekerjaan, hidup harus bergantung pada keluarga, saya dari dulu terbiasa bekerja tetapi sekarang saya ndak bisa apa-apa, semuanya cuma minta aja, ndak punya uang, tangan kanan saya jarinya kaku, juga suara saya sekarang ndak jelas, saya juga sedikit budek soalnya terlalu banyak minum obat mungkin. Yang paling saya kecewa ini lumpuhnya saya dan juga saya susah ngomong. Saya bicara gini mudeng ndak?

P Mudeng opa, apakah opa tau apa yang menyebabkan opa terserang stroke?

RP3 Dulu saya yang terlalu boros, makannya sembarang, apa-apa Pewawancara : Paulina Gonsalisti (Peneliti)

Riset Partisipan 3 (RP III) : Tn. H ( Riset Partisipan)

Waktu : Tanggal 13 – 26 April 2016, 60 – 120 menit Tempat : Panti Sosial Menara Kasih, Salatiga.

Referensi

Dokumen terkait

Sensus Barang Milik Daerah adalah kegiatan inventarisasi yang dilaksanakan secara khusus dan menyeluruh untuk mengakuratkan pelaksanaan pencatatan yang digunakan

Menurut pandangan mereka kata penamaan etnik Cina yang paling sesuai digunakan dalam segala situasi adalah kata chinese (26%), china (20%), dan tionghoa (15%), dan istilah

Dalam hal ini perlu bagi Lunar Cipta Kreasi untuk menyusun strategi rantai pasoknya dengan menekankan kepada kriteria kinerja, kualitas, ketepatan pengiriman dan

06 tanggal 21 September 2011, dibuat dihadapan Notaris Leolin Jayayanti SH, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah berusaha dalam bidang perdagangan dan ekspor impor serta

Pada penelitian ini dipaparkan kajian terhadap parameter sinyal mioelektrik berbasis frekuensi seperti Mean Frequency (MNF), Median Frequency (MDF), Peak Frequency (PKF),

Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam memperlancar roda perekonomian, mobilatas orang dan barang dari suatu tempat ketempat yang

Hal ini diketahui setelah radius inti dapat ditentukan melalui Eksperimen Hamburan Rutherford sehingga memungkinkan diketahuinya tinggi potensial barier pada inti

 bersifa peripheral  peripheral atau insidental dari suatu entitas DAN dari semua transaksi lain atau insidental dari suatu entitas DAN dari semua transaksi lain serta dari peristiwa