• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1 Latar Belakang

Clay dalam arti yang sesungguhnya adalah tanah liat, namun selain terbuat dari tanah liat, clay juga ada yang terbuat dari bermacam-macam bahan tetapi adonannya memiliki sifat seperti clay (liat/dapat dibentuk)1. Dahulu tanah liat sangat mudah

ditemukan. Banyak orang yang menggunakan tanah liat untuk berimajinasi dan berkreativitas dalam membuat karya seni. Seiring dengan perkembangan zaman, tanah liat sudah jarang ditemukan. Saat ini ada bermacam-macam bahan yang dapat digunakan sebagai pengganti tanah liat misalnya tepung, lilin, malam dan lain sebagainya. Bahan-bahan tersebut mempunyai struktur yang sama persis dengan tanah liat yaitu lentur dan mudah dibentuk. Kita bisa menemukan dengan mudah produk-produk pengganti clay di pasaran. Clay yang ada di pasaran lebih praktis, warnanya menarik, dan tidak kotor seperti tanah liat.

Clay bisa dimanfaatkan oleh semua usia, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Clay dapat dikreasikan secara luas menjadi boneka, miniatur, hiasan, bunga, sampai aksesoris. Dalam buku yang berjudul Sweets Motif Wonderland membahas langkah-langkah dalam membuat clay. Bagian yang diterjemahkan adalah bagian

(2)

kedua dari buku Sweets Motif Wonderland yaitu Otenba Serebu no Suiitsu Paati karya Mineko Nakajima. Bagian kedua ini sangat menarik karena terdapat bermacam-macam kreasi clay yang dibuat, seperti cupcake, icing cake, gantungan kunci cokelat, kotak aksesori, whip kaca, dan macaroon. Semua kreasi clay tersebut dapat dijadikan hiasan dan hadiah pada saat pesta ulang tahun anak-anak. Anak-anak sangat menyukai kreasi clay yang lucu, unik dan berwarna-warni. Banyak pernak-pernik yang digunakan untuk menghias seperti bunga, mutiara, dan lain sebagainya.

Mineko Nakajima menulis semua langkah-langkah dalam membuat clay dengan detail dan mudah untuk dicontoh. Buku tersebut dapat dijadikan referensi untuk membuat karya seni dari clay sehingga akan bermanfaat bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

1.2 Pokok Bahasan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, pokok bahasan dalam penerjemahan ini adalah terjemahan buku Sweets Motif Wonderland bagian kedua yang berjudul Otenba Serebu no Suiitsu Paati dari bahasa Jepang ke dalam bahasa Indonesia.

1.3 Tujuan Penulisan

Sesuai dengan pokok bahasan yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai penulis adalah sebagai berikut.

(3)

1. Menghasilkan karya terjemahan dari buku Sweets Motif Wonderland bagian kedua yang berjudul Otenba Serebu no Suiitsu Paati dalam bahasa Indonesia yang mudah dipahami oleh pembaca.

2. Memberikan informasi yang bermanfaat tentang langkah-langkah membuat clay yang terdapat dalam buku Sweets Motif Wonderland.

1.4 Tinjauan Pustaka

Terdapat bagian buku yang pernah diterjemahkan dalam bahasa Inggris yaitu bagian membuat ornamen dasar berbentuk pisang oleh Jenny Spins yang dapat dilihat pada alamat blognya yaitu http://jennyspins.typepad.com/jenny-spins/2011/07/how-

to-make-a-fake-miniature-banana-from-sweets-motif-wonderland-Japanese-magazine.html.

Walaupun beberapa bagian dari buku Sweets Motif Wonderland pernah diterjemahkan oleh Jenny spins, namun bagian yang diterjemahkannya tidak sama karena bagian yang diterjemahkan dalam tugas akhir ini yaitu bagian ke 2 dari buku Sweets Motif Wonderland. Oleh karena itu, penerjemahan yang dilakukan bukan duplikasi dari penerjemahan sebelumnya.

(4)

1.5 Landasan Teori

Eugene A. Nida dan Charles R. Taber, dalam buku mereka The Theory and Practice of Translation (via Ningtyas, 2015:4-5) memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut :

Translating consist in reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.

Definisi di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut :

Menerjemahkan merupakan kegiatan menghasilkan kembali di dalam bahasa penerima yang sedekat-dekatnya dan sewajarnya sepadan dengan pesan dalam bahasa sumber, pertama-tama menyangkut maknanya dan yang kedua menyangkut gayanya.

Widyamartaya (1989:11) dalam Ningtyas (2015:4-5) terjemahan dapat didefinisikan sebagai memindahkan suatu amanat dari bahasa sumber ke dalam bahasa penerima (sasaran) dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kedua mengungkapkan gayanya.

Definisi terjemahan lain menurut P. Newmark (via Ningtyas, 2015: 4-5) adalah : Translation is an exercise which consist in the attempt to replace a written massage in one language by the same message in another language.

Definisi di atas diterjemahkan sebagai berikut :

Nurachman (1986:25) dalam Ningtyas (2015:4-5), terjemahan merupakan latihan dalam upaya menggantikan pesan tertulis dari bahasa satu dengan pesan yang sama pada bahasa lainnya.

(5)

1.6 Metode Penerjemahan

Menurut Peter Newmark, 1987 (via Nilafidina, 2015: 4-6) metode terjemahan dapat dititik beratkan kepada dua penekanan, yaitu penekanan pada bahasa sumber (bahasa yang diterjemahkan) dan pada bahasa sasaran (bahasa hasil terjemahan).

Metode penekanan pada bahasa sumber ada empat, yaitu : a. Metode Terjemahan Kata demi Kata

Susunan kata dalam kalimat tidak diubah dan diterjemahkan satu demi satu dalam makna yang umum tanpa memperhatikan segi pragmatik dari kata tersebut.

b. Metode Terjemahan Literal

Struktur kalimat bahasa sumber diubah dan dicari padanan terdekat dalam bahasa sasaran. Tetapi penerjemahan leksikal tetap dilakukan apa adanya terlepas dari konteksnya.

c. Metode Terjemahan Setia

Berusaha memproduksi makna kontekstual yang tepat dari bahasa sumber ke bahasa sasaran. Terjemahan ini benar-benar setia pada tujuan dan realisasi teks bahasa sumber.

d. Metode Terjemahan Semantik

Hampir sama dengan terjemahan setia, tetapi lebih menenekankan tersampainya teks ke dalam bahasa sasaran sehingga menjadi lebih luwes.

Metode terjemahan yang menggunakan penekanan pada bahasa sasaran ada empat jenis, yaitu :

(6)

Merupakan bentuk penerjemahan yang paling bebas. Utamanya digunakan untuk menerjemahkan karya sastra (drama/puisi).

b. Metode Terjemahan Bebas

Mereproduksi isi pesan tanpa mengindahkan cara penyampaian isi pesan atau memproduksi isi teks tanpa memperdulikan bentuk bahasa sumbernya.

c. Metode Terjemahan Idiomatik

Mereproduksi pesan bahasa sumber dengan banyak menggunakan ungkapan idiomatik yang terdapat pada bahasa sasaran yang mungkin tidak tercantum pada bahasa sumber.

d. Metode Terjemahan Komunikatif

Berusaha untuk menerjemahkan makna konstektual teks asli bahasa sumber setepat mungkin, sehingga aspek isi maupun kebahasaan dapat dipahami oleh pembaca Bahasa sasaran.

Dari delapan macam metode terjemahan di atas, penulis memilih metode penerjemahan komunikatif karena metode ini mempertahankan makna kontekstual yang tepat dari bahasa sumber, sehingga diharapkan pembaca mudah memahami hasil terjemahan.

1.7 Langkah-Langkah Terjemahan

Bathtage (via ningtyas 2015,8) mengemukakan bahwa dalam proses penerjemahan terdapat langkah-langkah yang dilakukan antara lain :

(7)

Bahasa terjemahan harus sesuai dengan bahasa yang diterjemahkan dalam hal makna dan gaya. Oleh karena itu, penerjemah harus tahu bahan yang akan diterjemahkan. Bahasa yang tepat harus sudah dapat ditentukan sejak awal. Pada tahapan ini proses yang diakukan adalah mencari cara baca kanji (furigana) di setiap kalimat atau kata-kata di buku Sweets Motif Wonderland.

2. Penguraian (Analysis)

Setiap kalimat pada bahsa sumber harus diuraikan ke dalam bentuk kata-kata atau frase-frase. Pemakaian istilah-istilah yang sama akan membuat terjemahan mudah dipahami. Pada tahapan ini proses yang dilakukan adalah menguraikan kalimat, selanjutnya memberi istilah atau arti di setiap kata-kata agar mempermudahkan dalam menerjemahkan.

3. Pemahaman (Understanding)

Penerjemah berusaha untuk memahami isi bahan yang diterjemahkan. Penerjemah sudah sesuai dengan bidang ilmunya dengan bahan yang akan diterjemahkan. Penerjemah dapat berkonsultasi jika ada kalimat atau frase yang tidak mengerti. Pada tahapan ini proses yang dilakukan adalah berusaha untuk memahami isi bahan yang diterjemahkan dengan cara membaca berulang-ulang. Berkonsultasi dengan dosen dan teman jika ada kalimat atau frase yang tidak mengerti.

4. Peristilahan (Terminology)

Penerjemah menguraikan isi dan bentuk dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran dengan mencari istilah atau ungkapan dalam bahasa sasaran secara tepat dan selaras. Pada tahapan ini proses yang dilakukan adalah mencari kosakata dalam

(8)

bahasa Indonesia yang sesuai dengan kata-kata yang digunakan dalam buku Sweets Motif Wonderland dengan menggunakan kamus, internet, bertanya pada dosen pembimbing dan teman. Kosata-kosakata yang dipilih adalah kata-kata yang mudah dipahami oleh pembaca.

5. Perakitan (Restructuring)

Penerjemah akan menyusun unsur-unsur tersebut menjadi kalimat-kalimat yang selaras ke dalam bahasa sasaran. Penerjemah juga harus menerjemahkan secara tepat makna dan gaya bahasa. Setelah menemukan arti di setiap kosakata, proses yang dilakukan berikutnya adalah menyusun kata ke dalam kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan mudah dipahami. Kemudian dilakukan proses restructuring yang kedua yaitu menyatukan antara gambar dengan kalimat-kalimat hasil terjemahan. Sebelum melakukan proses tersebut dilakukan proses scan untuk gambar-gambar yang akan digunakan, kemudian diikuti dengan proses menyusun gambar dengan teks hasil tejemahan.

6. Pengecekan (Checking)

Penerjemah harus memeriksa kesalahan-kesalahannya dalam penulisan kata dan memperbaiki susunan kalimat supaya menghasilkan kalimat efektif. Pada proses kali ini sering kali diperlukan bantuan orang lain untuk melakukan pengecekan. Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah melakukan pengecekan dalam penyusunan kalimat bahasa Indonesia dan memeriksa kembali gambar dan teks yang telah dibuat. Selanjutnya, teks beserta gambar tersebut dibaca oleh teman sebagai

(9)

upaya untuk memeriksa apakah terjemahan sudah dapat menyampaikan makna sesuai sumbernya dan menggunakan kalimat-kalimat yang mudah dipahami.

7. Pembicaraan (Discusion)

Pada tahap terakhir, penerjemah mendiskusikan hasil terjemahannya, menyangkut isi maupun bahasanya. Tidak perlu berdiskusi dengan banyak orang karena membuat terjemahan menjadi rancu. Dalam tahap ini proses yang dilakukan adalah meminta bantuan kepada native untuk memeriksa hasil terjemahan buku Sweets Motif Wonderland.

1.8 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan tugas akhir ini terdiri dari tiga bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang terdiri atas latar belakang, pokok pembahasan, tujuan penulisan, metode terjemahan, dan sistematika penulisan. Bab kedua merupakan hasil terjemahan yang terdiri dari terjemahan per kalimat dan hasil terjemahan secara utuh. Bab terakhir berisi penutup.

Referensi

Dokumen terkait

From Incidental News Exposure to News Engagement: How Perceptions of the News Post and News Usage Patterns Influence Engagement with News Articles Encountered on

Dari keseluruhan dapat dilihat bahwa hasil volume yang didapat mendekati nilai set point yang diinginkan meskipun terdapat error rata-rata sebesar 0,08 cm

sering menggunakan file jenis TIFF mengingat jenis format ini memiliki dynamic range tinggi sehingga apabila sebuah image/gambar diedit tidak mengakibatkan

Ia juga mengajak relawan dari mahasiswa IPB University terutama yang tinggal di dalam kampus untuk bersama-sama membantu memberikan makan kucing secara

Dengan Arisan Mapan, kami ingin membantu anggota untuk bisa lebih hemat dalam berbelanja, memiliki komunitas yang saling membantu jika dibutuhkan, dan memiliki pendapatan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai pengaruh efisiensi operasi, kualitas aktiva, permodalan dan likuiditas

Sebuah kolom y suatu table relasional R dikatakan tergantung secara fungsional pada kolom x jika dan hanya jika setiap nilai x pada R berhubungan dengan tepat satu nilai

19 PERENCANAAN PEMABANGUNAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN KABUPATEN ACEH SINGKIL KABUPATEN ACEH SINGKIL 85.250.000,00 Sesuai 20 PERENCANAAN PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA MESJID RAYA