• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN DI SEKOLAH TERHADAP PERILAKU DISIPLIN PADA SISWA KELAS 11 MAN INSAN CENDEKIA SAMBAS TAHUN AJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KUALITAS KEHIDUPAN DI SEKOLAH TERHADAP PERILAKU DISIPLIN PADA SISWA KELAS 11 MAN INSAN CENDEKIA SAMBAS TAHUN AJARAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU DISIPLIN PADA SISWA KELAS 11 MAN INSAN CENDEKIA SAMBAS TAHUN AJARAN 2019–2020

Liliana, Nabila Andya Ismara*

ABSTRAK

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas kehidupan di sekolah dan perilaku disiplin serta hubungan antara kualitas kehidupan di sekolah dengan perilaku disiplin pada siswa. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 19 siswa kelas 11 yang ada di MAN Insan Cendekia Sambas. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik analisis Regresi Linear Sederhana. Hasil yang didapat koefisien regresi dari kualitas kehidupan di sekolah adalah 0,28. Ini menunjukkan setiap kenaikan 1% tingkat kualitas kehidupan di sekolah siswa akan menyebabkan peningkatan perilaku disiplin siswa sebesar 0,28, dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh kualitas kehidupan di sekolah terhadap perilaku disiplin. Dari hasil tersebut juga didapatkan hasil yang menunjukkan bahwa hipotesis yang diajukan diterima. Yaitu terdapat hubungan positif antara kualitas kehidupan di sekolah dengan perilaku disiplin pada siswa. Artinya apabila kualitas kehidupan di sekolah siswa meningkat maka akan diimbangi dengan perilaku disiplin siswa yang juga meningkat.

Kata Kunci: Kualitas Kehidupan di Sekolah, Perilaku Disiplin ABSTRACT

The purpose of this study was to determine how the Quality of School Life and discipline behavior and the relationship between Quality of School life and disciplinary behavior in students. The subjects in this study were 19 11th grade students at MAN Insan Cendekia Sambas. The method used in this research is quantitative with simple linear regression analysis techniques. The results obtained from the regression coefficient of Quality of School Life is 0.28. This shows that every 1% increase in the level of Quality of School Life of students will lead to an increase in student Disciplinary Behavior by 0.28, which means that there is an influence of quality of school life on disciplinary behavior. From these results also obtained results which indicate that the proposed hypothesis is accepted. That is, there is a positive relationship between Quality of School Life and Disciplinary Behavior in students. This means that if the Quality of School Life of students increases, it will be balanced with increased student discipline behavior.

Key Words: Quality of School Life, Discipline Behavior PENDAHULUAN

Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting bagi pembangunan kemam-puan manusia agar dapat menjadikan pribadi-pribadi yang berkualitas. Pembang-unan dalam bidang pendidikan

menitikbe-*Tenaga Pendidik Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Sambas Kalimantan Barat Email:lilianasambas1@gmail.com

ratkan pada terciptanya kualitas sumber daya manusia yang maju dan mandiri karena pada dasarnya pendidikan merupa-kan lembaga yang penting bagi proses penyiapan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia agar benar-benar berkualitas serta mempunyai keunggulan kompetitif

(2)

sehingga mampu bersaing dalam situasi dunia yang semakin global.

Sesuai dengan fungsi dan tujuan pendi dikan nasional yang tersebut dalam Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengemba-ngkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai salah satu wadah pemerintah dalam mewujudkan pendidikan nasional bagi masyarakat diharuskan membuat peraturan atau tata tertib sehingga pendidikan dapat berjalan sesuai dengan apa yang sudah menjadi tujuan yang ingin dicapai dari sekolah. Tata tertib yang dibuat oleh sekolah, tersebut dimaksudkan untuk menjamin keberlangsungan dan keberhasil an siswa dalam melangsungkan pendidikan (Widi, Saraswati, & Dayakisni, 2017).

MAN Insan Cendekia Sambas adalah salah satu sekolah Aliyah negeri unggulan yang menekankan pada kedisiplinan siswa nya, tata tertib dan peraturan dirancang sedemikian rupa guna membentuk kedisip-linan siswa. Namun, penerapan-peraturan ternyata tidak menjadi jaminan bahwa disiplin dapat terwujud dengan baik. Pada kenyataannya masih banyak pelanggaran yag dilakukan oleh siswa. Berdasarkan pengamatan di lapangan peraturan yang ada cenderung hanya dipatuhi ketika ada guru yang mengawasi, dan masih dijumpai siswa yang melanggar peraturan ketika ada kesempatan.

Adapun solusi yang dapat diambil oleh sekolah untuk menangani permasalah tersebut adalah dengan menumbuhan ke-disiplinan dari dalam diri tiap-tiap individu siswa itu sendiri. Sebagaimana yang disam paikan oleh Bagley, Disiplin disekolah

diterapkan bukan sebagai usaha untuk membuat siswa menahan tingkah laku yang tidak diterima oleh sekolah, melainkan sebagai usaha untuk memperkenalkan cara atau memberikan pengalaman yang akhir-nya membawa siswa kepada pemilikan suatu disiplin yang timbul dari dirinya sendiri.

Disiplin dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal (Dupper, 2010) Faktor eksternal yaitu pengaruh lingkung-an tempat individu berada, dlingkung-an faktor internal yaitu pengaruh dari dalam diri siswa itu sendiri. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi disiplin pada siswa yaitu penilaian terhadap pengalaman selama di sekolah. Salah satu penelitian menyebutkan bahwa anak yang memiliki pengalaman negatif di sekolah cenderung tidak tertarik untuk menampilkan perilaku positif, ia akan cenderung menarik diri dan enggan berprilaku disiplin dalam hal ini melanggar peraturan.

Berdasarkan uraian di atas tampak bahwa lingkungan sekolah merupakan salah satu lingkungan sosial yang sangat vital sebagai tempat berkembangnya disiplin, sehingga sekolah haruslah menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi para siswa. yang kemudian diharapkan menjadi dorongan untuk berperilaku disiplin. Kondisi tersebut dipandang menarik oleh penulis untuk dikaji lebih lanjut untuk menguji secara empiris apakah terdapat hubungan positif antara kualitas kehidupan di sekolah dengan perilaku disiplin siswa MAN Insan Cendekia Sambas.

Definisi Kehidupan di Sekolah

Menurut Epstein, kualitas kehidupan di sekolah sebagai penilaian siswa yang dipengaruhi dimensi-dimensi dari sekolah yang mencakup kepuasan siswa terhadap sekolah yang mengukur kesejahteraan siswa secara umum terhadap kehidupan di sekolah, komitmen terhadap tugas sekolah, serta reaksi siswa kepada guru yang berkaitan dengan hubungan siswa dengan gurunya. Sejalan dengan pengertian diatas

(3)

Pengertian kualitas kehidupan di sekolah kemudian dijelaskan oleh Batten dan William (Kwong, 2006) sebagai sebuah penilaian siswa yang dipengaruhi oleh dimensi-dimensi dari sekolah. Dimensi-dimensi tersebut mencakup tujuh Dimensi-dimensi, dengan dua dimensi umum dan lima dimensi spesifik. Dimensi umum ini berisi mengenai kepuasan siswa secara umum terhadap sekolahnya dan perasaan negatif siswa terhadap keadaan atau kehidupan sekolahnya. Sedangkan dimensi spesifik berisi mengenai hubungan siswa dengan guru, perasaan yakin akan memperoleh kesuksesan di sekolah (sense of achievement), peluang yang dimiliki siswa untuk menghadapi masa depan (opportunity), pembentukan identitas siswa di sekolah, serta tingkat kenyamanan dan motivasi yang diperoleh siswa dari sekolah (adventure).

Kualitas kehidupan di sekolah mengacu pada keadaan senang tidaknya lingkungan sekolah bagi seorang siswa. Tujuan pokoknya adalah mengembangkan lingkungan sekolah yang sangat baik bagi siswa. Kualitas kehidupan di sekolah menghasilkan lingkungan sekolah yang bisa membuat siswa merasa betah dan nyaman berada di sekolah. Aspek-Aspek Kualitas Kehidupan di Sekolah Kualitas kehidupan di sekolah yang dikembangkan oleh Batten, Miller, dan Ainley (Almaliki, 2018) terdiri dari enam aspek, yaitu: Kepuasan siswa secara umum di sekolah (general satisfaction). Aspek ini menjelaskan mengenai kesejahteraan dan kepuasan siswa secara menyeluruh mengenai sekolahnya. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman yang dapat menimbulkan afeksi positif ataupun sebaliknya bagi siswa selama ia berada di sekolah. Hubungan dengan guru (relationship with teachers). Aspek ini menjelaskan mengenai persepsi siswa akan kualitas interaksi mereka dengan para guru di sekolahnya. Penelitian yang dilakukan oleh Wentzel (Ubaidah, 2004) mengenai pandangan siswa akan kualitas hubungan dengan guru yang baik

mengungkapkan bahwa perhatian guru kepada siswa sebagai seorang manusia merupakan faktor yang penting.

Motivasi berprestasi (sense of achievement at school)

Aspek ini merefleksikan mengenai rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimilikinya. Berdasarkan teori “self worth” mengenai motivasi berprestasi yang dikemukakan oleh Covington & Beery, dalam Robert S. Fieldman (Ubaidah, 2004), disebutkan bahwa perilaku beprestasi siswa diarahkan untuk mempertahankan konsep diri yang positiftentang kemampuannya, sedangkan perasaan berharga seorang siswa tergantung pada kondisi sukses atau gagal yang dialaminya.

Aspek ini menjelaskan tentang keyakinan siswa bahwa pendidikan yang diterimanya selama berada di sekolah merupakan hal yang penting bagi masa depannya. Sekolah yang baik adalah sekolah yang mengajarkan konsep pengeta-huan, sikap, dan keterampilan yang diarahkan ke masa depan. Hal ini berarti sekolah mengukur secara realistis apa-apa saja yang dibutuhkan dan perlu diketahui siswa untuk menghadapi masa depannya (Ubaidah, 2004).

Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Quality of School Life

Menurut Schmidt (1992), terdapat 3 faktor yang mempengaruhi quality of school life, yaitu

a. Kepuasan atau tingkat reaksi umum siswa terhadap sekolah

Siswa yang merasa positif terhadap kehidupan mereka selama berada disekolah akan merasakan perasaan kesejahteraan dan kepuasanmereka secara umum. Mereka juga akan berperilaku sesuai dengan apa yang diinginkan sekolah dan dapat diterima oleh teman sekelasnya atau orang-orang sekitar.

b. Commitment to classwork atau komitmen siswa terhadap tugas

(4)

Siswa yang berkomitmen terhadap tugas yang telah diberikan nantinya akan memberikan kesejahteraan dan kepuasan meraka ketika berada di sekolah. Siswa yang telah menyelesaikan tugas dari guru juga akan membawanya terhadap kesuksesannya di masa depan. Siswa yang merasa menarik dan penting terhadap tugasnya dapat mengembangkan sikap positif terhadap pembelajaran.

c. Reaksi kepada guru atau sifat hubungan guru dan siswa

Hubungan yang terjalin antara siswa dan guru akan menjadikan sesuatu yang sangat penting pada kehidupan sekolah. Apabila hubungan siswa dan guru itu baik, maka siswa akan merasa puas dan sejahtera karena tidak adanya pemisah antara guru dan siswa. Untuk itu hubungan yang dibangun oleh guru dan siswa harus baik agar tercipta lingkungan sekolah yang nyaman. Dari penjelasan diatas, dapat diketahui bahwa faktor-faktor kualitas kehidupan di sekolah menurut Schmidt (1992) ada tiga yaitu meliputi kepuasan atau tingkat reaksi umum siswa ke sekolah, commitment to class work, dan terakhir reaksi kepada guru atau sifat hubungan guru dan murid.

Pengertian Disiplin

Kata disiplin berasal dari bahasa latin yaitu “Disciplina” yang merujuk pada sebuah kegiatan belajar mengajar. Istilah tersebut juga hampir mirip dengan istilah dalam bahasa Inggris “Discipline” yang artinya seseorang yang belajar atau secara sukarela mengikuti seorang pemimpin. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, disiplin adalah latihan batin dan watak supaya menaati tata tertib. Sedangkan Depdiknas mengartikan disiplin sebagai “Tingkat konsistensi dan konsekuen seeorang terhadap suatu komitmen atau kesempatan bersama yang berhubungan dengan tujuan yang akan dicapai waktu dan proses pelaksanaan suatu kegiatan”.Disiplin merupakan arahan untuk melatih dan membuat seseorang melakukan sesuatu

menjadi lebih baik (Subekti,2009). Dari definisi diatas terdapat 3 aspek penting dalam hal kedisiplinan agar kedisiplinan dapat dilakukan dengan benar yaitu: ada sifat konsisten, konsekuen,dan komitmen.

Konsisten, berarti kesiapan seseorang dalam menjalankan kegiatan yang secara berkelanjutan dan terus menerus. Konse-kuen bearti sikap faktor terhadap pekerjaan yang digelutinya. Komitmen,berarti sikap ketetapan dalam menjalankan suatu hal tanpa adanya keraguan.Ketiga hal di atas apabila berjalan secara seimbang dan serasi maka kedisiplinan untuk menaati peraturan peraturan berjalan dengan tertib dan tujuan akan mudah untuk dicapai.

Berdasarkan penjabaran di atas, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin memiliki peranan yang sangat penting bagi siswa, dengan disiplin siswa terdorong untuk melakukan hal-hal baik yang apabila dibiasakan akan membawa manfaat bagi dirinya sendiri maupun lingkungan sekitar.

Metode Penelitian

Pendekatan yang penulis gunakan adalah pendekatan kuantitatif. Dimana pendekatan kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan mengenai apa yang ingin diketahui (Kasiram, 2008).

Penelitian ini bersifat deskriptif, penelitian deskriptif merupakan penelitian yang tujuannya untuk menjelaskan atau mendeskripsikan suatu peristiwa, keadaan, objek, atau segala sesuatu yang terkait dengan variabel-variabel yang bisa dijelaskan baik menggunakan angka-angka maupun kata-kata (Punaji, 2010). Metode yang diterapkan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik survei, yaitu metode penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan-keterangan secara faktual (Nazir, 2005) Metode survei yang penulis gunakan adalah metode penyebaran kuesioner.

(5)

Gambar 4.1 Sebaran Subjek Berdasarkan Jurusan

Dari gambar 4.1 diatas dapat dilihat bahwa subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian besar berasal dari jurusan MIPA sebanyak 79% , dan selebihnya dari jurusan IPS dengan presentase 21%.Dengan demikian subjek penelitian ini sebagian besar berasal dari siswa jurusan MIPA.

Gambar 4.2 Persentase Tanggapan Kualitas Kehidupan di Sekolah

Dari gambar 4.2 dari 190 butir jawaban yang diambil dari kuisioner kualitas kehidupan di sekolah diatas dapat diperhatikan bahwa mayoritas tanggapan yang didapat adalah tanggapan positif dengan jumlah skor 137 butir tanggapan.

Gambar 4.3 Persentase Tanggapan Perilaku Disiplin

Dari gambar 4.3 dari 133 butir jawaban yang diambil dari kuisioner perilaku disiplin diatas dapat diperhatikan bahwa mayoritas tanggapan yang didapat adalah tanggapan positif dengan jumlah skor 115 butir tanggapan.

Deskripsi Data

Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk mengetahui deskripsi suatu data seperti nilai rata-rata, standar deviasi, nilai minimum, nilai maksmum, dan lain-lain. Berdasarkan hasil analisis descriptive statistic dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) for windows dapat diketahui N (jumlah subjek), range (rentang nilai), min (nilai terendah), max (nilai tertinggi), mean (nilai rata-rata) dan standar deviasi sebagai berikut:

Berdasarkan pada tabel 4.2 diatas menunjukkan bahwa N (jumlah subjek) yang diteliti baik dari skala Kualitas Kehidupan di Sekolah maupun skala Perilaku Disiplin adalah 19 siswa kelas 11. Pada skala Kualitas Kehidupan di Sekolah didapatkan range (rentang nilai) sebesar 18, min (nilai terendah) adalah 28 dan max (nilai tertinggi) 46 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 39.16, serta standar deviasi sebesar 4.845. Sedangkan skala Perilaku Disiplin siswa kelas 12 didapatkan range (rentang nilai) sebesar 13, min (nilai terendah) adalah 31 dan max (nilai tertinggi) 44 dan mean (nilai rata-rata) sebesar 37.26, serta standar deviasi sebesar 3.397. Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukkan 2 variabel yang menjadi bahan penelitian. Dan setelah melalui

(6)

proses uji validitas dinyatakan semua item peryataan valid.

b. Pengujian Reabilitas

Pengujian reliabilitas bertujuan untuk melihat apakah kuisioner memiliki konsistensi jika pengukuran dilakukan secara berulang. Data dalam penelitian ini menggunakan Cronbach’s Alpha dengan bantuan program SPSS for windows versi 25.00 dan hasilnya akan dijabarkan pada tabel berikut:

Tabel 4.5 diatas merupakan hasil data yang didapat dari kuisioner yang ujikan

kepada 19 orang responden

Pembahasan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kualitas kehidupan disekolah, bagaimana perilaku disiplin dan apakah kualitas kehidupan di sekolah berpengaruh terhadap perilaku disiplin pada siswa kelas 11 MAN Insan Cendekia Sambas. Berdasarkan data yang telah didapatkan dan dianalisis, maka hasilnya dapat dipaparkan dalam penjelasan berikut. Dari data persentase hasil penyebaran kuisioner yang dibagikan kepada 19 orang responden didapatkan tanggapan positif dan negatif yang mewakilkan tingkat kualitas kehidupan disekolah dan perilaku disiplin siswa. Dari data yang didapat Persentase Kualitas Kehidupan di sekolah

menunjukkan tanggapan yang positif dimana persentasenya sebesar 72%, sedangkan persentase Perilaku disiplin didapatkan mayoritas persentase positif yaitu sebesar 86%. Hal ini menunjukkan tingkat Kualitas Kehidupan di Sekolah dan Perilaku Disiplin siswa kelas 11 di MAN Insan Cendekia Sambas dapat dikatakan tinggi. Mayoritas siswa memiliki tanggap-an ytanggap-ang baik terhadap sekolah dtanggap-an kebtanggap-an- keban-yakan siswa memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi.

Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji linieritas. Uji normalitas berfungsi untuk mengetahui apakah sebuah data berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas data didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,200 > 0,05. Karena memiliki nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal..Kemudian dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan analisis regresi linier sederhana dan didapatkan hasil koefisien regresi dari Kualitas Kehidupan di Sekolah adalah 0,28. Ini menunjukkan setiap kenaikan 1% tingkat Kualitas Kehidupan di Sekolah siswa akan menyebabkan peningkatan Perilaku Disiplin siswa sebesar 0,28, dapat diartikan bahwa terdapat pengaruh Kualitas Kehidupan di Sekolah terhadap Perilaku Disiplin siswa di sekolah. Arah hubungan antara kedua variabel dalam penelitian ini bersifat positif (+) yang artinya bahwa semakin tinggi Kualitas Kehidupan di Sekolah, maka akan semakin tinggi pula perilaku disiplin yang ditunjukkan siswa di sekolah, begitu pula sebaliknya.

Kualitas Kehidupan di Sekolah merupakan penilaian siswa mengenai aspek- aspek formal maupun informal dari sekolah, seperti kepuasan siswa terhadap sekolahnya, pengalaman sosial, serta hal-hal lain yang terkait dengan tugas dan hubungannya dengan figur otoritas dan kelompok. Kualitas Kehidupan di Sekolah Sedangkan untuk variabel perilaku disiplin

(7)

memiliki nilai rata-rata (mean) sebesar 37,26, skor tertinggi adalah 44 sedangkan skor terendah adalah 31. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas kehidupan di sekolah dan perilaku disiplin pada siswa MAN Insan Cendekia Sambas tergolong tinggi.

Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Baker, 2001) yang menyatakan bahwa Ketidakpuasan siswa terhadap sekolah memiliki hubungan positif dengan prestasi belajar yang buruk dan perilaku bermasalah di sekolah. Hal tersebut mengindikasikan bahwa lingkungan sekolah memegang peranan penting dalam mempengaruhi tindakan ketidak disiplinan yang dilakukan siswa. Adanya Kualitas Kehidupan di Sekolah yang baik akan membuat siswa memiliki perkembangan diri yang baik dengan merasakan kesejahteraan yang ada di dalam lingkungan sekolah, yang mana hal tersebut ditentukan berdasarkan persepsi serta pengalaman-pengalaman siswa selama berada di sekolah. William & Batten (dalam Kwong 2006) berpendapat bahwa tingginya tingkat Kualitas kehidup-an di Sekolah juga dapat membentuk siswa memiliki perasaan yakin akan memperoleh kesuksesan di sekolah demi masa depannya serta tingkat kenyamanan dan motivasi yang diperoleh dari sekolah juga akan meningkat. Selain itu, Kualitas Kehidupan di Sekolah yang tinggi juga mampu membuat siswa memiliki pemahaman yang baik untuk selalu merasa sejahtera yang

ditentukan oleh persepsi siswa dengan selalu merasa bahagia, mampu berkarya, serta bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan di sekitarnya sehingga akan memperkecil peluang terjadinya tindakan tidak disiplin.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang ditunjang dengan teori-teori dan penelitian yang relevan untuk menjawab permasalah-an dalam penelitipermasalah-an ini didapatkpermasalah-an hasil bahwa terdapat pengaruh antara Kualitas Kehidupan di Sekolah terhadap perilaku Penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat Kualitas Kehidupan di Sekolah dan Perilaku Disiplin siswa kelas 11 di MAN Insan Cendekia Sambas termasuk cukup tinggi. Penelitian ini juga telah menjawab hipotesis bahwa kualitas kehidupan di sekolah memberikan pengaruh terhadap perilaku disiplin siswa. Berdasarkan hasil penelitian, secara empiris terbukti bahwa sumbangan pengaruh quality of school life terhadap perilaku disiplin siswa.

Dalam penelitian ini kedua variabel memiliki hubungan yang bersifat positif dengan hasil korelasi sebesar 28%. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semakin tinggi kualitas kehidupan di sekolah pada siswa, maka akan semakin tinggi pula perilaku disiplin yang ditunjukkan siswa di sekolah. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah kualitas kehidupan di sekolah pada siswa, maka akan semakin rendah pula perilaku disiplin siswa di sekolah.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Almaliki, S, 2018, Hubungan antara Quality of School Life dengan Perilaku Membolos pada Siswa Madrasah Tsanawiyah. Skripsi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.

Arikunto, S, 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Azwar, Saifuddin, 2012, Penyusunan Skala Psikologi, Jogyakarta: Pustaka Pelajar. Hurlock, E. B, 2012, Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta: Erlangga.

Kasiram, Moh, 2008, Metodologi Penelitian, Malang: UIN-Malang Pers.

Kwong, K. C, 2006, Classroom learning experiences and students∂ perceptions of quality of school life. Hongkong: The Chinese University of Hong Kong.

Marcal, A. F, 2006, Pengaruh motivasi belajar dan disiplin diri terhadap prestasi belajar karyasiswa timor leste di Jakarta, Jurnal Management Public dan Bisnis.

Nazir, Moh, 2005, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia

Prijodarminto, Soegeng, 1994, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta: Abadi,

Rohman, F, 2011, Hubungan Kedisiplinan Menjalankan Shalat Wajib dengan Kontrol Diri, Skripsi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.

Schmidt, L. J, 1992, Relationship Between Pupil Control Ideology and Quality of school life, Journal of Innitational Theory and Practice.

Setyosari, Punaji, 2010, Metode Penelitian Penelitian dan Pengembangan, Jakarta: Kencana.

Tu’u, T, 2004, Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa, Jakarta: Grasindo. Ubaidah, A, 2004, Gambaran Kualitas Kehidupan Bersekolah Menurut Persepsi Siswa Madrasah Aliyah Kelas 2 (Studi pada MAdrasah Aliyah Negeri 4 & 7, Jakarta Selatan), Skripsi Universitas Indonesia.

Gambar

Tabel 4.5 diatas merupakan hasil data yang didapat dari kuisioner yang ujikan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Fatah (2008: 73-75) kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang pendidik dalam mengelola pembelajaran peserta didik yang dapat dilihat dari indikator

DAFTAR PESERTA DUTA BAHASA SUMATERA UTARA 2018 YANG MENGIKUTI SELEKSI TAHAP

Terselenggaranya Layanan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya Capaian output dan realisasi anggaran pada triwulan ID sebesar 100%, untuk belanja pegawai selama

Sebagai kesimpulan dari beberapa defenisi tentang pariwisata tersebut dapatlah disebutkan bahwa pariwisata adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang- orang dalam perjalanan ke

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia dan berkat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangannya dengan judul

1 Tetap, gedung dan ruangan kantor UPT Uji Mutu Bahan Bangunan dan Perbengkelan saat ini 3.3 UPT Perkantoran Terpadu Perkantoran Terpadu gedung B lantai 2 sisi

Atribut ACCOUNTABLE (A) merupakan posisi dimana stakeholder terkait merupakan pihak yang berwenang atau memiliki kekuasaan tertinggi terhadap berbagai aset terkait