• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPENTINGAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERJANJIAN PEACE KOLOMBIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KEPENTINGAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERJANJIAN PEACE KOLOMBIA"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

KEPENTINGAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERJANJIAN PEACE KOLOMBIA

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu guna memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Hubungan Internasional

WAHYU TRIAZALDHI H. NURLETTE

4517023002

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR TAHUN 2021

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,rahmat serta karunia-Nya, Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : KEPENTINGAN NASIONAL AMERIKA SERIKAT TERHADAP PERJANJIAN PEACE KOLOMBIA. Skripsi ini ditujukan untuk memenuhi salah satu persyaratan ujian guna untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Bosowa Makassar.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun dalam pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatsan kemampuan penulis. Sehhingga Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun mudah0mudahan dikemudian hari dapat memperbaiki segala kekurangannya.

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis selalu mendapatkan bimbingan dorongan, serta semangat dari banyak pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pembimbing yang terhormat, yakni, Bapak Arief Wicaksono, S.IP., M.A. dan Ibu Fivi Elvira Basri, S.IP., M.A., selaku dosen pembimbing, yang telah meluangkan waktunya, tenaga dan pikirannya untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini, selain pembimbing penulis juga ingin berterima kasih kepada :

1. Kedua orangtua saya yang telah mensupport saya dan mendoakan saya sehhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Yth. Bapak Arief Wicaksono, S.IP., M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita Bosowa Makassar

(4)

3. Yth. Bapak Zulkhair Burhan, S.IP., M.A., selaku ketua Prodi Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Bosowa Makassar

4. Yth. Bapak Asy’ari Mukrim, S.IP., M.A., selaku dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

5. Yth. Ibu Fivi Elvira Basri, S.IP., M.A., selaku dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

6. Yth. Ibu Beche Bt. Mamma, S.IP., M.A., selaku dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

7. Yth. Ibu Finaliyah hasan, S.IP., M.A., selaku dosen Jurusan Ilmu Hubungan Internasional

8. Bapak Budi dan ibu Mega, selaku Staff Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

9. Kedua orangtua saya yang telah mensupport saya dan mendoakan saya sehhingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

10. Teman-teman seperjuangan saya dalam mengerjakan skripsi ini, Suardy yang sempat memblok saya, Ajmain yang ronin dan penuh dinamika dalam kehidupan Relationship, Yudho selalu melucu, Puput selalu stres, Eby yang selalu mengeluh, Regita yang banyak bicaranya, Jesy yang selalu ngevlog, Windah yang selalu berpikir keras,Kd yang selalu optimis , Ian yang santuy dan bucin pada saat mau ujian skripsi 11. Teman-teman Angkatan saya AIROS, yang sudah mendukung dan beri doa kepada

kami yang sedang mengerjakan skripsi

12. Ranty yang memberi semangat kepada saya dalam mengerjakan skripsi ini

13. Organisasi BEM dan Himahi yang telah menjadi tempat dan rumah bagi kami dan memberikan banyak pengalaman

(5)

14. Organisasi Bosowa MUN Club yang mengajarkan pengalaman yang menarik walaupun banyak masalah yang kita hadapi bersama teman-teman anggota Bosowa MUN Club

15. Sombanusa dengan lagu-lagunya yang selalu menemani saya dalam mengerjakan penulisan skripsi

16. Anggota Gammara,Ardy, Yudo, Aziz, Firdas, Jo, Fajrin, Al, Ilham, Ajmain, Fadel yang telah memberikan banyak cerita dan pengalaman dalam hidup saya.

Akhirnya, Penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak dan apabila ada yang tidak disebutkan Penulis mohon maaf, dengan besar harapan semoga skripsi yang ditulis sendiri dan umunya bagi pembaca. Bagi para pihak yang telah membantu skripsi ini semoga segala amal dan kebaikannya mendapatkan balasan yang berlimpah dari Tuhan YME, Amiiin.

Makassar, 08 Maret 2021 Penulis,

Wahyu Triazaldhi H.N. NIM : 4517023002

(6)

ABSTRAK

Skripsi ini meneliti tentang kepentingan nasional Amerika Serikat terhadap kelompok FARC dan pemerintah Kolombia. Menurut penulis perjanjian perdamaian antara FARC dan pemerintahan Kolombia sangat dekat dengan kepentingan negara adikuasa seperti Amerika Serikat. Dalam hal ini Amerika Serikat memiliki kepentingan tertentu. Secara konseptual dengan menggunakan teori kepentingan nasional menurut Donald E. Nuechterlein, yaitu kepentingan ekonomi dan kepentingan pertahanan, penulis upayakan untuk menemukan relevansinya. Penulisan ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan cara melakukan library research/telaah pustaka sebagai teknik penelitian. Kepentingan nasional Amerika Serikat dalam perjanjian ini adalah kepentingan Perang Melawan Narkoba, dalam implementasi kepentingan nasional Amerika Serikat dalam proses perjanjian ini yaitu Amerika Serikat dalam program Colombia Plan Amerika Serikat mengeluarkan bantuan dana dan bantuan militer. Dalam kepentingan ekonomi, Amerika Serikat dan Kolombia melakukan hubungan bilateral dengan melakukan ekspor dan impor dan juga investasi Amerika Serikat ke Kolombia dengan tujuan membuka lapangan kerja untuk masyarakat lokal Kolombia dan meningkatkan perekonomian Kolombia. Kepentingan pertahanan, Amerika Serikat melakukan bantuan militer untuk membantu militer Kolombia untuk mengawasi dan mengatasi masalah budidaya koka di Kolombia dan juga melakukan pelatihan khusus kepada militer Kolombia dan kepolisian lokal Kolombia dan memfasilitasi batalyon militer Kolombia. Dengan melihat hal itu kepentingan nasional Amerika Serikat Perang Melawan Narkoba (War on Drugs) di Kolombia mempunyai faktor kepentingan pada sektor peningkatan ekonomi dan juga pertahanan negara yang dimana menjadi sebuah proses pada perjanjian Peace Colombia. Tetapi pada kenyataannya menimbulkan suatu kekhawatiran pada saat kebijakan ‘America First’ yang tidak mementingkan hak asasi manusia dapat mempengaruhi stabilitas kesepakatan awal dari perjanjian Peace Kolombia antara FARC dan Pemerintah Kolombia.

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN………...………...…i

HALAMAN PENERIMAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... viii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. LATAR BELAKANG MASALAH ... 1

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH ... 7

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITAN ... 7

D. KERANGKA KONSEPTUAL ... 8

E. METODE PENELITIAN ... 10

F. SISTEMATIKA PENULISAN ... 11

BAB II ... 13

TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1. Table literatur perbandingan ... 19

BAB III ... 20

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ... 20

A. Sejarah Konflik FARC dan Kolombia. ... 20

B. Inisiatif Perdamaian Peace Kolombia. ... 25

C. Hubungan Kolombia dan Amerika Serikat dalam proses perdamaian. ... 28

(8)

ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Perekonomian Amerika Serikat dan Kolombia dalam proses perdamaian... 33

B. Pertahanan negara Amerika Serikat dan Kolombia ... 37

BAB V ... 44

KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

1. Kesimpulan ... 44

1. Saran ... 45

(9)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Sekitar 60 tahun negara kolombia mengalami konflik internal di negara mereka yaitu dengan kelo mpok teroris yang dikenal dengan Fuerzas Armadas Revo lucinarias De Colombia (FARC). Konflik tersebut adalah konflik sipil yang terjadi antara kelompok FARC dan kolombia, yang menyebabkan pemerintah Kolombia menjadi kehilangan beberapa fungsinya sebagai pemerintah di negara Kolombia, seperti tidak efektifan pemerintah kolombia dalam menjalankan kendali atas negaranya sendiri, dan juga penegak hukum negara kolombia tidak berjalan stabil,ditambah juga dengan situasi konflik yang berkepanjangan di negara Kolombia yang menimbulkan terjadinya kekerasan sistematis yang terjadi dengan motif politik yaitu seperti, perdagangan narkoba illegal, pembunuhan, penculikan, dan lain-lain yang mengakibatkan Kolombia menjadi salah satu negara dengan tingkat pelanggaran Hak Asasi Manusia terburuk pada saat itu, (Diniarti, 2019).

Dengan terjadi konflik sudah terhitung sekitar 220.000 korban yang menjadi korban dan juga sekitar 7,65 juta yang menjadi korban kekerasan, (Strasser & Bouvier, 2016). Dilansir dari laporan PBB mulai dari tahun 2012, FARC telah menguasai sekitar 2/3 jumlah dari total produksi narkotika jenis kokain wilayah negara Kolombia dan hampir 60 persen total perdagangannya di negara-negara bagian Amerika Latin, (Helen Murphy, 2013).

(10)

Munculnya kelompok FARC pada saat dimana fenomena La Violencia terjadi. Konflik ini terjadi pada tahun 1930-1940, terjadinya perang politik antara kaum liberal dan konservatif di Kolombia, (ROTHMAN, 2016). Konflik ini berkembang menjadi suatu masalah yang besar ketika pada saat pembunuhan pada pemimpin Partai liberal Jorge Eliecer Gaitan di kota Bogota pada tahun 1948. Pembunuhan pemimpin Partai liberal tersebut memicu konflik terbesar di Kolombia yang dimana sekitar setengan dari kota Bogota jadi hancur akibat konflik tersebut. Dalam konflik ini diperkirakan 200.000 orang menjadi korban kehilangan nyawa, (Staff, 2019). Dengan berjalannya konflik, pada tahun 1958 kaum Konservatif dan kaum Liberal akhirnya membentuk suatu koalisi Front Nasional (Frente Nacional), dengan tujuan untuk membuat perdamaian di Kolombia.

Akan tetapi kekarasan pada saat itu tetap berkembang, dikarenakan masih ada gerilyawan yang paling dicari belum tertangkap yaitu, Pedro Antonio Marin juga dikenal sebagai Manuel Marulanda dan Tirofijo. Tirofijo menguasai wilayah di dataran tinggi Andes atau biasa disebut wilayah Marquetalia, yang dimana wilayah ini dijadikan sebagai pos terdepan Komunis. Pada saat pasukan pemerintah menyerang markas dari kelompok yang terdapat para pemberontak dengan membakar wilayah tersebut, Tirofijo melarikan diri dan tidak lama kemudia dia muncul dan membuat pengumuman bahwa dia bukan lagi bandit tetapi gerilyawan Komunis yang berjuang untuk perjuangan Kolombia, dan kemudian kelompok pasukan yang menjadi pengikutnya menjadi kelompok FARC. (ROTHMAN, 2016).

Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) adalah sebuah kelompok gerilyawan Marxis-Leninisme yang awalnya di dirikan oleh Manuela Marulanda atau Titofijo dan Jacobo Arenas di tahun 1964. Pada dasarnya kelompok ini di bentuk untuk

(11)

mewakili kepentingan penduduk pedesaan miskin setelah perang saudara Kolombia pada 1948-1958. Pada tahun 1972, Tirofijo mendirikan kamp pelatihan untuk pasukan gerilyawan dalam pendapatan dana unutk memfasilitasi kamp pelatihannya, kelompok FARC awalnya mengandalakn uang tebusan dari penculikan politis dan elit-elit di Kolombia. Selain melakukan penculikan, FARC memulai memproduksi dan memperdagangkan kokain pada akhir 1970 untuk mendanai semua kebutuhan aktivitasnya, (University, 2019).

Setelah menjelang bertahun-tahun berkonflik dan terjadi diskriminasi, akhirnya Kolombia mendapat kabar yang baik dan mustahil bagi mereka, dikarenakan bahwa kelompok FARC membuat perdamain dengan pemerintah Kolombia. Setelah terhitung dari tahun 2012 perjanjian ini di rencanakan dan melewati berbagai proses, dan berujung pada 24 Agustus 2016 pemerintah Kolombia dan pemimpin FARC menandatangani perjanjian perdamaian yang di referendum pada 2 oktober 2016, (Analysis, 2016). Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk mengakhiri konflik bersenjata dan mensejaterahkan masyarakat lokal dan mengembalikan hak dan kewajiban sebagai warga negara,kesetaraan gender dan membangun infrastruktur di pedesaan secara merata, (Herbolzheimer, 2016). Pemerintah dan kelompok FARC menggambarkan bahwa perdamaian tersebut adalah proses untuk penghentian konflik dan transformasi konflik di kolombia dengan di berbagai persiapan. Perjanjian ini sudah di bahas dalam pertemuan antara pemerintah Kolombia dan pemimpin FARC di Oslo dengan memulai pembicaraan formal dan setelah itu berpindah ke Havana dengan menyempakati dalam pembicaraan formal itu adalah harus mengakhiri konflik bersenjata dan kemudian akan melakukan agenda tandatangan perjanjian di Kolombia, (Herbolzheimer, 2016). Isi dari perjanjian ini adalah seperti,

(12)

1. Kesepakatan tentang “Comprehensive Rural Reform”( Reformasi Pedesaan

Komprehensif ). Kesepakatan ini yang akan membuat perubahan struktural di pedesaan

dan memperdayakan pedesaan dan perkotaan dan menciptakan kesejahteraan dan memenuhi hak kewarganegaraan bagi masyarakat kolombia.

2. Kesepakatan tentang “Partisipasi Politik: Keterbukaan demokrasi untuk membangun perdamaian”, dalam imlementasinya akan memberikan kontribusi yang lebih luas dan lebih dalam, dan peletakan senjata dan pelenggaran sebagai sarana aksi politik untuk setiap warga Kolombia dengan tujuan agar untuk mencapai transisi ke iklim politik dimana demokrasi diutamakan.

3. Kesepakatan tentang “Kesepakatan Gencatan Senjata dan Penghentin Bilateral dan Definitif Permusuhan dan Peletakan Senjata”. Tujuannya adalah kesimpulan dari tindakan ofensif antara FARC dan Angkatan Bersenjata Kolombia. dan mengakhiri permusuhan antara FARC dan pemerintah Kolombia.

4. Kesepakatan tentang “Penggabungan Kembali FARC ke dalam Kehidupam Sipil”. Kembalinya FARC ke dalam kehidupan sosial seperti biasa mulai dari kehidupan ekonomi dan juga politik, ini merupakan ratifikasi perjanjian FARC untuk mengakhiri konflik internal, dan juga kontribusi FARC mendapat hal yang sama dengan kontribusi masyarakat yang lain.

5. Kesepakatan tentang “Jaminan Keamanan Dan Perang Melawan Organisasi Kriminal Yang Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Dan Pembantaian Atau Yang Menyerang Pembela Hak Manusia,Gerakan Sosial Atau Gerakan Politik, Termasuk Organisasi Kriminal Yang Sudah Dicap Sebagai Penerus Paramiliterisme Dan Jaringan

(13)

Pendukungnya, Dan Untuk Penuntutan Tindakan Pidana Yang Mengancam Pelaksanaan Perjanjian Dan Pembangunan Perdamaian”.

6. Kesepakatan tentang “Solusi untuk Masalah Narkoba”.

7. Kesepakatan tentang “Korban”. Persetujuan ini menciptakan sistem komprehensif untuk kebenaran, keadilan,reparasi, dan Non-Perulangan.

8. Kesepakatan tentang “Mekanisme Implementasi dan Verifikasi”, yang dimana membuat komisi untuk memantau,mempromosikan dan memverifikasi implementasi final perjanjian, (Database, 2016).

Perjanjian ini juga mengubah status kelompok FARC menjadi organisasi Politik,

(Kartikasari, 2019). Dalam perdamaian ini tentunya tidak terlepas dari perannya Amerika

Serikat, dikarenakan Kolombia adalah sekutu utama dari Amerika Serikat di wilayah tersebut. Dengan hubungan diplomatik yang dimulai pada abad ke 19 setelah Kolombia merdeka dari Spanyol. Amerika Serikat dan Kolombia menjalin Kemitraan yang sangat erat yang berfokus pada Counternarcotics,kemudian Kontra-terorrisme dan sebuah program Colombia Plan sebagai dasar dari kerjasama tersebut. Yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan,hak asasi manusia,perdagangan,keamanan regional mulai dari tahun 2000 hingga 2016, (Beittel, 2019)

Negara Kolombia adalah salah satu contoh terkuat dari efek transformatif dari keterlibatan Amerika Serikat. keamanan dan bantuan ekonomi Amerika Serikat telah membantu negara Kolombia dari negara yang terjadi konflik berkepanjangan menjadi sekutu strategis dan mitra ekonomi oleh Amerika serikat. pada tahun 2000, Amerika Serikat melakukan kerjasama yang disebut “Plan Colombia” untuk memberikan bantuan keamanan dan pembangunan ekonomi dan memerangi narkoba, (Coalition, 2017). Bantuan yang

(14)

dikeluarkan oleh Amerika Serikat dengan Kebijakan-kebijakan asing. Dimulai dengan kebijakan asing yang dikeluarkan Amerika Serikat di era Presiden Clinton, yang berkerjasama dengan berfokus pada bantuan asing dan operasi militer. Bantuan asing yang di berikan pada saat itu senilai 40,5 juta dolar, dan dilanjutkan dengan membuat strategi Colombia Plan. Kemudian pada saat saat era pemerintahan George W,Bush, bantuan asing yang berikan Amerika Serikat pada saat itu sebesar 7,7 milyar dolar dalam membiayai program Colombia Plan yang dilanjutkan tersebut. akan tetapi Kolombia masih belum bisa melawan kelompok FARC dengan secara efektif., (Kartikasari, 2019)

Pada bulan Februari 2016, Presiden Obama dan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos bertemu di Gedung Putih dalam pertemuan Oval Office dan peringatan 15 tahun kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dan Kolombia melalui program Colombia Plan. Dengan keberhasilan Colombia, hubungan antara Amerika Serikat dan Kolombia semakin luas dan menjadi sebuah dasar kolaborasi di bidang baru dan menjadi kepentingan bersama. Dalam mendukung perdamaian dan kesejahteraan di negara Kolombia Bantuan Amerika Serikat dalam program Colombia plan berperan sangat penting untuk kesejahteraan negara Kolombia dan masyarakatnya serta keamanan negara Kolombia, (House, 2016).

Namun pada saat Presiden Amerika Serikat digantikan oleh Donald Trump yang dimana Trump mempunyai perbedaan arah politik dan kebijakan dengan Barack Obama. Yang dimana seperti dilansir dari Reuters ada beberapa kebijakan eksekutif Trump yang membatalkan lebih dari 275 kebijakan yang di buat oleh Obama selama delepan tahun pemerintahannya di Gedung Putih, (Nugroho, 2017), salah satunya pembatalan kesepakatan JCPOA mengenai masalah nuklir dengan Iran yang diinisiasi oleh Obama dan dibatalkan oleh Trump pada tahun 2015, (Bachrain, 2018). Akan tetapi pada kebijakan perjanjian

(15)

Drugs-Peace Colombia Donald Trump tidak membatalkan perjanjian tersebut dan melanjutkan dari proses perdamaian Drugs-Peace Colombia dengan melakukan beberapa pertemuan antara pemerintah Kolombia dan FARC. Dan kemudian penulis melihat bahwa Trump sebagai Presiden Amerika Serikat kenapa dia mau melibatkan dan menjalani proses perdamaian ini dan tidak membatalkan kebijakan tersebut. Melihat hal tersebut penulis ingin meneliti tentang apa kepentingan nasional Amerika Serikat terhadap perjanjian Peace Colombia terhadap pencapaian goals perdamaian ini pada tahun 2021.

B. BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH 1. Batasan Masalah

Agar penulisan ini tidak meluas maka penulisan ini berfokus melakukan pembatasan pembahasan terkait topik tentang apa kepentingan Amerika Serikat terhadap perjanjian Peace Colombia, yang terjadi pada tahun 2017-2020.

2. Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang diatas, maka penelitian ini merumuskan permasalahan dengan pertanyaan sebagai berikut ;

a. Apa Kepentingan Amerika Serikat Terhadap Perjanjian Peace Colombia ?

C. TUJUAN DAN KEGUNAAN PENELITAN 1. Tujuan penelitian

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas, penelitian ini akan mendiskripsikan tentang Apa Kepentingan Amerika Serikat terhadap Perjanjian Peace Colombia.

(16)

2. Kegunaan penelitian

a. Penelitian ini akan memberikan informasi terkait Apa Kepentingan Amerika Serikat Terhadap Perjanjian Peace Colombia.

b. Penelitian ini akan mengangkat isu terkait kepentingan nasional Amerika Serikat, yang dimana isu ini adalah salah satu isu yang berkaitan dengan isu dalam studi hubungan internasional

c. Dalam penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi-informasi tambahan terkait Apa Kepentingan Amerika Serikat Terhadap Perjanjian Peace Colombia.

D. KERANGKA KONSEPTUAL

Dalam penelitian ini, untuk menjawab masalah penelitian, penulis akan menggunakan konsep Kepentingan Nasional yang akan menjelaskan terkait Apa Kepentingan Amerika Serikat Terhadap Perjanjian Peace Colombia. Penulis menggunakan konsep itu dikarenakan :

1. Kepentingan nasional

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan konsep Kepentingan Nasional atau National Interest yang akan menjawab rumusan masalah diatas. Dalam hal ini penulis menggunakan teori Kepentingan Nasional menurut Donald E. Nuechterlein, yang dimana Donald menjelaskan bahwa kepentingan nasional merupakan kebutuhan serta keinginan yang dirasakan dari suatu negara berdaulat dalam kaitannya dengan negara berdaulat yang lainnya yang berada pada lingkungan eksternal. Dia menjelaskan bahwa dalam poin-poin tentang definisi ini membutuhkan elaborasi yang pertama, harus berbicara tentang persepsi kebutuhan negara yang menunjukan bahwa keputusan kepentingan nasional adalah hasil dari

(17)

suatu proses politik yang dimana pemimpin di suatu negara memiliki pandangan berbeda tentang apa yang menarik terkait kepentingan tersebut, (NUECHTERLEIN, 1976).

Donald juga menjelaskan bahwa definisi ini sangat berhubungan dengan kedaulatan negara yang sepenuhnya sudah merdeka. Bukan dengan antar organisasi nasional, karena dia melihat bahwa di dunia sekarang kita berada pada dunia yang dimana keputusan selalu menggunakan kekerasan. Dan dia menjelaskan bahwa definisi ini menjelaskan tentang perbedaan antara lingkungan eksternal maupun internal atau biasa disebut dengan negara domestik. Pengertian terhadap kepentingan nasional menurut Donald juga menjelaskan tentang adanya kepentingan umum yang dimana diartikan bahwa dalam hal ini kita berbicara tentang kepentingan negara dan bangsa secara keseluruhan bukan kelompok swasta,biroksasi atau organisasi politik dalam negara. Pada dasarnya kepentingan nasional dapat di gambarkan seperti ;

 Kepentingan ekonomi, yang membahasan tentang peningkatan kesejahteraan ekonomi negara dengan negara lain.

 Kepentingan Tatanan Dunia, yang dimana dalam kepentingan ini bertujuan untuk pemiliharan politik internasional dan sistem ekonomi negara yang aman dan dimana warga dan perdagangan dapat beroperasi dengan baik dan damai di luar perbatasan.  Kepentingan pertahanan, yang menjelaskan tentang perlindungan negara dan warga

negara terhadap ancaman kekerasan fisik dari negara lain.

 Kepentingan ideologis, yang menjelaskan tentang perlindungan dan kelanjutan dari serangkaian nilai yang dianut suatu negara secara universal.

Dengan melihat hal itu jelas bahwa kebutuhan dan keinginan tidak saling ekslusif dan harus ada kompromi diantara negara. Akan tetapi jika salah memahami terkait

(18)

kepentingan yang bersaing untuk mendapatkan perhatian dan sumber daya maka hal ini akan dilihat mengenai proses pengambilan keputusan oleh negara, (NUECHTERLEIN, 1976). Melihat dari penjelasan konsep kepentingan nasional diatas, penulis akan menjelaskan tentang apa kepentingan Amerika Serikat dalam proses perdamaian Drugs-Peace Kolombia.

E. METODE PENELITIAN

Dalam tahapan susunan penulisian ini,penulis menggunakan metode penulisian penelitian sebagai berikut ;

1. Tipe penelitian

Dalam susunan penulisan ini, penulis menggunakan metode penelitian dengan tipe deskriptif, yaitu tipe penelitian ini sosial yng menggambarkan fenomena yang diteliti seobjektif mungkin berdasarkan sudut pandang atau perspektif yang digunakan oleh penulis. Hal tersebut berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini.

2. Jenis dan sumber penelitian

Penelitian ini, menggunkan data sekunder sebagai data utama yang diperoleh dari hasil studi pustaka atau studi dokumen yang diperoleh dari buku ataupun e-book, jurnal,artikel berita dan website resmi organisasi dan pemerintah terkait topik penelitian.

3. Teknik pengumpulan data

Dalam penulisan penelitian ini, penulis mengumpulkan data dengan teknik telaah pustaka dengan membaca artikel jurnal, di buku, dan juga dokumen resmi yang mempunyai data terkait topik penelitian ini. Cara pengambilan data dari sumber0sumber pengambilan

(19)

data ini menggunakan penelusuran melalui internet gunanya untuk bisa menelusuri dan mencari data terkait topik ini.

4. Teknik analisi data

Penulisan ini menggunakan teknis analisis data seperti analisis secara kualitatif, yaitu suatu metode analisis data yang hanya berdasarkan apa yang didapat oleh kutipan dari sumber pengambilan data, kemudian data kualitatif itu diambil kesimpulan atau menggunakan paraphrase bacaan sehhingga bisa menyimpulkan hal yang umum untuk menyelesaikan suatu perkara yang khusus.

F. SISTEMATIKA PENULISAN Bab I : Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan ini, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka konseptual, metode penelitian

Bab II : Tinjauan Pustaka

Dalam bab ini akan membahas mengenai telaah kepustakaan dari penelitian lain dengan fokus yang berbeda dan menjelaskan tentang fokus penelitian penulis dengan konsep kepentingan nasional Amerika Serikat terhadap Perjanjia Peace Colombia.

Bab III : Gambaran Umum

Dalam bab ini akan membahas gambaran umum terkait konflik yang terjadi antara pemerintahan Kolombia dan FARC dan inisiatif perdamaian Peace Colombia.

Bab IV : Pembahasan

Dalam bab ini akan menjelaskan tentang kepentingan Amerika Serikat terhadap Perjanjia Peace Colombia.

(20)

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Dalam bab ini akan berisi kesimpulan dari analisa yang dilakukan dalam bab sebelumnya, selain itu bab ini akan berisi saran-saran yang diharapkan dapat berguna bagi perkembangan studi Ilmu Hubungan Internasional terkhusus pada isu terkait.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini penulis akan memasukan berbagai jenis literatur terkait topik yang digunakan dalam penelitian ini agar membantu penulis dalam melakukan penelitian ini dengan melihat pendekatan-pendekatan apa saja yang telah di teliti agar dalam penulisan penelitian ini penulis lebih spesifik membahas tujuan penulisan penelitian ini dengan konteks yang berbeda dengan sebelumnya.

Di dalam penelitian yang ditulis oleh Dira Permata Sari pada Juni 2016 dengan judul penelitiannya yaitu “Pengaruh Perubahan Orientasi Kebijakan Amerika Serikat Terhadap

Perdagangan Dan Produksi Narkoba Di Kolombia Melalui Plan Colombia Tahun 2000 – 2005”

penelitian ini menggunakan konsep teori konstruktivis. Penelitian ini dijelaskan bahwa perilaku Amerika Serikat sebagai negara anti terhadap narkoba dan menjadikan kebijakan war on drugs adalah sebuah identitas yang dapat memengaruhi kebijakan yang bagaiamana negara tersebut akan bertindak. Pada saat dideklariskannya kebijakan war on drug pada 1970, negara Amerika Serikat telah mengimplementasikan kebijakan anti narkoba ini sejak dahulu kala. Salah satu penerapan strategi war on drugs adalah program Colombia Plan dengan tujuan agar mengatasi masalah produksi dan perdagangan narkoba dan mewujudkan perdamaian di Kolombia. Pada awalnya program Colombia Plan ini disetuju oleh kongres dan Presiden Clinton. Metode yang digunakan dalam mengatasi produksi narkoba jenis koka di Kolombia pada saat itu adalah fumigasi udara yang terjadi ditahun 2000-2001 dalam pelaksanaan fumigasi udara itu produksi kokain oun mengalami penurunan.

(22)

Penelitian ini juga menjelaskan bahwa upaya yang dilakukan Amerika Serika pada saat era Clinton dalam perdamaian antara pemerintah Kolombia dan kelompok FARC, Amerika Serikat menerapkan metode non militer dan melakukan kerjasama peace talk atau perundingan damai. Akan tetapi perundingan itu gagal dalam mewujudkan perdamaian yang diinginkan. Pada saat Presiden Bush menjadi Presiden di Amerika Serikat pada tahun 2001, Bush tetap menjalankan penerapan kebijakan war on drugs dan melanjutkan program Colombia Plan. Tetapi pada saat terjadinya peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, fokus keamanan Amerika Serikat menjadi perubahan pada saat itu Amerika Serikat mendaklarasikan sebagai negara anti terroris melalu pidato oleh Presiden Bush, maka pada saat itu juga kebijakan war on drug berubah nama menjadi kebijakan war on terror. Hal ini juga mempengaruhi penerapan kebijakan luar negerinya yaitu Colombia Plan. Dalam hal ini implementasinya berubah sedikit yang dimana dulunya implementasi Colombia Plan hanya pada masalah menghentikan produksi narkoba saja tetapi Amerika Serikat juga melakukan memerangi kelompok pemberontak yaitu FARC.

Pada saat itu Presiden Bush dengan kongres membuat persetujuan undang-undang untuk Amerika Serikat melakukan intervensi militer secara langsung ke negara Kolombia untuk memerangi kelompok FARC. Anggaran bantuan dana militer Amerika Serikat untuk Kolombia menjadi naik pasca terjadi kejadian 9/11 di Amerika Serikat. Dengan terjadinya perpecahan fokus serta perubahan sasaran dalam implementasi Colombia Plan maka proses fumigasi di kolombia tidak lagi mengalami perkembangan dan menjadi produksi dan perdagangan narkoba jenis kokain malah bertambah dan meningkat terutama pada tahun 2004 sampai 2005. Hal ini tentunya terjadi hancur dalam proses Colombia Plan yang pada awalnya berangkat dengan misi yaitu dengan mengurangi produksi narkoba jenis kokain sebanyak 56% dalam jangka waktu 6 tahun. Namun faktanya produksi kokain dan perdagangan kokain di kolombia mengalami

(23)

peningkatan akibat dari perubahan kebijakan itu dari war on drugs menjadi war on terror, yang dimana dalam implementasinya program itu hanya berfokus pada memerangi kelompok FARC daripada memberantas produki kokain di Kolombia. Penelitian ini membuktikan bahwa diubahnya kebijakan war on drugs menjadi war on terror oleh Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang besar terhadap implementasi Colombia Plan dalam memerangi permasalahan produksi dan perdagangan narkoba di Kolombia, (Sari, 2016).

Penelitian yang kedua yang ditulis oleh Prettya Nur Kartikasari yang ditulis pada tahun 2018-2019, dengan judul penelitiannya yaitu “Pengaruh Politik Luar Negeri Amerika Serikat pada

Masa Pemerintahan Obama dalam Proses Negosiasi antara Kolombia dengan FARC”,

penelitian ini menggunakan konsep resolusi konflik dalam melihat peristiwa tersebut. Penelitian ini pada dasarnya tujuan dari negara Kolombia dan Amerika Serikat mempunyai perbedaan dalam beberapa aspek tertentu namun hal ini menjadi tumpang tindih dalam kepentingan yang signifikan yaitu pencapaian perdamaian,penjaminan kesejahteraan rakyat dan untuk memberantas perdagangan obat-obatan terlarang. Interdependensi antara negara negara Kolombia dan Amerika Serikat yang dapat dilihat dari melalui upaya-upaya perdamaian antara Kolombia dan kelompok FARC dengan Amerika Serikat yang berperan penting dalam proses perdamaian dengan melakukan implementasi Teori Resolusi Konflik seperti peacemaking dan peacebuilding. Penelitian ini menjelaskan bagaimana Amerika Serikat pada era Presiden Barack Obama mampu membantu mewujudkan perdamaian tersebut.

Dalam penelitian ini juga menjelaskan tentang perbedaan implementasi kebijakan asing Amerika Serikat mulai dari pada masa pemerintahan Clinton,Bush, dan Obama. Sebelum pada saat Presiden Obama menjadi Presiden, implementasi kebijakan asing yang dilakukan Amerika Serikat yaitu Colombia Plan hanya cenderung berfokus pada upaya militer dan bantuan polisi

(24)

lokal di Kolombia. Penelitian ini juga menjelaskan tentang pelaksanaan program Colombia Plan pada era sebelum Presiden Obama yang tidak terlalu berfokus pada masalah hak asasi korban,keadilan transisional dan hak partisipasi politik untuk FARC. Kebijakan yang dikeluarkan saat itu seperti, kebijakan neoliberal dan over-militerization konflik ini menyebabkan sentralisasi negara, mengecilkan kebebasan masyarakat sipil dan meningkatkan opisisi masyarakat publik kepada pemerintah Kolombia. dan pada saat Presiden Obama menjabat menjadi Presiden Amerika Serikat pada saat masa kampanyenya dia selalu mengatakan bahwa dia menjanjikan bahwa Amerika Serikat akan lebih non-militeristik dan memprioritaskan penerapan diplomasi atau bernegosiasi dalam upaya menyelesaikan suatu konflik.

Proses pembicaraan antara pemerintah Kolombia dan kelompok FARC awalnya secara resmi dibicarakan pada 2012 dan setelah itu berlanjut sampai 2016 dengan titik puncaknya pada november 2016 pada saat itu. Pada saat itu Amerika Serikat mengambil peran sebagai mediator dalam membantu mempengaruhi sudut pandang pemerintah Kolombia pada isu seperti inklusi gender dan kelompok minoritas dalam melakukan diskusi dengan kelompok FARC. Penelitian ini juga menjelaskan bahwa Amerika Serika berperan sebagai mediator yang memiliki mandat fleksibel untuk bagaimana tidak hanya melakukan mediasi namun juga melaksanakan capacity-building, membangun kepercayaan, mengatur logistik dan tenrunya membantu dalam proses penyelesaian konflik melalui proses negosiasi. Pada proses peacebuilding pada dasarnya direfleksikan pada penerapan Colombia Plan. Amerika Serikat memberikan bantuan asing berupa dana dan bantuan teknis dengan bekerjasama langsung dengan pemerintah Kolombia dalam program-program yang berkaitan dengan empat komponen yaitu seperti ekonomi,politik yang kuat untuk bertahan dengan jangka waktu yang panjang, (Kartikasari, 2019).

(25)

Mengacu pada penelitian diatas, disini penulis mempunyai fokus penelitian yang berbeda serta tujuan dan konsep yang berbeda dan juga perbedaan skripsi ini dengan penelitian sebelumnya yaitu pada batasan tahun dan era jabatan pemerintahan negara Amerika Serikat. Dalam penelitian yang dituliskan bahwa akan berfokus pada apa kepentingan Amerika Serikat dalam proses perdamaian di Kolombia, penulis menggunakan konsep Kepentingan Nasional atau National Interest yang akan menjawab rumusan masalah diatas.

Dalam hal ini penulis menggunakan teori Kepentingan Nasional menurut Donald E. Nuechterlein di dalam bukunya yang berjudul “National interests and foreign policy: A

conceptual framework for analysis and decision-making”, yang dimana Donald menjelaskan

bahwa kepentingan nasional merupakan kebutuhan serta keinginan yang dirasakan dari suatu negara berdaulat dalam kaitannya dengan negara berdaulat yang lainnya yang berada pada lingkungan eksternal. Dia menjelaskan bahwa dalam poin-poin tentang definisi ini membutuhkan elaborasi yang pertama, harus berbicara tentang persepsi kebutuhan negara yang menunjukan bahwa keputusan kepentingan nasional adalah hasil dari suatu proses politik yang dimana pemimpin di suatu negara memiliki pandangan berbeda tentang apa yang menarik terkait kepentingan tersebut, (NUECHTERLEIN, 1976).

Donald juga menjelaskan bahwa definisi ini sangat berhubungan dengan kedaulatan negara yang sepenuhnya sudah merdeka. Bukan dengan antar organisasi nasional, karena dia melihat bahwa di dunia sekarang kita berada pada dunia yang dimana keputusan selalu menggunakan kekerasan. Dan dia menjelaskan bahwa definisi ini menjelaskan tentang perbedaan antara lingkungan eksternal maupun internal atau biasa disebut dengan negara domestik. Pengertian terhadap kepentingan nasional menurut Donald juga menjelaskan tentang adanya kepentingan

(26)

umum yang dimana diartikan bahwa dalam hal ini kita berbicara tentang kepentingan negara dan bangsa secara keseluruhan bukan kelompok swasta,biroksasi atau organisasi politik dalam negara. Dalam penelitian ini penulis akan menjelaskan dua kepentingan Amerika Serikat yaitu pada kepentingan ekonomi dan kepentingan pertahanan , (NUECHTERLEIN, 1976).

Melihat dari penjelasan konsep kepentingan nasional diatas, penulis akan menjelaskan tentang apa kepentingan Amerika Serikat dengan dilihat dari berbagai faktor yang dianggap mereka penting untuk menjaga tatanan negaranya dan untuk mendukung kebijakan luar negeri Amerika Serikat terhadap proses perdamaian Peace Kolombia.

(27)

2.1.Table literatur perbandingan No.

Penelitian Konsep Temuan 1.

Pengaruh Politik Luar Negeri Amerika Serikat pada Masa Pemerintahan Obama dalam Proses Negosiasi antara Kolombia dengan FARC. (2018-2019).

Oleh : Prettya Nur Kartikasari

Resolusi Konflik

keberhasilan Presiden Obama dalam membantu upaya konsolidasi perdamaian antara pemerintah Kolombia dengan FARC ini bergantung pada faktor-faktor tertentu dari pergeseran pandangan Amerika Serikat yang menjauhkan dirinya dari ketergantungan pada militer sebagai solusi konflik sehingga lebih menempatkan posisinya sebagai pengamat atau mediator dalam proses peacemaking dan perubahan prioritas alokasi dana Plan Colombia dari counterterrorism menjadi lebih fokus pada bantuan kemanusiaan. 2. Pengaruh Perubahan Orientasi Kebijakan Amerika Serikat Terhadap Perdagangan Dan Produksi Narkoba Di Kolombia Melalui Plan Colombia Tahun 2000 – 2005. (Juni 2016).

Oleh : Dira Permata

Sari Teori Kontruktivisme

Penelitian ini membuktikan bahwa diubahnya kebijakan war on drugs menjadi war on terror oleh Amerika Serikat mempunyai pengaruh yang besar terhadap implementasi Colombia Plan dalam memerangi permasalahan produksi dan perdagangan narkoba di Kolombia.

(28)

BAB III

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menjelasakan tentang sejarah awal mulanya konflik di kolombia antara pemerintah Kolombia dan kelompok FARC sampai munculnya perjanjian perdamaian antara pemerintahan Kolombia dan Kelompok FARC. Dalam bab ini juga akan menjelaskan tentang proses penyelesaian antara FARC dan pemerintahan Kolombia tentang permasalahan narkoba dan menjelaskan faktor-faktor yang menjadi penghambatan dan sampai Amerika Serikat mengambil peran dalam mengatasi konflik antara pemerintah Kolombia dan FARC. Dalam bab ini juga penulis menjelaskan tentang awal mulanya Amerika Serikat melibatkan diri dalam proses perdamaian di Kolombia.

A. Sejarah Konflik FARC dan Kolombia.

Konflik yang terjadi di Kolombia awal mulanya muncul sejak pada saat tercapainya kemerdekaan di negara Kolombia yaitu pada tahun 1819, dan juga bahkan sudah muncul sejak pada zaman penjajahan bangsa Spanyol di negara Kolombia. Kolombia sebagai negara terbesar ke empat di Amerika Selatan, negara Kolombia merupakan negara yang sangat kompleks sekali terkait konflik yang didorong dengan berbagai faktor pendorong pemicu terjadinya konflik di kolombia, (Diniarti, 2019). Dalam konflik ini terdapat dua fenomena yang bersejarah yang dianggap sebagai latar belakang dari inti konflik berkepanjangan di kolombia. fenomena yang pertama adalah “The campesino colonization of peripheral

areas”,‘campesino’ yang berarti sebutan untuk penduduk asli Amerika Latin yang berada

pada wilayah pedesaan atau rural areas. Pada fenomena ini terjadi kejadian pada masa kolonialisme Spanyol, wilayah di bagian pedesaan Kolombia disebut sebagai wilayah

(29)

‘peripheral areas’, yang artinya bahwa wilayah bagian pedesaan dijadikan sebagai wilayah yang terisolasi dan sulit untuk diakses.

Fenomena yang kedua adalah “A gradual state-building process: the staggered

incorporation of territories and populations resulted in an uneven state presence in the region”, sejak penjajahan bangsa Spanyol, proses pembangunan di Kolombia dilakukan

dengan proses yang bertahap, dengan dilakukan pembangunan yang bertahap itu menghasilkan ketidakmerataan pembangunan yang terjadi. Kedua fenomena tersebut telah terjadi dari paska kolobialiasasi bangsa Spanyol di negara Kolombia sampai kemerdekaan Kolombia, (Gonzalez, 2004). Dan pada tahun akhir tahun 1930-an, reformasi sosial menghadapi perlawanan di kalangan Konservatif dan skeptisisme dari gereja dan Angkatan darat. Politisi Liberal bernama Jorge eliecer Gaitan mewakili kapitalisme. Pada tahun 1947, Gaitan menjadi pemimpin Partai Liberal Kolombia. Dan pada saat tahun 1948 Politisi Gaitan ditemukan tewas dan pada saat itu konflik baru muncul ketika, loyalitas partai lama dibangun kembali dan politik diredukasi menjadi konflik partai lokal. Dan hal ini menjadi fenomena konflik yang dinamai ‘La Violencia’.

Fenomena konflik Laviolencia terjadi pemicu kekajaman dan kekerasan yang besar di Kolombia. konflik ini dinilai adalah babak tergelap dalam sejara di negara Kolombia. konflik yang terjadi pada saat itu adalah perang atas nama partai,desa lawan desa, dan petani gerilya melawan tentara. konflik yang terjadi dari tahun 1948 sampai 1957 memakan korban jiwa sebanyak 200.000 orang dan kemudian sekitar dua juta orang mengungsi ke kota-kota dan wilayah yang mereka anggap aman dari konflik tersebut. Banyak petani kecil yanmg melarikan diri dari pedesaan karena adanya teror dari geng-geng kriminalitas. Seiring berjalan waktu, pada saat itu munculah gerakan gerilya bernama Fuerzas Armadas

(30)

Revolucinarias De Colombia (FARC) yang dipimpin oleh Manuel Marulanda yang menjadi pemimpin pada saat itu, (Skretteberg, 2015). Pada tahun 1960 gerilya mendapatkan momentum, yang dimana pada terjadi konflik. Kelompok FARC menjadi sorotan pada tahun 1964 setelah operasi militer melawan milisi tani bersenjata, yang dipimpin oleh partai Komunis. FARC beroperasi secara defensif dan menawarkan perlindungan terhadap petani-petani miskin. Bagi para petani, Komunisme adalah salah satu cara untuk bertahan hidup daripada ideologi politik. FARC menyebar di wilayah Caqueta, Tolima, Meta dan Guaviare, Magdalena Medio, Cauca, dan tempat lainnya, (Skretteberg, 2015)

Konflik sipil yang terjadi juga mengakibatkan pemerintah negara Kolombia kehilangan beberapa fungsinya dan juga ketidak efektifan pemerintah Kolombia dalam menjalankan kendali atas negaranya dan penegaka hukum negara Kolombia, (Miranda, 2013). Dengan berada pada situasi konflik yang berjalan terus dan juga banyak terjadi kekerasan sistematis dengan motif politik dengan terjadi, perdagangan narkoba ilegal,penculikan,pembunuhan dan lain-lain mengakibatkan negara Kolombia menjadi salah satu negara dengan tingkat pelanggaran HAM terburuk pada saat itu. Sehhinga untuk mengakhiri konflik tersebut yang terjadi antara partai tradisional yaitu partai Konservatif dan partai Liberal, maka pada tahun 1958-1974 muncul sebuah kesepakatan, kesapakatan ini dinamain kesapakatan The National Front 1958 yang mengatur sistem pemerintahan bahwa kekuasaan masa periode empat tahun dengan dilakukan secara bergantian antara partai Konservatif dan partai Liberal, (Diniarti, 2019). Akan tetapi dengan terjadinya kesepakatan tersebut, mengakibatkan muncul kartel politik, hal ini tidak hanya untuk membangun monopoli politik akan tetapi juga menutup kemungkinan bagi kelompok lain untuk mendapat akses dalam partisipasi politik dalam

(31)

pemerintahan. Hal ini membuat keadaan semakin rumit dikarenakan perkembangan koalisis politik tersebut menjadi timbul konflik yang baru oleh kelompok-kelompok yang lain yang dimana kelompok-kelompok tersbut tidak dapat memperoleh kekuasaan di negara Kolombia. Kemudian muncul kelompok gerakan perlawanan yang lengkat dengan pasukan bersenjata seperti,kelompok FARC (The Revolutionary Armed Forces of Colombia), kelompok ELN (The National Liberation Army), dan kelompok AUC (The United Self-Defense Groups of Colombia), (Herningtyas, 2012).

Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) adalah sebuah kelompok gerilyawan Marxis-Leninisme yang awalnya di dirikan oleh Manuela Marulanda atau Titofijo dan Jacobo Arenas di tahun 1964. Pada dasarnya kelompok ini di bentuk untuk mewakili kepentingan penduduk pedesaan miskin setelah perang saudara Kolombia pada 1948-1958. Pada tahun 1972, Tirofijo mendirikan kamp pelatihan untuk pasukan gerilyawan dalam pendapatan dana unutk memfasilitasi kamp pelatihannya, kelompok FARC awalnya mengandalakn uang tebusan dari penculikan politis dan elit-elit di Kolombia. Selain melakukan penculikan, FARC memulai memproduksi dan memperdagangkan kokain pada akhir 1970 untuk mendanai semua kebutuhan aktivitasnya, (University, 2019).

Ketika globalisasi ekonomi telah memfasilitasi interaksi dan juga kordinasi antar organisasi kriminal dan juga kelompok teroris di dunia. Kemudian penjualan dan perdagangan narkoba ilegal telah menjadi cara yang memungkinkan untuk kelompok teroris untuk mendapat pemasukan dana untuk membiayai pelatihan pasukan mereka dan membeli bahan pelatihan pasukan mereka dari seluruh negara. Untuk mencari terhadap pendapatan mereka, kelompok FARC bekerjsama dengan kelompok teroris dari Spanyol yang dikenal

(32)

dengan Basque ETA. Pada saat tahun 2008 investasi antara Kolombia dan Spanyol terdapat FARC dan ETA telah berbagi taktis dan juga logistik informasi, (Berti, 2009).

Kelompok FARC tidak hanya membuat pajak atas pembelian terhadap koka dan kokain tetapi juga mempunyai monopoli terhadap semua transaksi narkoba di wilayah mereka yang dijadikan sebagai pasar perdagangan mereka. Hal ini membuat setiap para petani yang ingin mencoba menjual koka sebagai bahan kokain tanpa membayar bisa mendapatkan sanksi yang beriso tinggi, setiap pembeli yang ingin membeli kokain di wilayah yang dikuasai FARC tanpa izin bisa berisiko ditembak mati. Dalam penjualannya satu kilo kokain dasar harganya sekitar $1.000, namun keuntungan jauh lebih tinggi tergantung dimana melakukan penjualan tersebut seperti penjualan di negara tentangga. Kelompok FARC memiliki hasil pendapatan yaitu pertama dengan menjual narkoba dan kedua melakukan pemerasan, selain itu juga mereka mempunyai tambang emas, (MCDERMOTT, 2013).

Banyak unit dari kelompok FARC di seluruh wilayah Kolombia selatan yang melakukan pemerasan pajak untuk mengumpulkan dana mereka, dan juga melakukan bisnis legal maupun ilegal hal itu sudah termasuk dengan bisnis narkoba yang meraka lakukan. Tentunya dengan aktivitas yang dilakukan kelompok FARC ini membuat dampak yang sangat besar bagi khususnya masyarakyat lokal negara Kolombia, mulai kekerasan sistematis dan juga tindakan diskriminasi yang di lakukan FARC. Efek yang disebabkan pada saat itu menimbulkan yang sangat tinggi,yang dimanan 30.000 terjadi pembunuhan hampir setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena konflik bersenjata sebesar 10%, (the Bureau of Democracy, 2004). Kekerasan yang terjadi meliputi beberapa pemicu seperti faktor korupsi, terorisme,perdaganagn narkoba, serta konflik bersenjata tersebut.

(33)

B. Inisiatif Perdamaian Peace Kolombia.

Pada tahun 1968 partai konservatif dan partai liberal telah melakukan kerjasama dengan cara membentuk pemerintah koalisi dan mengajak kelompok FARC dengan tujuan mewujudkan kolombia yang damai, akan tetapi hal ini masih belum berhasil dikarenakan ada masalah yang belum dianggap selelai bagi pihak FARC yaitu hak-hak petani miskin belum dapat dipenuhi oleh pemerintah Kolombia. Ketika FARC menolak kerjasama itu pemerintah Kolombia tidak ada jalan lain untuk memberhentikan aktivitas kriminalitas yang di lakukan FARC pada saat itu, pemerintah Kolombia langsung melakukan serangan senjata ke markas FARC dan pengawasan ketat terhadap terhadap perdaganagn obat bius untuk memberhentikan aktivitas dari kelompok FARC. Untuk mengatasi masalah ini juga pemerintah kolombia pada tahun 1998-2002, pemerintah Kolombia melakukan upaya untuk meredam aktivitas kelompok FARC dengan membuat startegi yang dinamai Colombia plan dengan mengembangkan pelatihan unit militer khusus yaitu Brigada Contra el Narcotrafico yang merupakan Angkatan Darat Kolombia, dengan tujuan untuk membuat wilayah kolombia aman dari kelompok separatis dan juga memberantas budidaya tanaman koka, (Kusuprayogi, 2018).

Setelah menjelang bertahun-tahun berkonflik, akhirnya Kolombia mendapat kabar yang baik dan mustahil bagi mereka, dikarenakan bahwa kelompok FARC membuat perdamain dengan pemerintah Kolombia. Setelah terhitung dari tahun 2012 perjanjian ini di rencanakan dan melewati berbagai proses, dan berujung pada 24 Agustus 2016 pemerintah Kolombia dan pemimpin FARC menandatangani perjanjian perdamaian yang di referendum pada 2 oktober 2016, (Analysis, 2016). Tujuan dari perjanjian ini adalah untuk mengakhiri konflik bersenjata dan mensejaterahkan masyarakat lokal dan mengembalikan hak dan kewajiban

(34)

sebagai warga negara,kesetaraan gender dan membangun infrastruktur di pedesaan secara merata, (Herbolzheimer, 2016). Pemerintah dan kelompok FARC menggambarkan bahwa perdamaian tersebut adalah proses untuk penghentian konflik dan transformasi konflik di kolombia dengan di berbagai persiapan. Perjanjian ini sudah di bahas dalam pertemuan antara pemerintah Kolombia dan pemimpin FARC di Oslo dengan memulai pembicaraan formal dan setelah itu berpindah ke Havana dengan menyempakati dalam pembicaraan formal itu adalah harus mengakhiri konflik bersenjata dan kemudian akan melakukan agenda tandatangan perjanjian di Kolombia, (Herbolzheimer, 2016). Isi dari perjanjian ini adalah seperti,

1. Kesepakatan tentang “Comprehensive Rural Reform”( Reformasi Pedesaan

Komprehensif ). Kesepakatan ini yang akan membuat perubahan struktural di pedesaan

dan memperdayakan pedesaan dan perkotaan dan menciptakan kesejahteraan dan memenuhi hak kewarganegaraan bagi masyarakat kolombia.

2. Kesepakatan tentang “Partisipasi Politik: Keterbukaan demokrasi untuk membangun perdamaian”, dalam imlementasinya akan memberikan kontribusi yang lebih luas dan lebih dalam, dan peletakan senjata dan pelenggaran sebagai sarana aksi politik untuk setiap warga Kolombia dengan tujuan agar untuk mencapai transisi ke iklim politik dimana demokrasi diutamakan.

3. Kesepakatan tentang “Kesepakatan Gencatan Senjata dan Penghentin Bilateral dan Definitif Permusuhan dan Peletakan Senjata”. Tujuannya adalah kesimpulan dari tindakan ofensif antara FARC dan Angkatan Bersenjata Kolombia. dan mengakhiri permusuhan antara FARC dan pemerintah Kolombia.

(35)

4. Kesepakatan tentang “Penggabungan Kembali FARC ke dalam Kehidupam Sipil”. Kembalinya FARC ke dalam kehidupan sosial seperti biasa mulai dari kehidupan ekonomi dan juga politik, ini merupakan ratifikasi perjanjian FARC untuk mengakhiri konflik internal, dan juga kontribusi FARC mendapat hal yang sama dengan kontribusi masyarakat yang lain.

5. Kesepakatan tentang “Jaminan Keamanan Dan Perang Melawan Organisasi Kriminal Yang Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Dan Pembantaian Atau Yang Menyerang Pembela Hak Manusia,Gerakan Sosial Atau Gerakan Politik, Termasuk Organisasi Kriminal Yang Sudah Dicap Sebagai Penerus Paramiliterisme Dan Jaringan Pendukungnya, Dan Untuk Penuntutan Tindakan Pidana Yang Mengancam Pelaksanaan Perjanjian Dan Pembangunan Perdamaian”.

6. Kesepakatan tentang “Solusi untuk Masalah Narkoba”.

7. Kesepakatan tentang “Korban”. Persetujuan ini menciptakan sistem komprehensif untuk kebenaran, keadilan,reparasi, dan Non-Perulangan.

8. Kesepakatan tentang “Mekanisme Implementasi dan Verifikasi”, yang dimana membuat komisi untuk memantau,mempromosikan dan memverifikasi implementasi final perjanjian, (Database, 2016).

Perjanjian ini juga mengubah status kelompok FARC menjadi organisasi Politik, (Kartikasari, 2019). Pencapaian perjanjian perdamaian ini mempunyai dukungan dan keterlibatan dari negara Amerika Serikat yang dimana sebagai negara yang terganggu kemanan nasional akibat perdagangan narkobal ilegal yang dilakukan oleh kelompok FARC, dimulai dari tahun 1970 hingga 1980, kolombia menjadi negara produsen narkoba jenis kokain dengan jumlah yang tidak sedikit.

(36)

C. Hubungan Kolombia dan Amerika Serikat dalam proses perdamaian.

Negara Kolombia adalah sekutu utama dari Amerika Serikat di wilayah tersebut. Dengan hubungan diplomatik yang dimulai pada abad ke 19 setelah Kolombia merdeka dari Spanyol. Amerika Serikat dan Kolombia menjalin Kemitraan yang sangat erat yang berfokus pada Counternarcotics,kemudian Kontra-terorrisme dan sebuah program Colombia Plan sebagai dasar dari kerjasama tersebut. Yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan,hak asasi manusia,perdagangan,keamanan regional mulai dari tahun 2000 hingga 2016, (Beittel, 2019) Negara Kolombia adalah salah satu contoh terkuat dari efek transformatif dari keterlibatan Amerika Serikat. keamanan dan bantuan ekonomi Amerika Serikat telah membantu negara Kolombia dari negara yang terjadi konflik berkepanjangan menjadi sekutu strategis dan mitra ekonomi oleh Amerika serikat. pada tahun 2000, Amerika Serikat melakukan kerjasama yang disebut “Plan Colombia” untuk memberikan bantuan keamanan dan pembangunan ekonomi dan memerangi narkoba, (Coalition, 2017).

Bantuan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dengan Kebijakan-kebijakan asing. Dimulai dengan kebijakan asing yang dikeluarkan Amerika Serikat di era Presiden Clinton, yang berkerjasama dengan berfokus pada bantuan asing dan operasi militer. Bantuan asing yang di berikan pada saat itu senilai 40,5 juta dolar, dan dilanjutkan dengan membuat strategi Colombia Plan.Kemudian pada saat saat era pemerintahan George W,Bush, bantuan asing yang berikan Amerika Serikat pada saat itu sebesar 7,7 milyar dolar dalam membiayai program Colombia Plan yang dilanjutkan tersebut. akan tetapi Kolombia masih belum bisa melawan kelompok FARC dengan secara efektif., (Kartikasari, 2019). Dan kemudian Pada tahun 2008 strategi Colombia Plan diubah kembali, pada saat pemerintahan Amerika Serikat di duduki oleh Obama melihat implementasi program Colombia Plan ini tidak berjalan

(37)

dengan seimbang dikarenakan bantuan kebanyakan hanya berfokus pada bidang keamanan saja tidak merata pada bidang pengembangan sosial dan ekonomi. Dari tahun 2008 bantuan asing yang di berikan oleh Amerika Serika kepada Kolombia semakin menurun dikarenakan adanya pengetatam anggaran bantuan asing. Ketika pada saat Presiden Kolombia yaitu Presiden Santos melakukan kunjungan untuk bertemu Presiden obama dengan tujuan untuk merayakan 15 tahun kerjasama dalam implemtasi Colombia Plan. Kemudian pada saat itu Presiden Obama dalam pidatonya dia mengumumkan program kerjasama baru yang dinamai Peace Colombia (Paz Colombia), (Kartikasari, 2019). Pada bulan Februari 2016, Presiden Obama dan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos bertemu di Gedung Putih dalam pertemuan Oval Office dan peringatan 15 tahun kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dan Kolombia melalui program Colombia Plan. Dengan keberhasilan Colombia, hubungan antara Amerika Serikat dan Kolombia semakin luas dan menjadi sebuah dasar kolaborasi di bidang baru dan menjadi kepentingan bersama. Dalam mendukung perdamaian dan kesejahteraan di negara Kolombia Bantuan Amerika Serikat dalam program Colombia plan berperan sangat penting untuk kesejahteraan negara Kolombia dan masyarakatnya serta keamanan negara Kolombia, (House, 2016).

(38)

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada saat peristiwa yang sangat bersejarah terjadi yang telah mengubah mengubah kehidupan sosial masyarakat Kolombia dengan terjadinya Perjanjian Akhir untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata dan Membangun Perdamaian yang Stabil dan Abadi. Perjanjian ini di tanda tangan pada 24 November 2016, (Tejedor-Estupiñan, 2020). Persetujuan ini adalah hal yang sangat penting untuk penyelesaian konflik kekerasan di Kolombia maupun di dunia, (Herbolzheimer, 2016). Keberhasilan dalam proses perjanjian perdamaian dengan tujuan untuk mengatasi masalah teroris dan narkoba di Kolombia tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh negara Amerika Serikat, dalam hal ini Amerika Serikat bisa dikatakan berperan aktif untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan Amerika Serikat kepada Kolombia seperti kebijakan War on Drugs yang dilakukan oleh Amerika Serikat di era Clinton yang berupa bantuan yang dinamai Colombia Plan. Bantuan ini berupa dana maupun bantuan militer, (S., 2016).

Hal ini ditulis pada penelitian dari Prettya Nur Kartikasari dengan judul “Pengaruh Politik

Luar Negeri Amerika Serikat pada Masa PemerintahanObama dalam Proses Negosiasi antara Kolombia dengan FARC” (2016:5-6),dia menjelaskan kebijakan ini berjalan terus sampai

dengan masa periode masa pemerintahan George W. Bush sampai dengan masa jabatan Barack Obama, tetapi ada perubahan perubahan gagasan terkait kebijakan dan kepentingan pada setiap periode masa pemerintahan. Dapat dilihat dari pada masa jabatan Presiden Bush dalam bantuan luar terkait program Colombia Plan dia memberikan 7,7 milyar dan mengeluarkan kebijakan “Narco-terrorism” yang dimana berfokus pada peningkatan militer dan polisi lokal Kolombia. Tetapi hal itu masih gagal dan tidak berjalan dengan lancar. Ketika pada masa periode

(39)

pemerintahan Barack Obama dengan melakukan program Colombia Plan, dia mengubah gagasan kebijakannya dengan bantuannya lebih berfokus pada pembangunan pedesaan dan lebih ke nilai sosial untuk mensejahterahkan rakyat lokal di Kolombia, (Kartikasari, 2019).

Hal ini pun berhasil sampai tercapai perjanjian perdamaian antara pemerintah Kolombia dan kelompok FARC pada November 2016 dan Goals dari perjanjian ini di tahun 2021. Setelah menjelang kesepakatan perjanjian itu, tentunya hubungan antara Amerika Serikat dan Kolombia terus berjalan dalam proses dengan tercapai perdamaian ini. Ketika pergantian masa jabatan dari masa jabatan Obama dengan di ganti oleh Donald Trump, Trump mengerahkan diplomasi Amerika Serikat untuk menekankan kepada Kolombia dengan dimana kepentingan Amerika Serikat lebih berfokus pada mencegah penyebaran kokain, (Ethics, 2018). Dengan melihat hal itu tentunya terdapat sedikit perbedaan implementasi dan kebijakan serta kepentingan yang terjadi dalam bantuan luar negeri yang di lakukan oleh Amerika Serikat pada masa jabatan pemerintahan Donald Trump.

Pada tahun 2017 sampai tahun 2018, pemerintahan Amerika Serikat memberikat bantuan sekitar $900 juta kepada Kolombia, yang masih dibagi secara kasar antara bantuan kepada keamanan atau terhadap prioritas pada Kontra-narkotika dan bantuan untuk mendukung implementasi kesepakatan ekonomi dan perdamaian, (Isacson, 2018). Amerika Serikat juga membantu Kolombia dengan melakukan;

 Meminta para diplomat untuk mengatakan dengan jelas bahwa prioritaskan ancaman dan masalah pembunuhan harus dihentikan.

 Memberikan pelindungan fisik bagi para pemimpin yang terancam melalui Unit Perlindungan dalam Negeri dan melakukan perlindungan pada setiap poin-poin yang sudah disepakati pada perjanjian perdamaian.

(40)

 Mendukung pada unit kejaksaan dan investigasi dalam mengidentifikasi kasus sampai tuntas.

 Menunjukan dukungan diplomatik kepada para pemimpim organisasi dan masyarakat sipil dan mendukung apa yang mereka lakukan, (Isacson, 2018).

Tetapi pada September 2017, Presiden Donald Trump mengeluarkan peringatan pada pemerintah Kolombia agar meningkatkan dan memperhatikan lagi upaya pemberantasan kokain, Trump menilai bahwa Kolombia gagal dalam menangani masalah itu. Menjelang tiga minggu kemudian Kolombia segera dengan cepat mengatasi masalah tersebut, dilihat dari ketika polisi Kolombia menembaki sekelompok petani koka yang melakukan protes,dan menewaskan 8 korban dan lebih dari 50 orang terluka, (Ethics, 2018). Dengan melihat hal itu tentunya bisa dinilai bahwa bertentangan dengan nilai dan norma-norma hak asasi manusia yang dimana hal itu menjadi bagian yang penting dalam kesepakatan perjanjian perdamaian ini. Presiden Trump dengan mementingkan kepentingan tentang Perang Melawan Narkoba ‘War on Drugs’, dia berani mengorbankan apa yang telah menjadi nilai-nilai Amerika Serikat yang sangat kontras dengan keseimbangan keadilan dan perdamaian yang stabil pada saat era pemerintahan Obama. Bahkan dalam kebijakannya yang dikeluarkan yaitu kebijakan “America First” yang melepaskan kewajiban hak asasi manusia, tentunya hal ini menjadikan kesepakatan perjanjian perdamaian berada dalam posisi yang genting, (Ethics, 2018). Disini kita bisa lihat bahwa dimana adanya perbedaan implementasi terkait bantuan Amerika Serikat pada era Obama dengan era Trump walaupun ada beberapa kesepakatan yang tetap menjadi prioritas seperti pembangunan pedesaan, namun tetapi arah tujuan kepentingan Amerika Serikat pada era Trump lebih berfokus pada perang melawan narkoba, dengan dibawah kebijakan “America First” lebih mengancam stabilitas kesepakatan perjanjian perdamaian yang sudah disetujui. Dalam konsep kepentingan

(41)

nasional kita bisa mengetahui bahwa kepentingan bisa dilihat di berbagai sektor yang menjadi bagian terpenting untuk mendorong mencapai tujuan dari kepentingannya, hal ini juga dikatakan oleh Donald E. Nuechterlein, dia berpendapat bahwa kepentingan nasional dapat digambarkan dari sektor ekonomi dan pertahanan negara, (NUECHTERLEIN, 1976).

A. Perekonomian Amerika Serikat dan Kolombia dalam proses perdamaian

Amerika Serikat dalam kepentingan nasional terkait ekonomi negaranya, dapat dilihat dari pada saat pidato pengukuhan Presiden Donald Trump dia mengatakan bahwa dibawah kebijakan America First, Amerika Serikat akan memprioritaskan kepentingan nasionalnya diatas segala hal lainnya,walaupun pada saat pidatonya di KTT APEC di vietnam, Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak mau di manfaatkan lagi, (Putri, 2019). Dan ketika pada Mei 2017 dalam persoalan melanjutkan bantuan terhadap proses perdamaian di Kolombia, dalam hal ini Presiden Trump tetap mempertahankan komitmen dari apa yang di lakukan oleh masa pemerintahan Obama dengan mengeluarkan bantuan sebesar $ 450 juta untuk proses perdamaian Kolombia, tetapi pada 2018 terjadi pengurangan bantuan sekitar 21% dalam membantu proses perdamaian tersebut, (Ethics, 2018). Terhitung pada tahun 2017 sampai tahun 2018, pemerintahan Amerika Serikat memberikat bantuan sekitar $900 juta kepada Kolombia, yang masih dibagi secara kasar antara bantuan kepada keamanan atau terhadap prioritas pada Kontra-narkotika dan bantuan untuk mendukung implementasi kesepakatan ekonomi dan perdamaian, (Isacson, 2018)

Kabar baiknya bahwa negara Kolombia tidak terdampak dari embargo Amerika Serikat, yang menjadikan negara Kolombia masih menerima bantuan luar negeri dari Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan hubungan bilateral Amerika Serika dan Kolombia masih

(42)

berjalan dengan baik. Negara Kolombia menjadi mitra dagang yang penting bagi Amerika Serikat ketika pada Perjanjian Perdagangan Kolombia-AS (CTPA) 2012, yang dimana dalam program itu telah meningkatkan pertumbuhan ekonomi, peluang kerja,meningkatkan lingkungan investasi dan menghilangkan tarif dan hambatan lain untuk ekspor ke Amerika Serikat dan perdagangan timbal balik, (STATE, 2020). Ekspor negara Kolombia kepada negara Amerika Serikat sekitar US $ 12.27 Miliar terhitung pada tahun 2019, menurut database COMTRADE PBB tentang perdagangan internasional, (ECONOMICS, 2021). Ekspor negara Kolombia yaitu berupa seperti Minyak mentah dan briket batubara,Kopi dan Rempah-rempah,Permata dan Logam mulia,Plastik,Pohon hidup dan bunga potong,Buah dan kacang,Baja dan Besi,Kendaraan,Lilin dan Minyak hewani dan Nabati serta Gula dan penangan, (bogotapost, 2019). Dan pada Impor negara Kolombia dari Amerika Serika berupa alat mesin elektronik, Kendaraan, Perbaiki bahan bakar, produk Plastik, bahan kimia,Farmasi,besi dan baja,sereal dan biji-bijian,instrumen media serta teknisi medis, (bogotapost, 2019). Jumlah dari impor Kolombia dari Amerika Serikat sekitar US $ 436 milliar pada tahun 2019, (ECONOMICS, 2021).

Ekonomi negara Kolombia pada saat Presiden Santos pada Agustus 2010, ekonomi Kolombia yang dimana ekonomi kolombia sebelimnya dinilai hampir gagal dalam satu dekade dalam perekonomiannya dan berubah menjadi pendapatan ekonomi yang berubah secara dinamis dan masa depan yang yang sejahterah dalam perekonomian negaranya. Setalah dimana bertahun-tahun Kolombia bisa mengatasi masalah keamanannya baik dalam internal maupun luar negeri, dan telah melakukan diversifikasi ke berbagai bidang seperti pada pertumbunhan ekonomi, membuat lapangan kerja,sains dan teknologi, pendidikam,perdagangan dan mitigasi perubahan iklim. Hal ini membuat PDB per kapita

(43)

negara Kolombia meningkat dari US $ 3,417 di tahun 2005 naik menjadi US $ 7.236 di tahun 2011 dan hal itu menjadi negara Kolombia diberikan peringkat investasi yang tinggi, (Constain, 2011). Ketika pada masa jabatan Presiden Ivan Duque Marquez yang memulai masa jabatannya pada 7 Agustus 2018, yang dimana dalam masa kepemimpinya adalah legalitas pada kewirausahaan dan kesetaraan dengan didorong dalam hal infrastruktur,kelestarian lingkungan dan inovasi. Pada saat itu negara Kolombia menjadi salah satu negara dengan ketimpangan pendapatan dan informalitas pasar tenaga kerja yang tinggi di kawasan Amerika Latin. Setelah melambat menjadi 1,4% pada tahun 2017 dalam perekonomian negaranya tetapi pada tahun 2019 meningkat naik menjadi 3,3% yang didorong oleh komsumsi swasta yang kuat dan investasi yang lebih kuat, (Colombia, 2020). Negara Kolombia mendapat investasi terhitung besar berasal dari Amerika Serikat, hal ini dibisa dilihat bahwa Amerika Serikat menjadi negara yang menjadi investor terbesar kepada Kolombia dengan Akumulasi investasi asing dengan senilai US $ 39,19 miliar dari tahun 2000 sampai 2019, menurut bank sentral. Menurut lembaga ProColombia, lebih dari 500 perusahaan dari Amerika Serikat yang beroperasi di Kolombia, yang dimana berfokus pada sektor-sektor pada manufaktur,agribisnis,bahan kimia dan ilmu kehidupan,industri 4.0, produksi pakaian, serta bisnis dan layanan keuangan, (States, 2020). Dalam hal ini penulis kemudian melihat bahwa secara ekonomi Amerika Serikat dan Kolombia adanya keuntungan dalam ekspor impor dari kedua negara tersebut yang berpeluang bisa meningkatkan nilai ekonomi terhadap kedua negara tersebut, yang dimana stabilitas ekonomi Kolombia yang pernah turun pada saat konflik internal yang terjadi di negaranya. Dalam hal ini pemerintahan Amerika Serikat kedutaan besar Amerika Serikat di Bogota,Kolombia yaitu Badan Pembangunan Internasional (USAID),Amerika Serikat melakukan program untuk menangani

(44)

masalah ekonomi Kolombia. Peran dari USAID yaitu mendukung upaya negara Kolombia dari konflik untuk menuju perdamaian yang tahan lama. Transisi menuju perdamaian menuntut kolombia untuk mengatasi masalah yg terletak di wilayah pusat konflik dan memicu ekonomi pedesaan ilegal dari perdagangan narkoba,pemerasan,penembangan ilegal. Dalam hal ini peran usaid akan terus menjadi mitra penting di kolombia dengan tujuannya salah satunya yaitu, meningkatkan kondisi pertumbuhan ekonomi pedesaan. Dalam transisi menuju perdamaian yang berkelanjutan akan menuntut kolombia mengatasi ketidakadilan sosial ekonomi yang sudah terjadi lama. Dalam hal ini untuk memperbaiki kondisi keamanan pedesaan tidak efektif maka dari itu penduduk pedesaan harus melihat masa depa ekonomi dalam perekonomian yang sejahterah, meskipun PDB kolombia dinilai meningkat sebesar 4,4% selama lima tahun. Pada saat perjanjian kolombia di sepakati, USAID telah berkomitmen untuk membantu pemerintah kolombia untuk menciptakan prasyarat untuk ekonomi pedesaan yang dinamis dengan tiga sektor bantuan yaitu,petama,akan membantu kementerian pertanian dalam hal mengembalikan hak tanah kepada pemiliknya yang telah di rampas oleh kelompok FARC ketika konflik terjadi termasuk hak kolektif masyarakat adat dan afro-kolombia. Bantuan USAID ini membantu memodernisasi sistem kadaster yang memungkinkan pemerintah Kolombia untuk menjaga kepemilikan tanah yang akurat dan juga informasi kepemilikan. Prasyarat pertama yaitu, untuk menjamin hak milik warga negara, yang kedua, membantu meningkatkan investasi publik dan swasta yang lebih besar di wilayah pedesaan. Dalam hal ini USAID membantu pemerintah Kolombia untuk memperkuat kapasitas pemerintah daerah untuk berdaing dan kemudian mengelola dana masyarakat publik Kolombia yang tersedia untuk proyek infrastruktur produktif dan termasuk infrastruktur jalan, (Colombia U. E., 2021).

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu aspek yang ditinjau dalam studi kelayakan adalah bahwa proyek tersebut memiliki nilai manfaat yang lebih besar dari biaya, untuk itu dilakukan analisis ekonomi

Sejak perolehan informasi memerlukan biaya, dan investor tidak dapat mengharapkan untuk melawan pasar ketika harga pasar telah menggambarkan informasi yang telah

Beberapa pokok masalah yang menjadi pokok kajian dalam penelitian adalah penerapan metode, perbedaan metode Tartila dan Iqro’. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Hasil penelitian menunjukkan ditemukan keragaman pada keragaan mutan- mutan ubi kayu generasi M1V2 yaitu pada peubah tinggi tanaman, tinggi ke cabang, jumlah cabang,

Dari Gambar 8 terlihat bahwa nilai tertinggi didapatkan pada stasiun E, dimana pada stasiun ini terdapat banyak penambang emas yang beroperasi, selain itu adanya

ketentuan tersebut, menunjukan penguasa dalam hal ini pemerintah dan juga dewan pers berupaya untuk memberikan jaminan kebebasan dari intervensi dari pihak

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh (positif atau negatif) dan seberapa besar pengaruh faktor-faktor (curahan waktu kerja dan

Oleh karena itu, dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pemahaman isu-isu kritis lingkungan (X) dengan perspektif global (Y). Dari hasil