• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kolombia dan Amerika Serikat dalam proses perdamaian

Negara Kolombia adalah sekutu utama dari Amerika Serikat di wilayah tersebut. Dengan hubungan diplomatik yang dimulai pada abad ke 19 setelah Kolombia merdeka dari Spanyol. Amerika Serikat dan Kolombia menjalin Kemitraan yang sangat erat yang berfokus pada Counternarcotics,kemudian Kontra-terorrisme dan sebuah program Colombia Plan sebagai dasar dari kerjasama tersebut. Yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan,hak asasi manusia,perdagangan,keamanan regional mulai dari tahun 2000 hingga 2016, (Beittel, 2019) Negara Kolombia adalah salah satu contoh terkuat dari efek transformatif dari keterlibatan Amerika Serikat. keamanan dan bantuan ekonomi Amerika Serikat telah membantu negara Kolombia dari negara yang terjadi konflik berkepanjangan menjadi sekutu strategis dan mitra ekonomi oleh Amerika serikat. pada tahun 2000, Amerika Serikat melakukan kerjasama yang disebut “Plan Colombia” untuk memberikan bantuan keamanan dan pembangunan ekonomi dan memerangi narkoba, (Coalition, 2017).

Bantuan yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dengan Kebijakan-kebijakan asing. Dimulai dengan kebijakan asing yang dikeluarkan Amerika Serikat di era Presiden Clinton, yang berkerjasama dengan berfokus pada bantuan asing dan operasi militer. Bantuan asing yang di berikan pada saat itu senilai 40,5 juta dolar, dan dilanjutkan dengan membuat strategi Colombia Plan.Kemudian pada saat saat era pemerintahan George W,Bush, bantuan asing yang berikan Amerika Serikat pada saat itu sebesar 7,7 milyar dolar dalam membiayai program Colombia Plan yang dilanjutkan tersebut. akan tetapi Kolombia masih belum bisa melawan kelompok FARC dengan secara efektif., (Kartikasari, 2019). Dan kemudian Pada tahun 2008 strategi Colombia Plan diubah kembali, pada saat pemerintahan Amerika Serikat di duduki oleh Obama melihat implementasi program Colombia Plan ini tidak berjalan

dengan seimbang dikarenakan bantuan kebanyakan hanya berfokus pada bidang keamanan saja tidak merata pada bidang pengembangan sosial dan ekonomi. Dari tahun 2008 bantuan asing yang di berikan oleh Amerika Serika kepada Kolombia semakin menurun dikarenakan adanya pengetatam anggaran bantuan asing. Ketika pada saat Presiden Kolombia yaitu Presiden Santos melakukan kunjungan untuk bertemu Presiden obama dengan tujuan untuk merayakan 15 tahun kerjasama dalam implemtasi Colombia Plan. Kemudian pada saat itu Presiden Obama dalam pidatonya dia mengumumkan program kerjasama baru yang dinamai Peace Colombia (Paz Colombia), (Kartikasari, 2019). Pada bulan Februari 2016, Presiden Obama dan Presiden Kolombia Juan Manuel Santos bertemu di Gedung Putih dalam pertemuan Oval Office dan peringatan 15 tahun kerjasama bilateral antara Amerika Serikat dan Kolombia melalui program Colombia Plan. Dengan keberhasilan Colombia, hubungan antara Amerika Serikat dan Kolombia semakin luas dan menjadi sebuah dasar kolaborasi di bidang baru dan menjadi kepentingan bersama. Dalam mendukung perdamaian dan kesejahteraan di negara Kolombia Bantuan Amerika Serikat dalam program Colombia plan berperan sangat penting untuk kesejahteraan negara Kolombia dan masyarakatnya serta keamanan negara Kolombia, (House, 2016).

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada saat peristiwa yang sangat bersejarah terjadi yang telah mengubah mengubah kehidupan sosial masyarakat Kolombia dengan terjadinya Perjanjian Akhir untuk Mengakhiri Konflik Bersenjata dan Membangun Perdamaian yang Stabil dan Abadi. Perjanjian ini di tanda tangan pada 24 November 2016, (Tejedor-Estupiñan, 2020). Persetujuan ini adalah hal yang sangat penting untuk penyelesaian konflik kekerasan di Kolombia maupun di dunia, (Herbolzheimer, 2016). Keberhasilan dalam proses perjanjian perdamaian dengan tujuan untuk mengatasi masalah teroris dan narkoba di Kolombia tidak terlepas dari bantuan yang diberikan oleh negara Amerika Serikat, dalam hal ini Amerika Serikat bisa dikatakan berperan aktif untuk mengatasi masalah tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan kebijakan-kebijakan yang dilakukan Amerika Serikat kepada Kolombia seperti kebijakan War on Drugs yang dilakukan oleh Amerika Serikat di era Clinton yang berupa bantuan yang dinamai Colombia Plan. Bantuan ini berupa dana maupun bantuan militer, (S., 2016).

Hal ini ditulis pada penelitian dari Prettya Nur Kartikasari dengan judul “Pengaruh Politik

Luar Negeri Amerika Serikat pada Masa PemerintahanObama dalam Proses Negosiasi antara Kolombia dengan FARC” (2016:5-6),dia menjelaskan kebijakan ini berjalan terus sampai

dengan masa periode masa pemerintahan George W. Bush sampai dengan masa jabatan Barack Obama, tetapi ada perubahan perubahan gagasan terkait kebijakan dan kepentingan pada setiap periode masa pemerintahan. Dapat dilihat dari pada masa jabatan Presiden Bush dalam bantuan luar terkait program Colombia Plan dia memberikan 7,7 milyar dan mengeluarkan kebijakan “Narco-terrorism” yang dimana berfokus pada peningkatan militer dan polisi lokal Kolombia. Tetapi hal itu masih gagal dan tidak berjalan dengan lancar. Ketika pada masa periode

pemerintahan Barack Obama dengan melakukan program Colombia Plan, dia mengubah gagasan kebijakannya dengan bantuannya lebih berfokus pada pembangunan pedesaan dan lebih ke nilai sosial untuk mensejahterahkan rakyat lokal di Kolombia, (Kartikasari, 2019).

Hal ini pun berhasil sampai tercapai perjanjian perdamaian antara pemerintah Kolombia dan kelompok FARC pada November 2016 dan Goals dari perjanjian ini di tahun 2021. Setelah menjelang kesepakatan perjanjian itu, tentunya hubungan antara Amerika Serikat dan Kolombia terus berjalan dalam proses dengan tercapai perdamaian ini. Ketika pergantian masa jabatan dari masa jabatan Obama dengan di ganti oleh Donald Trump, Trump mengerahkan diplomasi Amerika Serikat untuk menekankan kepada Kolombia dengan dimana kepentingan Amerika Serikat lebih berfokus pada mencegah penyebaran kokain, (Ethics, 2018). Dengan melihat hal itu tentunya terdapat sedikit perbedaan implementasi dan kebijakan serta kepentingan yang terjadi dalam bantuan luar negeri yang di lakukan oleh Amerika Serikat pada masa jabatan pemerintahan Donald Trump.

Pada tahun 2017 sampai tahun 2018, pemerintahan Amerika Serikat memberikat bantuan sekitar $900 juta kepada Kolombia, yang masih dibagi secara kasar antara bantuan kepada keamanan atau terhadap prioritas pada Kontra-narkotika dan bantuan untuk mendukung implementasi kesepakatan ekonomi dan perdamaian, (Isacson, 2018). Amerika Serikat juga membantu Kolombia dengan melakukan;

 Meminta para diplomat untuk mengatakan dengan jelas bahwa prioritaskan ancaman dan masalah pembunuhan harus dihentikan.

 Memberikan pelindungan fisik bagi para pemimpin yang terancam melalui Unit Perlindungan dalam Negeri dan melakukan perlindungan pada setiap poin-poin yang sudah disepakati pada perjanjian perdamaian.

 Mendukung pada unit kejaksaan dan investigasi dalam mengidentifikasi kasus sampai tuntas.

 Menunjukan dukungan diplomatik kepada para pemimpim organisasi dan masyarakat sipil dan mendukung apa yang mereka lakukan, (Isacson, 2018).

Tetapi pada September 2017, Presiden Donald Trump mengeluarkan peringatan pada pemerintah Kolombia agar meningkatkan dan memperhatikan lagi upaya pemberantasan kokain, Trump menilai bahwa Kolombia gagal dalam menangani masalah itu. Menjelang tiga minggu kemudian Kolombia segera dengan cepat mengatasi masalah tersebut, dilihat dari ketika polisi Kolombia menembaki sekelompok petani koka yang melakukan protes,dan menewaskan 8 korban dan lebih dari 50 orang terluka, (Ethics, 2018). Dengan melihat hal itu tentunya bisa dinilai bahwa bertentangan dengan nilai dan norma-norma hak asasi manusia yang dimana hal itu menjadi bagian yang penting dalam kesepakatan perjanjian perdamaian ini. Presiden Trump dengan mementingkan kepentingan tentang Perang Melawan Narkoba ‘War on Drugs’, dia berani mengorbankan apa yang telah menjadi nilai-nilai Amerika Serikat yang sangat kontras dengan keseimbangan keadilan dan perdamaian yang stabil pada saat era pemerintahan Obama. Bahkan dalam kebijakannya yang dikeluarkan yaitu kebijakan “America First” yang melepaskan kewajiban hak asasi manusia, tentunya hal ini menjadikan kesepakatan perjanjian perdamaian berada dalam posisi yang genting, (Ethics, 2018). Disini kita bisa lihat bahwa dimana adanya perbedaan implementasi terkait bantuan Amerika Serikat pada era Obama dengan era Trump walaupun ada beberapa kesepakatan yang tetap menjadi prioritas seperti pembangunan pedesaan, namun tetapi arah tujuan kepentingan Amerika Serikat pada era Trump lebih berfokus pada perang melawan narkoba, dengan dibawah kebijakan “America First” lebih mengancam stabilitas kesepakatan perjanjian perdamaian yang sudah disetujui. Dalam konsep kepentingan

nasional kita bisa mengetahui bahwa kepentingan bisa dilihat di berbagai sektor yang menjadi bagian terpenting untuk mendorong mencapai tujuan dari kepentingannya, hal ini juga dikatakan oleh Donald E. Nuechterlein, dia berpendapat bahwa kepentingan nasional dapat digambarkan dari sektor ekonomi dan pertahanan negara, (NUECHTERLEIN, 1976).

Dokumen terkait