BAB III
RENCANA PENGEMBANGAN WILAYAH
3.1. Arahan Rencana Kawasan Andalan di Jawa Barat Bagian Selatan
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), wilayah Jawa Barat bagian Selatan
termasuk dalam beberapa Kawasan Andalan sebagai berikut:
a. Kawasan Andalan Sukabumi dan sekitarnya, dengan sektor unggulan perikanan,
pertanian, pariwisata dan perkebunan; dan
b. Kawasan Andalan Priangan Timur-Pangandaran, dengan sektor unggulan pertanian,
industri, perkebunan, pariwisata dan perikanan.
3.2. Arahan Rencana Wilayah Pengembangan (WP) di Jawa Barat Bagian Selatan
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat 2009-2029,
wilayah Jawa Barat bagian Selatan termasuk ke dalam dua Wilayah Pengembangan yaitu:
a. WP Priangan Timur-Pangandaran sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Priangan
Timur-Pangandaran dengan kesetaraan fungsi dan peran kawasan di KSN Pacangsanak
(Pangandaran-Kalipucang-Segara Anakan) yang antisipatif terhadap perkembangan
pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kabupaten Garut, Kabupaten Tasikmalaya,
Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kota Banjar; dan
b. WP Sukabumi dan sekitarnya sebagai penjabaran dari Kawasan Andalan Sukabumi yang
antisipatif terhadap perkembangan pembangunan wilayah perbatasan, meliputi Kota
Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, dan sebagian wilayah di Kabupaten Cianjur.
Arahan pengembangan untuk masing-masing Wilayah Pengembangan (WP) ini adalah
sebagai berikut :
a. WP Priangan Timur-Pangandaran
Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Priangan Timur-Pangandaran
meliputi pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan,
industri kerajinan dan pertambangan mineral.
Fokus pengembangan masing-masing kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan pada WP
Priangan Timur-Pangandaran ini, meliputi :
1. Kabupaten Garut, diarahkan untuk kegiatan dan industri pengolahan pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, wisata alam dan minat khusus,
serta kegiatan pertambangan mineral logam dan non-logam serta pengembangan
sarana dan prasarana yang terintegrasi, serta kegiatan wisata minat khusus di PKWp
Rancabuaya;
2.
Kabupaten Tasikmalaya, diarahkan untuk kegiatan pertanian, perkebunan,
kehutanan, peternakan, agroindustri, perikanan dan industri pengolahan perikanan,
pusat pengembangan industri kerajinan, wisata alam, serta kegiatan pertambangan
mineral logam dan non-logam;
3.
Kabupaten Ciamis, diarahkan untuk kegiatan dan industri pengolahan pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, wisata pantai, serta kegiatan
pertambangan mineral non-logam serta penyediaan sarana dan prasarana PKW
Pangandaran yang terintegrasi serta pengembangan PKNp Pangandaran sebagai
daerah tujuan wisata nasional dan internasional.
b. WP Sukabumi dan sekitarnya
Sektor unggulan yang dapat dikembangkan di WP Sukabumi dan sekitarnya, meliputi
peternakan, pertanian, perkebunan, perikanan tangkap, pariwisata, industri pengolahan
dan bisnis kelautan, serta pertambangan mineral. Fokus pengembangan masing-masing
kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan pada WP Sukabumi dan sekitarnya ini,
meliputi :
1. Kabupaten Sukabumi, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pengembangan
kawasan penggembalaan umum ternak ruminansia, wisata pantai, wisata agro,
wisata minat khusus, industri non-polutif dan tidak mengganggu resapan air,
perdagangan dan jasa yang mendukung fungsi PKW Palabuhanratu dan simpul
layanan wilayah sekitarnya, pengembangan wilayah pesisir selatan melalui
pengembangan wisata pantai dan minat khusus serta perikanan tangkap, serta
pertambangan mineral logam dan non-logam serta pengembangan sarana dan
prasarana yang terintegrasi yang diarahkan untuk kegiatan bisnis kelautan skala
nasional dan internasional di PKNp Palabuhanratu; dan
2. Kabupaten Cianjur, diarahkan untuk pengembangan agribisnis, pertanian,
perkebunan, kehutanan, pengembangan kawasan penggembalaan umum ternak
ruminansia, wisata agro, wisata alam, industri kreatif, pengembangan wilayah
pesisir untuk perikanan tangkap, wisata minat khusus, serta pertambangan mineral
logam dan non-logam.
3.3. Rencana Pengembangan Wilayah Jawa Barat Bagian Selatan
Wilayah Jawa Barat bagian Selatan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa
Barat 2009-2029, diarahkan dengan kebijakan pembatasan pengembangan wilayah.
Strategi untuk kebijakan tersebut, meliputi:
2. meningkatkan produktivitas lahan dan aktivitas budidaya secara optimal dengan tetap
memperhatikan fungsi lindung yang telah ditetapkan;
3. meningkatkan akses menuju dan ke luar kawasan;
4. meningkatkan sarana dan prasarana permukiman terutama di wilayah perbatasan;
5. meningkatkan koordinasi dan kerjasama antar provinsi dalam mewujudkan kesetaraan
peran dan fungsi di KSN; dan
6. mengembangkan mekanisme pembagian peran (role sharing) terutama dengan provinsi
yang berbatasan dalam pengelolaan kawasan lindung berbasis DAS.
Wilayah Jawa Barat bagian Selatan dikembangkan dengan menerapkan prinsip koridor
ekonomi yang pada intinya merupakan wilayah yang terdiri dari simpul-simpul pusat
kegiatan ekonomi (pusat pelayanan jasa dan simpul transportasi) dan pusat
pengembangan komoditas yang dihubungkan dengan jaringan infrastruktur untuk
memperlancar mobilisasi barang dan orang baik dari arah Timur-Barat maupun
Utara-Selatan. Pusat kegiatan ekonomi di wilayah Jawa Barat bagian Selatan adalah pusat-pusat
permukiman sebagaimana ditetapkan dalam Perda No. 22 Tahun 2010 tentang RTRWP
Jawa Barat yaitu :
1. Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp) Palabuhanratu,
2. PKNp Pangandaran,
3. Pusat Kegiatan Wilayah Provinsi (PKWp) Rancabuaya,
4. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) Jampangkulon, PKL Sagaranten, PKL Sindangbarang,
PKL Pameungpeuk, PKL Cijulang
Dalam pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan dibagi menjadi 14 Satuan
Wilayah Pengembangan (SWP). Dasar pertimbangan dalam penentuan SWP
pengembangan adalah:
a. arahan/kebijakan pemanfaatan ruang yang ditetapkan dalam RTRWN, RTRWP Jawa
Barat maupun pada setiap Kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan;
b. kondisi eksisting dan keseuaian penggunaan lahan;
c. struktur tata ruang yang terbentuk;
d. kesatuan sistem interaksi dan ketergantungan kegiatan fungsional harian;
e. penetapan komoditas-komoditas dan sector-sektor unggulan yang akan dikembangkan;
dan
f. ketersediaan sarana-prasarana penunjang, yaitu ketersediaan dan kualitas jalan
penghubung antar wilayah dan sarana perekonomian penunjang pusat koleksi-distribusi
komoditas.
Penentuan SWP pengembangan komoditas unggulan diharapkan dapat berperan sebagai
motor penggerak bagi pertumbuhan wilayah sekitarnya dan Jawa Barat bagian Selatan
pada umumnya. Berdasarkan hasil kajian terhadap pertimbangan di atas, maka ditetapkan
pembagian SWP sebagai berikut:
1. SWP Pangandaran, Parigi, Cijulang, Cimerak, Kalipucang, Sidamulih, Cigugur;
2. SWP Banjarsari, Padaherang, Pamarican, Langkaplancar, Mangunjaya, Purwadadi,
Lakbok;
3. SWP Cikalong, Cikatomas, Pancatengah;
4. SWP Karangnunggal, Bantarkalong, Cibalong, Bojongasih, Culamega, Parungponteng,
Cipatujah;
5. SWP Sodonghilir, Taraju, Bojonggambir;
6. SWP Cikajang, Pamulihan, Cisompet, Cihurip, Peundeuy, Singajaya, Banjarwangi,
Bungbulang, Pakenjeng;
7. SWP Pameungpeuk, Cibalong, Cikelet, Mekarmukti, Caringin;
8. SWP Cisewu, Talegong;
9. SWP Sindangbarang, Cikadu, Cibinong, Agrabinta, Cidaun, Naringgul, Leles;
10. SWP Sukanagara, Pagelaran, Pasirkuda, Tanggeung, Kadupandak, Takokak, Cijati;
11. SWP Sagaranten, Curugkembar, Cidadap, Cidolog, Pabuaran;
12. SWP Jampang Kulon, Cibitung, Surade, Ciemas, Waluran, Kalibunder, Tegalbuleud,
Ciracap;
13. SWP Jampang Tengah, Warungkiara, Lengkong, Purabaya, Nyalindung, Geger Bitung,
Cikembar; dan
Tabel 3.1
Satuan Wilayah Pengembangan (SWP) di Jawa Barat bagian Selatan
SWP Pusat Karakteristik Potensi
SWP Pangandaran : Pangandaran, Parigi, Cijulang, Cimerak, Kalipucang, Sidamulih, Cigugur
Pangandaran Merupakan SWP yang sebagian besar kawasannya adalah kawasan pesisir Pertanian (kelapa) Peternakan (sapi, domba)
Perikanan tangkap dan kelautan
ODTW unggulan wisata pantai SWP Banjarsari: Banjarsari, Padaherang, Pamarican, Langkaplancar, Mangunjaya, Purwadadi, Lakbok
Banjarsari Merupakan SWP yang seluruh wilayahnya di daratan dengan topografis yang bergelombang
Hutan produksi dan hutan rakyat (kayu jati, mahoni, sengon) Pertanian (kelapa, kopi,
kakao, holtikultura)
SWP Cikalong: Cikalong, Cikatomas, Pancatengah
Cikalong Sebagian wilayah terletak di wilayah pesisir,
sedangkan sisanya di wilayah daratan dengan topografi bergelombang
Peternakan (sapi potong)
Hutan rakyat (hasil kayu)
Perikanan tangkap dan kelautan SWP Karangnunggal: Karangnunggal, Bantarkalong, Cibalong, Bojongasih, Culamega, Parungponteng, Cipatujah
Karangnunggal Sebagian di wilayah pesisir dan sebagian di daratan Kehutanan (kayu mahoni, sengkon) Buah-buahan local (manggis, tomat, pisang)
Perikanan tangkap dan kelautan Penambangan pasir hitam SWP Songhilir: Sodonghilir, Taraju, Bojonggambir
Songhilir Seluruhnya merupakan kawasan daratan yang bergelombang
Kehutanan (kayu, mahoni, singon) Pertanian lahan kering
(kopi, manggis) SWP Cikajang: Cikajang, Pamulihan, Cisompet, Cihurip, Peundeuy, Singajaya, Banjarwangi, Bungbulang, Pakenjeng
Cikajang Seluruhnya merupakan kawasan daratan yang bergelombang
Perkebunan (the, kelapa)
Palawija dan sayuran Hutan (kayu)
SWP Pameungpeuk: Pameungpeuk,
Cibalong, Cikelet, Mekarmukti, Caringin
Pameungpeuk Sebagian besar merupakan kawasan pesisir Kehutanan (kayu Afrika, sengon) Perkebunan (kelapa, pisang) Perikanan tanggap Peternakan
SWP Pusat Karakteristik Potensi
ODTW unggulan wisata pantai
SWP Cisewu: Cisewu, Talegong
Cisewu Merupakan kawasan dataran yang bergelombag Perkebunan (kelapa) Palawija (jagung) SWP Sindangbarang: Sindangbarang, Cikadu, Cibinong, Agrabinta, Cidaun, Naringgul, Leles
Sindangbarang Sebagian merupakan kawasan pesisir
Peternakan (domba, sapi)
Perkebunan (kelapa) Perikanan tangkap dan
kelauatan
Tambang pasir hitam ODTW unggulan wisata
pantai SWP Sukanegara: Sukanagara, Pagelaran, Pasirkuda, Tanggeung, Kadupandak, Takokak, Cijati
Sukanegara Sebagian besar merupakan daratan bergelombang Kehutanan (kayu, mahoni, singon) Perkebunan teh Peternakan (sapi, domba) SWP Sagaranten: Sagaranten, Curugkembar, Cidadap, Cidolog, Pabuaran
Sagaranten Sebagian besar merupakan daratan bergelombang
Perternakan (sapi, domba)
Palawija (kacang tanah) Perkebunan (karet, salak) Kehutanan (kayu sengon) SWP Jampang Kulon: Jampang Kulon, Cibitung, Surade, Ciemas, Waluran, Kalibunder, Tegalbuleud, Ciracap
Jampang Kulon Sebagian merupakan kawasan pesisir
Palawija (kacang tanah, kedelai)
Peternakan (sapi , domba)
Perikanan tangkap dan kelautan Penangkaran penyu Wisata pantai Ujunggenteng Wisata petualangan SWP Jampang Tengah: Jampang Tengah, Warungkiara, Lengkong, Purabaya, Nyalindung, Geger Bitung, Cikembar
Jampang Tengah Sebagian besar merupakan daratan bergelombang
Peternakan (domba) Palawija (kacang tanah) Perkebunan karet dan
teh ODTW unggulan perkebunan teh SWP Pelabuhanratu: Pelabuhanratu, Cisolok, Cikakak, Simpenan, Cikidang, Bantargadung
Pelabuhanratu Sebagian besar merupakan kawasan pesisir
Perkebunan (karet, kelapa)
Peternakan (domba) Perikanan tangkap dan
kelautan
ODTW unggulan pantai, Goa Lalay, wisata petualangan
Tabel 3.2
Matriks Kebijakan Strategi dan Rencana Pengembangan Wilayah
Jawa Barat bagian Selatan
Kebijakan Strategi Rencana
Pengembangan Jawa Barat bagian Selatan dilakukan secara terintegrasi dan terkendali dengan mempertimbangkan
keberadaan kawasan lindung terutama kawasan rawan bencana
a. memanfaatkan kawasan budidaya secara optimal melalui pendayagunaan kembali lahan tidur serta potensi pesisir dan laut; dan
a. pencegahan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi lahan tidur; b. mendorong alih fungsi
lahan tidur di kawasan budidaya menjadi lahan pertanian produktif; b. memanfaatkan lahan secara
terbatas agar memiliki nilai ekonomis di kawasan lindung non hutan dengan tetap mempertahankan fungsi lindungnya.
c. pencegahan terjadinya alih fungsi lahan kawasan lindung menjadi kawasan budidaya;
d. penerapan aturan sempadan pantai sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku di sepanjang wilayah pesisir
Pengembangan Jawa Barat bagian Selatan difokuskan pada sektor prioritas berbasiskan potensi
sumberdaya lahan, pesisir dan laut
a. mengembangkan sektor pertanian dan perkebunan melalui pendayagunaan kembali lahan tidur;
a. pendayagunaan pemanfaatan kembali lahan tidur untuk kegiatan pertanian melalui
kerjasama dengan pihak pengelola
b. pengembangan komoditas unggulan pada lahan tidur; c. penyediaan teknologi
produksi tepat guna b. mengembangkan sektor
kehutanan melalui
pendayagunaan lahan hutan produksi dan hutan rakyat;
a. optimalisasi lahan hutan produksi dan hutan rakyat b. pengembangan kegiatan
agroforestry yang berkelanjutan
c. pengembangan sarana produksi dan distribusi c. mengarahkan kegiatan
pertambangan yang ramah lingkungan dan terkelola secara terintegrasi dan terkendali;
a. penetapan kawasan
lindung cagar alam geologi tidak boleh dijadikan lokasi penambangan; dan
Kebijakan Strategi Rencana
penambangan pasir besi dengan pemanfaatan kandungan yang lebih bernilai tambah
c. perehabilitasian kondisi lingkungan akibat kegiatan penambangan
d. pembentukan koperasi dan kelompok-kelompok
penambang yang berkoordinasi dengan Dinas energi dan Sumberdaya Mineral Provinsi Jawa Barat d. mengembangkan sektor
pesisir dan kelautan melalui peningkatan daya saing masyarakat pesisir;
a. pengembangan budidaya ikan di wilayah pesisir di Jawa Barat bagian Selatan; b. pengembangan
infrastruktur penunjang kegiatan penangkapan dan pengolahan hasil perikanan laut; dan
c. peningkatan kualitas SDM yang berkaitan dengan peningkatan keterampilan, pengetahuan dan teknologi produksi maupun distribusi hasil perikanan laut. e. mempertahankan bentang
alam dan pemandangan visual di kawasan pariwisata pantai.
a. pengembangan objek dan daya tarik wisata yang berakar pada alam, kearifan lokal dan budaya Jawa Barat bagian Selatan; dan
b. pemanfaatan aktivitas agroindustri dan industri kelautan sebagai objek wisata.
c. peningkatan keterlibatan masyarakat dalam
pengembangan pariwisata d. pengembangan pariwisata
di 3 KWU sesuai dengan rencana pengembangan pariwisata Jawa Barat dalam Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Daerah (RIPPDA) Jawa Barat
Kebijakan Strategi Rencana
pengembangan terbatas di sempadan pantai dari jalan lintas selatan ke arah pantai
f. penetapan area
pengembangan terbatas di sepanjang koridor utara-selatan
Pembangunan infrastruktur bersifat struktural, dengan mempertimbangkan kondisi fisik geografis yang rawan bencana dan pembangunan infrastruktur non struktural untuk meningkatkan dayadukung lingkungan
a. meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang
dilaksanakan melalui
peningkatan penyediaan dan peningkatan kualitas
infrastruktur dasar permukiman;
a. peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan
infrastruktur dasar (energi, air, sanitasi,
telekomunikasi)
b. menjamin pemerataan pelayanan infrastruktur dasar permukiman hingga kawasan perbatasan;
a. perluasan pelayanan air baku untuk aktivitas keseharian masyarakat dan prasarana irigasi dan pada kawasan pertanian, terutama pada pusat pengembangan komoditas unggulan;
b. pengembangan jaringan listrik PLN ke seluruh wilayah Jawa Barat bagian Selatan;
c. pengembangan jaringan telekomunikasi ke seluruh wilayah Jawa Barat bagian Selatan;
c. meningkatkan ketersediaan dan kualitas pelayanan infrastruktur pendukung kegiatan di perkotaan dan perdesaan;
a. penyelesaian
pembangunan jalan Trans Selatan, sehingga seluruh ruas Trans Selatan dari perbatasan Jawa Barat-Banten sampai perbatasan Jawa Barat-Jawa Tengah terhubungkan oleh jaringan jalan dengan kualitas yang baik;
b. peningkatan kualitas jalan pada ruas Utara-Selatan yang sudah ada;
c. peningkatan dan atau membangun jaringan jalan antara setiap pusat satuan pengembangan wilayah dengan pengembangan
Kebijakan Strategi Rencana komoditas unggulan dengan pusat kabupaten; d. peningkatan dan atau
membangun jaringan jalan antara pusat-pusat
permukiman dengan pusat kecamatan;
e. peningkatan kualitas jalan pada pusat-pusat produksi komoditas unggulan. f. pembangunan dan atau
peningkatan kualitas terminal di satuan wilayah pengembangan komoditas; a. pengoptimalan layanan
jaringan kereta api
eksisting yang sudah ada; b. pengoptimalan layanan
perhubungan udara eksisting yang sudah ada; dan
c. peningkatan kapasitas dan fungsi pelabuhan yang sudah ada bagi lalulintas orang dan komoditas unggulan Jawa Barat Selatan.
d. mengarahkan infrastruktur untuk pengembangan energi baru dan terbarukan yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam mikro hidro, panas bumi, tenaga surya, tenaga angin dan bioenergi secara
berkelanjutan, dengan memprioritaskan pemenuhan kebutuhan energi untuk masyakarat Jawa Barat bagian Selatan;
a. pengembangan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) atau geothermal atau solar cel dan pengembangan energi baru terbarukan lainnya
e. memprioritaskan
pengembangan infrastruktur yang memperhatikan
keterbatasan daya dukung dan daya tampung
lingkungan;
a. pembangunan infrastruktur wilayah dengan besaran dan skala pelayanan sesuai dengan keterbatasan daya dukung dan daya tampung lingkungan sekitarnya f. meningkatkan koordinasi dan
kerjasama antara Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Kabupaten di Jawa Barat
a. Pelaksanaan koordinasi antar Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan
Kebijakan Strategi Rencana bagian Selatan, antar
Pemerintah Kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan, antara Pemerintah Daerah, Pemerintah Kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan dan swasta dalam
mewujudkan penyediaan infrastruktur.
dalam pengembang infrastruktur
b. Pembangunan infrastruktur transportasi dan wilayah dengan melibatkan pihak swasta baik skala lokal maupun regional
Pengembangan pusat-pusat permukiman di wilayah Jawa Barat bagian Selatan diarahkan di Pusat Kegiatan Nasional Provinsi (PKNp), Pusat Kegiatan Wilayah Provinsi (PKWp) dan Pusat Kegiatan Lokal (PKL) perkotaan dan pedesaan sebagaimana diatur dalam rencana struktur ruang Rencana Tata Ruang dan Wilayah Provinsi Jawa Barat
a. memantapkan peran pusat-pusat permukiman sesuai arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat Tahun 2009-2029;
a. pengembangan sistem kota-desa yang sesuai dengan daya dukung dan daya tampung serta fungsi kegiatan dominannya; b. perintisan pembangunan
pusat komunitas secara terintegrasi dengan pengembangan potensi ekonomi di sepanjang koridor barat-timur
c. perwujudan terlaksananya peran WP serta KSP dalam mewujudkan pemerataan pertumbuhan wilayah dan sebaran penduduk
b. memenuhi kebutuhan pelayanan umum perkotaan yang ramah lingkungan;
d. peningkatan ketersediaan dan kualitas pelayanan prasarana serta fasilitas pendukung kegiatan perkotaan dan perdesaan pada WP
c. mempertimbangkan keterbatasan dayadukung dan dayatampung lingkungan dalam pengembangan pusat-pusat permukiman.
e. pengendalian
perkembangan sistem kota di wilayah selatan dengan tidak melebihi daya dukung dan daya tampungnya; Pengembangan wilayah Jawa
Barat bagian Selatan dilakukan dengan mengintegrasikan kearifan lokal dan melibatkan peranserta masyarakat
a. mengarahkan pengembangan kegiatan di Jawa Barat
bagian Selatan dalam kerangka kearifan lokal;
a. pengembangan kegiatan pariwisata dalam kerangka kearifan local
b. pengolahan hasil pertanian khas Jawa Barat bagian Selatan menjadi makanan atau obat-obatan
b. memelihara dan
memantapkan peran kearifan lokal yang dapat
mengakselerasi
pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan;
a. mempertahankan kearifan lokal yang bernilai tinggi pada jaman modern ini (bangunan tradisional, seni budaya, obat herbal
Kebijakan Strategi Rencana c. meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya integrasi kearifan lokal dalam pengembangan wilayah.
a. pelibatan masyarakat dalam aktivitas pengembangan agroindustri, industri kelautan dan pariwisata terpadu
Pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan difasilitasi oleh Pemerintah Daerah
bersama-sama dengan
Pemerintah Daerah Kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan
a. meningkatkan kerjasama antar Pemerintah Kabupaten di Jawa Barat bagian Selatan untuk mewujudkan tujuan pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan
a. pemberian insentif dan disinsentif terhadap Pemerintah Kabupaten terkait dengan
pengembangan wilayah Jawa Barat bagian Selatan b. memantapkan peran
Pemerintah Daerah dalam pengembangan wilayah melalui Lembaga Pengelola Wilayah Jawa Barat bagian Selatan.
b. perwujudan peran Pemerintah Daerah
dengan merancang bentuk Lembaga Pengelola
Wilayah Jawa Barat bagian Selatan