,/'
VoI.13
No.l
Juni
20ll
Efektivitas Model Belajar Fisika
66DemonstrasiInteraktif
Berbasis
Inkuiri,
Dalam
Illeningkatkan
Kemampuan
Berpikir Analitik Dan Kreafif
Mahasiswa Teknik
Konversi
Energi Politeknik
(I
Gede
Rasagama,Agos
Setiawan,
Liliasari
dan Hermagasantos Zein)Efektifitas Metode Belajar Fisika Tanpa
Rumus Pada Pembelajaran Sains
(Trapsilo Prihandono)Reductive
Amination
Of
Unsaturated
Aldehydes
Derived
From
D-Ribose
In
The
Presence
Of
Cyanoborohydride
(Nuriman)Penggunaan
Ionic Liquid
Berbasis
Kation
Imidazolium
Dalam
Reaksi Hidrolisis
Enzimatik
PadaXilan
(Ika Oktavianawati)Uji
Bioavailabilitas
Dan Bioekuivalensi
Obat
:.UrgensiDan
pedoman pelaksanaannya(Ema Rachmawati, Diana Holidah)
Pengukuran
Jarak
Dengan
Menggunakan
Ultrasonik
Berbasis Mikrokontroler
Atmega8535 (Misto, Bowo Eko, Masukaeri)ilfi
Algoritma-Algoritma
PendekatanBilangan
pi
(zr) (AriestaKartilia
Sari)Desain Benda
AksesorisAntonius Cahya P)
Bangunan Dengan Bantuan
Kurva
parametrik
(Kusno,Aplikasi
SistemBelajar Fundly
And
Community Based SchoolEducation
(Fcbse)Untuk
Menunjang
PemahamanKonsep
Dimensi Tiga
Di
Kelas
X
Sman
2
Jember
Nurcholif
DiahSri
Lestari)*
UJI BIOAVAILABILITAS
DAN
BIOEKUIVALENSI OBAT
:URGENSI
DAN
PEDOMAN
PELAKSANAANNYA
Ema Rachm aw atir2), Diana Holidahl 3)
Abstract:
Number
of
"me
too drugs"
circulating
in
Indonesia
mayprovide
adffirent
ffictiveness
becquseof
differencesin
bioavailability
due
to
dffirences
in
formulation and production process
of
the pharmaceutical industry.Bioavailability
and bioequivalency test needs to be done to ensure the quality andffictivity
of drugs. Testingis
done by con't'paring the levelsof
"metoo
drugs" and
"innovator
drugs" in
the blood/
urine
test subjects. Pharmacokinetic parametersof
blood
datathat
useful
in
determining
the
bioavailability
are
time
to
peakconcentrqtion
(t*,),
peak
concentration (Cmax)
and area under
the curve(AUC) For
determination usingurine
data, some parameters are the numberof
cumulativedrug
excretedin
urine (Du),
therate of drug
excretion
in
theurine
(dD"/dt) and timeof
maximum excretionof
drugs(t*).
Two
medicinal
products
are
bioequivalent
tf
they
arepharmaceutically equivalent
and
f
their
bioavailabilities
after administrationin
the samemolar
dose aresimilar
to such a degree thattheir
fficts,
with
respectto
bothfficacy
and safety,will
be essentiallythe satne
Keywords:
Bioavailability,
bioequivalency,effectivity,
pharmacokinetic,AUC
Pendahuluan
Obat
merupakan salahsatu
komponenpenting dalam
pelayanan kesehatan masyarakat. Ketersediaanobat baik jenis,
jumlah
dan kualitasnyamenjadi
faktor penting dalam pembangunan nasional khususnya dibidang kesehatan. Saatini
selain mendapatkanobat melalui
resep, masyarakatjuga
dapat melakukan swamedikasi terhadap penyakit ringan dengan obat-obat bebas dan bebas terbatas yang bisa dibeli di apotek (Anonim, 2006).Ketersediaan jenis dan jumlah obat di Indonesia sangat banyak. Ada sekitar 200
industri
farmasi
di
Indonesia,baik
perusahaan asing maupundalam negeri
yangmemicu
munculnya metoo
drug
ata.u obatcopy
(Darmansyah,2002). Banyaknya'')
Ema Rachmawati adalah staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Jember92 @Saintifika, Vol.l3 No.l hal.
9t-97
Juni20fiketersediaan me
too
drug
ini
harus mendapatkan perhatiandari
pemerintah, terkait dengan keamanan dan keefektifan obat saat digunakan pasien. Dalam halini,
menteri kesehatan telah mengeluarkan Permenkes No.1010 tahun 2008 tentang registrasi obat, dimanatelah
dijabarkan persyaratan kualitas, keamanan dankeefektifan
suatu obat sebelum diedarkan di masyarakat.Banyaknya me too
drug
atau obat copy dengan kandunganyang
sama namundiproduksi
oleh
industri farmasi yang
berbeda
bisa
jadi
mempunyai
berbedaefektivitasnya
(Anonim,
2005).
Dalam studi
biofarmasetikamenunjukkan
bahwaadanya perbedaan
formulasi
dan
proses produksi
obat
dapat
mempengaruhi ketersediaan obat dalamtubuh
sehinggajuga
berpengaruh terhadapefekivitas
obat tersebut (Shargel, 2005).Untuk
menjamin kesamaan efektivitas obat-obat tersebut, makaperlu
dilakukan pengujian terhadap ketersediaan hayati obat dalam tubuh ataudisebut
uji
bioavailabilitas dan
bioekuivalensi(BA/BE)
obat. Obat
copy
sebelumberedar dilakukan pengujian
BA/BE
untuk
mengetahui efektivitasnya jika
dibandingkan dengan
obat
inovatornya. Dengan dilakukannya pengujian
ini
diharapkan dokter sebagai tenaga medis yang meresepkan obat maupun masyarakat sebagai pengguna mendapatkan
jaminan
terhadapmutu
obatcopy
yang beredar diIndonesia
(Amril,
2006).Bioavailabilitas
Dan BioekuivalensiBioavailabilitas
atau
ketersediaanhayati
didefinisikan
sebagaijumlah
dan kecepatan zat al<tif obat tersebut mencapai sirkulasi sistemik,jumlah
obatdiukur
darikadar
dalam
daruh atauurin
dengan parameterfarmakokinetik
qrea
under
curve(AUC) yaitu
luas
di
bawah
kurva
obat
terhadap
wakhr (Anonim,
2004).Bioavailabilitas
obat dapat dinilai
dengan menggunakandrta
darah maupun data urin, tergantung pada tujuan studi, metode penetapan kadar obat maupun sifat produkobat yang
akan
diuji.
Parameterfarmakokinetik d,ata
darahyang
berguna pada penentuan bioavailabilitas antara lainwaktu
kadar puncak(t
*),
kadar puncak dalamdarah
(C*.*)
dan
AUC.
Untuk
penentuan menggunakan data
udn,
beberapa;i ::j ti ,ii i:i a ::]: i ra :i * t 'll ',j * .j ,* i .* .rS ,& & i* H
€
r*#
,E#
s
,,ffir# ffi # ffiffi
'ffi #&ffi
ffi
'ffiffi
ffi
,ffi
Ema R dkk: Uji bioavalabilitas dan bioekuivalensi ...
parameternya
adalahjumlah kumulatif
obatyang
diekskresi dalamurin (D,),
laju ekskresi obat dalamurin
(dDu/dt) dan waktu ekskresi maksimum obat(t-)
(Shargel, 20os).Bioavailabilitas dibedakan menjadi bioavailabilitas absolut
dan
relatif. Bioavailabilitas absolutdiukur
dengan membandingkanAUC
produk 'yang diberikan secaraoral
dengan intravena.
Sedangkanbioavailabilitas
relatif
diukur
dengan membandingkanAUC
suatu sediaan obat terhadap standar yang diketahui (Shargel, 2005).Istilah
bioekuivalensi berhubungan dengan istilah bioavailabilitas,yaitu
suatu respon terapetik yang ditetapkan dari suatu produk obat terhadap produk obat lainnya.Dua produk
obat
dikatakan bioekuivalensijika
keduanyadiberikan
dengan dosismolar yang
sama menghasilkan efek terapetik yang sama(Anonim,
2004; Shargel, 200s).Urgensi
DanKendala
Uji
BalBeTerhadap
Obat YangBeredar Di
Indonesia pemerintah telah memberikan peraturan registrasi obat sebelum obatdiijinkan
beredar
di
Indonesia. Berdasarkan PermenkesRI
no.
1010 tahun 2008,
tentang registrasi obat,telah diatur
beberapakriteria
obat sebelum mendapatkanijin
edar antaralain
memenuhi persy aratan khasiat dan keamanan serta sesuai dengan cara pembuatan obat yangbaik
(CPOB).Hal
ini
berlakubagi
semua obat yang nantinya beredardi
Indonesia baik obat yang diproduksidi
dalam negeri maupun obat impor' Evaluasiijin
edar akan dilakukan terhadap obat-obat yang mempunyai efek samping merugikan danjuga
terhadap obat yangtidak
memenuhi persyaratan ketersediaan hayati (Permenkes RI no. 1010,2008).Pelaksanaan
uji BA/BE di
Indonesia belum menjadi fokus terhadap pemberianijin
edar obat. Pemerintah dalam halini
badan pengawas obat dan makanan (BPOM) masih berfokus pada pemberlakuan persyaratan CPOB terhadap obat-obat yang akandiregistrasi.
Hal
ini
karena pelaksanaanuji ini
masih banyak
terkendala denganminimnya
sarana laboratorium independen yang melayaniuji BA/BE
dan mahalnya biaya(Amril,2006).
94 @Saintifika, Vol.l3 No.l
hal.
91- 9'7 Juni2011
Kewajiban
uji
BA/BE
ini
hendaknya
mendapatkan
perhatian
khusus pemerintah. Dengan adanya peraturan pemerintah terhadap kewajiban penggunaanobat generik
di
fasilitas
pelayanan kesehatan pemerintah,maka
sudah selayaknya kualitas dan efektivitas obat generik atau obatcopy
mempunyai standar yang tidakjauh
berbeda dengan
obat
inovatornya,
sehingga
dokter maripun
masyarakatmendapatkan
jaminan mutu
obat yangefektif
menyembuhkanpenyakit.
Selain itu, dalam menghadapi harmonisasiASEAN
di
bidang farmasi, produsen obat dituntut menjaga kualitas obat termasuk ketersediaan hayati obat.Untuk
itu
perlu
dilakukan serangkaian regulasi yang mewajibkanuji
BA/BE
terhadap produk obat dalam negeri agar tidak kalah bersaing dengan obat dari luar(Amril,2006).
Kriteria
Dan PedomanUji
Bioekuivalensi
Produk
obat yangmemerlukan pengujian in vivo
Uji
BA/BE
secarain
vivo
dapat
dilakukan
dengan
studi
bioekuivalensi farmakokinetik, studi farmakodinamik komparatif danuji
klinik
komparatif.Uji
ini
diperlukan bagi beberapa obat dengan kriteria sebagai berikut
(Anonim,
2004) :1.
Obat oral lepas cepat yang bekerja sistemik, yaitu apabilaa.
obat-obatyang termastk
critical
use
drugs
seperti
anti
TB,
antiretroviral, antimalaria,anti
bakteri dan sebagainya dimana obat-obatini
digunakan untuk mengobati penyakit serius dan dibutuhkan efek terapi yang pasti.b.
Obat dengan indeksterapi
sempit/ indeks keamanan sempit, seperti digoksin, fenitoin, obat-obat sitostatika.c.
Obat terbukti mempunyai masalah bioavailabilitasd.
Eksipien
obat
maupun cara produksi
obat
dapat
mempengamhibioavailabilitasnya.
2-
Obat non-oral dan non-parenteral yang dirancanguntuk
bekerja secara sistemik, misalnya transdermal, supositoria.Obat lepas lambat yang bekerja sistemik.
Obat non larutan yang diharapkan bekerja lokal.
':! it. J. 4. -:].1:] :.::i:!3i 16#;
Ema R dkk: Uji bioavalabilitas dan bioekuivalenst ''
Produk
obat yangmemerlukan
penguiian invitro
Beberapa
produk
obattidak perlu
dilakukanuji
BA/BE in vivo,
tetapi cukup melakukanuji in vitro
dengan metode disolusi terbanding.Kriteria
obat yang cukup melaluiuji
invitro
antara lain(Anonim,2004)
:1.
Obat-obat yang tidak memerlukanuji
in vivo2.
Produk
obatcopy yang
hanya berbeda kekuatan yangdiproduksi oleh
pabrik yang sama ditempat produksi yang sama :a.
Kopposisi
kualitatifnYa sama.b.
Rasio antarazat
aktif
dan zat'zat tambahannya Sama, atauuntuk
kadar zataktif
yang rendah (< 5%), rasio antara zat-zattambahannya sama.c. Uii
bioekivalensi
telah dilakukan
sedikitnya
pada salah satu
kekuatan(biasanya kekuatan
yang tertinggi, kecuali
untuk
alasan keamanandipilih
kekuatan yang lebih rendah).d.
Farmakokinetiknya linear pada kisaran dosis terapi.3.
produk
obat dengan perubahankecil
(minor)
dalamformulasi
atau pembuat-annya yang dilakukan setelah diberi izin pemasaran.obat-obat
yangtidak
memerlukan
pengujian bioekuivalensi1.
Produk obat copyuntuk penggunaan intravena.2.
produk obat copy untuk penggunaan parenteral lain (intramuskular, subkutan).3.
Produk obat
copy
berupa larutanuntuk
penggunaanoral
(sirup,
eliksir,
atau larutan bukan suspensi).Produk obat copy berupa bubuk unturk dilarutkan dan sebagai larutan. Produk obatcopy beruPa gas.
Produk obat copy larutan untuk tetes mata / telinga'
Pedoman
Uji
Ekuivalensi
Uji
bioekivalensi
merupakan sebuahuji
bioavailabilitas
komparatif
yang
dignnakanuntuk
membandingkanproduk
obatcopy
denganproduk
obat inovator,yaitu
dengan membandingkanprofil
kadar obat dalam darah atauurin
pada subyek95
4.
5.
w
€
-,*
.. .
i!-f#=,#
'.j{ i:€ ,'i** tl's j.€ .;*$ t# lffi 't;:1€ ..is-* 'r1,# ti3s itff '}I E H ,*E ,iffi :'s rffi IH$
rj.* ,!I & :+ 'l:,: i:ii r-:i.r: :: .ti: :: 9rl t''' :;r: :i:i
*
96 @Saintifika, Vol. 13 No. I
hal.
91- 91 luni 2011
manusia'
Untuk
itu
pelaksanaanuji
bioekuivalensi harusmengikuti
pedoman CaraUji Klinik
yangBaik
(cuKB)
dan harus loroskaji
etik (Anonim,2004).Dalam
uji
bioekuivalensi
standar obat pembanding hendaknyadipilih
dalamformulasi yang
memberikan
kadar paling
banyak dalam sistemik serta
dengan pemberianrute yang
sama,kecuali
diperlukanuntuk
melihatprofil
farmakokinetik tertentu (Shargel, 2005).Uji
bioekuivalensidilakukan
terhadap subyekyang
samauntuk menghilangkan variasi biologis antar subyek serta memperkecil
jumlah
subyekuji.
Pada umumnyauji
bioekuivalensi cukup dilakukan dengan dengan dosis tunggal, nanlun untuk obat-obat dengankinetik non-linier
perlu dilakukan sampai dosis tunak(Anonim,2004).
l.
SubyekUji
Subyek
uji
atau sukarelawanuji
bioekuivalensi diutamakan berbadan sehat, bisalaki-laki
maupun perempuan dengan indeks massa tubuh(IMT)
normal
antara 18-25, bukanperokok,
tidak memiliki
alergi
obat. Jumlah subyekminimal
12orang, namun pada umumnya dibutuhkan lg_24 orang.
2.
ProsedurSubyek
uji
harus dipuasakan 10jam
sebelum pemberian obat. pada pemberianobat, volume
air
minum
harus konstanyaitu
antara 150-200ml
yang
boleh diberikan kapan sajakecuali
I jam
sebelum dan2jam
sesudah pemberian obat. Sampel yang diambil biasanya adalah sampel darah, kecuali pada kondisi tertentu yang membutuhkan data urin.3.
Pengambilan Sampel DarahSampel darah harus
diambil
padawaktu-waktu
tertentu yang menggambarkan adanya proses absorbsi, distribusi dan eliminasi obat. Biasanyadiperlukan
l2-lg
titik
pengambilan sampel darah,yaitu
:.
I
sampel sebelum pemberian obat (t6)..
2-3 sampel sebelum kadar maksimal dalam darah (Cmax)..
4-6 sampel pada saat kadar maksimal(C.*).
I
5-8 sampel setelah kadar maksimal sampai sedikitnya 3x waktu paruh(1172). '!. .'! .:; ':::i t'f -:,} 'g ,!.€ ::3i :iS ..5* ,..
Ema R dkk: Uji bioavalabilitas dan bioekuivalenst..,
Kesimpulan
1. Persyaratan
uji
BA/BE
bagi produk
obatcopy
pentingdilakukan
dalam rangka penjaminan mutu dan efektivitas obat, serta meningkatkan daya saing global.2. Kewajiban
uji
BA/BE
bagi
produsen
perlu
diberlakukan
sebagai
upayapenjaminan mutu obat oleh
pemerintah-3.
Pedomanuji
BA/BE yang telah
dikeluarkanBPOM
bisa menjadi
acuan bagiprodusen
obatcopy
untuk
melakukan
pengujianproduknya,
sebagai jaminan kualitas obat terhadap konsumen.Daftar
PustakaAmril,
2a06.uji
BA/BE
Jamin mutuobat,
Majalah Farmasia.vol.
6 No. 7.Anonim.
2004. PedomanUji
Bioekuivalensi. Badan Pengawas Obat dan Makanan.Anonim,
2005. Guidelinesfor
bioavailability
and Bioequivalency Studies. Directorate General of Health ServicesMinistry
of Health&
Family Welfare of India.Anonim,
2006. Pedoman Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas. DepartemenKesehatan Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan
Klinik.
Darmansyah,
I,
2002.
R.asionalisasi
produk
obat yang
beredar.
http: //www. iwandarmansj ah.web.id.Peraturan Menteri Kesehatan Kesehatan (Permenkes)
No.
1010 tahun 2008 Tentang Registrasi Obat.Shargel L., Applied Biopharmasetics