• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN GRANUL GASTROMUKOADHESIF AMOKSISILLIN MENGGUNAKAN GUM ARAB, TRAGAKAN DAN GUM XANTHAN SERTA UJI PELEPASAN SECARA IN VITRO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGEMBANGAN GRANUL GASTROMUKOADHESIF AMOKSISILLIN MENGGUNAKAN GUM ARAB, TRAGAKAN DAN GUM XANTHAN SERTA UJI PELEPASAN SECARA IN VITRO"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

25

MENGGUNAKAN GUM ARAB, TRAGAKAN DAN GUM XANTHAN

SERTA UJI PELEPASAN SECARA IN VITRO

Ririn 1, Faisal Attamimi 2, Nurlina 1, dan Sulasmi An Nur 1

1

Fakultas Farmasi, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, email : ririnrays@gmail.com 2

Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar

ABSTRAK

Amoksisilin adalah salah satu antibiotik dari golongan β-laktam dan memiliki aktivitas spektrum luas dalam mengobatan berbagai infeksi mikroba, di antaranya Helicobacter pylori. Dalam penelitian ini amoksisilin trihidrat diformulasi menjadi granul mukoadesif untuk memperlama waktu tinggalnya di dalam lambung. Granul mucoadhesive dibuat dengan metode granulasi basah menggunakan gom arab, tragakan, dan gum xanthan sebagai polimer mukoadesif. Evaluasi granul dilakukan meliputi kecepatan alir, kadar air, kompressibilitas, wash-off test, dan uji pelepasan obat. Wash off test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh variasi konsentrasi dan kombinasi gom arab, tragakan, dan gom xanthan terhadap formula mucoadhesive. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua formula memenuhi persyaratan secara farmasetis, melepaskan zat aktif 100 % dalam waktu 3 jam dan bertahan selama 30 menit pada mukosa lambung.

Kata Kunci : gastromukoadesif, amoksisilin, tragakan, gum xanthan, granul

PENDAHULUAN

Amoksisilin merupakan salah satu anti-biotik golongan β-laktam dan berspekrum luas yang efektif mengobati berbagai macam infeksi yang disebabkan oleh mikroba, salah satunya ada-lah Helicobacter pylori. Amoksisilin merupakan antibiotik lini pertama untuk infeksi Helicobacter pylori, yang merupakan mikroba anaerob penye-bab infeksi pada lambung yang menyepenye-babkan berbagai kelainan seperti ulkus gastroduodenal, gastritis kronis aktif, serta gastritis atrofikan (1). Amoksisilin memiliki waktu paruh sekitar 1-1,5 jam dan bioavailabilitas yang rendah (2).

Untuk bekerja secara efektif dalam mem-bunuh Helicobacter pylori, maka amoksisilin harus memiliki konsentrasi yang efektif dan tinggal dalam waktu yang lama di dalam lambung. Oleh karena itu diperlukan perpanjangan ketersediaan agen lokal antibakteri agar dapat meningkatkan efektiv-itasnya dalam mengobati H. Pylori terkait tukak lambung (3).

Salah satu sistem penghantaran obat yang dapat meningkatkan bioavalabilitas amoksisillin adalah sistem mukoadesif atau Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS). Sistem muko-adesif melekat pada sel epitel lambung atau mucus dan memperluas retensi lambung dengan meningkatkan perlekatan dan durasi kontak antara GRDDS dan membrane biologi (4).

Beberapa polimer yang dapat digunakan sebagai polimer bioadhesif antara lain yang ber-asal dari alam seperti gum arab, tragakan dan

beberapa polimer alam lainnya (5). Polimer muko-adhesif dapat mengembang pada jaringan dan tersambung melalui ikatan silang yang menjamin polimer cukup terbasahi oleh mukus sehingga dapat berpenetrasi (6).

Sediaan gastromukoadesif dapat dibuat dalam bentuk, granul, kapsul, tablet matriks, pelet, dan mikrokapsul. Berdasarkan uraian di atas, maka akan dilakukan formulasi granul dan uji pelepasan amoksisilin menggunakan polimer gum arab, tragakan, dan gum xanthan dengan sistem mukoadhesif yang memiliki sifat farmaseutik yang baik.

METODE PENELITIAN Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan adalah alat uji desintegrasi (Labindia), alat uji disolusi (Labindia), ayakan no 10 dan 16 (MBT), oven (Memmert), pH meter (Eutech Instrument), spektrofotometer UV-VIS (Labindia), timbangan analitik (O-Hauss).

Bahan-bahan yang digunakan antara lain amoksisilin trihidrat baku (Kimia Farma), amoksi-silin trihidrat, etanol 96% , HCl pa (E-Merck), NaCl 0,9% (b/v), gum arab, gum xanthan, lem siano-akrilat, laktosa, lambung kambing, parafilm (Parafin film®), dan tragakan.

(2)

Formulasi Sediaan Granul Mukoadesif

Formulasi sediaan granul gastromukoade-sif menggunakan amoksisillin trihidrat, laktosa, gum arab, tragakan, gum xanthan, air suling dan alkohol. Granul gastromukoadesif dibuat dengan menggunakan metode granulasi basah dengan mencampurkan amoksisillin trihidrat, laktosa dan polimer kemudian ditambahkan dengan campuran air suling dan alkohol (1:1) sampai terbentuk massa granul basah. Massa granul diayak dengan ayakan 10 mesh dan dikeringkan dalam oven pada suhu 60 ⁰C selama 4 jam kemudian diayak dengan mesh 16, lalu dilakukan evaluasi

Evaluasi Granul Uji kadar air

Granul dalam keadaan basah ditimbang, dicatat bobotnya (Wo), lalu dikeringkan, kemudian ditimbang kembali, dan bobot keringnya dicatat sebagai (Wt). Kadar air dihitung dengan rumus :

%MC = (Wo-Wt)/Wt x 100%

Uji sifat alir dan sudut diam

Sebanyak 100 g granul dimasukkan ke dalam corong uji waktu alir. Penutup corong di-buka sehingga granul keluar dan ditampung pada bidang datar. Waktu alir granul dan sudut diamnya dicatat.

Uji kerapatan sejati

Bobot piknometer kosong dicatat (a), lalu diisi dengan parafin cair lalu ditimbang kembali (b). Kerapatan parafin cair 𝜌par dapat dihitung.

𝜌par =

b − a 25 Dalam satuan g/mL.

Sejumlah gram granul dimasukkan ke dalam piknometer kosong, kemudian ditimbang (c), lalu parafin cair ditambahkan hingga penuh dan ditimbang kembali (d). Selanjutnya kerapatan sejati 𝜌grn dari granul dapat dihitung :

𝜌grn =

𝑐 − 𝑎 𝑑 − 𝑎𝜌par

Uji pelepasan in vitro

Sejumlah tertentu granul dimasukkan ke dalam labu yang berisi larutan HCl 0,1 N sebanyak 900 mL. Pengaduk dayung diputar dengan kece-patan 50 rpm dan suhu medium dijaga konstan 37±0,5 ⁰C. Sampel obat yang terlepas ke dalam medium diambil pada menit ke 0, 30, 60, 90, 120, 150 dan 180. Setiap pengambilan sampel 5,0 mL, diganti dengan medium yang baru dengan volume

yang sama dengan yang diambil sehingga volume medium selalu konstan. Sampel diukur absorbansi-nya pada λmax.

Uji wash off

Jaringan lambung kambing dilekatkan pada kaca objek dengan menggunakan lem siano-akrilat dan ujungnya dikunci dengan parafin film. Sebanyak 20 granul ditempelkan pada mukosa lambung secara merata, kemudian ditempatkan pada tabung kaca dan dimasukkan ke dalam alat uji desintegrasi. Alat digerakkan naik turun seba-nyak 30 kali per menit. Media yang digunakan ada-lah cairan lambung buatan dengan suhu 37±0,5 °C. pengamatan granul yang melekat dilakukan setiap 30 menit dan dihitung setelah 2 jam.

Kinetika pelepasan obat

Untuk mengetahui mekanisme pelepasan dan kinetika pelepasan amoksisillin trihidrat di-gunakan model kinetika, nilai n, nilai r² untuk model orde nol, pertama, Higuchi, dan Korsmeyer-peppas. Pelepasan non-Fickian nilai n berada pada 0,5-1,0 sedangkan difusi Fickian n = 0,5. Pengamatan nilai r² tertinggi menunjukkan meka-nisme pelepasan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kandungan Lembab (Kadar Air) Granul

Pembuatan granul mukoadesif dengan metode granulasi basah dengan lama pengeringan selama 4 jam di dalam oven belum cukup menghasilkan granul dengan kelembaban yang baik. Dari penelitian diperoleh bahwa kandungan kelembaban sediaan granul di atas 5%.

Tabel 1. Hasil penentuan kandungan lembab granul mukoadhesif amoksisilin

Formula Kandungan lembab (%)

I 15,31

II 14,33

III 16,47

IV 15,59

Kecepatan Alir dan Sudut Diam Granul

Dari hasil uji kecepatan alir semua formula memenuhi syarat dimana hal ini menunjukkan bahwa keempat formula memiliki kecepatan alir yang baik dan masuk dalam kategori bebas mengalir. Persyaratan kecepatan alir granul adalah 4-10 g/detik.

(3)

Nilai sudut diam dipengaruhi oleh kecepat-an alir. Sudut diam merupakkecepat-an hasil tkecepat-angensial dari sudut yang dibentuk oleh aliran serbuk. Seca-ra teoritis, nilai sudut diam yang didapatkan meru-pakan nilai yang memenuhi syarat granul/serbuk yang baik, sebagaimana dipaparkan bahwa nilai sudut diam yang baik yaitu 200 – 400, di atas 500 akan sulit mengalir. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa semua formula memiliki sudut diam yang memenuhi syarat.

Tabel 2. Hasil penentuan kecepatan alir dan sudut granul mukoadhesif amoksisilin

Formula Kecepatan alir granul (g/detik) Sudut diam (⁰) I 5,20 18,48 II 4,57 19,87 III 4,20 20,60 IV 4,97 19,62

Densitas Sejati Granul

Densitas sejati granul mukoadesif sebesar 0,82 kecuali pada formula III. Densitas sejati berhubungan dengan penambahan polimer dalam formulasi. Densitas sejati juga berpengaruh terha-dap sedimentasi granul di dalam lambung. Sema-kin besar densitas sejati semaSema-kin cepat kecepatan sedimentasi granul sehingga mempercepat perle-katan granul pada mukosa lambung. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa densitas sejati yang diperoleh relatif besar. Dengan demikian granul yang diperoleh dapat dengan cepat berkontak dengan mukosa lambung.

Tabel 3. Hasil penentuan densitas sejati granul mukoadhesif amoksisilin

Formula Densitas sejati (g/mL)

I 0,82

II 0,82

III 0,68

IV 0,83

Pelepasan Amoksisillin

Uji disolusi granul mukoadesif amoksisillin trihidrat dilakukan dengan menggunakan medium yang disesuikan dengan kondisi cairan di dalam lambung yaitu HCl 0,1 N yang dilakukan selama 3 jam dengan menggunakan metode dayung. Hasil yangdiperolehmenunjukkan bahwa amoksisillin trihidrat terlepas 100% dalam waktu 3 jam.

Gambar 1. Profil pelepasan amoksisilin dari granul mukoadhesif

Uji Wash Off

Uji wash off merupakan salah satu uji yang dilakukan pada sistem penghantaran obat di dalam lambung secara mukoadhesif dengan melihat pro-ses terjadinya pelekatan antara bahan polimer obat dengan permukaan mukosa atau mukus

lam-bung. Proses mekanistik yang terlibat dalam

muko-adhesi antara polimer dengan mukosa dapat di-jelaskan dengan tiga tahap yaitu pembasahan dan pengembangan polimer sehingga terjadi kontak dengan jaringan biologis, interpenetrasi rantai poli-mer dan pembelitan rantai polipoli-mer dengan rantai musin, serta pembentukan ikatan kimia yang le-mah antara rantai-rantai yang terbelit (7).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 100% granul terlepas pada menit ke-30. Hal ini kemung-kinan disebabkan karena viabilitas dari mukosa yang semakin rendah pada saat pengujian. Selain itu perbedaan daya lekat ini dapat disebabkan karena adanya perbedaan jumlah gugus karbok-silat dari setiap polimer yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan mukus.

Tabel 4. Hasil uji wash off granul mukoadhesif amoksisilin

Waktu (menit)

Wash off (%) granul yang melekat FI F II F III F IV

0 100 100 100 100

30 0 0 0 0

Model Kinetika Pelepasan Amoksisilin Trihidrat Dari Sediaan Granul Mukoadhesif

Kinetika pelepasan ditentukan berdasar-kan persamaan untuk orde nol (persamaan garis lurus antara jumlah obat yang terlarut versus waktu) dan orde satu (persamaan garis lurus antara logaritma jumlah obat yang tidak terlarut versus waktu), dengan membandingkan nilai (r2) yang didapat dari kedua orde tersebut. Kinetika pelepasanpada semua formula mengikuti orde

0 20 40 60 80 100 120 140 160 0 30 60 90 120 150 180 % D is o lu si Waktu (Menit) FI F2 F3 F4

(4)

satu karena nilai r2yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan orde nol, kecuali formula I. Selain itu, pelepasan obat juga ditinjau dari nilai n (Korsmeyer-Peppas) yaitu nilai eksponensial difusi. Nilai n kurang dari 0,45 menandakan bahwa mekanisme pelepasan berdasarkan difusi Fickian, sedangkan nilai n antara 0,45 dan 0,89 menanda-kan memenanda-kanisme pelepasan obat berdasarmenanda-kan non-Fickian atau anomalous diffusion. Pelepasan obat dengan mekanisme non-Fickian menunjukkan ter-jadinya pelepasan obat melalui gabungan antara difusi dan erosi, yang merupakan indikasi pelepas-an obat dengpelepas-an mekpelepas-anisme lebih dari satu (8). Berdasarkan nilai n yang diperoleh, keempat formula memiliki nilai n yang kurang dari 0,45 mengindikasikan pelepasannya mengikuti hukum difusi Fickian.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa semua formula hanya dapat melekat pada mukosa lambung selama 30 menit dan memenuhi syarat sifat farmaseutik yang baik tetapi kurang memiliki sifat adesifitas yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Marshall, B.J., Warren, J.R. 1984. Unidentified curved bacilli in the stomach of patients with gastritis and peptic ulceration. Lancet. Vol.5; 8390: 1311.

2. Sweetman, C.S. 2009. Martindale The Com-plete Drug Reference. 36th ed. Pharmaceutical

Press. USA

3. Deshpande, A. 1996. Controlled-Release Drug Delivery Systems for Prolonged Gastric Resi-dence : An overview. Drug Dev. Ind. Pharm. Volume 22(6), 531-539.

4. Laksmhi, 2012. Formulation and evaluation of gastroretentive mucoadhesive granules of amoxicillin trihydrate against H. pylori. JPR 2012, 5(6), 3692-3705.

5. Rajput, G.C. 2010. Stomach Specific Muco-adhesive Tablets As Controlled Drug Delivery System – A Review Work. 2010 Vol 1(1) : 30-41.

6. Chowdary, K.P.R., Kamalakara, R.G. and Bhaskar, P. 2001. Mucoadhesive polymers– promising excipients for controlled release. Int. J. Pharma Excip., 2001; 2: 33-38.

7. Swarbrick, J. 2007. Encyclopedia of Pharma-ceutical Technology. 3rd ed. Vol 1. Informa Health Care USA Inc. New York.

8. Abdou, H.M.J. 1989. Dissolution Bioavailability and Bioequivalence. Pennsylvania Mack Publi-shing Company.

(5)
(6)

Gambar

Tabel  2.  Hasil  penentuan  kecepatan  alir  dan  sudut  granul mukoadhesif amoksisilin

Referensi

Dokumen terkait

Tabel 3.4 Data Perkembangan IV Persalinan Kala I Fase Aktif Memanjang 76 Tabel 3.5 Data Perkembangan V Persalinan Kala I Fase Aktif Memanjang 78 Tabel 3.6 Data Perkembangan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kelompok referensi, endorsment, iklan, dan neurotisme terhadap pembelian kompulsif melalui materialisme

Pada tahap penerimaan dari anuitas, investasi aset yang terkumpul di dalam sub-rekening bebas risiko akan menghasilkan pembayaran anuitas tetap segera dan investasi aset di

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

(2011) Short sleep duration is independently associated with overweight and obesity in Quebec children.. (2002) Pathways to adolescent health sleep regulation

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah

Berita yang terkait dengan garis atau area ditampilkan dalam bentuk chartlet untuk membantu pelaut mengetahui posisi suatu objek, Contoh : Peletakan kabel laut

Tepung ikan asin bawah standar (IABS) sebagai substitusi tepung ikan lokal dalam pakan buatan bisa mensubstitusi hingga 17%, IABS 17% memperlihatkan pengaruh yang