• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tahun 2017, Repositori Baru UNAIR Siap Digunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tahun 2017, Repositori Baru UNAIR Siap Digunakan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Tahun 2017, Repositori Baru

UNAIR Siap Digunakan

UNAIR NEWS – Perpustakaan Universitas Airlangga siap

meluncurkan repositori institusi (IR) terbaru kepada sivitas akademika. Rencananya, IR akan siap diakses sepenuhnya oleh sivitas akademika UNAIR pada tahun 2017.

Sejak bulan April tahun 2016, Perpustakaan UNAIR telah meluncurkan laman repositori UNAIR baru yang bisa diakses di repository.unair.ac.id. Menurut Kepala Perpustakaan UNAIR, Prof. Dr. I Made Narsa, S.E., M.Si., Ak, laman baru ini diluncurkan untuk menjawab kebutuhan lembaga dan tantangan perkembangan teknologi informasi saat ini. Dengan adanya laman baru repositori, artikel penelitian lebih mudah dideteksi oleh publik dan lembaga pemeringkat.

“Untuk memudahkan deteksi, maka kita munculkan ke muka. Jadilah repository.unair.ac.id, sehingga deteksinya lebih cepat oleh lembaga-lembaga pemeringkat. Kita sudah luncurkan pada bulan April 2016,” tutur Kepala Perpustakaan UNAIR.

Selama ini, IR berada pada sub-domain adln.lib.unair.ac.id. IR dikelola dengan aplikasi Ganesha Digital Library (GDL). GDL Perpustakaan UNAIR yang dibentuk sejak tahun 2005 hingga 2015 dan berisikan 43.986 konten lokal universitas. Jumlah konten itu terdiri dari 13 jenis karya ilmiah, seperti jurnal penelitian, laporan praktik kuliah lapangan, artikel

proceeding, skripsi, tesis, dan disertasi. Konten tersebut

didominasi oleh skripsi yang jumlahnya mencapai 28.976 buah. Prof. Narsa mengatakan, aplikasi GDL saat ini sudah tidak kompatibel dengan kebutuhan perpustakaan. Sehingga, muatan konten dalam GDL itu akan dimigrasikan ke aplikasi repositori baru bernama E-prints. Ke depan, E-prints inilah yang nantinya memuat puluhan ribu konten yang sebelumnya dimuat di GDL.

(2)

Untuk mempermudah migrasi konten dari aplikasi lama ke baru, mulai tahun 2016, karya ilmiah yang masuk sudah dialihkan ke repositori yang baru. Sampai artikel ini diturunkan, jumlah keseluruhan konten yang sudah dimuat di repositori sebanyak 1.649 buah.

Selain itu, guna melengkapi dan menambah koleksi repositori, pihak Perpustakaan UNAIR telah berkoordinasi dengan Direktorat Pendidikan. Pihak Perpustakaan UNAIR mewajibkan syarat lulus yudisium bagi mahasiswa untuk menyerahkan tugas akhir penelitian sesuai dengan standar yang berlaku ke tim Perpustakaan UNAIR.

“Selama ini permasalahannya, banyak karya-karya mahasiswa yang tidak diserahkan ke Perpustakaan UNAIR. Tapi sekarang, saya sudah berkoordinasi dan meminta Direktur Pendidikanuntuk memasukkan serah simpan karya ilmiah dan bebas pustaka sebagai salah satu persyaratan wisuda. Untuk mendapatkan surat bebas perpus (perpustakaan), dia harus menyerahkan skripsi (dan tugas akhir penelitian lainnya) dalam bentuk cetak dan

softcopy,” tutur Prof. Narsa.

Ke depan, Perpustakaan UNAIR berencana agar mahasiswa dapat melakukan unggah file tugas akhir secara mandiri. Untuk itu, Kepala Perpustakaan UNAIR itu juga sudah berkoordinasi secara intensif dengan pihak ruang baca, departemen, dan program studi.

“Kita inginnya mahasiswa bisa upload mandiri. Departemen atau jurusan tinggal memverifikasi. Kalau sudah memenuhi syarat,

perpus tinggal approved. Tinggal kita beri bukti surat bebas,”

ujar Guru Besar bidang Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UNAIR. (*)

(3)

Menunggu Peraturan Rektor

tentang

Akses

Terbuka

Repositori

UNAIR NEWS – Perpustakaan Universitas Airlangga pada bulan

April 2016 meluncurkan laman baru ‘institutional repository’ (IR) terbaru kepada sivitas akademika. Meskipun, IR baru siap diakses sepenuhnya oleh sivitas akademika pada tahun 2017, laman IR repository.unair.ac.id berbasis aplikasi E-prints telah memuat sebanyak 1.649 karya tulis peneliti dan mahasiswa.

Saat ini, bagian dari IR yang bisa diakses hanyalah abstrak penelitian. Sehingga, bagi sivitas akademika yang ingin mendapatkan penelitian versi utuh (fulltext) harus berkunjung ke perpustakaan. Pihak Perpustakaan UNAIR menyediakan puluhan komputer untuk memudahkan mahasiswa dalam mengakses konten karya ilmiah. Konten lokal universitas itu terdiri dari 13 jenis karya ilmiah, seperti jurnal penelitian, laporan praktik kuliah lapangan, artikel proceeding, skripsi, tesis, dan disertasi.

Menurut Kepala Perpustakaan UNAIR, Prof. Dr. I Made Narsa, S.E., M.Si., Ak, pihaknya sedang menunggu peraturan rektor yang berkaitan dengan serah simpan karya tulis. Bila melihat tren saat ini, sebagian perguruan tinggi telah menyediakan akses terbuka pada penelitian versi utuh kepada sivitas akademika.

Bagi Prof. Narsa, akses terbuka baik yang terbatas ataupun utuh memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tantangan utama dalam membuka akses publik adalah plagiasi.

(4)

“Kalau tidak di-open, maka tidak ada orang yang melihat. Jadi, kalau ada orang yang mencuri, orang nggak akan tahu. Kalau

open, maka semua orang akan tahu. Jadi, orang kalau mau

mencuri, ya, jadi mikir. Jadi, ada plus minusnya,” tutur Prof. Narsa.

Menurut Prof. Narsa, alternatif terbaik saat ini adalah memberikan akses terbuka pada karya penelitian versi utuh. Ketika repositori itu terbuka untuk umum, maka repositori UNAIR akan lebih mudah dideteksi oleh lembaga-lembaga pemeringkat, termasuk Webometrics.(*)

Penulis: Defrina Sukma S.

Kasus Kecelakaan Tinggi,

Dokter Bekali Diri Atasi

Trauma

UNAIR NEWS – Jumlah pengendara sepeda motor yang tinggi di

Indonesia turut disertai dengan tingginya angka kecelakaan lalu lintas. Akibatnya, kasus korban dengan trauma kepala dan wajah tercatat sebagai salah satu kasus yang cukup banyak ditangani di rumah sakit. Di RSUD Dr. Soetomo sendiri kasus tersebut mencapai 180-200 kasus per tahun.

Sayangnya, urgensi kasus trauma kepala dan wajah yang banyak terjadi belum sepenuhnya diimbangi dengan kemampuan tenaga medis yang mumpuni. Demikian diungkapkan oleh dr. Indri Lakhsmi Putri, Sp.BP-RE(KKF). Menurutnya, akibat keterlambatan maupun kesalahan dalam penanganan kasus trauma kepala dan wajah selama ini seringkali mengakibatkan pasien kecelakaan tidak tertangani dengan baik.

(5)

Maka dari itu, untuk meningkatkan pemahaman dan edukasi tenaga medis seputar kegawatdaruratan trauma kepala dan wajah, Departemen Bedah Plastik bersama Departemen Bedah Saraf dan Departemen Anestesi RSUD Dr. Soetomo – Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga menggelar seminar Multidicipline Lecture tentang “Kegawatdaruratan Trauma Kepala dan Wajah” di Rumah Sakit Universitas Airlangga, Sabtu (21/5).

“Kebanyakan, kasus cedera kepala dan wajah membutuhkan penanganan yang sangat cepat. Sementara untuk beberapa rumah sakit, kasus trauma kepala dan wajah tidak dapat dirujuk langsung ke dokter spesialis. Maka dari itu perlu edukasi bagi para tenaga medis di layanan kegawatdaruratan, untuk meminimalisir kesalahan dan keterlambatan dalam penanganan,” ungkapnya.

Cedera wajah tengah

Salah satu topik yang dibahas dalam acara tersebut adalah kasus Zygoma mozilla fracture atau cedera wajah tengah. Dokter I n d r i s e b a g a i s a l a h s a t u a h l i d i b i d a n g t e r s e b u t mengungkapkan, kasus cedera wajah tengah di RSUD Dr. Soetomo terbilang cukup tinggi, yakni sebanyak seratus kasus per tahun.

“Untuk kasus kerusakan wajah tengah, sebenarnya perlu waktu penanganan yang tidak boleh lebih dari dua minggu. Jika penanganannya lebih dari itu, maka pasien akan berisiko mengalami kerusakan permanen. Kalau sudah kondisi begitu maka penanganan selanjutnya akan lebih sulit,” jelasnya.

Dokter Indri berharap, melalui kegiatan seminar multidicipline

lecture, para tenaga medis akan lebih mengenal berbagai jenis

kasus trauma kepala dan wajah secara lintas disiplin ilmu. Karena kasus kerusakan sekitar kepala dan wajah memiliki keterkaitan satu sama lain dan perlu adanya intergrasi dalam penanganan.

(6)

kegawatdaruratan adalah mengenai life support. Seperti kebanyakan terjadi, seringkali masyarakat awam menjadi orang pertama yang membantu penyelamatan korban kecelakaan. Sayangnya, tidak semuanya mengerti cara penanganan korban cedera kepala dan wajah secara benar. Alih-alih membantu, salah pertolongan justru memperparah kondisi cedera pada korban.

Dari kondisi tersebut, dokter Indri berharap akan ada program pelatihan khusus menganai life support untuk mengedukasi m a s y a r a k a t . S e m e n t a r a k e g i a t a n s e m i n a r s e p e r t i “Kegawatdaruratan Trauma Kepala dan Wajah” akan menjadi agenda acara rutin setahun sekali. (*)

Penulis: Okky Putri Rahayu Editor: Defrina Sukma S.

Menebar Harapan Mahasiswa ke

Kampus Negeri Sakura

UNAIR NEWS – Mendapatkan kesempatan untuk belajar di negeri

orang memang susah, selain persyaratannya yang tidak sedikit, faktor bahasa juga bisa jadi penghambat. Pernyataan tersebut dilontarkan oleh Mia Hernawati, A.Md., dalam kunjungannya ketika mempresentasikan program Universitas Kumamoto di Aula Kahuripan, Manajemen UNAIR, Jumat (27/5).

“Kalau diantara kalian ada yang mau kuliah di luar negeri maka harus pintar bahasa Inggris. Memang susah, karena sangat kompetitif,” ujar Liaison Officer Universitas Kumamoto di hadapan hadirin.

(7)

Kumamoto. Mia mengatakan, program yang paling cocok bagi mahasiswa Indonesia adalah program short-term exchange selama 6 hingga 12 bulan untuk jenjang sarjana, magister, dan doktoral. Ada juga summer program dan spring program.

Dalam kesempatan tersebut, Mia yang sudah dua kali menjalani kunjungan di Universitas Kumamoto, memperkenalkan program-program pada kampus yang berdiri tahun 1949 ke mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan studi ke Jepang. Ia mengatakan, persyaratan untuk mengikuti program tersebut terbilang tidak mudah.

“Untuk syaratnya, IPK (indeks prestasi kumulatif) kalian harus diatas 3,30. Sedangkan untuk nilai TOEFL (Test of English as a Foreign Language,- red) harus diatas 500 poin,” jelasnya.

Walau demikian, persyaratan tersebut dianggap tidak menjadi masalah bagi mahasiswa Indonesia. Nyatanya, jumlah mahasiswa Indonesia yang sedang mengikuti program di Universitas Kumamoto menduduki peringkat ketiga terbanyak setelah Tiongkok dan Korea Selatan.

“Teman-teman kita yang studi di sana itu kurang lebih 70 orang, sehingga teman-teman nggak perlu khawatir, karena nanti akan dibantu oleh teman-teman yang sudah duluan mengikuti program di Kumamoto,” terang Mia.

Diakhir pemaparan, ia berharap agar ke depan lebih banyak mahasiswa Indonesia yang pergi untuk melanjutkan studi ke luar negeri khususnya ke Universitas Kumamoto. “Jika ada teman-teman dari kalangan dosen ataupun mahasiswa yang mau mengikuti program dari Universitas Kumamoto semoga tercapai, dan tetap berusaha,” pungkas Mia sembari mengakhiri presentasinya di hadapan hadirin. (*)

Penulis : Dilan Salsabila Editor : Defrina Sukma S.

(8)

Pimpinan UNAIR Bahas Capaian

dan Target Universitas

UNAIR NEWS – Sebagai bentuk evaluasi kerja yang telah

dilakukan komponen universitas selama triwulan I 2016, Rektor Universitas Airlangga menggelar rapat pimpinan (rapim). Rapim yang digelar pada Kamis (26/5) bertempat di Aula Kahuripan UNAIR, dihadiri oleh pimpinan, dekan, wakil dekan, ketua pusat, badan, dan lembaga, ketua departemen, serta ketua program studi di lingkungan UNAIR. Dalam rapim tersebut, berbagai capaian universitas serta target-target yang ingin diraih, dibahas oleh peserta rapat.

Pada kesempatan ini, Rektor UNAIR Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak, CMA., memaparkan seluruh capaian universitas, baik yang dihasilkan oleh fakultas, badan, dan lembaga. Capaian tersebut baik yang bersumber dari penelitian, pengabdian, maupun kegiatan lain yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan prestasi universitas.

“Kita memiliki tantangan besar dalam bidang publikasi internasional, akreditasi A hingga akreditasi internasional. Kita juga memiliki tantangan besar agar proses hasil penelitian bisa jadi produk dan hak atas kekayaan intelektual (HAKI),” ujar Prof Nasih.

Prof. Ir. M. Amin Alamsjah, M.Si., Ph.D., selaku Wakil Rektor III UNAIR mengajak pimpinan fakultas untuk lebih mendorong seluruh sivitas dalam meningkatkan prestasi dan menciptakan berbagai terobosan.

“Kita perlu kerja keras dan terobosan yang lebih cerdas agar bisa menggerakkan dosen dan mahasiswa. Kami sangat berharap, dekan dan wakil dekan, khususnya Wakil Dekan III terus

(9)

mendorong hal tersebut,” kata Prof. Amin.

Pihaknya juga mendorong agar fakultas lebih memperketat pengawasan mengenai jurnal publikasi internasional yang dihasilkan mahasiswa. Ia menegaskan bahwa setiap lulusan S-2 dan S-3 harus menghasilkan jurnal publikasi internasional.

Selain itu, Wakil Rektor IV UNAIR Junaidi Khotib, S.Si, Apt., M.Kes, Ph.D., juga mengatakan agar hilirisasi produk akademik dan produk penelitian terus dikembangkan dan ditingkatkan. Hilirisasi produk akademik universitas adalah bukti bahwa universitas memiliki kebermanfaatan bagi masyarakat luas.

“Harapannya, penelitian dosen dapat dipertanggungjawabkan, dan dapat dimanfaatkan masyarakat. Sehingga produk perguruan tinggi dapat berkontribusi dan dikenali masyarakat. Kita harus dapat mengubah produk lingkungan akademik yang hanya berhenti di fakultas,” ujar Junaidi.

Junaidi yang membawahi bidang university holding dan jejaring alumni juga mengatakan, UNAIR harus meningkatkan kerjasama yang baik dengan para alumni. Saat ini sedang dirancang laman resmi alumni UNAIR yang rencananya akan diluncurkan Juni 2016 nanti. Laman resmi itu merupakan kerjasama antara Badan Perencanaan dan Pengembangan (BPP) UNAIR dan alumni. (*)

Penulis : Binti Q. Masruroh Editor: Defrina Sukma S.

Menyelami

Hikmah

dalam

Tadabbur Kebangsaan

(10)

besar kampus top dunia tidak hanya dilakukan melalui berbagai kegiatan internasional, tetapi juga kegiatan lokal. Hal ini dibuktikan dengan ratusan orang yang berkumpul di halaman depan Kantor Manajemen Universitas Airlangga pada Kamis malam (26/5). Mereka rela menyemut dan menghabiskan malam Jumat demi menyaksikan acara ‘Tadabbur Kebangsaan bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng’.

Ditemani dengan sajian polo pendem dan segelas kopi hangat, mereka menyaksikan para artis yang berbagi panggung. Diantaranya adalah Sapto Band dan Kiai Kanjeng. Mereka menyanyikan lagu-lagu religi, pop Indonesia hingga Barat.

Acara ini juga dihadiri oleh jajaran pimpinan di lingkungan UNAIR, mahasiswa, dosen, dan masyarakat sekitar Surabaya. Dipandu oleh Ketua Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR, Drs. Suko Widodo, M.Si, acara berlangsung cair antara sivitas akademika UNAIR dan masyarakat sekitar.

“Sekarang ini tidak kelihatan antara mana yang pejabat dan mahasiswa karena semuanya melebur jadi satu,” tutur Suko.

Mengawali acara malam itu, Rektor UNAIR Prof. Dr. M. Nasih, S.E., M.T., Ak, mengajak hadirin untuk membicarakan persoalan kebangsaan. “Kita berbicara soal kebangsaan, membicarakan kesenjangan sosial yang kian melebar di masyarakat kita,” tutur Rektor UNAIR.

Selain menyampaikan perihal kebangsaan, Rektor UNAIR mengingatkan pentingnya mendapat hikmah dari proses pencarian ilmu pengetahuan. “Selalu ingat bahwa di atas ilmu itu ada hikmah,” tegas Prof. Nasih.

Menanggapi hal tersebut, Cak Nun juga memaparkan pentingnya mendapatkan hikmah ilmu pengetahuan. Ia juga mengajak para hadirin agar malam tersebut bisa benar-benar memperoleh hikmah sebagai bekal selepas tadabbur. “Kalau hanya sekedar ilmu, orang kuliah seminggu sudah cukup, tapi pentingnya hikmah ini,” jelasnya sembari diiringi gelegar tawa para hadirin.

(11)

Peserta Tadabbur Kebangsaan padati halaman depan Kantor Manajemen Universitas Airlangga, Kamis (26/5) (Foto: Alifian Sukma)

Acara yang berlangsung sekitar lima jam tersebut diikuti oleh seluruh peserta dengan antusias. Di tengah acara, Cak Nun mengundang beberapa peserta untuk mengungkapkan segala hal yang sedang dirisaukan. Mulai dari kegelisahannya tentang kondisi bangsa, nasib pemuda, problematika umat, hingga persoalan pribadi.

Menanggapi hal itu, Cak Nun menegaskan pentingnya seseorang untuk mengetahui kausalitas peristiwa. Selain itu, Cak Nun juga menekankan rasa kemanusiaan selama di dunia.

“Jangan sampai jabatan ini melupakan hakikat kalian menjadi manusia yang sesungguhnya,” tegasnya.

Waktu pun terus berjalan hingga menunjukkan pukul dua dini hari, namun penonton tetap antusias mengikuti acara hingga akhir. Sebelum bintang tamu meninggalkan lokasi, sebagian

(12)

besar hadirin berkesempatan untuk menjabat tangan dengan Rektor, Cak Nun, dan Kiai Kanjeng. (*)

Penulis : Defrina Sukma S. Editor : Nuri Hermawan

Mengenal Keberagaman Budaya

melalui International Day

UNAIR NEWS – Untuk menambah minat mahasiswa dalam pencarian

program beasiswa ke luar negeri, International Office & Partnership (IOP) Universitas Airlangga (UNAIR) bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UNAIR) mengadakan International Day yang diselenggarakan di ruang A-314 pada Jumat, (20/5).

Dalam acara itu, masing-masing perwakilan negara berupaya menarik minat mahasiswa UNAIR untuk melanjutkan studi ke negara asal mereka. Pihak IOP menunjuk perwakilan negara Malaysia, Filiphina, Kamboja, dan Meksiko untuk memperkenalkan kondisi negaranya, mulai dari letak geografis, budaya, hingga kuliner.

Peserta yang datang tak hanya berasal dari UNAIR melainkan juga pelajar sekolah menengah atas. Peserta tampak antusias mengikuti jalannya acara. Presentasi dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Peserta diberikan kesempatan bertanya perihal budaya, kondisi lingkungan, dan hal-hal lainnya sebagai bentuk ketertarikan terhadap negara tujuan untuk studi mereka. Pertanyaan dan jawaban tersebut tidak hanya dilemparkan menggunakan bahasa Inggris, melainkan bahasa Indonesia yang cukup fasih diucapkan oleh mahasiswa-mahasiswa asing.

(13)

“Kita mengajak mahasiswa-mahasiswa asing kemari untuk mendorong komunikasi satu sama lain, karena budaya kita kan berbeda, diharapkan dengan adanya komunikasi tersebut mahasiswa asing bisa beradaptasi di sini. Dan, mahasiswa kita tahu bagaimana suasana di luar negeri, biar mereka tertarik untuk mengambil beasiswa ke luar negeri,” pungkas Faiz selaku ketua pelaksana.

Di sela-sela acara, kru Newsroom UNAIR mengajak beberapa mahasiswa asing untuk mengobrol tentang kesan-kesan mereka selama belajar di UNAIR. Salah satunya adalah Madeline, mahasiswa semester empat asal Kamboja yang mengikuti program pertukaran mahasiswa.

“Saya menyukai kampus UNAIR. Di sini, saya bisa mengakses banyak fasilitas dan meminjam berbagai jenis buku untuk dibaca. Banyak sekali buku di sini yang menarik untuk saya baca. Mengakses fasilitas di sini lebih mudah daripada di tempat saya,” tutur Madeline.

Selain Madeline, Timothy, mahasiswa asal Filiphina juga mengungkap rasa senangnya dapat belajar di UNAIR. Tim mengaku terkesima pada keberagaman budaya serta agama di Indonesia. “Di sini saya menemukan banyak budaya dan agama. Tidak terbatas pada beberapa budaya dan agama tertentu saja. I think

it’s nice,” pungkas pemuda yang akrab dipanggil Tim tersebut.

Selain mereka berdua, mahasiswa asal Meksiko bernama Ale juga turut berbagi kisah seputar pengalamannya belajar di UNAIR. Sebagai mahasiswa yang mengambil program pertukaran mahasiswa mandiri, Ale bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru. Menurut Ale, orang Indonesia ramah dan mudah diajak bergaul. “Dosen-dosen dan teman-teman saya sangat ramah. Saya tidak mengalami kesulitan, apalagi saat berada di kelas. Keadaan kelas begitu mengasyikkan dengan dosen-dosen yang menyenangkan,” tutur Ale.

(14)

Meskipun baru tinggal beberapa bulan di Indonesia, Ale sudah fasih berbahasa Indonesia dengan baik dan benar. “Saya bisa berbahasa Indonesia. Saya memahami apa yang orang-orang katakan,” katanya dalam bahasa Indonesia dengan lancar. (*) Penulis: Lovita Cendana.

Referensi

Dokumen terkait

Amplitudo, frekuensi dan beda fasa kedua getaran harmonik yang saling bersuerposisi akan menentukan bentuk gambar lissajous yang diperoleh... Tombol - knop

menjadi arteriol %arteriarteri kecil& dan akhirnya menjadi apa yang disebut apillary bed %tempat pertukaran cairan dan nutrisi&. Kapilerkapiler bersatu membentuk vena

Penelitian lebih lanjut terkait dengan perilaku dari para user yang berhubungan dengan continuos reporting yang dapat dilakukan adalah untuk menjawab: (1)

Program Promosi Kesehatan di Puskesmas selain sebagai salah satu upaya kesehatan wajib (esensial), di butuhkan tenaga yang memiliki kompetensi dan kemampuan untuk mengelola promosi

Bagi Desa yang jumlah pendaftar Calon Anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS).. kurang dari 3(tiga) orang dilakukan Perpanja.ngan waldu pendaftaran selama 4 (empat)

Seperti yang kita lihat pada gambar, jika nilai lembab udara naik, maka rambt-rambut akan memanjang, sehingga D mandapat kesempatan untuk menarik tangkai C ke kiri, dengan akibat roda