• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMBINASI TAKARAN DEDAK DAN LAMA PENGOMPOSAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JAMUR TIRAM

PUTIH (Pleurotus ostreatus) Supriyaningsih 1)

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Yaya Sunarya 2)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Undang 3)

Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi

ABSTRAK

The objective of this experiment was to find out best combination of the dosage of rice barn and to get the duration composting of planting medium on the growth and yield of white oyster mushroom. The experiment was conducted in Pusat Inkubator Agribisnis (PIA) Universitas Siliwangi Jl Siliwangi, Kahuripan Tawang District of Tasikmalaya. It was located at an altitude of ± 358 meters above sea level (asl), in July until December 2013 . The method used in this experiment was the experimental method with a Completely Randomized Design (CRD), consisted of six treatmens and four replications. The treatments were: A: 5 kg of rice barn and 2 days duration of composting, B: 5 kg of rice barn and 4 days duration of composting, C: 7.5 kg barn and 2 days duration of composting, D: 7.5 kg rice barn and duration of composting 4 days, E: 10 kg of rice barn and 2 days duration of composting, F: 10 kg of rice barn and 4 days duration of composting. The results showed that: The dose and duration of composting barn gave effect to the wet weight of white oyster mushroom but has no effect on other parameters, namely the number of days the mycelium filled, pseudo-stem height, diameter of the hood, and the number of fruit bodies. The dose treatment of rice barn 10 kg and 2 days duration of composting and barn doses of 10 and 4 days duration of composting produce white oyster mushroom wet weight.

Keyword : white oyster mushroom, dosage rice barn, duration of composting

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan media tanam yang paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil jamur tiram putih. Percobaan dilakukan di Pusat Inkubator Agribisnis Universitas Siliwangi Jl Siliwangi Kelurahan Kahuripan, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Lokasi penelitian berada pada ketinggian ±358 m di atas permukaan laut (dpl). Waktu pelaksanaan penilitian yaitu pada Bulan Juli 2013 sampai Bulan Desember 2013. Metode yang di gunakan dalam percobaan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang di coba yaitu A: (5 kg dedak dan lama pengomposan 2 hari), B: (5 kg dedak dan lama pengomposan 4 hari), C: (7,5 kg dedak dan lama pengomposan 2 hari), D: (7,5 kg dedak dan lama pengomposan 4 hari), E: (10 kg dedak dan lama pengomposan 2 hari), F: (10 kg dedak dan lama pengomposan 4 hari). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Takaran dedak dan lama pengomposan memberikan

(2)

pengaruh terhadap bobot basah jamur tiram putih tetapi tidak berpengaruh terhadap parameter lain yaitu jumlah hari miselium penuh, tinggi batang semu, diameter tudung, dan jumlah tubuh buah. Perlakuan takaran dedak 10 kg dan lama pengomposan 2 hari serta takaran dedak 10 kg dan lama pengomposan 4 hari menghasilkan bobot basah jamur tiram putih yang lebih baik daripada perlakuan yang lainnya

Kata kunci : jamur tiram putih, takaran dedak, lama pengomposan

PENDAHULUAN

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) termasuk kedalam golongan jamur konsumsi yang hidup pada kayu-kayu yang telah melapuk. Dinamakan jamur tiram karena mempunyai flavor, tekstur, dan bentuk yang mirip cangkang tiram dengan warna permukaan tudung beragam, yaitu putih, kelabu, kecokelatan, kuning, oranye, atau merah jambu (Maulana, 2012).

Kandungan gizi jamur tiram sangat tinggi, jamur tiram memiliki kadar protein yang tinggi dengan asam amino yang lengkap. Untuk meningkatkan produksi jamur tiram maka dalam campuran bahan media tanam berupa serbuk gergaji sebagai bahan utama, perlu bahan tambahan bahan lain yang kaya nutrisi yaitu berupa dedak (Maulana, 2012).

Dedak sebagai campuran media tanam berfungsi sebagai nutrisi dan sumber karbohidrat, karbon, dan nitrogen. Karbon digunakan sebagai sumber energi utama, sedangkan nitrogen berfungsi untuk membangun miselium dan membangun enzim-enzim yang disimpan dalam tubuhnya (Soenanto, 2000).

Keberhasilan budidaya jamur tiram putih sangat dipengaruhi oleh nutrisi dan lama pengomposan media. Pengomposan yang lebih lama diharapkan dapat mengurai nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium jamur tiram putih. Pengomposan media tanam jamur tiram putih yang kurang lama dengan C/N rasio yang masih tinggi dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih terhambat serta produksi yang rendah. Hal ini menyebabkan jamur tiram putih belum mampu untuk menyerap nutrisi yang terdapat pada media.

(3)

METODE PENELITIAN

Percobaan ini dilaksanakan di Pusat Inkubator Agribisnis Universitas Siliwangi. Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai Desember 2013.

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah bibit jamur tiram putih siap tanam generasi, dedak, kapur dolomit, serbuk kayu, tepung jagung, air, dan alkohol. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : plastik baglog 20 cm x 30 cm dengan ketebalan 0,3 mm untuk wadah media tanam 1 kg, higrometer, saringan dengan kerapatan 2 mm, mistar, kertas label, dan alat tulis.

Metode yang di gunakan dalam percobaan adalah metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan yang diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang di coba yaitu A: (5 kg dedak dan lama pengomposan 2 hari), B: (5 kg dedak dan lama pengomposan 4 hari), C: (7,5 kg dedak dan lama pengomposan 2 hari), D: (7,5 kg dedak dan lama pengomposan 4 hari), E: (10 kg dedak dan lama pengomposan 2 hari), F: (10 kg dedak dan lama pengomposan 4 hari).

Pelaksanaan percobaan dimulai dengan menyiapkan media yang meliputi pengayakan, penjemuran serbuk kayu, pencampuran dan pengomposan. Kemudian melakukan pembungkusan dengan kantung plastik ukuran 20 cm x 30 cm disterilisasi pada suhu 95o C selama 90 menit, dilakukan pendinginan hingga suhunya mencapai suhu ruang sekitar 25o C, dilakukan selama kurang lebih 24 jam lalu dilakukan inokulasi, inkubasi, penumbuhan tubuh jamur, pemeliharaan dan panen. Data yang diperoleh diuji secara statistik menggunakan uji Fisher pada taraf 5% dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

(4)

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Komponen Pertumbuhan

Hasil analisis statistik pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan tidak berpengaruh terhadap jumlah hari miselium penuh, tinggi batang semu dan diameter tudung buah.

Tabel 1 menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan tidak berbeda nyata terhadap jumlah hari miselium penuh. Hal ini diduga karena takaran dedak dan lama pengomposan belum mampu menyediakan sejumlah karbon bagi hifa untuk menembus dan menyebar secara cepat, sejumlah nutrisi terutama karbon belum terurai secara sempurna sehingga penyebaran miselium membutuhkan waktu yang sama pada setiap perlakuan. Hal ini sesuai dengan penelitian Darlina Elly dan Ina Darliana (2008) yang menyatakan bahwa pemberian dedak dengan takaran 0 kg, 0,50kg, 1 kg, 1,50 kg, 2 kg, dan 2,50 kg per 10 kg serbuk kayu tidak berpengaruh terhadap lama penyebaran miselium.

Tabel 1. Pengaruh kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan terhadap pertumbuhan jamur tiram putih.

Kode

Takaran dedak dan lama pengomposan

Parameter pertumbuhan (rata-rata) Jumlah hari miselium penuh (hsi) Tinggi batang semu (cm) Diameter tudung buah (cm) A 5 kg selama 2 hari 34 a 6,14 a 8,66 a B 5 kg selama 4 hari 34 a 4,72 a 7,29 a C 7,5 kg selama 2 hari 34 a 6,17 a 9,10 a D 7,5 kg selama 4 hari 34 a 6,66 a 8,52 a E 10 kg selama 2 hari 34 a 7,04 a 10,34 a F 10 kg selama 4 hari 34 a 6,39 a 7,28 a

Keterangan : Angka yang disertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 %

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan tidak berbeda nyata terhadap tinggi batang semu jamur tiram

(5)

jamur dengan baik, sehingga belum bisa memberikan pengaruhnya terhadap tinggi batang semu.

Hasil analisis statistik pada Tabel 1 menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan tidak berbeda nyata terhadap diameter tudung jamur tiram putih. Hal ini sejalan dengan yang dikemukan oleh Cahyana dkk (1998), bahwa pertumbuhan jamur sangat dipengaruhi oleh hara yang terdapat pada media, apabila unsur hara yang dapat diserap jamur tersedia cukup, maka proses perkembangan miselium menjadi tudung buah jamur akan normal sedangkan unsur hara yang diserap tanaman sedikit menyebabkan pertumbuhan jamur terhambat. Pengomposan media tumbuh dapat mempengaruhi ketersediaan nutrisi dalam media tumbuh jamur, apabila proses pengomposan tersebut optimal dapat merombak nutrisi dalam media tumbuh menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh jamur tiram putih seperti karbon, nitrogen, dan vitamin.

2. Komponen Hasil

Hasil analisis statistik pada Tabel 2 menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan berpengaruh terhadap bobot basah jamur tiram per baglog tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah tubuh buah.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah tubuh buah. Hal tersebut diduga kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan memiliki respon yang sangat baik sehingga tidak berpengaruh terhadap jumlah tubuh buah.

Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan tidak berbeda nyata pada perlakuan E dan F tetapi berbeda dengan perlakuan A, B, C, dan D terhadap berat basah jamur tiram putih. Hal ini diduga nutrisi sederhana (nitrogen, karbon, vitamin dan mineral) dan pengomposan yang dibutuhkan oleh jamur sudah maksimal pada perlakuan E dan F.

(6)

Tabel 2. Pengaruh kombinasi takaran dedak dan lama pengomposan terhadap hasil jamur tiram putih. Kode Takaran dedak dan lama pengomposan

Parameter hasil (rata-rata) Jumlah tubuh buah (btg) Bobot basah per baglog (g) A 5 kg selama 2 hari 15,05 a 223,76 a B 5 kg selama 4 hari 17,23 a 218,73 a C 7,5 kg selama hari 17,58 a 232,93 a D 7,5 kg selama 4 hari 16,43 a 238,76 a E 10 kg selama 2 hari 17,10 a 275,16 b F 10 kg selama 4 hari 15,55 a 265,03 b

Keterangan : Angka yang disertai huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5 %.

Hal ini juga diduga bahwa kepadatan masing-masing jamur tidak sama sehingga pada parameter berat menunnjukkan hasil yang lebih baik pada perlakuan E dan F. Penambahan dedak pada pembuatan kompos diharapkan menambah sumber nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan oleh jamur untuk pertumbuhan miselium dan badan buah (Ciptadi dan Nasution, 1979). Dedak merupakan bahan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan miselium jamur tiram putih, serta menjadi pemacu pertumbuhan tubuh buah jamur karena kaya vitamin terutama vitamin B kompleks (Suriawiria, 1986).

Dedak juga memiliki kandungan protein yang dapat menyuburkan pertumbuhan jamur, karena protein sangat penting untuk membangun asam amino dan enzim.

SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat penulis simpulkan sebagai berikut:

a. Takaran dedak dan lama pengomposan memberikan pengaruh terhadap bobot basah jamur tiram putih tetapi tidak berpengaruh terhadap parameter lain yaitu jumlah hari miselium penuh, tinggi batang semu, diameter tudung, dan jumlah tubuh buah.

(7)

b. Perlakuan takaran dedak 10 kg dan lama pengomposan 2 hari serta takaran dedak 10 kg dan lama pengomposan 4 hari menghasilkan bobot basah jamur tiram putih yang lebih baik daripada perlakuan yang lainnya.

5.2. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut:

a. Untuk memperoleh hasil yang baik disarankan menggunakan takaran dedak 10 kg dengan pengomposan 2 hari.

b. Untuk meningkatkan hasil jamr tiram putih yang lebih baik perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan takaran dedak dan lama pengomposan yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Cahyana, Y.A., Muchroji, dan M. Bakrun. 1998. Jamur Tiram. Pembibitan,

pembudidayaan, Analisis Usaha. Penebar Swadaya. Jakarta.

Ciptadi dan N. Nasution. 1979. Penambahan Bekatul dan Beberapa Suplemen pada Berbagai Macam Media Pertanaman Jamur Tiram (Pleurotus ostreatus).

Darlina, Elly. dan Ina, Darlina. 2008. Pengaruh Dosis Dedak Dalam MediaTanam

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram Putih (Pleurotus Floridae). Koperasi

Kopertis Wilayah IV: Bandung.

Maulana Sy, E. 2012. Panen Jamur Tiap Musim. Yogyakarta: Lily Publisher.

Soenanto, H. 2000. Jamur Tiram Budidaya dan Peluang Usaha. Semarang: Aneka Ilmu.

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa penelitian yang mengatakan jika perusahaan memiliki kinerja sosial dan lingkungan yang baik, otomatis dapat menimbulkan kepercayaan dari investor sehingga

Karena laporan arus kas untuk arus kas kegiatan operasi yang dihasilkan perusahaan yang melakukan manipulasi aktivitas riil lebih rendah sehingga tidak dapat

Sehubungan dengan hal teisebut kami mohon ijin dan bantuan bagi mahasiswa yang bersm~gkutan agar dapat melakukan penyebaran angket di tempat yang Bapak/P1u

Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, guru Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti tentu tidak lepas dari media dan sumber belajar, karena media dan sumber.. belajar

TENTANG : JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.. JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka penulis mengambil kesimpulan dimana hasil menunjukan bahwa perusahaan mengeluarkan dana dalam laporan CSR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

with mass m to produce the acceleration is a vector in the same direction, F = ma according to Newton's second law; in this case, F is called the centripetal force...