• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam sejumlah perubahan di Indonesia, tercatat peran signifikan gerakan mahasiswa di dalamnya. Gerakan mahasiswa (student movement) merupakan salah satu bentuk dari gerakan sosial (social movement) yang lebih dikenal dengan istilah unjuk rasa dan demonstrasi mahasiswa (Matulessy, 2005). Mahasiswa telah terbukti menjadi kekuatan pendobrak negara paling efektif, maka menjadi penting untuk menjaga kontinuitasnya (Elfani, 2013). Istilah gerakan mahasiswa menjadi sangat dikenal setelah terjadi peristiwa monumental di tahun 1998 dimana para mahasiswa menuntut reformasi dan dihapuskannya KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme) serta menuntut presiden Soeharto yang pada saat itu menjabat sebagai kepala negara, untuk turun dari jabatannya. Peran mahasiswa dalam upaya pendobrak, pendorong, penjaga rambu-rambu tegaknya kebenaran dan keadilan serta proses demokratisasi, dengan segala macam atau bentuk upaya di atas, pada dasarnya ini merupakan wujud dari partisipasi politik (political participation or involment) yang dapat diberikan mahasiswa bersangkutan. Sepintas dapat dipersepsikan bahwa partisipasi politik mahasiswa di negeri ini sangatlah tinggi hingga dapat menjadi lokomotif gerbong reformasi saat ini (Priambodo, 2000).

Partisipasi mahasiswa pada tahun 1945-1966 ditandai dengan lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) yang menolak rezim orde lama dan menuntut Presiden Soekarno turun dari jabatannya. Mahasiswa menyampaikan

(2)

tuntutan-tuntutan yang dirumuskan dalam sebuah konsep yaitu Tritura, yang isinya menuntut pembubaran PKI, Retool kabinet Dwikora, dan turunkan harga barang. Selanjutnya partisipasi mahasiswa secara berturut-turut terjadi, pada tahun 1974 yang ditandai dengan aksi golput massal dan peristiwa tahun 1978 ditandai dengan pergolakan mahasiswa yang berskala masif ketika Soeharto terpilih kembali untuk ketiga kalinya dimana mahasiswa menyatakan sikap terbuka untuk menggugat bahkan menolak kepemimpinan nasional, gerakan mahasiswa era NKK/BKK dan yang terakhir adalah gerakan mahasiswa angkatan 1998 (Matulessy, 2013).

Peristiwa 1998, merupakan babak baru perjuangan mahasiswa di dalam pentas sosial politik di Indonesia. Pasca 1998, beberapa organisasi gerakan mahasiswa masih tetap melakukan berbagai protes pada era kepemimpinan Habibie, Abdurrachman Wahid, Megawati Soekarnoputri, maupun saat pemerintahan presiden pertama republik Indonesia hasil pilihan rakyat, Soesilo Bambang Yudhoyono (Matulessy, 2008). Dan saat ini pun mahasiswa menuntut Jokowi untuk segera memperbaiki diri dalam memimpin negara.

Secara umum mahasiswa didefinisikan sebagai suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh status dari ikatannya dengan perguruan tinggi. Tidak ada seorangpun mahasiswa yang dapat dinamakan mahasiswa apabila tidak terikat pada salah satu perguruan tinggi. Sementara perguruan tinggi didefinisikan sebagai lembaga pendidikan formal diatas sekolah lanjutan atas yang memberikan pendidikan teori dari suatu ilmu pengetahuan disamping mengajarkan suatu keterampilan (Sarwono, 1978).

(3)

Dari definisi tersebut terlihat bahwa pada awalnya peran mahasiswa yang paling mendasar adalah peran profesionalisme dari pengetahuan dan keterampilan yang sedang dipelajarinya. Lalu sejalan dengan itu proses berfikir logis analitis yang terjadi ketika proses belajar teori berlangsung membuat mahasiswa menjadi kritis terhadap perkembangan kejadian dan isu-isu, keadilan, proses demokratisasi, dan hal-hal lain yang terjadi di sekelilingnya. Pada gilirannya hal tersebut menjadi faktor pendorong bagi mahasiswa untuk meningkatkan partisipasi politiknya dengan memfungsikan dirinya sebagai agent of change (Priambodo, 2000).

Melihat fakta sejarah aktivis mahasiswa dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa selalu berpartisipasi aktif terhadap permasalahan sosial dan kebijakan politik pemerintah yang tidak memihak pada rakyat, khususnya rakyat kecil. Aktivis mahasiswa didefinisikan sebagai mahasiswa yang berpartisipasi pada kegiatan kelompok dalam rangka menciptakan perubahan sosial atau menanggapi suatu masalah sosial, serta menjalankan hak mereka untuk berpolitik. Partisipasi mahasiswa merupakan respon untuk memberikan solusi terhadap berbagai permasalahan sosial yang diakibatkan dari kekuasaan politik yang dianggap menindas rakyat (Matulessy, 2008).

Jadi aksi mahasiswa pada hakekatnya dipandang sebagai suatu bentuk perilaku (aksi) kolektif yang memiliki soliditas sosial, politik dan ideologi yang tinggi. Sebuah unjuk rasa dikatakan sebagai gerakan sosial apabila setiap anggotanya digerakkan oleh kesamaan keyakinan, doktrin, fanatisme dan kepemimpinan, serta melibatkan diri secara sadar untuk berkorban atas nama

(4)

perubahan. Hal ini berbeda dengan kegiatan pengumpulan massa atau bentuk kerumunan lain, yang relatif tidak terorganisir, tidak adanya kesadaran untuk menjadi bagian dalam kerumunan (crowd), dan tidak berlangsung dalam jangka waktu lama (Matulessy, 2008).

Partisipasi politik merupakan kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, yaitu dengan jalan memilih pemimpin negara, dan secara langsung atau tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah (public policy). Kegiatan ini mencakup tindakan seperti memberikan suara dalam pemilihan umum, menghadiri rapat umum, menjadi anggota suatu partai atau kelompok kepentingan, mengadakan hubungan (contacting) dengan pejabat pemerintah atau anggota parlemen, dan sebagainya (Budiardjo, 1998).

Dalton (1996) mengatakan “We can organize potential of participation into three grouping: personal characteristic, group effects, and political atitudes”. Kita bisa mengatur potensi partisipasi menjadi tiga kelompok: karakteristik personal, efek kelompok, dan sikap politik, hal ini semakin memperkuat bahwa adanya keterkaitan antara karakteristik personal, pengaruh kelompok, dan sikap politik terhadap partisipasi politik.

Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa latar belakang terjadinya suatu partisipasi politik mahasiswa adalah hal-hal yang termasuk dalam bentuk-bentuk partisipasi politik, seperti yang diungkapkan oleh Dalton (2009) yaitu voting, campaign activity, communal activity, contacting on personal on personal matters, dan protest.

(5)

Kelompok dapat menggunakan suatu pengaruh besar atas para anggotanya. Ketika orang-orang berada di dalam kelompok, ada kecenderungan kuat untuk mentaati norma kelompoknya. Beberapa penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelompok membuat keputusan yang lebih baik daripada individu-individu ketika mereka telah bekerja sama untuk waktu yang lama dan tugas tersebut merupakan hal yang penting bagi para anggota kelompok (Cottam, dkk, 2012).

Penelitian sebelumnya dalam lingkup mahasiswa, yang pertama adalah dari Priambodo (2000) yang dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kelompok memiliki pengaruh terhadap partisipasi politik mahasiswa, dan penelitian ini diperkuat dengan penelitian Widjanarko (2004) mengungkapkan hal serupa bahwa modal sosial yang ternyata juga mengarah pada pengetahuan identitas eksklusif dan homogenetis kelompok memiliki hubungan yang signifikan dengan partisipasi politik konvensional mahasiwa. Kemudian dalam penelitian Erawan (2012) diungkapkan bahwa kelompok memberikan pengaruh pada mahasiswa untuk melakukan suatu partisipasi politik di kampusnya. Jadi, semakin tinggi perhatian dan dukungan, maka semakin tinggi partisipasi politiknya.

Universitas Mercu Buana Jakarta Barat merupakan salah satu perguruan tinggi yang mempresentasikan pemerintahan Republik Indonesia. Seluruh mahasiswa menghimpun diri dalam organisasi kemahasiswaan dalam setiap fakultas. Dari hasil observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa kehidupan mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat memiliki unsur-unsur bentuk partisipasi politik dan hal ini terlihat jelas, khususnya pada kegiatan kelembagaan mahasiswa. Kegiatan seperti PEMILU (Pemilihan Umum),

(6)

kampanye, komunal (seperti aktif untuk terlibat dengan lembaga di luar kampus), rapat, serta aksi protes, merupakan hal-hal yang sangat terlihat jelas dalam kehidupan organisasi mahasiswa yang terhimpun dalam suatu kelompok kelembagaan mahasiswa. Terkait dengan pembahasan tersebut peneliti ingin melihat bagaimana kelompok-kelompok mahasiswa yang ada di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, memiliki dan memberikan pengaruh terhadap anggota-anggotanya dan pengaruh tersebut dapat mempengaruhi partisipasi politik mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.

Berdasarkan dari teori dan fakta yang telah dijabarkan. Peneliti akan memusatkan penelitian pada variabel group effect, serta melihat hubungannya dengan variabel partisipasi politik mahasiswa di Univeristas Mercu Buana Jakarta Barat. Peneliti ingin melihat bagaimana efek kelompok mampu mempengaruhi suatu bentuk partisipasi politik yang dilakukan mahasiswa.

B. Rumusan Masalah

Adakah Hubungan Group Effect dengan Partisipasi Politik Mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat?

C. Tujuan Penelitan

Untuk mengetahui adakah Hubungan Group Effect dengan Partisipasi Politik Mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.

D. Manfaat Penelitian 1. Aspek Teoritis

a. Sebagai salah satu upaya mengembangkan khasanah ilmu psikologi, khususnya dalam bidang psikologi sosial.

(7)

b. Menambah wawasan baru mengenai group effect dengan partisipasi politik mahasiswa pada umumnya dan secara khusus di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat.

2. Aspek Praktis

1. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman mengenai group effect dengan partisipasi politik dalam lingkup yang lebih kecil yaitu kampus.

2. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai group effect dan partisipasi politik mahasiswa yang terjadi di tingkat fakultas atau jurusan yang ada dalam lingkup kampus, tentang bagaimana partisipasi politik dan bagaimana kelompok mempengaruhi diri anggota kelompok.

3. Bagi universitas, diharapkan penelitian ini, dapat memberikan informasi mengenai bagaimana kehidupan politik mahasiswa.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dan gambaran umum mengenai hal-hal yang disampaikan dalam skripsi ini, adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan serta ruang lingkup penelitian.

(8)

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan mengenai teori yang berhubungan dengan group effect dengan partisipasi politik mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisikan pendekatan penelitian yang ditetapkan pada penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, alat bantu pengumpulan data, teknik analisis data, definisi operasional, karakteristik subjek.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

Berisikan mengenai kesimpulan hasil penelitian dan saran-saran untuk penelitian selanjutnya.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Peneliti memilih subjek mahasiswa di Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, dikarenakan keterbatasan responden mahasiswa diluar Universitas Mercu Buana Jakarta Barat, dan untuk memudahkan proses pengambilan data yang akan dilakukan peneliti terhadap subjek penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Konsep yang digunakan sama seperti penelitian lainnya, yaitu menggunakan sebuah telepon pintar dengan sistem operasi Android, sensor yang terpasang pada pasien, jaringan

Dampak positif jika anak mendapat nutrisi yang benar selama 1.000 hari pertama ialah • Menyelamatkan lebih dari 1 juta nyawa setiap tahun yang akan meninggal akibat..

Menimbang : bahwa dengan ditetapkannya Keputusan Menteri dalam Negeri Nomor 188.34-6028 Tahun 2016 tentang Pembatalan Beberapa Ketentuan Peraturan Daerah Kabupaten

Pemilihan sistem kontroler FLC dan PID didasarkan oleh FLC merupakan sistem kontroler berbasis artificial intelligence yang memiliki keluwesan dalam pengaturan

(1) Religius, berarti sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun

Seblang Sebagai Salah Satu Unsur Wisata Budaya Using Di Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi Tahun 1996-2011; 060210302304; 2012: 86 halaman; Program Studi Pendidikan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran, antara lain adalah disediakannya tempat pembelian atau pengisian saldo di Fakultas Ekonomika dan

Dalam siklus reproduksi, beberapa basil penelitian pada moluska laut menunjukkan terjadinya fluktuasi pada profil asam amino selama proses pematangan gonad dan fase awal pertumbuhan