• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian gabungan antara kualitatif dan kuantitatif dengan melakukan pengamatan, wawancara dan dokumen. Metode tersebut digabungkan untuk mendeskripsikan semua fakta yang terkait dengan faktor-faktor yang menyebabkan wisatawan jarang berminat ke Hutan Bambu serta strategi apa yang sesuai untuk mengembangkan Hutan Bambu sebagai atraksi ekowisata di Desa Penglipuran Kabupaten Bangli.

3.2 Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Adat Penglipuran yang terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli dengan ketinggian sekitar 600-700 meter di atas permukaan laut sehingga suhu udara relatif sejuk. Hutan Bambu yang ada di Desa Penglipuran mempunyai luas areal sekitar 45 hektar dengan berbagai jenis bambu yakni terdiri dari Bambu Petung, Bambu Jajang Aya, Bambu Jajang Abu, Bambu Tali, Bambu Papah, Bambu Suet dan jenis bambu lainnya, tetapi terdapat beberapa jenis bambu sudah mengalami kepunahan. Hutan Bambu ini sebagian dimiliki oleh desa adat dan sebagian lagi dimiliki oleh masyarakat. Di samping Hutan Bambu Desa Penglipuran terkenal dengan bangunan tradisional Bali yang merupakan ciri khas sehingga sekarang disebut sebagai Desa Tradisional Penglipuran.

(2)
(3)

3.3. Jenis dan Sumber Data 3.3.1 Jenis Data

Menurut sifatnya, data yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua yaitu :

1). Data Kualitatif

Data ini meliputi ide, ungkapan pandangan dari tokoh masyarakat setempat, pengelola Hutan Bambu, pemandu wisata, Pemerintah Kabupaten Bangli (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan) di bidang ekowisata. Data kualitatif lainnya adalah monografi desa dan manfaat dan fungsi Hutan Bambu.

2). Data Kuantitatif

Data ini berupa jumlah kunjungan wisatawan, jumlah penduduk, jumlah pengelola Hutan Bambu di Desa Penglipuran, Bangli.

3.3.2 Sumber Data 1). Data Primer

Data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian melalui wawancara dengan, tokoh masyarakat, pramuwisata Dinas Pariwisata, pengelola dan melalui kuisioner terhadap wisatawan.

2). Data Sekunder

Data yang diperoleh bukan dari pihak pertama, tapi data ini diperoleh melalui buku atau literatur yang relevan dan mempunyai sangkut paut atau hubungan dengan penelitian, hasil penelitian yang berwujud laporan serta data resmi dari instansi yang terkait seperti monografi desa dan konsep-konsep dari

(4)

berbagai pustaka yang digunakan sebagai landasan dalam menganalisa penelitian ini.

3.4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah mempergunakan kuisioner. Kuisioner ini memberikan kesempatan kepada informan dan wisatawan untuk menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki sehingga akan diperoleh jawaban yang variatif. Kuisioner ini digunakan untuk menjawab tentang faktor-faktor yang menyebabkan wisatawan jarang berminat terhadap Hutan Bambu sebagai atraksi ekowisata.

3.5. Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Observasi

Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan langsung ke lokasi penelitian sehingga berada bersama dengan objek yang dikelilinginya untuk mendapatkan gambaran dan pengamatan yang jelas tentang potensi Hutan Bambu serta keadaan yang ada di daerah penelitian. Dalam hal ini menggunakan teknik pencatatan dari jenis dan macam-macam bambu yang ditemukan serta dokumentasi yang berupa foto-foto potensi Hutan Bambu.

3.5.2 Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disiapkan sebelum tanya-jawab berlangsung dengan

(5)

informan. Metode wawancara mendalam dilakukan terhadap sejumlah informan kunci yang dianggap mengetahui tentang Hutan Bambu seperti Kepala Desa Penglipuran, Tokoh Adat Penglipuran dan Diparda Bangli. Di samping itu juga dilakukan wawancara terhadap pramuwisata.

3.5.3 Kuisioner

Pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan kepada wisatawan, yang berisi tentang faktor yang menyebabkan wisatawan jarang berminat ke obyek hutan bambu sebagai atraksi ekowisata.

3.5 4 Dokumentasi

Yaitu pengumpulan data melalui arsip-arsip atau buku-buku tentang pendapat, teori-teori yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini buku-buku tentang pendapat-pendapat, teori-teori yang berhubungan dengan Hutan Bambu, objek wisata, pengembangan, dan literatur-literatur lainnya.

3.6. Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini yang dijadikan informan adalah tokoh masyarakat, pemandu wisata, pengelola, Kepala Dinas dan staf Pariwisata Bangli.

Pengambilan informan dalam penelitian ini didasarkan beberapa kriteria yaitu (1) mereka memiliki pengalaman dalam mengantar wisatawan ke hutan bambu (2) mereka mendalami seluk beluk obyek wisata hutan bambu (3) Mereka memiliki pengetahuan dan kritis terhadap berbagai kasus yang muncul yang berkaitan dengan faktor yang menyebabkan wisatawan kurang minat ke obyek

(6)

wisata hutan bambu dan strategi pengembangan apa yang sesuai dilaksanakan oleh pengelola. Sedangkan responden dalam penelitian ini adalah wisatawan yang berkunjung ke Desa Penglipuran. Teknik penentuan sample yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Non- Probabilitas Sampling (Kusmayadi 2000: 140) artinya peluang seseorang untuk menjadi responden tidak diketahui, karena populasinya tidak diketahui maka penentuan sampelnya mempergunakan Quota

Sampling sebanyak 25 orang wisatawan. Sedangkan untuk memperoleh datanya

dengan accidental artinya wisatawan yang dijadikan sampel yang kebetulan bertemu di lokasi penelitian pada saat pencarian data, dan dipandang wisatawan yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Antara 2004:54)

3.7. Teknik Analisis Data

Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan secara lengkap dan tepat data yang diperoleh dari berbagai sumber untuk mencapai tujuan penelitian. Untuk menganalisa faktor yang menyebabkan wisatawan kurang minat ke obyek wisata hutan bambu, mempergunakan alat bantu Skala Likert dengan mengkategorikan sebagai berikut :

1)Untuk jawaban sangat tidak setuju atau sangat kurang baik, diberikan skor 1(satu).

(7)

3) Untuk jawaban ragu-ragu atau kurang atau netral diberikan skor 3(tiga).

4) Untuk jawaban setuju atau baik diberikan skor 4 (empat). 5)Untuk jawaban sangat setuju atau sangat baik diberikan skor 5 (lima). Untuk mengetahui sikap wisatawan secara keseluruhan, maka intervalnya sebagai berikut :

skor terendah

= = Selisih perkategori Jumlah kategori

Dengan menggunakan rumus interval tersebut maka intensitas sikap wisatawan dapat dihitung sebagai berikut:

5 - I

= 0,8 5

Berdasarkan rumus interval di atas, maka dapat disusun kategori intensitas sikap wisatawan dalam Tabel 3.1

Tabel 3.1

Kategori Intensitas Sikap Wisatawan

No. Klasifikasi Skor Jawaban Kategori Jawaban 1. 2. 3. 4. 5. 4,2 - 5,0 3,4 - 4,19 2,6 - 3,39 1,8 - 2,59 1,0 - 1,79 Sangat setuju Setuju Ragu – ragu Tidak setuju Sangat tidak setuju Sumber : Hasil Modifikasi Skala Likert

(8)

Untuk menganalisis faktor yang menyebabkan wisatawan jarang berminat berkunjung ke obyek wisata hutan bambu dan strategi pengembangan yang sesuai untuk hutan bambu sebagai atraksi ekowisata di Desa Penglipuran Kabupaten Bangli, mempergunakan data yang terkumpul berupa : cara berpikir dan pandangan serta ungkapan ide yang ditemukan di lapangan, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis serta disesuaikan dengan permasalahan yang diangkat. Supaya data yang diperoleh di lapangan bermakna, maka analisisnya dibantu dengan pendekatan SWOT. Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi keadaan Hutan Bambu dengan cara melihat dari segi Strenght (Kekuatan),

Weakness (Kelemahan), Oportunities (Peluang), dan Threats (Tantangan). Hasil

analisis ini digunakan untuk menentukan arah pengembangan yang akan direncanaka

(9)

PROSES PENYUSUNAN STRATEGI K PENGEMBANGAN

Gambar 3.1

Sumber: Hasil Modifikasi Penyusunan Rencana Strategik (Backler, 1996 : 2) Berdasarkan pada Gambar 3.1 terlihat bahwa proses penyusunan dimulai pada pengidentifikasian potensi dan masalah, dalam penelitian ini diperoleh dari kegiatan observasi, wawancara yang berupa tanggapan atau persepsi informan

IDENTIFIKASI

POTENSI MASALAH

FAKTOR INTERNAL

ANALISIS

SITUASI EKSTERNALFAKTOR

STRENGHT WEAKNESS OPPORTUNITIES THREAT

ISSUES VISI TUJUAN SASARAN KEBIJAKSANAAN ASUMSI PROGRAM

(10)

kunci seperti tokoh masyarakat Desa Penglipuran dan Pemerintah Kabupaten Bangli (Diparda Kabupaten Bangli dan masyarakat). Potensi dan masalah tersebut digunakan, untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal untuk memperoleh issues atau permasalahan suatu daerah, sebagai latar belakang dimunculkan visi dan tujuan pengembangan.

Tujuan pengembangan diperlukan sebagai pijakan penentuan sasaran pengembangan yang terfokus pada asumsi situasi dan kondisi objek selama kurun waktu tertentu dengan memperhatikan kebijaksanaan pemerintah khususnya pengembangan Hutan Bambu sebagai objek wisata alternatif di Desa Penglipuran. Sasaran pengembangan diperjelas dengan pengadaan program pengembangan yang dipijak pada persepsi responden penelitian dalam menentukan arah rencana pengembangan.

3.8 Cara Penyajian Hasil Analisis Data

Hasil penyajian dilakukan secara formal dan informal. Secara formal artinya data yang diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada wisatawan disajikan dalam bentuk tabel, sedangkan penyajian hasil secara informal artinya hasil yang diperoleh melalui pengamatan lapangan dan wawancara terhadap informan disajikan dengan memberikan narasi atau penjelasan sehingga hasil yang diperoleh dapat menjawab permasalahan.

Referensi

Dokumen terkait

Memperhatikan ketentuan-ketentuan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah serta berdasarkan

“ gini nilai itu kan tujuannya untuk diamalkan kan, nah jadi gak semua orang bisa mengamalkannya secara menyeluruh alias 100%, tapi kalau semakin kesini saya

Tujuan pendidikan di Indonesia mengemban tugas yang sangat penting yang pada hakekatnya untuk meningkatkan kualitas manusia tersebut, maka dalam pelaksanaan proses pendidikan

Makhluk hidup Mempunyai komposisi kimia tertentu yang terdiri dari unsur – unsur Karbon , Hidrogen , Oksigen , Nitrogen , Belerang , atau Sulfur , Fosfor dan sedikit Mineral.

Made Ossy Supaynarta, A.A Sagung Kartika Dewi, 2010, Pengaruh Insentif Finansial dan Lingkungan Kerja Fisik terhadap Loyalitas Karyawan, Jurnal Ekonomi No 1, Vol

Magetan/ Jawa Timur/ Rabu 20 mei 2009// Semenjak awal tahun/ hingga saat ini sudah terjadi tiga kasus jatuhnya pesawat milik militer// 6 April lalu/ Fokker 27 TNI- AU

Sahabat MQ/ Lagi lagi kita ditunjukkan dengan bukti betapa buruknya alat utama sistem persenjataan – alutsista- TNI dengan insiden jatuhnya pesawat Hercules di

历史分析法。.