• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. TINJAUAN PUSTAKA. pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010)."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Panen

1. Pengertian Panen

Panen adalah serangkaian kegiatan mulai dari memotong tandan matang panen sesuai kriteria matang panen, mengumpulkan dan mengutip brondolan serta menyusun tandan di tempat pengumpulan hasil (TPH) berikut brondolannya (Vademecum PTPN IV, 2010).

Tujuan panen adalah untuk memanen seluruh buah yang sudah matang panen dengan mutu yang baik secara konsisten sehingga potensi produksi minyak dan inti sawit maksimal dapat dicapai. Oleh karena itu bila terjadi ada buah matang yang terpanen, mutu buah yang tidak sesuai dengan kriteria matang panen dan buah yang dipanen tidak dapat segera dikirim ke pabrik, agar segera dicari solusinya (Lubis, 1992).

Upaya pekerjaan panen semaksimal mungkin dilaksanakan oleh karyawan sendiri. Tetapi apabila jumlah karyawan sendiri tidak mencukupi, maka kebun dapat menggunakan tenaga pemborong. Untuk pemanen yang berasal dari karyawan sendiri diberikan basis borong sesuai dengan ketentuan yang ada. Sedangkan bagi pemanen yang berasal dari tenaga pemborong tidak ada basis borong dan harga per-Kg TBS dipanen disesuaikan ketentuan yang berlaku.

Manajemen kebun bertugas untuk memanen semua buah matang yang ada mengirimnya ke pabrik pada saat kwalitas buah optimum untuk mendapatkan kwalitas minyak dan inti sawit yang maksimum. Buah yang dipanen hari ini harus sampai di pabrik hari ini juga (SOP PTPN IV, 2007).

(2)

2. Kriteria Panen.

Apabila suatu blok telah dapat dimulai panen maka untuk memperoleh TBS dengan kandungan minyak yang maksimum dan kualitas terbaik dengan biaya panen yang murah maka ditentukan kriteria panen. Jumlah atau presentase brondolan telah umum dipakai menentukan kematangan tandan.

Karena jumlah atau presentase brondolan berhubungan erat dengan kadar minyak/mesokrap. Sebagaimana diketahui :

besarnya peranan pengaruh minyak.mesokrap terhadap rendemen dapat dilihat pada tabel 2 yaitu dengan buah/tandan 65% dan mesokrap/buah 80% maka terlihat dengan peningkatan minyak/mesokrap ternyata minyak/tandan juga meningkat.

Untuk optimalisasi panen yang dipengaruhi dengan nyata adalah minyak/mesokrap karena buah/tandan dipengaruhi oleh penyerbukan, iklim dan kultur teknis sedangkan mesokrap/buah yang berperanan adalah faktor keturunan (Kumpulan Makalah pertemuan teknis kelapa sawit, 1990).

Ciri tandan matang dilapangan :  Warna buah orange kemerahan

 Sudah ada buah yang lepas (membrondol)  Kriteria fraksi ada di Tabel

 Kriteria jumlah brondolan :

Areal datar : 2 brondolan/kg berat tandan Areal miring : 1 brondolan/kg berat tandan Tabel 1. Tingkat Kematangan Tandan Kelapa Sawit

(3)

Fraksi % Jumlah Brondolan Derajat Kematangan 00 Tidak ada buah masih hitam Sangat mentah

0 Membrondol 1-12,5 % Mentah

1 Membrondol 12,5-25 % Kurang matang 2 Membrondol 25-50 % Matang I 3 Membrondol 50-75 % Matang II 4 Membrondol 75-100 % Lewat matang I 5 Buah dalam ikut membrondol Lewat matang II 6 Semua buah membrondol Tandan kosong (Sumber BPM LPP, 2010)

 Tingkat kematangan yang baik adalah fraksi 2 dan 3 (brondolan 1 dan 2 per kg berat tandan). Brondolan maksimum 12,5%.

 Komposisi panen yang dikategorikan baik adalah : Fraksi 2 + 3 + 4 = 80% ; fraksi 5 = 5% Frakasi 1 = 15%

3. Perkiraan Produksi a. Produksi Tahunan

Pengamatan ini dilakukan 1 kali tiap 6 bulan; 20 ha/HK, berikut ketentuan waktu pengamatannya :

 Tgl 1-15 Des : untuk prakiraan produksi Semester I  Tgl 1-15 Juni : untuk prakiraan produksi Semester II  Cara pencatatan dan pengamatan dilakukan blok per blok :

Blok : Luas :

Th tanam : Jlh pohon :

(4)

Pohon contoh sebanyak (± 5%). Untuk blok 25 ha sebanyak 162 pohon dan blok 16 ha sebanyak 104 pohon.

Pohon contoh diambil pada setiap selang 10 baris dan pada tiap baris tersebut diambil selang 5 pohon. Bila memungkinkan usahakan pohon contoh merupakan barisan/pohon contoh analisa daun.

Cara pengamatan/menghitungnya :

 Tiap pohon contoh dihitung berapa jumlah tandan yang sudah menjadi buah dan berapa tandan bunga betina; kemudian jumlahkan keduanya

 Tandan inilah yang akan dipanen selama periode 6 bulan. Tabel 2. Perhitungan produksi (Contoh Blanko):

Thn Tanam Luas (ha) Jumlah Pohon Pengamatan pohon Contoh Prakiraan 6 bulan (semester 1 1998) 1994 16 2240 Jlh Pk Jlh Tandan/ bunga betina Rata-rata berat TBS Total Produksi (kg) 72 641 12 kg x2240 x 12 = 239,2 Ton TBS/ha

 Pada akhir bulan juni dilakukan prakiraan untuk semester II.  Krani I mengumpulkan angka-angka seluruh blok (1 afdeling).

Angka ini digunakan untuk penyusunan RKAP/RAB. b. Produksi Harian = Angka Kerapatan Panen

Manfaatnya : untuk mengatur kebutuhan tenaga pemanen dan penyediaan sarana transport.

 Pohon contoh : sebanyak 100 pohon per blok (16-25). Diambil dari baris no. 5, 15, 25, 35, 45 masing-masing sebanyak 20 pohon.

(5)

 Hitung tandan yang sudah bisa di panen keesokan harinya; missal 24 tandan

Kerapatan panen (KP) = 24/100 = 0,24 atau 1:4 artinya dari setiap 4 pohon akan dipanen 1 tandan matang. Bila berat rata-rata 1 tandan = 12 kg

Maka perkiraan panen : 0,24 x 2.240 x 12 kg = 6.451 kg

 Bila kapasitas (PN = Prestasi Normal) 1 orang tenaga panen = 800 kg diperlukan 8 orang pemanen.

 Truk/kendaraan sesuaikan dengan produksi tersebut. 4. Rotasi panen

Rotasi panen di afdeling/kebun diatur dan disesuaikan dengan hari kerja pabrik yakni sebagai berikut:

 6/7:6 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-sabtu). (biasanya hanya dilakukan waktu musim panen puncak).

 5/7:5 hari memanen dengan rotasi 7 hari (senin-jumat). 5. Kapveld

Kapveld yaitu luas areal panen harian contoh :

 Luas afdeling A = 800 ha (50 blok @16 ha), seluruhnya TM  Hari kerja panen Senin-Kamis @ 7 jam = 28 jam

Jumat = 5 jam

Jumlah = 33 jam/minggu

 Pembagian kapveld I – IV = x 50 blok atau 11 blok

(untuk Senin – Kamis @ 170 ha atau 11 blok/hari sedangkan pada hari jumat panen hari pendek hanya 6 blok).

(6)

6. Ancak panen

Ancak panen adalah luasan yang menjadi tanggung jawab pemanen terdiri atas :

 Ancak tetap : pada system ini pemanen dan areal panen tetap. Areal panen biasanya berbukit sampai berlereng curam atau letaknya terpencil. Sebagai contoh Blok A = 16 ha; ada 50 baris dipanen oleh 5 orang. Orang ke I memanen baris 1-10, orang ke baris II baris 11-20 dan seterusnya.

 Ancak giring : pada system ini pemanen secara bersama-sama memanen di 1 blok. Setelah selesai pindah ke blok lain. Satu orang pemanen memanen tiap 2 baris (1 gawangan). Kemudian berpindah ke barisan yang belum dipanen, dan seterusnya sampai selesai 1 blok dan pindah ke blok lain.

Cara berpindahnya :

Ancak giring orang tetap : pemanen pertama mengambil gawangan pertama pada perpindahan berikutnya

Ancak giring orang tidak tetap : gawangan pertama pada perpindahan berikutnya dikerjakan oleh siapa saja/pemanen yang terlebih dahulu selesai.

 Keuntungan system ancak giring : buah dapat segera diangkut ke pabrik dan control oleh mandor lebih mudah. (BPM LPP, 2010)

7. Kebutuhan Tenaga Panen

Tenaga panen jumlahnya harus disiapkan berdasarkan kebutuhan pada panen puncak. Contoh luas areal tanaman menghasilkan kebun Boras 4000 ha dengan perkiraan TBS 132.000 ton per tahun. Produksi pada panen puncak biasanya 10-12% ; maka produksi bulan puncak adalah 132.000 – 158.000 ton TBS. dengan hari panen 22 dan kapasitas rata-rata 1500 kg/org

(7)

maka tenaga panen yang harus disediakan adalah 400 sampai 480 pemanen per hari untuk kebun Boras. (Vademecum PTPN IV, 2010).

8. Organisasi panen

Kebun kelapa sawit akan dibagi menjadi beberapa afdeling dan biasanya luas satu afdeling adalah 800-1000 ha. Bila produksi TBS di afdeling I Kebun Boras yang luasannya 1000 ha adalah 21.000 ton per tahun, maka tenaga panen yang harus disediakan adalah 76 peemanen (panen puncak 12%, kapasitas 1500 kg, hari panen 22). Pada bulan-bulan biasa penyebaran 8%, kapasitas 1250 kg, maka tenaga yang digunakan panen adalah 61 orang.

Dengan jumlah tenaga panen 61 orang maka mandor panen dibutuhkan 3 orang (1 mandor panen membawahi 20 pemanen), jadi disatu afdeling untuk kegiatan panen diperlukan 1 mandor besar yang membawahi 2 mandor panen dan setiap mandor panen membawahi 20 pemanen.

Pada panen puncak, denngan adanya tambahan pemanen menjadi 76 orang, diperlukan mandor panen tambahan. Secara skematis struktur organisasi panen dapat dgambarkan sebagai berikut :

Gambar 1. Skema Organisasi Panen di Kebun

Mdr. Pemel ASS. AFD Mandor I Mdr. Panen Mdr. Pemel Mdr. Panen Pemanen 20 Pemanen 20

(8)

9. Cara Mengatur Panen

Luas satu kapveld umumnya berkisar antara 100 ha sampai dengan 200 ha. Dengan luasan tersebut maka tenaga panen rata-rata perhari digunakan 40 orang (2 mandoran) sampai dengan 80 orang (4 mandoran).

Sebagai contoh di Afdeling III kebun Boras TM 740 ha ; dan luasan kapveld III adlah 120 ha terdiri dari 6 blok. Afdeling ini memakai 3 mandor panen dan setiap mandor rata-rata terdiri dari 20 pemanen. Sambil melakukan panen di kapveld III Mandor Ali memeriksa kerapatan buah di blok 78A dan 78B; masing-masing 1:8 untuk blok 78A dan 1:6 untuk blok 78B. Mandor Amir memeriksa kerapatan buah di blok 78D dengan hasil 1:5 dan di blok 78E kerapatan buah 1:6. Mandor Umri memeriksa kerapatan buah di blok 78C dengan hasil 1:8 dan di blok 78F 1:7. Ke enam blok tersebut adalah kapveld III denga bentuk blok yang ideal yaitu 400 x 500 m atau 20 ha.

Kapasitas panen mandoran Ali adalah 850 kg atau 40 tandan. Untuk menyelesaikan tugasnya memanen di blok 78A dan 78B maka mandor Ali harus mengatur pemanennya sesuai dengan kerapatan buah. Dengan kerapatan buah 1:8 di blok 78A maka diperkirakan ada 2816:8 = 352 tandan dan di blok 78B ada 2816:6 = 469 tandan. Dengan rata-rata kapasitas 40 tandan maka pemanen yang diperlukan adalah 20 orang.

Mandor Ali menggunakan hancak giring maka setiap pemanen diberi hancak 1 pasar (2 baris) di blok 78A. Setelah selesai pindah hancak 12 orang masing-masing satu pasar di blok 78A dan 8 orang di blok 78B. Selanjutnya semua pemanen pindah ke blok 78A dan masing-masing menghancak 1 pasar. Sisanya 4 pasar dikeroyok oleh pemanen yang lebih dahulu dapat menyelesaikan hancaknya .Sambil mengawasi pemanen mandor Ali juga memeriksa kerapatan buah di blok-blok yang akan dipanen pada kapveld IV.

(9)

Bila pengaturan hancak dipakai hancak tetap maka blok 78A dan 78B yang terdiri dari 128 baris atau 64 pasar dibagi habis dengan 20 pemanen, yaitu ada yang mendapat 4 pasar di blok 78A yaitu pemanen yang kapasitasnya lebih tinggi dan sisanya masing-masing 3 atau 4 pasar di blok 78B.

Ketepatan menghitung kerapatan buah sangat penting karna berkaitan dengan jumlah tenaga yang diperlukan. Terlalu banyak tenaga digunakan akan merugikan pemanen Karena kapasitasnya menjadi rendah dan pemanen kehabisan hancak sebelum jam kerja selesai. Sebaliknya bila terlalu sedikit, hancak panen menjadi tidak selesai dan bila berlarut-larut karena ketiadaan tenaga maka rotasi panen menjadi lebih dari 5/7. (Vademecum PTPN IV, 2010).

10. Cara Panen

 Tandan yang memenuhi kriteria matang panen di potong.

 Pelepah di bawah tandan yang matang dipotong mepet (untuk tanaman dewasa) sedangkan pada tanaman muda (3-5 tahun) pelepah daun tidak dipotong.

 Pelepah dipotong menjadi 2 bagian dan disusun di gawangan mati ( di tanah rata), sedangkan di perengan pelepah tidak dipotong tetapi disusun sejajar arah teresan agar berfungsi sebagai penahan erosi.

 TBS dan brondolan disusun di tempat pengumplan hasil (TPH).

 Gagang TBS dipotong bentuk “V” (cangkem kodok) dan brondolan dibersihkan dari sampah.

 Tandan Buah Segar (TBS) disusun 5-10 TBS per baris, diberi nomor pemanen pada gagang TBS.

(10)

11. Alat Panen.

Semua kebutuhan alat panen disediakan perusahaan kecuali untuk pemanen tenaga pemborong. Untuk panen diareal tanaman muda (3-5 tahun) dieprlukan alat chisel (dodos dengan lebar 8 cm), kampak dan alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni. Sedangkan untuk panen diareal tanaman dewasa dan tua (>5 tahun) diperlukan alat kampak. Egrek, bambu/galah egrek, tali, alat pikul, kereta sorong atau sepeda, gancu dan goni (Sianturi, 1991).

B. Pengaruh Sistem Premi Panen 1. Premi panen

Untuk meningkatkan prestasi panen dalam dalam kwalitas dan kwantitas maka perlu diberikan kelebihan premi borong dan premi kerajinan.

Panen dalam suatu areal dianggap baik apabila memenuhi syarat-syarat berikut :

 Jumlah tandan yang dipanen persatuan luas harus sebanyak mungkin atau dengan perkataan lain tiap-tiap tandan yang matang panen harus dipanen.

 Kwalitas tandan yang dipanen dalam pengolahan-tingginya dan kandungan asam lemak bebas yang serendah-rendahnya.

 Areal tanaman kelapa sawit yang telah selesai dipanen harus dalam kondisi yang sebaik-baiknya. Untuk mengangkut buah ke TPH dan mengumpulkan brondolan adalah merupakan tanggung jawab pemanen. Demi terlaksananya pekerjaan tersebut system panen dianjurkan dengan system “family cup”.

(11)

2. Pembagian Premi Panen a. Premi kwalitas dan kwantitas.

Seorang pemeriksa dapat memperoleh maximum premi kwalitas jika hasil pemeriksaan kwalitas panen yang dilakukan oleh assisten kebun pada bulan tersebut memenuhi syarat-syarat panen. Untuk mengetahui premi kwalitas setiap pemanen assisten kebun harus memeriksa 5 (lima) kali pada ancak masing-masing setiap bulan. Pemeriksaan dilakukan di satu pasar panen sepanjang ± 400 meter yang meliputi ± 100 pohon pada saat setelah selesai dipanen. Setiap kali pemeriksaan sipemanen dapat diberi premi kwalitas Rp. 780,- jika tidak terdapat kesalahan. Setiap satu kesalahan yang diketemukan pada saat pemeriksaan, pemanen dipotong premi kwalitas Rp. 139,- besarnya premi maximum dan pemotongan premi tersebut tergantung kepada waktu.

b. Pemeriksaan dilapangan.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menimalisir kesalahan pemanen dan menjaga kebersihan ancak, berikut ketentuan yang harus dilakukan :

 Pohon yang telah dipanen harus dalam keadaan bersih terutama dari bekas-bekas bunga yang sudah mati, tandan bunga gugur dan kotoran-kotoran lain.

 Pemotongan pelepah dilakukan sependek mungkin sesuai dengan standar-standar yang telah ditentukan.

 Daun bekas potongan harus diatur rapi pada tempat yang telah ditentukan dan tidak menganggu jalan atau parit drainase.

 Tandan yang telah matang panen tidak boleh ketinggalan dipanen.  Tidak boleh memanen buah mentah dengan fraksi 0 dan 00.

(12)

 Semua brondolan termasuk yang masih ketinggalan diantara pelepah-pelepah daun harus dipungut dan dikumpulkan dalam karung/keranjang.

 Gagang tandan dipotong spendek mungkin, maximum 2 cm.

 Buah harus bersih dari tandan-tandan kotor (tandan-tandan bekas bekas penyait) dibersihkan dengan mengambil brondolannya yang baik dan bekasnya disingkirkan dan tidak termasuk dalam bilangan hasil panen.

 Brondolan yang dikumpulkan harus bersih dari tanah dan kotoran-kotoran lain (sampah bekas pembungkus bunga).

 Alat-alat panen harus bersih, tajam dan lengkap.

 Tandan buah disusun rapi di TPH diberi nomor sesuai dengan nomor si pemanen. c. Pemeriksaan di TPH

Berikut kegiatan yang wajib dilakukan Krani buah :  Pemeriksaan gagang panjang

 Kebersihan brondolan  Tandan buah afkir  Tandan buah mentah

 Alat-alat panen dari susunan tandan buah rapi d. Pemeriksaan pada areal sedang dipanen.

Pemeriksaan ini dilakukan untuk menetukan prestasi pemanen :

 Pohon yang dipanen harus bersih dari bunga-bunga yang busuk dan mati dari kotoran-kotoran lain.

 Pemotongan pelepah harus ditinggal 2 (dua) lingkaran daun yang menyanggah buah yang tertua.

(13)

 Pelepah daun bekas pemotongan sewaktu panen disusun rapi ditengah-tengah gawangan yang telah ditentukan dan tidak menganggu jalan dan parit drainase.

 Semua tandan yang matang harus dipanen

 Semua brondolan baik yang ada diantara ketiak-ketiak pelepah (frond) maupun yang ada diatas tanah bokoran harus diambil.

Setiap pemeriksaan diketemukan kesalahan-kesalahan seperti diatas maka setiap dijumpai satu kesalahan. Premi kwalitas dipotong Rp. 156,- jika terdapat pada satu kali pemeriksaan 5 (lima) kesalahan dan hanca yang dipanen tersebut belum selesai sampai keujung blok maka pemeriksaan tidak perlu diteruskan lagi dan premi kwalitas pada hari pemeriksaan tersebut dipotong sejumlah Rp 780,- dengan pengertian bahwa sipemanen pada saat tersebut tidak memenuhi syarat. Pemeriksaan tersebut harus disaksikan sendiri oleh sipemanen dan juga mandor panennya.

3. Premi Produksi.

Basis borong seorang pemanen ditentukan oleh beberapa faktor antara lain : umur tanaman, berat tandan, rotasi panen, jumlah tandan per Ha yang matang panen dan situasi arel akan dipanen dalam (pemberantasan gulma, keadaan terasan dan train).

Itulah sebabnya perlu diciptakan system baris borong pemanen per hari panen. Untuk menetukan basis borong kita mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

1. Umur Tanaman.

Hal ini penting dalam penentuan jumlah dan berat tandan sesuai dengan umur tanaman. 2. Jumlah tandan yang akan dipanen (matang panen) per Ha.

Pada bulan-bulan panen rendah, walaupun rotasi panen telah diperpanjang, sangat sulit untuk mencapai jumlah tandan yang sama pada bulan-bulan panen tinggi, sedangkan jarak

(14)

tempuh yang dilalui sipometik lebih panjang. Jumlah tandan yang dapat ditaksir dilakukan sehari sebelum panen dengan menghitung tandan matang panen dalam 100 buah. Gambaran yang diperoleh akan menunjukkan jumlah tandan matang panen yang tersedia pada areal tersebut. Dalam segi praktisnya kita dapat memperoleh angka-angka tersebut sewaktu menghitung jumlah bunga jantan yang sedang mekar untuk menentukan penyerbukan bantuan diblok-blok yang akan dipanen pada hari berikutnya. Angka rata-rata yang diperoleh dapat digunakan untuk menhitung basis borong pada hari panen berikutnya.

3. Kondisi kebun (lapangan).

Pada lapangan yang berbukit, tanah bokoran kotor, gawangan yang terlambat diweeding, tunasan tidak di laksanakan sempurna dan dilalui oleh parit atau rendahan akan lebih sulit dipanen. Pada lapangan yang datar dengan weeding yang sempurna, tunasan dilaksanakan pada waktunya dan tidak dilalui oleh parit atau rendahan pemanenan lebih mudah.

Untuk menentukan basis borong kita membedakan areal-areal lapangan yang akan dipanen berdasarkan kriteria sebagai berikut :

 Terarain (bukit-bukit, parit, rendahan, dan lain-lain) sampai ... 1 Sampai 5 point.  Weeding : Bokoran ... 1 Sampai 5 point.  Gawangan ... 1 Sampai 5 point.  Tunasan ... 1 Sampai 5 point.  Rotasi panen ... 1

(15)

Sampai 5 point.

Satu point untuk setiap hari panen yang melebihi 7 hari. Jika areal yang akan dipanen 16 point areal itu disebut sukar dipanen (= 3). Jika areal yang akan dipanen 15 point areal itu disebut mudah dipanen (= N). Dengan mempergunakan table dibawah inibasis borong dapat ditentukan.

4. Brondolan/leles

Pengumpulan brondolan dibayarkan khusus dengan harga Rp.62,50 per karung pupuk. Pengumpulan berondolan ini boleh dikerjai oleh tenaga khusus, tetapi masih dibawah tanggung jawab si pemanen, karna kebersihan ancak pada waktu penilaian kwalitas akan dibebankan kepada ancak si pemanen. Ukuran karung supaya diseragamkan dengan berat 25Kg brondolan bersih.

5. Borong minggu/libur umum

Jika pemanenan dilakukan pada hari minggu atau hari libur umum perhitungan ditentukan dengan harga borongan. Harga borongan pertandan disesuaikan dengan tabel basis borong dan premi panen. Penilaian kualitas panen dapat juga dilaksanakan pada hari minggu atau libur umum.

6. Premi pengawas a. Premi mandor

Premi mandor panen dapat dihitung sebagai berikut :

b. Premi krani buah

Premi krani buah = 1½ x rata-rata premi pemanen tiap bulan. c. Premi mandor 1

(16)

Premi mandor 1 = 1½ rata-rata premi mandor panen. 7. Penentuan basis borong

a. Pemeriksaan kondisi tanah

Sebelum menentukan basis borong lebih dahulu diadakan pemeriksaan kondisi kebun. Untuk menentukan apakah areal yang akan dipanen termasuk areal sukar (S) atau rendah (N) dipanen dengan tabel.

Tabel 3. Pemeriksaan kondisi kebun Bulan : ……….

Tanggal Blok No Terrein 1-5 Weeding Tunasan Rotasi panen Bokor 1-5 Jumlah 1-5 Gawangan 1-5

Tabel 4. Penentuan Basis Borong Afdeling : …….. Mandor : ……. Tanggal Tahun tanam Blok No Kerapatan panen S/N Basis borong keterangan

 Kondisi lapangan dimintai tiap-tiap bulan pada permulaan bulan.

 Terrain dimulai menurut kecuraman areal nilai dari 1 (nol) sampai 5 (lima).  Penilaian pemeliharaan antara lain :

Bokor dinilai dari yang paling bersih pada rotasi normal dengan nilai 1 sampai maksimum 5.

Jalan panen dinilai dari 1 sampai maximum 5. Gawangan dinilai dari 1 sampai maksimum 5.

(17)

Pada rotasi tunas normal jumlah pelepah daun yang harus diambil (dibuang) kira-kira 20 frond dengan nilai 0 (nol). Tiap-tiap penambahan 8 (delapan) pelepah daun yang harus dibuang mulai ditambah 2 (dua) angka sampai maksimum 5. Rotasi panen normal 7-9 hari nilai 0 (nol). Tiap-tiap rotasi panen terlambat 1 (satu) hari nilai tambah 1 (satu) hari dan maksimum 10 (sepuluh) sehingga pada rotasi panen 17-19 hari sampai lebih lama nilai tetap 10. Dengan menjumlah nilai-nilai tersebut maka ditentukan :

Jika nilai 15 situasi lapangan “N” (mudah) 16 situasi lapangan “S” (sukar) b. Basis borong tandan

Basis borong ditetapkan berdasarkan potensi tandan buah segar yang ada dan pada kondisi lapangan yang normal setiap karyawan mampu memanenya dengan memakai waktu 65% dari jam kerja sehari. (Vademecum PTPN IV, 2010).

 Basis borong tandan ditentukan setiap rotasi panen pada blok-blok pertama akan diancak sampai selesai rotasi.

 Basis borong harus ditentukan oleh asisten yang telah mendapat persetujuan dari administrator/asisten kepala.

 Basis borong waktu hari jumat ditentukan 5/7 dari basis borong pada hari-hari kerja lainnya sesuai dengan peraturan kerja hari jumat.

c. Laporan harian panen

Laporan ini wajib di isi setiap harinya agar tidak ada terjadi manipulasi data, berikut cara pengisianya :

 Pengisian lembar laporan harian.

(18)

 Kolom nomor dan nama harus tetap sesuai dengan nomor dan nama pemanen dalam register kebun.

 Banyaknya tandan diisi oleh mandor panen. Setelah mendapat angka dan mencocokkan dengan laporan krani buah.

 Basis (borong dasar) dikoreksi kembali setelah diketahui jumlah tandan yang dipanen dan Ha yang dipanen pada hari itu.

 Dalam kolom +/- basis diisi berapa tandan lebih atau kurang dari basis.  Kolom +/-

 Kolom total +/- basis Rp 100,- diisi jumlah Rp total premi ditambah Rp 100,- jika pada hari itu basis borong dicapai. Jika basis tidak dicapai tidak mendapat tambahan Rp 100,-  Brondolan diisi jumlah karungnya dan Rp.-nya.

 Dalam kolom kwalitas Rp. Diisi hanya Rp premi kwalitas hasil pemeriksaan yang dilakukan 5 kali untuk masing-masing panen.

d. Pengisian buku premi kelapa sawit

Krani afdeling memindahkan angka-angka dari laporan harian panen yang/telah diperiksa oleh asisten afdeling kelembaran P.B.II. Tiap-tiap bulan P.B.II dibuat rekapitulasinya dan dipindahkan ke daftar upah afdeling. Didalam P.B.II ini telah terdaftar jumlah rupiah premi baik premi produksi maupun premi kwalitas dan jumlah rupiah brondolan.

e. Pengawasan mutu panen

Untuk memperoleh mutu panen maka perlu diperhatikan drajat kematangan panen. Setai hari di TBM untuk melihat prensentase fraksi tandan yang dipanen. (Vademecum PTPN IV, 1998).

(19)

C. Premi Panen Bertingkat

Premi panen bertingkat diberikan secara terpisah antara premi TBS dan brondolan dengan nilai yang berbeda. Premi bertingkat dihitung berdasarkan tingkatan premi tersebut dibayar dengan harga yang berbeda-beda dari setiap tingkatanya.

Premi pemanen diberikan secara perorangan dan ditentukan berdasarkan kapasitas, tahun tanam, topografi dan yang berkaitan dengan produktivitas. Semakin rendah produktivitas, semakin rendah basis borong dan semakin berbukit/curam topografinya semakin mahal premi panennya. Selain itu premi panen diberikan untuk memotivasi pemanen agar dapat bekerja lebih baik lagi.

Perhitungan premi pemanen bertujuan untuk mengetahui jumlah produksi buah yang dipanen oleh pemanen dalam satu bulan serta menghitung total premi yang mereka dapatkan. Penghitungan premi pemanen dilakukan dengan tahapan berikut :

1. Dihitung jumlah produksi sebagai berikut :

Jumlah Produksi = Jumlah Tandan x Conmidol Tahun Tanam 2. Ditentukan standar borong berdasarkan rumus :

Jumlah standar borong = Jumlah HK (Hari Kerja) x Standar Borong Tahun Tanam 3. Dihitung Jumlah Produksi dibayar dengan rumus :

Jumlah Produksi Dibayar = Jumlah Produksi – (J. Brondolan + J. standar borong) 4. Premi di bayar dihitung dengan rumus :

Gambar

Tabel 2.  Perhitungan produksi (Contoh Blanko):
Gambar 1. Skema Organisasi Panen di Kebun
Tabel 4.  Penentuan Basis Borong  Afdeling : ……..  Mandor   : …….  Tanggal  Tahun  tanam  Blok No  Kerapatan panen  S/N  Basis  borong  keterangan

Referensi

Dokumen terkait

Hidrofilisitas membran, fluks permeat, permeabilitas, dan rijeksi garam semakin meningkat dengan semakin kecilnya ukuran partikel silika dan semakin besarnya konsentrasi silika

Berangkat dari teori diatas, kehancuran di Negara kita memang disebabkan oleh orang-orang yang berakhlak buruk, baik orang tua maupun anak remaja. Faktanya, banyak kita

Dalam adat rimba, yang membedakan antara rumah yang masih ada aturan dan tidak ada aturan (tidak dihuni) adalah atapnya. Bila rumah godong tersebut masih ada atapnya, maka

bersamaan. Sebagai contoh : anda dapat menunjukkan bahwa sesuatu adalah sejenis dengan mengumpulkan mereka bersama di bawah judul, menampilkan mereka dengan gaya

Penyuntikan simopapain (chymodiactin) pada diskus intervertebralis yang mengalami herniasi akan menimbulkan kehilangan air dan proteoglikan dari dalam

Class yang dikompilasi adalah TestScoope.java karena dalam script TestScoope.java merupakan awal dari pendefinisian class TestScoope.java dan terdapat metode main untuk

Penelitian ini dilakukan di PT Deltomed Wonogiri, yang bertujuan untuk membuktikan serta menganalisis 1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh motivasi kerja