22
PENURUNAN KONSENTRASI BAHAN ORGANIK DAN BESI DALAM AIR GAMBUT
DENGAN METODE UV-OZON
Misnawati1*, Lia Destiarti1, Nora Idiawati1 1
Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi 78124, Pontianak
*
email: misnacs6789@gmail.com
ABSTRAK
Air gambut berwarna merah kecoklatan yang disebabkan adanya kandungan bahan organik dan besi dalam jumlah yang tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menurunkan konsentrasi bahan organik dan besi dalam air gambut dengan metode UV-Ozon terhadap variasi waktu kontak serta mengetahui konsentrasi sisa ozon yang digunakan selama proses UV-Ozon. Hasil yang diperoleh untuk penurunan konsentrasi bahan organik air gambut sebagai bilangan permanganat sebesar 53,46% pada waktu kontak 3 jam, sedangkan penurunan konsentrasi
besi terlarut (Fe2+) air gambut sebesar 67,01% pada waktu kontak 4 jam, serta konsentrasi sisa
ozon sebesar 0,015 mg/L pada waktu kontak 5 jam. Dengan demikian dapat diketahui bahwa konsentrasi bahan organik dan besi air gambut dapat diturunkan secara advanced oxidation
processes (AOPs) dengan metode UV-Ozon
.
Kata Kunci : air gambut, besi, bahan organik, ozon
PENDAHULUAN
Air gambut adalah air permukaan yang banyak terdapat di daerah rawa maupun dataran rendah. Kadar bahan organik yang tinggi (138-1560 mg/L KMnO4), dan bersifat
asam (pH 3,7-5,3) (Kusuma, 2014). Mursadad (1998) mengatakan bahwa tingginya kandungan bahan organik dan besi dalam air gambut dapat menimbulkan bau yang tidak enak, membentuk endapan dengan pipa logam dan bahan cucian, serta serta menyebabkan gangguan pencernaan dan kanker. Secara umum air gambut tidak memenuhi persyaratan kualitas air bersih yang telah distandarkan sehingga perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu agar dapat digunakan dengan berbagai tujuan. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk pengolahan air gambut dalam hal menurunkan kandungan bahan organik dan besi tanpa meninggalkan residu berlebih adalah metode degradasi secara Advanced
Oxidation Processes (AOPs). Proses AOPs
pada penelitian ini menggunakan kombinasi sinar UV dan ozon untuk menghasilkan radikal hidroksil, sehingga dapat menurunkan kandungan bahan organik dan besi air gambut. Kombinasi sinar UV dan ozon dalam proses AOPs dikenal dengan metode UV-Ozon. Proses AOPs dengan
metode ozonisasi banyak digunakan untuk mengatasi permasalahan pada air dan limbah.
Beberapa penelitian sebelumnya telah melakukan proses ozonisasi skala laboratorium untuk berbagai jenis kasus permasalahan air, baik air limbah industri, limbah domestik, air permukaan maupun air tanah. Penelitian Pharmawati dkk (2010), mengenai penyisihan Fe-organik pada air tanah dengan proses ozonisasi menghasilkan penyisihan kandungan besi maksimum sebesar 92,15% dan penyisihan bahan organik maksimum sebesar 42,85%. Penelitian Bismo dkk (2008), mengenai studi degradasi fenol dengan teknik ozonisasi pada limbah industri menghasilkan penyisihan fenol sebesar 98,11%. Penelitian Sururi dkk (2012), mengenai penyisihan bahan organik alami pada air permukaan dengan ozonisasi dan ozonisasi-filtrasi menghasilkan efisiensi penyisihan bahan organik sebesar 86,31%. Beberapa penelitian tersebut menunjukkan hasil yang baik untuk mengatasi permasalahan air dan limbah cair. Salah satu parameter penting dalam metode UV-Ozon adalah waktu kontak terhadap material yang akan dianalisis. Menurut Wahyudin dkk (2013) semakin
23 lama waktu kontak, maka akan semakin banyak ozon yang dihasilkan sehingga kandungan bahan organik dan besi terlarut semakin kecil. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh UV-ozon dalam menurunkan konsentrasi bahan organik air gambut terhadap waktu kontak, mengetahui pengaruh UV-ozon dalam menurunkan konsentrasi besi terlarut air gambut terhadap waktu kontak, serta untuk mengetahui pengaruh waktu kontak terhadap konsentrasi ozon yang dihasilkan. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan dilakukan metode UV-Ozon untuk menurunkan konsentrasi bahan organik dan besi terlarut dalam air gambut dengan variasi waktu kontak.
METODOLOGI Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya botol semprot, bulb, magnetic stirer, pH meter merk Hanna, peralatan gelas, seperangkat peralatan untuk proses ozonisasi, dan spektrofotometer UV-Vis merk Genesys. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya akuades (H2O),
asam klorida (HCl) p.a, aseton (C3H6O),
asam asetat (CH3COOH), asam oksalat
(C2H2O4), asam sulfat (H2SO4), amilum,
fenantrolin (C12H8N2), dinatrium hidrogen
fosfat (Na2HPO4), iodida (I2), kalium iodida
(KI), kalium permanganat (KMnO4), kalium
dihidrogen fosfat (KH2PO4), natrium
hidroksida (NaOH), natrium tiosulfat (Na2S2O3), dan natrium asetat
(CH3COONa).
Cara Kerja
Preparasi sampel
Sampel air yang digunakan dalam penelitian ini adalah air gambut yang berasal dari daerah Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya. Sampel air diambil sesuai dengan kebutuhan dan dimasukkan ke dalam botol plastik bersih. Setelah itu dilakukan pengukuran pH dan suhu saat pengambilan sampel.
Proses UV-Ozon (Pharmawati, dkk, 2010) Pengukuran kualitas air dilakukan berdasarkan metode AOPs secara UV-Ozon menggunkan reaktor semibatch, yaitu dengan memompakan udara bebas ke
dalam generator ozon. Udara dialirkan melalui aerator gas dengan debit pemompaan 2,5 L/menit sehingga menghasilkan ozon dalam fasa gas. Ozon yang dihasilkan kemudian dikontakkan secara kontinyu ke dalam kontaktor berisi sampel air gambut sebanyak 1000 mL. Proses ini dilakukan dengan variasi waktu kontak 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 jam.
Pengukuran Konsentrasi Bahan Organik (SNI 06-6989.22-2004)
Pengukuran penurunan konsentrasi bahan organik dalam air gambut dilakukan berdasarkan nilai permanganat. Sebanyak 100 mL air gambut yang telah dikontakkan dengan UV-Ozon dengan variasi waktu dimasukkan ke dalam erlenmeyer 300 mL dan ditambahkan 3 butir batu didih. Setelah itu, ditambahkan larutan KMnO4 0,01 N
beberapa tetes hingga terbentuk warna merah muda. Kemudian ditambahkan 5 mL larutan H2SO4 8 N bebas zat organik dan
dipanaskan di atas pemanas listrik pada suhu 105 2 (diteruskan pendidihan jika terdapat bau H2S). Selanjutnya dipipet
10 mL larutan baku KMnO4 0,01 N dan
dipanaskan kembali hingga mendidih selama 10 menit. Kemudian dipipet kembali 10 mL larutan baku asam oksalat 0,01 N. Akhirnya dititrasi dengan KMnO4 0,01 N
hingga terbentuk warna merah muda. Volume titrasi yang digunakan dicatat dan dilakukan triplo. Penentuan penurunan bahan organik air gambut dilihat dari nilai permanganat yang dihasilkan, yaitu berdasarkan persamaan berikut :
KMnO4mg/L=
[( ) ( )] Efisiensi penurunan bahan organik air gambut dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Mawaddah, 2014) :
Efisiensi (%) =
Pengukuran Konsentrasi Besi Terlarut (Sari dan Sugiarso, 2015)
Pengukuran konsentrasi besi terlarut (Fe2+) dalam air gambut dilakukan berdasarkan metode fenantrolin menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Sebanyak 0,5 mL sampel air gambut yang telah dikontakkan dengan UV-Ozon dengan variasi waktu kontak dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL. Kemudian ditambahkan 1,5 mL o-fenantrolin, 1,5 mL buffer asetat
24 pH 4,5 dan 5 mL aseton. Setelah itu, ditepatkan sampai tanda batas dengan akuades. Larutan dikocok dan didiamkan selama 10 menit. Selanjutnya diukur absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 510 nm. Setiap perlakuan dilakukan sebanyak tiga kali pengulangan. Absorbansi yang terbaca dicatat.
Pengukuran Konsentrasi Sisa Ozon (Wahyudin, dkk, 2013)
Metode yang digunakan untuk pengukuran konsentrasi sisa ozon, yaitu metode neutral buffer kalium iodida (NBKI). Pengukuran konsentrasi sisa ozon dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 352 nm. Air gambut yang telah dikontakkan dengan UV-Ozon diambil sebanyak 8 mL dan dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL. Kemudian ditepatkan hingga tanda batas dengan larutan penjerap KI. Pengukuran ini dilakukan pada variasi waktu kontak yaitu 0, 1, 2, 3, 4 dan 5 jam. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali untuk setiap variasi waktu kontak.
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Air Gambut
Air gambut yang digunakan pada penelitian ini diambil di Daerah Punggur Kecil Kabupaten Kubu Raya. Sebelum digunakan air gambut disaring menggunakan kertas saring dengan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin ikut terambil pada air gambut seperti daun, ranting pohon dan tanah. Setelah itu dilakukan pengukuran, pH, kadar besi dan kadar bahan organik awal. Hasil pengukuran kualitas sampel air gambut dapat dilihat pada Tabel 1:
Tabel 1. Hasil Pengukuran Sampel Air Gambut Parameter Hasil pH 4,300 Besi Terlarut (mg/L) 3,347 Bahan Organik (mg/L) 531,930
Pengukuran pH menggunakan pH meter dan pengukuran kadar besi dengan metode fenantrolin menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
maksimum serta pengukuran kadar bahan organik dilakukan secara titrasi permanganometri.
Data tersebut menunjukkan bahwa air gambut tersebut mengandung besi dan bahan organik yang tinggi, serta bersifat asam. Kandungan bahan organik dan besi dalam jumlah yang besar menyebabkan warna air gambut menjadi merah kecoklatan dan berbau. Menurut Elfiana dan Zulfikar (2013) air gambut berwarna merah kecoklatan disebabkan oleh kandungan bahan organik dan besi terlarut dalam jumlah yang besar. Tingginya kandungan bahan organik juga menyebabkan air gambut bersifat asam. Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia No.416/Menkes/Per/IX/1990 menyatakan bahwa kandungan besi maksimum yang diperbolehkan dalam air adalah 0,3 mg/L, sedangkan kandungan bahan organik sebesar10mg/L. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut agar dapat digunakan untuk berbagai keperluan.
Proses Oksidasi Secara AOPs Dengan Metode UV-Ozon
Metode UV-Ozon merupakan salah satu metode alternatif untuk menurunkan konsentrasi bahan organik dalam air. Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan memompakan udara bebas ke dalam generator ozon melalui aerator gas sehingga menghasilkan ozon dalam fasa gas dan secara kontinyu akan dikontakkan ke sampel air sehingga diperoleh ozon dalam fasa cair (Pharmawati, dkk, 2010). Metode yang digunakan untuk menghasilkan ozon dalam penelitian ini adalah metode lucutan senyap (silent
discharge). Menurut Purwadi, dkk (2002)
metode lucutan senyap terjadi di dalam generator ozon yang lucutannyan tidak terdengar saat proses pembentukan ozon. Proses ini dilakukan dengan kombinasi antara ozon dan sinar UV yang lebih dikenal dengan metode UV-Ozon. Proses UV-Ozon bertujuan untuk mempercepat pembentukan radikal hidroksil yang akan mengoksidasi bahan organik dan besi dalam air gambut. Ketika air gambut dipancarkan sinar UV maka akan diserap oleh ozon sehingga menghasilkan hidrogen peroksida yang akan terdekomposisi menjadi radikal hidroksil. Menurut Savant (2003) reaksi yang terjadi sebagai berikut :
25 Penurunan Konsentrasi Bahan Organik Air Gambut
Proses penurunan konsentrasi bahan organik air gambut dilakukan secara AOPs dengan metode UV-Ozon. Kandungan bahan organik sebagai bilangan permanganat sebelum proses UV-Ozon dalam air gambut adalah sebesar 531,93 mg/L. Hasil pengukuran penurunan bahan organik air gambut setelah proses UV-Ozon dapat dilihat pada Tabel 2:
Tabel 2. Hasil Pengukuran Bilangan Permanganat Air Gambut Waktu Kontak (Jam) Bilangan Permanganat dengan Ozonisasi (mg/L) Bilangan Permanganat dengan UV-Ozon (mg/L) 1 363,40 410,80 2 342,33 379,20 3 326,53 247,53 4 294,93 252,80 5 221,20 247,53
Data tersebut menunjukkan bahwa metode AOPs dengan UV-Ozon lebih baik dalam menurunkan konsentrasi bahan organik air gambut dibandingkan dengan ozonisasi. Oksidator ozon yang dihasilkan saat proses ozonisasi secara AOPs akan mempercepat dekomposisi ozon menjadi radikal hidroksil sehingga akan mengoksidasi bahan organik air gambut. Namun, hasil oksidasi bahan organik diperoleh saat proses UV-Ozon lebih baik. Hal ini disebabkan karena dekomposisi ozon dipercepat dengan adanya sinar UV sehingga radikal hidroksil yang dihasilkan lebih banyak. Oleh karena itu, pengukuran konsentrasi bahan organik lebih baik dilakukan dengan UV-Ozon.
Hubungan antara bilangan permanganat air gambut dengan ozonisasi dan UV-Ozon terhadap waktu dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu kontak saat proses ozonisasi dan UV-Ozon, maka bilangan permanganat air gambut
semakin kecil. Artinya kandungan bahan organik air gambut setelah proses ozonisasi dan UV-Ozon mengalami oksidasi dengan adanya oksidator ozon dan radikal hidroksil yang dihasilkan saat proses ozonisasi dan UV-Ozon. Hasil yang lebih baik diperoleh dengan penambahan sinar UV saat proses ozonisasi, karena akan menghasilkan radikal hidroksil yang lebih banyak. Proses oksidasi di dalam air gambut dapat terjadi menurut reaksi berikut (Rohmah dan Sugiarto, 2008):
RH + OH∙ H2O + R∙
RH + O3 O2 + R∙ + OH-
Gambar 1. Hubungan Bilangan Permanganat dengan Ozon terhadap Waktu
Gambar 2. Hubungan Bilangan Permanganat dengan UV-Ozon terhadap Waktu
Hasil uji statistik ANOVA menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan persentase penurunan bilangan permanganat air gambut pada waktu 3 jam berbeda signifikan dengan waktu kontak 1,2, 4, dan 5 jam. Dengan demikian waktu kontak 3 jam merupakan waktu kontak optimum untuk penurunan bilangan permanganat air gambut sebesar 53,46%. 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 0 2 4 6 B il a ngan P e rm a ngana t (m g/ L) Waktu (Jam) 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 0 2 4 6 B il a ngan P e rm a ngana t (m g/ L) Waktu (Jam) O3 UV H2O H2O2 O2 H2O2 UV 2 OH
.
+
+
+
+
26 Penurunan Konsentrasi Besi Air Gambut Proses penurunan konsentrasi besi dilakukan secara AOPs dengan metode UV-Ozon. Konsentrasi besi sebelum proses UV-Ozon dalam air gambut adalah sebesar 3,374 mg/L. Hasil pengukuran setalah proses UV-Ozon dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Besi Terlarut Air Gambut
Waktu Kontak (Jam) Konsentrasi (mg/L) 1 3,257 2 3,023 3 1,522 4 1,113 5 1,113
Konsentrasi besi diukur secara spektrofotometer UV-Vis menggunakan pengompleks o-fenantrolin. Fenantrolin merupakan salah satu pengompleks yang dapat berekasi dengan berbagai jenis logam untuk menghasilkan kompleks berwarna (Soekardjo, 1990). Menurut Sari dan Sugiarso (2015) kompleks besi (II) fenantrolin dapat membentuk kompleks berwarna merah jingga yang stabil dan tahan lama.
Gambar 3. Hubungan Konsentrasi Besi terhadap Waktu
Hubungan konsentrasi besi terlarut terhadap waktu kontak dapat dilihat pada Gambar 3. Hubungan tersebut menunjukkan bahwa semakin lama waktu kontak maka konsentrasi besi terlarut air gambut semakin kecil. Konsentrasi besi terlarut air gambut setelah proses UV-Ozon mengalami penurunan yang signifikan pada setiap waktu kontak. Penurunan yang sangat drastis terjadi pada waktu kontak 2 jam hingga 3 jam. Hal ini terjadi karena konsentrasi besi dalam air gambut telah
mengalamioksidasi dengan adanya oksidator ozon dan radikal hidroksil yang dihasilkan saat proses UV-Ozon. Selanjutnya pada waktu kontak 4 dan 5 jam penurunan konsentrasi besi telah mengalami kondisi optimum, yaitu kondisi dimana tidak akan terjadi penurunan konsentrasi besi lagi. Dengan demikian penurunan konsentrasi besi terlarut air gambut diperoleh waktu optimum yaitu pada waktu 4 jam.
Hasil uji statistik ANOVA menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) dengan selang kepercayaan 95% menunjukkan persentase penurunan konsentrasi besi terlarut (Fe2+) air gambut pada waktu 4 jam berbeda signifikan waktu kontak 1, 2 dan 3 jam. Dengan demikian waktu kontak 4 jam merupakan waktu kontak optimum untuk penurunan konsentrasi besi terlarut air gambut.
Pengukuran Konsentrasi Ozon
Konsentrasi ozon yang terukur dalam penelitian ini adalah konsentrasi sisa ozon. Karena ozon merupakan gas yang sangat reaktif, sehingga menyulitkan untuk pengukuran kelarutan ozon dalam air secara langsung tanpa terjadi reaksi oksidasi dengan senyawa lain yang terdapat dalam air. Pengukuran konsentrasi ozon dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan metode neutral buffered potassium iodide (NBKI).
Prinsip metode NBKI adalah dengan memanfaatkan sifat oksida gas ozon yang akan bereaksi dengan ion iodida dan membentuk iod (I2) berwarna kuning
(Sukmawati, 2013). Reaksi antara ozon dengan larutan NBKI dapat menghasilkan iodin dan membentuk komplek triiodida dengan adanya larutan kalium iodida dalam jumlah berlebih, kemudian ion triiodida yang dihasilkan dapat ditentukan jumlahnya secara langsung menggunakan spektrofotometri pada panjang gelombang 352 nm (Wahyudin, dkk, 2013).
Hubungan konsentrasi sisa ozon terhadap waktu kontak yang terlihat pada Gambar 4. Gambar 4 menunjukkan bahwa semakin lama waktu kontak maka konsentrasi ozon yang dihasilkan semakin besar. Menurut Wahyudin dkk (2013) waktu sintesis yang lama maka kenaikan konsentrasi ozon akan semakin besar. Peningkatan konsentrasi sisa ozon saat 0 1 2 3 4 0 2 4 6 K onse nt ra s i (ppm ) waktu (Jam)
27 proses UV-Ozon dapat terjadi karena ozon secara terus-menerus dikontakkan ke dalam air gambut. Dari waktu 1 jam hingga 2 jam terlihat peningkatan konsentrasi sisa ozon yang cenderung lambat. Hal ini dikarenakan pada tahap awal terjadi dekomposisi ozon yang dipercepat dengan adanya inisiator besi (Fe2+) dan bahan organik yang tinggi. Namun, seiring penambahan waktu kontak inisiator besi dan bahan organik mengalami penurunan sehingga ozon yang dihasilkan akan semakin besar. Menurut Pharmawati (2010) besi dan bahan organik dapat menjadi inisiator terbesar saat proses ozonisasi untuk menghasilkan radikal hidroksil.
Gambar 4. Hubungan Konsentrasi Sisa Ozon terhadap Waktu
Hasil uji statistik ANOVA menggunakan uji Least Significant Difference (LSD) dengan selang kepercayaan 95% pada Lampiran 6. menunjukkan konsentrasi sisa ozon pada waktu 5 jam berbeda signifikan dengan waktu kontak 1, 2, 3, dan 4 jam. Dengan demikian waktu kontak 5 jam merupakan waktu kontak optimum untuk pengukuran konsentrasi sisa ozon.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penurunan konsentrasi bahan organik dalam air gambut dapat dilkakukan dengan metode UV-Ozon pada waktu kontak 3 jam dengan persentase penurunan bahan organik sebesar 53,46 %, sedangkan penurunan konsentrasi besi terlarut (Fe2+) pada waktu kontak 4 jam dengan persentase penrunan sebesar 67,01%.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional, 2004, Air
dan Air Limbah-Bagian 22 : Cara Uji Nilai Permanganat Secara Titrimetri,
SNI 06-6989.22.
Badan Standarisasi Nasional, 2005, Udara
Ambien-Bagian 8 : Cara Uji Kadar Oksidan dengan Metode Neutral Buffer Kalium Iodida Menggunakan Spektrofotometer, SNI 19-7119.8
Bismo, S., Kustiningsih, I., Jayanudin,. Haryanto, F. Dan Saptono, H.J., 2008, Studi Awal Degradasu Fenol dengan Teknik Ozonisasi di dalam Reaktor Annular, Prosiding Seminar Nasional
Rekayasa Kimia.
Elfiana dan Zulfikar, 2013, Penurunan Konsentrasi Organik Air Gambut Secara AOPs (Advanced Oxidation
Proceses) dengan Fotokimia Sinar UV
dan UV-Peroksidasi, J.Teknik Kimia, 233-240.
Kusuma, A., Marsudi, dan Yusuf, W., 2014, Rancang Bangun Alat Pengolah Air Gambut Sederhana Sebagai Solusi Permasalahan Air Bersih Masyarakat Pedesaan, J.Teknik, 1-10.
Mawaddah, D., Zaharah, T.A., dan Gusrizal, 2014, Penurunan Bahan Organik Air Gambut Menggunkan Biji Asam Jawa (Tamarindus indica Linn), J.Kimia
Khatulistiwa, 3 (1) : 27-31.
Pharmawati, K., Sururi, M.R., Wardhani, E. dan Suryana, I., 2010, Penyisihan Fe-Organik pada Air Tanah dengan Proses Ozonisasi, Prosiding : Seminar
Nasional Sains dan Teknologi III.
Purwadi, A., Usada, W., Suryadi, Isyuniarto dan Sukmajaya, S. 2002, Penentuan Produk Ozon Optimum Pada Ozonizer Plasma, Prosiding P3TM-BATAN,
Yogyakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MEN.KES/PER/IX/1990, Sayart-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Rohmah, N. Dan Sugiarto, A.T., 2008,
Pengaruh pH dan Konsentrasi Zat Warna pada Penguraian Zat Warna
Remazol Navy Blue Scarlet dengan
TeknologiAOPs, Seminar Nasional
Teknion Bidang Teknik Kimia dan Tekstil, Yogyakarta. 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0 2 4 6 K onse nt ra s i (m g/ L) Waktu (Jam)
28 Sururi, M.R., Pharmawati, K., dan
Paramanita, 2012, Penyisihan Bahan Organik Alami pada Air Permukaan dengan Ozonisasi dan Ozonisasi-Filtrasi, J.Purifikasi, 13 (1): 1-8.
Sukmawati, N., 2013, Sifat Optik Gas Ozon Tanpa Larutan Penjerap dengan Metode Spektroskopi Dibandingkan dengan Gas Ozon Menggunakan Penjerap dengan Metode Neutral
Buffer Kalium Iodida (NBKI), Institut
Pertanian Bogor, Bogor (Skripsi).
Soekardjo, 1990, Kimia Anorganik: Cetakan kedua, Rineka Cipta, Jakarta.
Sari, N. Dan Sugiarso, D., 2015, Studi Gangguan Mg(II) dalam Analisa Besi
(II) dengan Pengompleks
O-Fenantrolin Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis, J.Sains dan
Seni ITS, 4 (1) : 8-12.
Wahyudin, Thahjanto, R.T., dan Wardhani,S., 2013, Kombinasi Ozonisasi, Iradiasi UV dan Zeolit Untuk Disinfeksi Air Tanah dan Penentuan Konsentrasi Ozon dengan Metode Spektrofotometri UV-Visible,