• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan rawat inap dan rawat jalan yang memberikan pelayanan kesehatan jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri dari observasi, diagnostik, terapeutik dan rehabilitatif untuk orang – orang yang menderita sakit, cidera, dan melahirkan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2006). Rumah sakit menjadi tempat pemberi layanan kesehatan yang lebih kompleks daripada fasilitas kesehatan tingkat pertama karena rumah sakit menyediakan pelayanan yang tidak hanya promotif, preventif, tetapi juga kuratif dan rehabilitatif. Karena rumah sakit merupakan bagian dari fasilitas umum yang digunakan oleh masyarakat khususnya dalam menyediakan pelayanan kesehatan, maka masyarakat lebih selektif memilih rumah sakit mana yang memberikan kepuasan pelayanan. Status akreditasi rumah sakit juga akan berdampak pada mutu pelayanan rumah sakit. Undang – undang telah mengatur akreditasi rumah sakit yang tercantum dalam Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit pasal 40 dinyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga tahun sekali. Oleh karena itu untuk tetap menjaga mutu pelayanan rumah sakit, diadakan penilaian rumah sakit yang biasa disebut akreditasi rumah sakit.

(2)

2

Akreditasi Rumah Sakit, yang selanjutnya disebut Akreditasi adalah pengakuan terhadap rumah sakit yang diberikan oleh lembaga independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan oleh menteri, setelah dinilai bahwa rumah sakit itu memenuhi standar pelayanan rumah sakit yang berlaku untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit secara berkesinambungan (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012). Proses akreditasi dirancang untuk meningkatkan budaya keselamatan dan budaya kualitas di rumah sakit, sehingga senantiasa berusaha meningkatkan mutu dan keamanan pelayanannya. Melalui proses akreditasi rumah sakit dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat bahwa rumah sakit menitikberatkan sasarannya pada keselamatan pasien dan mutu pelayanan (Kementerian Kesehatan RI, 2011).

Standar akreditasi rumah sakit Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) 2012 terdiri dari 4 kelompok standar yaitu standar pelayanan berfokus kepada pasien, standar manajemen rumah sakit, sasaran keselamatan pasien rumah sakit, dan sasaran millenium development goals. Pada standar manajemen rumah sakit terdapat bab Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) dengan salah satu standarnya yaitu standar MKI 8 yang berisi bahwa informasi yang berkaitan dengan asuhan pasien ditransfer bersama dengan pasien. Maksud dan tujuan dari standar tersebut yaitu pasien sering dipindah (transfer) di dalam rumah sakit selama mereka dirawat. Bila tim asuhan berganti akibat perpindahan (transfer), kesinambungan asuhan pasien mempersyaratkan bahwa informasi yang penting terkait pasien tersebut juga dipindahkan (ditransfer) bersama dengan pasien. Sehingga, obat - obatan dan pengobatan lainnya dapat dilanjutkan

(3)

3

tanpa terputus, dan status pasien dapat dimonitor secara memadai. Untuk keberhasilan transfer informasi ini, berkas rekam medis pasien juga dipindahkan/ditransfer atau informasi dari berkas rekam medis pasien dibuatkan resume/ringkasannya pada saat ditransfer yang berisi meliputi : alasan dirawat inap, temuan yang signifikan, diagnosis, tindakan yang telah dilakukan, obat- obatan dan pengobatan lainnya, serta kondisi pasien saat transfer (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Oleh karena itu, untuk keberhasilan transfer informasi pasien pada saat ditransfer dibuatkan resume/ringkasannya pada saat ditransfer. Menurut Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1988), resume berarti ringkasan, sedangkan menurut Sudra (2010), transfer menunjukkan jumlah pasien yang pindah dari satu unit perawatan ke unit perawatan lainnya dalam satu rumah sakit.

Berdasarkan studi pendahuluan berupa wawancara kepada Manajer Instalasi Rekam Medis RS (Rumah Sakit) Pembina Kesejahteraan Umum (PKU) Muhammadiyah Yogyakarta, rumah sakit tersebut akan dilakukan akreditasi pada bulan September 2015. Mendesain ulang formulir rekam medis merupakan salah satu bagian dari persiapan akreditasi agar formulir – formulir tersebut sesuai dengan standar akreditasi rumah sakit KARS 2012. Formulir yang akan difokuskan terlebih dahulu untuk didesain ulang yaitu ringkasan masuk keluar, resume, dan asuhan keperawatan. Resume yang sudah dimiliki RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berupa resume medis, resume keperawatan serta Resume Transfer yang di RS PKU Muhammadiyah bernama formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan yang dibuat oleh Bidang Keperawatan. Pada saat pembuatan

(4)

4

formulir ini belum melalui Instalasi Rekam Medis sehingga terdapat beberapa hal yang belum sesuai dengan konsep desain formulir antara lain belum adanya alamat rumah sakit, nomor identifikasi formulir, tempat dan tanggal diisinya formulir. Berdasarkan hasil wawancara dengan Manajer Instalasi Rekam Medis formulir tersebut terkadang tidak dimasukkan dalam berkas rekam medis pasien sehingga pentingnya rekam medis belum diterapkan pada kegiatan ini. Menurut Sjamsuhidajat (2006), rekam medis dapat digunakan sebagai salah satu alat bukti tertulis di pengadilan. Berdasarkan hasil wawancara kepada perawat, formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan digunakan kurang lebih sekitar tahun 2014 dan dibuat belum mengacu pada standar akreditasi rumah sakit KARS 2012, sehingga dengan akan dilakukannya akreditasi di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta formulir tersebut perlu disesuaikan dengan standar akreditasi rumah sakit KARS 2012. Berdasarkan permasalahan tersebut maka perancang tertarik untuk mengidentifikasi formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan dan mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

B. Rumusan Ide Perancangan

Berdasarkan latar belakang di atas, perancang mendapatkan suatu ide yaitu mengidentifikasi formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan dan mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8.

(5)

5 C. Tujuan Perancangan

1. Tujuan umum

Tujuan perancangan ini yaitu mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8.

2. Tujuan khusus

a. Mengidentifikasi formulir Resume Transfer RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan).

b. Mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

D. Manfaat Perancangan 1. Manfaat praktis

a. Bagi rumah sakit

Perancangan ini dapat dijadikan bahan masukan rumah sakit saat pembaruan formulir resume transfer dalam rangka pemenuhan standar akreditasi rumah sakit KARS 2012.

b. Bagi peneliti

1. Memperdalam pengetahuan terkait Standar MKI 8.

2. Dapat mengimplementasikan elemen penilaian Standar MKI 8 untuk dituangkan dalam bentuk desain Resume Transfer.

3. Mengimplementasikan ilmu desain formulir yang didapatkan selama perkuliahan.

(6)

6 2. Manfaat teoritis

a. Bagi institusi pendidikan

Dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran dan memperkaya ilmu pengetahuan.

b. Bagi peneliti lain

1. Menambah pengetahuan tentang formulir Resume Tansfer.

2. Sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan melakukan penelitian yang sama.

3. Dapat dijadikan acuan dalam pendalaman materi yang bersangkutan untuk kelanjutan penelitian yang relevan.

E. Keaslian Perancangan

Perancangan tentang “Desain Ulang Resume Transfer dalam Rangka Pemenuhan Standar Manajemen Komunikasi dan Informasi (MKI) 8 di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain, namun penelitian yang hampir sama pernah dilakukan, antara lain :

1. Anesty (2014) dengan judul “Rancangan Formulir dan Instruksi Kerja Registrasi Jenazah Forensik di RSUP Dr.Sardjito”. Perbedaan perancangan Anesty (2014) dengan perancangan ini adalah :

a. Objek dalam perancangan Anesty (2014) adalah formulir dan instruksi kerja registrasi jenazah forensik, sedangkan objek dalam perancangan ini adalah Resume Transfer.

b. Tujuan perancangan Anesty (2014) adalah merancang formulir registrasi jenazah forensik untuk menjawab kebutuhan tentang format

(7)

7

registrasi jenazah forensik dan merancang instruksi kerja untuk pengisian formulir registrasi jenazah forensik di RSUP Dr. Sardjito, sedangkan tujuan pada perancangan ini adalah mengidentifikasi formulir Resume Transfer RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan) dan mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8 di RS PKU Muhmmadiyah Yogyakarta.

Persamaan perancangan ini dengan Anesty (2014) adalah membuat desain formulir sebagai masukan rumah sakit.

2. Febyolanda (2014), dengan judul “Perancangan Ulang Formulir Rawat Jalan berdasarkan Kebutuhan Pengguna di RS DKT Dr. Soetarto Yogyakarta”. Perbedaan perancangan Febyolanda (2014) dengan perancangan ini adalah :

a. Objek dalam perancangan Febyolanda (2014) adalah formulir rawat jalan yang digunakan sebagai alat pengumpulan data dan pencatatan pelayanan rawat jalan, sedangkan objek dalam perancangan ini adalah Resume Transfer.

b. Tujuan perancangan formulir rekam medis bencana oleh Febyolanda (2014) adalah merancang ulang bentuk formulir rekam medis rawat jalan yang sesuai kebutuhan dengan memperbaiki item – item yang ada di dalamnya dan difokuskan pada aspek anatomi, isi, dan fisik formulir guna mempermudah dan mempercepat proses pelayanan tanpa mengurangi fungsi dasar rekam medis, sedangkan tujuan pada perancangan ini adalah mengidentifikasi formulir Resume Transfer RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Formulir Timbang Terima Pasien di

(8)

8

Ruang Keperawatan) dan mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan standar MKI 8.

Persamaan perancangan ini dengan Febyolanda (2014) adalah membuat desain ulang formulir sebagai masukan rumah sakit.

3. Fatiarini (2013), dengan judul “Desain Formulir Ringkasan Masuk-Keluar sebagai Pengganti Proses Input Data dalam Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) di RS PKU Muhammadiyah Unit II”.

Perbedaan perancangan Fatiarini (2014) dengan perancangan ini adalah: a. Objek dalam perancangan Fatiarini (2013) adalah formulir ringkasan

masuk-keluar sebagai pengganti proses input data dalam SIRS, sedangkan objek dalam perancangan ini adalah Resume Transfer. b. Tujuan perancangan formulir rekam medis bencana oleh Fatiarini

(2013) adalah mendesain formulir ringkasan masuk-keluar sebagai pengganti proses input data dalam sistem informasi rumah sakit, sedangkan tujuan pada perancangan ini adalah mengidentifikasi formulir Resume Transfer RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan) dan mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8 di RS PKU Muhmmadiyah Yogyakarta.

Persamaan perancangan ini dengan Fatiarini (2013) adalah membuat desain formulir sebagai masukan rumah sakit.

(9)

9

4. Ijmiyanti (2012), dengan judul “Desain Ulang Berkas Rekam Medis di Klinik Sehat Gratis Lentera Hati Condong Catur”. Perbedaan perancangan Ijmiyanti (2012) dengan perancangan ini adalah :

a. Objek dalam perancangan Ijmiyanti (2012) adalah berkas rekam medis rawat jalan, sedangkan objek dalam perancangan ini adalah Resume Transfer.

b. Tujuan perancangan formulir rekam medis bencana oleh Ijmiyanti (2012) adalah mendesain ulang berkas rekam medis di Klinik Sehat Gratis Lentera Hati Condong Catur, sedangkan tujuan pada perancangan ini adalah mengidentifikasi formulir Resume Transfer RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Formulir Timbang Terima Pasien di Ruang Keperawatan) dan mendesain ulang Resume Transfer dalam rangka pemenuhan Standar MKI 8 di RS PKU Muhmmadiyah Yogyakarta.

Persamaan perancangan ini dengan Ijmiyanti (2012) adalah membuat desain ulang formulir sebagai masukan rumah sakit.

F. Gambaran Umum RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

Gambaran umum RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh dari bagian Tata Usaha RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta kecuali untuk performance rumah sakit diperoleh dari Instalasi Rekam Medis RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Berikut ini gambaran umum RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang terdiri dari sejarah singkat, struktur organisasi, falsafah, visi, misi, dan nilai – nilai yang dikembangkan, jenis pelayanan, dan performance RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

(10)

10

1. Sejarah Singkat RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta

RS PKU Muhammadiyah awalnya didirikan berupa klinik sederhana pada tanggal 15 Februari 1923 di Kampung Jagang Notoprajan Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa. Didirikan atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan. Seiring dengan perkembangan zaman, pada sekitar era tahun 1980-an nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan Umat)

Pada tahun 1928 perkembangan klinik semakin bertambah besar dan berkembang menjadi poliklinik PKO Muhammadiyah. Lokasi juga harus lebih luas dan perlu dipindahkan ke tempat yang lebih memadai dengan menyewa sebuah bangunan di Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan).

Delapan tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1936 poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Dan Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta hingga saat ini.

2. Struktur Organisasi

Struktur organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta ditetapkan berdasarkan S.K. BPH nomor : 03/BPH.III/II/2015. Berikut ini stuktur organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

(11)

11

Gambar 1. Stuktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta (Sumber : Tata Usaha RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta) 3. Falsafah, Visi, Misi, dan Nilai – Nilai yang Dikembangkan

a. Falsafah

1) Jagalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka (QS. At-Tahrim:6).

2) Dan apabila kau sakit, Dia-lah yang menyembuhkan aku (QS. Asy-Syuara : 80).

RS (Rumah Sakit) PKU (Pembina Kesejahteraan Umum) Muhammadiyah adalah perwujudan dari amal shalih sebagai sarana ibadah yang dilandasi iman dan taqwa kepada Allah SWT.

b. Visi

Menjadi rumah sakit Islam yang berdasar pada Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, dan sebagai rujukan terpercaya di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dengan kualitas pelayanan kesehatan yang Islami, profesional, cepat, nyaman dan bermutu,

(12)

12

setara dengan kualitas pelayanan rumah sakit - rumah sakit terkemuka di Indonesia dan Asia.

c. Misi

1. Mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi semua lapisan masyarakat melalui pendekatan, pemeliharaan, pencegahan, pengobatan, pemulihan kesehatan secara menyeluruh sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-undangan.

2. Mewujudkan peningkatan mutu bagi tenaga kesehatan melalui sarana pelatihan dan pendidikan yang diselenggarakan secara profesional dan sesuai tuntunan ajaran Islam.

3. Mewujudkan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar di bidang kesehatan dengan senantiasa menjaga tali silaturrahim, sebagai bagian dari da’wah Muhammadiyah.

d. Nilai – Nilai yang Dikembangkan

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikelola berdasarkan manajemen entrepreneural yang bertumpu pada nilai-nilai yang bersumber dari Al Qur’an yaitu Amanah, Sidiq, Fathonah, Tabligh, Inovatif, dan Silaturahmi

4. Pelayanan

Jenis pelayanan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dikelompokkan seperti berikut ini.

a. Instalasi Gawat Darurat b. Pelayanan Medis

1) Pelayanan Rawat Jalan/Poliklinik 2) Pelayanan Rawat Inap

(13)

13 3) Pelayanan Rawat Intensif 4) Pelayanan Bedah

5) Pelayanan Bersalin c. Pelayanan Penunjang

1) Instalasi Laboratorium 2) Instalasi Radiologi

3) Instalasi Rehabilitasi Medik 4) Instalasi Farmasi

5) Instalasi Gizi

6) Pelayanan Diagnostik Lain 7) CSSD

8) Laundry

d. Pelayanan Pemeliharaan Kesehatan 1) Medical Check Up

2) Klub dan Senam Kesehatan e. Pelayanan Unggulan 1) Bedah Minimal 2) Hemodialisis 3) Extramural 4) Dental Cosmetic 5) Khusnul Khotimah

6) Trauma Center & Orthopedi 5. Performance Rumah Sakit

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta memiliki performance yang dihitung dalam periode satu tahun. Performance rumah sakit dalam kurun

(14)

14

waktu dua tahun terakhir terdiri dari BOR, LOS, BTO, TOI, GDR, NDR, jumlah tempat tidur, jumlah penderita dirawat, jumlah penderita keluar, dan jumlah kunjungan rawat jalan. Berikut ini tabel performance RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dalam kurun dua tahun terakhir.

Tabel 1. Performance RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2013 dan 2014

No Indikator Satuan Tahun

2013 2014 1 BOR (Bed Occupancy Rate) % 68,16 0,69

2 LOS (Length of Stay) Hari 4 4,25

3 BTO (Bed Turn Over) Kali 5 4,90

4 TOI (Turn Over Interval) Hari 2 1,90

5 GDR (Gross Death Rate) ‰ 44 28,57

6 NDR (Net Death Rate) ‰ 27 42,86

7 Jumlah Tempat Tidur Tempat tidur 205 205 8 Jumlah Penderita dirawat Pasien 13169 12982 9 Jumlah Penderita Keluar (H+M) Pasien 10405 7629 10 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan Kunjungan 82350 92206

Gambar

Gambar 1. Stuktur Organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta  (Sumber : Tata Usaha RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta)
Tabel 1. Performance RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Tahun 2013  dan 2014

Referensi

Dokumen terkait

Definisi Asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian Bab 1, Pasal 1 : "Asuransi atau Pertanggungan adalah perjanjian

Sekolah Dasar Negeri II Tomonon telah dapat membuat soal matematika yang sesuai dengan situasi tugas yang diberikan, baik soal yang menggunakan informasi baru, maupun

Program yang di buat untuk simulasi timer dan counter pada PLC ZEN OMRON sebagai pengganti sensor berat pada junk box paper Mill control system bekerja dengan baik

Dalam kasus Dunkin’ Donuts  yang bercabang di kota Yogyakarta, time to market   cenderung tinggi karena mereka memiliki kebijakan mengeluarkan produk baru mereka dan

Kita (jemaat cocatu ini) sudah putuskan dalam rapat sidi jemaat bahwa setiap pendeta yang bertugas di jemaat cocatu ino kusuri, tidak boleh untuk ikut terlibat dalam politik

dibidang HKI, seperti: Paris Convention, WIPO, TRIPs Agreement, WTO. Berkaitan dengan HKI khususnya Hak Cipta atas lagu, sistem pengaturannya tertuang dalam Undang-

Tim pengabdian memberikan pelatiahan mengenai pembuatan laporan keuangan dan penentukan harga pokok penjualan dan harga pokok produksi, hasil dari pelatihan ini yaitu

Kegiatan yang dilaksanakan pada perencanaan, yaitu peneliti menentukan target kopetensi mendesain metode pembelajaran menggunakan media flashcard untuk setiap