• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Penelitian dilakukan di SDN Randuacir 01 dan 02 tepatnya di Jalan Argosari dan Pertapaan Gedono, Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah. Sekolah ini dipilih berdasarkan pertimbangan kemudahan akses bagi penulis untuk mengadakan penelitian di SDN Randuacir 01 dan 02. Selain itu penulis juga sangat mengenal sedikit-banyak kondisi sekolah sehingga hal ini memudahkan penulis dalam melakukan penelitian.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yang dilakukan pada mata pelajaran IPA (Gaya) di kelas IV (SDN Randuacir 01) dan kelas IV (SDN Randuacir 02). Dalam penelitian, peneliti membagi menjadi dua kelas yaitu: kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas IV (SDN Randuacir 01) yang berjumlah 15 siswa dan kelas kontrol adalah kelas IV (SDN Randuacir 02) yang berjumlah 21 siswa.

4.2 Deskriptif Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif sehingga peneliti perlu memaparkan hasil analisis data, validitas, reliabilitas, instrumen, uji normalitas, dan uji hipotesis data.

4.2.1 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen

Analisis deskriptif pretest dan post-test kelas eksperimen yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SDN Randuacir 01 sebelum mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, standar deviasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for window. Dapat dilihat pada tabel 4.1.

(2)

33 Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa variabel untuk pretest kelas eksperimen dengan jumlah data (N) sebanyak 15 siswa yang ada di SDN Randuacir 01 yaitu memperoleh nilai hasil pretest bergerak dari nilai terendah (minimum) 50,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 70,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 57,3333 dan standar deviasi 7,03732. Sedangkan untuk posttest kelas eksperimen dapat diketahui bahwa variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 15 siswa yang ada di SDN Randuacir 01 yaitu memperoleh nilai hasil posttest bergerak dari nilai terendah (minimun) 70,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 90,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 82,0000 dan standar deviasi 7,74597.

4.2.2 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol

Analisis deskriptif pretest dan posttest kelas kontrol yang merangkum data empirik hasil belajar siswa SDN Randuacir 02 sebelum mengikuti pembelajaran yang telah diklasifikasikan deskriptif statistik dengan ukuran skor minimum, maksimum, mean, standar deviasi. Analisis deskriptif dilakukan dengan bantuan SPSS 16,0 for window. Dapat dilihat pada table 4.2.

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa variabel untuk pretest kelas kontrol dengan jumlah data (N) sebanyak 21 siswa yang ada di SDN Randuacir 02 yaitu memperoleh nilai hasil pretest bergerak dari nilai terendah (minimum) 50,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 70,00 dengan rata-rata nilai (mean) sebesar 59,0476 dan standar deviasi 8,30949. Sedangkan untuk posttest kelas kontrol dapat diketahui bahwa variabel dengan jumlah data (N) sebanyak 21 yang ada di SDN Randuacir 02 yaitu memperoleh nilai hasil posttest bergerak dari nilai terendah (minimum) 50,00 sampai nilai tertinggi (maximum) 70,00 dengan rata-rata nilai (mean) 60,4762 dan standar deviasi 8,04748.

(3)

34 4.2.3 Analisis Tarap Kesukaran Item Instrumen

Berdasarkan perhitungan rumus dan kriteria yang digunakan pada analisis taraf kesukaran instrumen Nana Sudjana (2011:135), maka hasil analisis untuk taraf kesukaran instrumen penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kriteria taraf kesukaran soal adalah kriteria sukar, sedang dan mudah, dengan perbandingan untuk soal sukar 2 soal atau 5%, sedang 28 soal atau 70%, dan soal mudah 10 soal atau 25%.

4.2.4 Analisis Deskriptif Variabel Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam Pembelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran terdiri dari kegiatan pra pembelajaran, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Proses ini diharapkan bermanfaat bagi guru maupun siswa. Manfaat bagi guru adalah menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada peserta didik sehingga peserta didik dapat menguasai pesan-pesan secara mudah dan cepat mengerti, dan akurat sedangkan manfaat bagi siswa adalah untuk meningkatkan hasil belajar dan mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Observasi yang akan dilakukan dengan memberi tanda centang (√). Pada treatmen penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) ini peneliti menggunakan teknik observasi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament). Observasi digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan yang dilakukan guru maupun siswa dalam proses pembelajaran.

Observasi tentang langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) yang dilakukan guru selama proses pembelajaran berlangsung dapat dilihat pada lampiran 7.

Berdasarkan hasil observasi menunjukkan bahwa hasil observasi tentang langkah-langkah pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) mendapatkan hasil yang bagus sesuai dengan kriteria cukup sempurna. Hasil observasi tersebut lebih dari indikator yang peneliti targetkan dalam langkah pembelajaran pada kelas eksperimen mendapatkan tanda centang (√) yang banyak (kriteria sempurna).

(4)

35 Dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) bermanfaat bagi guru maupun siswa, bagi guru yaitu dapat mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru mudah menarik perhatian, memotivasi siswa di dalam kelas untuk belajar serta mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran dan manfaat bagi siswa yaitu mempermudah siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan dan menambah minat siswa dalam belajar.

4.2.5 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Hasil Belajar

Di dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik tes pada kelas eksperimen dan kontrol, keduanya dilakukan post-test. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan saat post-test, kelompok kontrol yang dalam pembelajaran diberi perlakuan dengan menggunakan metode konvensional sedangkan kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament). Post-test digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) terhadap hasil belajar siswa. Hasil rata-rata nilai post-test dikurangi dengan rata-rata nilai pre-test siswa adalah sebagai berikut:

Tabel 4.3

Rata-Rata Nilai Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol

Kelompok Rata-Rata Nilai

Kelompok Eksperimen 82,00

Kelompok Kontrol 60,47

Dari tabel 4.4 di atas dapat dilihat nilai rata-rata siswa antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran rata-rata nilainya 82,00 sedangkan kelas kontrol 60,47. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas eksperimen dari pada kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran.

(5)

36 4.2.6 Pengujian Hipotesis

Dengan melihat persamaan nilai rata-rata hasil pembelajaran IPA pada pokok bahasan Gaya antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka dilakukan penelitian terhadap kedua kelas tersebut. Masing-masing kelas diberi perlakuan yang berbeda, yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) sedangkan kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional tetapi dengan materi pembelajaran yang sama yaitu tentang Gaya. Setelah dilakukan pembelajaran dengan materi yang sama tetapi dengan perlakuan yang berbeda, evaluasi diberikan kepada kedua kelas tersebut soal yang sama. Hasil evaluasi tersebut adalah sebagai berikut: hasil nilai post-test kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan hasil nilai kelas kontrol, rata-rata nilai post-test kelas eksperimen yaitu 82,00 sedangkan rata-rata nilai post-test kelas kontrol yaitu 60,47.

Dari hasil pembelajaran yang dilakukan setelah treatment, nilai tes untuk kedua kelompok tersebut dianalisis menggunakan T-Test. T-Test digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Randuacir 01 (kelas eksperimen). Hasil T-Test tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Uji Hipotesis

(6)

37 Berdasarkan Tabel 4.6 Group Statistics di atas hasil rata-rata (mean) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 82,0000, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 60,4762. Hal tersebut menunjukkan ada pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (treatmen).

Dapat dilihat bahwa dengan Uji Pengaruh pada tabel Independent Samples Test maka akan didapatkan hasil nilai t sebesar 8,034 sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 0,000. Hal tersebut menunjukkan ada pengaruh pada kelas yang diberi perlakuan (treatmen) dengan kelas yang tidak diberi perlakuan (treamen).

Dapat dilihat bahwa dengan Uji Pengaruh pada tabel Independent Samples Test maka akan didapatkan hasil nilai t sebesar dengan nilai probabilitas (0,000) > 0,005 yang berarti pengaruh penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) yang diberikan pada kelas eksperimen sangat signifikan, sehingga secara statistik dapat dilihat bahwa kedua kelas tidak memiliki varian yang sama. Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian treatmen yang berbeda memberikan pengaruh yang besar terhadap hasil belajar siswa, baik siswa kelas eksperimen maupun kontrol. Hal ini dapat dilihat pada tabel Independent Samples Test di atas dengan nilai Sig (0,000) > 0,005, jadi hipotesis yang menyatakan Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV Semester II di Sekolah Dasar Randuacir 01 Tahun Ajaran 2011/2012 diterima.

(7)

38 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis data yang telah disajikan sebelumnya, berikut ini akan diuraikan deskripsi dan interpretasi data hasil penelitian. Deskripsi dan interpretasi data dianalisis berdasarkan pada penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran dengan sub pokok bahasan Gaya (IPA) terhadap hasil belajar siswa.

Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) hasilnya lebih baik dari pada kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional dalam pembelajaran. Hasil ini dapat menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) berpengaruh terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN Randuacir 01 (kelas eksperimen) pada mata pelajaran IPA (Gaya).

Hal ini terbukti dari hasil statistik yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang sangat signifikan dengan probabilitas di bawah 0,005 yaitu 0,000.

Dari hasil uji hipotesis dapat diketahui bahwa nilai probabilitas 0,000 menunjukkan hasil yang sangat signifikan, hal ini disebabkan bahwa dengan penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) pada saat dilakukan pembelajaran dapat membangkitkan minat atau motivasi dan menarik perhatian belajar siswa sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan tingkat probabilitas 0,005 > 0,000. Sesuai dengan teori Daryanto, (2010: 4). Penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif, karena dapat mendorong motivasi dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Hal ini juga dapat dilihat dari rata-rata kenaikan nilai siswa pada tabel 4.4 bahwa rata-rata nilai siswa kelas eksperimen nilainya tinggi dari pada nilai siswa kelas kontrol. Rata-rata nilai kelas eksperimen sebesar 82,00 sedangkan untuk kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran sebesar 60,47.

Berdasarkan hasil penelitian yang relevan dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Team Games Tournament) dalam pelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang telah

(8)

39 dipilih agar dapat digunakan secara efektif dan efisien perlu menempuh langkah-langkah secara sistematis karena dengan penggunaan model pembelajaran dapat menjadikan pembelajaran menjadi perangsang minat, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan presepsi yang sama oleh semua siswa.

Gambar

Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Eksperimen
Tabel 4.2 Analisis Deskriptif Pre-Test dan Post-Test Kelas Kontrol
Tabel 4.4  Hasil Uji Hipotesis

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini Majelis Hakim berdasarkan fakta-fakta yang timbul di persidangan menilai bahwa terdakwa dapat dipertanggung jawabkan atas perbuatan yang dilakukan

4.1.4 Hasil Pengujian Pengaruh Inputan Jenis Batik yang Salah terhadap Klasifikasi Motif Batik Pada pengujian sebelumnya di dapatkan parameter terbaik pada saat level

Visi Poros Maritim Dunia yang dicanangkan pemerintah sejak tahun 2014 membutuhkan dukungan pemangku kepentingan terkait, termasuk Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Sarana

Kelompok eksperimen terdiri dari 26 ibu hamil dengan intervensi pemberian Short Message Service dengan Gili- SMS® yang diberikan 3 kali yang berisi pengingat untuk

meganalisis harga saham.. peneliti menggunakan analisis fundamental. 392) dalam Alifa Widiastuti Nugroho (2016) mengungkapkan bahwa informasi yang dipublikasikan

Permasalahan petani ikan gurami di Kecamatan Bojongsari adalah pada setiap kegiatan budidaya yang dilakukan petani tidak pernah melakukan pencatatan biaya yang

Selain itu, jumlah rongga diantara agregat (VMA) pada campuran dengan filler debu spons lebih tinggi dibandingkan dengan VMA pada filler semen sehingga dengan

Dalam penelitian ini dilakukan penyuluhan dengan ceramah dan pemberian booklet pada ibu yang mempunyai balita untuk memberikan pengetahuan tentang penyakit diare pada balita..