• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kern, Chapter 7-9, 11 Abdul Wahid Surhim

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kern, Chapter 7-9, 11 Abdul Wahid Surhim"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Kern, Chapter 7-9, 11

Abdul Wahid Surhim

(2)

Pengantar

Pemenuhan banyak pelayanan industri

memerlukan penggunaan DOUBLE-PIPE

HAIRPIN HE

Jika memerlukan permukaan perpindahan

panas yang besar, maka yang terbaik adalah

SHELL-AND-TUBE HE

(3)

Unsur Berbentuk TABUNG

• Tipe 1 (Tube roll): tube ditempatkan di bagian dalam lubang tube dan tube roller

disisipkan di ujung tube

• Tipe 2 (Ferrule): tube dibungkus dalam tube sheet menggunakan soft metal

(4)

Bahan Konstruksi Tube

1.

Baja

2.

Tembaga

3.

Admiralty

4.

Muntz metal

5.

Kuningan

6.

Tembaga-nikel 70-30

7.

Perunggu alumunium

8.

Alumunium

9.

Baja stainless

(5)

BWG (Birmingham Wire Gage)

Ini merujuk ke pengukur tube (gage of the

tube)

Berbeda BWG akan berbeda ketebalan tube

Dalam pipa disebut SCHEDULE

(6)

Tube

OD

BWG

ID

(7)

Tube Pitch (Pola Sunanan Tube)

• Jarak terdekat antara dua lubang tube yang berdampingan disebutCLEARENCE atau

LIGAMENT

• TUBE PITCH (PT) adalah jarak terdekat pusat-ke-pusat antara tube-tube yang

berdampingan

• Kelebihan pola kotak (square pitch)

• Adanya akses untuk pembersihan eksternal • ∆P rendah

(8)

SHELL

• Shell dibuat dari pipa baja

• Ketebalan dinding standar untuk shell dengan ID 12 – 24 in.

adalah 3/8 in.

• Pada jenis ini tekanan operasi bagian shell bisa sampai 300 psi • Ketebalan dinding yang lebih besar mungkin didapatkan untuk

tekanan yang lebih tinggi

• Shell yang IDnya di atas 24 in. dibuat dari lempengan baja

(9)

Stationary Tube-sheet Exchanger

Jenis HE yang paling sederhana adalah fixed or stationary tube-sheet exchanger

1. Shell

2. Dilengkapi dua nozzle dan memiliki tube-sheet dan kedua ujungnya 3. Flens untuk pengaitan dua saluran

4. Penutup saluran 5. Baffle

(10)

Baffle

• Koefisien perpindahan-panas akan tinggi jika alirannya dijaga pada keadaan

turbulen

• Itulah fungsi baffle

• Bahkan saat jumlah cairan yang melalui shell sedikit, turbulensi bisa terjadi karena

adanya baffle

• Jarak tengah-ke-tengah antar-baffle disebut baffle pitch atau baffle spacing • Baffle spacing biasanya tidak lebih besar dari pada jarak yang sama dengan

diameter dalam dari shell atau lebih mendekati dari pada jarak yang sama denan 1/5 diameter dalam dari shell

(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)

INPUT

1.

Kondisi proses

a)

Hot fluid

: T

1

, T

2

, W, c, s,

, k, R

d

, ∆P

b)

Cold fluid : t

1

, t

2

, w, c, s,

, k, R

d

, ∆P

2.

Data HE

a)

Shell

: ID, baffle spacing, pass

b)

Tube

: Jumlah dan panjang, OD, BWG, dan

(17)

Tube

• OD

• BWG • ID

(18)

2. Beda Suhu Sebenarnya (∆t)

T

1

T

2

w

.

c

.

t

2

t

1

WC

Q

1. Neraca Energi

1 1 1 2 1 2 2 1

t

T

t

t

S

t

t

T

T

R

dan

T

F

LMTD

t

.

(F

T

dari Fig. 18)

(19)

LMTD









1 2 1 2 1 2 1 2

log

3

.

2

ln

t

t

t

t

t

t

t

t

LMTD

T1 T2 t1 t2 ∆t1 ∆t2

(20)
(21)

Suhu Kalorik

• Suhu Kalorik untuk FLUIDA PANAS

• Suhu Kalorik untuk FLUIDA DINGIN

Fc adalah faktor suhu kalorik pada

(Fig. 17 Kern)

1 2

2

F

T

T

T

T

c

c

2 1

1

F

t

t

t

t

c

c

c c h c U U U K  

(22)
(23)

3. Perhitungan h

o

dan h

io

SHELL, HOT FLUID

• Flow Area:

• Mass velocity:

• De (diameter ekuivalen) dari

Fig. 28

• Viskositas:  (Fig. 14 pada Tc)

x 2.42 (konversi ke lb/(ft)(hr))

TUBE, COLD FLUID

T S P B C ID a 144 '. . ID dan a‘ t (Table 10)  Flow Area:  Mass velocity:

 Viskositas:  (Fig. 14 pada

Tc) x 2.42 (konversi ke lb/(ft)(hr)) n a N at t t 144 't t a w Gs s a w G

(24)
(25)

3. Perhitungan h

o

dan h

io

SHELL, HOT FLUID

• Re:

• jH diperoleh dari Fig. 28

ka (konduktivitas) diperoleh

dari Table 4 (LIQUID) atau Table 5 (GAS)

• ho (koefisien film):

TUBE, COLD FLUID

s s e s G D   Re 3 / 1              k c D k j h e H o    Re:

 jH diperoleh dari Fig. 24

pada L/D jika Re kecil

k (konduktivitas) diperoleh

dari Table 4 (LIQUID) atau Table 5 (GAS)  hi (koefisien film): t t t DG   Re 3 / 1              k c D k j h H i          OD ID h hio i  

(26)

3. Perhitungan h

o

dan h

io

SHELL, HOT FLUID

• Suhu dinding

• w pada tw

TUBE, COLD FLUID

• w pada tw 14 . 0        w                            o io o c w h h h t t         o o h h 14 . 0        w            io io h h

(27)
(28)
(29)

Konduktivitas

panas: LIQUID

(30)

Konduktivitas

panas: GAS

(31)

4. Perhitungan U, A dan Rd

D C D C CALC d D T o io o io C

U

U

U

U

R

t

A

Q

U

N

L

a

A

h

h

h

h

U

.

".

(32)

5. Pressure Drop (< 10 psi)

SHELL, HOT FLUID

Hitung f (Fig. 29)

• Specific gravity, s (Table 6,

Fig. 6)

• Jumlah crosses, N+1 = 12L/B

TUBE, COLD FLUID

s e s s s D N D fG P s10 2 10 . 22 . 5 1     Hitung f (Fig. 26)

 Specific gravity, s (Table 6,

Fig. 6)  Hitung Pt:  Hitung Pr:  dari Fig. 27  Pressure Drop: PT = Pt + Pr t t Ds Ln fG P t10 2 10 . 22 . 5   ' 2 4 2 g V s n Pr   ' 2 2 g V

(33)
(34)
(35)

V

2

/2g

Fig. 27

(36)
(37)
(38)

PENGATURAN ALIRAN UNTUK

MENAIKKAN PEROLEHAN

KEMBALI PANAS

(39)

Kekurangan Perolehan Kembali Panas di

HE

• Keterbatasan 1-2 HE yang paling utama adalah

ketidakmampuannya secara inheren untuk menyediakan

peroleh kembali panas yang efektif

• Saat terjadi silang suhu pada 1-2 HE, maka

– FT turun drastis

– Suhu keluar shell jatuh di bawah suhu keluar tube  menghilangkan tingginya heat recovery

(40)

Profil Suhu 1-2 HE

T1 = 200 oF T2 = 140 oF t1= 80 oF t2 = 160 oF tl L

(41)
(42)

Profil Suhu 2-4 HE

I II III IV T2 = 140 oF t1= 80 oF t2 = 160 oF T1 = 200 oF Tx 1 2

(43)

Beda Suhu Sebenarnya

(∆t)

T

F

LMTD

t

.

(

F

T

dari Fig. 19)



1



1

1 ) / 2 ( 1 / 2 1 1 1 ) / 2 ( 1 / 2 ln 1 1 ln 1 2 1 2 2 2                            R RS S S R S R RS S S R S RS S R R FT

(44)
(45)

F

T

• Perbandingan perhitungan F

T

:

–Figure 18: F

T

= 0.70

(46)

SERI 1-2 HE

• Secara mekanik susunan 2-4 HE tidak praktis

(47)

Menentukan Jumlah Seri 1-2 HE

• Yang paling diperhatikan adalah F

T

• Lihat Example 8.2 : F

T

– 1-2 HE, FT = not possible (Fig. 18)

– 2-4 HE, FT = 0.67 TOO LOW (Fig. 19)

– 3-6 HE, FT = 0.88 (Fig. 20)

(48)

Example 8.1

• Perhitungan 2-4 Oil Cooler. Minyak 33,5oAPI memiliki viskositas 1,0 cP pada 180oF dan 2,0

cP pada 100oF. Minyak 49.600 lb/jam meninggalkan kolom distilasi pada 358oF dan

digunakan pada proses absorpsi pada 100oF. Pendinginan akan tercapai dengan air dari 90

sampai 120oF. Jatuh tekanan yang diperkenankan 10 psi dengan faktor kekotoran 0.004.

• Tersedia untuk menangani ini dari operasi diskontinyu adalah 35 in. ID 2-4 HE yang memiliki tube 454, 1 in. OD, 11 BWG, panjang 12’0” dan disusun pada 1 ¼ square pitch. Disusun

untuk 6 pass dan baffle dipotong secara vertikal dengan spasi 7 in. Baffle longitudinal dilas pada shellnya.

• Apakah penggunaan 2-4 HE mencukupi? Akankah HE yang tersedia itu memenuhi kebutuhan?

(49)

FLUIDA GAS

(50)

PENGANTAR

• Pada perhitungan pendinginan atau pemanasan sistem cair-cair:

• hubungan koefisien film gas dan jatuh tekanan yang diperkenankan

didasarkan pada tekanan operasi

• Tekanan operasi tidak berpengaruh pada fluida imcompressable

• Koefisien film untuk gas lebih rendah dari pada untuk cairan pada kecepatan massa yang sama

(51)

SIFAT-SIFAT GAS

• VISKOSITAS

• Antara 0.015 dan 0.025 atau setara dengan 1/10 dan 1/5 viskositas cairan yang

paling kecil

• Viskositas naik dengan naiknya suhu (kebalikan dari cairan)

• KONDUKTIVITAS

• Selain hidrogen, sekitar 1/5 dari konduktivitas cairan organik atau 1/15 dari air dan

larutan cair

• PANAS JENIS

• Gas dan uap organik lebih rendah sedikit dari organik cair

• Kecuali hidrogen, panas jenis gas inorganik dan uap hidrokarbon ringan sekitar 0.2

(52)

SIFAT-SIFAT GAS

• BILANGAN PRANDTL

• Meskipun viskositas, panas jenis dan konduktivitas panas naik dengan naiknya

suhu, Bilangan Prandtl (c/k) sedikit tergantung pada suhu, kecuali dekat dengan

(53)

KOREKSI SIFAT-SIFAT GAS

• Karena sifat-sifat gas ditentukan pada tekanan atmosfir, maka perlu

ada koreksi pada tekanan yang lain

• Viskositas dengan korelasi Comings and Egly (Fig. 13b) atau dengan metode

Othmer and Josefowitz

• Panas jenis dengan metode Watson and Smith

• Koreksi tersebut tidak terlalu signifikan, kecuali kalau tekanan gasnya

besar

Kalkulasi densitas dan volume jenis dari gas untuk tekanan

menengah cukup baik, tapi untuk tekanan tinggi kurang tepat

𝜌𝑔𝑎𝑠 = 1545.𝑇𝑝.𝑀𝑊

𝑎𝑏𝑠, s=

𝜌𝑔𝑎𝑠 𝜌𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟

(54)

FIG. 13 KONVERSI VISKOSITAS

(55)

PRESSURE DROP

• Persamaan (7.44) dan (7.45) serta faktor friksi yang diperoleh dari Fig. 29 dan 26 dapat digunakan untuk kalkulasi jatuh

tekanan pada shell atau tube dari pemanas atau

pendingin gas saat harga gravitas jenis yang masuk dan keluar dari gas RELATIF TERHADAP AIR

• Adalah kenyataan bahwa berbagai gas gravitas jenisnya dipengaruhi oleh tekanan operasinya

• Gravitas jenis UDARA pada HE yang beroperasi pada tekanan 150 psia hampir 10x-nya dari tekanan operasi atmosferik

(56)

PRESSURE DROP

• Udara pada 7,5 psia memiliki densitas SETENGAH dibanding pada atmosferik

• Pressure drop untuk kecepatan massa tertentu menjadi lebih besar sejalan dengan turunnya tekanan operasi • Ini tidak disukai pada proses vakum

• Saat gas beroperasi pada tekanan tinggi, kecepatan massa yang relatif besar masih dapat digunakan tanpa

memperoleh jatuh tekanan dari pesanan yang tidak praktis • Pada tekanan vakum tentu jatuh tekanan 0,5 psi dianggap

(57)

KOEFISIEN FILM

• Perhitungan sebelumnya masih dapat digunakan, termasuk Fig. 28 dan 24, tanpa perlu koreksi

Karena viskositasnya kecil, maka Re akan besar  jH akan besar juga

• Tapi karena konduktivitas panasnya kecil, maka koefisien filmnya di bawah sistem cair pada kecepatan massa atau jH yang sama s s e s

G

D

Re

(58)
(59)

APLIKASI PALING UMUM

• Pendinginan gas pada aftercooling dan intercooling yang berlangsung secara kompresi adiabatik dan politropik paa kompresor single dan multistage

• Perpindahan panas gas-ke-cair ditemukan juga untuk memperoleh kembali (recovery) panas yang hilang dari pembakaran gas yang dekat-atmosferik seperti pada

ECONOMIZERS, tapi dengan modifikasi yang disebut extended surfaces (Bab 16)

• Saat gas dipanaskan maka media yang digunakan adalah UAP AIR (STEAM)

(60)

EXAMPLE 9.1

PERHITUNGAN AMMONIA COMPRESSOR

AFTERCOOLER

• Gas ammoniak kering pada 83 psia dan laju 9872 lb/jam

adalah keluaran (discharged) dari sebuah kompresor pada 245oF dan diumpankan ke sebuah reaktor pada 95oF

menggunakan cooling water pada 85 – 95oF. Jatuh tekanan

yang diperkenankan 2,0 psi pada gas dan 10,0 psi pada air • Tersedia 1-2 HE: 23 ¼ in. ID, yang memiliki 364 tube, 3/4 in, 16

BWG, 8’0” dan disusun pada 15/16-in. triangular pitch, 8 pass dan bafflenya 12 in.

(61)

KALKULASI UNTUK KONDISI

PROSES

(62)
(63)
(64)
(65)
(66)

Prosedur

• Asumsikan UD sementara dengan bantuan Tabel 8. Lebih baik

mengasumsikan UD terlalu besar dari pada terlalu kecil untuk mendapatkan permukaan yang minimum

• Hitung A = Q/(UD.t)

• Tentukan a” (Tabel 10) sesuai dengan diameter tube yang kita pilih

• Hitung jumlah tube: NT = 𝐴

𝐿.𝑎"

• Asumsikan pass dan jumlah tube aktual serta ID shell (Tabel 9)

• Koreksi harga UD

• A = Ntaktual x L x a”

(67)
(68)
(69)
(70)

Example 11.1 KALKULASI STRAW OIL

– NAPHTHA

EXCHANGER

• 29.800 lb/jam 25oAPI light oil pada 340oF digunakan untuk

pemanasan awal 103.000 lb/jam 48oAPI nafta dari 200 – 230oF.

Viskositas oil 5,0 cP pada 100oF dan 2,3 cP pada 210oF. Viskositas nafta 1,3 cP pada 100oF dan 0,54 cP pada 210oF. Jatuh tekanan

yang diperkenankan 10 psi

• Karena oil cenderung membentuk residu deposit, maka faktor

kekotoran kombinasinya adalah 0,005 dan menggunakan square pitch. Dalam praktek di pabrik digunakan tube ¾ in. OD, 16 BWG dan panjang 16’0”

Gambar

FIG. 13 KONVERSI VISKOSITAS
FIG. 25 KOEFISIEN FILM AIR

Referensi

Dokumen terkait

Observasi keterlaksanaan pembelajaran yang lakukan oleh dua observer disetiap pertemuan dengan rata-rata dari tiap pertemuan oleh tiap observer adalah sebesar

Menurut Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis (2007), tuberkulosis dapat diklasifikasikan berdasarkan lokasi atau organ tubuh yang terkena (paru-paru atau

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat Pengaruh Latihan Attack and retreat drill Terhadap kelincahan Pada siswa ektrakurikuler

Hasil dari analisis dan perancangan sistem sebelumnya menjadi dasar dalam melakukan implementasi sistem ke dalam bahasa pemrograman Java yang digunakan untuk

Untuk dijadikan benih sebaiknya rimpang berasal dari tanaman yang telah cukup tua umurnya ditandai dengan menguningnya daun biasanya berumur 8 - 12 bulan, dari

Senyawa triterpenoid pada kombinasi ekstrak etanol bawang putih, rimpang jeringau dan temu mangga memiliki aktivitas antibakteri yakni dengan bereaksi merusak porin yang merupakan

Berdasarkan penelitian Widayati et al (2007), salah satu kejadian ketidaksesuaian pengobatan resep racikan pada pediatri yang dilakukan di 10 apotek Yogyakarta menunjukkan

pembina keolahragaan setalah itu kita menuju kelapangan guna untuk pemberian materi keolahragaan sesuai dengan yang terjadwal dan nantinya di akhir materi ada game kelompok yang