• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. tidak sama untuk dapat menguasai suatu kompetensi. Oleh karena itu,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. tidak sama untuk dapat menguasai suatu kompetensi. Oleh karena itu,"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada dasarnya dalam satu kelas terdapat perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lain tingkat kepandaiannya, sehingga diperlukan waktu yang tidak sama untuk dapat menguasai suatu kompetensi. Oleh karena itu, pembelajaran perlu ditekankan pada kegiatan individual, bahkan secara kelompok. Kegiatan individual baik digunakan individual, digunakan untuk mengatasi siswa yang malas mengerjakan tugas individu, tetapi lebih suka tugas dikerjakan secara berkelompok apalagi dalam kelompok besar.

Pandangan mengenai konsep pengajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan ilmu teknologi pendidikan. Meskipun demikian, pengajaran tetaplah merupakan interaksi mengajar dan belajar, pengajar berlangsung sebagai suatu proses saling mempengaruhi dalam bentuk hubungan interaksi antara guru dan siswa. Guru bertindak sebagai pengajar, sedangkan siswa berperan sebagai yang melakukan perbuatan belajar, interaksi guru dan siswa yang seimbang akan menunjang pencapaian tujuan belajar.

(2)

2

Sebagaimana kita ketahui, seorang guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan berhasil tidaknya suatu proses pembelajaran, atau dengan bahasa lain, guru memegang peranan penting dalam menentukan tercapainya tujuan pembelajaran. Tujuan ini sesuai dengan amanat yang terkandung dalam pasal yang menjelaskan tentang fungsi dan tujuan pendidikan Nasional dalam undang- undang No. 20 tahun 2003 tentang sisdiknas.1

Berdasarkan hasil wawancara saya dengan guru bidang studi Aqidah Akhlak yang mengajar di kelas II Minu Wedoro, belum sepenuhnya berpusat pada siswa meskipun di Minu Wedoro sudah diterapkan KTSP yang lebih menekankan pembelajaran pada siswa. Salah satu upaya yang dapat diterapkan agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa yaitu pembelajaran dengan sistem modul. Pembelajaran menggunakan modul menuntut siswa lebih aktif dan mandiri karena modul merupakan paket belajar yang memungkinkan siswa untuk belajar tanpa bantuan guru atau dengan bantuan guru seminimal mungkin, dan siswa dapat belajar menurut kemampuan serta kecakapannya masing-masing. Selain itu, belajar dengan modul memberikan kesempatan pada siswa untuk bermain peran, simulasi dan berdiskusi sehingga siswa tidak hanya belajar secara individual tetapi juga dapat berinteraksi dengan siswa lain.

1

UU RI No. 20, th. 2003. tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya (Bandung : Nuansa Aulia, 2006), hal. 102

(3)

3

Sehubungan dengan hal tersebut kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peranan guru dalam proses belajar mengajar belum dapat digantikan oleh apapun. Masih banyak unsur manusia seperti sikap, sistem nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain- lain yang diharapkan, merupakan hasil dari proses pengajaran, tidak dapat dicapai melalui alat-alat tersebut. Disinilah kelebihan manusia dalam hal ini guru dan alat teknologi yang diciptakan manusia untuk membantu mempermudah kehidupannya.2

Keterpaduan dan keserasian antara domain pengetahuan (kognitif) keterampilan (psikomotor) dan sikap (afektif) serta nilai yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa sebagai hasil belajar, hasil belajar hanya akan terwujud jika proses belajar mengajar dilaksanakan secara proporsional dan meyakini pembelajaran merupakan suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas beberapa unsur atau komponen dimana komponen-komponen tersebut bekerja sama dan berinteraksi satu sama lain sesuai dengan fungsinya mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem pembelajaran memiliki beberapa komponen yang saling memiliki ketergantungan satu sama lainnya yaitu komponen tujuan, komponen materi, komponen metode dan alat, serta komponen evaluasi, komponen-komponen tersebut merupakan satu kesatuan

2

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : CV. Sinar Baru, 1989), hal. 17

(4)

4

yang terpadu (integral) dan tidak dapat dipisahkan dalam keseluruhan kegiatan proses belajar mengajar.

Untuk meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang diharapkan, diperlukan keterampilan atau kompetensi guru selaku pendidik dan pengajar. Pendekatan sistem pengajaran dalam bidang pendidikan merupakan teknik-teknik pengelolaan untuk memecahkan masalah pendidikan atau setidaknya dapat dikatakan sebagai pemakai maksimal dari berbagai sumber yang berguna memperbaiki mutu pendidikan.

Di sekolah, seorang guru dituntut dapat melaksanakan proses belajar yang efektif dan harus dapat menentukan atau memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Dalam kegiatan proses belajar mengajar di Minu Wedoro ada berbagai mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa salah satunya mata pelajaran Aqidah Akhlak, yang mana pelajaran tersebut salah satu pelajaran pendukung Akhlak siswa. Pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, siswa diharapkan mempunyai dua pengetahuan, yakni pengetahuan akan sesuatu (pengetahuan deklaratif) dan pengetahuan untuk melakukan sesuatu (pengetahuan prosedural). Pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Kelas II, sebagian materinya mengarahkan supaya siswa mempunyai Akhlak yang mulia, untuk mendukung tercapainya tujuan pembelajaran tersebut diperlukan sistem pengajaran.

Pembelajaran modul merupakan suatu program belajar mengajar terkecil yang dipelajari oleh siswa secara perseorangan atau diajarkan oleh

(5)

5

siswa sendiri kepada dirinya sendiri (self instruksional) setelah siswa menyelesaikan yang satu dan melangkah maju dan mempelajari satuan berikutnya. Modul sebagaimana pengertian di atas merupakan salah satu media cetak lainnya.3

Bagi siswa untuk mempelajari modul selanjutnya. Modul yang dirancang haruslah sesuai dengan jenjang pendidikan yang akan ditempuh oleh siswa. setidaknya dengan modul siswa dapat terbentuk untuk berpikir logis dan rasional, sehingga siswa pada akhirnya memiliki pola pikir yang diperlukan dalam mempelajari dan memahami suatu mata pelajaran.

Keberadaan modul, sebagai salah satu media alternatif dalam proses belajar mengajar, sementara ini oleh pakar pendidikan dipandang sangat efektif untuk meningkatkan daya pemahaman terhadap sebuah materi pelajaran. Modul adalah salah satu media pelajaran yang efektif. Modul menekankan adanya keterlibatan siswa secara aktif. Proses belajar mengajar yang berpusat pada guru dengan media yang menekankan pada keterlibatan siswa secara aktif akan menjadikan pelajaran yang seimbang.

Seorang pendidik dalam mengajarkan suatu bidang studi harus mengusahakan supaya pada diri anak didik terjadi perubahan sebagai hasil belajar. Perubahan anak didik terjadi bukan terbatas pada perubahan kecerdasan saja, tetapi seluruh aspek individu yaitu perubahan sikap, atau

3

Syaifullah Nurdin, Model Pengajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK (Ciputat : Quantum Teaching, 2005), hal. 51-52.

(6)

6

tingkah laku, seperti pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Perubahan tersebut merupakan hasil belajar.4

Akhlak memiliki fungsi yang sangat penting bagi siswa, pentingnya akhlak tidak saja dirasakan oleh siswa tetapi juga dirasakan oleh semua manusia. Oleh karena itu, di Minu Wedoro diajarkan mata pelajaran Aqidah Akhlak. Dalam salah satu syairnya Ahmad Syauqi menyatakan : “Bahwa suatu bangsa akan bisa bertahan selama mereka masih memiliki Akhlak, bila Akhlak telah lenyap mereka akan lenyap pula”.5

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti terfokus mengadakan penelitian dengan judul “Optimalisasi Pembelajaran Modul dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak di Kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pembelajaran modul di kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo? 2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas

II Minu Wedoro Waru Sidoarjo ?

4

Muhaimin Ghofur, Nur Ali Rohman, Strategi Belajar Mengajar (Surabaya: CV. Citra Media, 1996), hal. 50

(7)

7

3. Bagaimana pengaruh pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo?

C. Alasan Memilih Judul

Adapun alasan memilih judul ini adalah :

1. Penulis memilih MI Wedoro karena penulis mengetahui bahwa MI tersebut mempunyai potensi yang besar untuk maju dalam hal pendidikan, dan juga penulis banyak mengenal, sehingga mudah dalam penelitian.

2. Mengingat betapa pentingnya pembinaan Akhlak bagi anak-ana k, maka untuk menghasilkan manusia yang berakhlak mulia diperlukan usaha- usaha terarah, terkoordinasi dan terorganisasi.

3. Akhlakul Karimah merupakan manivestasi ajaran Islam yang wajib kita pertahankan.

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang dibahas adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembelajaran modul di kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo.

(8)

8

E. Kegunaan Penelitian

Kegunaan dari penulis proposal ini adalah :

1. Dapat mengetahui pembelajaran modul di kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo.

2. Dapat mengetahui optimalisasi pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa mta pelajaran Aqidah Akhlak di kelas II Minu Wedoro Waru Sidoarjo

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam hal ini adalah kata kunci yang berkaitan dengan variabel penelitian untuk menghindari perbedaan atau kurang jelasnya makna yang ditimbulkan.

Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran terhadap variabel yang terdapat pada rumusan masalah maka dikemukakan definisi sebagai berikut :

1. Optimalisasi

Optimalisasi berasal dari kata “optimal”,6 yang artinya paling baik, paling tinggi, paling utama.sehingga ‘optimalisasi’ (kata benda) adalah cara atau proses membuat jadi optimal, lebih baik pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Pembelajaran modul adalah suatu program belajar terkecil yang dipelajari oleh siswa secara perseorangan / diajarkan oleh sendiri kepada dirinya

(9)

9

sendiri (self instruksional) setelah siswa menyelesaikan yang satu dan melangkah maju dan mempelajari satuan berikutnya. Modul sebagaimana pengertian di atas merupakan salah satu media cetak lainnya.7 Modul bisa dipandang sebagai paket program pengajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi tujuan belajar, bahan pelajaran, metode belajar, alat atau media, serta sumber belajar dan sistem belajarnya.8

3. Hasil belajar siswa adalah suatu pencapaian yang tidak hanya bersifat kualitas atau kuantitas yang harus dimiliki siswa dalam jangka waktu tertentu, tapi juga bersifat proses atau cara yang harus dikuasai siswa sepanj ang kegiatan belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat berbentuk suatu produk seperti raport siswa.9

4. Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah suatu mata pelajaran yang dipelajari oleh siswa tentang suatu pelajaran yang mempelajari tentang ketuhanan, keyakinan dan adab atau tingkah laku manusia.

G. Hipotesis

Hipotesis disini diartikan sebagai pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan karenanya masih perlu dibuktikan kebenarannya.10

7

Syaifullah Nurdin, Model Pengajaran yang Memperhatikan Keragaman Individu Siswa dalam KBK, hal. 51-52.

8

Dr. Nana Sudjana, Teknologi Pengajaran, (Bandung :Sinar Baru Algesindo, 2003) hal. 132.

9

Winarta Putra dan Rosita, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Universitas Terbuka, 1994)

(10)

10

Berdasarkan pengertian ini maka hipotesis merupakan dugaan sementara yang kebenarannya masih perlu dibuktikan melalui kegiatan penelitian.

Adapun hipotesis yang dapat penulis ajukan sehubungan dengan judul penelitian di atas adalah sebagai berikut :

1. Hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (Ha)

Optimalisasi modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas II Minu Wedoro Sidoarjo.

2. Hipotesis nol atau hipotesis nihil (Ho)

Tidak optimalnya pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di kelas II Minu Wedoro Sidoarjo.

H. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

a. Populasi adalah seluruh siswa kelas II Minu Wedoro Wari Sidoarjo yang berjumlah 120 siswa.

b. Sampel adalah sebagian atau wakil yang diteliti. 11 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 120 siswa, dengan perincian sebagai berikut :

- Kelas II A : 32 siswa

11

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta : Rineka Cipta, 1998), hal. 130-131

(11)

11

- Kelas IIB : 29 siswa - Kelas IIC : 31 siswa - Kelas IID : 28 siswa

Karena jumlah sampel yang digunakan masih terlalu banyak, maka penulis mengambil 25 % dari jumlah sampel tiap-tiap kelas, dengan perhitungan sebagai berikut :

- Kelas II A : 25 x 32 = 8 siswa 100 - Kelas IIB : 25 x 29 = 7 siswa 100 - Kelas IIC : 25 x 31 = 8 siswa 100 - Kelas IID : 25 x 28 = 7 siswa 100

Dengan perhitungan seperti di atas penulis mengambil sampel sebanyak 30 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki- laki dan 16 siswa perempuan.

2. Metode Pengumpulan Data

a. Metode observasi, yaitu metode yang dilakukan untuk memperoleh informasi tentang kelakuan manusia seperti dalam kenyataannya.12 Metode ini dipergunakan untuk menggali data tentang:

1. Pengalaman kemampuanguru dalam mengelola kelas 2. Aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar

12

S. Nasution, Metode Research atau Penelitian Ilmiah, (Jakarta : Bumi Aksara, 1996), hal. 106

(12)

12

b. Metode interview (wawancara) yaitu metode untuk mengumpulkan data dengan cara mengadakan komunikasi langsung dengan kepala sekolah, guru bidang studi, siswa untuk mendapatkan informasi yang diperlukan.13 Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode interview bebas. Adapun metode interview (wawancara) ini digunakan untuk mencari data-data tentang:

1. Sejarah berdirinya Minu Wedoro Waru Sidoarjo 2. Keadaan siswa

3. Daftar hasil nilai 30 siswa kelas II mata pelajaran aqidah akhlak 2007/2008 Minu Wedoro Waru Sidoarjo.

4. Keadaan guru

c. Metode kuisioner (angket), yaitu metode dengan cara memberikan daftar yang diharapkan respon dengan cara memberikan jawaban pada pertanyaan yang ada. Metode ini dipergunakan untuk menggali data tentang: Hasil respon siswa terhadap pembelajaran modul.

d. Metode dokumentasi, yaitu metode untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan. 14 Metode ini dipergunakan untuk menggali data tentang:

1. Keadaan sarana dan prasarana.

2. Letak geografis Minu Wedoro Waru Sidoarjo

13

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, Cet 21 (Yogyakarta : Andi Offset, 1992), hal. 192

(13)

13

3. Metode Pengolahan data

a. Editing, meneliti kembali data-data yang dari responden, mungkin ditemukan jawaban yang tidak sesuai dengan pertanyaan yang ada. b. Coding, memberikan code pada masing- masing jawaban yang sama

dengan kode tertentu untuk kategori masing- masing.

c. Tabulasi, memberikan skor (scoring) terhadap item-item yang ada dan menyusunnya dalam bentuk tabel, kemudian dianalisa secara kualitatif.15 4. Metode Analisis Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisis data statistik sederhana berupa prosentase dan analisis data statistik regresi linier. Untuk lebih jelasnya penulis kemukakan sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana penerapan pembelajaran modul, peneliti menggunakan analisis data statistik sederhana yaitu menggunakan rumusan prosentase, dengan formasi sebagai berikut :

P = f x 100 % N Keterangan : P : Prosentase (%) F : Frekuensi N : Jumlah responden

Selanjutnya untuk menafsirkan perhitungan dengan prosesntase penulis menetapkan standar sebagai berikut :

15

Koencoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia, 1983), hal. 270-279

(14)

14

76 % - 100 % Baik

55 % - 76 % Cukup

40 % - 55 % Kurang baik Kurang dari 40 % Tidak baik

b. Untuk mengetahui analisis data tentang optimalisasi pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak menggunakan analisis data regresi linier. Adapun langkah- langkah yang ditempuh adalah :

1) Menentukan persamaan regresi y = a + b x

yang dapat dicari dengan rumus :

Keterangan :

x = variabel bebas (predictor) y = variabel terikat (kriterium)

a = bilangan konstan (intercet garis regresi)

2 2 2 2 2 ) x ( x n ) y )( x ( xy n b ) x ( x n ) xy )( x ( ) x )( y ( a Σ − Σ Σ Σ − Σ = Σ − Σ Σ Σ − Σ Σ =

(15)

15

b = koefisien prodector (slope garis regresi).16

2) Uji kelinearan dan keberartian regresi

Pemeriksaan kelinearan regresi dilakukan melalui pengujian hipotesis bahwa regresi tidak linear (Ho) melawan hipotesis bahwa regresi linier (Ha). Sedangkan keberartian regresi diperiksa melalui pengujian hipotesis bahwa koefisien-koefisien regresi sama dengan nol (tidak berarti) melawan hipotesis bandingan bahwa koefisien arah regresi tidak sama dengan nol (berarti).

Uji kelinearan dapat dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung jumlah kuadrat-kuadrat (jk) antara lain :

a) Menghitung jumlah kuadrat total

jk (T) = Σy2

b) Menghitung jumlah kuadrat koefisien a

c) Menghitung jumlah kuadrat regresi b terhadap a

d) Menghitung jumlah kuadrat sisa

jk (s) = Σy2 jk (a) – jk (b/a)

16 Sudjana, Teknik Analisis Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti, (Bandung : Tarsito, 1996), hal. 8 n y a jk 2 ) ( ) ( = Σ      Σ Σ Σ ⋅ = n ) y )( x ( xy b ) a / b ( jk

(16)

16

e) Menghitung jumlah kuadrat galat

f) Menghitung jumlah kuadrat tuna cocok

jk (TC) = jk (s) – jk (G)

g) Menghitung derajat kebebasan (dk) h) Menghitung kuadrat tengah (KT)

i) Menghitung nilai f untuk menguji hipotesis nol bentuk regresi linear melawan non linear.

j) Menghitung nilai f untuk menguji hipotesis nol koefisien arah regresi tidak berarti melawan koefisien berarti.

17 17 Ibid., hal. 15-18

     Σ Σ = n ) y ( y ) G ( jk 2 2 sis s reg s f 2 2 = G s TC s f 2 2 =

(17)

17

I. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah pembahasan, maka perlu ada sistematika pembahasan yang jelas dalam proposal ini. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini terdiri dari empat bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan

Pendahuluan : yaitu meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Alasan Memilih Judul, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Pembatasan Masalah, Definisi Operasional Variabel, Hipotesis, Metodologi Penelitian dan Sistematika Pembahasan. BAB II : Landasan Teori

Memuat tentang :

A. Modul yang meliputi : Pengertian Modul, Dasar Pembelajaran Modul, Fungsi Modul, Komponen Modul, Karakteristik Modul, Macam-Macam Modul, Keunggulan dan Keterbatasan Pembelajaran dengan Modul, Tugas Guru dalam Pembelajaran Menggunakan Modul.

B. Tinjauan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak meliputi : pengertian hasil belajar siswa, faktor- faktor yang mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa, jenis-jenis hasil belajar siswa dan kajian tentang mata pelajaran Aqidah Akhlak. C. Optimalisasi pembelajaran modul dalam meningkatkan hasil

(18)

18

BAB III : Laporan Hasil Penelitian

A. Paparan hasil penelitian yang memuat tentang : Sejarah berdirinya MINU Wedoro Waru, Struktur organisasi sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, keadaan sarana dan prasarana. B. Analisis data yang memuat tentang : penyajian data dan analisis

data

BAB IV : Dalam bab ini menerangkan tentang penutup, yang berisi kesimpulan dan saran-saran.

(19)

19

OPTIMALISASI PEMBELAJARAN MODUL DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN AQIDAH AKHLAK DI KELAS II MINU

WEDORO WARU SIDOARJO

PROPOSAL SKRIPSI

OLEH :

ENI NADIRO NIM. D31304037

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SURABAYA

Referensi

Dokumen terkait

putus sekolah di Kabupaten Seruyan (sebagai Kabupaten terendah dalam bidang pendidikan di Provinsi Kalimantan Tengah) dan untuk mengetahui upaya yang telah.. dilakukan pemerintah

Jumlah Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang Terjadi di Kabupaten Banjarnegara per Bulan Tahun

sebelumnya untuk mengetahui jumlah koloni bakteri dalam saliva, sedangkan pada penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui pH saliva pada anak sekolah dasar.. desain

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis adalah menyusun laporan keuangan panti asuhan Kinderdorf Delisa yang sesuai dengan PSAK No.45, melihat kemungkinan penerapan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penentuan tarif pengiriman barang di PT Supra Raga Transport tepat karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data kualitatif analisis data, dan jawaban dari pertanyaan penelitian yang dilaksanakan di kelas VIII, IX SMP IT Nurul Jannah dan kelas X

Pendidikan dasar (primary school) dengan lama pendidikan umumnya 4 tahun (usia 6- 9 tahun) kecuali ibu kota Negara (Berlin) melaksanakan system 6 tahun, sementara

Keberadaan Escherichia coli dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu, cara pengangkutan dan alat angkut yang digunakan di Pasar Rukoh masih menggunakan gerobak