• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

47

BAB 5

SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil uji korelasi yang telah dijabarkan dalam bab sebelumnya untuk menjawab hipotesa didapatkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-regulation dengan problematic internet use pada mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Artinya, semakin tinggi self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta, maka semakin rendah tingkat PIU yang mereka alami. Sebaliknya, semakin rendah self-regulation yang dimiliki oleh mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta, maka semakin tinggi tingkat PIU yang mereka alami.

5.2 Diskusi

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-regulation dengan problematic internet use pada mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Hal ini mendukung beberapa hasil penelitian sebelumnya yang

menyatakan bahwa kurangnya self-regulation dalam penggunaan internet dapat mengakibatkan problematic internet use (LaRose, Kim, & Peng, 2009; Caplan, 2010; Sebena, Orosova, & Benka, 2013). LaRose dan koleganya mengartikan kurangnya self-regulation sebagai pengendalian diri dalam keadaan sadar yang relatif berkurang (Caplan, 2010). Definisi regulation dari LaRose tersebut mengacu pada teori self-regulation dari Bandura yang mendefiniskan kurangnya self-self-regulation sebagai

kegagalan untuk memantau perilaku individu, menilai perilaku, dan menyesuaikan pola perilaku individu tersebut (dalam Caplan, 2010). Jadi individu dengan self-regulation yang kurang dalam penggunaan internet maka akan mengalami PIU, karena mereka gagal dalam memantau, menilai perilaku, serta menyesuaikan pola penggunaan internet mereka. Sedangkan menurut Sebena, Orosova, dan Benka (2013), dalam studinya terhadap 814 mahasiswa Slovakia mengatakan bahwa self-regulation terbukti menjadi prediktor PIU yang signifikan. Perbedaan individu dalam pengaturan diri memainkan peran penting dalam pengembangan PIU, karena individu yang mengalami masalah

(2)

psikososial dapat mengembangkan perilaku maladaptif mereka yang dimoderasi oleh self-regulation yang mereka miliki. Dalam hal ini jelas bahwa self-regulation memiliki peran penting dalam masalah PIU, karena kurangnya self-regulation mengarah pada pembentukan kebiasaan mengkonsumsi internet dimana individu dengan self-regulation yang rendah akan cenderung mengkonsumsi internet secara berlebih. Berkaitan dengan penelitian yang peneliti buat, terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-regulation dengan problematic internet use pada mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta dengan self-regulation yang tinggi akan mampu mengarahkan secara efektif mengatur tindakan mereka dalam bergerak menuju pemenuhan kebutuhan atau tujuan yang diinginkannya (tujuan jangka panjang) sehingga memungkinkan untuk menunda kepuasan instan (tujuan jangka pendek). Sedangkan mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta dengan self-regulation yang rendah akan gagal dalam mengarahkan secara efektif mengatur tindakan mereka dalam bergerak menuju pemenuhan kebutuhan atau tujuan yang diinginkannya (tujuan jangka panjang) sehingga memungkinkan untuk lebih memilih memenuhi kepuasan instan (tujuan jangka pendek). Hal ini dikarenakan salah satu sumber dari perilaku bermasalah dalam penggunaan internet (PIU) dapat dikaitkan dengan fakta bahwa internet mampu menyediakan kepuasan instan secara langsung pada penggunanya, seperti menjadi sarana untuk meregulasi emosi, menjadi alternatif komunikasi bagi orang-orang dengan karakteristik kepribadian tertentu, yang dimana hal-hal tersebut bisa didapat melalui situs jejaring sosial (Young & Abreu, 2011; Sebena, Orosova, & Benka, 2013).

Selain itu sebagai analisa tambahan, berdasarkan hasil uji korelasi antara self-regulation dengan masing-masing dimensi PIU didapatkan bahwa seluruh dimensi dari PIU memiliki korelasi negatif pada level sedang dengan self-regulation. Self-regulation dengan POSI memiliki hubungan negatif yang signifikan, hal ini dikarenakan perasaan lebih nyaman berinteraksi secara online daripada tatap muka bisa berujung pada perilaku penggunaan internet yang kompulsif sehingga mengacu pada masalah self-regulation seseorang. Self-self-regulation dengan mood self-regulation memiliki hubungan negatif yang signifikan, hal ini dikarenakan menurut LaRose, Kim dan Peng (dalam Caplan, 2010) menjelaskan bahwa harapan tentang hasil positif dari penggunaan internet dalam hal ini adalah penggunaan internet untuk meregulasi mood, pada

(3)

akhirnya akan meningkatkan penggunaan internet mereka. Self-regulation dengan cognitive preoccupation dan compulsive internet use memiliki hubungan negatif yang signifikan, hal tersebut dikarenakan memang PIU dalam konstruk alat ukur yang dibuat oleh Caplan (2010) pun menyertakan self-regulation sebagai dimensi PIU yang dibagi lagi menjadi dua aspek, yaitu cognitive preoccupation dan compulsive internet use. Selanjutnya self-regulation dengan negative outcome memiliki hubungan negatif yang signifikan dengan besaran korelasi yang lebih besar dari dimensi PIU lainnya, hal ini dikarenakan menurut Caplan (2010) self-regulation merupakan prediktor positif dari konsekuensi negatif yang muncul dari perilaku penggunaan internet individu.

Lalu, berdasarkan hasil uji korelasi antara self-regulation dan PIU dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada responden, didapatkan hasil bahwa adanya hubungan negatif yang signifikan antara self-regulation dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial, dan adanya hubungan positif yang signifikan antara PIU dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial. Hal ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya self-regulation dan PIU yang dialami seseorang juga berhubungan dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial mereka. Semakin tinggi self-regulation yang dimiliki individu, maka semakin rendah intensitas penggunaan situs jejaring sosialnya, begitu juga sebaliknya. Dan semakin tinggi PIU yang dialami individu, maka semakin tinggi pula intensitas penggunaan situs jejaring sosial pada individu tersebut, begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hasil crosstab tinggi rendahnya regulation pada subjek didapatkan hasil bahwa mayoritas subjek memiliki self-regulation yang rendah sehingga ketika self-self-regulation dan PIU dikorelasikan dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial menghasilkan adanya hubungan yang signifikan. Karena pengguna situs jejaring sosial dengan self-regulation yang rendah cenderung tidak mampu dalam mengatur perilaku berinternet mereka sehingga

intensitas penggunaan situs jejaring sosialnya pun tinggi, dengan begitu mereka rentan mengalami PIU.

Namun, dari uji korelasi antara self-regulation dan PIU dengan lama waktu mengakses situs jejaring sosial perhari didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antar ketiganya. Tidak adanya korelasi antara self-regulation dan Problematic Internet Use (PIU) dengan lama waktu mengakses situs jejaring sosial perhari ini mungkin terjadi karena pada data yang diperoleh sebagian besar mahasiswa yang menjadi

(4)

responden tidak menggunakan situs jejaring sosial melebihi waktu yang telah

dikategorikan oleh Caplan (2003) sebagai Problematic Internet Use yaitu diatas 3 jam per hari. Meskipun tidak ada korelasi antara lama waktu mengakses situs jejaring sosial per hari dengan PIU dan self-regulation, bukan berarti mahasiswa bebas dalam

menggunakan situs jejaring sosial selama mungkin. Hal ini dikarenakan adanya korelasi antar intensitas penggunaan situs jejaring sosial dengan PIU dan self-regulation.

Sehingga bisa saja lama waktu mengakses situs jejaring sosial rendah atau kurang dari 3 jam/hari namun intensitasnya tinggi, dengan begitu akan tetap menjadi masalah dalam penggunaan internet atau PIU.

Hal terakhir yang akan dibicarakan dalam diskusi ini adalah mengenai

keterbatasan dan kelebihan dari penelitian ini. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah hasil uji normalitas data yang tidak berditribusi normal. Kemungkinan ini disebabkan oleh pemilihan teknik sampling yang tidak tepat dalam pengambilan data, yaitu dengan teknik non-probability sampling. Hal ini menjadi perhatian karena dengan distribusi data yang normal maka sampel yang diambil dapat merepresentasekan populasi dengan baik. Sedangkan jika distribusi data tidak normal, maka artinya sampel yang diambil kurang merepresentasikan populasi dengan baik.

Disamping itu juga terdapat kelebihan dalam penelitian ini, yaitu penelitian ini sudah mencakup mahasiswa dari 10 Universitas terbaik di Jakarta yang kelihatannya sudah mencakup sampling mahasiswa yang ada di Jakarta. Lalu penelitian ini juga meneliti hubungan antara self-regulation dengan PIU yang dimana self-regulation juga termasuk sebagai salah satu gejala dan dimensi dari PIU. Namun konsep self-regulation yang dijadikan sebagai variabel dalam penelitian ini berbeda dengan konsep self-regulation dari PIU yang mengacu pada konsep teori sosio-kognitif dari Bandura. Konsep regulation yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep regulation dari Brown (1998) yang dimana konsep ini dapat menjelaskan proses self-regulatory dengan lebih komprehensif terkait dengan masalah penggunaan internet atau PIU melalui tujuh proses self-regulatory yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya.

(5)

5.3 Saran

5.3.1 Saran Teoritis

Hasil penelitian ini dengan uji korelasi menghasilkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara self-regulation dengan problematic internet use pada mahasiswa pengguna situs jejaring sosial di Jakarta. Untuk itu dihimbau bagi penelitian selanjutnya agar bisa melakukan penelitian prediktif terhadap variabel yang sama untuk mengetahui peran satu sama lainnya. Selain itu, dari hasil analisa tambahan didapatkan bahwa terdapat korelasi antara self-regulation dan PIU dengan intensitas penggunaan situs jejaring sosial, maka untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meneliti tentang peranan intensitas penggunaan situs jejaring social dalam menjelaskan kaitan antara self-regulation dengan problematic internet use. Lalu penelitian ini juga memiliki kekurangan, yaitu pada uji normalitas menghasilkan data yang tidak berdistribusi normal sehingga peneliti menyarankan agar memperbaiki teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik probability sampling agar sampel bisa lebih baik dalam merepresentasikan populasi.

5.3.2 Saran Praktis

Sebagai saran praktis, peneliti berharap agar mahasiswa dapat lebih meningkatkan lagi self-regulation yang mereka miliki terkait dengan penggunaan internet khususnya situs jejaring sosial sehingga mereka harus lebih memperhatikan lagi intensitas penggunaan internetnya agar dapat terhindar dari problematic internet use. Karena berdasarkan hasil uji korelasi antara self-regulation dan problematic internet use dengan intensitas penggunaan internet didapatkan bahwa terdapat hubungan diantara ketiganya. Oleh karena itu peneliti menghimbau agar diadakannya penyuluhan bagi mahasiswa tentang pentingnya self-regulation dalam mencegah problematic internet use mengingat terdapat banyak konsekuensi negatif yang dihasilkan.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Kadar protein daging nyata (P<0,05) dipengaruhi oleh lama simpan (H-0 dan H-28) pada daging yang ditambah bakteriosin dan nisin, sedangkan lama simpan tidak berpengaruh nyata

Pemilihan CDMA Flexi tersebut karena merupakan salah satu provider yang menerapkan program gimmick bonus pack Berdasarkan objek penelitian tersebut, maka akan diteliti

Namun dalam bahasa C, tidak membatasi hanya boleh 1 fungsi saja, melainkan kita juga diperbolehkan untuk membuat fungsi-fungsi lain selain fungsi main() yang bisa mempermudah

Manusia merupakan perilaku dan pusat pengendalian bisnis. Bagi seorang muslim bisnis yang dilakukan adalah dalam rangka. memperoleh dan memperkembangkan harta yang

Melakukan berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan (daya tahan, kekuatan).. Melakukan pengukuran berbagai bentuk latihan kebugaran jasmani

Dalam hal terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), yang

Akan tetapi hasil penelitian yang berbeda (pada pengujian hipotesis 7) menunjukkan bahwa secara tidak langsung pengembangan (X2) dapat berpengaruh signifikan

Algoritma ini bergantung pada kapasitas yang tersedia di dalam sel sekitarnya yang kelebihan beban dan algoritma LB mendistribusikan beban dengan mengubah