• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA PADA PT. SINAR MAS MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL KERJA PADA PT. SINAR MAS MAKASSAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MODAL

KERJA PADA PT. SINAR MAS MAKASSAR

Muhammad Nur

Fakultas Ekonomi Universitas Muslim Indonesia

email: muh.nur1971@gmail.com Abstrak

Dalam mengelola masalah keuangan hendaklah memperhatikan empat asas pembelanjaan perusahaan yaitu: Modal Kerja (rentabilitas), likuiditas, solvabilitas dan aktivitas (kegiatan operasional) perusahaan. Setiap perusahaan menginginkan agar supaya segala potensi yang ada pada perusahaan yang menyangkut sumberdananya dapat digunakan secara efisien, demikian pula perusahaan harus mampu membayar segala hutang-hutangnya bilamana perusahaan dilikuiditas. Tentu saja semuanya ini tidak terlepas dari kemampuan perusahaan untuk memperoleh tingkat Modal Kerja yang tinggi dalam rangka mempertahankan kontinuitas perusahaan.

Perusahaan PT. Sinar Mas di Makassar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi yang kegiatan PT. Sinar Mas memproduksi dan sekaligus memasarkan baju kaos, pakaian seragam dan lain-lain. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 oleh Ibu Hasiah yang berlokasi di Jalan.

Kata kunci: Modal perusahaan, dan Modal kerja.

Abstract

In managing financial issues let consider four principles spending companies: Working capital (profitability), liquidity, solvency and activity (operational expenses) of the company. Every company wants that all the potential in the company concerning sumberdananya can be used efficiently, as well as the company should be able to pay all its debts when companies dilikuiditas. Of course everything is not independent of the company's ability to obtain a high level of working capital in order to maintain continuity of the company.

Company PT. Sinar Mas in Makassar is one company that is engaged in the activities convection PT. Sinar Mas manufactures and markets at the same T-shirts, uniforms and others. The company was founded in 1985 by Mrs. Hasiah located at street.

Keywords: The company's capital, and working capital.

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam suatu perusahaan terdapat hal-hal yang penting untuk diketahui dalam pengelolaannya justru diabaikan. Hal tersebut misalnya tingkat perhitungan Modal Kerja yang dicapai dalam menjalankan usahanya. Di dalam

dunia usaha kita menjumpai kenyataan bahwa beberapa perusahaan terpaksa jatuh bangun bahkan ada yang menutup usahanya di tengah-tengah persaingan, karena ketidakmampuan pimpinan perusahaan yang berhubungan langsung dengan keuangan perusahaan di dalam penggunaan modal yang seefisien

(2)

Website

http://journal.stieamkop.ac.id/

mungkin. Selanjutnya untuk mengetahui apakah perusahaan efisien atau tidak dalam menggunakan atau memanfaatkan modalnya baru akan diketahui setelah kita mengetahui tingkat Modal Kerja yang dicapai. Dengan kata lain bahwa efisiensi bagi suatu perusahaan baru akan diketahui setelah keuntungan yang diperoleh dihubungkan dengan besarnya modal yang digunakan atau dilibatkan untuk menghasilkan keuntungan tersebut. Penggunaan kekayaan atau modal perusahaan dengan baik akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akibatnya kontinuitas perusahaan dapat dipertahankan dengan

tidak mengabaikan faktor-faktor lingkungan, secara menyeluruh meliputi: pendidikan, sosial budaya, ekonomi, administrasi dan internasional.

Perusahaan PT. Sinar Mas di Makassar adalah salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang konveksi yang kegiatan PT. Sinar Mas memproduksi dan sekaligus memasarkan baju kaos, pakaian seragam dan lain-lain. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985 oleh Ibu Hasiah yang berlokasi di Jalan . Adapun data tingkat Modal PT. Sinar Mas Makassar dapat dilihat tabel berikut ini. Tabel. Faktor Mempengaruhi Modal Kerja PT. Sinar Mas Periode 2011 - 2015

TAHUN MODAL (RP) PERSENTASE (%)

2011 2012 2013 2014 2015 15.693.000 16.350.000 15.900.000 17.900.000 18.750.000 -4,19 (2,75) 12,57 4,75 Sumber : PT. Sinar Mas Makassar

Berdasarkan data tersebut di atas maka nampak bahwa pada tahun 2012 persentase tingkat laba perusahaan mengalami kenaikan sebesar 4,19%. Selanjutnya untuk tahun 2013 persentase tingkat laba perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,75%. Sedangkan pada tahun 2014 persentase tingkat laba mengalami peningkatan sebesar 12,57%, namun pada akhir tahun 2015 tingkat Modal PT. Sinar Mas Makassar mengalami peningkatan yang cukup kecil sebesar 4,75% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Uraian tersebut di atas, maka pokok permasalahan yang dihadapi oleh PT. Sinar Mas Makassar

adalah: "Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi rendahnya Modal Kerja Perusahaan".

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingkat Modal Kerja perusahaan mengalami penurunan cukup rendah.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya untuk meningkatkan Modal Kerja perusahaan.

TINJAUAN TEORI DAN

HIPOTESIS A. Tinjauan Teori

Pengertian keuangan, ini juga menimbulkan berbagai tanggapan dalam kehidupan masyarakat utamanya 321

(3)

bagi orang-orang yang berpendidikan telah mendengar istilah keuangan, apalagi uang telah kita ketahui bersama bahwa sangat besar pengaruhnya dalam kehidupan masyarakat yang merupakan suatu penggerak utama dalam setiap rencana dan usaha manusia. Apabila kita memperhatikan istilah keuangan, maka akan nampak dengan jelas bahwa istilah keuangan yang berasal dari kata dasar uang, dimana kata dasar uang itu yang berawalan ke dan berakhiran an sehingga membentuk kata baru yaitu keuangan.

Didalam berbagai macam literatur kata uang sebagai kata dasar keuangan mempunyai pengertian atau definisi tersendiri. Oleh karena itu sebelum penulis menguraikan pengertian tentang keuangan, maka penulis menguraikan pengertian tentang keuangan, maka penulis terlebih dahulu mengemukakan pengertian dari uang itu sendiri. Menurut Sofyan Syarif (2012:13): Uang adalah suatu yang umum diterima dalam pembayaran barang-barang”. Sedangkan menurut Muhammad Muslich (2013:15) bahwa: “Uang adalah segala sesuatu yang umum diterima sebagai alat penukar dan sebagai alat pengukur nilai pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan”.

Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat diketahui bahwa fungsi dari pada uang adalah sebagai berikut : 1. Sebagai alat penukar umum. 2. Sebagai alat pengukur nilai.

3. Sebagai alat penimbun kekayaan dan

4. Sebagai alat pembayar hutang. Setelah kita mengetahui fungsi atau penggunaan dari pada uang, maka dapatlah dikemukakan apakah yang dimaksud dengan keuangan. Istilah

keuangan yang berasal dari kata dasar uang mempunyai pengertian tersendiri, maka dengan ini pula dapat diketahui bahwa keuangan tentu mempunyai pengertian yang jauh lebih luas dari pada uang itu sendiri. Menurut Fred J. Wenston (1996:1) mengatakan bahwa: “Keuangan adalah semua hak yang dapat dinilai dengan uang demikian pula segala sesuatu yang dapat dijadikan milik negara berhubungan dengan hak-hak tersebut”. Sedangkan menurut S. Belopadang (1991:10) bahwa: “Keuangan adalah segala kekayaan negara dalam bentuk apapun juga, baik terpisah maupun tidak”. Dari pengertian tersebut di atas, maka dapat diperoleh gambaran bahwa keuangan adalah keseluruhan kegiatan pengurusan uang dan barang serta kekayaan dan hak-hak negara maupun sumber-sumber lainnya yang menghasilkan uang termasuk didalamnya hak dan kewajiban pemerintah dan warga negara baik sebagai aparatur negara maupun sebagai anggota masyarakat.

Dalam kegiatan keuangan ini dapat menimbulkan adanya penerimaan dan pengeluaran uang. Hal ini dapat dilihat dalam penerimaan keuangan negara yang bersumber dari pendapatan negara seperti; pajak, bea, retribusi, dan Pendapatan Asli Daerah. Sedangkan pengeluaran negara atau pemerintah yaitu berupa biaya-biaya yang dikeluarkan atas beban pemerintah dalam pelaksanaan pembangunan.

B. Hipotesis

Berdasarkan pada masalah pokok yang diajukan oleh penulis dapat disebutkan rumusan hipotesis adalah: Diduga bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat Modal Kerja perusahaan disebabkan

(4)

Website

http://journal.stieamkop.ac.id/

belum efektifnya dan efisiennya penggunaan dana.

METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Adapun daerah dan tempat penelitian dilakukan di KH. Zainul Arifin No. 7 Makassar pada perusahaan konveksi PT. Sinar Mas Makassar waktu yang digunakan untuk memperoleh data selama kurang lebih 2 Bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Kepustakaan (Library

Research), yaitu jenis penelitian

yang digunakan dimana penulis akan mengumpulkan beberapa buku-buku literatur yang ada hubungannya dengan obyek penelitian.

2. Penelitian Lapangan (Field Research), yaitu penulis terjun

langsung dilapangan untuk mencari

data melalui wawancara pada Kantor PT. Sinar Mas Makassar.

C. Jenis Dan Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh dan diolah langsung oleh penulis.

2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa dokumen-dokumen serta laporan-laporan tertulis.

D. Metode Analisis

Data yang dikumpulkan baik melalui data primer, maupun data sekunder, maka selanjuntya akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis sebagai berikut :

1. Rasio Modal Kerja

Bertujuan mengetahui kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya, menurut Agus Harjito (2014:53) :

a. Ratio Net Modal Margin

% 100 Bersih Penjualan pajak setelah bersih Laba x

b. Ratio Return on Invensment (ROI) % 100 Aktiva Total pajak setelah bersih Laba x

c. Ratio Return in Equity (ROE)

% 100 sendiri modal Total pajak setelah Bersih Laba x

2. Ratio Efisiensi Biaya

Bertujuan untuk mengetahui penggunaan modal dalam perusahaan, menurut Bambang Riyanto (1995:335).

a. Rasio Biaya Operasi

% 100 Bersih Penjualan Hasil Operasi Biaya x 323

(5)

b. Rasio Biaya Penjualan % 100 x Bersih Penjualan Hasil Penjualan Biaya

c. Rasio Biaya Administrasi

% 100 Bersih Penjualan Hasil si Administra Biaya x

d. Rasio Biaya Keuangan

% 100 x Bersih Penjualan Hasil Keuangan Biaya

3. Analisis DU Pont System bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat Modal Kerja perusahaan.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

A. Analisis Rasio Modal Kerja PT. Sinar Mas Makassar

Dua laporan keuangan yang harus digunakan dalam analisis keuangan yakni, neraca dan perhitungan rugi laba. Pendekatan dasar dalam analisis laporan keuangan pada perusahaan konveksi PT. Sinar Mas Makassar, adalah penggunaan rasio keuangan (kemampuan laba), menilai prestasi perusahaan dalam lima tahun, kemudian dihitung dan dilakukan penilaian atas peningkatan dan kemunduran perusahaan sepanjang waktu. Rasio keuangan ini akan dihitung untuk laporan yang

proyeksinya dan dibandingkan dengan rasio sekarang dan masa lampau, selanjutnya akan dianalisis akibat dari perningkatan dan kemunduran perusahaan berdasarkan rasio kemampuan laba.

Secara teori pada bab terdahulu telah diuraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi Modal Kerja yang Modal margin dan operating asset turnover. Modal margin juga dipengarui oleh tinggi rendahnya laba bersih, sedangkan operating assets diperngaruhi oleh penjualan bersih dan operating assets. Dengan demikian kedua faktor tersebut saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

Untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan dalam bentuk tabel untuk memperlihatkan perkembangan Ratio

Net Modal Margin.

Tabel. Rasio Net Modal Margin PT. Sinar Mas MakassarTahun 2011 – 2015. Tahun Laba Bersih Sesudah Pajak

(Rp) Penjualan (Rp) Bersih Net Margin (%)Modal 2011 2012 2013 2014 2015 15.693.000 16.350.000 15.900.000 17.900.000 18.750.000 90.500.000 110.000.000 105.000.000 109.450.000 120.100.000 1,42 14,86 15,14 16,35 15,61 Sumber : PT. Sinar Mas

Rasio tersebut diatas menunjukkan keuntungan bersih perupiah penjualan. Pada tahun 2011

perusahaan ini mencapai net Modal margin sebesar 1,42%, sedang pada tahun 2012 net Modal margin yang

(6)

Website

http://journal.stieamkop.ac.id/

dicapai sebesar 14,86% berarti terjadi peningkatan menjadi 13,44%. Peningkatan ini menjadi karena kenaikan volume penjualan penjualan dari Rp. 90.500.000 pada tahun 2011 naik menjadi Rp. 110.000.000 pada tahun 2012. faktor-faktor lain yang menyebabkan Modal margin meningkat adalah laba bersih sesudah pajak tahun 2011 tercapai sebesar Rp. 15.693.000 naik menjadi Rp. 16.350.000 tahun 2012 berarti terjadi kenaikan sebesar 95,98%. Selain itu kenaikan laba bersih sesudah pajak ditentukan oleh harga pokok penjualan pada tahun 2011 adalah sebesar Rp. 130.000.000 sedang pada tahun 2012 naik menjadi Rp. 155.000.000.

Pada tahun 2012 perusahaan mencapai rasio net Modal margin sebesar 14,86% sedang pada tahun 2013 Modal margin mencapai sebesar 15,14%. Ini berarti terjadi peningkatan Modal margin sebesar 0,28%. Peningkatan ini terjadi karena menurunnya volume penjualan dari Rp. 110.000.000 menurun menjadi Rp.105.000.000 ini berarti terjadi penurunan Modal margin adalah menurunnya laba bersih sesudah pajak pada tahun 2013 mencapai sebesar Rp. 15.9000.000 dan pada tahun 2012 mencapai sebesar Rp. 16.350.000.

Pada tahun 2013 perusahaan ini mencapai Modal margin sebesar 15,14% sedang pada tahun 2014 Modal margin yang dicapai sebesar 16,35%. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 1,21%. peningkatan ini terjadi karena

volume penjualan dari Rp. 105.000.000 pada tahun 2013 naik menjadi Rp.109.450.000 pada tahun 2014, ini berarti terjadi peningkatan sebesar 95,93%. faktor lain yang menyebabkan meningkatnya Modal margin adalah laba bersih dimana pada tahun 2013 tercapai sebesar Rp. 15.900.000 naik menjadi Rp. 17.900.000 pada tahun 2014. jadi dapat dikatakan bahwa peningkatan Modal margin disebabkan karena kenaikan penjualan yang lebih besar dari kenaikan harga pokok penjualan dan biaya operasional.

Pada ahun 2014 perusahaan ini mencapai Modal margin sebesar 16,35%, sedang pada tahun 2013 Modal margin yang dicapai sebesar 15,61%. Ini terjadi penurunan Modal margin sebesar 0,74%.

Penurunan Modal margin tersebut telah mendatangkan bahwa kenaikan penjualan dari Rp. 109.450.000 naik menjadi Rp. 120.100.000 pada tahun 2015. Sementara itu penurunan laba bersih ini disebabkan oleh meningkatnya biaya operasional dimana pada tahun 2014 sebesar Rp. 22.850.000 naik pada tahun 2015 menjadi Rp. 31.855.000. Dapat dikatakan bahwa penurunan Modal margin disebabkan oleh kenaikan penjualan yang lebih kecil dari pada kenaikan biaya operasional dan harga penjualan.

Untuk lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

(7)

Tabel. Ratio Return on Investment PT. Sinar Mas Makassar tahun 2011-2015.

Tahun Laba bersih (Rp) Total Aktiva (Rp) Return On Invesment (%) 2011 2012 2013 2014 2015 15.693.000 16.350.000 15.900.000 17.900.000 18.750.000 75.840.000 76.780.000 71.310.000 88.690.000 91.507.000 20,69 21,29 22,30 20,18 20,49 Sumber : PT. Sinar Mas Makassar

Dari tabel diatas, dilihat pada tahun 2011 Return on Investment yang dicapai perusahaan sebesar 20,69% dari laba bersih sesudah pajak sebesar Rp. 15.693.000 pada tahun 2011 dan total aktiva sebasar Rp. 75.840.000 pada tahun 2011. Selanjutnya pada tahun 2012 Return on Investment meningkat menjadi 21,29%. Disebabkan karena meningkatnya laba bersih sesudah pajak Rp. 16.350.000 dari tahun sebelumnya. Begitu pula total aktiva mengalami peningkatan dari Rp. 75.840.000.

Tahun 2013 Return on Investment yang diperoleh meningkat

kembali dari 21,29% menjadi 22,30%, berarti naik sebesar 1,01%. Peningkatan ini disebabkan oleh laba bersih mengalami penurunan dari Rp. 16.350.000 menurun menjadi Rp. 15.780.000. Disamping juga adanya penurunan pada total aktiva dari Rp.76.780.000 pada tahun 2012 menjadi Rp. 71.310.000 pada tahun 2013.

Pada tahun 2014 Return on

Investment mengalami penurunan dari

22,30% tahun 2011 menjadi 20,18% pada tahun 2014 laba bersih sesudah pajak mengalami peningkatan Rp. 17.900.000 dari tahun sebelumnya, disamping karena adanya peningkatan total aktiva sebesar Rp. 88.690.000 relatif lebih besar dari laba bersih sesudah pajak, sehingga menyebabkan

Return on Investment turun dari tahun sebelumnya.

Untuk tahun 2015 Return on

Investment yang diperoleh meningkat

kembali dari 20,18% menjadi 20,49%. Peningkatan ini disebabkan karena laba bersih sesudah pajak mengalami peningkatan dari Rp. 17.900.000 menjadi Rp. 18.750.000 pada tahun 2015. Demikian halnya pada total aktiva meningkat dari Rp. 88.690.000 pada tahun 2014 menjadi Rp. 91.507.000 pada tahun 2015.

Dari hasil analisis tersebut, kenaikan ROI yang dicapai perusahaan dipengaruhi oleh peningkatan laba bersih sesudah pajak dan total aktiva mengalami peningkatan yang signifikan.

Return on Equity adalah membandingkan jumlah laba yang diperoleh disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang menghasilkan laba tersebut di lain pihak. Laba yang dimaksud adalah laba usaha yang diperoleh setelah dikurangi pajak, sedangkan modal yang digunakan adalah modal sendiri yang digunakan dalam perusahaan.

Untuk melihat lebih jelas mengenai perkembangan Return on Equity yang dicapai perusahaan ini dari tahun 2011 sampai pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini.

(8)

Website

http://journal.stieamkop.ac.id/

Tabel. Rasio Return on Equity PT. Sinar Mas Makassar Makassar, Tahun 2011– 2015. Tahun Laba Bersih Sesudah Pajak

(Rp.) Modal(Rp.) Sendiri Return Equity (%) on 2011 2012 2013 2014 2015 15.693.000 16.350.000 15.900.000 17.900.000 18.750.000 51.840.000 54.080.000 48.810.000 66.140.000 68.717.000 30,27 30,23 32,58 27,06 27,29 Sumber : PT. Sinar Mas Makassar

Dari tabel tersebut di atas, nampak bahwa Return on Equity tahun 2011 sebesar 30,27% turun pada tahun 2012 menjadi 30,23% berarti turun 1,00%. Hal ini disebabkan pemakaian modal sendiri mengalami peningkatan dari tahun 2011 Rp. 51.840.000 meningkat menjadi Rp. 54.080.000 pada tahun 2012. Dilain pihak laba bersih sesudah pajak mengalami peningkatan yakni sebesar Rp. 15.693.000 pada tahun 2011 meningkat menjadi Rp. 16.350.000 pada tahun 2012. Namun kenaikan modal sendiri yang relatif lebih besar dari kenaikan laba bersih sesudah pajak menyebabkan Return on Net Worth mengalami penurunan.

Untuk tahun 2012 Return on

Equity yang dicapai perusahaan adalah

sebesar 30,23% naik menjadi 32, 23% pada tahun 2013, berarti naik sebesar 2%. Kenaikan ini disebabkan oleh pemakaian modal sendiri mengalami peningkatan dari Rp. 54.080.000 pada tahun 2012 menjadi Rp. 48.810.000 pada tahun 2013. sedangkan pada laba bersih sesudah pajak mengalami penurunan sebesar Rp. 16.350.000 pada tahun 2012 menjadi Rp. 15.900.000 pada tahun 2013.

Pada tahun 2013 Return on

Equity mengalami penurunan sebesar

32,58% tahun 2013 menjadi 27,06% pada tahun 2014, berarti turun sebesar

5,52%. Hal ini disebabkan karena kenaikan modal sendiri pada tahun 2013 sebesar Rp. 48.810.000 menjadi Rp. 66.140.000 pada tahun 2014, demikian halnya pada laba bersih sesudah pajak mengalami peningkatan sebesar Rp. 15.900.000 menjadi Rp. 17.900.000 pada tahun 2014.

Pada tahun 2015, Return on

Equity mengalami peningkatan dari

tahun sebelumnya yakni pada tahun 2014 sebesar 27,06% meningkat menjadi 27,29% pada tahun 2015 itu berarti naik sebesar 0,23%. Peningkatan ini disebabkan karena kenaikan modal sendiri pada tahun 2014 sebesar Rp. 66.140.000 menjadi Rp. 68.717.000 pada tahun 2015.

Dari perhitungan diatas dapatlah dikatakan bahwa Return on Equity dari tahun 2011 dan tahun 2012 turun sebesar 1,00% , sebaliknya dari tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 2,35% dan pada tahun 2014 ke tahun mengalami peningkatan sebesar 0,23%. Keadaan tersebut tentunya cukup memprihatinkan bagi kelangsungan aktivitas perusahaan ini di tahun-tahun mendatang.

B. Analisis Rasio Efisiensi Biaya PT. Sinar Mas Makassar

Analisis ini digunakan untuk mengetahui penggunaan modal dalam perusahaan PT. Sinar Mas Makassar,

(9)

untuk jelasnya dapat dilihat pada perhitungan berikut ini.

1. Analisis Biaya Operasi

Dari hasil perhitungan tersebut di atas jelas terlihat bahwa kenaikan biaya operasi dari tahun 2011 ke tahun 2012 sebesar Rp. 4.653.000, sedangkan sejumlah hasil penjualan bersih mengalami kenaikan sebesar Rp. 25.000.000. Dengan demikian gambaran ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu meningkatkan penjualan akan tetapi tingkat laba sebelum pajak yang diperoleh adalah mengalami kenaikan sebesar Rp. 857.000. Dengan melihat perhitungan ratio biaya operasi di atas yakni pada tahun 2011 sebesar 16,93%, tahun 2012 sebesar 17,2% pada tahun 2013 sebesar 15,29%, tahun 2014 sebesar 14,28% dan pada tahun 2015 sebesar 18,36%, dapat disimpulkan bahwa semakin besar ratio operasi berarti semakin tinggi tingkat efisiensi perusahaan. 2. Analisis Ratio Biaya Penjualan

Dari perhitungan tersebut diatas dapat diperoleh gambaran bahwa biaya penjualan hampir setiap tahunnya mengalami peningkatan di mana pada tahun 2011 biaya penjualan sebesar 4,81% meningkat pada tahun 2012 sebesar 5,30% ini berarti ada kenaikan sebesar 0,49. Meningkatnya biaya penjualan karena hasil penjualan bersih juga mengalami peningkatan sebesar Rp. 130.000.000 tahun 2011 dan meningkat sebesar Rp. 155.000.000 pada tahun 2012.

Untuk tahun 2013 jumlah biaya penjualan sebesar Rp. 9.500.000 atau 5,30% dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar Rp. 10.000.000. Ini berarti ada peningkatan sebesar Rp. 500.000, meningkatnya biaya penjualan ini disebabkan karena

hasil biaya penjualan mengalami peningkatan dimana pada tahun 2013 sebesar Rp. 145.500.000 meningkat pada tahun 2014 sebesar Rp. 160.000.000.

Sedangkan pada tahun 2015 rasio biaya penjualan sebesar Rp. 12.145.000 dari tahun sebelumnya atau mengalami peningkatan sebesar 78,00%. Meningkatnya biaya penjualan disebabkan karena meningkatnya hasil penjualan bersih dari tahun 2014 sebesar Rp. 10.000.000 menjadi Rp. 12.145.000 pada tahun 2015, atau dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 1,25%.

3. Analisis Ratio Biaya Administrasi Dari perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa pada tahun 2011 biaya adminstrasi sebesar Rp. 15.750.000 mengalami peningkatan sebesar Rp. 18.450.000 pada tahun 2012, ini berarti terjadi peningkatan sebesar Rp. 2.700.000. Peningkatan biaya administrasi ini didukung dengan peningkatan hasil penjualan bersih, dimana pada tahun 2011 sebesar 12,12% mengalami penurunan pada tahun 2012 sebesar 11,90%.

Pada tahun 2012 biaya administrasi menjadi Rp. 18.450.000 mengalami penurunan pada tahun 2013 sebesar Rp. 12.715.000. penurunan ini disebabkan karena faktor hasil penjualan bersih mengalami penurunan dari Rp. 155.000.000 pada tahun 2012 menurun menjadi 145.000.000 pada tahun 2013. Atau dengan kata lain penurunan itu terjadi dari tahun 2012 sebesar 11,90% menurun menjadi 8,77% pada tahun 2013.

Biaya administrasi pada tahun 2013 sebesar Rp. 12.715.000 mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar Rp. 12.850.000.

(10)

Website

http://journal.stieamkop.ac.id/

Peningkatan ini terjadi karena hasil penjualan bersih mengalami peningkatan dari Rp. 145.000.000 menjadi Rp. 160.000.000 pada tahun 2014.

Untuk tahun 2014 biaya administrasi sebesar Rp. 12.850.000 mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar Rp. 10.710.000. Peningkatan ini terjadi hasil biaya penjualan mengalami peningkatan dari Rp. 160.000.000 pada tahun 2014 menjadi Rp. 173.500.000 pada tahun 2015.

Sedangkan pada tahun 2015 biaya administrasi sebasar Rp. 19.710.000 meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Peningkatan ini terjadi disebabkan karena hasil penjualan bersih mengalami peningkatan menjadi Rp. 173.000.000.

4. Ratio Biaya Keuangan

Dari perhitungan tersebut di atas dapat diketahui bahwa ratio biaya keuangan PT. Sinar Mas Makassarpada tahun 2011 sebesar 0,42%, dimana biaya keuangan sebesar Rp. 550.000, sedang biaya keuangan pada tahun 2012 sebesar 0,32% ini berarti terjadi penurunan sebesar 0,1%. Penurunan ini diakibatkan oleh pernurunan biaya keuangan dari Rp. 550.000 pada tahun 2011 menjadi Rp. 490.000 pada tahun 2012, berarti turun sebesar Rp. 60.000 dari tahun sebelumnya. Faktor lain yang menyebabkan ratio biaya keuangan turun adalah disebabkan oleh meningkatnya hasil penjualan bersih yakni pada tahun 2011 sebesar Rp.

130.000.000 naik menjadi Rp. 155.000.000 pada tahun 2012. Berarti naik sebesar Rp. 25.000.000. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kenaikan biaya keuangan relatif lebih kecil dari kenaikan hasil penjualan bersih.

Ratio biaya keuangan pada tahun 2012 sebesar Rp. 490.000 turun menjadi Rp. 358.000 pada tahun 2013 berarti terjadi penurunan sebesar Rp. 132.000. faktor penurunan ini disebabkan karena biaya keuangan menurun dari Rp. 490.000 pada tahun 2011 menurun menjadi Rp. 358.000 dan hasil penjualan bersih mengalami juga penurunan dari Rp. 155.000.000 menjadi Rp. 145.500.000.

Untuk tahun 2013 ratio biaya keuangan sebesar Rp. 358.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 300.000 ini berarti terjadi penurunan sebesar Rp. 58.000. Terjadinya penurunan ini disebabkan oleh faktor menurunnya biaya keuangan dan meningkatnya hasil penjualan bersih dimana pada tahun 2013 sebesar Rp. 145.500.000 dan pada tahun 2014 sebesar Rp. 160.000.000 menjadi Rp. 173.500.000, ini berarti terjadi peningkatan biaya keuangan dan hasil penjualan bersih ini menyebabkan ratio biaya keuangan tertekan dan mengalami penurunan.

C. Analisis Dupon Sistem

Untuk analisis ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan tingkat Modal Kerja mengalami penurunan/peningkatan pada perusahaan PT. Sinar Mas Makassar selama tahun 2011 – 2015 Analsis Dupont System :

Modal Kerja : Modal Margin x Assets Turnover a. Tahun 2011 = 13,45% x 1,71x

= 23,00%

b. Tahun 2012 = 11,83% x 2,01x

(11)

= 23,78% c. Tahun 2013 = 12,56% x 2,04x = 25,62% d. Tahun 2014 = 17,31% x 1,80x = 31,15% e. Tahun 2015 = 12,41% x 1,89x = 23,45%

Dari perhitungan tersebut di atas, nampak bahwa pada tahun 2011 perusahaan PT. Sinar Mas Makassar mencapai Modal Kerja sebesar 23,00% dengan tingkat Modal margin 13,45% dan Asset Turnovernya 1,71 kali. Sedang pada tahun 2012 Modal Kerja yang dicapai sebesar 23,78%, ini berarti adanya peningkatan 7,8% atau dari 23,00% menjadi 23,78% peningkatan tersebut terjadi karena adanya penurunan Modal margin 1,62% atau dari 13,45% menjadi 11,83%. Faktor yang menyebabkan terjadinya penurunan tersebut yakni adanya kenaikan Net Operating Income, penjualan neto dan biaya usaha di samping itu terjadinya peningkatan Modal Kerja untuk tahun 2012 disebabkan pula kenaikan assets turnover sebesar 0,3 kali atau dari 1,71

kali menjadi 2,01 kali diikuti dengan kenaikan penjualan bersih dan net

operating assets. SIIMPULAN

Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut di atas, maka penulis akan menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Modal Kerja yang dicapai perusahaan PT. Sinar Mas Makassar menunjukkan bahwa penggunaan dana, modal dan biaya operasi belum efisien khususnya pada dua tahun terakhir. Hal ini dapat dilihat dari analisis beberapa rasio Modal Kerja yang meliputi: net Modal

margin, return on investment, return

on equity dan Dupont system.

2. Faktor yang mempengaruhi Modal Kerja yaitu: Ratio Modal Kerja meliputi; Modal margin, return on

inverstment dan return on equity.

Sedangkan ratio efisiensi biaya meliputi; biaya operasi, biaya penjualan, biaya administrasi dan biaya keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Syafri, Sofyan, 2012. Analisis

Kritis Atas Laporan Keuangan,

Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Harjito, Agus, 2014. Manajemen

Keuangan, Edisi Pertama, Penerbit Ekonisia, Yogyakarta. Horne, James C. Van, 1995. Financial

Manajemen And Policy. Ed.

Prentise, Hall International Inc India.

Kartadinata, Abas, 1983. Pembelanjaan

; Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Diperbaharui,

Cetakan Kedua, Penerbit Bina Aksara, Jakarta.

Manullang, M, 1991. Manajemen

Keuangan, Edisi Ketiga, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Mushlich, Muhammad, 2013.

Manajemen Keuangan Modern,

cetakan kedua, Penerbit PT. Bumi Aksara Jakarta

Niti Semito, Alex, S,. 1991.

Pembelanjaan Perusahaan,

(12)

Website

http://journal.stieamkop.ac.id/

kedua, penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Riyanto, Bambang, 1996. Dasar-Dasar

Pembelanjaan Perusahaan,

Edisi Keempat, Penerbit BPFE Yogyakarta

Santoso, Tri, Ruddy, 1997. Prinsip

Dasar Akuntansi Perbankan,

Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

S, Munawir, 1991. Analisis Laporan

Keuangan, Cetakan kedua,

Penerbit Liberty. Yogyakarta. S.P, Sondang, 1993. Pengantar Ilmu

Keuangan, Cetakan Kedua,

Penerbit Gunung Tabungan, Jakarta.

Syamsuddin, Lukman, 2011.

Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi Baru, cetakan Keempat, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada Jakarta. Wenston, J. Fred, 1996. Manajemen

Keuangan, Edisi Kedelapan

Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Terminal Services merupakan sebuah layanan yang dapat digunakan untuk mengakses aplikasi atau data yang disimpan dalam komputer jarak jauh melalui sebuah koneksi jaringan

Selanjutnya , berdasarkan fungsi pengelompokkan ini dapat dpertimbangkan program untuk mengantisipasi atau mencegah terjadinya putus sekolah bagi anak-anak yang

Atas beban terhadap penyelenggaraan penyediaan pelayanan parkir tepi jalan umum dan penyelenggaraan pelayanan pengujian kendaraan bermotor maka Pemerintah Daerah memungut

Agar dapat mampu menginstal materi pelajaran ke pikiran bawah sadar mereka ada beberapa cara untuk dapat meminimalkan keaktifan critical area seseorang

Sosialisasi politik dengan cara belajar bersikap dan berperilaku seperti tokoh politik yang diidealkan. Pada umumnya anak atau remaja mengidealkan seorang tokoh serta ia

dari masing-masing anggota KUB Daun Jati yang sesuai dengan lingkup kegiatan usaha pada Kesepakatan KUB Daun Jati dimana tiap anggota memiliki basis usaha

Kebiasaan dalam pengelolaan pembuatan kue rumahan di Desa Lampanah memiliki kebiasaan kurang baik, hal ini di sebabkan karena pengelolaan kue rumahan oleh

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN PROGRAM SEJUTA BIOPORI DI KELURAHAN LEBAK SILIWANGI KECAMATAN COBLONG KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan