• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. PERANCANGAN SISTEM. A. Diagram Blok Sistem

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. PERANCANGAN SISTEM. A. Diagram Blok Sistem"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching

dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger

Baterai untuk Kendaraan Listrik

Bagus Prahoro Tristantio, Mochamad Ashari, Soedibjo

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111

E-mail: tristantio.bagus11@mhs.ee.its.ac.id, asharimd65@gmail.com, soedib@ee.its.ac.id

Abstrak — Charger baterai dengan efisiensi yang tinggi sangat dibutuhkan terutama untuk kendaraan listrik. Charger yang umum digunakan terdiri dari sebuah rangkaian AC ke DC (penyearah) untuk memperbaiki faktor daya dan sebuah konverter DC ke DC yang berfungsi mengubah tegangan DC sesuai dengan tegangan pengisian yang sesuai dengan rating tegangan baterai. Rangkaian VIENNA digunakan sebagai rangkaian penyearah yang sekaligus berfungsi sebagai koreksi faktor daya untuk menjamin faktor daya dari sistem = 1. Mode konduksi dari switch bidirectional menggunakan hysteresis current control untuk membuat faktor daya sisi input menjadi baik. .Full bridge DC/DC dengan LLC resonan memanfaatkan prinsip resonansi dari rangkaian resonansi seri dan paralel untuk mewujudkan soft switching. Analisa efisiensi setelah pemasangan LLC resonansi dan tanpa LLC resonansi akan dibandingkan. Rangkaian perbaikan faktor daya dengan penyearah tipe VIENNA menghasilkan output tegangan DC sebesar 500 V. power faktor sisi input dengan lebar pita histeresis minimum sebesar 0.9995 dengan THD sebesar 6,7%. Perbaikan faktor daya juga bekerja dengan baik dengan perubahan beban yang diberikan. Konverter full bridge DC/DC menghasilkan efisiensi yang lebih baik dengan penambahan LLC resonan dibandingkann tanpa menggunakan soft switching. Efisiensi yang mampu di capai sebesar 94% lebih besar 7% dibandingkan tanpa menggunakan LLC resonan.

Kata Kunci — soft switching, VIENNA rectifier,

hysteresis current contol, LLC resonant, Full Bridge DC/DC converter

I. PENDAHULUAN

harger baterai dengan efisiensi yang tinggi sangat dibutuhkan terutama untuk kendaraan listrik. Charger yang umum digunakan terdiri dari sebuah rangkaian AC ke DC (penyearah) untuk memperbaiki faktor daya dan sebuah konverter DC ke DC yang berfungsi mengubah tegangan DC sesuai dengan tegangan pengisian yang sesuai dengan rating tegangan baterai.

Disamping menyediakan tegangan DC yang stabil, perbaikan faktor daya juga menjaga faktor daya tetap bernilai 1. Faktor daya yang rendah akan meningkatkan electric stress di jaringan dan menurunkan efisiensi. Rangkaian perbaikan faktor daya biasanya terdiri dari sebuah penyearah 3 fasa dengan filter pada sisi jaringan. Dari semua bentuk yang telah ada, perbaikan faktor daya

haruslah mencangkup hal-hal berikut diantaranya : murah, memiliki efisiensi tinggi, mudah dikontrol, kehandalan, dan faktor daya tinggi.[1]

Untuk konverter DC ke DC, topologi dan algoritmanya juga telah banyak tersedia. Diantara yang paling umum digunakan adalah full bridge DC/DC converter (Konverter DC/DC tipe full bridge). [2,3] Konverter DC/DC tipe full bridge lebih mudah untuk mencapai daya yang tinggi, menghasilkan isolasi elektrik dengan tranformator bidirectional-magnetisation, mengurangi tekanan akibat tegangan lebih, dan dapat membagi dua arus puncak. Selain untuk mewujudkan isolasi elektrik, konverter DC/DC tipe full bridge dapat digunakan sebagai contactless charger. Untuk mewujudkan charger listrik dengan efisiensi tinggi maka akan diterapkan soft switching pada masing-masing MOSFET. Kontrol resonansi LLC [2,3] digunakan untuk menghilangkan kerugian yang diakibatkan penyalaan sakelar dan kerugian akibat reverse recovery dari diode melalui zero-voltage switching on (ZVS).

II. PERANCANGAN SISTEM A. Diagram Blok Sistem

SUMBER 3 FASA Penyearah 3 fasa tipe vienna DC/DC Konverter dengan ZVS Hysteresis current control PWM GENERATOR BEBAN Ifasa Iref PWM GERNERATOR

Gambar 1. Diagram blok sistem.

Pada gambar 1 akan diperlihatkan blok digram yang memuat bagian-bagian dari penyusun sistem yang akan dirancang. Sistem terdiri dari 2 sistem utama. Sistem pertama kita namakan PFC yang merupakan sebuah rectifier aktif tiga fasa yang juga mampu memperbaiki faktor daya dari sistem. Tegangan DC dari rectifier akan dimasukkan ke rangkaian DC/DC konverter yang berfungsi untuk mengubah tegangan keluaran rectifier menjadi tegangan yang sesuai untuk pengisisan baterai. DC/DC converter tipe full bridge digunakan karena dapat menghasilkan isolasi elektrik dan dapat digunakan sebagai contactless charger. Selain beberapa hal tersebut,

(2)

DC/DC converter jenis ini juga dapat dengan mudah dikontrol untuk mewujudkan efisiensi yang tinggi.

B. Desain Perbaikan Faktor Daya

3 Phase Sin

S1 S2 S3

Gambar 2. Penyearah VIENNA

Perbaiakan faktor daya merupakan penyearah VIENNA yang pensakelarannya dikontrol oleh HCC. Dikarenakan hanya memiliki 3 switch, maka kontrolnya sangat mudah untuk dilakukan. Penyearah tipe lebih baik dari penyearah terkendali dengan satu switch dengan THD yang lebih rendah sekitar 6,8%. Pada prinsipnya, penyearah VIENNA merupakan penyearah penaik tegangan dengan satu switch beropasi pada frekuensi jaringan, dan dua buah switchnya beropasi pasa frekuensi tinggi.

Untuk mendapatkan faktor daya yang baik pada sisi input maka dibutuhkan arus referensi sebagai arus acuan yang memaksa arus input bergerak mengikuti arus referensi. Arus referensi merupakan arus sinus rms pada sisi input AC. Untuk menghitung nilai arus input referensi digunakan pendekatan dengan menganggap daya input dari penyearah sama dengan daya output penyearah. Sehingga, arus rms sisi input dapat ditentukan. Adapun arus rms input ditentukan dengan persamaan : 𝑃𝐷𝐶= 𝑃𝐴𝐶 = 3. 𝑉𝐴𝐶−𝑟𝑚𝑠. 𝐼𝐴𝐶−𝑟𝑚𝑠 (2.1) 𝑃𝐷𝐶−𝑟𝑚𝑠= 𝑉𝐷𝐶−𝑟𝑚𝑠. 𝐼𝐷𝐶−𝑟𝑚𝑠 (2.2) 𝐼𝐴𝐶−𝑟𝑚𝑠=𝑉𝐷𝐶−𝑟𝑚𝑠.3.𝑉𝐴𝐶−𝑟𝑚𝑠𝐼𝐷𝐶−𝑟𝑚𝑠 (2.3) Dimana : PDC = Daya output DC PAC = Daya output AC

IAC-rms = Arus input sisi AC

IDC-rms = Arus rms DC

VAC-rms = Tegangan rms AC

VDC-rms = Tegangan rms DC

Rumus diatas adalah rumus magnitud dari arus referensi. Sedangkan arus referensi sendiri didefenisikan sebagai :

𝐼𝑟𝑒𝑓= 𝐼𝐴𝐶−𝑟𝑚𝑠√2(sin 𝜔𝑡) (2.4)

𝐼𝑟𝑒𝑓= 𝐼𝑚(sin 𝜔𝑡) (2.5)

Gambar 3.6 Arus referensi

Hysteresis current control didapatkan dengan mengurangi arus referensi dengan arus fasa input dari penyearah. Gelombang arus input akan dikontrol sehingga mengikuti gelombang arus referensi tersebut. Untuk mewujudakan hal tersebut dibutuhkan sebuah blok pengurangan.

Gambar 4. Hysteresis current control tanpa pita

histeresis.

Apabila selisih antara arus referensi dengan arus fasa bernilai positif, maka komparator akan mengeluarkan logika ‘1’. MOSFET akan tercatu sehingga, arus akan mengalir mengisi induktor. Ketika selisih antara arus referensi dengan arus fasa bernilai negatif, maka komparator akan mengeluarkan logika ‘0’. MOSFET akan padam sehingga arus dari induktor akan mengalir menuju beban.

Gambar 5. Hysteresis current control dengan pengaturan

lebar pita hysteresis

Gambar 5. diatas dapat menghasilkan pita hysteresis dengan batas atas adalah Iref_max (arus referensi maksimum) dan batas bawah adalah Iref_min (arus referensi minimum). Arus fasa akan bergerak diantara pita hysteresis ini. Gambar berikut menunjukkan bentuk gelombang Iref, Iref_max, dan Iref_min.

(3)

Gambar 6. Arus referensi dengan pengaturan lebar pita.

Control hysteresis dengan menggunakan pita hysteresis dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pada keadaan awal komparator dalam keadaan menghasilkan logika nol.

b. Pada saat kondisi awal nyala, komparator menghasilkan logika ‘0’. Hal ini dikarenakan Nilai Ifasa akan lebih kecil dari nilai Iref-min. Sakelar off, dan arus mengalir dari sumber menuju beban.

c. Pada saat arus fasa lebih besar dari arus referensi minimum, komparator akan menghasilkan logika ‘1’. Sakelar akan on sehingga induktor terhubung ke sumber dan melakukan pengisian.

d. Akibat adanya pengisisan di induktor, arus fasa naik menuju Iref-max. Saat selisih antara arus referensi maksimum dan arus fasa bernilai positif, komparator tetap akan menghasilkan logika ‘1’. Pada saat selisih antara arus referensi dan arus fasa bernilai negatif, maka komparator akan mengeluarkan logika ‘0’. Arus akan mengalir menuju beban dan kembali ke kondisi semula.

e. Arus fasa mulai turun menuju arus referensi minimum. Saat selisih arus referensi minimum dengan fasa bernilai negatif, maka komparator tetap akan bernilai ‘0’. Saat selisih arus referensi dengan arus fasa bernilai positif, maka komparator akan menghasilkan logika ‘1’. Sakelar akan on dan arus fasa kembali naik.

f. Situasi ini berulang seterusnya. Untuk perioda negatif, sama dengan perioda positif dengan pola pensakelaran kebalikannya.

C. Desain DC/DC Zero Voltage Switching [2,3]

Rangkaian yang terhubung dengan output dari rangkaian perbaikan faktor daya adalah sebuah LLC resonansi DC/DC converter yang bertujuan untuk mengubah tegangan output dari rangkaian perbaikan faktor daya menjadi tegangan yang sesuai untuk pengisian baterai dan dapat sekaligus sebagai contctless charger baterai. Ray-Lee Lin and Chiao-Wen Lin [2,3] dalam makalahnya menjelaskan suatu metode yang sangat mudah dalam menciptakan zero voltage switching menggunakan converter DC/DC tipe resonansi LLC.

M1 M2 M3 M4 Lr Cr Lm VDC Ro TRAFO

SETELAH PENAMBAHAN SOFT SWITCHING (LLC RESONAT)

Gambar 7. Full-Bridge converter DC/DC dengan

resonansi LLC

Converter DC/DC dengan resonansi LLC seperti ditunjukkan pada gambar 7 terdiri dari 3 bagian utama yaitu, H-bridge driver, resonansi LLC, dan penyearah gelombang penuh. Pada gambar 3 dapat kita lihat rangkaian resonansi LLC dengan sumber AC. Resonansi LLC seperti terlihat pada gambar terdiri dari kapasitor resonan yang (Cr) diserikan dengan inductor resonan (Lr) dan sebuah inductor yang diparalelkan dengan beban (Lm). Ketika frekuensi operasi lebih besar dari frekuensi dari penguatan tegangan pada rangkaian resonansi LLC dengan beban yang berbeda, maka MOSFET akan mendapatkan zero voltage switching pada saat konduksi. Frekuensi kerja dari system haruslah diantara dua frekuensi berikut yaitu :

𝑓1=2𝜋�𝐿1𝑟𝐶𝑟 (2.6)

dan,

𝑓2=2𝜋�(𝐿𝑟1+𝐿𝑚)𝐶𝑟 (2.7)

Impedansi equivalen dari sistem pada sisi jembatan H dapet dirumuskan sebagai berikut.

𝑍 = 𝑗𝜔𝐿𝑟+𝑗𝜔𝐶1𝑟+ 𝑗𝜔𝐿𝑚||𝑅

=𝑅�1−𝜔2(𝐿𝑚+𝐿𝑟)𝐶𝑟�+𝑗𝜔𝐿𝑚(1−𝜔2𝐿𝑟𝐶𝑟)

𝑗𝜔𝐶𝑟(𝑅+𝑗𝜔𝐿𝑚) (2.8)

Dikarenakan adanya kebutuhan hold-up time pada DC/DC konverter dimana kapasitor pada sisi DC mensuplay energi ke beban melalui konverter selama 20 ms pada saat sumber seolah-olah hilang. Maka dibutuhkan VDC minimum selama hold-up time yang

didefenisikan sebagai : 𝑉𝐷𝐶𝑚𝑖𝑛 = �𝐶𝐷𝐶−𝑏𝑢𝑠(𝐶𝐷𝐶−𝑏𝑢𝑠.𝑉𝐷𝐶−𝑛𝑜𝑟 2−2.𝑃 𝑜.𝑡ℎ𝑢) 𝐶𝐷𝐶−𝑏𝑢𝑠 (2.9) Dimana :

CDC-bus = Kapasitansi dari DC-bus kapasitor

VDC-nor = Tegangan input normal

Po = Daya output DC/DC konverter

Thu = Hold-up time

Efek dari resonansi didapatkan dengan nilai Lm yang

tetap. Nilai Lm juga dapat dijadikan sebagai rasio

induktansi (kL). Nilai Lm didefenisikan sebagai :

𝐿𝑚= 𝑅𝜔𝑒𝑞𝑟 dengan 𝜔𝑟= 2. 𝜋. 𝑓𝑟 (2.10)

Sedangkan nilai rasio induktansi dari induktor dapat dicari dengan persamaan :

(4)

Dari gambar fungsi transfer dari penguatan tegangan pada LLC resonan dapat dirumuskan :

𝐺𝑎𝑖𝑛𝐿𝐿𝐶=1+𝐿𝑟 1 𝐿𝑚−𝑓𝑛2.𝐿𝑚𝐿𝑟 +𝑗.𝑄.�𝑓𝑛−𝑓𝑛1� (2.12) Dimana : 𝑓𝑛=𝑓𝑓𝑠𝑟 𝑄 =�𝐿𝑟�𝐶𝑟 𝑅𝑒𝑞 = 2.𝜋.𝑓𝑟.𝐿𝑟 𝑅𝑒𝑞

Dengan mengkombinasikan persamaan maka penguatan tegangan pada LLC resonan dapat ditulis sebagai berikut : 𝐺𝑎𝑖𝑛𝐿𝐿𝐶= 1 ��1+𝑘𝐿1+ 1 𝑓𝑛2𝑘𝐿� 2 +�𝑘𝐿1�2.�𝑓𝑛−𝑓𝑛1�2 (2.13)

Tabel 1. Spesifikasi DC/DC konverter

Spesifikasi dan parameter Nilai

Tegangan DC bus 300-500 Volt Tegangan keluaran

converter

200-400 Volt Daya keluaran konverter

DC/DC 4 kW Req 20-25 Ω Lr – Cr frekuensi resonan (fr) 100 kHz Rasio transformer 1.6 : 1 Penguatan tegangan maksimum 1.44

Dengan memasukkan nilai nilai tersebut ke persamaan (2.6) hingga (2.13) maka didapatkan spesifikasi dari LLC resonan yang akan disimulasikan. Adapun nilai dari parameter LLC dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Parameter LLC resonansi

Parameter Nilai

Induktor resonansi paralel (Lm)

39.8 µH Induktor resonansi seri

(Lr) 9.95 µH Kapasitansi resonansi seri (Cr) 254 nF Rasio transformer 1.6 : 1 MOSFET IPB60R160C6

III. HASIL SIMULASI DAN ANALISA SISTEM

Pengukuran system terdiri dari : 1. PFC (penyearah VIENNA)

Parameter yang diukur meliputi :

− Tegangan dan arus pada sisi output (DC) − THD arus input

− Faktor daya (PF) pada sisi input 2. DC/DC converter

− Tegangan dan arus output (beban)

− Rugi-rugi pada MOSFET sebelum dan setelah pemasangan LLC resonan

− Efisiensi sebelum dan setelah pemasangan LLC resonan.

A. Pengujian THD dan Faktor Daya dengan Pengaturan Pita Histeresis

Pengaturan pita histeresis akan mempengaruhi frekuensi pensakelaran dan juga pola pensakelaran pada MOSFET. Pengujian dengan pengaturan pita histeresis dilakukan dengan beban full load yaitu 5 kW. Tabel 4.4 menunjukkan perubahan THD seiring dengan perubahan lebar pita histeresis.

Tabel 3. Perubahan THD terhadap lebar pita histeresis

Lebar Pita THD IR IS IT 0.5 7.46% 7.46% 7.46% 1 9.8% 9.8% 9.8% 1.5 11.2% 11.2% 11.2% 2 17,8% 17,8% 17,8% 2.5 18,79% 18,79% 18,79%

Dapat dilihat bahwa semakin besar lebar pita histeresis, maka THD arus input semakin jelek sedangkan faktor daya antara tegangan dan arus input dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Perubahan faktor daya dengan perubahan

histeresis.

Lebar Pita Histeresis Faktor Daya

0.5 0.999

1 0.995

2 0.986

3 0.976

4 0.970

Gambar 9. Arus fasa dan tegangan fasa dari input

penyearah dengan lebar pita histeresis = 4

B. Pengujian THD dan Faktor Daya dengan Perubahan Beban

Perbaikan faktor daya didesain dengan beban 5 kW. Untuk mengukur keandalan dari sitem, maka perlu dilakukan pengujian dengan beban yang berubah-ubah. Besarnya THD arus input penyearah dapat dilihat pada tabel 6.

(5)

Tabel 6. Perubahan THD arus terhadap perubahan beban Beban (watt) THD(%) 1000 18.01 2000 13.26 3000 7.34 4000 7.12 5000 6.67 10000 5.43

Sedangkan perubahan faktor daya dari tegangan dan arus input dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Perubahan faktor daya arus terhadap perubahan

beban

Beban (watt) Faktor daya

1000 0.95 2000 0.98 3000 0.99 4000 0.99 5000 0.99 10000 0.99

Gambar 10. gelombang arus dan tegangan input dengan

beban 1 kW

Dapat dilihat pada gambar bahwa perubahan beban lebih berpengaruh terhadap THD arus input daripada faktor daya. Dengan penurunan beban maka THD arus akan meningkat.

C. Pengujian DC/DC konverter tanpa ZVS

Disipasi daya akan terjadi pada saat transisi off atau konduksi on. Arus pada mosfet telah naik sebelum tegangan turun. Converter DC/DC tipe full bridge dapat hanya terjadi didipasi daya pada saat transisi on. Hal ini dikarenakan adanya phase shift delay untuk menjamin bahwa MOSFET pada satu lengan tidak hidup bersamaan.

Gambar 11. IDS dan VDS sebelum penambahan LLC

resonan [keterangan : tegangan (biru), arus (merah)]

Dapat dilihat dari gambar 11 bahwa sebelum tegangan VDS turun, IDS telah mulai naik. Disipasi daya

yang terjadi adalah daerah yang dibatasi antara arus dan tegangan. Disipasi daya yang terjadi cukup besar sehingga akan menurunkan efisiensi dari sistem.

Tabel 8. Total disipasi daya sebelum pemasangan LLC

resonan Frekuensi Switching Lama waktu Psw (watt) Esw (mJ) 104 125 150 5ms 5ms 5ms 111.24 132.28 150.02 556.2 661.4 750.1 Dari table diatas dapat dilihat bahwa semakin besar frekuensi switching, maka total rugi-rugi daya yang hilang selama pensakelaran untuk selang waktu tertentu juga semakin besar. Rugi-rugi ini akan dihilangkan dengan ZVS.

D. Pengujian DC/DC konverter dengan ZVS

Bentuk gelombang arus dan tegangan setelah penambahan LLC resonan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

(a)

(b)

(c)

Gambar 13. Pewujudan ZVS pada MOSFET dengan

penambahan LLC resonan. (a) frekuensi switching 104 kHz (b) frekuensi switching 125 kHz (c) frekuensi switching 150 kHz

(6)

Gambar 13 Menunjukkan hasil simulasi LLC Resonan DC/DC converter. Dapat dilihat pada gambar bahwa MOSFET mendapatkan Zero Voltage Switching pada saat transisi nyala. Dapat kita lihat pada gambar 4.18 bahwa ZVS tetap terjadi diantara frekuensi maksimum dan minimum yaitu 104 kHz – 180 kHz.

Tabel 9. Total disipasi daya dengann penambahan LLC

resonan Frekuensi Switching Lama waktu Psw (watt) Esw (mJ) 104 125 150 5ms 5ms 5ms 40.2 53.187 142.7 201 265.93 738.5 Dapat dilihat dari gambar 9, dengan penambahan LLC resonan, ZVS dapat menurunkan daya yang hilang akibat pensakelaran sehingga secara otomatis akan meningkatkan efisiensi dari sistem.

E. Analisa Efisiensi

Analisa efisiensi dilakukan dengan membandingkan rugi-rugi pensakelaran dengan dan tanpa soft switching. Analisa dilakukann dengan mengubah frekuensi switching sehingga daya output berubah. Untuk penggunaan dengan daya rendah atau untuk menghasilkan output yang rendah, LLC DC/DC converter harus dioperasikan pada frekuensi yang tinggi. Hal ini akan mengakibatkan rugi-rugi akibat switching akan meningkat begitu juga rugi-rugi inti pada transformer. Hal ini akan mengakibatkan rugi-rugi secara total akan meningkat. Rugi-rugi yang bertambah akan menurunkan efisiensi dari sistem. Tabel 9 di bawah ini menunjukkan perbandingan antara hard switching dan metode yang diajukan untuk meningkatkan efisiensi.

Tabel 9. Perbandingan efisiensi dengan dan tanpa soft

switching. Frek (kHz) PSW (Watt) Total PSW (Watt) VO (V) Eff (%) Tanpa ZVS 104 111.24 449.96 400 88.87 125 132.28 529.12 320 86.77 150 150.02 600.08 250 85 Dengan ZVS 104 40.22 201.1 400 94.9 125 53.12 212.48 320 94.7 150 142.7 570.8 250 85.75 Untuk membandingkan data hasil simulasi dengan menggunakan soft switching dan tanpa menggunakan soft switching dapat dilihat dari grafik perbandingan efisiensi di bawah ini.

Gambar 14. Grafik Perbandingan efisiensi dengan dan

tanpa soft switching.

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa efisiensi dengan menggunakan LLC resonan akan menjadi lebih baik. Nilai efisiensi akan semakin baik bila dioperasikan pada beban penuh. Dalam hal ini, dengan tegangan 400 v dengan daya 4 kW. Semakin besar frekuensi switching maka daya output akan berkurang dan rugi-rugi akan meningkat. Dengan demikian efisiensi akan semakin menurun.

IV. KESIMPULAN

Telah didapatkan system charging baterai dengan efisiensi tinggi dan faktor daya yang baik. Charger baterai ini terdiri atas dua komponen utama yaitu penyearah VIENNA sebagai perbaikan faktor daya yang menjamin faktor daya system mendekati unity power factor serta full bridge DC/DC converter untuk mendapatkan tegangan pengisisn yang sesuai, menghasilkan isolasi elektris, serta mampu digunakan sebagai contactless battery charger dengan efisiensi yang tinggi. Sistem yang disimulasikan memiliki tegangan DC hasil penyearahan sebesar 500 Volt dengan output tegangan pada beban bervariasi dari 200-400 Volt. Hasil-hasil simulasi dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Faktor daya 0.99 didapatkan dengan lebar pita histeresis minimum. Semakin lebar pita histeresis, maka semakin besar pula THD arus input. Frekuensi switching akan semakin rendah. Namun faktor daya tetap bernilai 0.99.

2. LLC resonan yang diterapkan pada rangkaian full bridge DC/DC konverter dapat menciptakan zero voltage switching. Efisiensi dari konverter sebesar 94% atau lebih besar 7% tanpa menggunakan soft switching.

V. DAFTAR PUSTAKA

[1] Rashid, Muhammad. H., “Power Electronic Handbook”, University Of West Florida Academic Press , Florida, Ch. 15, 2001.

[2] Bai, H., Nie, Z., Mi, C., “Experimental comparison of traditional phase-shift control, dual-phase-shift control, and enhanced model based control of isolated bidirectional DC–DC converters”, IEEE Trans.Power Electron., 25, (6), pp. 1444–1449, 2010. 80 82 84 86 88 90 92 94 96 2 2.5 3 3.5 4 Ef isi en si Daya Output

Perbandingan efisiensi dengan dan tanpa soft switching

(7)

[3] Bai, H.,Mi, C., “Eliminate reactive power and increase system efficiency of isolated bidirectional dual-active-bridge DC–DC converters using novel dual-phase-shift control”, IEEE Trans. Power Electron., 23, (6), pp. 2905–2914, 2008.

[4] Mehl, E.L.M., Barbi, I., “Design oriented analysis of a hign power factor and low cost three-phase rectifier”. Proc. Power Electronics Specialist Conf., PESC, pp. 165–170, 1996.

[5] Dalessandro, L., Drofenik, U., Round, S.D., Kolar, J.W., “A novel hysteresis current control for three-phase three-level PWM rectifiers”. Proc. Applied Power Electronics Conf. and Expo., APEC, 1, pp. 501–507, 2005.

Gambar

Gambar 1. Diagram blok sistem.
Gambar 2. Penyearah VIENNA
Gambar 6.  Arus referensi dengan pengaturan lebar pita.
Tabel 1. Spesifikasi DC/DC konverter   Spesifikasi dan parameter  Nilai  Tegangan DC bus  300-500 Volt  Tegangan keluaran
+3

Referensi

Dokumen terkait

Pajak Progresif adalah tarif pajak dengan presentase yang semakin meningkat untuk setiap dasar pengenaan

Fitur-fitur yang ditawarkan dari sistem ini diantaranya adalah; fleksibilitas dari feedstock dimana bisa menggunakan crude methanol atau purified/fine methanol, menggunakan

Berdasarkan kriteria tingkat kesuburan dengan metode indeks Nygaard, TSI, dan TRIX (Tabel 1), diketahui bahwa tingkat kesuburan Danau Lido yang dikaji menurut ketiga indeks

Tujuan dari kegiatan ini adalah melatih pemuda Karang Taruna Fajar Desa Masawah membuat bioplastik dengan memanfaatkan sumber daya hayati yang ada di Pantai

Dalam karya sastra jawa, konsep kepemimpinan banyak dituangkan dalam bentuk ajaran salah satu diantaranya yaitu Nilai Kepemimpinan dalam SeratSastra Gendhing bahwa

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: (1) Menghitung rata-rata hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial tanpa penggunaan model pembelajaran

Tari Gambyong Tayub pertama kali dipentaskan dalam acara Pagelaran Seni Tayub Blora (Mustika Manis) yang diselenggarakan di kota Blora, oleh DPPKKI (Dinas Perhubungan,

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas V Sekolah Dasar Negeri 15 Pontianak Selatan pada pembelajaran bahasa Indonesia, diadakan pertemuan dengan guru