• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. KAJIAN PUSTAKA. yang sering disebut perkembangan kognitif. Menurut Gagne (dalam Jamaris,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "II. KAJIAN PUSTAKA. yang sering disebut perkembangan kognitif. Menurut Gagne (dalam Jamaris,"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

II. KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Perkembangan Kognitif

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang dialami setiap individu atau siap anak baik perkembangan fisik ataupun psikis anak. Penelitian ini menjelaskan tentang perkembangan psikis anak yaitu tentang kognisi anak yang sering disebut perkembangan kognitif. Menurut Gagne (dalam Jamaris, 2006:18) kognitif adalah proses yang terjadi secara internal di dalam pusat susunan syaraf pada waktu manusia sedang berfikir. Sedangkan Menurut Susanto (2012:47) kognitif adalah suatu proses berfikir yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa.

Piaget (dalam Beaty, 2013:269) membagi perkembangan kognitif kedalam empat tahap, yaitu fase sensorimotorik (0-2 tahun), pra-operasional (2-7 tahun), oprasional konkret (7-11 tahun), dan operasi formal (11 tahun sampai usia dewasa). Pada usia 5-6 tahun anak memasuki usia prasekolah dimana anak mengalami masa kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih lanjut. Piaget (dalam Susanto, 2012:49) berpendapat bahwa, anak pada rentang usia ini masuk dalam perkembangan berpikir pra-oprasional konkret. Maksudnya adalah anak akan mengembangkan kemampuan kognitifnya

(2)

melalui benda-benda yang nyata yang bisa dilihat dan dirasakan oleh anak. Oleh karena itu pada perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun sudah dapat dikenalkan lambang bilangan dan huruf melalui alat permainan kartu angka dan huruf agar pengetahuan anak mengenal lambang bilangan dan huruf dapat di ingat dengan mudah dan menyenangkan bagi anak.

Arikunto (dalam Yus, 2005:39) mengemukakan bahwa potensi yang ingin dikembangkan pada diri anak ada enam aspek, salah satunya adalah dimensi pengembangan kognitif. Aspek-aspek perkembangan kognitif yang seharusnya dimiliki oleh anak khususnya dalam bidang matematika ialah: mengenal bilangan dan lambang bilangan dari 1-10, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda), dan menghubungkan konsep bilangan dengan lambang bilangan (anak tidak disuruh menulis).

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tahap perkembangan kognitif anak usia 5-6 tahun berada pada tahap pra oprasional.

B. Karakteristik Perkembangan Kognitif pada Anak Usia 5-6 Tahun

Anak berusia antara 5-6 tahun sedang berada pada akhir dari bagian awal masa kanak-kanaknya. Menurut Jamaris (2006:26) karakteristik khusus bagi anak dalam kelompok usia 5-6 tahun adalah:

a. Sudah dapat memahami jumlah dan ukuran

b. Tertarik dengan huruf dan angka. Ada yang sudah mampu menulisnya atau menyalinnya, serta menghitungnya

(3)

d. Mulai mengerti tentang waktu, kapan harus pergi ke sekolah dan pulang dari sekolah, nama-nama hari dalam satu minggu.

e. Mengenal bidang dan bergerak sesuai dengan bidang yang dimilikinya (teritorinya)

f. Pada akhir usia 6 tahun anak sudah mulai mampu membaca, menulis dan berhitung.

Ditinjau dari permen 58 tahun 2009 tentang lingkup perkembangan kognitif anak meliputi :

- umum dan sains

- Konsep bentuk, warna dan pola

- Konsep bilangan, lambang bilangan dan huruf

Berdasarkan jenis-jenis lingkup perkembangan kognitif di atas, penelitian ini membatasi dalam lingkup perkembangannya yaitu mengenalkan lambang bilangan.

C. Tujuan Kemampuan Kognitif Anak Usia Dini

Kemampuan yang dimiliki oleh anak usia dini adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutkan dengan kesiapan optimal yang sesuai dengan tuntutan dalam perkembangan dimasyarakat. Partini (2010:137) mengemukakan bahwa tujuan kompetensi kemampuan kognitif anak usia dini yaitu pengetahuan umum dan sains, konsep bentuk warna ukuran dan pola, konsep bilangan lambang bilangan dan huruf. Menurut Sujiono (2009:10) Kemampuan kognitif bertujuan meningkatkan kemampuan berfikir anak. Pada kemampuan kognitif

(4)

ini, anak diharapkan dapat mengenal konsep sains, mengenal lambang bilangan, mengenal bentuk geometri, dapat memecahkan masalah, mengenal ukuran, mengenal konsep waktu, dan memahami konsep membilang sederhana.

D. Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan dan Huruf pada Anak Usia Dini

1. Pengertian Bilangan

Bilangan adalah konsep matematika yang sangat penting untuk dikuasai oleh anak, karena akan menjadi dasar bagi penguasaan konsep-konsep matematika selanjutnya di jenjang pendidikan (formal) berikutnya. Sementara itu, bilangan Menurut Alexander (dalam Sitorus, 2008:22) adalah sebuah angka digunakan untuk melambangkan bilangan, suatu identitas abstrak dalam ilmu matematika. Hurlock (dalam Susanto, 2011:107) seiring dengan perkembangan pemahaman bilangan permulaan ini, menyatakan bahwa konsep yang mulai dipahami anak, diantaranya konsep bilangan. Menurut Sudaryanti (2006:1) untuk menyatakan suatu bilangan dinotasikan dengan lambang bilangan yang disebut angka. Bilangan itu mewakili banyaknya suatu benda. Lambang bilangan tersebut juga angka. Dengan cara menulis dan membaca lambang bilangan dengan gambar dikatakan bahwa suatu ide yang hanya dapat dihayati atau dipikirkan saja.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bilangan merupakan suatu kuantitas sedangkan lambang bilangan merupakan suatu angka yang bernotasi dari bilangan tersebut.

(5)

2. Kemampuan Mengenal Bilangan

Menurut Inawati (2011:6) kemampuan mengenal lambang bilangan bagi individu merupakan suatu hal yang penting bagi proses bertahan hidup, karena sejak dini anak sudah mulai mengenal dan menggali berbagai dimensi matematis dari dunia mereka. Program pengembangan kemampuan mengenal lambang bilangan bertujuan untuk memperkenalkan anak dalam menggunakan lambang bilangan.

Dalam penelitian ini kemampuan mengenal lambang bilangan yang akan ditingkatkan yaitu anak mampu dalam mengurutkan lambang bilangan 1-10, anak mampu dalam menunjukkan lambang bilangan 1-10, anak mampu dalam menghubungkan lambang bilangan sesuai jumlahnya sampai 10, serta mampu menghubungkan lambang bilangan sesuai dengan benda nyata.

3. Kemampuan Mengenal Huruf

Darjowidjojo (2003:300) mengungkapkan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan bunyi, sehingga anak dapat mengetahui bentuk dan memaknainya. Maka dari pengertian di atas kemampuan mengenal lambang huruf dapat disimpulkan bahwa lambang huruf dikenalkan dari sejak dini agar anak dapat mengembangkan kemampuan dalam mengenal huruf serta bunyi-bunyi huruf yang sesuai.

(6)

4. Pengenalan Kemampuan Lambang Bilangan Anak Usia Dini

Menurut Susanto (2011:107), kemampuan mengenal konsep bilangan anak usia TK A adalah sebagai berikut: (a) membilang, (b) menyebut urutan bilangan dari 1-20, (c) membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10, (d) membuat urutan bilangan 1-10 dengan benda-benda, (e) menghubungkan/ memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda hingga 10 (anak tidak disuruh menulis), (f) membedakan dan membuat dua kumpulan benda yang sama jumlahnya, yang tidak sama, lebih banyak, lebih sedikit.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan berada pada tahap menyebut urutan bilangan dari 1-10, membilang (mengenal konsep bilangan dengan benda-benda) sampai 10, menghubungkan/memasangkan lambang bilangan dengan benda-benda hingga 10 (anak tidak disuruh menulis). Dalam penelitian ini menggunakan kartu angka dan media pendukung lainnya dalam mengembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan dan huruf anak usia dini.

5. Pengenalan Lambang Huruf untuk Anak Usia Dini

Anak perlu mengetahui atau mengenal dan memahami huruf abjad untuk akhirnya menjadi pembaca dan penulis yang mandiri dan lancar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 58 Tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini, kemampuan mengenal huruf merupakan bagian dari perkembangan bahasa anak, diantaranya kemampuan mengetahui simbol-simbol huruf dan mengetahui huruf depan dari sebuah benda.

Jadi dari pendapat tersebut dapat ditegaskan bahwa dalam kemampuan mengenal lambang huruf anak dapat mengetahui dan memahami bentuk-bentuk huruf serta bunyi huruf.

(7)

6. Manfaat Mengenal Bilangan Dan Huruf untuk Anak Usia Dini

Menurut Hariyanto (2009:82) mengungkapkan bahwa dengan strategi pengenalan huruf sejak usia dini sangat bermanfaat bagi perkembangan bahasa anak, karena membantu mempersiapkan anak untuk dapat membaca dengan mudah.

Adapun manfaat dalam mengenalkan bilangan dan huruf pada anak usia dini adalah anak lebih mudah memahami bentuk angka dan huruf, anak lebih mudah mengetahui bunyi angka dan huruf yang sesuai bahkan memberikan manfaat bagi anak-anak dalam membersiapkan diri untuk belajar ke jenjang berikutnya mengenai membaca, menulis dan berhitung.

E. Permainan Kartu Angka dan Kartu Huruf

1. Pengertian Permaian Kartu Angka dan Kartu Huruf

Dalam pengenalan lambang bilangan dan huruf kepada anak, diperlukan cara dan stimulasi yang tepat dan menyenangkan. Salah satunya adalah melalui kegiatan bermain. Sebab pada prinsipnya pembelajaran di TK tidak terlepas dari kegiatan bermain yang menyenangkan.

Menurut Gallahue (dalam Hartati, 2005:85) bermain adalah suatu aktivitas yang langsung dan spontan yang dilakukan seorang anak bersama orang lain atau dengan menggunakan benda-benda sekitarnya dengan senang, sukarela dan imajinatif serta dengan menggunakan perasaannya, tangan atau seluruh anggota tubuhnya.

Permainan adalah berbagai kegiatan yang sebenarnya dirancang dengan maksud agar anak dapat meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar (Semiawan, 2008:19).

(8)

Kartu angka dan kartu huruf merupakan alat yang digunakan dalam mengenalkan lambang bilangan dan lambang huruf. Raharjo (2010:10) menegaskan bahwa media kartu angka yaitu media yang membuat gambar suatu bilangan yang terdiri dari 1-10 baik yang tersusun maupun yang belum tersusun (acak) digunakan dalam pembelajaran mengenal lambang bilangan. Ambarini (2006), mengatakan bahwa kartu huruf adalah kumpulan kartu yang didalamnya terdapat huruf-huruf dari A-Z (kapital dan kecil) dan diberi gambar serta kata untuk mendukung anak paham dan hafal abjad A hingga Z. Sedangkan Hasan (2009:65) mengungkapkan kartu huruf adalah penggunaan sejumlah kartu sebagai alat natu untuk belajar membaca dengan cara melihat dan mengingat bentuk huruf dan gambar yang disertai tulisan dari makna gambar pada kartu.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditegaskan bahwa permainan kartu angka dan kartu huruf adalah suatu kegiatan atau permainan yang dilakukan dengan menggunakan sebuah alat permainan berupa kartu angka dan kartu huruf yang terdapat gambar atau bentuk huruf yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengetahui atau mengenal dan memahami bilangan dan huruf.

2. Langkah-langkah Permainan Kartu Angka dan Kartu Huruf

Eliyawati (2005: 72) menyebutkan langkah-langkah dalam bermain kartu huruf diantaranya yaitu ambilah satu persatu kartu huruf secara bergantian. kegiatan bermain kartu angka dalam Departemen Pendidikan Nasional (2006: 34) yaitu alat dan bahan yang digunakan meliputi: kardus, karton dupleks, gunting, lem fox, spidol warna-warni, manik-manik, kancing baju, dan sendok kecil (benda-benda tersebut dapat diganti dengan benda lain).

(9)

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam penelitian ini menguraikan langkah-langkah dalam penggunaan kartu angka dan kartu huruf dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut:

a. Guru menunjukkan gambar-gambar yang sesuai dengan tema.

b. Guru menyiapkan dan membagikan kartu angka dan kartu huruf bergambar yang terdiri dari kartu angka bergambar.

c. Guru menanyakan gambar-gambar tersebut. d. Guru menunjukkan kartu angka dan kartu huruf.

e. Anak mencoba bermain kartu angka yang sesuai dengan jumlah gambar. f. Membiarkan anak mencoba untuk mencocokkan kartu huruf dan

mengurutkan bilangan 1-10.

g. Anak menghubungkan lambang bilangan dengan benda-benda sampai 10. Anak membedakan dan membuat 2 kumpulan benda yang sama jumlahnya dan tidak sama jumlanya.

h. Anak diminta untuk menunjuk angka dan huruf sesuai jumlah dan bentuknya.

3. Fungsi Permainan kartu Angka dan Huruf

John D. Latuheru (dalam Kurniawan, 2002: 24) mengungkapkan fungsi permainan kartu huruf adalah sebagai berikut:

1. Kondisi atau situasi saat permainan sangat penting bagi anak didik karena anak-anak akan bersikap lebih positif terhadap permainan kartu itu.

2. Permainan dapat mengajarkan fakta dan konsep secara tepat guna, sama dengan cara pembelajaran konvensional pada objek yang sama.

(10)

3. Pada umumnya permainan kartu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik, permainan dapat juga mendorong siswa untuk saling membantu satu sama lain.

4. Bantuan yang paling baik dari media permainan adalah domain efektif (yang menyangkut perasaan atau budi pekerti) yaitu memberi bantuan motivasi untuk belajar serta bantuannya dalam masalah yang menyangkut perubahan sikap.

5. Guru maupun siswa dapat menggunakan permainan kartu mana yang mengandung nilai yang paling tinggi dan bermakna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Sedangkan fungsi permainan kartu angka adalah:

1. Dapat meningkatkan pengetahuan anak dalam mengenal lambang bilangan.

2. Dapat membantu anak dalam belajar tentang matematika anak usia dini 3. Sebagai media yang dapat membantu guru dalam proses pembelajaran

terutama dalam mengenalkan angka

4. Dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan menarik bagi anak

F. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini yaitu: 1. Penelitian yang dilakukan Lestari yang berjudul upaya meningkatkan

kemampuan mengenal lambang bilangan melalui kegiatan bermain kartu angka pada anak kelompok A di TK ABA Jimbung I, Kalikotes, Klaten. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang

(11)

bilangan melalui kegiatan bermain kartu angka pada anak kelompok A di TK ABA Jimbung I, Kalikotes, Klaten. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas. Penelitian ini terdiri dari dua siklus dan setiap siklusnya dilaksanakan tiga kali pertemuan. Subjek penelitian ini adalah 13 anak Kelompok A di TK ABA Jimbung I yang terdiri dari 6 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Teknik pengumpulan data melalui observasi dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi (chek list). Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Indikator keberhasilan dari penelitian ini adalah apabila perhitungan persentase menunjukkan 75% anak mengalami peningkatan dalam mengenal lambang bilangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan kemampuan mengenal lambang bilangan setelah pembelajaran melalui kegiatan bermain kartu angka. Hasil observasi pada Pra Tindakan menunjukkan bahwa tidak ada anak yang berkriteria berkembang sangat baik atau yang mendapatkan persentase 81-100%. Setelah adanya tindakan Siklus II kemampuan mengenal lambang bilangan anak yang berkriteria berkembang sangat baik meningkat menjadi 86,86%. Langkah-langkah yang ditempuh sehingga dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan anak adalah guru mempersiapkan media permainan berupa kartu angka dan mendemonstrasikan cara bermainnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui kegiatan bermain kartu angka dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di TK ABA Jimbung I, Kalikotes, Klaten.

(12)

2. penelitian yang dilakukan Trisniwati yaitu tentang peningkatan kemampuan mengenal huruf melalui metode permainan kartu huruf pada kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan, Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal huruf melalui metode permainan kartu huruf di Kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek dalam penelitian ini anak Kelompok B1 TK ABA Ketanggungan Wirobrajan Yogyakarta, dengan usia 5-6 tahun dengan jumlah 25 anak. Objek dalam penelitian ini yaitu kemampuan mengenal huruf. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan berupa panduan observasi. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan mengenal huruf dapat ditingkatkan melalui permainan kartu huruf. Anak-anak diajak bermain kartu huruf, menyebutkan huruf yang ada pada kartu, menyebutkan gambar benda kemudian menyebutkan huruf depannya. Kemampuan mengenal huruf pada Pra Siklus persentase rata-rata baru mencapai 48%, kemudian pada Siklus I persentase rata-rata meningkat menjadi 76%, dan persentase rata-rata pada Siklus II mampu meningkat hingga 86%. Peningkatan dari Pra Siklus ke Siklus I sebesar 28%, dan peningkatan dari Siklus I ke Siklus II sebesar 10%.

3. penelitian yang dilakukan oleh Nova yang berjudul pengaruh permainan kartu angka terhadap perkembangan kognitif anak di kelompok B3 RA DEPAG 1 Palu Barat. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah (1) bagaiman perkembangan kognitif anak; (2) adakah kesulitan penggunaan media kartu

(13)

angka; (3) apakah ada pengaruh media kartu angka terhadap perkembangan kognitif anak. Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif anak; (2) untuk mengetahui kesulitan penggunaan media kartu angka; (3) untuk mengetahui adanya pengaruh media kartu angka. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik di kelompok B3 RA DEPAG 1 Palu Barat yang terdaftar pada tahun ajaran 2012/2013. Yang berjumlah 25 anak. Hasil penelitian di kelompok B3 RA DEPAG 1 Palu Barat menunjukkan dari 25 anak yang menjadi subjek penelitian pada perkembangan kognitif dalam membilang angka 10, mengurutkan angka 1-10, mengelompokkan angka 1-1-10, dan menghubungkan angka dengan gambar. Untuk minggu ke I perkembangan kognitif anak menunjukkan kategori BSB terdapat 2 anak (8%), kategori BSH terdapat 4,5 anak (18%), kategori MB terdapat 6,5 anak (26%), dan BB terdapat 12 anak (48%). Minggu ke II menunjukkan kategori BSB terdapat 3 anak (12%), kategori BSH terdapat 3 anak (23%), kategori MB terdapat 5,75 anak (23%), dan kategori BB terdapat 10,5 (42%). Minggu ke III menunjukkan kategori BSB terdapat 3,5 anak (14%), kategori BSH terdapat 6 anak (24%), kategori MB terdapat 5,75 anak (23%), dan kategori BB terdapat 9,75 anak (39%). Minggu ke IV menunjukkan kategori BSB terdapat 6,5 anak (26%), kategori BSH terdapat 6,25 (25%), kategori MB terdapat 7,25 anak (29%), dan kategori BB terdapat 5 anak (20%). Dan penelitian ini tidak terlepas dari kesulitan yang di hadapi ole guru yaitu masih ada anak yang belum mengenal konsep angka. Penelitian ini dapat disimpulakan melalui permainan kartu angka memberi peranan

(14)

terhadap perkembangan kognitif anak, ini terlihat pada hasil penelitian perkembangan kognitif anak setiap minggu.

G. Kerangka Pikir

Beberapa penjelasan terkait dengan landasan-landasan teori tentang kemampuan mengenal lambang bilangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa betapa pentingnya menggunakan media dalam suatu kegiatan pembelajaran terutama dalam mengenalkan lambang bilangan dan huruf. Maka dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah belajar melalui bermain. Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengenal lambang bilangan dan huruf makan dalam kegiatan dapat menggunakan media yaitu kartu angka dan kartu huruf. Permainan adalah berbagai kegiatan yang sebenarnya dirancang dengan maksud agar anak dapat meningkatkan beberapa kemampuan tertentu berdasarkan pengalaman belajar (Semiawan, 2008:19-20). Namun pada kenyataannya dari hasil observasi yang dilakukan masih banyak kegiatan yang hanya dilakukan secara monoton terutama dalam mengembangkan kemampuan kognitif yaitu dalam mengenalkan lambang bilangan dan huruf masih sayangat kurang media yang digunakan, terutama dalam mencocokkan bilangan dan huruf anak hanya menulis dipapan tulis, ketika anak diperintahkan untuk menunjukkan lambang huruf atau angka yang telah disebutkan anak masih sering keliru dan kebingungan. Menurut Inawati (2011:6) kemampuan mengenal lambang bilangan bagi individu merupakan suatu hal yang penting bagi proses bertahan hidup, karena sejak dini anak sudah mulai mengenal dan menggali berbagai dimensi matematis dari dunia

(15)

mereka, sedangkan Darjowidjojo (2003:300) mengungkapkan bahwa kemampuan mengenal huruf adalah tahap perkembangan anak dari belum tahu menjadi tahu tentang keterkaitan bentuk dan bunyi huruf, sehingga anak dapat mengetahui bentuk huruf dan bunyi, sehingga anak dapat mengetahui bentuk dan memaknainya. Sehingga dalam penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan dan huruf yaitu menggunakan permainan kartu angka dan kartu huruf. Diharapkan dalam penelitian ini yang menggunakan permainan kartu angka dan kartu huruf dapat berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak terutama dalam meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan dan huruf. Berikut skema kerangka pikir penelitian ini adalah:

H. Hipotesis

Dari kerangka pikir di atas, maka diharapkan hipotesis penelitian ini adalah “terdapat pengaruh permainan kartu angka dan kartu huruf terhadap kemampuan mengenal lambang bilangan dan huruf untuk anak usia 5-6 tahun di TK Istiqlal Rajabasa, Bandar Lampung.”

X

Permainan Kartu Angka dan Kartu Huruf

Y

Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan dan Huruf

Referensi

Dokumen terkait

2.1. Menunjukkan perilaku  ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti;  cermat; tekun; hati­hati;  bertanggung jawab; 

Based on the above analysis, this study provides empirical evidences that perception of ease has a positive effect on the attitude of using mobile bank- ing, perceived ease

Dari penjelasan berikut, dapat dikatakan bahwa algoritma A* cocok untuk topologi jaringan yang berfokus untuk mengirimkan satu paket tertentu atau dapat dikatakan yang berfokus

Permasalahan puzzle yang diberikan haruslah memiliki jawaban yang unik (one solution). Metodologi Penelitian 2.1.. Puzzle hitori adalah puzzle logika yang diterbitkan tahun 1990

Pada gambar 4.12 terlihat bahwa pengaruh kecepatan drying rate fungsi moisture content , dimana grafik ini merupakan perbandingan antara perubahan moisture content pada

Salah satu contohnya yaitu dengan adanya pengakuan halal dari pihak pemerintah, maka konsumen akan lebih percaya dengan apa yang kami sajikan dan Layak untuk di dirikan

Kelebihan pada siklus 1 yaitu poses pembelajaran telah berhasil menumbuhkan semangat siswa dan membuat setiap siswa aktif dalam proses pembelajaran baik saat

Adapun yang menjadi judul skripsi ini yaitu “Pengaruh Campuran Bahan Bakar Premium, Hidrogen dan Etanol 99% terhadap Performansi dan Emisi Gas Buang Mesin Genset Otto”..