• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Rumput Teki/Gulma Teki

Menurut Natural Resources Conservation Service United State of Departement Agriculture (2017), klasifikasi tanaman rumput teki adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Subkingdom : Tracheobionta Superdivision : Spermatophyta Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Subclass : Commelinidae Ordo : Cyperales Family : Cyperaceae Genus : Cyperus L

Spesies : Cyperus rotundus

Rumput teki termasuk ke dalam family Cyperaceae dan merupakan tanaman gulma tahunan (Lawal dan Oyedeji, 2009). Rumput teki pada umumnya tumbuh liar di Afrika Selatan, Korea, China, Jepang,Malaysia, Taiwan, Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Rumput teki banyak tumbuh di daerah pertanian yang tidak terlalu kering, kebun, ladang, dan pinggir jalan yang hidup sebagai gulma karena sulit untuk diberantas (Gunawan, 1998). Rumput teki tumbuh di dataran rendah dengan ketinggian 1000 m diatas permukaan laut (Gunawan, 1998). Rumput teki banyak ditemukan di tempat yang memiliki kelembaban 60 - 85% dan menerima curah hujan lebih dari 1000 mm per tahun. Suhu untuk pertumbuhan rumput teki adalah 250C dan pH tanah berkisar 4,0 – 7,5 (Lawal dan Oyedeji, 2009).

(2)

5 2.2 Alelokimia Daun Mangga

Prinsip utama alelopati adalah bahwa tumbuhan menghasilkan berjuta-juta senyawa kimia atau yang disebut alelokimia. Beberapa senyawa alelokimia mengubah fungsi fisiologis dan pertumbuhan dari spesies. Alelokimia yang umumnya ditemukan adalah asam sinamat dan asam benzoat, flavonoid dan berbagai terpene (Singh et al., 2003).Daun mangga telah diketahui memiliki senyawa anti bakteri, anti inflamasi, dan anti diabetes serta banyak senyawa-senyawa yang berkhasiat untuk dijadikan obat seperti mangiferin, galotanin, catechin, epi-catechin, epigalocatechin dan bensofenon (Barreto et al., 2008; Masibo dan He, 2008). Daun mangga juga telah diketahui memiliki senyawa dengan potensi alelopati terhadap beberapa tanaman seperti flavonoid, asam fenol, tanin, saponin dan steroid (Sahoo et al., 2010; El-Rokiek et al., 2011; Ashafa et al., 2012; Khan et al., 2013; Saleem et al., 2013).

2.3 Pengertian Gulma

Gulma adalah tumbuhan yang tumbuhnya salah tempat. Sebagai tumbuhan, gulma selalu berada disekitar tanaman yang dibudidayakan dan berasosiasi dengannya secara khas. Karena luasnya penyebaran, gulma mempunyai berbagai nama sesuai dengan asal daerah dan negaranya seperti Weed (Inggris), Unkraut (Jerman), Onkruit ( Belanda), dan Tzao ( Cina), serta banyak nama yang lainya (Moenandir, 1993). Definisi lain dari gulma ialah tumbuhan yang mudah tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang membedakan gulma dengan tanaman yang dibudidayakan. Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar sekali. Khususnya pada gulma perenial. Gulma perenial dapat menyebar dengan cara vegetatif. Luasnya penyebaran karena daun dapat dimodifikasikan, demikian pula pada bagian-bagian lain, inilah yang memungkinkan gulma unggul dalam persaingan dengan tanaman budidaya. Di samping itu, gulma juga dapat membentuk biji dalam jumlah banyak, ini pulalah yang memungkinkan gulma cepat berkembang biak, gulma juga ada yang memberikan bau serta rasa yang kurang sedap, bahkan dapat

(3)

6

mengeluarkan zat di sekitar tempat tumbuhnya yang dapat meracuni tumbuhan lain (peristiwa alelopati) (Moenandir, 1993).

2.4 Jenis-jenis Gulma

Berdasarkan morfologi gulma digolongkan atas :

2.4.1 Gulma Berdaun Sempit (golongan rumput-rumput)

Gulma berdaun sempit memiliki ciri khas sebagai berikut : daun menyerupai pita, batang tanaman beruas-ruas, tanaman tumbuh tegak atau menjalar dan memiliki pelepah/helaian daun. Jenis gulma berdaun sempit adalah sebagai berikut : - Axonopus compressus - Brachcharia mutica - Centorheca lappacea - Digitaria sitigera - Eragrostis tenella - Ischaemum indicium - Ottochloa nodosa - Sporolobus diander - Sporolobus indicus - Brachcharia miliformis - Brachcharia paspaloides - Digitaria ciliaris - Eluesine indica - Impreata cylindra - Leersia hexandra - Panicum maximum - Themeda arguens (Barus, 2003).

(4)

7 2.4.2 Gulma teki-tekian (sedges)

Gulma jenis teki-tekian mirip gulma berdaun sempit, namun memiliki batang berbentuk segitiga. Beberapa contoh jenis gulma teki-tekian sebagai berikut : - Cyperus aromaticus - Fimbristylis miliacea - Cyperus digitatus - Cyperus rotundus - Lipocarpha chinensis - Scirpus mucronatus - Scleria sumatrensi (Barus,2003).

2.4.3 Gulma berdaun lebar (Broad Leaves)

Pada umumnya, gulma berdaun lebar merupakan tumbuhan berkeping dua, meskipun ada juga yang berkeping satu. Gulma berdaun lebar mempunyai ciri-ciri bentuk daun melebar dan tanaman tumbuh tegak atau menjalar. Jenis gulma berdaun lebar adalah sebagai berikut :

- Arschynomene americana - Boreria leavicaulis - Euphorbia hirta - Mimosa pudicia - Sida acuta - Costus speciosus - Hyptis capitata - Ipomoea cairica - Centella Asiatica - Urena labota (Barus, 2003).

(5)

8 2.4.4 Gulma Pakis-pakisan

Gulma jenis pakis-pakisan (Fems) pada umumnya berkembang biak dengan spora dan berbatang atau menjalar. Adapun gulma jenis pakis-pakisan adalah sebagai berikut : - Dicranopteris linearis - Lygodium flexuosum - Nephrolepis biserrata - Phymatosorus scolopenderia - Stenochlaena palustria - Teanitis blechnoides

Dalam pengendalian gulma di perkebunan yang perlu dikendalikan dan diberantas adalah gulma yang merugikan baik dari segi fisik maupun ekonomis. Jenis gulma yang paling sering dikendalikan/diberantas di perkebunan yaitu :

- Alang-alang (Imperata cylindrical) - Mikania (Mikania micrantha) - Kucingan (Mimosa pudica) - Teki (Cyperus kylinga)

- Paitan (Amonova compreesus) - Gegenjeran (Paspalum compersonii) - Pakis kawat (Oleichewa limearis) - Kentangan (Barrezia laligolia) - Sambung rambat (Mikania cordata) (Barus, 2003).

(6)

9

2.4.5 Botani dan Morfologi Fimbristylis miliacea

Gambar 2.1 Gulma Teki (Fimbristylis miliacea)

Klasifikasi gulma teki (Fimbristylis miliacea) sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Ordo : Poales

Family : Cyperaceae

Genus : Fimbristylis

Spesies : Fimbristylis miliacea (Lee dan Ngim, 2000).

(7)

10

2.4.6 Metode Pengendalian Gulma Fimbristylis miliacea

Pengendalian gulma merupakan kegiatan perawatan dalam teknik budidaya pada tanaman kelapa sawit. Pengendalian gulma harus dilakukan secara terencana dan terorganisir agar tercipta pengendalian yang efektif dan efisien. Pengendalian gulma dilakukan dengan cara mengkombinasikan pengendalian secara kimia dan mekanik agar mendapatkan hasil yang efektif dan efisien. Pengendalian gulma di kebun kelapa sawit dilakukan pada daerah piringan, gawangan mati dan gawangan hidup ( Rianti et al., 2015).

Sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan pengendalian gulma di lahan budidaya, dapat digunakan bioherbisida berbahan aktif senyawa alelokimia yang dapat diaplikasikan dengan mudah, murah dan aman bagi lingkungan. Alelokimia merupakan kelompok senyawa metabolit sekunder yang berperan sebagai perantara pada interaksi alelopati, yaitu interaksi antar tumbuhan atau antara tumbuhan dengan mikroorganisme (Gniazdowska & Bogatek, 2005; Narwal & Sampietro, 2009).

Pengendalian gulma menggunakan bioherbisida. Bioherbisida adalah suatu jenis herbisida yang bahan aktifnya berasal dari makhluk hidup. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma yaitu tumbuhan mangga (Mangifera).

Daun mangga dapat dimanfaatkan sebagai pengendali gulma karena menghasilkan senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan gulma (Padmanaban dan Daniel, 2003). Dalam penelitian ini digunakan daun mangga jenis kweni yang merupakan bahan baku pembuatan bioherbisida berbahan aktif senyawa alelokimia. Dasar penggunaan daun kweni adalah ketersediaan serta kemudahan untuk mendapatkannya sehingga jika penelitian ini dapat memberi kontribusi terhadap pencegahan pertumbuhan gulma Fimbristylis miliacea maka untuk membuat aplikasi bioherbisida ekstrak air daun mangga kweni tidak menjadi masalah untuk ketersediaan bahan baku.

(8)

11

2.5 Tanaman Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff)

2.5.1 Klasifikasi Tanaman Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff)

Gambar 2.2 Daun Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff)

Menurut Pracaya (2004 dalam Meindari 2019), dalam tata nama sistematika (taksonomi) tumbuhan, tanaman mangga kweni diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Ordo : Sapindales Famili : Anacardiaceae Genus : Mangifera

(9)

12

Mangga kweni (Mangifera odorata Griff) merupakan salah satu anggota genus Mangifera yang memiliki aroma yang khas pada buah yang telah masak, sehingga mangga kweni dapat dibedakan dari jenis mangga lainnya berdasarkan bentuk dan aromanya (Pracaya, 1991). Menurut Kusumo et al., (1975) mangga kweni berbentuk lonjong dengan tangkai yang terletak di tengah pangkal buah. Pucuk buah runcing sedangkan pangkalnya bulat dan tidak berlekuk.

2.5.2 Alelokimia Daun Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff) Terhadap Gulma Lain

Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan analisa kandungan fenol pada daun mangga kweni didapatkan kandungan fenol sebesar 74% . Penelitian tersebut menggunakan ekstrak daun mangga kweni sebagai bioherbisida alami dalam menghambat pertumbuhan bayam duri, namun pemberian ekstrak daun mangga kweni tidak memberikan pengaruh negatif terhadap perkecambahan kecang tanah dan kacang hijau serta tidak menghambat pertumbuhan tanaman kedelai. Ekstrak daun mangga kweni menunjukkan kecenderungan penghambatan yang sama seiring dengan tingkat konsentrasi yang diaplikasikan. Efek penghambatan terbaik adalah aplikasi ekstrak daun mangga 1000 sampai 1500 ppm (Syahri et al., 2017).

Menurut penelitian Suzuki et al., (2016) dalam Prasetya 2018 bahwa daun mangga memiliki senyawa kimia khusus yang bersifat alelopati yaitu metil gallate. Metil gallate memiliki aktivitas efek penghambatan pada daun mangga. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh Aiyela agbe and Osamu diamen (2009) menunjukkan bahwa daun mangga dari Nigeria memiliki senyawa seperti saponin, steroid, tanin, dan flavonoid. Daun mangga juga mengandung fenol seperti ferulic, asam cumaric, benzoat, chlorogenic, caffeic, gallic, hidroksi benzoat dan sinamat (El-Rokiek et al., 2010 dalam Prasetya 2018).

Gambar

Gambar 2.1 Gulma Teki (Fimbristylis miliacea)
Gambar 2.2 Daun Mangga Kweni (Mangifera odorata Griff)

Referensi

Dokumen terkait

Saran: Perlu dilakukan pemilihan fase gerak dan fase diam yang sesuai agar dapat memisahkan senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri dengan baik pada fraksi etanol-air

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui apakah kemampuan koneksi matematis siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan kontekstual lebih tinggi dari pada

[r]

penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian “Pengaruh Independensi, Gaya Kepemimpinan, Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Gender dan Pemahaman Good

[r]

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari seluruh data, yaitu 317 data, terhadap naskah pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia tahun 2006 terdapat 2 data atau 0,63 %

Imam (2008) menyebutkan bahwa terapi bermain media bagi anak yang dapat digunakan untuk mengekspresikan perasaan, relaksasi dan distraksi perasaan yang tidak nyaman,

adalah dari keluarga sendiri. Berdasarkan pengamatan peneliti,.. hal lain yang mendasari rendahnya jumlah kehadiran dalam beberapa pelatihan ialah karena rendahnya