• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN INTEGRASI NASIONAL DI SUSUN OLEH : PUTRI NARMALA DEWI KELAS : XI AKUNTANSI 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN INTEGRASI NASIONAL DI SUSUN OLEH : PUTRI NARMALA DEWI KELAS : XI AKUNTANSI 2"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“INTEGRASI NASIONAL”

DI SUSUN OLEH :

PUTRI NARMALA DEWI

KELAS : XI AKUNTANSI 2

SMKN 1 KANDIS

TP 2015/2016

(2)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah Integrasi Nasional dengan baik dan lancar .

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Pendidikan Kewarganegaraan serta membantu mengembangkan kemampuan pemahaman pembaca terhadap Integrasi Nasional. Pemahaman tersebut dapat dipahami melalui pendahuluan , pembahasan masalah , serta penarikan garis kesimpulan dalam makalah ini .

Makalah Integritas Nasional ini disajikan dalam konsep dan bahasa yang sederhana sehingga dapat membantu pembaca dalam memahami makalah ini . Dengan makalah ini , diharapkan pembaca dapat memahami mengenai hak dan kewajiban sebagai anggota warga negara .

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk berkarya menyusun makalah Integrasi Nasional

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca . Saran dan kritik sangat penulis harapkan dari seluruh pihak dalam proses membangun mutu makalah ini .

KANDIS, 15 februari 2016

PUTRI NARMALA DEWI DAFTAR ISI

(3)

KATA PENGANTAR ………..………. 1 DAFTAR ISI ………. 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ………....……. 3 1.2 Rumusan Masalah ………..……….……. 3 1.3 Tujuan Penulisan ……….……….……. 4 1.4 Manfaat Penulisan………. 5 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Integrasi Nasional………. 6

2.2 Macam-Macam Integritas Nasional………. 6

2.3 Faktor-Faktor Integrasi Nasional ………. 6

2.4 Hambatan,Tantangn,Ancaman Dan Gangguan Integrasi Nasional……… 7

2.5 Cara Meningkatkan Integrasi Nasional ………..……. . 15

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan ………. 16 3.2 Saran ………..………. 16 DAFTAR PUSTAKA ………..………. 13

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar belakang

(4)

Dewasa ini, pengetahuan kita mengenai kebudayaan Indonesia sangatlah kurang, anak muda zaman sekarang lebih megetahui tentang moderanisasi ketimbang tradisional. Pengaruh kebudayaan luar menyebabkan kurangnya pengetahuan kita mengenai proses kebudayaan tentang ada di Indonesia. Kurangnya pengetahuan akan hak dan kewajiban kita sebagai warga Negara menimbulkan hilangnya rasa persatuan kita baik terhadap sesama maupun Negara. Masing-masing Individu lebih

mementingkan kepentingannya sendiri, tanpa ada rasa peduli terhadap sesamanya. Sebagai warga Negara Indonesia yang baik, haruslah memiliki rasa Integrasi nasional. Yaitu suatu sikaf kepedulian terhadap sesama serta memiliki rasa persatuan yang tinggi, baik terhadap Bangsa Negara, Agama serta Keluarga.

Dalam makalah ini, kami ingin menjelaskan tantang makna Integrasi Nasional, serta penyebab terjadinya integrasi nasional dan upaya yang harus dilakukan dalam integrasi nasional.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah ada, maka rumusan permasalahatan yang terkait dengan Integrasi Nasional diantaranya :

1. Definisi Integrasi Nasional menurut bahasa?

2. Jelaskan gambaran realitas Indonesia yang plural dan multikultural?

3. Faktor apa saja yang dapat mengancam Integrasi?

4. Upaya apa yang harus dilakukan dalam membangun integrasi?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui tentang proses yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Serta ingin memperluas ilmu pengetahuan sosial. D. Manfaat Penulisan

Manfaat penulisan makalah ini diantaranya :

1. Memperluas cakrawala berfikir kita mengenai masalah-masalah yang ada di

Indonesia.

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Integrasi Nasional

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan

keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk

kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

(6)

Makna integrasi nasional integrasi nasional berasal dari kata integrasi yang artinya menyatu dan nasional yang berarti kebangsaan integrasi nasional berarti penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat- masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

2.2 macam-macam integrasi a. Integrasi kebudayaan

b. Integrasi sosial adalah proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling

berbeda dalam kehidupan sosial sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi bagi masyarakat

c. Integrasi nasional Proses penyesuaian di antara unsur- unsur yang saling berbeda

dalam kehidupan di masyarakat secara nasional sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang serasi fungsinya bagi masyarakat tersebut

2.3 Faktor-Faktor Integrasi Nasional

1. Faktor-faktor pendorong integrasi nasional sebagai berikut: a. Faktor sejarah yang menimbulkan rasa senasib dan seperjuangan.

b. Keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa Indonesia sebagaimana dinyatakan dalam Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober 1928.

c. Rasa cinta tanah air di kalangan bangsa Indonesia, sebagaimana dibuktikan perjuangan merebut, menegakkan, dan mengisi kemerdekaan.

d. Rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara, sebagaimana dibuktikan oleh banyak pahlawan bangsa yang gugur di medan perjuangan

e. Kesepakatan atau konsensus nasional dalam perwujudan Proklamasi Kemerdekaan, Pancasila dan UUD 1945, bendera Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya, bahasa kesatuan bahasa Indonesia.

2. Faktor-faktor penghambat integrasi nasional sebagai berikut:

a. Masyarakat Indonesia yang heterogen (beraneka ragam) dalam faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya, bahasa daerah, agama yang dianut, ras dan sebagainya.

(7)

b. Wilayah negara yang begitu luas, terdiri atas ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.

c. Besarnya kemungkinan ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan yang

merongrong keutuhan, kesatuan dan persatuan bangsa, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

d. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan dan hasil-hasil pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di masalah SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar-golongan), gerakan separatisme dan

kedaerahan, demonstrasi dan unjuk rasa.

e. Adanya paham “etnosentrisme” di antara beberapa suku bangsa yang

menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain.

2.4

Hambatan , Tantangan , Ancaman , dan Gangguan Integrasi Nasional

A. Hambatan Integrasi Nasional

Hambatan merupakan usaha yang berasal dari dalam diri sendiri yang bersifat atau bertujuan untuk melemahkan ataau menghalangi secara konsepsional keinginan atau kemajuan yang ingin dicapai.

Ada beberapa Faktor yang menjadi Penghambat Integrasi Nasional di Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Masyarakat Indonesia yang sangat beraneka ragam (heterogen) dalm faktor-faktor kesukubangsaan dengan masing-masing kebudayaan daerahnya,bahasa daerah,agama yang dianut ras,dan sebagainya.

2. Wilayah yang begitu luas,terdiri dari ribuan kepulauan yang dikelilingi oleh lautan luas.

3. Besarnya ancaman,tantangan,halangan dan gangguan yang menrongrong

keutuhan,kesatuan dan persatuan bangsa,baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri.

4. Masih besarnya ketimpangan dan ketidakmerataan pembangunan menimbulkan berbagai rasa tidak puas dan keputusasaan di kalangan masyarakat.dampaknya akan timbul dalam berbagai gejalah seperti SARA,gerakan separatisme dan

kedaerahan,atau demontrasi dan unjuk rasa.

5. Adanya paham "etnosentrisme" di antara beberapa suku bangsa yang menonjolkan kelebihan-kelebihan budayanya dan sebaliknya menganggap rendah budaya suku bangsa yang lainnya.

(8)

6. Lemahnya nila-nilai budaya bangsa akibat kuatnya pengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa,baik melewati kontak langsung maupun tak langsung.Kontak langsung antara lain melalui unsur-unsur pariwisata,sedangkan kontak tak langsung antara lain melalui media cetak (majalah dan tabloid) atau media elektronika (televisi,tape recorder,film,radio).hal itu akan berdampak adanya westernisasi atau gaya hidup kebarat-baratan,pergaulan bebas,penyalahgunaan narkotika dan lain sebagainya.

B. Ancaman dan Tantangan Integrasi Nasional

PENGERTIAN ANCAMAN

Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah negara, dan keselamatan segenap bangsa.

Ancaman dibedakan menjadi ancaman militer dan ancaman nonmiliter 1. Ancaman militer =>ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata serta

terorganisir dan sangat berbahaya. a. Bentuk ancaman militer :

1. perang saudara 2. agresi wilayah

3.sabotase untuk merusak instalasi militer 4. pemberontakan militer

5. pelanggaran wilayah oleh negara lain

2. Ancaman nonmiliter => ancaman yang tidak bersenjata tetapi jika dibiarkan itu

akan membahayakan bangsa.

a. Bentuk ancaman nonmiliter : 1. penyalahgunaan narkoba

2. korupsi, kolusi, nepotisme (KKN) 3. perusakan lingkungan

4. kemiskinan 5. kebodohan

6. lunturnya kesatuan dan persatuan bangsa

3. Selain itu ancaman juga dibedakan menjadi ancaman yang berasal dari dalam negeri

(9)

a. Ancaman dari dalam negeri berupa :

1. kerusuhan

2. pemaksaan kehendak

3. pemberontakan bersenjata

4. keinginan untuk mengubah ideologi 2. Ancaman dari luar negeri berupa : 1. penguasaan wilayah indonesia

2. pencurian kelayaan alam

3. penyelundupan barang

4. masuknya pesawat asing ke wilayah indonesia

Bangsa Indonesia sebetulnya dapat belajar dari pengalaman negara-negara lain dan dari negara kita sendiri tentang akibat menguatnya primordialisme, sehingga

keberadaan dan penguatan lembaga-lembaga integrative seperti sistem pendidikan nasional, birokrasi sipil dan militer, partai-partai politik (ideology nasionalisme yang dapat menjembatani perbedaan etnik yang tajam, Sedangkan partai etnik tidak berhasil) harus tetap dilaksanakan dengan mengngat bahwa hal ini adalah sebagai konsekuensi dari masyarakat kita yang majemuk.

Perlunya lembaga-lembaga pemersatu melalui state building dilandasi oleh pemikiran seorang ilmuwan Benedict Anderson, yang menganggap nasionalisme sebagai ideologi yang membentuk suatu masyarakat imajiner (imagined communities). Dalam

masyarakat imajiner menjadi masyarakat riil juga membuktikan kebenaran teori Geertz tentang perlunya lembaga-lembaga pemersatu, sehingga ketika pencetus ideology nasionalisme para founding father sudah meninggal, negara bangsa masih tetap bertahan dan tidak terjadi disintegrasi. Uraian secara singkat tentang lembaga pemersatu yang dimaksud tersebut adalah sebagai berikut :

1. Birokrasi sipil dan militer

Lembaga integrative yang paling dominant dan paling penting yang mutlak diperlukan adalah kekuatan militer (TNI), yang jika diperlukan dapat memakai penguasaan dan monopolinya atas alat-alat kekerasan (alat peralatan perang – alat utama sistem persenjataan) untuk mempertahankan dan bahkan untuk membangun negara bangsa. Dalam kerangka pemikiran tradisional bahkan gejala universal kaum

(10)

militer di dunia, peranan militer sebagai benteng terakhir (mean of the last resort) mempertahankan kebutuhan negara bangsa. Hal ini dapat dilihat sikap keras dari militer terhadap gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan (primodialisme), sebagai contoh kudeta militer di Pakistan di bawah Jenderal Musharaf, kepulauan Fiji, Rusia di bwah Presiden Vladimir Putin menghadapi separatis Chechnya, dan Srilanka menghadapi gerilyawan etnik Tamil serta TNI dan Polri menghadapi gerakan-gerakan separatis maupun kedaerahan di Indonesia mulai dari RMS tahun 1950, sampai masalah GAM di Aceh dan Papua Merdeka di Papua.

Dalam suasana demokratisasi, pengunaan kekuatan militer terhadap gerakan separatis dapat menimbulkan ambivalensi karena pada proses demokrasi, kegiatan separatisme yang dilakukan tanpa kekerasan adalah sesuatu yang legal. Contoh nyata adalah kasus Quebec di Kanada yang sudah dua kali melakukan referendum untuk memisahkan diri tetapi tidak berhasil. Referendum yang berhasil terjadi di Indonesia, yakni jajak pendapat di Timor Timur tahun 1999 yang dimenangkan oleh kelompok pro kemerdekaan. Jajak pendapat di Timor Tiimur sebetulnya bukan yang pertama kali untuk Indonesia, karena kita pernah menyelenggarakan Act of free choice (penentuan pendapat rakyat – perpera) di Irian jaya tahun 1969 bersama PBB, yang berhasil mendapat dukungan untuk bersatu dengan Indonesia. Contoh Jajak pendapat serupa terjadi di Sabah dan Serawak tahun 1963 yang setuju bergabung dengan semenanjung Malaya untuk membentuk negara Malaysia.

Selain birokrasi militer, proses state building juga mencakup birokrasi sipil yang mempunyai tugas utama menarik pajak dan menyediakan bahan Pokok

khususnya bahan Makanan (aparatur pajak sebagai bentuk yang paling tradisional dari demokrasi). Penyediaan bahan Makanan harus tersedia dengan cukup untuk mencegah terjadinya “huruhara kelaparan pangan” atau food riots, yang dalam sejarah dapat di contohkan dengan revolusi Prancis tahun 1789 dan revolusi Rusia tahun 1917. Indonesia juga pernah mengalami food riots yang menyebabkan

runtuhnya pemerintahan orde baru tahun 1998 akibat krisis moneter Sejak tahun 1997. Krisis pangan dan moneter juga meruntuhkan pemerintahan di Muangthai dan Korea Selatan, Sedangkan yang selamat hanya Malaysia di bawah PM Mahathir Mohammad.

Birokrasi militer dan sipil di Indonesia sudah berkembang pesat dan mengalami kemajuan baik dari segi jumlah, kualitas, jenjang pangkat maupun penempatan jabatan eselon Pimpinan serta sumber etnik rekrutmen. Dari segi etnik, baik TNI maupun Polri dan PNS baik Pusat maupun daerah sudah meliputi semua etnik group yang ada, sehingga melambangkan Bhineka Tunggal Ika.

(11)

Lembaga partai politik di Indonesia merupakan perwujudan dari ideology

nasionalisme yang paling berhasil. Ideologi nasionalisme yang dibawakan oleh Partai Politik di Indonesia cukup berhasil, partai politik yang berideologi nasionalisme dapat menjembatani perbedaan etnik yang tajam, ini dapat dibuktikan oleh sejarah bahwa partai politik yang berazaskan etnik boleh dikatakan kurang berhasil bahkan gagal total. sebagai contoh pada Pemilu 1999 Partai Tionghoa Indonesia gagal dibandingkan partai Bhineka Tunggal Ika yang keduanya berorientasi etnik

Tionghoa, dimana partai Bhineka Tunggal Ika yang majemuk berhasil memperoleh satu kursi di DPR. Sedangkan pada Pemilu tahun 1955 yang agak berhasil hanya Partai Persatuan Dayak di Kalimantan Barat Sedangkan Partai etnik lainnya di Jawa Barat gagal memperoleh kursi di DPRD maupun DPR.

Dalam sejarahnya Partai Politik merupakan alat mobilisasi vertical yang lebih cepat dibandingkan dengan birokrasi nasional baik birokrasi sipil maupun militer. Dengan sistem Pemilu di Indonesia sekarang merupakan gabungan dari sistem distrik dan sistem proposional, sehingga perwakilan daerah dan etnik terwakili. Maka partai politik mampu menjadi alat integrasi bangsa untuk menekan perlawanan etnik yang minoritas. Kita juga dapat memetik pelajaran dan pengalaman kisah sukses PAP di Singapura menunjukkan keberhasilan kebijakan rekrutmen dari Lee Kuan Yew dalam mengakomodir ketiga etnik yang ada di luar etnik mayoritas Tionghoa yakni etnik Melayu, India dan Indo (Eurasian). Bagaimana dengan Pemilu 2009 nanti ?

3. Sistem Pendidikan Nasional

Sistem pendidikan nasional menjadi alat integrasi nasional terutama karena sifatnya yang menciptakan elite nasional yang kohesif. Pendidikan nasional mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, menjadi alat pemersatu baik melalui kurikulum

nasiional, bahasa pengantar maupun sistem rekrutmen siswa, mahasiswa maupun tenaga pengajar yang bersifat nasional. Dalam suasana otonomi daerah sekarang ini diusahakan adanya ujian lokal tetapi yang berstandar nasional, demikian juga

walaupun ada ide untuk menambah muatan kurikulum lokal/kedaerahan, namun tetap kurikulum inti mengajarkan ilmu sosial dan humaniora yang bersifat integratif dan nasional.

Sifat integratif lainnya adalah pemakaian bahasa pengantar yakni bahasa Indonesia sebaga bahasa nasional disamping penggunaan bahasa lokal/daerah yang

(12)

diberlakukan untuk pendidikan tingkat SD/SLTP. Cara ini akan memudahkan integrasi ke dalam sistem nasional dan sosialisasi yang sama untuk seluruh warga negara.

Sedangkan alat integrasi yang lain adalah rekrutmen siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar yang bersifat nasional dan multi etnik, sehingga terjadi proses komunikasi, sosialisasi, asimilasi dan kulturasi dari berbagai etnik di kalangan siswa, mahasiswa dan tenaga pengajar. Adanya perguruan tinggi pada tahun 1920 di Jakarta dan di berbagai kota besar maupun di setiap ibukota propinsi dan dianggap sebagai embrio terbentuknya komunitas nasional yang bersifat multi etnik, berbicara dengan

bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar dan berkeinginan terbentuknya negara Indonesia.

4. Kemajuan Komunikasi dan Transportasi.

Peranan media masa nasional seperti koran, majalah, TVRI, RRI cukup penting di Indonesia sebagai alat integrasi nasional. Banyak koran maupun media masa lainnya yang terbit di Jakarta tetapi penyebarannya menjangkau sampai ke seluruh

kabupaten-kabupaten, begitu juga koran lokal yang mampu menembus pasar ke daerah lainnya. Alat komunikasi lainnya adalah telepon, yang mengalami

perkembangan pesat sejak pemerintahan orde baru sampai sekarang, seiring dengan modernisasi telekomunikasi yang dipelopori oleh Telkom dan Indosat. Sifat

integratif dari telepon ini dibuktikan dengan banyaknya percakapan interlokal antar kota yang mencakup rata-rata 30 % dari biaya langganan telepon perbulan.

Perkembangan yang cepat dalam bidang transportasi mengakibatkan terjadinya mobilitas geografis penduduk dapat lebih cepat, aman, nyaman, dan murah. Bentuk mobilitas penduduk dapat transmigrasi, migrasi maupun turisme baik antar daerah, nasional, regional bahkan global. Meningkatnya kegiatan mobilitas penduduk dan turisme nasional maupun lokal membawa dampak memperkuat rasa kesatuan dan kebangsaan.

C. Gangguan Integrasi Nasional 1. Geografi.

o Letak Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau dan kepulauan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Daerah yang berpotensi untuk memisahkan diri adalah daerah yang paling jauh dari ibu kota, atau daerah yang besar pengaruhnya dari negara tetangga atau daerah perbatasan, daerah yang mempunyai pengaruh global yang

(13)

besar, seperti daerah wisata, atau daerah yang memiliki kakayaan alam yang berlimpah.

2. Demografi.

o Pengaruh (perlakuan) pemerintah pusat dan pemerataan atau penyebaran penduduk yang tidak merata merupakan faktor dari terjadinya disintegrasi bangsa, selain masih rendahnya tingkat pendidikan dan kemampuan SDM.

3. Kekayaan Alam.

o Kekayaan alam Indonesia yang sangat beragam dan berlimpah dan penyebarannya yang tidak merata dapat menyebabkan kemungkinan terjadinya disintegrasi bangsa, karena hal ini meliputi hal-hal seperti pengelolaan, pembagian hasil, pembinaan apabila terjadi kerusakan akibat dari pengelolaan.

4. Ideologi.

o Akhir-akhir ini agama sering dijadikan pokok masalah didalam terjadinya konflik di negara ini, hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman terhadap agama yang dianut dan agama lain. Apabila kondisi ini tidak ditangani dengan bijaksana pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemungkinan disintegrasi bangsa, oleh sebab itu perlu adanya penanganan khusus dari para tokoh agama mengenai

pendalaman masalah agama dan komunikasi antar pimpinan umat beragama secara berkesinambungan.

5. Politik.

o Masalah politik merupakan aspek yang paling mudah untuk menyulut berbagai ketidak nyamanan atau ketidak tenangan dalam bermasyarakat dan sering mengakibatkan konflik antar masyarakat yang berbeda faham apabila tidak ditangani dengan bijaksana akan menyebabkan konflik sosial di dalam masyarakat. Selain itu ketidak sesuaian kebijakan-kebijakan pemerintah pusat yang diberlakukan pada pemerintah daerah juga sering menimbulkan perbedaan kepentingan yang akhirnya timbul konflik sosial karena dirasa ada ketidak adilan didalam pengelolaan dan pembagian hasil atau hal-hal lain seperti perasaan pemerintah daerah yang sudah mampu mandiri dan tidak lagi membutuhkan bantuan dari pemerintah pusat, konflik antar partai, kabinet koalisi yang melemahkan ketahanan nasional dan kondisi yang tidak pasti dan tidak adil akibat ketidak pastian hukum.

6. Ekonomi.

o Krisis ekonomi yang berkepanjangan semakin menyebabkan sebagian besar penduduk hidup dalam taraf kemiskinan. Kesenjangan sosial masyarakat Indonesia yang

semakin lebar antara masyarakat kaya dengan masyarakat miskin dan adanya indikasi untuk mendapatkan kekayaan dengan tidak wajar yaitu melalui KKN.

(14)

7. Sosial Budaya.

o Pluralitas kondisi sosial budaya bangsa Indonesia merupakan sumber konflik apabila tidak ditangani dengan bijaksana. Tata nilai yang berlaku di daerah yang satu tidak selalu sama dengan daerah yang lain. Konflik tata nilai yang sering terjadi saat ini yakni konflik antara kelompok yang keras dan lebih modern dengan kelompok yang relatif terbelakang.

8. Pertahanan Keamanan.

o Kemungkinan disintegrasi bangsa dilihat dari aspek pertahanan keamanan dapat terjadi dari seluruh permasalahan aspek asta gatra itu sendiri. Dilain pihak turunnya wibawa TNI dan Polri akibat kesalahan dimasa lalu dimana TNI dan Polri digunakan oleh penguasa sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya bukan sebagai alat pertahanan dan keamanan negara.

2.5 CARA MENINGKATKAN INTEGRASI NASIONAL

a) Membangun dan menghidupkan komitmen, kesadaran, dan kehendak untuk bersatu

b) Membangun kelembagaan di masyarakat yang berakarkan pada nilai dan norma yang

menyuburkan persatuan dan kesatuan

c) penyatuan berbagai kelompok sosial budaya dalam satu kesatuan wilayah dan dalam

suatu identitas nasional

d) mengembangkan perilaku integrasi di indonesia dengan upaya bekerja sama dalam

organisasi dan berperilaku sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian tujuan organisasi e) meningkatkan integrasi nilai indonesia ada dalam pancasila dan UUD 1945 sebagai sistem

Semboyan bhinneka tunggal ika dalam membangun integrasi nasional Dalam pancasila, Bhinneka Tunggal Ika dituangkan dalam sila ketiga, yakni “persatuan indonesia” yang merupakan landasan hukum dalam hal integrasi bangsa dan negara, serta sebagai motivasi perbuatan baik di kehidupan masyarakat. Semangat Bhinneka Tunggal Ika sangat diperlukan untuk memperkukuh persatuan indonesia merupakan syarat terpenting untuk menjadi indonesia negara yang kaya akan potensi dan

Meningkatkan semangat bhinneka tunggal ika

1. Implementasi prinsip bhinneka tunggal ika dalam kehidupan sehari-hari sebagai

berikut:

2. mengakomodasi sifat pluralistik

3. tidak mencari menangnya sendiri

4. membudayakan musyawarah untuk mencapai mufakat

(15)

6. senantiasa toleran terhadap setiap perbedaan

7. Mengembangkan semangat kekeluargaan kebiasaan sederhana yang perlu kita

lakukan setiap hari untuk mengembangkan semangat kekeluargaan adalah membudayakan bertegur sapa dengan teman, tetangga, atau yang lainnya.

BAB III

PENUTUP 3.1 KESIMPULAN

integrasi nasional berasal dari kata integrasi yang artinya menyatu dan

nasional yang berarti kebangsaan integrasi nasional berarti penyatuan bagian-bagian yang berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh, atau memadukan masyarakat- masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu bangsa.

(16)

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan

keselarasan secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk

kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.

3.2 SARAN

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/ integritas

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan penelitian yang dilakukan sekarang dibandingkan dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini menguji kompetensi yang harus dikuasai dalam melaksanakan

Siswa harus menganalis dan mendefinisikan masalah/merumuskan masalah menyusun hipotesa, mengembangkan hipotesis, mengumpulkan dan menganalisis informasi/cari informasi,

Seluruh data atau informasi yang telah terkumpul kemudian diolah atau dianalisis dan disusun untuk mendapatkan hasil akhir yang dapat memberikan solusi mengenai

Tujuan lain dari tunjangan yang diberikan pemerintah ini adalah tidak lain untuk memberikan dukungan kepada wanita –wanita muda agar melahirkan bayi-bayi sehat

Hasil pengukuran logam yang dilakukan sensor eddy current menghasilkan data hubungan antara tegangan (Uo) dan frekuensi (f) yang selanjutnya diolah menggunakan Sigma

Keragaan diseminasi yang baru dan lanjutan relatif sama yaitu termasuk dalam kategori nilai cukup dengan kisaran nilai rata-rata 285,2 ± 292,9, (c) Untuk meningkatkan

Dari berbagai masalah yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat adalah ketidak mampuan membaca huruf Arab tanpa mengunakan harakat yang biasa kita sebut kitab kuning atau