• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS! 1. Bagaimana cara mempelajari kejiwaan seseorang?

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS! 1. Bagaimana cara mempelajari kejiwaan seseorang?"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS!

1. Bagaimana cara mempelajari kejiwaan seseorang?

Kesehatan jiwa merupakan kondisi dimana seseorang memungkinkan untuk perkembangan fisik, emosi yang optimal. Perkembangan tersebut selaras dengan keadaan dari seseorang tersebut. Orang yang sehat jiwanya biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut

a. Merasa senang terhadap dirinya serta mampu menghadapi situasi, mampu mengatasi kekecewaan dalam hidup, memiliki harga diri yang wajar, menilai dirinya secara realistis. Yang dimaksud realistis disini yaitu sesuai dengan kenyataan yang ada pada dirinya, tidak melebih-lebihkan dan tidak pula merendahkan dirinya sendiri. Jika seseorang menganggap dirinya lebih istimewa dan semua orang membutuhkannya maka bisa jadi seseorang mengalami gangguan kejiwaan.

b. Merasa nyaman berhubungan dengan orang lain serta mampu mencintai orang lain, mempunyai hubungan pribadi yang tetap, dapat menghargai pendapat orang lain yang berbeda merasa bagian dari suatu kelompok.

c. Mampu memenuhi tuntunan hidup serta menetapkan tujuan hidup yang realistis, mampu mengambil keputusan, mampu menerima tanggungjawab, mampu merancang masa depan, puas dengan pekerjaannya, dan dapat menerima ide dan pengalaman baru.

Apabila seseorang mengalami perubahan maka akan terjadi reaksi baik secara jasmani maupun kejiwaan yang disebut dengan stress. Sebagai contoh misalnya para karyawan atau manajer merasakan stress apabila ada pekerjaan yang menumpuk atau jika ada kesulitan dalam hubungan kerja. Reaksi seseorang terhadap stress tersebut dapat berupa positif maupun berupa negatif. Reaksi yang bersifat negatif biasanya akan menimbulkan atau terjadi keluhan-keluhan dan gangguan pada orang tersebut. Sedangkan reaksi bersifat positif, jika menimbulkan dampak yang bisa membuat orang tersebut menjadi termotivasi dan berusaha untuk menghilangkan stress tersebut. Stress yang bersifat negatif bisa terjadi apabila stress terlalu berat atau berlangsung cukup lama.

untuk menilai individu mengalami gangguan jiwa atau tidak maka lakukan observasi terlebih dahulu terhadap keadaan pasien setelah dilakukan observasi lanjutkan ke pengkajian fisiknya apakah klien mengalami gangguan

(2)

jiwa disertai dengan gangguan fisik atau tidak. Berikut adalah beberapa penyimpangan individu dari ciri-ciri sehat jiwa.

a. Perilaku

Individu yang mengalami gangguan jiwa biasanya menunjukkan perilaku yang aneh seperti berjalan mondar-mandir, tertawa sendiri, berbicara sendiri, marah berlebihan dengan masalah yang sepeleh, menangis secara tiba-tiba, pergi tanpa tau tujuan yang jelas. Individu yang mengalami gangguan jiwa biasanya juga tidak mau melakukan kegiatan apapun, jika diminta beraktivitas individu tersebut bisa marah.

b. Emosi

Biasanya individu yang mengalami gangguan jiwa memiliki emosi atau perasaan yang mudah berubah-ubah. Perasaan tersebut bisa kita lihat melalui wajahnya, bisa menunjukkan tanpa ekspresi dan bisa juga menunjukkan kesedihan maupun rasa takut.

c. Penampilan

Individu yang mengalami gangguan jiwa akan menunjukkan kebersihan dari dirinya. Mereka menganggap penampilan dan kebersihan diri itu tidaklah penting. Sering kita melihat di jalanan orang yang mengalami gangguan jiwa tidak berpakaian dan mereka berkeliaran kemana-mana d. Interaksi

Jika kriteria sehat jiwa mampu berinteraksi dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan maka berbeda dengan individu yang mengalami gangguan jiwa. Mereka biasanya lebih suka menyendiri mengurung diri di kamar dan enggan berinteraksi dengan orang lain. Selain itu individu yang mengalami gangguan jiwa suka melamun

e. Ingatan

Normalnya individu masih bisa berorientasi dengan ingatannya, bisa melakukan hal-hal yang sederhana seperti mengingat teman, saudara, anak, istri, dan hal-hal yang sehari-hari bisa dia lakukan seperti pekerjannya. Namun tidak dengan individu yang mengalami gangguan jiwa, seringkali mereka menganggap bahwa orang-orang yang ada disekitarnya adalah orang baru dan asing baginya, bisa jadi individu tersebut juga tidak mengingat nama-nama orang tersebut.

(3)

Selain itu cara menilai kejiwaan seseorang juga bisa menggunakan diagnosis multiaksial yang terbagi menjadi 5 aksis yaitu

a. Aksis I, meliputi gangguan klinis dan kondisi lain yang menjadi fokus perhatian klinis

b. Aksis II, meliputi gangguan kepribadian dan retardasi mental c. Aksis III, meliputi kondisi medik secara umum

d. Aksis IV, meliputi masalah psikososial dan lingkungan

e. Aksis V, meliputi penilaian fungsi secara global (menyeluruh) dalam fungsi psikologis, sosial, dan okupasional. Aksis ini merupakan skala pengkajian fungsiglobal yang merupakan pengukuran fungsi umum saat ini.

2.

Sebutkan manifestasi Jiwa!

Manifestasi jiwa antara lain tampak pada kesadaran, afek, emosi, psikomotor, proses berpikir, persepsi, dan sifat kepribadian. Kesadaran dalam hal ini lebih bersifat kualitatif, diukur dengan memperhatikan perbedaan stimulus (stressor) dan respons (perilaku yang ditampilkan), serta tidak diukur dengan Glasgow Coma Scale (GCS).

Manusia bereaksi secara keseluruhan somato-psiko-sosial. Dalam mencari penyebab gangguan jiwa, unsur ini harus diperhatikan. Gejala gangguan jiwa yang menonjol adalah unsur psikisnya, tetapi yang sakit dan menderita tetap sebagai manusia seutuhnya (Maramis, 2010)

3. Jelaskan Kriteria Sehat Jiwa!

Pada tahun 2008, WHO menjelaskan beberapa kriteria orang yang sehat jiwanya adalah orang yang dapat melakukan hal berikut.

a. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan itu buruk

b. Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dan kecemasan c. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuangan hidupnya d. Merasa lebih puas untuk memberi daripada menerima

e. Berhubungan dengan orang lain secara tolong menolong dan saling memuaskan

(4)

g. Menerima kekecewaan untuk digunakan sebagai pelajaran di kemudian hari

h. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan konstruktif

4.

Faktor apa yang menyebabkan gangguan Jiwa?

a. Faktor somatik (somatogenik), yakni akibat gangguan pada neuroanatomi, neurofisiologi, dan neurokimia, termasuk tingkat kematangan dan perkembangan organik, serta faktor pranatal dan perinatal.

b. Faktor psikologik (psikogenik), yang terkait dengan interaksi ibu dan anak, peranan ayah, persaingan antarsaudara kandung, hubungan dalam keluarga, pekerjaan, permintaan masyarakat. Selain itu, faktor intelegensi, tingkat perkembangan emosi, konsep diri, dan pola adaptasi juga akan memengaruhi kemampuan untuk menghadapi masalah. Apabila keadaan ini kurang baik, maka dapat mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu, dan rasa bersalah yang berlebihan.

c. Faktor sosial budaya, yang meliputi faktor kestabilan keluarga, pola mengasuh anak, tingkat ekonomi, perumahan, dan masalah kelompok minoritas yang meliputi prasangka, fasilitas kesehatan, dan kesejahteraan yang tidak memadai, serta pengaruh rasial dan keagamaan.

Ada beberapa faktor yang berkontribusi terhadap tingkat kesehatan mental yakni sebagai berikut:

a. Biologis

Faktor biologis memberikan kontribusi sangat besar bagi kesehatan mental. Karena itu, kesehatan manusia, khususnya disini adalah kesehatan mental, tentunya tidak terlepaskan dari dimensi biologis ini. Beberapa aspek biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap kesehatan mental, diantaranya: otak, sistem endokrin, genetik, sensori, kondisi ibu selama kehamilain.

b. Psikologis

Sebagai subsistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek

(5)

psikis tidak dapat dipisahkan dari aspek yang lain dalam kehidupan manusia, diantaranya: pengalaman awal, proses pembelajaran, kebutuhan. c. Sosial Budaya

Lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan mental. Lingkungan sosial tertentu dapat menopang bagi kuatnya kesehatan mental sehingga membentuk kesehatan mental yang positif, tetapi pada aspek lain kehidupan sosial itu dapat pulan menjadi stressor yang dapat mengganggu kesehatan mental.

d. Lingkungan

Interaksi manusia dengan lingkungannya berhubungan dengan kesehatannya. Kondisi lingkungan yang sehat akan mendukung kesehatan manusia itu sendiri, dan sebaliknya kondisi lingkungan yang tidak sehat dapat mengganggu kesehatannya termasuk dalam konteks kesehatan mentalnya.

5. Sebutkan klasifikasi gangguan jiwa?

Klasifikasi gangguan jiwa berdasarkan PPDGJ-III:

I = Gangguan Mental Organik & Simtomatik (F00-F009)

= Gangguan Mental & Perilaku Akibat Zat Psikoaktif (F10-F19) Ciri khas: etiologi organik/fisik jelas, primer/sekunder II = Skizofrenia, Gg.Skizotipal & Gg.Waham (F20-F29)

Ciri khas: gejala psikotik, etiologi organik tidak jelas III = Gangguan Suasana Perasaan (mood/afektif) (F30-F39)

Ciri khas: gejala gg.afek (psikotik dan non-psikotik)

IV = Gangguan Neurotik, Gangguan Somatoform, & Gangguan Stres (F40-F48) Ciri khas : gejala non-psikotik, etiologi non-organik

V = Sindrom Perilaku yang berubah dengan Gangguan Fisiologis &Faktor Fisik (F50-F59)

Ciri khas: gejala disfungsi fisiologis, etiologi non-organik VI = Gangguan Kepribadian & Perilaku Masa Dewasa (F60-F69)

(6)

VII = Retardasi Mental (F70-F79)

Ciri khas : gejala perkembangan IQ, onset masa kanak VIII = Gangguan Perkembangan Psikologis (F80-F89)

Ciri khas : gejala perkembangan khusus, onset masa kanak

IX = Gangguan Perilaku & Emosional dengan Onset Masa Kanak & Remaja (F90-F98) Ciri khas: gejala perilaku/emosional, onset masa kanak

X = Kondisi Lain Yang Menjadi Fokus Perhatian Klinis (Kode Z) Ciri khas: tidak tergolong gangguan jiwa.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya berwirausaha dan mendorong tumbuhnya jiwa kewirausahaan (entrepreneurial Mindset) pada

Dari survei awal yang dilakukan di lingkungan sekolah beberapa pedagang menjual beraneka ragam makanan dan minuman jajanan antara lain nasi bungkus, soto ayam, permen, makanan

Bagaimanakah hubungan tipe progresi akor yang diciptakan David Foster (DF) dalam karya musiknya berjudul “ Katie’s Theme ” (“KT”) dengan tipe progresi akor

Kenaikan pangkat Istimewa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf d diberikan kepada pegawai yang menunjukan prestasi kerja luar biasa baiknya, atau

Menurut Yunanto, Bin.Ops Satlantas Kota Semarang (2013, Komunikasi Personal, 15 April), kemacetan pada kawasan ini disebabkan oleh beberapa hal, yakni (1) pertumbuhan

15 Asep Enoh Mulyana,S.Sos Pelaksana 16 Tb.Fahmi Adam, SP Pelaksana. 17 Iyan

Ludruk kemudian juga mengarahkan para partisipan “untuk lebih menyukai peran-peran, situasi-situasi, tujuan- tujuan, atau cara-cara tertentu jika memang kehidupan

Peserta didik bergaya kognitif reflective dalam mengungkapkan ide atau rencana yang ia gunakan dalam menyelesaikan menggunakan representasi visual-spasial berupa gambar,