• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ketimpangan Distribusi Pendapatan Karesidenan Pati Tahun 2008-2015 dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ketimpangan Distribusi Pendapatan Karesidenan Pati Tahun 2008-2015 dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

i

KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARISIDENAN PATI TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh :

SELLA ARFIAN SEFTIYANA B300140151

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN

KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARESIDENAN PATI TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA

PUBLIKASI ILMIAH

Disusun Oleh:

SELLA ARFIAN SEFTIYANA B300140151

Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARESIDENAN PATI TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA

Oleh:

SELLA ARFIAN SEFTIYANA B300140151

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada Hari Sabtu, 09 Juni 2018

Dan telah dinyatakan telah memenuhi syarat

Dewan Penguji:

1. Muhammad Arif., SE., MEc., Dev ( )

(Ketua)

2. Didit Purnomo, Dr., SE., MSi. ( )

(Sekretaris)

3. Maulidyah IH. Ir. MS ( )

(Anggota I)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta

Dr. Syamsudin, M.M. NIDN. 017025701

(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau di terbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 10 Juni 2018 Penulis,

(5)

1

KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN KARISIDENAN PATI TAHUN 2008-2015 DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA

Abstrak

Salah satu tolak ukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan di suatu negara yaitu dengan tingkat ketimpangan distribusi pendapatan. Ketimpangan distribusi pendapatan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi maupun non ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi ketimpangan pendapatan di Karisidenan Pati. Penelitian ini dilakukan di Karisidenan Pati yang terdiri dari 6 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh indeks pembangunan manusia, tingkat kemiskinan dan inflasi terhadap ketimpangan pendapatan. Data yang digunakan berupa crosssection 6 kabupaten dan time series selama 2008-2015. Alat analisis menggunakan regresi data panel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel inflasi, indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk miskin berpengaruh terhadap ketimpangan. Analisis juga menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif terhadap ketimpangan pendapatan. Sedangkan indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk miskin berpengaruh negatif terhadap ketimpangan pendapatan. Secara kewilayahan berkaitan uji konstanta, ketimpangan tertinggi terkelompok di daerah Grobogan. Sedangkan daerah dengan ketimpangan terendah adalah Kabupaten Kudus.

Kata Kunci : Ketimpangan Pendapatan, IPM, Tingkat Kemiskinan, Inflasi.

Abstract

One of the benchmarks in determining the success of development in a country is with the level of inequality income distribution. Inequality income distribution can be influenced by many economic and noneconomic factors. This study aimed to analyze the factors that affect income inequality in Karisidenan Pati.This research was conducted at Karisidenan Pati consisting of 6 regencies / cities in Central Java which intended to know the influence of human development index, poverty level and inflation toward income inequality.The data used are crossection 6 districts and time series during 2008-2015. The analysis tool uses panel data regression. The result of the research shows that together variable of inflation, index of human development and the number of poor people have an effect on inequality. The analysis also shows that inflation has a positive effect on income inequality. Meanwhile the index of human development and the number of poor people negatively affect income inequality. Territorially related to the constant test, the highest inequality is clustered in the Grobogan area, while the area with the lowest inequality is Kabupaten Kudus.

(6)

2 1. PENDAHULUAN

Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator pembangunan suatu negara, secara teori pertumbuhan ekonomi adalah perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun. Oleh karena itu untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi harus diperbandingkan pendapatan nasional dari berbagai tahun. Dalam memperbandingkannya perlu disadari bahwa perubahan nilai pendapatan nasional yang berlaku dari tahun ke tahun disebabkan oleh dua faktor yaitu perubahan tingkat kegiatan ekonomi dan perubahan dalam harga-harga (Sudono Sukirno, 1985).

Keberhasilan pertumbuhan ekonomi sendiri menurut (Todaro, 2006) diukur melalui 3 komponen nilai pokok yaitu akumulasi modal termasuk semua investasi baru dalam lahan, peralatan fisik dan sumber daya manusia melalui perbaikan di bidang kesehatan, pendidikan dan keterampilan kerja, pertumbuhan jumlah penduduk yang akhirnya menyebabkan pertumbuhan angkatan kerja, kemajuan teknologi atau cara-cara baru menyelesaikan pekerjaan. Meskipun pertumbuhan ekonomi merupakan indikator pembangunan suatu negara, pembangunan ekonomi tidak hanya diukur dari pertumbuhan ekonomi semata. Pembangunan dipandang sebagai proses multidimensi yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktural sosial, sikap masyarakat dan institusi-institusi nasional di samping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan, pengurangan ketimpangan pendapatan serta pengentasan kemiskinan.

Selain itu masalah ketimpangan pendapatan juga terjadi di Jawa Tengah. Ketimpangan di jawa tengah menurut BPS tahun 2015 adalah sebesar 0,35 sehingga Jawa Tengah termasuk pada wilayah dengan tingkat ketimpangan sedang. Pertumbuhan ekonomi dan ketimpangan pendapatan masing-masing kabupaten di jawa tengah pasti selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun dan tak terkecuali masalah ketimpangan juga dialami oleh karisidenan pati. Dalam penelitian ini, daerah yang dimaksudkan adalah 6 kabupaten Se Karisidenan Pati di jawa tengah meliputi Grobogan, Blora,

(7)

Rembang, Pati, Kudus dan Jepara. Berkaitan dengan ketimpangan pendapatan diketahui bahwa indeks gini masing-masing kabupaten juga relatif berbeda. 2. METODE PENELITIAN

2.1.JENIS DAN SUMBER DATA

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa data panel, yaitu gabungan dari data time series dari tahun 2008-2015 (8 tahun) dan data cross section dari 6 Kabupaten Karisidenan Pati di Jawa Tengah. Data sekunder diperoleh dari lembaga/instansi yang terkait dalam penelitian ini yaitu Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah. 2.2.METODE ANALISIS DATA

Penelitian ini mengunakan analisis regresi data panel. Analisis panel data adalah regresi yang menggunakan panel data atau pool data yang merupakan kombinasi dari data time series dan data cross section. Persamaan dasar regresi data panel (dalam notasi matriks) sebagai berikut (Yuni, 2012):

Yit = α+ β1X1it + β2X2it + … + βnXnit + eit Dimana:

Yit = variabel terikat (dependent)

Xit = variabel beba (independent)

α = koefisien intersep yang merupakan skalar

β = koefisien slope dengan dimensi K x 1, dimana K adalah banyaknya pengubah bebas

i = 1, 2, ..., N menunjukkan rumah tangga, individu, perusahaan dan lainnya (cross section)

t = 1, 2, ..., T, menunjukkan dimensi deret waktu (time

series)

3. HASIL DAN PEMBAHSAN

Untuk mengetahui pengaruh inflasi, indeks pembangunan manusia (IPM) dan jumlah penduduk miskin (JPM) terhdap ketimpangan distribusi pendapatan di karesidenan Pati tahun 2008-2015 digunakan analisis regresi data panel dengan model ekonometri sebagai berikut:

(8)

= β0 + - - + εit Dimana :

IG : ketimpangan distribusi pendapatan INF : inflasi

IPM : indeks pembangunan manusia LOG(JPM) : jumlah penduduk miskin α : intersep

β : koefisien slope dengan dimensi K x 1, dimana K adalah banyaknya pengubah bebas

α1, α2, α3 : koefisien regresi variabel bebas

εit : komponen eror di waktu t untuk unit cross section i i : 1,2,3, ..., 6 (data cross-section Provinsi di Jawa) t : 1,2,3, ..., 7 (data time-series, tahun 2008-2015)

Hasil estimasi regresi data panel dengan pendekatan Pooled Ordinary

Least Square (PLS), Fixed Effect Model (FEM), dan Random Effect Model

(REM) dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1

Ringkasan Hasil Penelitian

Sumber: Output data panel menggunakan Eviews 8

PLS FEM REM C 1.636.722 2.190.826 1.701.404 INF 0.003266 0.004075 0.003238 IPM -0.014952 -0.011245 -0.014769 LOG(JPM) -0.065556 -0.232776 -0.081381 R2 0.515952 0.675479 0.527557 Prob F statistik 0.000000 0.000000 0.000000 Koefisien Model Variabel

(9)

5 3.1.Uji Chow (Likehood Test Ratio)

Uji Chow digunakan untuk memilih model terbaik antara PLS dan FEM. Adapun hasil pengolahan uji chow adalah sebagai berikut:

Tabel 2

Hail Estimasi Data Panel Dengan Uji Chow

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.834279 (5,39) 0.0064

Cross-section Chi-square 19.191941 5 0.0018

Sumber: Output data panel menggunakan eviews 8

Nilai p-value atau probabilitas F test sebesar 0,0064 < 0,05 dan Chi-Square sebesar 0,0018 < 0,05. Maka H0 ditolak, model mengikuti Fixed Effect Model/FEM.

3.2.Uji Hausman

Uji Hausman digunakan untuk memilih model terbaik apakah Fixed Effect Model (FEM) atau Random Effect Model (REM). Adapun hasil pengolahan uji hausman adalah sebagai berikut:

Tabel 3

Hail Estimasi Data Panel Dengan Uji Hausman Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 10.806775 3 0.0128

Sumber: Output data panel menggunakan eviews 8

Nilai p-value atau probabilitas Chi-square atau period random sebesar 0,0128 < 0,05. Maka H0 ditolak, model mengikuti Fixed Effect Model/FEM.

3.3.Uji Hipotesis

Pemilihan model berdasarkan hasil pengujian ujichow dan uji hausman diperoleh hasil bahwa model mengikuti Fixed Effect Model (FEM). Selanjutnya perlu dianalisis dengan Uji Hipotesis yang terdiri dari uji kebaikan model dan validitas pengaruh.

(10)

6

3.3.1. Uji Validitas Pengaruh (Uji t)

Hasil pengujiannya adalah variabel p-value INF sebesar 0,0172 < 0,05 artinya H0 1 ditolak maka variabel INF memiliki pengaruh signifikan. Variabel IPM p-value sebesar 0,0001 < 0,05 artinya H0 2 ditolak maka variabel IPM memiliki pengaruh signifikan. Variabel LOG(JPM) p-value sebesar 0,0001 < 0,05 artinya H0 3 ditolak maka variabel LOG(JPM) memiliki pengaruh signifikan. Kesimpulannya adalah semua variabel independen yaitu INF, IPM dan LOG(JPM) memiliki pengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan (IG). 3.3.2. Uji Statistik F

Hasil pengujiannya adalah adalah prob F-statistik 0,000000 < 0,05 artinya H0 ditolak, maka model yang dipakai eksis. Variabel INF, IPM, LOG(JPM) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap nilai variabel ketimpangan pendapatan (IG).

3.3.3. Koefisien Detreminasi (Adjusted )

Berdasarkan hasil output regresi FEM menunjukkan R-square ( ) sebesar 0,675479 artinya 67,5 persen variasi variabel ketimpangan pendapatan dapat dijelaskan oleh variasi variabel Infalasi(INF), Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan jumlah penduduk miskin(LOG JPM) dalam model. Sisanya sebesar 32,5 persen variasi variabel ketimpangan pendapatan dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model.

(11)

7

3.4.Interpretasi Pengaruh Model Terpilih

Berdasarkan hasil dari regresi Fixed Effect Model (FEM), variabel Inflasi (INF), indeks pembangunan manusia (IPM) dan jumlah penduduk miskin (LOG JPM) berpengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan. Sebagaimana fungsi sebagai berikut:

= 2.190826 + 0.004075 – 0.011245 – 0.232776 +0.042834 (0.0172)* (0.0001)* (0.0001)*

Keterangan:

* : signifikan pada tingkat signifikan α = 0,05 : 0.675479

Prob F statistik : 0.000000

Berdasarkan nilai koefisien variabel inflasi (INF) sebesar 0.004075, indeks pembangunan manusia (IPM) sebesar -0.011245, dan jumlah penduduk miskin (LOGJPM) sebesar -0.232776. Artinya apabila Inflasi (INF) di Karisidenan Pati naik sebesar 1 (persen) maka akan mengakibatkan naiknya tingkat ketimpangan pendapatan sebesar 0.004075 persen. Apabila indeks pembangunan manusia (IPM) di Karisidenan Pati naik 1 (persen) maka akan mengakibatkan turunnya tingkat ketimpangan pendapatan sebesar -0.011245 persen. Apabila jumlah penduduk miskin (LOG JPM) di Karisidenan Pati naik 1 (persen) maka akan mengakibatkan turunya tingkat ketimpangan pendapatan sebesar -0.232776 persen.

(12)

4. PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Berdasarkan analisis yaang dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Berdasarkan data indeks gini di Karisidenan Pati tahun 2008-2015 menunjukkan bahwa ketimpangan pendapatannya relative sedang yaitu sebesar 0,30.

b. Berdasarkan pengujian model dengan uji chow menunjukkan model FEM lebih cocok dibandingkn dengan model PLS. Selanjutnya pengujian dengan model dengan uji hausman menunjukkan model FEM lebih cocok dibandingan dengan model REM. Sehingga penelitian ini dilakukan menggunakan model FEM.

c. Berdasarkan uji validitas pengaruh (uji t) variabel inflasi, indeks pembangunan manusia dan jumlah penduduk miskin memiliki pengaruh signifikan terhadap ketimpangan pendapatan di Karisidenan Pati tahun 2008-2015.

4.2.Saran

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, penulis memberikan beberapa saran diantaranya sebagai berikut:

a. Pagi pemerintah diharapkan untuk memperkecil tingkat ketimpangan pendapatan dengan cara menekan tingkat inflasi dan meningkatkan indeks pembangunan manusia. Indeks pembangunan manusia dapat

(13)

ditingkatkan dengan meningkatkan sumber daya manusia melalui pendidikan atau pelatihan kerja.

b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih mengembangkan penelitian ini. Dengan cara menambah variabel ataupun modal analisis. Supaya didapatkan hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 1997. Ekonomi Pembangunan. Badan Penerbit STIE YKPN. Yogyakarta.

Arvianto, T. (2017). Analisis Data Panel Ketimpangan Pendapatan Provinsi

Jawa Tengah 2011-2015 Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.

Arsyad, Lincolin. 2010. Ekonomi Pembangunan Edisi ke-5. Yogyakarta: STIEM YKPN.

Amri, K. (2017). Analisis Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Pendapatan :

Panel Data 8 Provinsi di Sumatera. Jurnal Ekonomi Manajemen Teknologi

1(1), 2017,1-11, 1(1).

Alrasid, H., Peralurall, H., & Tata, H. (1999). Otonomi Daerah dalam UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan UU Nomor 5 Tahun 1974

tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, 35–45.

Arif, Muhammad & Rossy Agustin, W. (2017). Ketimpangan Pendapatan

Propinsi Jawa Timur dan Faktor- faktor yang Mempengaruhinya. ISSN

2407-9189, 323–328.

Badan Pusat Statistik. 2017. Jawa Tengah Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Jawa Tengah.

Benu Olfie L. Suzana, G. H. M. K. (n.d.). Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Sulawesi Utara, 1–33.

Boediono. 1990. Ekonomi Moneter. Edisi Ketiga. Yogyakarta : BPFE-UGM. Cardoso, Eliana. 1993. Inflation and unployment as Determinans of Inequality in

(14)

Boediono. 1992. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta : BPFE-YOGYAKARTA.

Detik Finance. (2008, 02 Juni). Inflasi 2008 Bisa Capai 12,5%. Diperoleh 25 Mei 2018, https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-948913/inflasi-2008-bisa-capai-125.

Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga Dumairy. 1996. Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga.

Dumairy. 1999. Perekonomian Indonesia. Penerbit Erlangga. Jakarta.

Hariadi, P., & Bawono, I. R. (n.d.). Ekonomi Ketimpangan Distribusi Pendapatan, 61–70.

Hartini, N. T. (2015). Pengaruh Pdrb Per Kapita, Investasi Dan Ipm Terhadap Ketimpangan Pendapatan Antar Daerah Di Provinsi Diy Tahun 2011-2015, 530–539.

Indonesia, P. D. I., & Saraswati, B. D. (2013). Analisis ketimpangan distribusi pendapatan 33 provinsi di indonesia.

Iswanto, Denny. 2015. Ketimpangan Pendapatan Antar Kabupaten/Kota dan

Pertumbuhan Ekonomi Di Provinsi Jawa Timur. Jurnal: Signifikan Vol 4. No

1 April 2015. Tangerang Selatan.

Kuncoro, Mudrajat. 1997. Ekonomi Pembangunan: Teori, Masalah dan

Kebijakan Edisi Pertama. Unit Penerbit dan Percetakan. AMP YKPN.

Yogyakarta.

Lestari, S. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan Pendapatan

di Jawa Timur Tahun 2008-2012. Artikel Ilmiah Mahasiswa 2016.

Nurlaili, Ani. 2016. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketimpangan

Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa Tahun 2007-2013. Yogyakarta:

Universitas Negeri Yogyakarta.

Pangkiro, H. A. K., Ch, D., Wauran. (2016). Analisis Pertumbuhan Ekonomi Dan

Kemiskinan Terhadap Tingkat Ketimpangan Di Provinsi Sulawesi Utara.

jurnal berkala ilmiah efisiensi volume 16 No. 01 tahun 2016, 16(1), 339–351. Putra, L. D. (2007). Analisis Pengaruh Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Terhadap Jumlah Penduduk Miskin di Provinsi Jawa Tengah 2000-2007, 1–

(15)

Sudarlan.(2015). Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan dan Kemiskinan di

Indonesia. Jurnal EKSIS vol. 11 No. 1, April 2015: 3036-3213, 11(1), 3096–

3103.

Suryawati, C. 2005. Memahami Kemiskinan Secara Multidimensial.

Sudono, Sukirno. 1985. Ekonomi Pembangunan. Jakarta : LPEF-UI Bima Grafika.

Tarigan, Robinson. 2004. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta : PT Bumi Aksara.

Todaro, MP. 2000. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga (Diterjemahkan oleh

Haris Munandar). Penerbit Erlangga. Jakarta.

Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2004. Pembangunan Ekonomi Di Dunia

Ketiga. Ahli bahasa Drs. Haris Munandar MA. Edisi ke delapan. Jakarta: PT.

Erlangga.

Todaro, MP. 2006. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga. Todaro, Michael P dan Stephen C. Smith. 2010. Pembangunan Ekonomi. Jakarta.

Erlangga.

Utomo, Yuni Prihadi. 2012. Buku praktek Komputer Statistik II. Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan

Eviews. Yogyakarta : UPP STIM YKPN.

Wicaksana, D. T. (2018). Analisis Ketimpangan Distribusi Pendapatan

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2011-2015, 1–16.

Wijayato, A. T. (2016). Analisis Keterkaitan Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan Pendapatan Dan Kemiskinan Di Provinsi Sulawesi Utara

Tahun 2000 – 2010, 16(2), 418–428.

Yenni D.S & Ingra S. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruh

Ketimpangan Distribusi Pendapatan di Pulau Jawa. Menara Ekonomi, No.

2016/04,ISSN 407-8565.

Yosi Eka Putri, S. A. & H. A. (n.d.). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

Referensi

Dokumen terkait

Dosis terbaik mahkota dewa untuk pencegahan penyakit MAS sebesar 12 g/l yang ditunjukkan oleh gejala klinis paling ringan (sampai tahap nekrosis), dengan jumlah

Pada tingkat SMP kebiasaan belajar yang paling banyak dilakukan selama masa pandemik Covid-19 dari indikator pertama P1-P8 yang menjabarkan kebiasaan belajar

35 Tahun 2014 dan Kompilasi Hukum Islam terhadap pemenuhan hak-hak hadhânah anak pasca perceraian belum sepenuhnya dijadikan sebagai landasan, dirasa masih banyak hak-hak anak

informasi dikembangkan secara terus menerus sesuai dengan perubahan lingkungan strategis, dan telah dilakukan pemantauan otomatis/online oleh pimpinan unit kerja atas

Core business YPA adalah pendidikan, hal ini dapat dilihat pada rantai nilai YPA dengan menggunakan rantai nilai Porter (Gambar III.5) bahwa fungsi bisnis utama

Asam asetat digunakan dalam produksi polimer seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan polivinil asetat, maupun berbagai macam serat dan kain, pengatur keasaman

Kualitas udara dan tingkat kebisingan yang terukur di Gedung AHN IPB memiliki kondisi yang sangat baik, karena hasil pengukurannya menunjukkan nilai yang masih berada