• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

32

PENGARUH KAWASAN PENDIDIKAN SAMATA-BONTOMARANNU TERHADAP DAERAH SEKITAR

Risma Handayani

Staf Pengajar Jurusan Teknik PWK, UIN Alauddin Makassar Risma_haddade@gmail.com

ABSTRAK

Permasalahan yang terjadi saat ini di Kota-kota besar di Indonesia akibat dari pertumbuhan penduduk suatu kota yang tinggi serta meningkatnya kegiatan pembangunan diberbagai sektor. Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Metro Mamminasata telah mengarahkan struktur tata ruang Wilayah Metropolitan Mamminasata ke dalam beberapa pusat-pusat pelayanan utama yang salah satunya adalah pusat pelayanan pendidikan yang dipusatkan di Kecamatan Bontomarannu dan Samata yang di dalamnya terdapat kampus Teknik Universitas Hasanuddin yang berlokasi di Kecamatan Bontomarannu, kampus 2 UIN Alauddin Makassar yang terletak di Samata, dan berbagai perguruan tinggi lainnya akan di arahkan ke kawasan ini. Dengan adanya kawasan pendidikan juga akan mempengaruhi kota, dalam hal ini daya tarik kota sebagai kawasan pendidikan. Hal ini akan mengakibatkan adanya migrasi yang masuk bukan saja melanjutkan studi tetapi juga mencari kesempatan dan peluang kerja. Hal ini akan memberi dampak jumlah penduduk dan peningkatan kepadatan bangunan. Perubahan ini akan mempengaruhi pola penggunaan lahan dan fungsi rumah sebagai kegiatan ekonomi. Selain itu, kawasan pendidikan tersebut juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat. Seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, budaya, kebiasaan masyarakat, serta keagamaan.

Kata kunci : Kawasan Pendidikan, Samata, Bontomarannu

A. Pendahuluan

Pendidikan memiliki pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan masyarakat ataupun suatu negara. Salah satunya pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan serta membentuk moral suatu bangsa. Dengan ada pendidikan, suatu manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu. Bahkan Nabi Muhammad SAW bersabda :

نْيِصلاِب ْوَلَو َمْلِعلْا وُبُلْطُأ

Artinya: “Tuntutlah ilmu meskipun sampai ke Negeri Cina”.

Sabda nabi tersebut menunjukkan bahwa menuntut ilmu sangatlah berharga. Oleh karena itu diwajibkan bagi kaum Muslim untuk menuntut ilmu baik ilmu agama yang hukumnya fardhu 'ain, ataupun ilmu-ilmu yang menyangkut kemaslahatan umum dengan hukum fardhu kifayah. Ilmu adalah suatu yang sangat mulia, sebab ilmu adalah pemberian Allah bagi manusia yang menjadi perantara untuk menjadi insan bertakwa.

Saat ini di Indonesia telah banyak dibangun sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dengan berbagai macam fasilitas yang tidak kalah dari negara lain. Terutama di Provinsi Sulawesi Selatan. Di Provinsi Sulawesi Selatan sendiri telah memiliki 3 universitas negeri yakni Universitas Hasanuddin, Unversitas Negeri Makassar, dan Universitas Islam Negeri.

(2)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

33

Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Metro Mamminasata telah mengarahkan struktur tata ruang Wilayah Metropolitan Mamminasata ke dalam beberapa pusat-pusat pelayanan utama yang salah satunya adalah pusat pelayanan pendidikan yang dipusatkan di Kecamatan Bontomarannu dan Samata Wilayah Metropolitan Mamminasata yang di dalamnya terdapat kampus Teknik Universitas Hasanuddin yang diarahkan ke lokasi bekas Pabrik Kertas Gowa (PKG) yang berlokasi di Kecamatan Bontomarannu, kampus 2 UIN Alauddin Makassar yang terletak di Samata, dan berbagai perguruan tinggi lainnya akan di arahkan ke kawasan ini. Perpaduan beberapa bagian wilayah kedua kecamatan tersebut dinamakan Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu. Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu tersebut perlu didayagunakan secara optimal dan terpadu untuk mendukung perannya sebagai salah satu pusat kegiatan pendidikan dalam wilayah Mamminasata dan Provinsi Sulsel dalam skala yang lebih luas.

Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu terdiri atas 9 (sembilan) wilayah kelurahan. Kelurahan-kelurahan tersebut secara administrasi yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Somba Opu (meliputi; Tamarunang, Batangkaluku, Bontoramba, Mawang, Romangpolong, Samata) dan Kecamatan Bontomarannu (meliputi; Borongloe, Romang Lompoa, dan Bontomanai,). Luas lahan pada kawasan ini adalah kurang lebih 2.867 ha.

Pembangunan kampus di Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu ini mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap daerah di sekitarnya secara fisik seperti peningkatan kepadatan bangunan dan jumlah penduduk. Perubahan ini akan mempengaruhi pola penggunaan lahan dan fungsi rumah sebagai kegiatan sosial. Adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa / kontrak kamar), perubahan / penambahan ruang dan bangunan guna menambah kapasitas.

Kawasan pendidikan tersebut juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat. Seperti tingkat pendidikan, pekerjaan, budaya, kebiasaan masyarakat, serta keagamaan. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan lahan, fenomena perubahan lahan pertanian menjadi lahan terbangun berdampak bagi perubahan sosial ekonomi di wilayah pertanian. Para petani yang telah beralih profesi berusaha mencari celah kegiatan usaha/pekerjaan yang senantiasa ada di sekitar kawasan pendidikan.

Bila hal ini terus menerus berlangsung maka akan mengakibatkan terjadinya perluasan kota yang tak terencana, yang tentu saja akan memberikan dampak lebih lanjut terhadap kondisi perkotaan. Olehnya itu dilakukan sebuah penelitian yang berjudul Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar agar dapat diketahui seberapa besar pengaruh keberadaan kawasan pendidikan Samata-Bontomarannu terhadap perubahan fisik spasialdan kondisi sosial-ekonomi masyarakat sehingga dapat dilakukan upaya penanganan terhadap kondisi yang ada saat ini.

B. Tinjauan Pustaka

1.Konsep Teori Perkembangan Kota

Pabesek (1989:18 & 21) mengemukakan beberapa bentuk dan pola perkembangan kota, seperti yang dijabarkan dibawah ini:

a. Radoicentris,adalah bentuk kota yang menyerupai bentuk suatu lingkungan yang besar dan luas dengan sistem perkembangan merata keluar dari pusat kota yang terletak di tengah-tengah, sedangkan sistem transportasinya mengikuti

(3)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

34

perkembangan kota yang membentuk jari-jari lingkaran kota itu, di mana jalan-jalan penghubung lingkungan sesuai dengan pola kota tersebut.

b. Rectalinier,adalah bentuk kota yang menyerupai segi empat panjang pada umumnya bentuk pola kota semacam ini terletak di daratan pantai di mana jalan-jalannya datar dan lurus serta saling berpotongan secara teratur.

c. Star,adalah bentuk kota yang menyerupai bentuk bintang dan hampir menyerupai bentuk pola radiocentris. Demikian juga perkembangannya memancar keluar dari pusat kota yang terletak di tengah-tengah kota itu. Jaringan jalannya mengikuti perkembangan kota tersebut yang menyerupai bintang, dan sistem aliran kegiatan-kegiatan kehidupan kota akan terorganisir pada radius yang sama.

d. Ring,adalah bentuk kota yang menyerupai seri bulat melingkar. Pusat kota berada pada daerah di dalam lingkaran itu dan kepadatan-kepadatan tinggi serta aktifitas-aktifitas khusus mengelilinginya seperti suatu lingkaran roda.

e. Constellation, adalah suatu bentuk kota yang sistem jaringan jalannya membentuk rangkaian kelompok lingkaran yang hampir sama luasnya dengan bentuk segi tiga yang secara lokal memusat pada masing-masing kelompok.

f. Satelit, adalah bentuk kota yang mempunyai anak planet mengelilingi pusat kotanya membentuk rangkaiaan anak planet.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Kota

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan kota antara lain (Zulkaidy, 1999:41):

a. Faktor Geografi; hidup dan matinya suatu kota tidak lepas dari faktor ini, karena menyangkut sumber alam dan potensi yang terdapat dalam lingkungan kota. Faktor geografis yang dimaksud seperti lembah yang subur, lokasi strategis, karena berada dipersimpangan jalan, menyebabkan kota akan berkembang dengan baik.

b. Faktor Demografi; meliputi jumlah penduduk, migrasi, kesehatan masyarakat dan kultural yang kesemuanya, merupakan penyebab terjadinya perkembangan kota. 1) Jumlah penduduk, bila jumlah pemduduk bertambah maka memerlukan tempat

yang lebih luas dan dengan sendirinya kota akan berkembang.

2) Kesehatan penduduk, adanya kemajuan dibidang kesehatan segala macam penyakit dapat diatasi. Dan masalah ini dapat terpenuhi di kota sehingga orang pun banyak menetap di kota.

3) Kultural, adanya kebudayaan yang maju dengan pendidikan, kesenian, dan sebagainya dapat menjadi daya tarik bagi manuasia untuk dapat ke kota selanjutnya manetap untuk selamanya.

4) Faktor Teknologi, penduduk dan teknologi merupakan sumbangan yang besar bagi perkembangan kota.

5) Pada bidang industri dan perdagangan, apabila berkembang dengan baik akan menarik buruh-buruh dan penduduk untuk bekerja, berdagang dan bangunan-bangunan pun akan bertambah. Dengan demikian mengakibatkan kota akan semakin berkembang.

6) Peranan transportasi dan komunikasi di kota dapat menjamin aksesibilitas kota. 7) Kota menawarkan fasiltas pendidikan dan kesehatan yang cukup sebagai sarana

untuk menaikan jenjang sosial sehingga dapat memenuhi kebutuhan manusia. c. Faktor lahan

Dua hal faktor pertanahan yang berpengaruh dalam menentukan perencanaan dan perkembangan kota Budihardjo, (1987 : 163). Faktor tersebut adalah :

(4)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

35

1) Pola penggunaan lahan menurut Robin H. Best (1981) dalam Budihardjo, (1987 : 163) kota baru merupakan proyek pembangunan permukiman berskala besar yang memerlukan lahan luas. Salah satu yang menjadi masalah adalah pembangunan kota yang baru yang menyebabkan perubahan pola penggunaan lahan pertanian atau konversi menjadi lahan terbangun. Lebih lanjut dikatakan bahwa perubahan penggunaan lahan ini juga mempunyai dampak terhadap perubahan pola sosial ekonomi di wilayah pertanian. Para petani yang semula menganggap lahan usaha terdesak dan harus mencari lapangan pekerjaan lain.

2) Harga lahan menurut P.A. Stone (1970) dalam Budihardjo, (1987 : 163) dikatakan kenaikan nilai lahan dan harga lahan umumnya merupakan konsekuensi dari perubahan pengunaannya tidak pasti, dijadikan kawasan yang produktif akan menaikkan nilai dan harga lahan.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kondisi Sosial Ekonomi

Faktor sosial-ekonomi yang berpengaruh dan menentukan di dalam pengembangan dan perkembangan kota dapat dikemukakan tiga hal pokok yaitu :

a. Kegiatan usaha, akan sangat menentukan kegiatan masyarakat umumnya. Terbukanya kesempatan kegiatan usaha pada pusat-pusat atau kota-kota yang baru akan menarik aliran penduduk ke arah tersebut ( Tri Joko, 2002).

b. Politik Ekonomi, dengan kebijakan politik ekonomi yang tepat maka akan terjadi pertumbuhan ekonomi meliputi kenaikan pendapatan per kapita, masuknya investasi dan tumbuhnya kegiatan usaha.

c. Faktor Lahan, konsekuensi logis dari pembangunan kota adalah meningkatnya kebutuhan akan lahan, dan terjadi proses ekstensifikasi ruang yang merembet hingga daerah perdesaan. Fenomena konversi lahan pertanian menjadi lahan terbangun berdampak bagi perubahan sosial ekonomi di wilayah pertanian. Para petani yang telah beralih profesi berusaha mencari celah kegiatan usaha/pekerjaan yang senantiasa ada di kawasan perkotaan. Akhirnya pertimbangan dalam pola penggunaan lahan menjadi faktor penting dalam perencanaan pembangunan kota. d. Harga Lahan, menurut Stone dalam Tri Joko (2002) bahwa kenaikan nilai dan harga

lahan umumnya merupakan suatu konsekuensi dari suatu perubahan penggunaan dan pemanfaatan lahan yang dinilai dari segi ekonomisnya.

C. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian ini berdasarkan rumusan masalah serta tujuan penelitian yaitu sifatnya deskriptif kualitatif. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan dari penelitian ini, maka variabel penelitiannya adalah sebagai berikut:

1. Fisik Lingkungan 2. Pertumbuhan Penduduk 3. Tingkat Perekonomian 4. Sosial, dengan indikator:

a) Tingkat Pendidikan b) Kesehatan

c) Agama

Adapun metode analisis yang digunakan yaitu metode analisis deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan menggunakan kuesioner. Data yang terkumpul dilakukan kategorisasi dengan skala likert, yaitu sangat berpengaruh, berpengaruh, kurang berpengaruh, tidak berpengaruh dan sangat tidak berpengaruh. Skala Likert adalah suatu skala psikometrik yang umum digunakan

(5)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

36

dalam kuesioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei. Sewaktu menanggapi pertanyaan dalam skala Likert, responden menentukan tingkat persetujuan mereka terhadap suatu pernyataan dengan memilih salah satu dari pilihan yang tersedia. Biasanya disediakan lima pilihan skala atau penentuan kategorisasi yang dapat dilihat dbawah ini:

Tabel 2 Skala Likert

No Skala Likert Persentase (%) Nilai Bobot 1 2 3 4. 5. Sangat Berpengaruh Berpengaruh Kurang Berpengaruh Tidak Berpengaruh Sangat Tidak Berpengaruh

88,87 – 100 66,67 – 88,88 44,45 – 66,66 22,23-44,44 0,00-22,22 5 4 3 2 1 Maka untuk menjawab hasil responden, dapat dirumuskan:

Nilai frekuensi responden X 100 Jumlah frekuensi responden

D. Hasil dan Pembahasan 1. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di 5 kelurahan yang ada Kecamatan Sombaopu dan Kecamatan Bontomarannu. Yang pertama adalah Kecamatan Sombaopu yakni Kelurahan Romangpolong dan Kelurahan Mawang, dan Kecamatan Bontomarannu yakni Kelurahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa. Lokasi tersebut diambil berdasarkan pada kawasan pendidikan Samata-Bontomarannu. Secara administratif luas wilayah Kelurahan Bontomanai memiliki luas sebesar 6,33 Km2, Kelurahan Romanglompoa 3,40 Km2, Kelurahan Borongloe 3,13 Km2, Kelurahan

Mawang 2,99 Km2, dan Kelurahan Romangpolong sebesar 2,71Km2. Hal ini terlihat pada tabel 1 berikut:

Tabel 1 Luas Area Lokasi Penelitian

No Kelurahan Luas Area (Km2) Persentase

1. Romangpolong 2,71 13,21

2. Mawang 2,99 10,64

3. Bontomanai 6,33 12,03

4. Borongloe 3,13 5,95

(6)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

37

Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian

2. Perubahan Fisik Lingkungan Pada Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu

Penggunaan lahan di lokasi penelitianpada umumnya dapat digolongkan atas penggunaan lahan untuk: (1) danau, (2) ladang/tegal, (3) lahan kosong/lahan belum terbangun, (4) permukiman, (5) pendidikan, (6) Pertanian Lahan Kering Campuran, (7) rawa, (8) sawah, (9) semak belukar, dan (10) sungai. Penggunaan lahan untuk sawah masih merupakan yang terluas ditahun 2012 yaitu 40,17% dari jumlah luas Kelurahan Romangpolong, Kelurahan Mawang, Kelurahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa yakni sebesar 1902 ha.

Penggunaan lahan untuk pertanian meliputi sawah, ladang/tegalan dan pertanian lahan kering campuran. Penggunaan lahan untuk fasilitas umum meliputi : permukiman dan pendidikan.Penggunaan lahan untuk ruang terbuka : danau, lahan kosong, rawa, dan semak belukar. Hal ini dapat dilihat pada tabel 2.

(7)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

38

Tabel 2 Data Pemanfaatan Lahan di Lokasi Penelitian Tahun 2005 - 2012

No. Jenis Pemanfaatan Lahan Luas Lahan Tahun 2005 (Ha) (%) Luas Lahan Tahun 2012 (Ha) (%) 1 Danau 73 3,84 73 3.84 2 Ladang/Tegal 491.8 25,85 491.8 25,86 3 Lahan Kosong 56.86 2,99 56.86 2,99 5 Permukiman 165.6 8,71 230.8 12,13 6 Pendidikan 0 0 39.4 2,07

7 Pertanian Lahan Kering

Campuran 182.9 9,62 182.9 9,62 8 Rawa 39.1 2,06 39.1 2,06 9 Sawah 868.8 45,67 764.1 40,17 10 Semak Belukar 7.3 0,38 7.3 0,38 11 Sungai 16.8 0,88 16.8 0,88 Jumlah 1902 100 1902 100

Sumber: Hasil Survey Lapangan Tahun 2013 dan Citra Satelit Tahun 2012 3. Tingkat Perekonomian

Mata pencaharian masyarakat yang berada di Kelurahan Romangpolong, Kelurahan Mawang, Kelurahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa dibedakan atas petani, pedagang / jasa, buruh kasar, PNS / POLRI / TNI, tukang ojek, tukang batu, dan supir angkutan. Berdasarkan hasil wawancara penelitian yang dilakukan, untuk Kelurahan Romangpolong dan Kelurahan Mawang rata-rata mata pencahariannya adalah petani, buruh kasar, tukang batu dan supir angkutan. Sedangkan di Kelurahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa rata-rata mata pencahariannya adalah buruh kasar, PNS / POLRI / TNI, tukang ojek, tukang batu, supir angkutan umum. Jika pendapatan rata-rata petani sekitar 5juta – 10juta pertahun, buruh kasar sekitar 8juta – 10juta pertahun, tukang batu sekitar 10juta – 15juta pertahun, dan supir angkutan sekitar 10 – 15juta pertahun. Akan tetapi, pengurangan luas lahan untuk kegiatan pertanian yang mengalami penurunan tiap tahun mengondisikan pengurangan jumlah penduduk yang bekerja sebagai pertani. Akibatnya sebagian penduduk beralih profesi atau membuka usaha tambahan demi mencukupi kehidupan sehari-hari. Seperti petani di Kelurahan Romangpolong dan Kelurahan Mawang membuka usaha rumah kos maupun perdagangan / jasa. Jika pendapatan awal sebagai petani 5juta – 10juta pertahun, maka dengan membuka usaha rumah kos sebagai usaha tambahan dengan tingkat pendapatan rata-rata sebesar 15juta – 25juta pertahun. Ini membawa pengaruh terhadap tingkat perekonomian masyarakat yang ada di sekitar Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu.

(8)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

39

4. Faktor-Faktor Pengaruh Keberadaan Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi

a. Faktor Meningkatnya Harga Lahan

Letak lokasi yang berada tidak jauh dari pusat kota tentunya akan memberikan manfaat yang lebih terhadap harga lahan. Karna penggunaan suatu lahan di perkotaan dan faktor fisik serta pengembangannya yang telah di lakukan terhadapnya akan membentuk harga lahan suatu tanah.

Hal ini ini pula yang terjadi pada kawasan Pendidikan yang termasuk dalam wilayah administrasi kelurahan Romangpolong dan Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu serta Keluarahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa di Kecamatan Bontomarannu. Berikut Tanggapan responden tentang mengingkatnya harga lahan di kawasan pendidikan di tabel3.

Tabel 3Penilaian Responden Tentang Meningkatnya Harga Lahan Terhadap Kondisi

Sosial Ekonomi Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Keterangan:

1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli

3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Berdasarkan tabel 3 di atas, menunjukkan bahwa responden yang menjawab sangat berpengaruh yakni 42%, berpengaruh yakni 56%, dan 2 % menjawab kurang berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa nilai lahan berpengaruh terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat di Kawasan Pendidikan Samata Bontomarannu. Nilai tanah setelah ada adanya kawasan Pendidikan memiliki rata-rata yang lebih tinggi dibandingkan dengan nilai tanah sebelum ada rencana Kawasan pendidikan. Hal ini sejalan dengan teori bahwa harga lahan di suatu lokasi akan dapat berubah apabila terdapat pengembangan di lokasi tersebut.

b. Faktor Perubahan Fungsi Lahan

Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu kini terus berubah cepat, dan salah satu pemicu perubahan itu adalah keberdaan beberpa kampus ada di dalam kawasan. Perubahan yang sangat cepat akibat kehadiran kampus besar, menjadi persoalan tersendiri. Selain perubahan fisik, ancaman kerusakan lingkungan, juga perubahan sosial budaya. Dulu masyarakat sekitar kampus besar adalah masyarakat petani, namun kini mereka banyak yang menjual tanah garapannya untuk dibuat kos-kosan atau perumahan, usaha warung ataupun toko. Dulu masyarakat sekitar kampus besar adalah masyarakat petani, namun kini mereka banyak yang menjual tanah garapannya untuk dibuat kos-kosan atau perumahan, usaha warung ataupun toko.

(9)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

40

Dampak yang ditimbulkan terkait pengaruh perubahan lahan terhadap kondisi sosial dan ekonomi bagi masyarakat. Untuk itu berikut ini adalah tanggapan responden terkait seberapa pengaruh kondisi sosial-ekonomi masyarakat sebagai akibat adanya perubahan peruntukan lahan masyarakat di kelurahan Romangpolong dan Kelurahan Mawang Kecamatan Somba Opu serta Keluarahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa di Kecamatan Bontomarannu.

Tabel 4 Penilaian Responden Tentang Perubahan Fungsi LahanTerhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Keterangan:

1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli

3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa 59 % responden menjawab sangat berpengaruh dan 41 % menjawab berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa perubahan fungsi lahan berpengaruh terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. Perubahan penggunaan lahan sebagai akibat dari pengaruh ekonomi perguruan tinggi seperti tumbuhnya bangunan dengan kepadatan tinggi maupun aktivitas-aktivitas ekonomi serta tumbuhnya pedagang-pedagang informal yang harus dapat dikendalikan dan diawasi dengan baik sehingga perubahan yang terjadi tidak akan melanggar dari ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

c. Faktor Berkembangnya Bangunan-Bangunan Komersial dan Perumahan

Keberadaan kawasan pendidikan Samata-Bontomarannu akan memberikan pengaruh terhadap kebutuhan akan tempat tinggal yang memberikan konsekwensi terhadap percepatan pertumbuhan dan alih fungsi lahan dari suasana pertanian menjadi aktifitas kegiatan perkotaan pendukung kawasan pendidikan. Seperti pembangunan perumahan-perumahan baru di sekitar kawasan pendidikan, ruko, serta adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa / kontrak kamar). Tanggapan responden tentang berkembangnya bangunan-bangunan komersial dan perumahan terhadap di Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5 Penilaian Responden Tentang Berkembangnya Bangunan-Bangunan KomersialTerhadap KondisiSosial Ekonomi Masyarakat

(10)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar 41 Keterangan: 1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli 3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Berdasarkan tabel 5 menunjukkan bahwa 53 % responden menjawab berpengaruh, 36 % menjawab kurang berpengaruh dan 10% menjawab tidak berpengaruh serta 1% menjawab sangat berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa keberadaan bangunan-bangunan komersial dan perumahan berpengaruh di Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya perumahan-perumahan dengan memanfaatkan lahan produktif di daerah sekitar kampus maupun yang berada pada kawasan pendidikan maupun di luar kawasan pendidikan yang dari tahun ke tahun jumlahnya semakin meningkat. Dengan kondisi seperti ini, pengaruh sosial masyarakat akan sangat berdampak khususnya masyarakat yang merasakan langsung perubahan yang terjadi di sekitar lingkungannya.

d. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Masyarakat

Meningkatnya jumlah penduduk masyarakat di perkotaan mempengaruhi kebutuhan akan pendidikan yang lebih baik. Karena apabila pembangunan yang berkembang tanpa di barengi dengan pendidikan maka akan menyebabkan terjadinya pengangguran secara besar-besaran dan akan sangat berdampak pada prilaku sosial di masyarakat. Adapun tanggapan responden tentang pengaruh kualitas pendidikanmasyarakat terhadap di Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat, dapat dilihat di tabel 6.

Tabel 6 Penilaian Responden Tentang Pengaruh Kualitas Pendidikan Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Keterangan:

1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli

3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa 68 % responden menjawab berpengaruh dan 22 % menjawab kurang berpengaruh serta 10% menjawab tidak berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwakualitas pendidikan masyarakat di kawasan pendidikan samata-bontomarannu berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan dari hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan, banyak warga yang mulai termotivasi khususnya anak-anak untuk bersekolah maupun melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan alasan letak tempat tinggal dengan universitas yang lebih dekat.

Keberadaan kampus memberikan dampak yang cukup besar saat ini terhadap masyarakat dalam hal masalah pendidikan. Dulu masyarakat masih berpikir jika pendidikan hingga tingkat SMA saja sudah cukup. Ditambah lagi masalah ekonomi yang kurang memadai untuk melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi yang

(11)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

42

menyebabkan masyarakat masih enggan untuk melanjutkan sekolah ke perguruan tinggi. Sekarang, banyak warga yang berlomba-lomba untuk menyekolahkan anak-anaknya ke perguruan tinggi. Ditambah lagi letak kampus yang sangat dekat. Warga yang berpendapatan pas-pasan pun mengusahakan anak-anaknya untuk bisa melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Seperti membuka usaha-usaha perdagangan dan penyewaan kamar / kos-kosan disekitar kampus untuk menambah penghasilan.

e. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Kesehatan Masyarakat

Salah satu contoh dampak dari adanya perguruan tinggi atau universitas yakni semakin membaiknya kehidupan di kawasan tersebut sebagai dampak kegiatan mahasiswa yang turut mempedulikan kehidupan masyarakat dikawasan sekitar. Misalnya saja dengan adanya kegiatan-kegiatan penyuluhan kesehatan terhadap warga dan lain-lain. Adapun tanggapan responden tentang pengaruh kualitas kesehatan masyarakat setelah adanya pembangunan kampus di Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat ditabel 7.

Tabel 7 Penilaian Responden Tentang Pengaruh Kualitas Pendidikan Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Keterangan:

1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli

3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa 52% responden menjawab berpengaruh, 33% menjawab kurang berpengaruh, 15% menjawab tidak berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwakualitas kesehatan masyarakat setelah adanya pembangunan kampus di kawasan pendidikan samata-bontomarannu berpengaruh. Berdasarkan dari hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan, untuk kegiatan kesehatan dari mahasiswa kampus UIN khususnya seperti penyuluhan dan sebagainya belum ada. Terlebih kampus Teknik Universitas Hasanuddin yang baru-baru ini dihuni untuk mahasiswa teknik di wilayah Bontomarannu tidak ada. Tapi dari pihak puskesmas seperti yang berada di kelurahan romangpolong biasa di adakan pendataan KB, penyuluhan kesehatan dan lain-lain. Namun seiring dengan adanya pembangunan kampus di sekitar masyarakat, dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat dari yang kurang sadar akan kesehatan dan kebersihan. Sebagai contoh, pola pikir masyarakat terhadap kesehatan maupun kebersihan sebelum adanya pembangunan kampus masih kurang. MCK (mandi, cuci, kakus) ditiap rumah hampir tidak ada. Hanya sebagian warga yang memiliki MCK di dalam rumah dan sebagian warga hanya mengandalkan MCK umum untuk digunakan sehari-hari. Selain itu, masalah kebersihan lingkungan kurang mendapatkan perhatian. Setelah adanya pembangunan kampus, masyarakat lebih memperhatikan lingkungan serta kesehatan. Setiap rumah telah memiliki kamar mandi atau toilet masing-masing. Mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus juga memberikan dampak yang cukup besar terhadap masyarakat. Seperti memberikan nasihat dan pengetahuan, serta pengarahan-pengarahan terhadap masyarakat tentang kebersihan.

(12)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

43 f. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Agama

Agama dan masyarakat memiliki hubungan yang erat. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk di perkotaan maka kebutuhan akan fasilitas peribadatan seperti mesjid tentunya juga akan berpengaruh. Budaya dan kebiasaan masyarakat pun akan mengalami perubahanAdapun tanggapan responsden tentang perbedaan tingkat pendidikan terhadap timbulnya prilaku tindak kriminalitas, dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8 Penilaian Responden Tentang Pengaruh Kualitas Pendidikan Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Keterangan:

1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli

3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Berdasarkan Tabel 33 menunjukkan bahwa 56 % responden menjawab berpengaruh dan 31 % menjawab kurang berpengaruh serta 12% menjawab tidak berpengaruh dan 1% menjawab sangat berpengaruh. Dapat disimpulkan bahwa Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu membawa pengaruh terhadap agama masyarakat.

Seperti yang diketahui, pada tahun sebelum direncanakannya pembangun kawasan pendidikan, keadaan masyarakat di lokasi penelitian bisa dikatakan perkampungan. Terlebih lagi masalah keagamaan yang masih memiliki keterbatasan. Jumlah mesjid masih kurang, ditambah lagi kegiatan keagamaan di mesjid seperti pengajian masih kurang. Masyarakat harus menempuh jarak yang cukup jauh untuk mengantarkan anak-anaknya untuk mengaji atau belajar agama. Namun, seiring dengan berkembangnya daerah tersebut setelah adanya pembangunan kampus, kini mesjid-mesjid di sekitar warga banyak diadakan pengajian atau belajar agama dan masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh mendaftarkan anak-anaknya. Selain itu, adanya beberapa mahasiswa yang bermukim (kontrak/kos) di rumah-rumah warga yang bersedia memberikan bimbingan pengajian dan bahkan tidak jarang mahasiswa tersebut memberikan ceramah di mesjid pada hari jumat dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Untuk lebih mempermudah peneliti dalam menyimpulkan hasil kuesiner yang di lakukan dengan menggunakan metode crosstabulation dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi maka hasil rekapitulasinya dapat dilihat pada tabel9 dibawah ini.

(13)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

44

Tabel 9 Penilaian Responden Tentang Pengaruh Kualitas Pendidikan Masyarakat

Sumber: Hasil Analisis Tahun 2012 Keterangan:

1. Tokoh masyarakat 2. Buruh kuli

3. Pedagang 4. Pegawai/PNS

Dari hasil rekapitulasi penilaian kuesioner berdasarkan beberapa indikator yang ditampilkan dalam tabel diatas dengan akumulasi nilai responden yang didapat, maka dapat diketahui bahwa faktor yang berpengaruh menurut perubahan fisik lingkungan terhadap pada kawasan pendidikan samata-bontomarannu yakni meningkatnya harga lahan, perubahan fungsi lahan, dan berkembangnya bangunan-bangunan komersial dan perumahan di wilayah penelitian. Lahan kosong menjadi lahan terbangun banyak dijumpai di sekitar Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu. Seperti pembangunan perumahan-perumahan baru, ruko, serta adanya alih fungsi rumah tinggal menjadi rumah dengan kegiatan ekonomi (sewa / kos).

Dengan adanya kampus di juga memberikan pengaruh terhadap harga lahan. Hal ini dapat dilihat dengan naiknya harga lahan di Kelurahan Romangpolong, Kelurahan Mawang, Kelurahan Bontomanai, Kelurahan Borongloe, dan Kelurahan Romanglompoa yang tiap tahunnya semakin mahal. Seperti di kelurahan romangpolong sekitar tahun 2005 harga tanah hanya mencapai Rp 600.000,- sampai Rp 700.000,- untuk 1m2 luas lahan sedangkan untuk tahun 2012 harga tanah bisa mencapai Rp 1.000.000,- sampai Rp 1.500.000,- untuk 1m2 luas lahan.

Adapun faktor yang berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat adalah pengaruh kualitas pendidikan, kesehatan, dan agama di masyarakat. Banyaknya mahasiswa pendatang baru yang tinggal di sekitar kawasan dan pembangunan kampus, memberikan dampak terhadap pola pikir masyarakat lokal. Banyak warga yang mulai termotivasi dan sadar akan pentingnya pendidikan. Khususnya anak-anak untuk bersekolah maupun melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan alasan letak tempat tinggal dengan universitas yang lebih dekat. Selain masalah pendidikan, Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu juga membawa pengaruh terhadap permasalahan agama di masyarakat sekitar. Berdasarkan dari hasil kuesioner dan wawancara yang dilakukan, TPA lebih aktif karena adanya beberapa mahasiswa yang bersedia membimbing. Seperti salah satu

(14)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

45

mahasiswa UIN yang tinggal di Kelurahan Romangpolong. Selain itu, adanya kegiatan pengajian majelis taklim tiap malam jumat di masjid setempat. Adapun pengaruhnya terhadap masalah kesehatan yakni setelah adanya pembangunan kampus, masyarakat lebih memperhatikan lingkungan serta kesehatan. Setiap rumah telah memiliki kamar mandi atau toilet masing-masing. Mahasiswa yang tinggal di sekitar kampus juga memberikan dampak yang cukup besar terhadap masyarakat. Seperti memberikan nasihat dan pengetahuan, serta pengarahan-pengarahan terhadap masyarakat tentang kebersihan.

E. Kesimpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan untuk menjawab tujuan dari penelian ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor yang berpengaruh menurut perubahan fisik spasial kota terhadap kondisi social ekonomi masyarakat adalah letak keberadaan kampus, meningkatnya harga lahan, dan berkembangnya bangunan-bangunan komersial dan perumahan di Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu, adapun factor yang sangat berpengaruh menurut perubahan fisik spasial kota terhadap terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat adalah terjadinya perubahan pemanfaatan lahan. Sedangkan faktor yang berpengaruh terhadap kondisi sosial masyarakat adalah pengaruh kualitas pendidikan, kesehatan, dan agama di masyarakat.

Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan munculnya berbagai aktivitas perdagangan dan jasa lainnya yang tumbuh di sekitar jaringan jalan utama terutama yang berada dekat dari kampus atau dekat dengan tempat tinggal mahasiswa, serta bangunan rumah kos yang semakin banyak bermunculan di daerah permukiman yang dekat dengan kampus atau daerah pengembangan yang masih kosong di sekitar kampus. fungsi lahan dari suasana pertanian menjadi aktifitas kegiatan perkotaan pendukung kawasan pendidikan. Adapun pengaruh sosial terhadap pendidikan yaitu warga lebih termotivasi khususnya anak-anak untuk bersekolah maupun melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dengan alasan letak tempat tinggal dengan universitas yang lebih dekat. Selain itu, pengaruhnya terhadap agama yaitu warga termotivasi untuk mendatangi mesjid-mesjid setempat. Seperti beberapa mahasiswa yang memberikan bimbingan mengaji maupun kegiatan-kegiatan lainnya. Adapun pengaruhnya terhadap kesehatan dan lain-lain.

Daftar Pustaka

Adisasmita, Raharjo. 1989. Ekonomi Perkotaan. UNHAS: Ujung Pandang

Amar. 2004. Kutub dan Pusat Pertumbuhan Sebagai Konsep Pengembangan Wilayah. Tadulako University Press: Palu

Faisal, Sanapiah. 1996. Format-Format Penelitian Sosial. Rajawali Press: Jakarta

Gallion, Arthur B. dan Simon, Eisner. 1996. Pengantar Perancangan Kota Desain dan Perencanaan Kota, Edisi Kelima, Jilid I. Erlangga: Jakarta

ILham. 1990. Strategi Pembangunan Perkotaan Di Indonesia. Usaha Nasional: Surabaya

Jayadinata, Johara T. 1986. Tata Guna Tanah Dalam Perencanaan Pedesaan dan wilayah. Penerbit ITB: Bandung

Robinson, Tarigan. 2005. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Bumi Aksara: Jakarta Simolingga. 1999. Pembangunan Kota. Pustaka Sinar Harapan Anggota Ikapi: Jakarta Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Cet. Kedua. Alfabeta:

Bandung.

(15)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

46

Zulkaidy, Denny. 1999. Pemahaman Perubahan Pemanfaatan Lahan Kota Sebagai Dasar Bagi Kebijakan Penanganannya, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota: ITB: Bandung.

(16)

Risma Handayani, Pengaruh Kawasan Pendidikan Samata-Bontomarannu Terhadap Daerah Sekitar

Gambar

Tabel 2 Skala Likert
Gambar 1 Peta Lokasi Penelitian
Tabel 2 Data Pemanfaatan Lahan  di Lokasi Penelitian Tahun 2005 - 2012
Tabel 4 Penilaian Responden Tentang Perubahan Fungsi LahanTerhadap Kondisi  Sosial Ekonomi Masyarakat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada bagian Control bertugas untuk memantau dan mengevaluasi secara berkala aplikasi e-marketing yang sudah diterapkan oleh perusahaan sudah berhasil mencapai

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, peneliti tertarik untuk mengembangkan lembar kerja peserta didik elektronik berbasis lingkungan pada materi larutan

Pupa lalat pengorok daun ini umumnya ditemukan di tanah, tetapi pada tanaman bawang merah sering ditemukan menempel pada permukaan bagian dalam dari rongga daun

Penulis mengucapkan puji syukur ke hadirat Allh SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran serta rahmat, karunia dan hidayah-Nya yang selalu terlimpahkan sehingga

Jadi, pengambilan keputusan untuk pemilihan jurusan di Perguruan Tinggiadalah sebuah proses berpikir dimana individu mengevaluasi satu atau lebih alternatif dan membuat

Sumber daya manusia yang berkaitan dengan manajemen, tenaga kerja, kondisi, dan lingkungan kerja yang secara profesional dan dapat terintegrasi dengan baik dapat meningkatkan

Maka karenanya apabila dalam suatu akta otentik yang dibuat di- hadapan seorang nataris tercantum bahwa pada suatu hari tertentu si A. telah menghadap di muka

Aliran darah pulmonal yang berlebihan ada pada mereka dengan gagal jantung akibat shunt besar dari kiri ke kanan, dan kekaburan difus karena kongesti vena