• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP\ud PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU\ud UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP\ud PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU\ud UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP

PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU

UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

Andika Dwi Putra

Faculty of Engineering Lampung University Jln. Soekarno Hatta Gn. Bumi Jaya II No.04, Bandar Lampung

HP: 08982272248

andika_karir@yahoo.co.id

Rahayu Sulistyorini

Lectur on Civil Engineering Lampung University

HP: 08127926859

sulistyorini_smd@yahoo.co.uk

Syukur Sebayang

Lectur on Civil Engineering Lampung University

HP: 081379272444 syukur.sebayang@facebook.com

Abstract

This study be hold to find out how effective the road widening to reduces traffic congestion and increases the road performance. Traffic flow data obtained by traffic counting on Tuesday and Thursday at peak hours. Width the Teuku Umar streets obtained by direct measurement. The data was analyzed based on MKJI 1997. Furthermore, to determine the level of service (LOS) refers to the Decision of Ministry of Transportation Area Number 16 in 2006. Before widening, Teuku Umar streets Tanjung Karang-Rajabasa direction had a level of service (LOS) C and the opposite direction had a level of service (LOS) C. After widening of 1,2 m, Teuku Umar streets the Tanjung Karang-Rajabasa still had a level of service (LOS) C and the opposite direction had a level of service (LOS) decreased to level D. This indicated that changes geometric form of the road isn’t too increasing the level of service (LOS) significantly.

Key Words : Road Widening, Level of Service

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Permasalahan transportasi yang sering terjadi di kota-kota besar adalah kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas adalah kondisi dimana volume lalu lintas lebih besar daripada kapasitas jalan. Kemacetan lalu lintas terjadi biasanya pada ruas jalan yang menjadi akses utama dari aktifitas masyarakat suatu kota. Semakin meningkatnya jumlah penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat kegiatan dan secara langsung akan meningkatkan pergerakan pada suatu daerah. Meningkatnya jumlah pergerakan di suatu kota akan meningkatkan jumlah penggunaan sarana transportasi baik sarana transportasi umum maupun pribadi. Semakin meningkatnya jumlah sarana transportasi yang tidak seiring dengan peningkatan prasarana transportasi, seperti jalan raya, mengakibatkan peningkatan volume lalu lintas tidak mampu ditampung oleh kapasitas jalan raya.

Pelebaran jalan raya adalah salah satu tindakan penyediaan prasarana transportasi yang merupakan bagian dari perbaikan geometrik untuk menambah kapasitas jalan sehingga dapat lebih banyak menampung volume lalu lintas. Ketersediaan prasarana transportasi yang cukup efektif dapat memberikan keamanan dan keselamatan berkendara kepada para pelaku pergerakan. Dengan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor setiap tahun

(3)

maka pelebaran jalan raya perlu dilaksanakan untuk mengimbangi volume lalu lintas yang ditimbulkan oleh peningkatan jumlah kendaraan.

Dalam studi ini mengambil studi kasus jalan Teuku Umar dikarenakan pada ruas jalan sedang dilakukan pelebaran ruas jalan dan pada jalan ini terdapat intensitas aktifitas masyarakat yang tinggi yang dapat memacu tingginya volume lalu lintas pada ruas jalan ini. Hal ini dapat menimbulkan permasalahan lalu lintas seperti kemacetan lalu lintas apabila tidak disertai dengan peningkatan pelayanan prasarana transportasi seperti pelebaran ruas jalan.

B. Rumusan Masalah

Dalam studi ini penulis ingin mengetahui pengaruh dari pelebaran jalan meliputi: 1. Kapasitas lalu lintas maksimal jalan Teuku Umar sebelum pelebaran ruas jalan. 2. Kapasitas lalu lintas maksimal jalan Teuku Umar setelah pelebaran ruas jalan. 3. Derajat kejenuhan yang ditimbulkan sebelum dan setelah pelebaran jalan. 4. Penyebab kemacetan di ruas jalan Teuku Umar.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan antara lain:

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh dari pelebaran ruas jalan Teuku Umar terhadap kemacetan lalu lintas di jalan tersebut.

2. Mengetahui penyebab kemacetan yang ada hubungannya dengan lebar efektif ruas jalan.

3. Membandingkan kapasitas ruas jalan sebelum dan sesudah diperlebar. D. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat antara lain :

1. Mengetahui seberapa efektif pengaruh pelebaran ruas jalan terhadap pengurangan kemacetan di jalan Teuku Umar.

2. Memberikan informasi serta masukan kepada pihak yang terkait tentang alat penyelesaian permasalahan kemacetan di jalan Teuku Umar.

E. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut :

1. Kawasan penelitian yang dipilih adalah ruas jalan yang mengalami pelebaran yaitu Ruas Jalan Teuku Umar pada segmen Simpang Urip Sumoharjo sampai Simpang Rumah Sakit Umum Abdoel Moeloek dengan titik survey pada daerah Hotel Sari Damai. Cara pengambilan data adalah dengan survey jumlah kendaraan dan survey waktu tempuh.

2. Waktu pelaksanaan survey yaitu pada jam yang mewakili jam sibuk yaitu 06.00-09.00, 10.30-13.30, dan 16.00-19.00.

3. Parameter yang digunakan untuk menilai kinerja jalan adalah kapasitas, waktu tempuh, kecepatan dan derajat kejenuhan.

4. Metode perhitungan yang digunakan adalah manual dengan menggunakan perhitungan jalan perkotaan pada Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI 1997)

(4)

METODE PENELITIAN

\

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian

! ! " " " # $%%& ' ( " " ' )

(5)

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Data Geometrik Jalan

1. Data Geometrik Jalan Sebelum Pelebaran

Nama jalan : Teuku Umar

Jenis jalan : Nasional

Fungsi jalan : Arteri sekunder

Tipe jalan : 4/2 D

Panjang jalan : 3,3 km

Lebar perkerasan : 2 x 7 m

Lebar median : 2 m

Lebar kerb : 1,5 m

Gambar 2. Penampang Jalan Teuku Umar sebelum pelebaran ruas jalan

2. Data Geometrik Jalan Setelah Pelebaran

Nama jalan : Teuku Umar

Jenis jalan : Nasional

Fungsi jalan : Arteri sekunder

Tipe jalan : 4/2 D

Panjang jalan : 3,3 km

Lebar perkerasan : 2 x 4,1 m

Lebar median : 1,75 m

Lebar kerb : 1,5 m

Gambar 3. Penampang Jalan Teuku Umar setelah pelebaran ruas jalan

B. Data Arus Lalu Lintas

1. Data Arus Lalu Lintas Sebelum Pelebaran Ruas Jalan

(6)

Nilai Arus Total (Q) (smp/jam)

Tahun Arah Nilai Arus Lalu Lintas (smp/jam)

2011 Tanjung Karang-Rajabasa 2208

2011 Rajabasa-Tanjung Karang 2266

Sumber : Pengamatan di lapangan, September 2011

2. Data Arus Lalu Lintas Setelah Pelebaran

Data lalu lintas yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang didapatkan secara langsung melalui pengamatan (survei) lapangan.

Pengamatan volume lalu lintas dilakukan selama 2 hari, yaitu hari Selasa dan Kamis, tanggal 7 dan 9 Februari 2012. Pengamatan dilakukan setiap 5 menit selama 3 jam pengamatan pada tiap-tiap survei pagi, siang, dan sore.

Arus jam puncak pada arah Rajabasa-Tanjung Karang terjadi pada Selasa tanggal 07 Februari 2012 pada pagi hari pukul 07.00-08.00 WIB. Sedangkan arus jam puncak pada arah Tanjung Karang-Rajabasa terjadi pada Kamis tanggal 09 Februari 2012 pada sore hari pukul 17.00-18.00 WIB. Nilai arus lau lintas Jalan Teuku Umar dapat di lihat pada tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Nilai arus lalu lintas pada Jalan Teuku Umar sebelum pelebaran

Nilai Arus Total (Q) (smp/jam)

Tahun Arah Nilai Arus Lalu Lintas (smp/jam)

2012 Tanjung Karang-Rajabasa 2370

2012 Rajabasa-Tanjung Karang 2672

Sumber : Pengamatan di lapangan, Februari 2012

C. Data Hambatan Samping pada Jam Puncak

Pengukuran hambatan samping dilaksanakan pada bulan Februari tahun 2012.

Tabel 3. Hambatan samping total dua arah pada jam puncak (4/2 D)

Tipe Kejadian Simbol Faktor Bobot Frekuensi Kejadian Frekuensi Berbobot Kejadian

Pejalan kaki PED 0,5 99 49,5

Kendaraan parkir PSV 1,0 283 283

Kendaraan keluar

masuk EEV 0,7 245 171,5

Kendaraan lambat SMV 0,4 18 7,2

Sumber: Pengamatan di lapangan, Februari 2012

Frekuensi Berbobot Kejadian Total = (0,5 x 99) + (1,0 x 283) + (0,7 x 245) + (0,4 x 18) = 511,2

Total frekuensi berbobot kejadian yaitu sebesar 511,2. Berdasarkan nilai tersebut maka kelas hambatan samping untuk jalan Teuku Umar adalah Tinggi.

D. Kapasitas

1. Kapasitas (C) Sebelum Pelebaran Ruas Jalan

Kapasitas ruas jalan dapat dihitung dengan mengacu pada persamaan berikut: C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs

Keterangan :

(7)

Co = Kapasitas dasar (smp/jam). FCw = Faktor penyesuaian lebar lajur. FCsp = Faktor penyesuaian pemisah arah. FCsf = Faktor penyesuaian hambatan samping. FCcs = Faktor penyesuaian ukuran kota

C = (1650 × 2) × 1,00 × 1,00 × 0,92 × 0,94 = 2854 smp/jam. 2. Kapasitas (C) Setelah Pelebaran Ruas Jalan

C = Co × FCw × FCsp × FCsf × FCcs

C = (1650 × 2) × 1,08 × 1,00 × 0,92 × 0,94 = 3083 smp/jam. E. Derajat Kejenuhan (DS)

1. Derajat Kejenuhan (DS) Sebelum Pelebaran Ruas Jalan

Derajat kejenuhan dapat dihitung dengan mengacu pada persamaan berikut: DS = Q/C

Keterangan :

DS = Derajat kejenuhan.

Q = Arus Lalu Lintas (smp/jam). C = Kapasitas (smp/jam).

a. Derajat Kejenuhan Arah Tanjung Karang-Rajabasa Q = 2208 smp/jam.

C = 2854 smp/jam.

DS = 2208/2854 = 0,77 > 0,75 (tidak memenuhi syarat kelayakan) b. Derajat Kejenuhan Arah Rajabasa-Tanjung Karang

Q = 2266 smp/jam. C = 2854 smp/jam.

DS = 2266/2854 = 0,79 > 0,75 (tidak memenuhi syarat kelayakan) 2. Derajat Kejenuhan (DS) Setelah Pelebaran Ruas Jalan a. Derajat Kejenuhan Arah Tanjung Karang-Rajabasa Q = 2370 smp/jam.

C = 3083 smp/jam.

DS = 2370/3083 = 0,77 > 0,75 (tidak memenuhi syarat kelayakan) b. Derajat Kejenuhan Arah Rajabasa-Tanjung Karang

Q = 2672 smp/jam. C = 3083 smp/jam.

DS = 2672/3083 = 0,87 > 0,75 (tidak memenuhi syarat kelayakan) F. Kecepatan Arus Bebas (FV)

1. Kecepatan Arus Bebas (FV) Sebelum Pelebaran Ruas Jalan

Kecepatan arus bebas kendaraan menurut MKJI 1997 dapat dihitung dengan mengacu pada persamaan berikiut:

(8)

Keterangan :

FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan (km/jam). FV

0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan (km/jam).

FV

W = Penyesuaian lebar lajur lalu lintas efektif (km/jam).

FFV

SF = Faktor penyesuaian kondisi hambatan samping.

FFV

CS = Faktor penyesuaian ukuran kota.

FV = (57 + 0) × 0,93 × 0,95 = 50,36 km/jam, dibulatkan menjadi 50 km/jam. 2. Kecepatan Arus Bebas (Fv) Setelah Pelebaran Ruas Jalan

FV = (FV0 + FVW) × FFVSF × FFVCS

FV = (57 + 4) × 0,93 × 0,95 = 53,89 km/jam, dibulatkan menjadi 54 km/jam.

Tabel 4. Rangkuman perbandingan data perhitungan

Faktor Do Nothing

(2011) Do Something (2012) Perubahan

Kapasitas Dasar (Co) 1650 smp/jam 1650 smp/jam - ( )

Faktor Lebar Lajur (FCw) 1,00 1,08 8 % ( )

Faktor pemisah arah (FCsp) 1,00 1,00 - ( )

Faktor Hambatan Samping (FCsf) 0,92 0,92 - ( )

Faktor Ukuran Kota (FCcs) 0,94 0,94 - ( )

;Kapasitas (C); 2854 smp/jam 3083 smp/jam 8 % ( )

Arus (Q) Arah Tanjung Karang-Rajabasa 2208 smp/jam 2370 smp/jam 7,3 % ( ) Arus (Q) Arah Rajabasa-Tanjung Karang 2266 smp/jam 2672 smp/jam 17,9 % ( ) ;Derajat Kejenuhan (DS) Arah Tanjung

Karang-Rajabasa; 0,77 0,77 - ( )

;Derajat Kejenuhan (DS) Arah

Rajabasa-Tanjung Karang; 0,79 0,87 10,1 % ( )

;Tingkat Pelayanan (LOS) Arah Tanjung

Karang-Rajabasa; C C ( )

;Tingkat Pelayanan (LOS) Arah

Rajabasa-Tanjung Karang; C D ( )

Kec. Arus Bebas Dasar (FV0) 57 km/jam 57 km/jam - ( )

Faktor Lebar Lajur (FVw) 0 4 400 % ( )

Faktor Hambatan Samping (FFVsf) 0,93 0,93 - ( )

Faktor Ukuran Kota (FFVcs) 0,95 0,95 - ( )

;Kec. Arus Bebas (FV); 50 km/jam 54 km/jam 8 % ( )

Sumber: Olah Data, 2012

G. Kecepatan Sesaat (spot speed)

Kecepatan sesaat diperoleh dengan cara membagi panjang segmen yang diamati dengan waktu sesaat. Kecepatan sesaat rerata untuk arah Tanjung Karang-Rajabasa sebesar 31,9 km/jam sedangkan untuk kecepatan sesaat rerata arah Rajabasa-Tanjung Karang sebesar 36,76 km/jam.

H. Tingkat Pelayanan (LOS)

Berdasarkan hasil analisis MKJI 1997, ruas Jalan Teuku Umar memiliki kecepatan arus bebas (FV) 54 km/jam dan kapasitas (C) 3083 smp/jam. V/C ratio atau derajat kejenuhan (DS) Jalan Teuku Umar arah Tanjung Karang-Rajabasa sebesar 0,77 dan

(9)

Arah Rajabasa-Tanjung Karang sebesar 0,87, sehingga berdasar Peraturan Menteri Perhubungan No: KM 14 tahun 2006 tingkat pelayanan ruas Jalan Teuku Umar arah Tanjung Karang-Rajabasa berada pada tingkat C dan arah Rajabasa-tanjung Karang berada pada tingkat D.

I. Pemecahan Masalah

1. Skenario 1 (Pemisahan Jalur Khusus Sepeda Motor)

Pada skenario ini diasumsikan bahwa jalur lalu lintas selebar 8,2 m dipisahkan menjadi jalur khusus sepeda motor selebar 2,2 m dan dua jalur untuk mobil masing-masing selebar 3 m. Kelas hambatan samping yang digunakan adalah kelas Tinggi. Kondisi dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.

Gambar 4. Pemisahan jalur khusus sepeda motor 2. Skenario 2 (Penurunan Hambatan Samping)

Menurunkan hambatan samping Jalan Teuku Umar dari kelas Tinggi menjadi kelas Sedang dengan cara pemasangan rambu dilarang parkir di kawasan yang ramai digunakan untuk parkir sembarang, larangan pemberhentian kendaraan umum kecuali di halte dan menertibkan pedagang kaki lima. Hal ini akan menambah daya tampung ruas jalan itu sendiri.

Pada skenario ini, diasumsikan sebelumnya bahwa lebar ruas jalan dikurangi sebesar 2,5 m untuk parkir kendaraan. Kemudian dibandingkan dengan kondisi lebar ruas jalan tanpa kendaraan parkir di sisi jalan (penurunan hambatan samping), dimana kelas hambatan samping menjadi Sedang Kondisi dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini.

(10)

3. Skenario 3 (Pelebaran Ruas Jalan )

Pada skenario 3 ini dilakukan pelebaran ruas jalan, dari kondisi 2 lajur selebar 4,1 m, dengan menggeser saluran drainase selebar 0,9 m untuk dijadikan perkerasan jalan, menjadi 3 lajur selebar 3 m untuk tiap-tiap lajur (Gambar 6). Diasumsikan kelas hambatan samping sama dengan tahun 2012 yaitu kelas Tinggi.

Gambar 6. Pelebaran ruas jalan

4. Skenario 4 (Penurunan hambatan samping dan pelebaran ruas jalan)

Alternatif pemecahan masalah yang ke-4 yaitu kombinasi dari pelebaran ruas jalan (skenario 3) dengan penurunan kelas hambatan samping menjadi kelas sedang (skenario 2).

Perbandingan kapasitas (C), derajat kejenuhan (DS), kecepatan arus bebas (FV) dan tingkat pelayanan (LOS) dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini.

Gambar 7. Pelebaran ruas jalan dan penurunan hambatan samping

Tabel 5. Perbandingan kondisi pada skenario 4 (penurunan hambatan samping dan pelebaran ruas jalan)

Kinerja Dn Ds Skenario 1 Skenario 2 Skenario 3 Skenario 4

C (smp/jam) 2854 3083 2711 3183 4007 4110

DS Arah Tanjung Karang-Rajabasa 0,77 0,77 0,595 0,745 0,59 0,58 DS Arah Rajabasa-

Tanjung Karang 0,79 0,87 0,64 0,84 0,67 0,65

FV (km/jam) 50 54 53 56 51 53

LOS Arah Tanjung Karang-Rajabasa C C A C A A

LOS Arah Rajabasa-Tanjung Karang C D B D B B

(11)

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan dan analisis pada ruas Jalan Teuku Umar Kota Bandar Lampung, diperoleh kesimpulan sebagai berikut ini:

1. Sebelum dilakukan pelebaran ruas jalan, Jalan Teuku Umar arah Tanjung Karang-Rajabasa memilki derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,77 dan arah Karang-Rajabasa-Tanjung Karang memiliki derajat kejenuhan (DS) sebesar 0,79. Setelah dilakukan pelebaran sebesar 1,2 m maka derajat kejenuhan (DS) di Jalan Teuku Umar arah Tanjung Karang-Rajabasa tetap sebesar 0,77 dan derajat kejenuhan (DS) arah Rajabasa-Tanjung Karang menjadi 0,87.

2. Berdasarkan hasil analisis, perubahan geometrik jalan raya yaitu pelebaran ruas jalan, secara signifikan tidak terlalu meningkatkan tingkat pelayanan (LOS) pada Jalan Teuku Umar. Sebelum dilakukan pelebaran ruas jalan, Jalan Teuku Umar arah Tanjung Karang-Rajabasa berada pada tingkat pelayanan (LOS) C dan arah Rajabasa-Tanjung Karang berada pada tingkat pelayanan (LOS) C. Namun setelah diperlebar, Jalan Teuku Umar arah Tanjung Karang-Rajabasa tetap berada pada tingkat pelayanan (LOS) C dan bahkan tingkat pelayanan (LOS) pada arah Rajabasa-Tanjung Karang menurun ke tingkat D. Hal ini diperkirakan akibat pertumbuhan jumlah kendaraan, tingginya hambatan samping dan kendaraan yang memutar haluan pada bukaan median (U-Turn).

3. Berdasarkan hasil dari skenario pemecahan masalah, skenario 1 (penurunan hambatan samping) menghasilkan tingkat pelayanan (LOS) C untuk arah Tanjung Karang-Rajabasa dan tingkat pelayanan (LOS) D untuk arah Rajabasa-Tanjung Karang. Sedangkan skenario 2 (rekondisi tipe jalan menjadi 6/2D), skenario 3 (penurunan hambatan samping dan rekondisi tipe jalan menjadi 6/2D) dan skenario 4 (Pemisahan Jalur Khusus Sepeda Motor) menghasilkan tingkat pelayanan (LOS) A untuk arah Tanjung Karang-Rajabasa dan tingkat pelayanan (LOS) B untuk arah Rajabasa-Tanjung Karang.

DAFTAR PUSTAKA

Ardhiarini, Rizky. 2008. Analisis Kinerja Ruas Jalan Di Yogyakarta (Studi Kasus Pada Jalan K. H. Ahmad Dahlan). Universitas Islam Indonesia: Yogyakarta.

Manual Kapasitas Jalan Indonesia. 1997. Direktorat Jenderal Bina Marga: Jakarta. Susanda, Dwi. 2006. Analisa pengaruh meningkatnya jumlah sepeda motor terhadap

kinerja Jalan Teuku Umar Bandar Lampung. Universitas Lampung: Bandar Lampung.

Tamin, Ofyar Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Institut Teknologi Bandung: Bandung.

Gambar

Gambar 1. Diagram Alir Penelitian   ! !""" #$%%&'(""  ' )
Gambar 2. Penampang Jalan Teuku Umar sebelum pelebaran ruas jalan  2. Data Geometrik Jalan Setelah Pelebaran
Tabel 3. Hambatan samping total dua arah pada jam puncak (4/2 D)
Tabel 4. Rangkuman perbandingan data perhitungan
+3

Referensi

Dokumen terkait

organisasi BUMDes Harapan Barokah, haruslah melakukan terobosan-terobosan atau kebijaksanaan (Policy) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejateraan anggota khususnya dan

Pada penelitian ini akan dikaji sumber air baku dari Sungai Ambawang interbasin Sungai Landak dan pengembangan SPAM sebagai strategi yang adaptif terhadap

Skripsi ini dilatarbelakangi oleh proses pembelajaran IPA di MI Sudirman Kupang Ambarawa yang masih menggunakan metode-metode konvensional, yang lebih memposisikan

Menurut Badrul (2013), ada tiga jenis kolam menurut bahan pembuatannya, antara lain. Kolam terpal merupakan kolam yang paling banyak dipakai, sebagai tehnik yang paling

Sedangkan untuk melihat pemicu terjadinya konflik yang tidak lain sebenarnya adalah persoalan kesadaran keagamaan, penulis mengadopsi pemikirannya Amin Abdullah untuk

Analisis Pengaruh Kualitas Pendidikan dan Pelayanan Pendidikan Terhadap Kepuasan Mahasiswa (Studi pada Program Pasca Sarjana Magister Manajemen Universitas Mercu Buana Bekasi). Rp

penelitian ini pengaruh senam Tai Chi terhadap tekanan darah dilihat pada wanita usia 50 tahun ke atas, oleh karena salah satu faktor terjadinya peningkatan tekanan darah