• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Kelayakan Sistem Informasi Manajemen Untuk Workshop dan Laboratorium

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Kelayakan Sistem Informasi Manajemen Untuk Workshop dan Laboratorium"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN KELAYAKAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN UNTUK WORKSHOP DAN LABORATORIUM

Nova Eka Budiyanta

Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta, Indonesia

e-mail: nova.eka@atmajaya.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi untuk membantu pengguna untuk membuat administrasi yang lebih baik tentang manajemen persediaan di bengkel dan laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Prosedur penelitian ini terdiri dari analisis kebutuhan, desain produk, implementasi produk, dan evaluasi produk. Dalam proses pengembangan produk, produk dievaluasi dengan uji alfa dan uji beta. Pertama, produk dievaluasi menggunakan uji alpha ketika diimplementasikan dalam pelatihan pengguna yang diadakan di Laboratorium Komputer untuk memperoleh beberapa tanggapan dari semua pengguna. Setelah mendapatkan semua data dari uji alfa, produk tersebut telah direvisi dan diluncurkan ulang untuk diimplementasikan di setiap sekolah kejuruan untuk mendapatkan tanggapan dari semua pengguna yang diperlukan dan dievaluasi menggunakan uji beta. Data telah dianalisa menggunakan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian ini adalah aplikasi perangkat lunak yang disebut Sistem Informasi Manajemen Fasilitas Laboratorium dan Bengkel untuk Pendidikan Vokasi. Produk ini fokus pada aspek Usability dalam kriteria hasil yang baik.

Kata kunci: Laboratorium, Sistem Informasi Manajemen, Bengkel

ABSTRACT

This study is aimed to develop an information system for helping users to make a better administration about inventory management in workshop and laboratory of vocational high education. Procedures of this study consist of need analysist, product design, product implementation, and product evaluation. In the product development process, the product was evaluated by alpha test and beta test. First, product was evaluated using alpha test when it implemented in user training that held in Computer Laboratory of State University of Yogyakarta to gaining some responses from all users. After get all data from alpha test, the product has been had a revision and re-launched to be implemented in each vocational school to gain any responses from all users needed and evaluated using beta test. The data has been analyst using descriptive statistics. The result of this study is a software application called by Workshop and Laboratory Facilities Management Information System for Vocational Education. This product focus on Usability aspect in the criteria of a good result. Keywords: Laboratory; Management Information System; Workshop

(2)

PENDAHULUAN

Kelemahan lembaga pendidikan yang terkait dengan proses pembelajaran di sekolah-sekolah kejuruan telah menjadi kendala bagi siswa di setiap program kejuruan. Meningkatnya minat siswa kejuruan di bidang industri menjadi perhatian utama penyelenggara pendidikan vokasi. Minat siswa di bidang industri memenuhi visi pendidikan kejuruan yang mencakup persiapan untuk bekerja dalam pekerjaan apa pun yang memerlukan pendidikan khusus dan memerlukan kebutuhan dalam hal bersosialisasi, serta yang paling adalah tepat dilakukan di sekolah [1]. Dengan demikian, para pengembang sekolah kejuruan perlu melakukan perbaikan dan inovasi dalam setiap aspeknya. Salah satu aspek yang perlu ditingkatkan dan diinovasi adalah fasilitas yang digunakan oleh siswa, guru, dan operator sekolah. Selain itu, proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika sarana dan sarana sudah lengkap sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai [2].

Di sebagian besar bengkel dan laboratorium di banyak sekolah kejuruan, sistem untuk mencatat data persediaan masih menggunakan sistem manual. Berbeda dengan fakta yang ada, sebagian besar sistem manual tidak mampu memberikan layanan yang baik atau memuaskan. Dalam penelitian yang diadakan di PD Azqa Garut, misalnya, ada beberapa masalah termasuk kesulitan dalam proses pencarian data transaksi pelanggan dan juga pengelolaan dan pembuatan laporan bulanan [3]. Untuk mengatasi masalah ini, beberapa peneliti mencoba untuk membuat perangkat lunak yang dapat membantu mengelola persediaan yaitu informasi sistem manajemen. Kualitas perangkat lunak dianggap sebagai faktor

dasar yang menentukan keberhasilan suatu perangkat lunak [4].

Beberapa peneliti telah mempelajari tentang manajemen sistem informasi yang dapat meningkatkan kualitas sekolah. Dalam penelitian yang diadakan di SMK N 3 Yogyakarta, manajemen sistem informasi yang dibuat, yaitu SIMBA SMK Negeri 3 Yogyakarta, memperoleh predikat Baik dengan skor rata-rata 3,77 dalam kelancaran, konsistensi, akurasi, dan reliabilitas [5]. Namun, kelemahan dari penelitian itu adalah bahwa ia tidak dapat diakses dari komputer lain secara online karena menerapkan sistem jaringan lokal.

Sementara itu, dalam penelitian yang diadakan pada Sistem Informasi Berbasis Teknik Elektro Laboratorium Terpadu Web Desain dari Universitas Lampung, masih perlu beberapa catatan tambahan untuk verifikasi bebas laboratorium [6]. Teknologi berbasis web adalah salah satu aplikasi teknologi informasi dan komunikasi [7]. Perkembangan teknologi web sangat cepat baik perangkat terkait maupun perangkat perangkat keras-perangkat keras yang terkait dengannya [8, 9, 10].

Dalam pengembangan sebuah sistem informasi, tentu saja diperlukan proses pengujian. Dalam artikel ini akan dibahas pengujian dalam sistem informasi yang dikembangkan berdasarkan aspek Usability. Aspek Usability merupakan suatu tolak ukur yang mana operator ataupun pengguna sistem informasi dapat mengakses fungsi dari sistem informasi dengan efisien dan efektif. Evaluasi pada aspek Usability merupakan faktor penting dalam pengembangan sistem informasi dan perangkat lunak khususnya perangkat lunak berbasis web [11].

(3)

DASAR TEORI

Sistem informasi merupakan sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem informasi yang terhubung sebagai sarana pengelolaan data untuk menghasilkan informasi sebagai penunjang pengambilan keputusan. Sistem merupakan seperangkat elemen yang digabungkan untuk memperoleh tujuan yang sama [12]. Informasi berbeda dengan data. Data merupakan fakta yang tidak sedang digunakan pada proses pengambilan keputusan, sedangkan informasi terdiri dari data yang telah diperoleh dan diolah, selanjutnya digunakan untuk tujuan yang bersifat informatif dalam hal pengambilan kesimpulan, keputusan, dan argumentasi. Dalam deskripsi yang lain, sistem informasi merupakan suatu sistem di dalam suatu kelompok yang mempertemukan kebutuhan pengelolaan transaksi harian, menunjang sistem operasional, bersifat manajerial, dan memerlukan pihak – pihak tertentu dengan laporan – laporan yang tersedia [13].

Manajemen merupakan pengelolaan suatu usaha terhadap tujuan tertentu. Manajemen merupakan usaha pencapaian terhadap tujuan tertentu melalui beberapa kegiatan koordinasi yang dilakukan oleh seseorang terhadap sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan, dan pengendalian [14]. Dalam deskripsi yang lain, manajemen merupakan seni dan ilmu dalam mengatur proses pemanfaatan sumber daya secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan tertentu [15]. Berdasarkan teori dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa manajemen merupakan serangkaian tindakan terhadap sumber daya yang terdiri dari fungsi POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling).

Sistem informasi manajemen merupakan seperangkat peralatan untuk menunjang pelaksanaan proses dalam organisasi. Sistem informasi manajemen merupakan serangkaian organisasi, pedoman dan peuntuk, serta perangkat pengolah data yang digunakan untuk menghasilkan informasi secara efisien dan efektif [12]. Pemodelan sistem merupakan suatu siklus yang terjadi dalam tahap pengembangan aplikasi perangkat lunak. Pemodelan Sistem mempunyai 2 buah model yaitu Model Fisik yang merupakan gambaran sistem yang digunakan untuk menggambarkan proses kerja sistem secara fisik dan Model Logis yang merupakan gambaran sistem yang digunakan untuk menggambarkan proses yang harus ada dalam pengembangan sistem termasuk aliran data dan penyimpanan data [18]. Pemodelan Sistem didukung oleh beberapa perangkat seperti Pernyataan dari sebuah tujuan yang berisi deskripsi tekstual dari fungsi sistem yang akan dikembangkan. Diagram Alir Data Level Konteks yang berisi tentang gambaran hubungan antara entitas luar, masukan, serta keluaran dari sebuah sistem. Komponen Diagram Alir Data Level Konteks dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Komponen Diagram Alir Data Level Konteks

Daftar Kejadian berisi tentang kejadian dari sistem yang berfungsi sebagai

(4)

perangkat untuk mengatur kejadian yang terjadi pada sistem untuk dapat direspon oleh sistem secara efektif dan efisien. Diagram Alir Data berisi tentang model logika dari suatu sistem yang akan dikembangkan. Terdapat 2 dasar pembuatan DAD yaitu dengan penggunaan notasi dari De Marco – Yourdon dan / atau Gane Sarson yang dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Teknik Pembuatan Diagram Alir Data

Kamus Data berisi kelengkapan istilah data dalam suatu sistem. Kamus data adalah serangkaian data dan informasi faktual yang dibutuhkan oleh suatu sistem [19]. Kamus data dibuat dalam langkah analisis untuk mendukung sistem komunikasi antara Analis Sistem dan Pengguna. Selain langkah analisis, kamus data juga dibuat dalam langkah perencanaan berdasarkan aliran data pada DFD. Spesifikasi proses terdiri dari bentuk naratif menggunakan kalimat sederhana untuk membuat pengguna dengan mudah memahami algoritma

pemrograman, interaktivitas Antarmuka Pengguna, dan diagram blok untuk memodelkan input data yang memahami kerja sistem.

Rancangan data masukan atau input adalah suatu format isian yang berfunsi sebagai penangkap data yang diperoleh dari sistem transaksi dengan sspesifikasi yang jelas. Penggunaan code sering dioptimalkan guna mengurangi jumlah data yang masuk ke suatu sistem tanpa mengurangi kelengkapan dari data [17]. Desain data masukan dapat disesuaikan dengan proses input yang terdiri dari 2 tahap yaitu Penangkapan Data yang berfungsi sebagai pencatat data masukan ke dalam dokumen dasar dan Pemasukan Data yang berfungsi untuk memasukkan data ke dalam sistem.

Data keluaran merupakan hasil proses dari sestem informasi yang dibangun. Data keluaran dibagi menjadi internal output yang berfungsi sebagaipendukung proses manajemen yang tetap disimpan sebagai arsip dan external output yang berfungsi sebagai distributor data terhadap pihak luar yang membutuhkan. Perancangan output digunakan untuk membuat pelaporan dari suatu proses di dalam sistem [17]. Perancangan laporan dapat diklasifikasikan menjadi laporan data table seperti equipoised report, variance report, comparative report, dan notice report serta laporan data grafik yang berbentuk grafik garis, bar, maupun pie dengan tujuan kemudahan pembacaan dan ketepatan skala, dimensi, hubungan antar variabel.

User Interface atau Antarmuka merupakan layar dialog antara pengguna dengan sistem. Dialog yang terjadi pada pengguna dan sistem berupa data masukan dan data keluaran. Perancangan dialog antarmuka haruslah interaktif guna memudahkan pengguna

(5)

dalam mengakses sistem diantaranya pembuatan menu, setting dialog, dan tubuh dari aplikasi [17].

Perancangan perangkat lunak haruslah juga memperhitungkan kapasitas memori dari perangkat keras mengingat besarnya file data yang akan disimpan dalam periode tertentu. Database atau basis data merupakan suatu kumpulan koleksi data – data yang berhubungan satu dengan yang lain secara logika dan dirancang guna memenuhi kebutuhan informasi [20]. Istilah umum yang sering digunakan dalam database dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Istilah Umum dalam Basis Data

CodeIgniter merupakan sebuah framework PHP yang mempunyai fitur untuk dapat memudahkan developer dalam mengembangkan aplikasi berbasis Web menggunakan bahasa pemrograman PHP dibandingkan dengan menyusun semua code program dengan PHP dari awal [21]. CodeIgniter dirilis pertama kali oleh Rick Ellis, yang merupakan CEO dari Ellislab, Inc., sebuah perusahaan yang memproduksi Content Management System (CMS) bernama Expression Engine. Dalam perjalanan, CodeIgniter dikembangklan oleh Expression Engine Development Team. Flowchart dari data aplikasi pada sistem menggunakan PHP dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Flowchart Sistem Aspek Usability merupakan kemampuan produk perangkat lunak untuk dapat dengan mudah dipahami dan dipelajari serta mudah digunakan dan menarik pengguna dalam kondisi pekerjaan tertentu [22, 23, 24, 25]. Pendapat yang lain dengan substansi yang sama yaitu usability adalah satu set atribut yang berhubungan dengan upaya yang diperlukan pada saat penggunaan dan penilaian dari individu yang menggunakan perangkat lunak tersebut [26, 27, 28]. Usability mencerminkan kualitas dari karakteristik perangkat lunak terhadap pengguna [29]. Dalam deskripsi yang lain dan dari sudut pandang pengguna, faktor usability adalah prioritas utama [30]. Selain itu, Usability merupakan karakteristik utama yang paling penting untuk purwarupa perangkat lunak yang dikembangkan dan akan lebih relevan jika diuji pada pengguna yang luas [31]. Secara lebih detail, Usability merupakan kemampuan dari perangkat lunak untuk dapat digunakan dengan mudah meliputi fungsi – fungsi dan kemudahan untuk mempelajari system [32]. Usability bergantung pada komponen teknis dari sistem, operator, dan lingkungan pengoperasian. Usability menggambarkan seberapa baik dan seberapa besar kepuasan pengguna dapat mengoperasikan perangkat lunak [33].

Bentuk sederhana dalam pengujian aspek Usability adalah dengan menggunakan responden untuk menguji perangkat lunak dan responden melaporkan pengalaman mereka kepada pengembang perangkat lunak [34].

(6)

Usability merupakan wujud dari perangkat lunak yang dikembangkan seperti fitur perangkat lunak secara umum, kemudahan penggunaan, metode navigasi, dan responsive [35]. Standar pengukuran aspek usability dapat diuji dengan checklist Computer System Usability Questionnare (CSUQ) yang dikembangkan oleh IBM dengan sub-karakteristik pada ISO 9126-1 [36]. Karakteristik yang ada pada aspek Usability adalah sebagai berikut [37]: a. Understandability

Understandability merupakan kemampuan perangkat lunak untuk dapat dipahami dengan mudah. b. Learnability

Learnability merupakan kemampuan perangkat lunak untuk dapat dipelajarai dengan mudah.

c. Operability

Operability merupakan kemampuan perangkat lunak untuk dapat dioperasikan dengan mudah.

d. Attractiveness

Attractiveness merupakan kemampuan perangkat lunak untuk dapat tampil menarik bagi pengguna. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Research and Development dengan model pengembangan sistem informasi yang diperkenalkan oleh Pressman. Salah satu model pengembangannya adalah model Waterfall atau model linear sequential. Model pengembangan Waterfall mengandung pendekatan yang dapat diterapkan untuk mendukung pengembangan perangkat lunak secara sistematis dan secara berurutan [38]. Waterfall terdiri dari 4 langkah yaitu Analisis, Desain, Kode, dan Uji yang dapat dilihat pada diagram alir Gambar 2.

Gambar 2. Model Waterfall / Sekuensial Linier

Metode penelitian disesuaikan dengan kebutuhan penelitian mengacu pada model Waterfall yang dikemukakan oleh Pressman agar metode yang diterapkan dalam penelitian sesuai dengan aspek – aspek yang diperlukan dalam sistem informasi yang dikembangkan. Penyesuaian metode penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Metode Penelitian Sistem Manajemen Fasilitas Laboratorium dan

Bengkel berbasis Web di Sekolah Menengah Kejuruan

Aspek Usability diuji menggunakan checklist yang mengacu pada Computer System Usability Questionare (CSUQ) yang telah dikembangkan oleh IBM sebagai standar pengukuran aspek Usability pada perangkat lunak. Instrumen yang

(7)

digunakan untuk menguji aspek Usability dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Aspek Usability

Instrumen yang dipakai berupa kuesioner, dimulai dengan prosedur penyusunan kisi – kisi, penulisan instrument, uji coba, analisis hasil, dan revisi. Uji validitas dilakukan dengan meminta pendapat dari ahli (expert judgement) dengan teknik korelasi product moment. Rumus korelasi product moment adalah sebagai berikut :

(1) Keterangan :

N : Jumlah Responden X : Skor Variabel (Jawaban

Responden)

Y : Skor total dari variable untuk responden ke – n

Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha. Rumus Alpha adalah sebagai berikut [39]:

(2)

Keterangan :

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 : Jumlah varians butir σ1 : Varians total

Instrumen diujicobakan kepada 20 guru dan / atau operator bengkel (toolman), selanjutnya perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan program SPSS. Hasil uji validitas Aspek Usability sebanyak 19 item, dinyatakan valid sebanyak 18 item dengan nilai Corrected Item-Total Corelation antara 0,438 sampai dengan 0,795 dan dinyatakan tidak valid sebanyak 1 item. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 5.

(8)

Sedangkan hasil uji reliabilitas instrument untuk Aspek Usability dengan nilai Cronbach Alpha 0.890. Dari data yang tersedia dapat dinyatakan bahwa instrument untuk aspek Usability adalah reliabel untuk mendapatkan data karena memiliki koefisien reliabilitas > 0.6.

Teknik analisis data dilakukan menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data kuantitatif berbentuk angka hasil perhitungan dan /atau pengukuran dan dapat diproses dengan cara dijumlah lalu dibandingkan dengan jumlah angka yang diharapkan sehingga diperoleh prosentase. Prosentase ditentukan dengan cara perhitungan sebagai berikut [40]:

(3) Analisis data angka pada penelitian ini menggunakan skala Likert, karena skala Likert lebih reliable jika dibandingkan dengan skala single – team [36]. Setelah skala pengukuran prosentase terbentuk kemudian data dikelompokan sesuai dengan prosentase yang dicapai dan diinterpretasikan ke dalam tabel Konversi Skor seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Konversi Skor [41]

Keterangan :

: Rerata Normatif : Simpangan Baku

Normatif

HASIL PENELITIAN

Tanggapan untuk aspek Usability dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan 18 ( Delapan Belas ) butir pernyataan yang mewakili sub aspek Understandability, Operability, Attractiveness, Learnability dengan 18 indikator. Hasil analisa statistik deskriptif dapat dilihat pada Gambar 4, Tabel 7, dan Tabel 8.

Gambar 4. Histogram Interpretasi Tanggapan Aspek Usability Uji Alpha

Tabel 7. Hasil Tanggapan Aspek Usability Uji Alpha

(9)

Tabel 8. Penilaian Terhadap Aspek Usability

Dari data tanggapan Aspek Usability yang terdapat pada Tabel 7, Gambar 4, dan Tabel 8 dapat diartikan bahwa nilai Rerata yang dihasilkan adalah 3,14 dan setelah dikonversi menggunakan Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif maka Aspek Usability dari produk masuk dalam kategori Baik.

Berdasar pada tanggapan dan masukan dari pengguna setelah pelatihan / Uji Alpha, maka dilakukan revisi untuk dapat diimplementasikan pada Uji Beta. Revisi pada User Profile terletak pada tampilan data peminjaman, yang sebelumnya berupa 1 tabel menjadi dipisahkan antara data peminjaman alat, bahan , dan ruang. Revisi pada User Profile dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.

Gambar 5. Tampilan User Profile sebelum direvisi

Gambar 6. Tampilan User Profile setelah direvisi

Revisi pada Alur Peminjaman terletak pada tampilan filter, yang sebelumnya berupa pilihan kategori dan nama alat menjadi pilihan Nama Alat dan Jumlah yang akan dipinjam. Revisi pada Alur Peminjaman dapat dilihat pada Gambar 7 dan Gambar 8.

Gambar 7. Tampilan Alur Peminjaman sebelum direvisi

(10)

Gambar 8. Tampilan Alur Peminjaman setelah direvisi

Revisi pada Invoice Peminjaman terletak pada tampilan Header, yang sebelumnya berupa static text dan berupa harcode menjadi dynamic text berdasarkan kode transaksi. Revisi pada Invoice Peminjaman dapat dilihat pada Gambar 8 dan Gambar 10.

Gambar 9. Tampilan Invoice Peminjaman sebelum direvisi

Gambar 10. Tampilan Invoice Peminjaman setelah direvisi Revisi pada Alur Pengembalian terletak pada tampilan tabel, yang sebelumnya hanya memasukkan barcode dari barang yang akan dikembalikan menjadi penambahan isian jumlah dan barcode barang yang akan dikembalikan. Revisi

pada Alur Pengembalian dapat dilihat pada Gambar 11 dan Gambar 12.

Gambar 11. Tampilan Alur Pengembalian sebelum direvisi

Gambar 12. Tampilan Alur Pengembalian setelah direvisi

Setelah revisi dilakukan adalah implementasi di setiap sekolah selama 1 (satu) minggu. Pelaksanaan implementasi di lapangan dilakukan sebagai Uji Beta. Produk diimplementasi dengan cara diupload pada 1 (satu) server dan langsung diakses oleh guru dan operator bengkel dari berbagai sekolah. Setelah implementasi dilakukan selama 1 (satu) minggu, pengguna diberikan kesempatan untuk memberikan tanggapan untuk Uji Beta dengan kuesioner yang sama dengan kuesioner Uji Alpha yang mengandung aspek Usability. Berdasar pada tanggapan yang diperoleh dari kuesioner pengguna dan setelah melalui proses tabulasi data maka diperoleh data hasil Uji Beta pada aspek Usability tersaji pada Tabel 9, Gambar 13, dan Tabel 10.

(11)

Gambar 13. Histogram Interpretasi Tanggapan Aspek Usability Uji Beta

Tabel 9. Hasil Tanggapan Aspek Usability Uji Beta

Tabel 10. Penilaian Terhadap Aspek Usability Uji Beta

Dari data tanggapan Aspek Usability yang terdapat pada Tabel 9, Gambar 13, dan Tabel 10 dapat diartikan bahwa nilai Rerata yang dihasilkan adalah 3,39 dan setelah dikonversi menggunakan Tabel Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif maka Aspek Usability dari produk masuk dalam kategori Baik. Secara keseluruhan aspek Usability mengalami peningkatan dari pengambilan tanggapan pertama (Uji Alpha) sampai dengan pengambilan tanggapan kedua (Uji Beta) yang dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14. Histogram Perkembangan Hasil Tanggapan Uji Alpha Uji Beta

Aspek Usability

Dari Gambar 14 dapat disimpulkan bahwa produk memperoleh kepuasan dari pengguna. Dengan hasil tanggapan tersebut, aspek Usability dari produk masuk dalam kategori Baik.

KESIMPULAN

Hasil pengujian Alfa dan Beta di setiap parameter pengujian yang berisi indikator penilaian pendukung berdasarkan komentar yang diterima pada Aspek Usability tergolong Baik. Secara umum, implementasi produk dinilai baik oleh pengguna berdasarkan semua komentar dari semua parameter pada Aspek Usability. Produk ini dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi sebagian besar proses layanan

(12)

administrasi bengkel dan laboratorium di Sekolah Menengah Kejuruan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] R. C. Weinrich, Leadership Development in Vocational Education. Ohio: Charles E. Merrill Publishing Co. A Bell & Howell Company., 1974.

[2] Wahono, “KUALITAS PEMBELAJARAN SISWA SMK DITINJAU DARI FASILITAS BELAJAR,” J. Ilm. Guru “COPE,” vol. 1, no. 66–71, 2014.

[3] D. Susanto, A. D. Supriatna, and E. Gunadhi, “Sistem Pengelolaan Data Transaksi Penjualan Alat Tulis Kantor dan Jasa Photo Copy Secara Kredit di PD. Azqa Garut,” Sekol. Tinggi Garut, vol. 9, no.26, 2012. [4] P. Galang, F. Insan, and S.

Rochimah, “Pengukuran Kualitas untuk Aplikasi Permainan pada Perangkat Bergerak berdasarkan ISO 9126,” Ultim. InfoSys, vol. V, no. 2, pp. 83–90, 2014. [5] S. Ramadhina, “PEMBUATAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN BENGKEL DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3 YOGYAKARTA,” J. Pendidik. Teknol. dan Kejuru., vol. 22, no. 3, pp. 324–338, 2015.

[6] M. Pratama, M. Komarudin, and H. Fitriawan, “Rancang Bangun Sistem Informasi Laboratorium Teknik Elektro Terpadu Universitas Lampung Berbasis Web,” J. Rekayasa dan Teknol. Elektro, vol. 8, no. 3, pp. 136–150, 2014.

[7] I. Soesanti, “Design and Development of Web-Based Information System for The Batik Industry,” IPTEK, J. Proceeding Ser., vol. 1, pp. 490–491, 2014.

[8] Y. Mao, K. Chen, D. Wang, and W. Zeng, “Cluster-based Online Monitoring System of Web Traffic *,” Proc. Third Int. Work. Web Inf. Data Manag., pp. 47–53, 2001. [9] S. Antila, K. Kivikko, P. Trygg, A.

Mäkinen, and P. Järventausta, “Power Quality Monitoring of Distributed Generation Units Using a Web-based Application,” IEEE Pap., no. January, 2003.

[10] S. Caluya and R. Bautista, “A Proposed Web-Based Locator and Monitoring System for Tools and Equipment in Laboratory and Shop of TIP Arlegui,” Res. Reflections Innov. Integr. ICT Educ., 2005. [11] Barnard, L. dan Wesson, J,

"Usability issues for E-commerce in South Africa - an empirical investigation". South African Institute for Computer Scientists and Information Technologists, Republic of South Africa, 2003. [12] R. G Murdick, Sistem Informasi

Untuk Manajemen Modern. Jakarta: Erlangga, 1991.

[13] D. Gordon B., Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen Bagian 1. Jakarta: PT Pustaka Binamas Pressindo, 1991.

[14] H. Koontz and C. O’Donnel, Principle Of Management : analysis if managerial function. Tokyo: McGraw Hill, K ogakusha Ltd, 1972.

[15] H. Malayu S.P., Manajemen: Dasar, Pengertian, dan masalah. Jakarta: Bumi Aksara, 2008.

[16] J. Mc.Leod R., Management Information Sistem (6th ed), 6th ed. New York: Prentice Hall. Inc., 1995. [17] E. Sutanta, Sistem Informasi

Manajemen. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2003.

(13)

[18] A. Kristanto, Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Graha Media, 2008. [19] H. M. Jogiyanto, Metode Penelitian

Sistem Informasi : Pedoman dan Contoh Melakukan Penelitian di Bidang Sistem Teknologi Informasi (edisi pertama). Yogyakarta: ANDI Offset, 2005.

[20] Connolly, Thomas, and C. Begg., Database Systems : A Practical Approach to Design, Implementation, and Management. Third Edition., 3rd ed. England: Pearson Education, Ltd., 2002. [21] L. Hakim, Membangun Web

Berbasis PHP dengan Framework CodeIgniter. Yogyakarta: Lokomedia, 2010.

[22] Syahrul Fahmy, Nurul Haslinda, Wan Roslina and Ziti Fariha. Evaluating the Quality of Software in e-Book Using the ISO 9126 Model. International Journal of Control and Automation Vol. 5, No. 2. Malaysia, 2012.

[23] Kazuhiro Esaki. Verification of Quality Requirement Method Based on the SQuaRE System Quality Model. American Journal of Operations Research, 3, 70-79, 2013.

[24] Abdulhakim E. D., et al. Comparative Study of Quality Models. International Journal of Computer Science and Electronics Engineering (IJCSEE) Volume 4, Issue 1, 2016.

[25] Sanjay K. D., et al. Comparison of Software Quality Models: An Analytical Approach. International Journal of Emerging Technology and Advanced Engineering, Vol.2 Issue 2, 2012.

[26] Lilac A. Al-Safadi and Regina A. Garcia. ISO9126 Based Quality

Model for Evaluating B2C e-Commerce Applications – A Saudi Market Perspective. International Journal of Computer and Information Technology (IJCIT) vol. 03, issue 02, 2012.

[27] N. N. Haslinda, et al. Refinement of the ISO 9126 Model for Evaluating Software Product Quality in e-Book. Australian Journal of Basic and Applied Sciences 8 (4). Malaysia, 2014.

[28] M. M. Abiud, P. Mbugua. An analytical comparative analysis of the software quality models for software quality engineering. Comprehensive Research Journal of Management and Business Studies (CRJMBS) Vol. 1(2), 2016.

[29] Rachida Djouab and Moncef Bari. An ISO 9126 Based Quality Model for the e-Learning Systems. International Journal of Information and Education Technology, Vol. 6, No. 5, 2016.

[30] Abdelkareem M. Alashqar, et al. (2015). ISO 9126 Based Software Quality Evaluation Using Choquet Integral. International Journal of Software Engineering & Applications (IJSEA) Vol. 6 No. 1. Egypt, 2015.

[31] Aida Niknejad. A Quality Evaluation of an Android Smartphone Application. Master Thesis in Software Engineering and Management. University of Gothenburg. Sweden, 2011.

[32] Ian Sommerville. Software Engineering 9th Edition. Boston : Pearson Education, Inc, 2011. [33] Stefan Wagner. Software Product

Quality Control. New York: Springer, 2013.

[34] C. Jones, O. Bonsignour. The Economics of Software Quality.

(14)

Boston : Pearson Education, Inc, 2012.

[35] Rod Stephens. Beginning Software Engineering. Indianapolis : John Wiley & Sons, Inc, 2015.

[36] Lewis, J. R., IBM Computer Usability Satisfaction Questionnaires: Psychometric Evaluation and Instructions for Use. Boca Raton: IBM Corporation, 1993.

[37] Alain Abran. Software Metric and Software Metrology. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc, 2010. [38] R. S. Pressman, Software

Engineering: A Practitioner’s Approach. New York: McGraw-Hill, 1997.

[39] A. Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta, 2014.

[40] A. Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rhineka Cipta, 1992.

[41] Mardapi, D. Teknik Penyusunan Instrumen Test dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia, 2008.

Gambar

Tabel 2. Teknik Pembuatan Diagram  Alir Data
Gambar 3. Metode Penelitian Sistem  Manajemen Fasilitas Laboratorium dan
Tabel 6. Konversi Skor [41]
Tabel 8. Penilaian Terhadap Aspek  Usability
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dalam buku Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta, bentuk Joglo dianggap sebagai bentuk rumah Jawa yang paling sempurna karena tipe rumah Joglo mempunyai tiga komponen

Permasalahan utama dalam penyeimbangan lintasan produksi adalah mengusahakan agar beban kerja tiap stasiun kerja seimbang dengan cara menentukan jumlah tenaga kerja

Disamping itu pada kondisi pemeliharaan ayam buras saat ini dimana peternak sudah melaksanakan pemeliharaan di kandang batere untuk tujuan memproduksi telur konsumsi, maka dengan

Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan pendapat Supranto (2001) bahwa untuk memperoleh hasil baik dari suatu analisis faktor, maka jumlah responden yang diambil

Penelitian yang dilakukan oleh Kasmiati ini menunjukkan bahwa pesan dakwah yang disampaikan oleh Susuhunan Paku Buwono I terbagi dalam dua garis besar permasalahan

Penilaian kinerja merupakan proses di mana organisasi berupaya memperoleh informasi yang akurat tentang kinerja para anggotanya.Penilaian kinerja karyawan yang

Setelah dilakukan serangkaian anailisis statistika pada data pesepsi ten- tang tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan konsumen terhadap produk obat sakit kepala ayng beredar

Rata-rata diameter yang terbentuk dianalisis menggunakan Uji Normalitas Kolmogorov- Smirnov untuk melihat distribusi data yang diperoleh, dan diperoleh hasil p