• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIF AGROWISATA KOPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIF AGROWISATA KOPI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 5. ANALISIS DAYA SAING KOMPETITIF AGROWISATA KOPI

5.1 Analisis Internal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model

Dalam mengukur daya saing agrowisata kopi di Dusun Sirap menggunakan pendekatan Diamond Model yang meliputi kondisi faktor agrowisata, kondisi permintaan agrowisata, strategi perusahaan/struktur dan persaingan agrowisata, dan industri pendukung terkait. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan empat faktor yang diambil dari model Porter’s diamond, yaitu kondisi faktor, kondisi permintaan, strategi daerah/persaingan dan industri pendukung terkait, serta peran pemerintah dan adanya peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing agrowisata kopi sirap.

1. Kondisi Faktor Agrowisata

Kondisi faktor Agrowisata adalah kondisi faktor penentu daya saing yang terdiri dari dua indikator yaitu kondisi obyek wisata dan kondisi tenaga kerja agrowisata. Kondisi faktor agrowisata akan menjelaskan bahwa semakin tinggi kualitas faktor input, maka produktivitas dan daya saing memiliki potensi yang lebih besar.

Objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug bersantai, spot foto dan wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat ibadah, toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga kebun wisata dan larangan berburu hewan liar ditambah dengan kondisi geografis yang terdiri dari pegunungan, dataran tinggi, dan pemandangan.

“Dengan nuansa kebun kopi dan cita rasa kopi alami, serta kearifan lokal yang dimiliki, dengan dasar pengembangan objek wisata kopi yang saat ini menjadi gaya hidup, untuk menjual potensi yang ada bagi wisatawan, serta tata letak yang sesuai dengan kondisi alam dengan konsep wisata cinta lingkungan dan memelihara alam, serta keadaan lingkungan yang aman dan nyaman, dengan dilengkapi semua perlengkapan yang ada disekitar kebon wisata.”(P1, 16-20. Wawancara 14 Maret 2018)

Adanya sumber daya alam dan sumber daya manusia masyarakat Dusun Sirap menjadi salah satu faktor bahwa agrowisata kopi Sirap memiliki daya saing dengan agrowisata yang lain. Namun untuk objek wisata yang dimiliki pihak pengelola

(2)

masih berusaha untuk menambah berbagai objek wisata yang bertujuan agar para pengunjung agrowisata tidak bosan.

“Masih sangat diperlukannya penambahan wahana wisata seperti, outbond, diperluasanya tempat parkir, perlunya dibangun home stay dan rencananya akan dibangun semacam museum kopi. Sampai saat ini kami masih berusaha dalam mengembangkan agrowisata agar lebih baik lagi dari yang sudah ada”. (P1,21-24. Wawancara 14 Maret 2018)

“Seperti outbond dan field trip, dibangunnya home stay, perlunya perluasan tempat parkir dan biro travel.”(P2,25-26. Wawancara 14 Maret 2018).

“SDM dan SDA yang memadai. Untuk SDM sendiri mbak dengan adanya para pengelola agrowisata saat ini yang sudah berpengalaman dengan mengikuti berbagai pelatihan yang dilaksanakan setiap sebulan sekali, seperti pelayanan prima dan menjadi barista serta melakukan studi banding dengan berbagai tempat wisata dengan tempat wisata yang lain dengan konsep yang hampir sama, menjadikan SDM yang memadai untuk mengelola agrowisata ini. Sedangkan untuk SDA-nya meliputi hamparan kebun kopi yang luas dan berpotensi untuk dijadikan tempat wisata, soalnya walaupun tempatnya jauh dari jalan raya namun para pengunjung itu tetap mencari keberadaan wisata kopi disini, karna dengan pemandangan yang masih alami, udara yang masih sejuk dan nyaman untuk tempat bersantai itu menjadi tujuan utama para pengunjung.”(P1, 27-35. Wawancara 14 Maret 2018).

“Sudah termasuk memadai dan memiliki kompetensi dalam mengupayakan pengembangan karena sudah mengikuti berbagai pelatihan.(P3, 36-37. Wawancara 14 Maret 2018).

Untuk terus meningkatkan daya saing agrowisata kopi sirap pengelola dan pihak pemerintah daerah bekerjasama untuk menambah jumlah objek wisata agar dapat menyerap tenaga kerja di sektor pariwisata.

“Ada, dengan dinas yang terkait dan dari pihak non-pemerintahan.”(P2, 38. Wawancara 14 Maret 2018).

“Kondisi agrowisata disini lumayan baik ya..karena menurut saya sudah lumayan lengkap, mulai dari fasilitas yang ada, dan saya juga tertarik dengan adanya wisata edukasi disini karena kita bisa lebih mengetahui tentang dunia perkebunan kopi mulai dari cara budidayanya sampai pasca panennya, selain itu kita juga bisa belajar tentang jenis tarian budaya yang ada. Selain kita berwisata disini kita juga bisa mengetahui atau belajar tentang perkebunan sekaligus belajar tentang budaya yang ada di Indonesia, jadi istilahnya wisatanya dapat ilmunya juga dapat. Saran saya untuk agrowisata ini objek

(3)

wisatanya ditambah, misalnya outbond dan kalau bisa diperluas khususnya untuk area parkir”.(P8 39-45. Wawancara 26 Maret 2018)

Kondisi tenaga kerja agrowisata meliputi, jumlah tenaga kerja, struktur tenaga kerja yang terdiri dari anggota kelompok tani Rahayu IV dan pengelola Agrowisata. Jumlah tenaga kerja yang mengelola agrowisata kopi Dusun Sirap adalah anggota kelompok tani Rahayu IV dan ditambah dengan anggota karang taruna Dusun Sirap.

“jumlah tenaga kerja agrowisata saat ini ada sekitar 18 orang yang terdiri dari anggota kelompok tani dan karang taruna. Awalnya kami para anggota kelompok tani mengajak karang taruna disini bekerja sama untuk menggali potensi yang ada, karena bekerja sama dengan karang taruna akan lebih memunculkan ide-ide kreatif dan inovatif.”(P1, 46-49. Wawancara 14 Maret 2018)

“Struktur tenaga kerja yang ada yaitu pengembangan dari kelompok tani disini. Pada bagian pengembangan usaha di pegang oleh bapak Yusmiadi, kemudian dari bagian pengembangan usaha di dibentuk struktur organisasi POKDARWIS yang terdiri dari saya sendiri sebagai ketua Ahmad Rofi’i, kemudian saya dibantu oleh pelaksana harian yang terdiri dari Nur Anisa sebagai sekretaris,bendahara bapak Mindarji, bagian marketing ada mas Tomo dan Pak Sri, dibagian humas pak Darmadi,untuk bagian kretifitas ada bapak Munardi dan Bapak Sri Gendro, untuk barista kami ada 4 yaitu Anwar Rohman, Veri, Edy, mas Hafiz dan mbak ana, tapi saat ini yang sudah mendapat sertifikat barista baru Anwar, Edy dan mas Hafiz. Bagian tata usaha dipegang oleh bapak Sarmidi dan untuk budidaya ada bapak Suraji dibantu oleh bapak Purbiyanto dan bapak ngadiyanto. Bagian keamanan dipegang oleh bapak Agung.” (P2, 50-59. Wawancara 14 Maret 2018)

Manajemen agrowisata kopi sirap yaitu kelompok tani Rahayu IV dan karang taruna Dusun Sirap.

“Dalam manajemen agrowisata ini kami kelompok tani tetap bekerja sama dengan karang taruna untuk pengelolaannya, mulai dari proses hulu sampai dengan hilirnya. Dengan pembagian tugas yang telah ditentukan yaitu dimana anggota kelompok tani lebih mengetahui tentang budidaya, pengolahan, dan pengemasannya, sedangkan anggota karang taruna lebih kepada pemasaran dan pelayanannya atau sebagai barista”. (P2, 60-64. Wawancara 14 Maret 2018)

Berdasarkan hasil wawancara menurut key informant 1, tentang faktor kondisi agrowisata yang meliputi, kondisi objek wisata dan kondisi tenaga kerja yang terdiri dari jumlah tenaga kerja, struktur tenaga kerja, dan pendidikan. Kondisi objek wisata kopi sirap masih perlu penambahan objek wisata, dan untuk kondisi tenaga kerja

(4)

agrowisata sudah memadai, namun untuk tenaga kerja harus lebih meningkatkan dalam pelatihan agar kualitas SDM-nya semakin meningkat.

“Untuk kondisi objek wisata masih sangat perlu penambahan program wisata, seperti outbond, diperluasnya area edukasi dan tempat parkir, sedangkan untuk kondisi pekerja disini sudah cukup baik, namun masih harus ditingkatkan lagi supaya kualitasnya semakin bagus” (K1, 65-67. Wawancara 24 Oktober 2018)

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Surwiyanta, 2003 dalam Rini, 2016) yang mengatakan bahwa dari sisi ekonomi, pariwisata merupakan usaha padat karya yang menciptakan tenaga kerja di sektor lain. Bertambahnya jumlah objek wisata maka secara otomatis juga akan menambah jumlah penyedia akomodasi pariwisata sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

2. Kondisi Permintaan Agrowisata

Berdasarkan dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan kondisi permintaan agrowisata kopi sirap selama kurun waktu 1 tahun sudah mencapai 1000 jiwa untuk wisatawan nusantara, sedangkan untuk wisatawan mancanegara baru 10 persen dari wisatawan nusantara yaitu sekitar 100 jiwa.

“Sudah stabil bahkan telah mengalami peningkatan yang signifikan hampir seluruh lokal Indonesia, seperti Solo, Jogja, Bandung, Jakarta, Semarang bahkan banyak dari mancanegara seperti Kanada, Jerman, Austria, Korea, Palestina, Pakistan. Trend pengunjung saat ini, yaitu keluarga, komunitas (trail, vespa, anak sekolah, petani). Pengunjung lebih menikmati kuliner khas dari sini, seperti telo (singkong) goreng, nasi jangung goreng, dan tidak lupa menyeruput kopi pait. Selain menikmati kuliner untuk trend perkembangan agrowisata saat ini yaitu edukasi kopi mulai dari proses awal pembibitan, penanaman, perawatan, panen, pengolahan pasca panen.”(P4, 68-74. Wawancara 14 Maret 2018).

Pada kondisi permintaan agrowisata yang terjadi sampai saat ini yaitu jumlah wisatawan mancanegara berjumlah 10 persen dari wisatawan nusantara. Terbatasnya sarana promosi yang ada membuat permintaan wisatawan manacanegara sampai saat ini masih sangat sedikit.

“Kondisi daya saing yang stabil dengan didukung adanya permintaan wisatawan nusantara ± 1000 jiwa dan wisatawan mancanegara ± 100 jiwa.”(P4, 75-76. Wawancara 14 Maret 2018).

(5)

Upaya yang dilakukan pengelola agrowisata kopi Sirap untuk mempertahankan dan meningkatkan pengunjung yaitu dengan melakukan promosi secara langsung dengan melakukan berbagai event, dan melakukan promosi tidak langsung melalui media elektronik seperti instagram dan facebook. Pihak pengelola selain melakukan promosi langsung dan tidak langsung sebagai upaya untuk meningkatkan pengujung yaitu dengan menjaga konsistensi rasa dan meningkatkan pelayanan, dan pengunjung juga diberi pembelajaran tentang edukasi kopi dari hulu sampai dengan hilirnya.

“…dan meningkatkan promosi secara langsung, seperti melakukan berbagai event dan promosi secara tidak langsung melalui media elektronik seperti instagram dan facebook.”(P5, 77-78. Wawancara 14 Maret 2018).

“Pengunjung tidak hanya menikmati minuman kopi, tetapi diberi pembelajaran tentang edukasi kopi dari hulu sampai dengan hilirnya.”(P2, 79-80. Wawancara 14 Maret 2018).

“Menjaga konsistensi rasa dan meningkatkan pelayanan.”(P5, 81. Wawancara 14 Maret 2018)

“Permintaan atau pengunjung disini setau saya sudah lumayan ya, karena setau saya kan agrowisata ini belum lama dibuka, tapi para pengunjung yang saya tau sudah lumayan banyak dan itu tidak berasal dari dalam wilayah, kota, provinsi bahkan sudah ada wisatawan yang dari luar negeri. Saran saya yamg penting tetap ditingkatkan lagi promosinya dan harus dengan diimbangi penambahan objek wisata, inovasi produk, dan pelayanannya harus ditingkatkan, serta menjaga produk agar tetap berkualitas itu sangat penting. Dengan begitu otomatis para wisatawan akan meningkat”.(P8, 82-87. Wawancara 26 Maret 2018)

Kondisi permintaan nusantara dan mancanegara yang ada di agrowisata kopi Sirap sampai saat ini memang belum terlalu banyak, namun keduanya memiliki kesamaan, yaitu mereka berwisata hanya untuk sekedar mengisi waktu luang dan menikmati suasana agrowisata, penasaran dengan tempat agrowisata, penasaran dengan produk kopi dan makanan, belajar tentang kopi dari awal tanam sampai dengan pasca panen dan pengolahannya, namun untuk pelayanannya berbeda.

“Dari kedua wisatawan baik itu lokal atau luar negeri mereka kebanyakan berwisata untuk menikmati suasana yang ada disini mbak,nongkrong-nongkrong atau mengisi waktu luang, ada juga yang belajar tentang pengolahan kopi atau penyajian kopi. Tetapi biasanya kalau untuk anak-anak sekolah lebih difokuskan pada edukasi kopi atau budaya yang ada disini. Segi

(6)

pelayanan untuk wisatawan lokal terkadang malah lebih repot dibandingkan dengan wisatawan luar mbak karena terkadang wisatawan lokal itu ada yang tidak sabaran tetapi kalu wisatawan lokal lebih gampang karena mereka cenderung lebih menikamati dari semuanya baik itu tempat sampai pelayanan kami.”(P3, 88-94. Wawancara 14 Maret 2018)

Dalam mempertahankan dan meningkatkan pengunjung pihak pengelola agrowisata melakukan berbagai promosi dan mempertahankan kualitas dan kuantitas produk dan jasa mereka, sesuai yang disampaikan dengan key informant.

“Upaya yang dilakukan pengelola untuk mempertahankan dan menigkatkan pengujung yaitu dengan melakukan promosi langsung dan tidak langsung dan mereka juga mempertahankan kualitas dan kuantitas produk dan pelayanan”(K1, 95-97. Wawancara 24 Oktober 2018)

3. Strategi Daerah Agrowisata dan Pesaing a. Strategi Daerah Agrowisata

Faktor sratategi Agrowisata merupakan faktor yang ditunjang pengelola agrowisata dengan tujuan untuk melengkapi sarana dan prasarana agrowisata kopi Sirap. Strategi Daerah Agrowisata diperlukan karena akan menstimulasi industri atau perusahaan terkait untuk melakukan inovasi, efektivitas, dan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan. Semakin baik strategi yang dimiliki pemerintah daerah/perusahaan, maka akan semakin tinggi kemampuan sektor agrowisata untuk berdaya saing. Faktor ini terdiri dari indikator infrastruktur agrowisata.

Strategi yang dilakukan oleh pihak pengelola agrowisata yaitu dengan melakukan pelatihan sumber daya manusia dan pihak pengelola juga melakukan promosi dengan cara bekerjasama dengan pihak lain.

“Ada. Bintek, sebagai guide, resepsionis, pelatihan sebagai juru masak yang profesional.”(P2, 98. Wawancara 14 Maret 2018).

“Pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista dan pelatihan pemasaran. Diadakan studi banding setiap sebulan sekali untuk bertukar pikiran ke tempat wisata yang berbeda-beda dan belum terekspos tapi peminat banyak.”(P3, 99-101. Wawancara 14 Maret 2018).

“Ada. dinas terkait, komunitas-komunitas, sekolahan, PAUD sampai perguruan tinggi, BUMN, PT.”(P1, 102. Wawancara 14 Maret 2018).

“Menjalin dengan instansi (Bank, biro travel).Untuk bimbingan pengembangan Sumber Daya Manusia BCA dan Telkom akan membantu demi

(7)

kemajuan wisata ini, orang yang mendirikan usaha-usaha seperti kedai juga melakukan kerjasama dengan kami.”(P4, 103-105. Wawancara 14 Maret 2018).

“Dengan menunjukkan sikap 5S “Senyum, Sapa, Salam, Sopan dan Santun, dengan hal itu mereka akan merasakan kenyamanan sehingga pengunjung merasa tertarik, yang disebabkan oleh pelayanan yang baik.”(P3, 106-108. Wawancara 14 Maret 2018).

Upaya yang dilakukan pengelola agrowisata selain melakukan pelatihan sumber daya manusia dan melakukan promosi, strategi lain yang dilakukan yaitu dengan melibatkan masyarakat setempat pada saat melakukan pembenahan infrastruktur jalan, kebersihan tempat wisata, perawatan tanaman yang dilakukan satu minggu sekali, menambah sarana dan prasarana serta meningkatkan pelayanan.

“Ya. Melaksanakan kebersihan tempat wisata satu minggu sekali, merawat tanaman satu minggu sekali.”(P6, 109. Wawancara 14 Maret 2018).

“Pengelola wisata selalu berupaya menciptakan inovasi yang didaerah lain belum ada, pengelola selalu menjaga, berpegang pada Sapta Pesona”.(P2, 110-111. Wawancara 14 Maret 2018).

“Kita berupaya untuk menciptakan inovasi-inovasi yang bisa menarik pengunjung, amunisi-amunisi yang setiap saat bisa diledakan sebagai kejutan pengunjung”.(P2, 112-113. Wawancara 14 Maret 2018)

“Musyawarah mencari strategi seperti meningkatkan rasa memiliki terhadap agrowisata, berupaya untuk menciptakan inovasi yang bisa menarik pengunjung”.(P1,114-115. Wawancara 14 Maret 2018)

“..dengan cara melakukan ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) dengan semua kompetitor yang ada disekeliling dan memberikan monuver-monuver dengan hal-hal baru secara berkala”.(P4, 116-117. Wawancara 17 Maret 2018)

“Implementasi: kerjasama dan sama-sama kerja dari semua pihak yang terkait terhadap objek wisata dan membuat produk-produk yang kreatif, pembuatan resort kopi, gazebo, gardu pandang, dan memperkuat team work dan keramahan.”(P4, 118-120. Wawancara 14 Maret 2018)

Pengelola agrowisata kopi juga melakukan strategi untuk pemeliharaan lokasi objek wisata dengan segala sarana dan prasarana yang tersedia agar terpelihara dengan baik, sebagaimana yang disampaikan oleh key informant 1.

“diberi petunjuk dan didampingi, di beri penjelasan untuk menyelamatkan alam. Merawat dan merenovasi sarpras agar tetap dalam kondisi yang baik

(8)

serta aman dan nyaman bagi wisatawan.”(K1,121-122. Wawancara 24 Oktober 2018).

“Strategi daerah untuk agrowisata ini sudah bagus karena dengan adanya tulisan-tulisan yang bertujuan sebagai petunjuk arah dan terdapat beberapa reklame tentang pemeliharaan lingkungan dan satwa liar, itu menurut saya strategi yang baik karena disini dengan adanya petujuk arah yang ada kita tidak akan kebingungan pada saat berkeliling agrowisata dan untuk tulisan-tulisan yang lain itu juga menurut saya kreatif, soalnya ada beberapa tulisan-tulisan yang bermaksud sebagai nasehat, kemudian untuk reklame yang ada juga akan menyadarkan setiap pengunjung, karena menurut saya agar tetap menjaga lingkungan dan melindungi satwa liar”.(P8, 123-129. Wawancara 26 Maret 2018)

Peneliti melakukan wawancara terhadap masyarakat setempat terkait sikap dan perilaku, dukungan masyarakat dengan manfaat yang diperoleh dengan adanya agrowisata kopi sirap,sebagai pendukung penyusunan strategi dengan hasil yang telah dihasilkan sebagai berikut :

a. Sikap dan Perilaku Masyarakat

Sikap dan perilaku masyarakat sangat berpengaruh terhadap adanya agrowisata kopi di dusun sirap, karena dalam pengelolaan agrowisata pengelola juga melibatkan masyarakat setempat diberbagai kegiatan, seperti kebersihan lingkungan objek wisata. Adanya interaksi yang terjalin antara masyarakat setempat dengan pengunjung merupakan nilai tersendiri yang diperoleh pengelola agrowisata. Interaksi yang terjadi antara masyarakat setempat dengan pengunjung biasanya masyarakat menyapa kepada pengunjung yang datang.

“ya. Karena adanya pengunjung dapat memperkenalkan budaya dan edukasi kopi di dusun kami, saya juga tidak merasa terganggu justru kami merasa bangga karena beberapa pengunjung adalah pejabat pemerintahan. Kami berusaha beriskap ramah terhadap mereka, walau hanya sekedar senyum.”(P6,130-132. Wawancara 14 Maret 2018).

b. Dukungan Masyarakat

Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk memajukan pengembangan agrowisata, karena dengan adanya dukungan masyarakat tentang ide atau inisiatif untuk meningkatkan daya saing agrowisata. Masyarakat perlu berpartisipasi dalam pengembangan agrowisata dengan cara terlibat dan bekerja sama dengan pihak-pihak

(9)

terkait agar wisata mampu berdaya saing dengan wisata yang lainnya. Masyarakat perlu terlibat dalam kegiatan yang berkaitan dengan upaya pengelolaan konservasi lingkungan objek wisata. Hasil wawancara yang peneliti lakukan mengenai dukungan masyarakat terhadap salah satu partisipan masyarakat beliau mengatakan setuju dan perlu mengenai pertanyaan yang peneliti ajukan.

“Saya setuju jika masyarakat ikut terlibat dengan pihak-pihak terkait untuk pengembangan agrowisata, seperti ikut terlibat dengan adanya penyuluhan.”(P6, 133-134. Wawancara 14 Maret 2018)

“Setuju, dengan adanya keterlibatan masyarakat yang berkaitan dengan upaya pengelolaan konservasi lingkungan, karena kita jadi bersama-sama untuk memajukan wisata kami.”(P7,135-136. Wawancara 14 Maret 2018)

c. Manfaat dan Peningkatan Ekonomi yang diperoleh Masyarakat dengan Adanya Agrowisata

Tabel 5.1 Manfaat dan peningkatan ekonomi yang diperoleh masyarakat dengan adanya agrowisata

No. Pertanyaan Ada Tidak

Ada

Pernyataan Partisipan

1. Apakah dengan adanya

agrowisata ini dapat

meningkatkan kesempatan kerja

“Dengan adanya agrowisata dapat

menambah kesempatan kerja

karena yang mengelola selain anggota kelompok tani juga

melibatkan karang taruna

disini.”(P6, 137-138 Wawancara 14 Maret 2018)

2. Apakah dengan adanya

agrowisata juga meningkatkan peluang usaha ?

“Iya,ada karena dengan adanya

agrowisata dapat menambah

peluang usaha karena dari ibu-ibu PKK jadi lebih bisa berinovasi

membuat makanan yang

kemudian ikut dipasarkan di

agrowisata.”(P7, 139-140

Wawancara 14 Maret 2018) 3. Apakah adanya agrowisata kopi

dapat meningkatkan ekonomi

keluarga atau masyarakat ?

“Iya, karena dulu sebelum

dibukanya agrowisata ekonomi keluarga atau masyarakat sini hanya mengandalkan pendapatan dari hasil kopi.”(P6, 141-142 Wawancara 14 Maret 2018) 4. Apakah adanya agrowisata ini

menjadikan keterampilan/inisiatif masyarakat ini meningkat ?

“Iya, sejak adanya agrowisata

ketrampilan dan inovasi untuk

masyarakat dan pengelola

(10)

143-144 Wawancara 14 Maret 2018)

5 Dengan adanya agrowisata ini

apakah meningkatkan nilai jual barang dan jasa ?

“Iya, tentu meningkatkan nilai

jual barang, karena dulu sebelum ada agrowisata masyarakat hanya menjual kopi kering saja, setelah adanya agrowisata sekarang ini kopi tidak hanya dijual dalam bentuk kopi kering tetapi sudah di buat dalam kopi bubuk bahkan sekarang sudah dibuat berbagai inovasi dalam bentuk minuman dan berbagai jenis kopi kering.”

(P6, 145-148 Wawancara 14

Maret 2018) Sumber : Hasil wawancara, 2018

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya agrowisata yang berada di Dusun Sirap memberikan manfaat kepada masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dengan meningkatkan kesempatan kerja, peluang usaha, meningkatkan ekonomi keluarga, meningkatkan keterampilan dan inisiatif masyarakat, serta meningkatkan nilai jual barang dan jasa.

Selain menyajikan tabel diatas, peneliti juga memperoleh masukan dan saran, masyarakat setempat mengenai pengelolaan agrowisata kopi.

“Tingkatkan lagi profesionalitas kerja, layani konsumen dengan sebaik mungkin, jangan lupa senyum, sapa, salam, bagi yang edukasi berikan pengetahuan yang bermanfaat.(P7,149-150. Wawancara 14 Maret 2018). “Fasilitas mungkin masih kurang memadai baik dari pelayanan, tempat, dan akses jalan dsb. Maka dari itu perlu adanya perbaikan agar agrowisata di dusun kami lebih maju.”(P6,151-152. Wawancara 14 Maret 2018).

Harapan masyarakat tentang keberadaan agrowisata kopi.

“Semoga dengan adanya agrowisata kopi dapat mengenalkan macam cita rasa kopi dan terutama bagi yang edukasi perkebunan dapat mendidik generasi muda dalam berkebun kopi.”(P7,153-154. Wawancara 14 Maret 2018)

“Lebih dikenal banyak orang sehingga pengunjung lebih meningkat untuk kemajuan agrowisata kopi di dusun kami.”(P6,155-156. Wawancara 14 Maret 2018).

(11)

Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan, sependapat dengan key informant bahwa masyarakat dusun sirap bersikap dan berperilaku baik dengan para pengunjung, kebanyakan masyarakat juga setuju dengan adanya keterlibatan masyarakat dengan pihak-pihak terkait yang bertujuan untuk mengembangkan dan memajukan agrowisata, serta masyarakat juga banyak yang setuju dengan adanya keterkaitan masyarakat dengan adanya upaya pengelolaan konservasi lingkungan objek wisata.

“Selama saya menjadi penyuluh disini dan melihat masyarakat disini kebanyakan dari mereka bersikap baik terhadap semua orang yang berkunjung disini, karena dulu sebelum adanya agrowisata ini mereka juga sudah bersikap ramah. Dan dari yang saya lihat sekarang setelah adanya agrowisata ini mereka juga banyak yang setuju dan mendukung adanya agrowisata.”(K1,157-160. Wawancara 25 Oktober 2018)

b. Pesaing

Banyaknya tempat wisata yang ada di dekat agrowisata kopi sirap menyebabkan terjadinya persaingan. Ada beberapa tempat wisata yang menjadi pesaing agrowisata kopi sirap, seperti Puncak Kelir, Coffe eva dan Banaran Kopi. Dalam mengahadapi pesaing yang ada, pihak agrowisata kopi sirap berupaya untuk terus mengembangkan inovasi dan kratifitas. Selain itu upaya yang dilakukan yaitu dengan meningkatkan promosi secara langsung dan tidak langsung, mengadakan event ciri khas sirap, menjaga kualitas objek wisata dengan mempertahankan dan memelihara sarana-prasarana yang ada serta menjaga dan meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dan pelayanan.

“Dalam menghadapi pesaing yang ada kami pihak pengelola bekerjasama dan berupaya untuk mengembangkan inovasi secara terus-menerus (kaizen).”(P3, 161-162. Wawancara 24 Oktober 2018)

“Kami juga sering melakukan berbagai event yang menjadi ciri khas sirap, jadi kami selain melakukan promosi dengan media sosial dan menggunakan brosur, kami melakukan event tersebut yang bertujuan untuk meningkatkan pengunjung”.(P4, 163-165. Wawancara 24 Oktober 2018)

“Pihak pengelola juga melakukan perawatan tempat wisata beserta sarpras yang ada, tidak hanya itu kami juga sering melakukan kebersihan dan perawatan kebun setiap seminggu sekali dan untuk mempertahankan

(12)

produk kami, kami berusaha menjaga kualitas produk kami dengan cara menjaga dari kelembaban yang bertujuan untuk mempertahankan cita rasa dari kopi kami dan untuk mempertahankan kualitas pelayanan kami selalu melakukan budaya 5s yaitu dengan senyum, sapa, salam, sopan, santun dan kami juga terus belajar atau berlatih sebagai pelayan yang berkualitas baik, serta berusaha untuk membuat inovasi.” (P3, 166-172. Wawancara 24 Oktober 2018)

Dalam menghadapi pesaing-pesaing yang ada, pihak pengelola berupaya untuk mengembangkan inovasi, melakukan sistem ATM (amati, tiru, modifikasi), selain itu pihak pengelola juga melakukan event-event yang tidak ada di tempat wisata yang lain, serta pihak pengelola berusaha untuk tetap berkomitmen menjaga dan mempertahankan kualitas dan kuantitas produk mereka. Pihak pengelola juga tetap terus belajar untuk meningkatkan kualitas pelayanan mereka dengan sering berlatih dengan berbagai latihan seperti, pelayanan prima, pelatihan sebagai barista, dan juru masak professional.

“Iya, mereka terus melakukan inovasi dan melakukan ATM untuk produk mereka, melakukan event khas sirap sebagai penunjang promosi dan untuk meningkatkan SDM-nya mereka terus berlatih dengan berbagai pelatihan, mereka juga berkomitmen untuk menjaga dan mempertahankan produk kopi mereka.”(K1, 173-176. Wawancara 25 Oktober 2018)

4. Industri Pendukung Terkait

Adanya industri pendukung terkait sangat berpengaruh terhadap agrowisata kopi, karena dengan adanya industri pendukung wisatawan tidak hanya menikmati pemandangan disekitar kebun kopi dan produk olahan yang di sediakan, tetapi pengunjung bisa secara langsung belajar bagaimana caranya mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk. Adanya industri pendukung juga berpengaruh terhadap para pengunjung agrowisata kopi sirap,hal tersebut disampaikan oleh Key Informant dan partisipan pada saat wawancara.

“Ya.Karena setiap pengunjung bertujuan berwisata dan menikmati hasil industri.Disamping berwisata para pengunjung juga bisa belajar dan melihat langsung proses pembuatan bubuk kopi sehingga selain berwisata mereka dapat juga beredukasi”(P2, 177-179 Wawancara 14 Maret 2018).

“Sangat berpengaruh terhadap pengunjung,karena para pengunjung banyak yang berminat untuk melihat dan belajar secara langsung bagaimana

(13)

pengolahan bubuk kopi yang dapat meningkatkan minat pengunjung.”(P5, 180-182 Wawancara 14 Maret 2018).

“Tempat produksi kopi yang dimiliki sudah memadai, karena sudah dilengkapi dengan berbagai alat pengolahan sampai dengan pengemsan kopi, seperti,oven, huller, grading, roasting, grinding, zipper lock,one way degassing valve, stand up pouch, side gusset pouch, flat bottom pouch.”(K1,183-185. Wawancara 25 Oktober 2018)

Adanya industri pendukung dapat memberikan penghasilan yang lebih kepada masyarakat karena di dalam industri kopi di Dusun Sirap tidak hanya melayani di tempat agrowisata tetapi industri kopi tersebut juga melayani pemesanan di daerah sekitar maupun diluar daerah yang berupa biji kopi kering (ose) maupun bubuk kopi.

“Untuk pemesanan kopi di daerah sekitar biasanya diantar oleh pengelola yang bertugas di bagian pemasaran tetapi bisa juga di ambil langsung di tempat produksi kopi.Namun untuk pemesanan di luar daerah atau luar pulau biasanya menggunakan jasa pengiriman dan untuk biaya pengiriman di sesuaikan dengan jasa pengiriman.”(P1,186-189. Wawancara 14 Maret 2018). Dalam industri pendukung yang dikelola kelompok tani Rahayu IV, terdapat beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pengolahan kopi pada saat memproduksi bubuk kopi sebagai produk pendukung agrowisata sebagaimana yang telah di sampaikan oleh partisipan sebagai berikut:

“Ada. Apabila pengunjung banyak yang pesan tapi untuk stok hanya sedikit, karna cuaca, penyimpanan bahan baku, mati listrik, kelangkaan gas elpiji.(P1,190-191. Wawancara 15 Maret 2018).

Untuk mensiasati faktor penghambat dalam pengolahan kopi kelompok tani Rahayu IV melakukan beberapa upaya agar industri pendukung tetap berjalan sesuai yang diharapkan.

“Penyimpanan yang aman dari kelembapan, sedia alat jensed, persediaan elpiji selalu ada (beli cadangan). Selain itu koordinasi dan bekerjasama.”(P1, 192-193. Wawancara 15 Maret 2018).

“ Pendapat saya tentang adanya industri pendukung terkait yang ada saat ini, itu sangat bagus karena menurut saya agrowisata itu tidak akan berjalan jika tidak ada suatu pendukung yang lain, selain sumber daya alam yang ada, karena dengan adanya industri yang ada akan meningkatkan minat pengunjung untuk berkunjung dan pasti mereka akan penasaran dengan bagaimana sih cara pengolahan kopi yang mereka nikmati ditengah-tengah perkebunan kopi secara langsung dan menghasilkan rasa, aroma yang nikmat,

(14)

untuk sarannya yang penting pihak pengelola harus terus mengembangkan inovasi dan tetap konsisten dalam menjaga kualitas dan kuantitas produk mereka”.(P8, 194-200. Wawancara 26 Maret 2018)

Industri pendukung terkait yang ada di agrowisata kopi sirap tidak hanya industri kopi, tetapi masih ada beberapa industri pendukung yang terkait, seperti industri media sosial, berbagai komunitas (trail, vespa), dan sektor pendidikan.

Industri media sosial yang menjadi pendukung agrowisata kopi sirap, yaitu facebook, instagram, email, whatsapp, dan beberapa stasiun televisi nasional. Industri media sosial berperan penting dalam mendukung promosi agrowisata kopi secara tidak langsung.

“Untuk menunjang peningkatan permintaan pengunjung, kami menggunakan media sosial sebagai promosi yang kami lakukan, seperti instagram, facebook, email, WA, dan beberapa stasiun televisi, diantaranya KompasTV, dan MNCTV”.(P4, 201-203. Wawancara 24 Oktober 2018)

“Selain melakukan promosi dengan media elektronik atau media sosial, kami juga bekerjasama dengan berbagai komunitas-komunitas, seperti komunitas trail, vespa dan komunitas pendidikan seperti pendidikan PAUD, sampai perguruan tinggi, dan para kelompok tani”. (P5, 204-206. Wawancara 24 Oktober 2018)

“Kami juga bekerjasama dengan pihak-pihak lain untuk mempromosikan objek wisata seperti bekerjasama dengan dinas terkait, yaitu dinas pembinaan, BCA pelatihan peningkatan SDM”.(P1, 207-208. Wawancara 24 Oktober 2018) Sependapat dengan partisipan, key informant mengatakan bahwa pihak agrowisata bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk meningkatkan pengunjung, dengan adanya industri pendukung terkait, seperti yang telah disampaikan oleh para partisipan.

“Sebagai industri pendukung terkait, pihak agrowisata tidak hanya memiliki tempat produksi bubuk kopi, tetapi mereka bekerjasama denga berbagai komunitas mulai dari komunitas seperti trail dan vespa, komunitas pendidikan seperti, PAUD sampai dengan perguruan tinggi, bekerjasama dengan BCA untuk peningkatan kualitas SDM, serta bekerjasama dengan media sosial dan beberapa stasuin televisi nasional, semua itu yang bertujuan untuk meningkatkan promosi.”(K1, 209-213. Wawancara 25 Oktober 2018)

(15)

5.2 Analisis Eksternal Daya Saing Kompetitif Agrowisata Kopi Dusun Sirap Menggunakan Pendekatan Diamond Model

Pada penelitian Analisis daya saing agrowisata kopi sirap, selain meneliti tentang faktor internal yang menjadi tolok ukur daya saing agrowisata, peneliti juga meneliti tentang faktor eksternal daya saing agrowisata kopi sirap yaitu, peran pemerintah dan peran peluang yang secara tidak langsung mempengaruhi daya saing agrowisata kopi sirap.

a. Peran Pemerintah

Pada faktor peran pemerintah secara tidak langsung mempengaruhi daya saing agrowisata kopi dengan memberikan kebijakan kepada masyarakat atau petani kopi di Dusun Sirap untuk membudidayakan kopi dalam jangka panjang. Pemerintah sangat berperan dalam program penyuluhan yang di berikan kepada kelompok tani Rahayu IV dan pengelola agrowisata untuk pengembangan dan untuk meningkatkan daya saing agrowisata.

Dalam hal ini pemerintah berperan dalam menyediakan program kerja khusus yang diberikan kepada para pegawai agrowisata sehingga kualitas dan kinerjanya lebih meningkat.

“Ada. Bintek, sebagai guide, resepsionis, pelatihan sebagai juru masak yang profesional.”(P2,214. Wawancara 14 Maret 2018)

“Pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista dan pelatihan pemasaran. Diadakan studi banding setiap sebulan sekali untuk bertukar pikiran ke tempat wisata yang berbeda-beda dan belum terekspos tapi peminat banyak.”(P3,215-217. Wawancara 14 Maret 2018).

“Dari dinas pembinaan, dari BUMN yaitu, sarana dan prasarana perkembangan agrowisata, seperti adanya jalan menuju lokasi, tempat parkir, tempat ibadah, tempat sampah, dan toilet.BCA memberikan pelatihan peningkatan SDM, seperti melakukan pelatihan pelayanan prima, pelatihan barista, ”(K1,218-221. Wawancara 25 Oktober 2018).

Program-program pengembangan yang dilakukan untuk membenahi agrowisata tidak hanya pengembangan Sumber Daya Manusia, tetapi juga pengembangan sarana dan prasarana dari pemerintah.

(16)

“Dari pemerintah diantaranya alat teknologi yang mendukung peningkatan objek wisata dalam pengolahan biji kopi yaitu, huller, alat roasting, dll).”(P2, 222-223. Wawancara 14 Maret 2018).

“Menurut saya peran pemerintah disini sudah baik dalam memberikan berbagai program pelatihan, hanya sebagai saran sih, para pegawai harus terus berlatih agar kualitas mereka itu meningkat dan semakin bagus, dan jangan sampai mereka hanya mengandalkan program pelatihan yang pemerintah berikan dan pemerintah juga sudah mendukung untuk membudidayakan kopi, yang secara tidak langsung pemerintah mendukung dengan adanya pemeliharaan lingkungan.”(P8, 224-228. Wawancara 26 Maret 2018)

Pemerintah memberikan berbagai dukungan kepada pihak agrowisata kopi sirap yaitu dengan memberikannya program-program kerja dan berbagai dukungan dengan memfasilitasi alat-alat pengolahan kopi. Sependapat dengan yang dikatakan oleh key informant.

“Dalam peran ini pemerintah berperan memberikan berbagai program kerja khusus kepada pengelola dan memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung pengembangan pengolahan produk kopi”.(K1,229-230. Wawancara 25 Oktober 2018)

b. Peluang

Peran peluang dapat menciptakan lingkungan daya saing baru dan selanjutnya akan meningkatkan daya saing , seperti yang terjadi di Dusun sirap. Dibukanya agrowisata di dusun sirap menimbulkan banyak peluang, seperti pelung untuk masyarakat, peluang usaha, peluang kesempatan kerja, peluang lokasi, dan peluang finansial. Adanya peran peluang tersebut dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dusun sirap.

“Dengan dibukanya agrowisata edukasi kopi dan budaya merupakan salah satu peluang yang menguntungkan bagi masyarakat dusun sirap karena dengan adanya agrowisata kopi kesejahteraan dan pendapatan masyarakat dusun sirap meningkat.”(P1,231-234. Wawancara 19 Maret 2018).

“..serta dapat menimimalkan jumlah pengangguran dengan terjadinya penyerapan tenaga kerja, dan agrowisata kopi sirap merupakan sebuah inovasi yang di ciptakan oleh kelompok tani Rahayu IV dan masyarakat di dusun Sirap.”(P2,235-237. Wawancara 19 Maret 2018).

(17)

“Dengan adanya agrowisata ini dapat meningkatkan kesempatan kerja, meningkatkan peluang usaha, meningkatkan ekonomi keluarga dan masyarakat, meningkatkan keterampilan/inisiatif masyarakat, serta dapat meningkatkan nilai jual barang dan jasa.”(P7,238-240. Wawancara 19 Maret 2018).

“Lokasi mendukung (nyaman untuk bersantai),karna walaupun jauh (dilereng gunung kelir)namun tetap banyak yang mencari.” (P1,241-242. Wawancara 6 Juni 2018)

“Selain lokasinya nyaman untuk bersantai, lokasinya juga tepat karena agrowisata ini berada langsung ditengah-tengah perkebunan kopi”. (P5,243-244. Wawancara 6 Juni 2018)

“untuk prospek finansial khususnya kopi itu menjanjikan karna banyak disukai dibanyak kalangan, karna untuk saat ini kopi tidak hanya dikonsumsi tetapi sudah banyak digunakan juga dalam kecantikan” (P1,245-247. Wawancara 6 Juni 2018)

“peluang pemerintah yaitu mendukung dan memfasilitasi sarana dan prasarana, seperti jalan pemerintah desa, peralatan meracik kopi, peralatan promosi, dan memberikan pelatihan SDM kepada para karyawan, seperti dalam pelayanan dan barista.” (P1,248-250. Wawancara 6 Juni 2018)

“Berkaitan dengan peran peluang, menurut saya agrowisata ini sangat berpeluang ya karena kan trend masyarakat saat ini adalah berwisata dengan tema alam dan untuk kopi sendiri juga baru terkenal-terkenalnya kan istilahnya emang agrowisata dan kopi itu baru booming, apalagi bagi mereka yang memang suka nongkrong atau berwisata sambil menikmati kopi, terlebih lagi bagi mereka yang emang bener-bener pecinta kopi. Walaupun tempatnya jauh ini ya..yang namanya sudah cinta ya tetep didatangi, istilahnya kan gitu,hehe…”(P8, 251-256. Wawancara 26 Maret 2018)

Key informant mengatakan bahwa dengan dibukanya agrowisata kopi sirap dapat memberikan berbagai peluang kepada masyarakat, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dusun sirap. Tak hanya berpeluang untuk masyarakat tetapi berpeluang terhadap pemerintah.

“Adanya agrowisata saat ini sangat berpelung besar terhadap masyarakat, karena dapat menjadikan masyarakat lebih berinovatif sehingga bisa memberika peluang usaha dan dapat memberikan kesempatan kerja kepada masyarakat. Dalam hal ini tak hanya masyarakat yang mendapatkan peluang, tetapi pemerintah juga berpeluang, seperti pemerintah menfasilitasi sarpras, berupa alat-alat pengolahan kopi dan juga memberikan pelatihan SDM kepada pihak pengelola.”(K1,257-261. Wawancara 25 Oktober 2018)

(18)

Sedangkan peran peluang sendiri sangat berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan agrowisata karena dengan adanya peluang, tidak hanya para pengunjung yang datang ke agrowisata tetapi juga banyak pengunjung yang berlangganan untuk membeli produk kopi sirap. Salah satunya yaitu Bapak “J” yang menjadi Key Informant, beliau mengatakan bahwa :

“Sebagai salah satu pelanggan kopi sirap, saya merasa puas dengan pelayanan dan penyadiaan barang yang disediakan, karena dari saya berlangganan selama 1 (satu) tahunan ini respon penjualnya cepat dan selalu memuaskan. Segi kualitas kopi sirap sudah sangat layak sekali, baik dari segi harga dan produk yang dijual, sudah bisa menyamai produk kopi daerah lain. Prospek industri kopi sirap cukup menjanjikan. Apalagi jika didukung dengan adanya agrowisata khusus kopi sirap dengan menyediakan paket wisata ke kebun kopi dan melihat langsung proses pengolahan pasca panen. Dengan meningkatnya permintaan kopi sirap, otomatis akan meningkatkan kesejahteraan petani kopi disana.” (K2,262-269. Wawancara 24 Juli 2018) Key Informant selain berpendapat tentang kepuasan sebagai pelanggan dari segi kualitas dan harga, beliau juga memberikan masukan dan saran kepada kopi sirap.

“Lebih ditingkatkan lagi dari segi kualitas dan kuantitas produksi kopinya dan bisa meningkatkan keahlian pengolahan pasca panen”.(K2,270-271. Wawancara 24 Juli 2018)

5.3 Ringkasan Daya Saing Agrowisata Kopi Sirap Berdasarkan Model Porter’s Diamond

Setelah melakukan analisis terhadap daya saing agrowisata Kopi Sirap berdasarkan faktor yang dibentuk maka dapat kita lihat faktor yang masih memerlukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing disetiap variabelnya. Tanda positif (+) menunjukkan daya saing dari faktor tersebut sudah cukup baik,sedangkan tanda negatif (-) menunjukkan daya saing dari faktor tersebut masih perlunya pengembangan atau strategi lebih dari pengelola.

(19)

Keterangan :

Tanda (-): Indikator yang masih memerlukan perbaikan untuk meningkatkan daya saing agrowisata kopi

Tanda (+): Indikator yang sudah cukup baik untuk meningkatkan daya saing agrowisata kopi

Gambar 5.1.Analisis Porter’s Diamond (Sumber: Porter,1990)

a. Kondisi Faktor Agrowisata

Pada kondisi faktor yang diwakili oleh jumlah objek wisata dan kondisi tenaga kerja agrowisata. Agrowisata kopi sirap berdaya saing cukup baik. Dengan indikator kondisi objek wisata yang meliputi jalan masuk agrowisata, tempat parkir, gubug bersantai, spot foto, wisata air, sarana-prasarana agrowisata, seperti tempat ibadah, toilet, tempat sampah, dan beberapa reklame peringatan untuk menjaga kebun wisata dan larangan berburu hewan liar. Namun pada variabel ini masih perlu penambahan berbagai objek wisata. Struktur agrowisata yang terdiri dari anggota kelompok tani dan karang taruna yang berjumlah 18 orang pengelola, sudah memadai karena sudah sering melakukan berbagai pelatihan pelayanan. Dalam penambahan jumlah objek wisata bisa dilakukan beriringan dengan peningkatan kualitas SDM agrowisata, sehingga tercipta tenaga kerja agrowisata yang berkualitas baik.

b. Kondisi Permintaan Agrowisata

Strategi Daerah dan Pesaing Agrowisata ˗ Kondisi Infrastruktur (+) -Upaya persaingan (+) Kondisi Faktor Agrowisata

˗ Objek Wisata (-)

˗ Kondisi Tenaga Kerja Agrowisata (+)

Industri Pendukung Terkait

˗ Produk atau Barang/Jasa (+)

˗ Tempat produksi bubuk kopi (produk) (+) Peran Pemerintah Kondisi Permintaan Agrowisata ˗ wisatawan nusantara (+) ˗ wisatawan mancanegara (-) Peran Peluang

(20)

Kondisi permintaan agrowisata yang terdiri dari wisatawan mancanegara dan nusantara mampu mendukung daya saing agrowisata. Kondisi permintaan memperlihatkan dari data yang sudah ada bahwa dalam kurung waktu 1 tahun dengan jumlah wisatawan nusantara sebanyak kurang lebih 1000 pengunjung dan jumlah wisatawan mancanegara sebanyak kurang lebih 100 pengunjung, atau jumlah wiatawan mancanegara sebanyak 10 persen dari jumlah wisatawan nusantara. Jumlah wisatawan yang berkunjung dapat diakibatkan oleh jumlah objek wisata, produk yang ditawarkan dan promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola agrowisata. Diperlukan pengembangan objek wisata lebih lanjut, pengembangan inovasi, dan lebih digiatkannya promosi.

c. Faktor Strategi Daerah Agrowisata

Strategi yang dilakukan pihak pengelola agrowisata dalam mengembangkan agrowisata sudah baik ,yaitu dengan melibatkan masyarakat setempat pada saat melakukan pembenahan infrastruktur agrowisata yang meliputi perbaikan jalan menuju agrowisata, kebersihan tempat agrowisata, yang dilakukan setiap satu minggu sekali, perawatan dan pemeliharaan sarana-prasarana, melakukan dan meningkatkan kreativitas atau inovasi pada objek wisata dan produk. Upaya yang dilakukan pihak agrowisata kopi dalam menghadapi persaingan dengan wisata yang lain, selain melakukan pembenahan infrastruktur agrowisata yaitu dengan meningkatkan promosi dengan diadakannya beberapa event ciri khas sirap dan meningkatkan kualitas pelayanan.

d. Industri pendukung terkait

Industri pendukung terkait yang diwakili oleh indikator produk atau barang/jasa dan tempat produksi bubuk kopi (produk) menunjukkan daya saing yang baik. Untuk mempertahankan rasa dari produk bubuk kopi yaitu dengan memperhatikan penyimpanan, dengan menjaga produk dari kelembaban. Karena dengan adanya produk yang berkualitas dapat menambah tingkat daya saing. Tempat produksi kopi sudah memadai karena sudah dilengkapi dengan berbagai alat pengolahan kopi sampai dengan pengemasan. Selain tempat produksi kopi sebagai pendukung terkait pihak agrowisata juga bekerjasama dengan industri-industri lain, diantaranya industri media sosial, beberapa komunitas atau pihak-pihak terkait dan sektor pendidikan. Adanya industri pendukung dapat memberikan peningkatan

(21)

permintaan dan dapat menambah penghasilan lebih kepada pihak penegelola agrowisata dan masyarakat.

Secara tidak langsung peran pemerintah dan peran peluang mempengaruhi daya saing agrowisata kopi, dalam hal ini pemerintah berperan dalam memberikan berbagai program penyuluhan dan program kerja khusus, memfasilitasi sarana-prasarana, memberikan kebijakan kepada petani kopi dan masyarakat untuk membudidayakan kopi jangka panjang. Adanya agrowisata kopi sirap, menjadikan peran peluang sangat penting dan masih terbuka lebar, seperti peluang lokasi, peluang masyarakat, peluang usaha, peluang finansial dan peluang pemerintah. Karena dengan adanya inovasi yang tercipta menjadikan agrowisata kopi sirap dapat bersaing dengan tempat wisata yang lainnya.

5.4 Strategi Kebijakan dengan Bauran Pemasaran (price, product, promotion, place)

Strategi kebijakan yang dilakukan pengelola untuk pengembangan dan meningkatkan daya saing agrowisata Kopi Sirap tidak hanya dengan empat faktor model Porter’s Diamond, tetapi pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran (price, product, promotion, place).

1. Produk

Pertama kali yang diterapkan pihak pengelola dalam menerapkan strategi bauran pemasaran sehingga tetap bertahan sampai pada saat ini yaitu, harga produk, meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa pelayanan agrowisata . Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan.

“oke, untuk masalah harga satu sesuai dipasaran, jadi harga mengikuti pasaran, untuk mengikuti pengembangan produk yang dilakukan adalah kaizen atau pengembangan terus menerus jadi produk selalu ada inovasi”.(P4, 272-274. Wawancara 8 Agustus 2018)

Pihak pengelola menerapkan bauran pemasaran yang pertama yaitu harga karena dengan harga yang mengikuti harga pasaran dan diimbangi dengan inovasi yang terus menerus pada produk mereka.

Dalam mempertahankan produk pihak pengelola, untuk menghadapi pesaing baru yaitu dengan menjaga dan mempertahankan kualitas maupun kuantitas barang dan jasa yang mereka pasarkan.

(22)

“kami sebisa mungkin tetap konsisten dari segi kualitas yang meliputi rasa, warna, aroma, dan kuantitas produk yang kami pasarkan dan jasa untuk jasa kami terus belajar dan juga meningkatkan dalam segi pelayangnan yang kami berikan kepada setiap pengunjung dengan meminta masukan dari para pengunjung supaya kualitas pelayanan kami semakin bagus. Selebih lagi kami terus meningkatkan kualitas produk kami semaksimal mungkin dan terus berupaya dalam pengembangan inovasi”.(P1,275-280. Wawancara 8 Agustus 2018)

Strategi pengembangan produk di agrowisata dapat mengakibatkan adanya kenaikan penjualan barang dan jasa.

“Tentu. Karena dengan adanya pengembangan produk yang kami lakukan entah itu di agrowisatanya atau di dalam produk kami yang berupa kopi dapat mengakibatkan kenaikan pengunjung, karena dengan adanya pengembangan produk dengan melakukan inovasi, kreasi, dan kreatifitas mereka akan semakin penasaran khususnya bagi mereka pecinta kopi.”(P4,281-284. Wawancara 8 Agustus 2018)

Strategi bauran pemasaran yang diterapkan pihak pengelola yaitu harga yang sesuai dengan pasaran, untuk terus meningkatkan dan mempertahankan produk mereka yang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa pelayanan agrowisata terus berupaya dalam pengembangan inovasi, sehingga produk mereka tetap bertahan sampai sekarang. Pendapat ini sesuai dengan key informant.

“Strategi yang pertama diterapkan pengelola yaitu harga yang sesuai dengan pasaran, sedangkan untuk mempertahankan produk barang dan jasa mereka berupaya untuk terus mengembangkan inovasi”.(K1, 285-286. Wawancara 25 Oktober 2018)

2. Price

Harga yang diterapkan pihak pengelola untuk tetap mempertahankan produknya, mereka mengikuti harga dipasaran. Harga yang dimaksud meliputi semua harga produk barang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa pelayanan agrowisata mereka, jadi pihak pengelola mereka mematok harga yang rata-rata atau menengah untuk harga wisatanya karena jika harga yang di tetapkan terlalu tinggi atau terlalu rendah mereka tidak akan bisa bersaing dengan tempat wisata lainnya. Harga produk kopi mereka juga ditetapkan dengan harga yang

(23)

sewajarnya atau sama dengan harga yang ada dipasaran, karena akan sama jika harga yang di tetapkan terlalu rendah atau terlalu tinggi dari harga pasaran maka produk tidak akan bisa bersaing dengan produk yang lain.

Strategi atau solusi yang di lakukan oleh pihak pengelola jika penjualan mereka menurun pihak pengelola tidak melakukan peningkatan harga, karena menurut mereka jika pengunjung mulai menurun tetapi harga ditingkatkan itu bukanlah cara yang strategis. Pihak pengelola dalam menangani pengunjung yang menurun mereka melakukan solusi yang lebih efektif dan kreatif yaitu dengan melakukan “event ciri khas’’ agrowisata Dusun Sirap. Sesuai dengan hasil wawancara yang peneliti lakukan dengan salah satu pengelola agrowisata yang menjadi partisaipan penelitian.

“jika pengunjung mulai menurun kita mengadakan sebuah event, jadi ada event yang bener-bener menjadi ciri khas sini, misalnya beberapa event yang sudah kita adakan salah satunya seperti panen raya kemarin pada tanggal 25-26 Agustus 2018, kopi peduli yang dilakukan didalam agrowisata atau diluar wilayah agrowisata itu merupakan salah satu strategi kami.”(P5, 287-289. Wawancara 28 Agustus 2018)

Strategi harga yang pihak pengelola terapkan yaitu dengan harga yang sesuai dengan pasaran, sedangkan untuk mengahdapi penurunan pengunjung pihak pengelola tidak melakukan kenaikan harga tetapi pihak pengelola mensiasatinya dengan mengadakan event yang menjadi ciri khas sirap.

“Harga yang diterapkan yaitu sesuai harga dipasaran dan untuk solusi jika pengunjung mulai menurun pihak pengelola sering mengadakan event yang tidak ada di tempat wisata yang lain, yang ditujukan untuk menarik dan meningkatkan pengunjung.”(K1, 290-292. Wawancara 25 Oktober 2018) 3. Place

Strategi pemasaran tempat yang pihak pengelola agrowisata gunakan untuk mempertahankan pengunjung yaitu dengan cara mempertahankan kualitas dari tempat wisata tersebut dengan menjaga kebersihan lingkungan tempat wisata, menjaga sarana dan prasarana agrowisata. Pihak pengelola juga melakukan pengembangan objek wisata seperti dibuatkan spot foto baru yang berupa jembatan gantung, rumah-rumah pohon, dan beberapa tulisan kreatif yang dipasang diarea agrowisata.

(24)

“Kami pihak pengelola sebisa mungkin melakukan pengembangan untuk memajukan agrowisata ini, jadi tidak hanya produk kopi kami yang dilakukan inovasi tetapi juga dengan sarana dan prasarana agrowisata supaya para pengunjung tidak bosan dengan keadaan agrowisata. Saat ini kami juga sedang mengusahakan untuk membangun area outbond dan home stay.”(P1,293-296. Wawancara 28 Agustus 2018)

Pihak pengelola dalam meningkatkan penjualan mereka juga membuka cabang kedai kopi yang berlokasi di pinggir jalur utama Ambarawa-Magelang, tepat di dekat gang masuk arah agrowisata.

“dalam meningkatkan penjualan kami juga membuka cabang kedai kopi dibawah dekat jalan utama Ambarawa-Magelang, dengan dibukanya kedai kopi tersebut penjualan kami mulai meningkat, dan juga mempengaruhi peningkatan pengunjung yang akan berwisata karena kebanyakan mereka setelah mengunjungi kedai yang ada dibawah mereka penasaran dengan agrowisata yang ada di atas”.(P4,297-300. Wawancara 28 Agustus 2018) Strategi tempat yang dilakukan pihak pengelola agrowisata untuk mempertahankan dan meningkatkan penjualan yaitu dengan cara menjaga kualitas tempat dan objek wisata, dan berupaya untuk menambah objek wisata supaya para pengunjung tidak bosan, serta pihak pengelola membuka cabang berbentuk kedai kopi yang berada tidak jauh dari agrowisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan key informant yaitu sebagai berikut :

“Untuk strategi tempat pihak pengelola saat ini sudah membuka kedai kopi yang berada di pinggir jalan utama Ambarawa-Magelang dan untuk mempertahan tempat wisata mereka selalu memperhatikan kualitas objek wisata dan kebersihan tempat wisata, sedangkan usaha yang dilakukan agar pengunjung tidak bosan mereka berupaya untuk berinovasi objek wisata”.(K1,301-304. Wawancara 25 Oktober 2018)

4. Promotion

Promosi menjadi faktor penting yang mempengaruhi penjualan barang meliputi berbagai macam kopi, makanan pendamping minuman kopi, dan jasa pelayanan agrowisata, dengan adanya promosi yang dilakukan akan meningkatkan penjualan mulai dari produk sampai dengan jasa. Pihak pengelola agrowisata dalam melakukan strategi pemasaran dengan promosi mereka melakukan 2 metode promosi yaitu, lansung dan tidak langsung. Promosi secara langsung yang pihak pengelola lakukan

(25)

yaitu dengan cara memberikan brosur kepada para pengunjung dan memasang pamflet-pamflet di dekat daerah sekitar, selain memberikan brosur dan memasang pamflet pihak pengelola juga sering mengadakan event-event supaya lebih menarik pengunjung, karena selain sebagai promosi pengadaan event akan meningkatkan pendapatan agrowisata. Pihak pengelola agrowisata dalam melakukan promosi secara tidak langsung mereka menggunakan media elektronik seperti, instagram, facebook, email, stasiun televisi nasional dan media cetak, seperti surat kabar.

“Dalam promosi kami menggunakan 2 metode yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Promosi langsung yaitu dengan cara memberikan brosur kepada pengunjung dan kami memsang pamflet-pamflet disekitar jalan daerah wisata. Sedangkan untuk promosi yang tidak lansung kami menngunakan media elektronik seperti instagram, facebook, dll. Selain itu kami juga mengadakan event-event tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan pengunjung dan untuk memperkenalkan dunia kopi kepada masyarakat atau orang yang awam tentang kopi.”(P5,305-310. Wawancara 28 Agustus 2018)

Strategi promosi yang digunakan pihak pengelola dengan menggunakan 2 metode yaitu melakukan promosi langsung dan tidak langsung. Promosi langsung yang dilakukan pihak pengelola tidak hanya menggunakan brosur, tetapi pihak pengelola juga melakukan event-event yang tidak ada di tempat wisata yang lain. Promosi secara tidak langsung pihak pengelola menggunakan berbagai media elektronik dan media cetak. Pendapat ini sesuai dengan yang disampaikan oleh key informant.

“Dalam melakukan promosi pengelola agrowisata menggunakan promosi langsung dan tidak langsung. Untuk promosi langsung mereka menggunakan brosur, stiker, dan sering melakukan acara yang belum ada di tempat wisata lain. Tetapi untuk promosi tidak langsung mereka menggunakan media elektronik dan media cetak”.(K1, 311-314. Wawancara 25 Oktober 2018)

Gambar

Tabel  5.1  Manfaat  dan  peningkatan  ekonomi  yang  diperoleh  masyarakat  dengan  adanya agrowisata
Gambar 5.1.Analisis Porter’s Diamond  (Sumber: Porter,1990)

Referensi

Dokumen terkait

Memberikan metode dengan mengguakan kegiatan ini sangat baik diberikan kepada siswa penyandang tuna daksa di SLB.C Kemala Bhayangkari 2 Gresik, karena kgiatan ini

infestans serta asal isolat dari umbi kentang yang digunakan juga sangat mampu untuk berkembang dengan baik pada media TEA dibandingkan daun kentang maupun daun

Sehubungan dengan hal tersebut diatas agar saudara dapat hadir dan membawah dokumen asli sesuai dengan yang diapload pada SPSE guna pembukti dokumen kualifikasi

Konsep al-Qur’an dalam pendidikan yang dimaksud adalah suatu upaya yang keras dan sungguh-sungguh dalam mengembangkan, mengarahkan, membimbing akal pikiran,

tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran hari ini dan menjelaskan pembelajaran hari ini adalah mengamati video dan mencari informasi menggunakan media cetak tahap 1 Guru

Hasil perhitungan determinasinya diperoleh nilai Adjusted R Square sebesar 0,730 yang berarti 73 persen variasi efektivitas sistem informasi akuntansi dapat

Pada percobaan pemberiaan obat secara subcutan ini menghasilkan hasil onset da durasi yang lebih cepat dari pemberiaan secara oral. Penyimpangan yang terjadi pada hasil