• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEKANBARU, 22 JANUARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEKANBARU, 22 JANUARI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MENUJU

(2)

2

A.

P

ENGERTIAN

Zona Integritas merupakan dua kata yang dirangkai menjadi kesatuan yang tidak terpisahkan yaitu kata “Zona” yang berarti “Wilayah atau Daerah dengan pembatasan khusus”. Sedangkan kata “Integritas” dimaksudkan adalah “Konsistensi dan keteguhan yang tidak tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan keyakinan. Dalam Etika “Integritas” diartikan sebagai kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Oleh karena itu seseorang dapat dikatakan memiliki integritas, apabila tindakannya sesuai dengan nilai, keyakinan dan prinsip kebenaran yang dipegangnya.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa “Membangun Zona Integritas” adalah mewujudkan aparat dalam wilayah tertentu menjunjung tinggi nilai-nilai luhur kejujuran, kebenaran, bebas dari korupsi, suap, pungli dan menerima gratifikasi, sehingga terbangun pemerintahan/lembaga yang bersih dan meningkatnya pelayanan publik secara baik dan konsisten sebagaimana dimaksud dalam Permenpan RB Nomor 10 Tahun 2019.

Disamping itu juga Zona integritas merupakan sebutan atau predikat yang diberikan kepada Kementerian/Lembaga dan Pemda yang impinan dan jajarannya mempunyai niat (komitmen) untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui upaya pencegahan korupsi, reformasi birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik. Kementerian/Lembaga dan Pemda yang telah mencanangkan sebagai ZI mengusulkan salah satu unit kerjanya untuk menjadi Wilayah Bebas dari Korupsi.

B. DASAR

1. Peraturan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 10 Tahun 2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah;

2. Surat Keputusan Ketua Pengadilan Agama Pekanbaru Nomor:

W4.A1/368/OT.01.2/1/2019 tanggal 15 Januari 2019 tentang Penetapan Rencana Kerja Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) pada Pengadilan Agama Pekanbaru Tahun 2019.

(3)

3

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBBM) ini dibuat untuk mengukur capaian target yang telah ditentukan dan kendala dalam pelaksanaannya; dan

2. Untuk memberikan saran dan masukan kepada pimpinan guna mengambil

keputusan lebih lanjut.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN ZONA ITEGRITAS

Untuk membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) harus dilakukan dengan berbagai upaya, seperti penandatangan Pakta Integritas dan semua pihak mulai Pimpinan/Ketua Pengadilan sampai kebawahnya harus mempunyai komitmen yang kuat untuk membangun Zona Integritas ini. Perubahan mindset (pola pikir dan budaya kerja) pada semua unsur Pengadilan dimulai dari Ketua Pengadilan, Hakim, Panitera sampai dengan Pegawai Honorer harus dilakukan sehingga masing-masing memposisikan diri sebagai pelayan masyarakat yang baik, dan bukan minta dilayani.

Ada 2 hal sasaran pokok yang ingin dicapai dalam pembangunan zona integritas yaitu :

1.

Terwujudnya Pemerintahan//Lembaga Peradilan Yang Bersih dan Bebas

dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

2.

Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.

Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi baik di tingkat Pemerintahan Pusat maupun pemerintah daerah, implementasinya minim sekali. Dan khusus perintah melaksanakan program wilayah bebas dari korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) dilingkungan instansi pemerintah/ lembaga masing-masing ditujukan adalah sebagai bentuk untuk mengoptimalkan agar terciptanya pemerintahan dan lembaga yang bersih dari KKN.

(4)

4 Pengadilan sebagai salah satu pilar penegakan hukum di Indonesia harus berbuat untuk mencipakan suatu lembaga yang bersih dari korupsi, pungli, menerima gratifikasi dan praktek-praktek penyimpangan yang tidak sesuai dengan undang-undang dan peraturan-peraturan lainnya. Saat ini kepercayaan publik terhadap pengadilan semakin menurun, anggapan negatif seringkali muncul, praktek koruptif tak bisa lepas dari ketajaman sorotan masyarakat, meskipun Mahkamah Agung telah berbuat yang terbaik untuk mencegah terjadinya penyimpangan, namun kesadaran lembaga-lembaga yang berada di bawahnya belum maksimal merespon keinginan Mahkamah Agung.

Mahkamah Agung telah menetapkan visinya yaitu “Terwujudnya Peradilan Yang Agung” Target yang ingin dicapai Mahkamah Agung, harus disikapi oleh lembaga peradilan yang berada di bawahnya, dengan berbuat dan bertindak agar harapan itu bisa terpenuhi. Tentunya ada komitmen kuat dari Pimpinan Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama untuk secara seksama mewujudkan cita-cita luhur.

Pengadilan Agama Pekanbaru melakukan pencanangan Pembangunan Zona Integritas pada tanggal 2 Oktober 2018 dan pada tanggal 10 Desember 2019 bertepatan dengan peringatan hari anti korupsi, Pengadilan Agama merupakan salah satu satker peradilan di bawah Mahkamah Agung RI yang ditetapkan oleh Menteri Perberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai Satuan Kerja Berpredikat Wilayah Bebas Dari Korupsi (WBBM).

Ada beberapa kegiatan yang bersifat kongkrit, untuk menerapkan zona integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Pengadilan Agama Pekanbaru yaitu :

1. Penandatanganan Dokumen Pakta Integritas oleh Ketua, Wakil Ketua, Hakim

dan seluruh Pegawai.

2. Pemenuhan Kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara

(LHKPN) dilaksanakan saat seseorang masuk kedalam jajaran PNS Mahkamah Agung;

3. Penerapan Disiplin Pegawai Negeri ;

4. Penerapan Kode Etik Hakim dan Pegawai;

(5)

5 6. Penerapan Kebijakan Pelayanan Publik yang adil, terukur dan akuntabel dengan adanya Standar Pelayanan dan Maklumat Pelayanan dengan adanya Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP);

7. Penerapan Keterbukaan Informasi melalui Website dan papan pengumuman;

8. Pengusulan diklat bagi hakim maupun pegawai;

9. Pengusulan kenaikan pangkat bagi hakim dan pegawai;

10. Dokumentasi kepegawaian terupdate melalui SIKEP dan ABS;

11. Pelaksanaan Pelatihan internal di Pengadilan Agama Pekanbaru yaitu Pelatihan Pustakawan;

12. Setiap tahun semua Hakim dan Pegawai telah membuat SKP;

13. Telah memiliki IKU;

14. Penyusunan LKJIP tepat waktu; 15. Penerapan analisa resiko;

16. Penerapan Whistleblower System dan SIWAS;

17. Pengendalian Gratifikasi;

18. Penanganan Benturan Kepentingan. 19. Penerapan SOP di semua bagian;

20. Rapat Internal dan Pengawasan Bidang; 21. Pelaksanaan Survei Kepuasan Masyarakat;

22. Pelaksanaan Pengadaan Barang dan jasa Secara Elektronik.

E. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN KOMPONEN PENGUNGKIT 1. Manajemen Perubahan

a. Telah disusun Tim Kerja

Penyusunan Tim Kerja: Telah dilakukan melalui prosedur/mekanisme yang jelas dengan memperhatikan kompetensi, komitmen dan integritas pegawai

a. Dokumen rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju

WBK/WBBM

- Telah disusun rencana kerja pembangunan Zona Integritas menuju

WBK/WBBM yang memuat target-target prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM;

(6)

6 - Telah disusun dokumen rencana aksi pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM yang memuat target-target prioritas yang relevan dengan tujuan pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM;

- Tersedianya mekanisme atau media yang mensosialisasikan

Pembagunan ZI menuju WBK dan WBBM.

b. Dokumen pemantauan dan evaluasi pembagunan ZI menuju WBK dan

WBBM Telah disusun dokumen pemantauan dan evaluasi pembagunan ZI menuju WBK dan WBBM dilakukan dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

- Perlaksanaan kegiatan Pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM telah

mengacu pada target yang direncanakan

- Terlaksananya kegiatan pemantauan dan evaluasi

- Terlaksananya tindak lanjut hasil pemantauan dan evaluasi c. Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kerja

Perubahan pola pikir dan budaya kerja dilakukan melalui kegiatan sebagai berikut:

- Melaksanakan dokumentasi kegiatan Pimpinan sebagai role model

dalam Pembangunan Zona Integritas menuju WBK dan WBBM;

- Menetapkan Agen Perubahan dalam Pembangunan ZI;

- Telah melaksanakan pelatihan budaya kerja dan pola pikir secara maksimal;

- Melibatkan seluruh pegawai dalam Pembangunan Zona Integritas

menuju WBK dan WBBM.

1. Penataan Tata Laksana

a. Telah disusun Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan utama

- Telah disunan Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan utama mengacu pada kegiatan Pengadilan Agama Pekanbaru

- Telah disahkan dan diterapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) kegiatan utama baik di bagian Kepaniteraan maupun Kesekretariatan

- Telah dilakukan evaluasi dan perbaikan Standar Operasional Prosedur

(SOP)

b. E-office/e-government

- Telah memanfaatkan SIPP secara menyeluruh dalam proses penyelesaian perkara;

(7)

7

- Sistem kepegawaian telah menggunakan aplikasi Sikep Mahkamah

Agung dan ABS Badilag.

c. Keterbukaan Informasi Publik

- Telah diterapan kebijakan tentang keterbukaan informasi publik;

- Telah dilaksanakan Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik.

2. Penataan Sistem Manajemen SDM

a. Perencanaan kebutuhan pegawai sesuai dengan kebutuhan organisasi

- Telah menerapkan rencana kebutuhan pegawai yang mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja;

- Telah menerapkan monitoring dan evaluasi terhadap rencana kebutuhan pegawai pada Pengadilan Agama Pekanbaru.

b. Pola Mutasi Internal

- Telah menyusun kebijakan pola mutasi internal; - Telah menerapkan kebijakan pola mutasi internal;

- Telah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kebijakan pola mutasi internal.

c. Pengembangan pegawai berbasis kompetensi

- Telah mengusulkan/menugaskan pegawai dalam kegiatan pengembangan profesi (diklat);

- Telah melaksanakan monitoring dan evaluasi atas kegiatan pengembangan profesi.

d. Penetapan kinerja individu

- Menerapkan penetapan kinerja individu;

- Menetapkan kinerja individu sesuai dengan indikator kinerja

setingkatnya di atasnya;

- Menetapkan kinerja individu dilakukan secara periodik;

- Hasil penilaian kinerja individu telah dilaksanakan/diimplementasikan

mulai dari penetapan, implementasi dan pemantauan.

e. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik Hakim dan Kode Perilaku Pegawai

- Penerapan Aturan Disiplin/Kode Etik Hakim dan Kode Perilaku

Pegawai.

f. Sistem informasi kepegawaian

(8)

8

3. Penguatan Akuntabilitas Kinerja

a. Keterlibatan pimpinan

- Pimpinan terlibat secara langsung dalam penyusunan perencanaan;

- Pimpinan terlibat langsung dalam penyusunan penetapan kinerja;

- Pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala.

b. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja

- Penyusunan dokumen perencanaan;

- Dokumen perncanaan berorientasi hasil;

- Penetapan Indikator Kinerja Utama (IKU);

- Penyusunan Laporan Kinerja

- Peningkatan kapasistas SDM yang m;enangani akuntabilitas kinerja.

4. Penguatan Pengawasan

a. Pengendalian Gratifikasi

- Public campaign tentang pengendalian gratifikasi; - Implementasi pengendalian gratifikasi.

b. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)

- Membangun lingkungan pengendalian di unit kerja

- Melakukan penilaian resiko atas unit kerja terkait - Sosialisasi SPI ke pelaksana kegiatan atau pihak terkait.

c. Pengaduan masyarakat

- mengimplementasikan kebijakan pengaduan masyarakat;

- menindaklanjuti hasil pengaduan masyarakat;

- monitoring dan evaluasi hasil penangananPengaduan Masyarakat;

- menindaklanjuti hasil evaluasi penanganan Pengaduan Masyarakat.

d. Whistle Blowing System

- Menerapkan Whistle Blowing System;

- Mengevaluasi penerapan Whistle Blowing System;

- Menindaklanjuti evaluasi penerapan Whistle Blowing System.

e. Penanganan Benturan Kepentingan

- Mengidentifikasi Benturan Kepentingan dalam tugas fungsi utama;

- Mensosialisasikan kebijakan penanganan Benturan Kepentingan;

- Mengimplementasikan kebijakan penanganan Benturan Kepentingan;

(9)

9

- Menindaklanjuti hasil evaluasi pelaksanaan penanganan Benturan

Kepentingan.

5. Peningkatan Kualitas Pelayan Publik

a. Standar pelayanan

- Telah disusun standar pelayanan di unit layanan;

- Telah disusun standar operasional prosedur (SOP) bagi standar

pelayanan;

- Melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP.

b. Budaya pelayanan prima

- Melakukan sosialisasi berupa kode etik, estetika, capacity building dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima;

- Memiliki informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui berbagai

media.

c. Penilaian Kepuasan terhadap pelayanan

- Melakukan survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan;

- Melakukan survey kepuasan masyarakat dapat diakses secara terbuka;

- Melakukan tindak lanjut atas hasil survey kepuasan masyarakat.

A. Evaluasi dan Penilaian

Sejak pencanangan pembangunan zona integritas tanggal 2 Oktober 2018, Pengadilan Agama Pekanbaru telah melakukan berbagai kegiatan terutama yang berkaitan dengan eviden yang diperlukan sebagaimana LKE Zona Integritas, maka pada bulan Mei 2019, Tim Penilai Intrernal (TPI) Mahkamah Agung dalam hal ini Badan Pengawasan (Bawas) telah melakukan penilaian dengan capaian nilai 87,32%. Selanjutnya Pengadilan Agama Pekanbaru bersamaan dengan 177 satker lainnya di bawah Mahkamah Agung telah diusulkan ke Kemenpan RB untuk dinilai oleh Tim Penilai Nasional (TPN). Pada tanggal 11 September 2019, Ketua Pengadilan Agama Pekanbaru mempresentasekan pelaksanaan pembangunan zona integritas di Pengadilan Agama Pekanbaru dihadapan Evaluator Kemenpan RB di Jakarta. Pada bulan September, Tim dari Badan Pusat Statistik Provinsi Riau melakukan survey di Pengadilan Agama Pekanbaru. Dan selanjutnya tahap terakhir adalah pada tanggal 22 Oktober 2019, tim evaluator Kemenpan RB melakukan validasi lapangan ke Pengadilan Agama Pekanbaru. Dan pada tanggal 10 Desember 2019 bertepatan dengan Hari Anti Korupsi, Pengadilan Agama Pekanbaru mendapat piagam penghargaan sebagai salah satu unit kerja pelayanan

(10)

10 berpredikat: Wilayah Bebas dari Korupsi yang diserahkan langsung oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi kepada Ketua Pengadilan Agama Pekanbaru.

B. Penutup

Dengan laporan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM ini dibuat sebagai saran dan masukan kepada pimpinan dalam melakukan kebijakan lebih lanjut.

Pekanbaru, 22 Januari 2020

Ketua Pengadilan Agama Pekanbaru

(11)

11 Lampiran Pelaksanaan Pembangunan Zona Integritas Pengadilan Agama Pekanbaru mulai dari Pencanangan sampai dengan penyerahan piagam WBK oleh Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Foto pencanangan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM tanggal 2 Oktober 2018

Foto kegiatan sosialisasi SPIP tanggal 13 Agustus 2018 dengan Narasumber dari BPKP

(12)

12 Foto Penilaian dari Bawas MA RI (TPI) tanggal 10 Mei 2019

Foto kegiatan presentase dihadapan tim evaluator Kemenpan RB, 11 September 2020

(13)

13 Foto Kunjungan Tim dari BPS untuk melakukan Survey Eksternal, 21-23 Agustus 2019

(14)

14 Foto penyerahan piagam satker berpredikat WBK, di Jakarta tanggal 10 Desember 2019

Piagam Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)

Pengembangan Aplikasi Inovasi Layanan setelah Tim Evaluator mengadakan validasi di Pengadilan Agama Pekanbaru:

(15)

15 After:

Aplikasi pengembangan dari aplikasi sebelumnya yang berbasis web, sekarang sudah berbasis android dan bisa di download melalui playstore. Aplikasi ini memudahkan masyarakat dalam hal pengecekan keaslian akta cerai melalui aplikasi mobile, serta memudahkan masyarakat untuk mengetahui informasi terkait dengan perkara, mulai dari jadwal sidang, keuangan perkara, putusan, dll.

Aplikasi ini juga berbasis android dan bisa di download melalui playstore. Kegunaan dari aplikasi ini adalah untuk mengetahui informasi dan syarat-syarat dalam pengajuan perkara di PA. Pekanbaru. Selain itu juga semua informasi terkait dengan keperkaraan bisa dimonitor melalui aplikasi ini. Aplikasi Sigrasi PA. Pekanbaru ini terintegrasi dengan SIPP.

Gambar

Foto pencanangan pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM tanggal 2  Oktober 2018
Foto  kegiatan  presentase  dihadapan  tim  evaluator  Kemenpan  RB,  11  September  2020
Foto kunjungan evaluator Kemenpan RB di PA. Pekanbaru, 22 Oktober 2020

Referensi

Dokumen terkait

Dengan keluarnya SK Menhut 579/2014 sebagai pengganti SK Menhut 44/2005 dapat dikatakan bahwa secara yuridis telah memberi kepastian hukum terhadap pemegang hak

Melihat spillover sebagai sebuah masalah adalah penting dilakukan karena kelebihan kapasitas siaran dari negara lain ke Indonesia dikhawatirkan mengandung propaganda

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa beberapa senyawa POPs masih terdeteksi di udara ambien dengan konsentrasi di urban Jakarta lebih tinggi dibandingkan di rural Citeko Bogor..

Jumlah energi yang dihasilkan arc flash dipengaruhi oleh arus hubung singkat maksimum, level tegangan pada titik ganguan, waktu yang dibutuhkan peralatan pengaman

Penilaian pre-market terhadap keamanan dan mutu pangan olahan yang telah dilakukan pada tahun 2012 melalui loket pendaftaran (pelayanan secara manual) adalah 6.776 persetujuan

terdapat dalam keyboard untuk menambah nuansa musikal dalam konteks gendang guro-guro aron...melalui berbagai kreasi dan eksperimen yang dilakukan oleh seniman Karo terhadap

Tidak jauh berbeda dengan pendapat-pendapat yang diungkapkan diatas, Bernardin berpendapat bahwa pelatihan memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan,

Temuan utama dari penelitian ini yakni tingkat literasi ekonomi mahasiswa program studi manajemen STIE Indonesia Pontianak berada pada kategori rendah yang ditinjau dari