• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tugas Akhir Analisis Kualitas Air Baku Akibat Limbah Keramba Jaring Apung (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Tugas Akhir Analisis Kualitas Air Baku Akibat Limbah Keramba Jaring Apung (Studi Kasus: Waduk Jatiluhur)"

Copied!
46
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

23

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Fisik Daerah Penelitian

4.1.1 Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur merupakan salah satu waduk terbesar yang terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum. Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat (±100 kilometer arah Tenggara Jakarta). Sesuai dengan koordinat geografis, tubuh bendungan Jatiluhur terletak pada 6o31’

Lintang Selatan dan 107o23’ Bujur Timur. Luas keseluruhan Waduk

Jatiluhur mencapai 8.300 ha dengan kapasitas waduk ± 3 miliar m3.

Waduk Jatiluhur beroperasi mulai tahun 1967 sebagai waduk serbaguna yang memiliki beberapa macam fungsi, diantaranya adalah sebagai air baku minum dan industri, PLTA, penyediaan air irigasi pertanian, perikanan, pariwisata, dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II (PJT II). Perum Jasa Tirta (2006), menyatakan bahwa telah terjadi penurunan kualitas air di perairan Waduk Jatiluhur. Salah satu penyebab terjadinya penurunan kualitas air ini, dapat disebabkan oleh pencemaran perairan karena logam berat yang merupakan hasil limbah industri yang ada di DAS Citarum dan disebabkan oleh limbah rumah tangga.

(2)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

air sungai akibat tingginya kandungan polutan dalam air, pembuangan limbah dari pabrik serta penggunaan lahan yang buruk (Miyazato dan Khan, 2004) dalam (Fadlililah, Model Matematis Perubahan Kualitas Air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum, Jawa Barat., 2010)

Waduk Jatiluhur juga dimanfaatkan sebagai untuk budidaya ikan Keramba Jaring Apung (KJA). Jumlah KJA pada Waduk Jatiluhur tiap tahun kian meningkat dan data terakhir menunjukan bahwa jumlah KJA mencapai 30.000 KJA. Pada Waduk Saguling dan Waduk Cirata juga terdapat KJA yang lebih banyak dibandingkan Waduk Jatiluhur, sisa pakan budidaya ikan keramba jaring apung dan ikan-ikan yang mati mengakibatkan penambahan pencemaran air baku di Waduk Jatiluhur yang mengakibatkan menurunnya kualitas tiap tahun. Dengan hal tersebut di tahun 2017 ini PJT II mulai lebih ketat dalam mengelola kualitas air baku tersebut.

4.1.1.1 Data Teknis Bendungan Jatiluhur

4.1.1.1.1 Bendungan Utama

a) Nama bendungan :Ir.H.Djuwanda/Jatiluhur

b) Tipe bendungan : Rock fill with inclined

clay core

c) Tinggi bendungan : 105 m

d) Panjang bendungan : 1.220 m

e) Elevasi puncak : +114.,5 m.dpl

f) Elevasi normal : +107 m.dpl

g) Elevasi banjir max : +111,6 mdpl

(3)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

4.1.1.1.2 Menara Pelimpah Utama

1. Spillway

a) Tipe pelimpah : Morning Glory

b) Tinggi pelimpah : 110 m

c) Diameter pelimpah : 90 m

d) Panjang pelimpah : 151,5 m

e) Elevasi puncak pelimpah : +114,5 m.dpl

f) Elevasi banjir pelimpah : +111,6 m.dpl

g) Elevasi mercu pelimpah : +107 m.dpl

h) Jumlah jendela pelimpah : 14 buah

i) Kapasitas maksimum : 3.000 m3/detik di

TMA +116,6 m 2. Pintu Spillway

a) Tipe pintu spillway : Hollo jet valve

b) Jumlah pintu spillway : 2 buah

c) Panjang Pintu spillway : 17 m

d) Diameter pintu spillway : 3.850 mm

e) Kapasitas pintu spillway : 270 m3/detik

4.1.1.1.3 Waduk

a) Volume tampungan : ± 2.448.000.000

m3

(4)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

4.1.2 Daerah Penelitian

Pengambilan sampel air baku berada di tujuh titik yaitu enam titik pertama di dalam area Waduk Jatiluhur. Denah titik tersebut terdapat pada Gambar 4.1

Gambar 4.1 Denah titik pengambilan sampel air baku.

(Sumber : google earth)

(5)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Cilalawi, dan WAD 44 berasal dari Inlet PLTA dengan kedalaman 0 meter.

Tabel 4.1 Data koordinat pengambilan sampel air

(Sumber : Dokumen PJT II Jatiluhur)

4.1.3 Hidrologi

Data curah hujan yang digunakan penelitian adalah data stasiun curah hujan yang berada di DAS Waduk Jatiluhur dari bulan Januari hingga November tahun 2016.

N

o ID_KA Sungai

Lokasi kedala-man (m)

Latitude Longitude X Y

1 WAD9 Jamaras 0 6 35 44.7 107 18 3.7 107,301028 -6,59575

2 WAD10 Jamaras 2 6 35 44.7 107 18 3.7 107,301028 -6,59575

3 WAD11 Jamaras 4 6 35 44.7 107 18 3.7 107,301028 -6,59575

4 WAD12 Kerenceng 0 6 32 52.6 107 18 30.5 107,308472 -6,54794444

5 WAD13 Kerenceng 2 6 32 52.6 107 18 30.5 107,308472 -6,54794444

6 WAD14 Kerenceng 4 6 32 52.6 107 18 30.5 107,308472 -6,54794444

7 WAD16 Karamba 0 6 33 10.4 107 23 41.7 107,394917 -6,55288889

8 WAD17 Karamba 2 6 33 10.4 107 23 41.7 107,394917 -6,55288889

9 WAD18 Karamba 4 6 33 10.4 107 23 41.7 107,394917 -6,55288889

10 WAD19 Karamba 8 6 33 10.4 107 23 41.7 107,394917 -6,55288889

11 WAD20 Cilalawi 0 6 34 20.9 107 24 9.6 107,402667 -6,57247222

12 WAD 41 Pasir Kole 0 6 31 29.6 107 21 6.4 107,351778 -6,52488889

13 WAD 44

Inlet PLTA Ir. H. Djuanda

0 6 31 29.2 107 23 17.8 107,388278 -6,52477778

(6)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Curah Hujan (2016)

Curah Hujan

Gambar 4.2 Grafik Curah Hujan Bulan Januari – November Tahun

2016.

Menurut Gambar 4.2 yang berisi data curah hujan yang diambil mulai dari bulan Januari hingga November tahun 2016, curah hujan tertinggi pada bulan September sebesar 475,6 mm dan terendah pada bulan agustus sebesar 107,3 mm.

4.1.4 Tata Guna Lahan

(7)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Gambar 4.3 Menara Pelimpah Waduk Jatiluhur

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

(8)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

II masih mencoba untuk mengurangi KJA yang mengganggu kualitas air baku Waduk Jatiluhur.

Gambar 4.4 Zona Keramba Jaring Apung (KJA)

(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

4.2 Kondisi Sosial Daerah Penelitian

4.2.1. Kondisi Masyarakat

Kecamatan Jatiluhur Kecamatan Jatiluhur merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Purwakarta, Provinsi Jawa Barat yang terletak 5 km di sebelah selatan Purwakarta, kurang lebih 95 km dengan kota Bandung. terdiri dari 10 desa yaitu Jatimekar, Cikaobandung, Jatiluhur, Cilegong, Kembangkuning, Cibinong, Parakanlima, Cisalada, Mekargalih, Bunder. Jumlah penduduk di

Kecamatan Jatiluhur mengalami penurunan pada tahun 2012 – 2013,

kemudian meningkat dengan tingkat kepadatan penduduk 2034

(9)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Tabel 4.2. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kecamatan Jatiluhur

Pengelolaan lingkungan perairan waduk mensyaratkan banyak faktor yang harus dipenuhi yang berhubungan dengan keterpaduan dalam pengelolaan dan pemanfaatannya untuk semua pengguna lingkungan perairan. (Breinkerhoff et aI., 1990).

Kecamatan Jatiluhur terdiri atas 10 desa dengan memiliki total 17.338 rumah dan total 618 rumah tak layak huni, dari setiap kelurahan/desa tersebut memiliki 61 RW dan 206 RT. Berdasarkan profil desa yang dibuat setiap tahun, semua desa di Kecamatan Jatiluhur adalah Desa Swakarya. Data penduduk yang sudah masuk usia produktif ada beberapa profesi yang menjadi sumber nafkah warga Kecamatan Jatiluhur, yaitu disektor perdagangan, industri rumah tangga, buruh/karyawan, PNS. Sedangkan sebagian dari penduduk Jatiluhur merupakan pensiunan dan juga pengangguran sebesar 23% dengan total 5.503 jiwa.

4.2.2. Kondisi Masyarakat dengan Budidaya Ikan Keramba Jaring

Apung

Waduk Jatiluhur termasuk dalam kategori waduk multiguna yang memiliki tujuan utama sebagai PLTA,Pada tahun 2014 tercatat potensi areal perikanan budidaya Kabupaten Purwakarta berjumlah 25.951 petak, sementara itu pada akhir tahun 2016 berjumlah 22.618

Tahun Jumlah Penduduk (orang) Kepadatan Penduduk

(orang/km2)

2012 63190 1968

2013 62315 1941

2014 65323 2034

(10)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

karena terjadi penertiban Keramba Jaring Apung (KJA) pada tahun 2015-2016 berjumlah 3.333 petak.

Menurut (Suyanto, 1999), KJA adalah tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari jaring, yang membuat proses pergantian sirkulasi air permukaan dengan perairan sekitar serta pembuangan

limbah atau sisa-sisa pakan ikan. KJA memiliki komponen –

komponen yaitu :

a. Petak

Petak KJA Waduk Jatiluhur memiliki ukuran 7 x 7 m2 dengan bentuk bujur sangkar dengan konstruksi utama menggunakan bambu atau besi.

b. Tong Pengambang

Tong pengambang terbuat dari drum kosong yang diisi oleh udara yang berguna untuk mengapungkan petak KJA.

c. Jaring

Petak KJA Waduk Jatiluhur menggunakan system tumpang sari budaya dengan memelihara ikan mas dan ikan nila dalam tiap petak. Jaring yang terpasangan pada petak KJA memiliki ukuran 7 x 7 m2.

d. Pemberat/Jangkar

Setiap sudut petak KJA diberikan pemberat/jangkar yang terbuat karung yang berisi batu kali sebesar 200 kg

e. Peralatan Produksi

(11)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

terdiri dari tempat pakan ikan, jaring penyebar pakan ikan, dan jaring untuk panen.

f. Rumah Jaga

Rumah tunggu adalah rumah tinggal yang berada dalam lokasi budidaya KJA di Waduk Jatiluhur. Rumah tunggu didirikan secara semi permanen yang berisi kamar tidur dan kamar mandi yang digunakan oleh oleh petani pembudidaya KJA. Sumber listrik rumah tunggu menggunakan tenaga surya atau dinamo yang digerakkan oleh bahan bakar diesel. Pembudidayaan ikan KJA Waduk Jatiluhur memiliki beberapa tahapan diantaranya adalah, pemeliharaan dan panen dengan cara membersihkan petak, memberikan pakan ikan, menjaga agar kegiatan budidaya KJA sesuai dengan standar AMDAL yang berlaku. Dalam kegiatan budidaya KJA Waduk Jatiluhur, tidak memerlukan proses pembenihan karena benih ikan didapatkan dengan cara membeli dari petani pembenih di daerah Purwakarta, Subang, dan Sukabumi. Kegiatan budidaya di KJA Waduk Jatiluhur menggunakan sistem double layer (jaring ganda), artinya pada satu luasan kolam terdapat dua atau lebih jaring untuk jenis ikan yang berbeda tapi saling mendukung. Yaitu ikan mas sebagai produk utama yang dikembangkan dijaring bagian atas, sedangkan jaring kolor (jaring bagian bawah) dipelihara ikan nila, bisa juga ikan patin/jambal dan bahkan bisa gabungan keduanya nila dan patin. Ikan mas umumnya dipanen 4 kali dalam setahun dengan masa pemeliharaan selama 3 bulan. Sedangkan ikan nila dapat dilakukan 2 dalam setahun dengan masa pemeliharaan 6 bulan. (Ardi, 2013)

(12)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Jatra dan Profish. Pakan tersebut berbentuk yang berkisar Rp. 300.000 per karung yang berisi 50 kg. Pola pemberian pakan ikan dalam KJA dilakukan sebanyak 3 hingga 5 kali/hari yaitu pada dan dilakukan secara manual yang dilakukan oleh pekerja.

Mutu pakan ikan pada keramba KJA yang beredar umumnya belum memenuhi standar nutrisi pakan. Kandungan protein pakan yang masih rendah, sebaliknya kandungan fosfor pakan yang masih di atas kebutuhan standar kebutuhan fosfor oleh ikan pada umumnya. Kondisi mutu pakan yang demikian terus akan memicu meningkatnya sisa pakan yang akan terbuang karena pakan yang diberikan tidak dapat dicerna dengan baik oleh ikan. Hal tersebut dapat merugikan pembudidaya namun yang lebih buruk akan berimplikasi terhadap kerusakan lingkungan akibat beban limbah dari sisa pakan.

Dari kondisi tersebut, dapat dilihat bahwa pakan ikan menjadi salah satu penyumbang limbah terbesar dalam mencemari air baku Waduk Jatiluhur, serta aktivitas selama pembudidayaan ikan KJA juga menjadi faktor kualitas air baku Waduk Jatiluhur yang mengalami fluktuasi.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1. Kualitas Air Waduk Jatiluhur

(13)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

1. pH (Power of Hydrogen atau Poisson Hard)

2. Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen)

3. Besi (Fe)

4. Mangan (Mn)

5. Seng (Zn)

6. Amoniak Bebas (NH3-N)

7. Nitrit (NO2-N)

8. Nitrat (NO3-N)

9. Sulfat (SO4)

10.Khlorida (Cl)

11.Sulfida sebagai H2S

12.KOB (BOD5) (Biology Oxygen Demand)

13.KOK (COD) (Chemical Oxygen Demand)

Pengambilan sampel data kualitas air baku di Waduk Jatiluhur diambil sesuai titik dan kedalaman yang bervariasi dari kedalaman permukaan air, 2 meter, 4 meter, dan 8 meter. Variasi kedalaman tersebut agar dapat memperoleh data yang akurat pada satu titik, sehingga dapat memunculkan satu data per-titiknya.

Aliran air Waduk Jatiluhur dimulai dari Outlet Cirata yang

arusnya mengalir ke arah utara menuju Outlet Jatiluhur. Agar hasil penelitian lebih akurat, titik pengamatan dikelompokkan berdasarkan aliran dan titik terdekat yang memiliki kecenderungan aktivitas yang dapat mempengaruhi hasil kualitas air. Zona pertama yaitu kelompok

titik WAD 9 – 11, WAD 12 – 14, dan WAD 41 sebagai Outlet

Cirata. Zona kedua yaitu titik WAD 16 – 19 dan WAD 20 – 21

sebagai Wilayah KJA. Kemudian, titik WAD 44 merupakan Inlet

(14)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

(15)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Tabel 4.3 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Januari)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

Outlet

Berdasarkan Tabel 4.3 Parameter yang mengalami perubahan signifikan adalah zat padat terlarut, besi (Fe), amoniak

bebas (NH3-N), dan Sulfat (SO4) . Adapun parameter yang melebihi

baku mutu PP no 82 tahun 2001 adalah Amoniak Bebas (NH3-N),

(16)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0.00

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N

)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.5 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) Bulan

Januari

Berdasarkan grafik parameter Amoniak Bebas (NH3-N)

bulan Januari, nilai tertinggi terdapat pada Inlet PLTA sebesar 2 mg/l dan terendah pada Outlet Cirata A sebesar 0,09mg/l.

Tabel 4.4 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Februari)

No PARAM

LOKASI PENGAMATAN

(17)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0.00

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

10

Gambar 4.6 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) bulan

Februari

Zona KJA I memiliki kandungan Amoniak Bebas (NH3

(18)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.7 Grafik Parameter KOB (BOD5) bulan Februari

Parameter KOB (BOD5) bulan Februari memiliki

kandungan tertinggi pada wilayah Outlet Cirata A sebesar 20,67 mg/l dan terendah pada Outlet Cirata C sebesar 11 mg/l

Tabel 4.5 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Maret)

N

LOKASI PENGAMATAN

(19)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

9

Pada bulan Maret, parameter yang melebihi baku mutu

berdasarkan PP no 82 tahun 2001 adalah KOB (BOD5) dan KOK

(COD.

Gambar 4.8 Grafik Parameter KOB (BOD5) Bulan Maret

. Wilayah dengan kandungan KOB (BOD5) tertinggi

(20)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.9 Grafik Parameter KOK (COD) Bulan Maret Zona KJA II memiliki KOK (COD) tertinggi, yaitu sebesar 18 mg/l dan terendah sebesar 15 mg/l pada Zona KJA I dan Inlet PLTA yang melebihi baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 kelas I.

Tabel 4.6 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan April)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

(21)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

pH

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

10

Pada data kualitas air Waduk Katiluhur bulan April, hanya parameter Zat Padat Terlarut yang bersifat fluktuatif, terlihat dari perbedaaan besaran kandungan tersebut antar titik sampel pada Waduk Jatiluhur tetapi 4 parameter terdeteksi melebihi batas baku mutu air berdasarkan PP nomor 82 tahun 2001 diantaranya yaitu pH,

Amoniak Bebas (NH3-N), KOB (BOD5) yang cukup tinggi serta

KOK (COD).

Gambar 4.10 Grafik Parameter pH Bulan April

(22)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

pH sebesar 11,97, Outlet Cirata A, B dan Zona KJA II mempunyai pH yang sama yaitu 9,3 dan terendah pada Zona KJA I sebesar 8,65. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada bulan April air baku Waduk Jatiluhur bersifat basa.

Gambar 4.11 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) Bulan April

Kandungan Amoniak Bebas (NH3-N) pada bulan April

mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, terlihat dari perbedaaan kandungan pada tiap wilayah. Wilayah dengan kandungan terendah terdapat pada Outlet Cirata sebesar 0,4 mg/l mendekati baku mutu PP No 82 Tahun 2001, sementara kandungan tertinggi terdapat pada Inlet PLTA sebesar 2 mg/l.

(23)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0 5 10 15 20 25 30

Outlet Cirata A

Outlet Cirata B

Outlet Cirata C

Zona KJA I

Zona KJA II

Inlet PLTA

Nila

i P

a

ra

m

et

er

(

m

g

/l)

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

KOB (BOD5) termasuk dalam parameter yang melebihi

baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 2 mg/l untuk kelas I dan 3 mg/l pada kelas II. Kadar tertinggi terdapat pada Inlet PLTA sebesar 15 mg/l dan terendah pada Zona KJA I sebesar 5,85 mg/l.

Gambar 4.13 Grafik Parameter KOK (COD) Bulan April

(24)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

Tabel 4.7 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Mei)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

Outlet

(25)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

8 9 10 11

Outlet Cirata A

Outlet Cirata B

Outlet Cirata C

Zona KJA I

Zona KJA II

Inlet PLTA

Nila

i P

a

ra

m

et

er

Titik Lokasi Pengamatan

pH

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Zat Padat Terlarut. Terlihat bahwa perbedaan besaran kandungan Zat Padat Terlarut pada Zona KJA II dan Inlet PLTA. Pada bulan Mei meskipun hanya Zat Padat Terlarut yang mengalami fluktuasi, tetapi terdapat 4 parameter yang melebihi ambang batas normal yaitu pH

atau derajat keasaman, Amoniak Bebas (NH3-N), Sulfida sebagai

H2S, KOB atau BOD5 yang cukup tinggi serta KOK atau COD yang

melebihi batas normal kelas I.

Gambar 4.14 Grafik Parameter pH Bulan Mei

(26)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.15 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) Bulan Mei

Menurut gambar 4.14 kandungan Amoniak Bebas (NH3-N)

tertinggi terdapat pada Zona KJA I sebesar 1,80 mg/l , Outlet Cirata A sebesar 1,033 mg/l, dan terendah pada Outlet Cirata B, Outlet Cirata C, Zona KJA II Inlet PLTA sebesar 1 mg/l.

Gambar 4.16 Grafik Parameter KOB (BOD5) Bulan Mei

Parameter KOB (BOD5) pada bulan Mei memiliki kandungan

(27)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Zona KJA I Zona KJA II

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Cirata C. Zona KJA I memiliki kandungan sebesar 7 mg/l, Zona KJA II sebesar 6 mg/l da Inlet PLTA sebesar 5 mg/l.

Gambar 4.17 Grafik Parameter KOK (COD) Bulan Mei

Parameter KOK (COD) pada bulan Mei memiliki kandungan yang melebihi baku mutu menurut PP No.82 Tahun 2001 kelas 1. Pada Outlet Cirata A sebesar 15,33 mg/l, Outlet Cirata B sebesar 15,75 mg/l, Zona KJA I dan Inlet PLTA sebesar 16 mg/l, dan tertinggi terdapat padaOutlet Cirata C dan Zona KJA II sebesar 18 mg/l.

Tabel 4.8 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Juni)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

(28)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

3 Kekeruhan (Bulan Juni), dan seperti bulan-bulan sebelumnya, parameter Zat Padat Terlarut juga mengalami fluktuasi di Bulan Juni. Bulan Juni memiliki persamaan seperti bulan Mei, karena parameter pH atau derajat keasaman, Amoniak Bebas (NH3-N), Sulfida sebagai H2S,

BOD5 yang cukup tinggi serta COD merupakan parameter yang

(29)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

pH

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

0

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.18 Grafik Parameter pH Bulan Juni

Wilayah dengan kandungan pH tertinggi terdapat pada Zona KJA II sebesar 13 dan terendah pada Inlet PLTA sebesar 10,2. Pada Outlet Cirata A dan Outlet Cirata B memiliki pH sebesar 10,53. Outlet Cirata C sebesar 10,6, Zona KJA IBerdasarkan Data

Kualitas Air Waduk Jatiluhur dari bulan Januari – November,

kandungan pH tertinggi dialami oleh Zona KJA II pada bulan Juni sebesar 13 yang bersifat sangat basa.

(30)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0 10 20 30 40

Outlet Cirata A

Outlet Cirata B

Outlet Cirata C

Zona KJA I

Zona KJA II

Inlet PLTA

Nila

i P

a

ra

m

et

er

(

m

g

/l)

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) pada bulan Juni

dengan kandungan tertinggi terdapat pada wilayah Inlet PLTA sebesar 2 mg/l dan terendah pada Outlet Cirata sebesar 5 mg/l.

Gambar 4.20 Grafik Parameter KOB (BOD5) Bulan Juni

Parameter KOB (BOD5) pada bulan Juni memiliki

(31)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.21 Grafik Parameter KOK (COD) Bulan Juni

Pada bulan Juni memiliki kandungan KOK (COD)

mengalami perbedaan yang signifikan pada Outlet Cirata A dengan Inlet PLTA. Pada Outlet Cirata A kandungan KOK (COD) sebesar 11,67 mg/l dan menjadi 97 mg/l yang berarti 8 kali lipat dari Outlet Cirata A.

Tabel 4.9 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Juli)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

(32)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

8

Titik Lokasi Pengamatan

pH

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

8 Seng (Zn) mg/l 0.05 0.05 < 0 < 0 <

Zona pengamatan memiliki beberapa parameter yang menunjukkan hasil stabil atau tidak terjadi perubahan yang besar antar zona. Parameter fisika yang mengalami fluktuasi secara signifikan adalah yaitu Zat Padat Terlarut, Seng (Zn), Amoniak

Bebas (NH3-N), dan KOB (BOD5). dan KOK (COD) dan melebihi

batas normal menurut PP no 82 tahun 2001.

Gambar 4.22 Grafik Parameter pH Bulan Juli

(33)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.23 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) Bulan Juli

Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) di bulan Juli

mengalami fluktuasi yang cukup signifikan, dan melebihi baku mutu menurut PP No. 82 tahun 2001. Kandungan tertinggi terdapat pada wilayah Outlet Cirata A, Outlet Cirata C, dan Inlet PLTA. Zona KJA I sebesar 0,45 mg/l menjadi wilayah dengan kandungan terendah pada bulan Juli.

Gambar 4.24 Grafik Parameter KOB (BOD5) Bulan Juli

Parameter KOB (BOD5) pada bulan Juli dengan

(34)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.25 Grafik Parameter KOK (COD) Bulan Juli

KOK (COD) pada bulan Juli mengalami fluktuasi yang cukup signifikan seperti parameter KOB (BOD5). Kandungan tertinggi terdapat pada Inlet PLTA sebesar 28 mg/l yang artinya melebihi baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 kelas II sebesar 25 mg/l. Pada Zona KJA II kandungan KOK (COD) sebesar 13 mg/l, dan menjadi yang terendah dibandingkan dengan wilayah lain.

Tabel 4.10 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Agustus)

No METER PARA SATU AN

LOKASI PENGAMATAN

(35)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

pH

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

6 Besi (Fe) mg/l 0.3 - < 0 < 0 < 0.1 < 0.10 <

Parameter fisika yang mengalami fluktuasi secara

signifikan adalah yaitu Zat Padat Terlarut,Amoniak Bebas (NH3-N),

KOB (BOD5), dan KOK (COD) yang juga melebihi ambang batas

normal bersama pH dan Sulfida sebagai H2S.

Gambar 4.26 Grafik Parameter pH pada Bulan Agustus

(36)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N

)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5

)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.27 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) pada Bulan

Agustus

Menurut gambar 4.26, kandungan tertinggi terdapat pada wilayah Outlet Cirata A, Outlet Cirata B, Zona KJA II dan Inlet PLTA sebesar 1 mg/l.

Gambar 4.28 Grafik Parameter KOB (BOD5) pada Bulan Agustus

Parameter KOB (BOD5) pada bulan Agustus memiliki

kandungan yang melebihi baku mutu menurut PP No.82 Tahun 2001 kelas I dan kelas II dan mengalami fluktuasi yang cukup signifikan.

Outlet Cirata B menjadi wilayah dengan kadar KOB (BOD5)

(37)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Gambar 4.29 Grafik Parameter KOK (COD) pada Bulan Agustus

Parameter KOK (COD) pada bulan Agustus mengalami fluktuasi yang cukup signifikan pada tiap wilayahnya. Outlet Cirata A dengan kandungan 25 mg/l , lalu naik menjadi 39 mg/l Outlet Cirata B, lalu turun menjadi 7 mg/l pada Outlet Cirata C. Pada Zona KJA I sebesar 35 mg/l lalu turun menjadi 30 mg/l pada Zona KJA II dan mengalami penuruna menjadi 10,4 mg/l pada Inlet PLTA.

Tabel 4.11 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan September)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

(38)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

pH

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

6 Besi (Fe) mg/l 0.3 - < 0 < 0 < 0.1 < 0.10 < 0.10 < 0.1

Bulan September terjadi perubahan yang signifikan pada parameter fisika yaitu Zat Padat Terlarut tetapi pada parameter pH atau derajat keasaman, Amoniak Bebas (NH3-N), Sulfida sebagai

H2S, BOD5 yang cukup tinggi serta COD merupakan parameter

yang melebihi baku mutu menurut PP nomor 82 tahun 2001.

(39)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

Amoniak Bebas (NH3-N

)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Grafik Parameter pH pada Gambar 4.29 menunjukkan bahwa pH tertinggi terdapat pada Zona KJA II sebesar dengan nilai pH 11, dan terendah pada Outlet Cirata A, B dan Zona KJA II.

Gambar 4.31 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) pada Bulan

September

Inlet PLTA memiliki kandungan amoniak bebas yang tinggi pada wilayah Inlet PLTA sebesar 2 mg/l, dan Outlet Cirata A memiliki kandungan terendah sebesar 0,79 mg/l.

(40)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

KOB (BOD5) termasuk dalam parameter yang melebihi

baku mutu PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 2 mg/l untuk kelas I dan 3 mg/l pada kelas II. Kandungan tertinggi terdapat pada Zona KJA II sebesar 11 mg/l, dan terendah pada Outlet Cirata B dan Zona KJA I sebesar 6 mg/l.

Gambar 4.33 Grafik KOK (COD) pada Bulan September

Parameter KOK (COD) pada bulan September mengalami fluktuasi yang cukup signifikan pada tiap wilayahnya. Outlet Cirata A dengan kandungan 25 mg/l , lalu naik menjadi 19 mg/l Outlet Cirata B, lalu naik menjadi 24 mg/l pada Outlet Cirata C. Pada Zona KJA I sebesar 17 mg/l lalu naik menjadi 27 mg/l pada Zona KJA II dan mengalami kenaikan menjadi 29 mg/l pada Inlet PLTA.

Tabel 4.12 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Oktober)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

(41)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

2

Berdasarkan Tabel 4.11 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Oktober), parameter yang melebihi ambang batas

normal adalah Sulfida sebagai H2S, KOB (BOD5), serta KOK

(COD).

(42)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

KOB (BOD5) termasuk dalam parameter yang melebihi baku

mutu PP No. 82 Tahun 2001 sebesar 2 mg/l untuk kelas I dan 3 mg/l pada kelas II. Kandungan tertinggi terdapat pada Outlet Cirata A sebesar 9 mg/l, dan terendah pada Outlet Cirata C sebesar 5,9 mg/l.

Gambar 4.35 Grafik Parameter KOK (COD) pada Bulan Oktober

Parameter KOK (COD) pada bulan Oktober mengalami fluktuasi yang cukup signifikan pada tiap wilayahnya. Outlet Cirata A dengan kandungan 18 mg/l , lalu turun menjadi 16 mg/l Outlet Cirata B, lalu naik menjadi 17 mg/l pada Outlet Cirata C. Pada Zona KJA I sebesar 12 mg/l lalu naik menjadi 15 mg/l pada Zona KJA II dan mengalami kenaikan menjadi 17 mg/l pada Inlet PLTA

Tabel 4.13 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan November)

No PARA

LOKASI PENGAMATAN

(43)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0

Titik Lokasi Pengamatan

KOB (BOD5)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

NTU

Pada Tabel 4.12 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan November), terlihat parameter yang melebihi batas normal yaitu

Sulfida sebagai H2S, KOB (BOD5) dan COD yang melebihi baku

mutu berdasarkan PP No. 82 tahun 2001.

(44)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0 10 20 30 40

Outlet Cirata A

Outlet Cirata B

Outlet Cirata C

Zona KJA I

Zona KJA II

Inlet PLTA

Nila

i P

a

ra

m

et

er

(

m

g

/l)

Titik Lokasi Pengamatan

KOK (COD)

Outlet Cirata A Outlet Cirata B Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA

Parameter KOB (BOD5) pada bulan November memiliki

kandungan yang melebihi baku mutu menurut PP No.82 Tahun 2001 kelas I dan kelas II yaitu Outlet CirataA, Outlet Cirata C, Inlet PLTA sebesar 8 mg/l. Outlet Cirata B sebesar 6,73, Zona KJA I sebesar 6 mg/l, dan Zona KJA II sebesar 7 mg/l.

Gambar 4.37 Grafik KOK (COD) pada Bulan November Kadar KOK (COD) bulan November melebihi baku mutu pada PP No. 82 tahun 2001. Kadar tertinggi terletak pada Outlet Cirata C sebesar 27 mg/l, dan terendah pada Outlet Cirata B sebesar 19,33 mg/l.

Dari 16 parameter kualitas air baku, terlihat 4 parameter yang melebihi baku mutu PP No.82 Tahun 2001 selama bulan

Januari – November tahun 2016 yaitu adalah pH atau derajat

(45)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00

Outlet Cirata A

Outlet Cirata B

Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA Amoniak Bebas (NH3-N)

Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus

September Oktober November

0 10 20 30 40

Outlet Cirata Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA KOB (BOD5)

Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus

September Oktober November

Gambar 4.38 Grafik Parameter pH bulan Januari – November

Gambar 4.39 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) bulan

Januari – November

0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 14.00

Outlet Cirata A

Outlet Cirata B

Outlet Cirata C

Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA pH

Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus

(46)

Universitas Katolik Soegijapranata Maximilia Ines Putri Maharani 13.12.0016 Fakultas Teknik Program Studi Teknik Sipil

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Outlet Cirata Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA KOK (COD)

Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus

September Oktober November

0 10 20 30 40

Outlet Cirata Zona KJA I Zona KJA II Inlet PLTA KOB (BOD5)

Januari Februari Maret April

Mei Juni Juli Agustus

September Oktober November

Gambar 4.40 Grafik Parameter KOB (BOD5) bulan Januari –

November

Gambar 4.41 Grafik Parameter KOK (COD) bulan Januari –

Gambar

Tabel 4.3 Data Kualitas Air Waduk Jatiluhur (Bulan Januari)
Gambar 4.5 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) Bulan
Gambar 4.6 Grafik Parameter Amoniak Bebas (NH3-N) bulan
Gambar 4.7 Grafik Parameter KOB (BOD5) bulan Februari
+7

Referensi

Dokumen terkait

Proses perpindahan panas/energi melalui suatu media zat padat atau cair yang terjadi karena kontak langsung diantara partikel-pertikel yang mempunyai perbedaan

Untuk mengetahui pengaruh digital marketing dan customer relationship marketing terhadap keputusan nasabah produk tabungan faedah pada Bank BRI Syariah KCP Purbalingga

Perlakuan terhadap suhu dilakukan untuk melihat perubahan yang terjadi baik dari segi warna maupun pergerseran panjang gelombang sampel karena senyawa antosianin dapat

Sistem pelaporan kinerja, pemberian penghargaan, dan penilaian kinerja yang merupakan bagian penting dalam implementasi remunerasi, juga memperoleh hasil rata-rata yang

Mazhab Zin pada masa Cina awal dapat dikelompokkan dalam enam kelas ilmu gaib, pertama, astrologi, kedua, alamanak, ketiga, Lima unsur, keempat, penujuman dengan batang

Dari hasil studi literatur, kesadaran dan kesiapan kontraktor dapat dinilai dari beberapa variabel kunci keunggulan bersaing perusahaan terhadap peluang (Opportunities) dan ancaman

Pada tabel diatas hal hal yang berkaitan dengan merk dan operasional aspek S-1 akan mendapat ancaman dari seluruhkomponen aspek threat karena setiap barang yang dibuat dengan

Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Analisis regresi linear berganda merupakan teknik analisis regresi yang dapat