• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hermeneutika Konstitusi Untuk Melihat Eksistensi DPD dalam Sistem Parlemen Dua Kamar Indonesia - Unika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Hermeneutika Konstitusi Untuk Melihat Eksistensi DPD dalam Sistem Parlemen Dua Kamar Indonesia - Unika Repository"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Hermeneutika Konstitusi Untuk Melihat Eksistensi DPD

dalam Sistem Parlemen Dua Kamar Indonesia

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Disusun Oleh :

ARIEHTA ELEISON SEMBIRING 06.20.0046

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG

(2)

2 LEMBAR PERSETUJUAN

Hermeneutika Konstitusi Untuk Melihat Eksistensi DPD dalam Sistem Parlemen Dua Kamar Indonesia

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Strata 1 (S1) Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Disusun oleh :

NAMA: ARIEHTA ELEISON SEMBIRING NIM : 06.20.0011

Disetujui oleh : Dosen Pembimbing

(3)

3 Abstraksi

Kata kunci: UUD 1945, Bikameralisme, Amandemen, DPD, DPR, Hermeneutika, Kepentingan Politik

UUD 1945 adalah hukum fundamental negara Indonesia yang mana setiap aturan harus mengacu kepadanya. UUD 1945 berisi salah satunya mengenai pengaturan kewenangan dan fungsi lembaga negara. Dalam sistem lembaga parlemen Indonesia, di era sebelum tahun 2001, sistem parlemen Indonesia adalah monokameral, tetapi pada tahun 2001, sistem parlemen diganti dengan sistem bikameralisme. Dalam sistem bikameralisme Indonesia ini muncul DPD yang menjadi kamar pendamping DPR. DPD yang merupakan salah satu lembaga negara tentu tidak luput dari legitimasi UUD 1945 atas setiap fungsi dan kewenangannya. Di dalam UUD 1945, DPD diatur dengan fungsi dan kewenangan yang sangat tidak efektif dan diposisikan subordinat dari DPR. Dari keadaan DPD yang memiliki fungsi dan kewenangan yang lemah ini maka menjadi penting untuk mengggali sejarah kelahiran DPD yang menerangkan bagaimana proses DPD bisa terbentuk.

Penggalian sejarah ini mengarah kepada amandemen ketiga yang menjadi tonggak awal terbentuknya DPD. Hasil dari amandemen ketiga pula yang menjadi Pasal 22 huruf (C) dan (D) UUD 1945. Tetapi, penelusuran tidak berhenti pada keyakinan bahwa penyebab DPD dengan fungsi dan kewenangan lemah ini memang karena demikian adanya diatur dalam UUD 1945. Penelusuran dilanjutkan dengan hermeneutika, sebuah bentuk penafsiran mendalam yang tidak berhenti pada menafsirkan teks tetapi mencoba mengangkat kembali konteks-konteks apa yang mempengaruhi kelahiran teks. Dengan hermeneutika, penelusuran penyebab lemahnya fungsi dan kewenangan DPD berlanjut kepada menggali kepada konteks politik (berhubungan dengan kepentingan politik) apa saja yang mempengaruhi kelahiran teks-teks dalam UUD 1945 yang otomatis terkait juga kepada kelahiran DPD.

(4)

4 KATA PENGANTAR

Tulisan ini lahir sebagai puncak perjalanan penulis dalam menyelesaikan studi Ilmu Hukum di Fakultas Hukum Unika Soegijapranata. Pada tahun 2006, ketika penulis memasuki Fakultas Hukum, penulis merasa tidak memiliki bekal apapun dalam Ilmu Hukum. Sama sekali gelap dan buta atas ilmu ini. Namun, 3 setengah tahun semua mater berhasil diselesaikan seluruh materi dan atas suatu keyakinan bahwa ilmu yang telah didapat harus dituliskan dalam sebuah karya, maka lahirlah tulisan ini, tulisan yang berjudul “Hermeneutika Konstitusi Untuk Melihat Eksistensi DPD dalam Sistem Parlemen Dua Kamar Indonesia” .

Dari judul ini, sebenarnya tiada maksud penulis untuk membuat pembaca mengernyitkan dahi karena asingnya kata hermeneutika dan dipadu dengan kata parlemen dua kamar. Judul tulisan ini tidak dibuat agar pembaca menghakimi bahwa tulisan ini seolah “diberat-beratkan”. Sama sekali tidak. Hermeneutika sebenarnya sering dipakai oleh setiap orang yang membaca suatu teks tertentu. Hermeneutika adalah penafsiran, namun bukan penafsiran sekenanya saja. Kata parlemen dua kamar sendiri adalah derivasi dari kata bikameral. Sehingga apabila kembali ke judul, maka akan dapat dimengerti dengan cukup sederhana bahwa tulisan ini adalah tulisan yang mencoba menafsirkan peraturan hukum (konstitusi dan perundangan lainnya) untuk menemukan kejelasan hubungan DPD dan DPR (ini yang disebut parlemen berkamar dua).

(5)

5 berkat mereka tulisan ini bisa tertuliskan. Penulis yakin, satu hal yang harus dihindari seorang ilmuwan (meski penulis masih bermimpi untuk bisa menjadi ilmuwan yang sesungguhnya) adalah perkataan bahwa karyanya telah sempurna. Begitu pula untuk tulisan ini, penulis akui di sana-sini masih terdapat ketidaksempurnaan.

Tidak berlebihan jika penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat baik langsung maupun tidak dalam penulisan ini. Penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Tuhan Khalik Langit dan Bumi;

2. Keluarga penulis, yakni Ayah dan Ibu penulis beserta kakak, dan adik-adik penulis yang secara langsung dan sepenuh hati mendukung penyelesaian penulisan ini;

3. Dosen wali, Ibu Jovita Indriyani, S.H., M.Hum atas dukungannya sejak penulis masih semester pertama. Pengalaman ibu di UGM yang membuat saya bangkit untuk meraih Indeks Prestasi paling maksimum di semester kedua;

4. Dosen pembimbing, Bapak V. Hadiyono, S.H., M.Hum atas bimbingan dan kesabaran tidak terbatas dan nasihatnya kepada penulis dalam melihat ketidaksempurnaan tulisan ini. Ucapan beliau yang sungguh menginspirasi tulisan ini adalah “jangan kamu lihat tulisan kamu ini telah sempurna, tetapi jangan kamu tonjolkan pula kelemahan-kelemahannya, harus

(6)

6 5. Jajaran Dekan di Fakultas Hukum, dimulai dari Dekan Bapak V. Suroto S.H., M.Hum; PD I Ibu Resti Nurhayati, S.H. M.Hum, PD II Bapak Ign. Hartyo S.H., M.Hum, dan PD III Bapak Edy Wiwoho, S.H., M.Hum; 6. Bapak-Ibu Dosen yang telah dengan sabar mau berbagi ilmu;

7. Untuk Dosen Penguji Skripsi penulis, dari hati yang terdalam saya harus katakan kalau saya senang dengan setiap kritik bapak-bapak yang sungguh konstruktif;

8. Para Narasumber di Jakarta dan Semarang;

9. Karyawan Pengajaran Fakultas Hukum, Mas Sabar, Mbak Rini, Mas Udik, dan Pak Nardi. Terimakasih atas pelayanannya yang sungguh hangat; 10.Untuk Pak Didit yang saya tidak tahu nama lengkapnya tetapi saya dengan

pasti tahu bahwa bapak sungguh menjadi orang tua, teman berbincang persoalan seni dan yang selalu menanamkan semangat meraih cita-cita. Salam “bulungan”;

11.Rektor Unika Soegijapranata, Bapak Prof. Dr. Ir. Y. Budi Widianarko, M.Sc;

12.Teman-teman satu angkatan di Fakultas Hukum (2006) dan teman-teman kerja di Perpustakaan, dan teman-teman lainnya;

(7)

7 14.Teman sejawat dan senior di YLBHI-LBH Semarang. Terimakasih untuk ijin penelitian 2 minggu di Jakarta dan untuk ilmu-ilmu idealisme kalian. Hidup pro bono;

15.Untuk semua pihak yang tidak tersebut bukan karena penulis tidak ingin menyebutkan, tetapi akan menjadi sangat panjang kertas kata pengantar ini jika harus disebutkan semuanya. Tetapi, meski tidak tersebut, sungguh penulis ucapkan terimakasih.

Untuk itu, sebagai penutup, penulis berharap tulisan ini bisa menjadi berkat bagi siapapun yang tertarik untuk mengkaji hal serupa. Tiada hal paling berarti bagi sebuah ilmu selain untuk menjadi sebesar-besarnya berkat bagi orang lain.

Semarang, 16 Maret 2011

(8)

8 DAFTAR ISI

Halaman

1. Halaman Judul ... i

2. Halaman Persetujuan ... ii

3. Abstraksi ... iii

4. Kata Pengantar ... iv

5. Daftar Isi ... vii

6. Daftar Tabel ... ix

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Kegunaan Penelitian ... 10

E. Metode Penelitian ... 10

1. Metode Pendekatan ... 10

2. Spesifikasi Penelitian ... 11

3. Objek Penelitian ... 11

4. Teknik Pengumpulan Data ……….... .. 11

5. Narasumber ... 11

6. Metode Analisis Data ... 12

7. Metode Penyajian Data ... 13

(9)

9 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

A.Teori dan Pengertian Konstitusi ... 15

Bentuk-bentuk Konstitusi ... 17

B.Anatomi dan Sejarah UUD 1945 ... 20

B. I. Amandemen Pertama ... 23

B. II. Amandemen Kedua ... 25

B.III. Amandemen Ketiga ... 27

B. IV. Amandemen Keempat ... 29

C.Sejarah Bikameral ... 32

D.Preferensi Memilih Bikameral ... 34

E.Eksistensi DPD dalam UUD 1945 ... 38

F. Berinterpretasi dengan Hermeneutika ... 42

BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sejarah Singkat Kelahiran DPD ... 46

B. Posisi DPD (Manfaat dan Penolakan) ... 50

C. Tafsir Atas Teks UUD 1945 dan Undang-undang ... 62

D. Kepentingan Politik Mempengaruhi Kelahiran DPD ... 71

E. Faktor Internal Pelemah Kelahiran DPD……… ... 76

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan... ... 79

B. Saran... ... 82 DAFTAR PUSTAKA

(10)

10 DAFTAR TABEL

Halaman 1. Tabel 1 (Bab-bab Pembahasan Amandemen Kedua) ... 26 2. Tabel 2 (Bab-bab Pembahasan Amandemen Ketiga) ... 29 3. Tabel 3 (Bab-bab Pembahasan Amandemen Keempat) ... 31

Referensi

Dokumen terkait

3.1.1 Variable Speed Driver (VSD) VSD atau Variable Speed Drive adalah suatu alat kontrol yang digunakan untuk mengatur kecepatan putar dari sebuah motor AC agar dapat

Integritas sebagai variabel moderasi dapat memoderasi (memperkuat) hubungan antara independensi dan pengalaman terhadap kualitas audit pada study empiris Kantor Akuntan Publik di

[r]

Penelitian ini fokus pada strategi pengembangan ekonomi kreatif dalam lingkungan Pesantren dalam perspektif ekonomi Islam dalam studi kasus di lingkungan Pondok Pesantren

Dari hasil wawancara peneliti dengan guru Bimbingan Konseling Madrasah Aliyah Negeri 3 Medan diketahui bahwasannya upaya yang dilakukan guru bimbingan dan konseling

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA INKUIRI TERBIMBING KONTEKS SEL SURYA TERSENSITASI ZAT WARNA (DYE SENSITIZED SOLAR CELL, DSSC) UNTUK MEMBANGUN LITERASI KIMIA SISWA SMA..

Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Pekerjaan Jasa Konsultasi Pembuatan Sistem Informasi Data Kendaraan Dinas/Operasional Sekretariat Daerah Bagian Umum

digunakan untuk menjadi rujukan dalam menentukan jenis motivasi utama apa yang terjadi dari pengalaman bermain game FarmVille bagi para informan.. Hal