DENGAN EVAPORATOR PIPA TUNGGAL
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Mesin
Disusun oleh Ignasius Kurniadi NIM : 035214012
Program Studi Teknik Mesin
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
WITH SINGLE PIPE EVAPORATOR
FINAL PROJECT
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree
in Mechanical Engineering
By Ignasius Kurniadi Student Number : 035214012
Mechanical Engineering Study Program
Science and Technology Faculty
Sanata Dharma University
Yogyakarta
Saya menyatakan dengan sesunggunya bahwa dalam tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta , 28 Januari 2008
Ignasius Kurniadi
Ketersediaan air di Indonesia sangat melimpah namun umumnya sumber air terletak lebih rendah dari tempat air tersebut diperlukan sehingga diperlukan pompa air. Pompa air yang kita kenal umumnya digerakkan dengan energi minyak bumi atau energi listrik. Alternatif lain untuk memompa air adalah memanfaatkan sumber energi alam, salah satunya adalah energi surya. Pemanfaatan energi surya untuk memompa air dapat dilakukan dengan menggunakan evaporator termal atau yang lebih sering disebut pompa air energi termal. Penelitian ini bertujuan untuk menjajagi kemungkinan pembuatan pompa air energi termal menggunakan bahan-bahan yang ada di pasar lokal dan dapat didukung kemampuan industri lokal, mengetahui debit; efisiensi evporator; dan efisiensi sistem yang dihasilkan, serta membandingkan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian lain yang ada.
Pada penelitian ini akan dibuat model pompa air energi termal dengan menggunakan fluida kerja air pada beberapa variasi evaporator (φ 3/8 in, φ 1/2 in dan φ 3/4 in; panjang 200 mm dan 250 mm), daya pemanas (160 watt, 240 watt dan 320 watt), dan head pemompaan (0,8 m; 0,9 m; 1,1 m; 1,2 m dan 1,3 m) serta akan diteliti pengaruhnya pada unjuk kerja alat.
Hasil yang diperoleh adalah Debit Pemompaan maksimum sebesar 7x10-7 m3/s pada percobaan dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm. Efisiensi Evaporator maksimum sebesar 55,453 % pada percobaan dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; φ 3/4 in x 250 mm. Efisiensi Sistem maksimum sebesar 0,0049 % pada percobaan dengan 2 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; φ 3/4 in x 250 mm.
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Ignasius Kurniadi
Nomor Mahasiswa : 035214012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul : POMPA AIR TENAGA TERMAL DENGAN EVAPORATOR PIPA TUNGGAL beserta perangkat yang dibutuhkan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 26 Februari 2008 Yang menyatakan
(Ignasius Kurniadi)
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan anugerah-Nya, sehingga Tugas Akhir ini dapat tersusun dan dapat terselesaikan dengan lancar. Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini, penulis banyak mendapatkan bantuan yang berupa dorongan, motivasi, doa, sarana, materi sehingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, antara lain :
1. Romo Ir. Greg. Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., M.Sc., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Teknik Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T.,M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin.
3. Bapak Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T., selaku dosen Pembimbing Utama Tugas Akhir. 4. Segenap staf pengajar Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mendidik dan memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis sehingga sangat berguna dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
5. Segenap staf karyawan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma. 6. Paijo, Ag, Yulius, Yakobus Ipnu dan teman-teman seperjuangan dalam pembuatan
Tugas Akhir ini.
7. Rekan-rekan mahasiswa khususnya angkatan 2003 yang telah berjuang bersama dan memberikan masukan-masukan serta dorongan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.
membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dalam penulisan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan kritik, serta saran dari berbagai pihak untuk menyempurnakannya. Semoga penulisan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis maupun pembaca.
Terima kasih.
Yogyakarta, 28 Januari 2008
Penulis
HALAMAN JUDUL...i
HALAMAN PERSETUJUAN...iii
HALAMAN PENGESAHAN...iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...………..……...v
INTISARI………..…..………..………...vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...vii
KATA PENGANTAR…...….………...………...viii
DAFTAR ISI…..……….………...x
DAFTAR GAMBAR………...xiii
DAFTAR TABEL……….………..……….…...xvi
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang……..……….……...1
I.2 Rumusan Masalah………….………...2
I.3 Tujuan Penelitian……….... ...3
I.4 Manfaat Penelitian...………...3
I.5 Batasan Masalah………..……….3
BAB II DASAR TEORI II.1 Prinsip Kerja………...4
II.2 Efisiensi...………...5
II.2.1 Efisiensi Sensibel Evaporator (ηS)...………...5
II.2.2 Efisiensi Laten Evaporator (ηL)…...………...6
II.2.4 Efisiensi Sistem (ηsistem)………...…………...7
II.3 Penelitian yang pernah Dilakukan...………...8
BAB III METODE PENELITIAN III.1 Skema Alat……….………...10
III.2 Variabel yang Divariasikan………...11
III.3 Variabel yang Diukur...………...…...11
III.4 Langkah Penelitian...………...12
III.5 Pengolahan dan Analisa Data...………...12
BAB IV HASIL PENELITIAN IV.1 Data Penelitian………….………...14
IV.1.1 Variasi head pemompaan dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200mm………...14
IV.1.2 Variasi head pemompaan dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250mm……...17
IV.1.3 Variasi head pemompaan dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm……...19
IV.1.4 Variasi pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm…...21
IV.1.5 Variasi pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm…...23
IV.1.6 Variasi evaporator dengan 2 Pemanas pada head pemompaan 1,1 m………...25
head pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas,
evporator φ 3/8 in x 200 mm………...26
IV.2. Asumsi yang Digunakan dalam Perhitungan…….………28
IV.3 Perhitungan Data……….………...29
IV.3.1 Perhitungan Efisiensi Sensibel Evaporator………...29
IV.3.2 Perhitungan Efisiensi Laten Evaporator...31
IV.3.3 Perhitungan Efisiensi Evaporator……...41
IV.3.4 Perhitungan Daya Pemompaan………...49
IV.3.5 Perhitungan Efisiensi Sistem...57
IV.4 Analisis Data………...65
IV.4.1 Grafik Variasi Head Pemompaan...65
IV.4.2 Grafik Variasi Pemanas...67
IV.4.3 Grafik Variasi Evaporator...69
IV.4.3.1 Variasi Diameter Evaporator...69
IV.4.3.2 Variasi Panjang Evaporator...71
IV.4.4 Grafik Pengaruh Air Pendingin...72
Gambar 3.1. Skema Alat Penelitian...10 Gambar 4.1 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Head Pemompaan...65 Gambar 4.2 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Head Pemompaan...65 Gambar 4.3 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu
pada Variasi Head Pemompaan...66 Gambar 4.4 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu
pada Variasi Head Pemompaan...66 Gambar 4.5 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Pemanas...67 Gambar 4.6 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Pemanas...67 Gambar 4.7 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu
pada Variasi Pemanas...67 Gambar 4.8 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu
pada Variasi Pemanas...68 Gambar 4.9 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Diameter Evaporator...69 Gambar 4.10 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Diameter Evaporator...69
pada Variasi Diameter Evaporator...70 Gambar 4.12 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu
pada Variasi Diameter Evaporator...70 Gambar 4.13 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Panjang Evaporator...71 Gambar 4.14 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu
pada Variasi Panjang Evaporator...71 Gambar 4.15 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu
pada Variasi Panjang Evaporator...71 Gambar 4.16 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu
pada Variasi Panjang Evaporator...72 Gambar 4.17 Grafik hubungan Temperatur T2, T3, dan T4 dengan Waktu
pada Pengaruh Air Pendingin...72 Gambar 4.18 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu
pada Pengaruh Air Pendingin...73 Gambar 4.19 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu
pada Pengaruh Air Pendingin...73 Gambar 4.20 Grafik hubungan Waktu dengan Daya Pemompaan
pada Pengaruh Air Pendingin...73 Gambar 4.21 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu
pada Pengaruh Air Pendingin...74 Gambar 4.22 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan
Head Pemompaan, Evaporator 250 mm; 3 Pemanas………...74
Head Pemompaan, Evaporator 250 mm; 3 Pemanas………...…………75 Gambar 4.24 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan
Head Pemompaan, Evaporator 250 mm; 3 Pemanas………...…..75 Gambar 4.25 Grafik hubungan dengan Efisiensi Sistem dengan
Head Pemompaan, Evaporator 250 mm; 3 Pemanas……….………75
Tabel 4.1 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 0,8 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm……...14 Tabel 4.2 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 0,9 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...15 Tabel 4.3 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 1,2 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...16 Tabel 4.4 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...17 Tabel 4.5 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...18 Tabel 4.6 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...19 Tabel 4.7 Data penelitian pompa air energi termal pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...20 Tabel 4.8 Data penelitian pompa air energi termal dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm...21 Tabel 4.9 Data penelitian pompa air energi termal dengan 4 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm...22 Tabel 4.10 Data penelitian pompa air energi termal dengan 2 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm…...23
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm...24 Tabel 4.12 Data penelitian pompa air energi termal dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas...25
Tabel 4.13 Data penelitian pompa air energi termal dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas...26
Tabel 4.14 Data penelitian pompa air energi termal pengaruh air pendingin selama 3 jam pada head pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas,
evaporator φ 3/8 in x 200 mm...26 Tabel 4.15 Data perhitungan daya input pada penelitian pompa air energi termal…...30 Tabel 4.16 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head pemompaan
0,8 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...33 Tabel 4.17 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head pemompaan
0,9 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...34 Tabel 4.18 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head pemompaan
1,2 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...34 Tabel 4.19 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head pemompaan
1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...35 Tabel 4.20 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head pemompaan
1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...35 Tabel 4.21 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head pemompaan
1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...36
1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...36 Tabel 4.23 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm...37 Tabel 4.24 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 4 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm...37 Tabel 4.25 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 2 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm...38 Tabel 4.26 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm...38 Tabel 4.27 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas...39
Tabel 4.28 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas...39
Tabel 4.29 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pengaruh air pendingin selama 3 jam pada head pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas,
evaporator φ 3/8 in x 200 mm...40 Tabel 4.30 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 0,8 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...41 Tabel 4.31 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 0,9 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...42 Tabel 4.32 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,2 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...42
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...43 Tabel 4.34 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...43 Tabel 4.35 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...44 Tabel 4.36 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...44 Tabel 4.37 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...45 Tabel 4.38 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 4 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...45 Tabel 4.39 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 2 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm...46 Tabel 4.40 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm………….…..46 Tabel 4.41 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas………...47
Tabel 4.42 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas………...47
selama 3 jam pada head pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas,
evaporator φ 3/8 in x 200 mm………....48 Tabel 4.44 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 0,8 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm………....49 Tabel 4.45 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 0,9 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm………....50 Tabel 4.46 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,2 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm……….…...50 Tabel 4.47 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm………....51 Tabel 4.48 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm………...51 Tabel 4.49 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaportor φ 1/2 in x 250 mm……….….52 Tabel 4.50 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm………....52 Tabel 4.51 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm………...53 Tabel 4.52 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 4 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm………...53 Tabel 4.53 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 2 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm………...54
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm………...54 Tabel 4.55 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas………...55
Tabel 4.56 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas………...55
Tabel 4.57 Hasil perhitungan daya pemompaan pengaruh air pendingin selama 3 jam pada head pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas,
evaporator φ 3/8 in x 200 mm...56 Tabel 4.58 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 0,8 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...57 Tabel 4.59 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 0,9 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...58 Tabel 4.60 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,2 m
dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm...58 Tabel 4.61 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...59 Tabel 4.62 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm...59 Tabel 4.63 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,2 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...60 Tabel 4.64 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,3 m
dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm...60
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm………...61 Tabel 4.66 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 4 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm………...61 Tabel 4.67 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 2 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm………...62 Tabel 4.68 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm………….…..62 Tabel 4.69 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas………...63
Tabel 4.70 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas………...63
Tabel 4.71 Hasil perhitungan efisiensi sistem pengaruh air pendingin selama 3 jam pada head pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas6
evaporator φ 3/8 in x 200 mm………....64
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Air merupakan kebutuhan yang sangat vital dan tak tergantikan oleh bahan lain. Air diperlukan oleh masyarakat untuk minum, memasak, mencuci dan keperluan lainnya. Ketersediaan air di Indonesia sangat melimpah namun umumnya sumber air terletak lebih rendah dari tempat air tersebut diperlukan (lokasi pemakaian) sehingga diperlukan pompa air untuk mengalirkan air dari sumber ke tempat yang memerlukan.
Pompa air yang kita kenal umumnya digerakkan dengan energi minyak bumi (dengan motor bakar) atau energi listrik (motor listrik). Energi minyak bumi telah lama bersahabat dengan kita, karena minyak bumi praktis dan mudah digunakan. Akan tetapi krisis energi saat ini mengajarkan kepada kita bahwa usaha serius untuk mengembangkan dan menerapkan sumber energi terbarukan guna mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil perlu segera dilakukan. Alternatif lain yang dapat digunakan untuk memompa air adalah dengan memanfaatkan sumber energi alam terbarukan, yang tergantung potensi di daerah tersebut. Beberapa sumber energi terbarukan yang ramah lingkungan dan dinilai efisien adalah energi angin, energi air, ataupun energi surya.
Energi surya yang berasal dari radiasi matahari merupakan potensi energi terbesar dan terjamin keberadaannya di muka bumi. Berbeda dengan sumber energi lainnya, energi matahari bisa dijumpai di seluruh permukaan bumi. Pemanfaatan energi surya untuk memompa air dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
menggunakan sel surya atau menggunakan evaporator termal. Sel surya masih merupakan teknologi yang tinggi dan mahal bagi masyarakat terutama masyarakat di negara berkembang seperti Indonesia sehingga penerapannya sangat terbatas.
Disisi lain evaporator termal merupakan teknologi yang sederhana dan murah sehingga mempunyai peluang dimanfaatkan masyarakat untuk memompa air. Informasi tentang unjuk kerja evaporator termal untuk memompa air atau yang lebih sering disebut pompa air energi surya termal di Indonesia belum banyak sehingga perlu dilakukan banyak penelitian untuk menjajagi kemungkinannya.
I.2 Rumusan Masalah
Unjuk kerja pompa air energi termal tergantung pada lama waktu penguapan fluida kerja dan lama waktu pengembunan uap. Waktu yang diperlukan untuk penguapan tergantung pada efisiensi evaporator dalam mengumpulkan energi termal dan mengkonversikannya ke fluida kerja, juga tergantung pada sifat-sifat fluida kerja dalam sistem. Waktu yang diperlukan untuk pengembunan tergantung pada keefektifan kondensor dalam mendinginkan uap, hal ini meliputi metode pendinginan dan bentuk konstruksi kondensor.
I.3 Tujuan Penelitian
1. Menjajagi kemungkinan pembuatan pompa air energi termal menggunakan bahan yang ada di pasar lokal dan teknologi yang dapat didukung kemampuan industri lokal.
2. Mengetahui debit, efisiensi evaporator dan efisiensi sistem (pompa) yang dapat dihasilkan.
3. Membandingkan hasil penelitian ini dengan hasil penelitian lain yang ada.
I.4 Manfaat Penelitian
1. Menambah kepustakaan teknologi pompa air energi termal.
2. Mendapatkan pengalaman tentang cara kerja pompa air energi termal.
I.5 Batasan Masalah
1. Pompa air energi termal menggunakan panas dari pemanas spiritus. 2. Fluida kerja yang digunakan adalah air.
3. Evaporator yang digunakan yaitu pipa tembaga berdiameter 3/8 in, 1/2 in, dan 3/4 in dengan kemiringan 15°.
BAB II
DASAR TEORI
Pompa air energi termal umumnya terdiri dari 3 komponen utama, yaitu : evaporator, pompa air, dan kondensor.
Evaporator yang digunakan umumnya evaporator pelat datar jenis pipa seri (serpentin) atau pipa pararel. Evaporator berfungsi untuk menguapkan fluida kerja dan menyalurkannya ke pompa. Pompa air yang digunakan umumnya pompa jenis membran. Pompa dilengkapi dengan dua katup satu arah masing-masing pada sisi hisap dan sisi tekan. Fungsi katup adalah agar pada saat langkah tekan air mengalir ke tangki atas dan tidak kembali ke sumber dan pada langkah hisap air yang dihisap adalah air dari sumber bukan air dari tangki atas. Kondensor yang digunakan dapat berbentuk tabung, koil atau rangkunan pipa. Kondensor berfungsi untuk mendinginkan uap yang berasal dari evaporator sehingga uap tersebut mengembun. Fluida kerja yang digunakan adalah air.
II.1 Prinsip Kerja
Prinsip kerja dari pompa air energi termal yaitu evaporator dipanaskan dengan api (pemanas spiritus). Evaporator yang dipanasi membuat air dalam evaporator mendidih dan menguap, hal ini diikuti dengan kenaikan tekanan. Uap yang berada pada evaporator mempunyai tekanan yang lebih besar dari pada bagian lain dari pompa sehingga uap akan mendorong air yang ada di sekitar katup tekan keluar mengalir ke tangki atas. Pada waktu uap air tersebut melewati bagian pipa yang didinginkan (kondensor) uap air akan segera mengembun dan diikuti dengan
penurunan tekanan. Penurunan tekanan menyebabkan terjadinya vakum didalam sistem sehingga air dari sumber bisa masuk (tersedot) ke pompa melalui katup hisap. Sampai akhir proses ini dinamakan satu siklus, demikianlah selanjutnya proses tersebut di atas terjadi berulang-ulang.
II.2 Efisiensi
Efisiensi dari suatu alat adalah perbandingan dari keluaran yang dihasilkan dengan masukan yang diberikan. Unjuk kerja pompa air energi termal dinyatakan dengan efisiensi evaporator (ηE) dan efisiensi sistem (ηSistem). Efisiensi evaporator terdiri
dari efisiensi sensibel evaporator (ηS) dan efisiensi laten evaporator (ηL).
II.2.1 Efisiensi Sensibel Evaporator (ηS)
Efisiensi sensibel evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi yang dipakai untuk menaikkan temperatur sejumlah massa fluida kerja dalam evaporator dari temperatur awal sampai temperatur penguapan (untuk air sekitar 95OC) dengan jumlah energi yang disediakan selama selang waktu tertentu. Efisiensi sensibel evaporator dapat dihitung dengan persamaan :
Besarnya energi yang tersedia dapat dihitung dengan persamaan :
II.2.2 Efisiensi Laten Evaporator (ηL)
Efisiensi laten evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi
yang digunakan dalam proses penguapan fluida kerja dengan energi yang disediakan
selama selang waktu tertentu. Efisiensi laten evaporator dapat dihitung dengan
persamaan :
dengan mfg : massa uap fluida kerja (kg/detik) hfg : panas laten air (J/kg)
Win : daya input (watt)
Massa uap fluida kerja (mfg) dapat dihitung dengan persamaan :
mfg = ρ .Q (2.4)
II.2.3 Efisiensi Evaporator (ηE)
Efisiensi evaporator didefinisikan sebagai perbandingan antara jumlah energi yang
berguna (menaikkan temperatur dan menguapkan fluida kerja) dengan energi yang
disediakan selama selang waktu tertentu atau efisiensi evaporator merupakan jumlah
efisiensi sensibel evaporator dan efisiensi laten evaporator. Efisiensi evaporator dapat
dihitung dengan persamaan :
ηE = ηS + ηL (2.5)
dengan ηS : efisiensi sensibel evaporator
ηL : efisiensi laten evaporator
II.2.4 Efisiensi Sistem (ηsistem)
Efisiensi sistem didefinisikan sebagai perbandingan antara daya pemompaan yang
dihasilkan selama waktu tertentu dengan energi yang disediakan selama waktu tertentu.
Efisiensi sistem dapat dihitung dengan persamaan :
Win
Daya pemompaan yang dihasilkan dapat dihitung dengan persamaan :
Wout= ρ.g.Q.H (2.7)
dengan ρ : massa jenis air (kg/m3)
II.3 Penelitian yang pernah Dilakukan
Penelitian pompa air energi surya termal memperlihatkan bahwa waktu pengembunan uap dipengaruhi oleh temperatur dan debit air pendingin masuk kondensor (Sumathy et. al., 1995). Sebuah prototipe pompa air energi surya termal yang bekerja dengan siklus Rankin diuji untuk mengetahui unjuk kerjanya menggunakan fluida kerja refrijeran R 113 (Spindler et. al, 1996). Penelitian unjuk kerja pompa air energi surya termal dengan evaporator pelat datar seluas 1 m2, variasi tinggi head pemompaan 6, 8 dan 10 m memperlihatkan bahwa ukuran vesel uap fluida kerja berpengaruh pada unjuk kerja pompa (Sumathy, 1999). Penelitian secara teoritis pompa air energi surya termal dengan dua macam fluida kerja, yaitu n-pentane dan ethyl ether memperlihatkan bahwa efisiensi pompa dengan ethyl ether 17% lebih tinggi dibanding n-pentane untuk tinggi head pemompaan 6 m (Wong, 2000).
Analisa termodinamika untuk memprediksi unjuk kerja pompa air energi surya termal pada beberapa ketinggian head pemompaan memperlihatkan bahwa jumlah siklus/hari tergantung pada waktu pemanasan fluida kerja dan waktu yang diperlukan untuk pengembunan uap. Waktu pemanasan tergantung pada jumlah fluida awal dalam sistem. Waktu pengembunan tergantung pada luasan optimum koil pendingin (Wong, 2001).
BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Skema Alat
Skema pompa air energi termal dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 3.1. Skema alat penelitian
Keterangan: 1.Tangki atas
2.Saluran air menuju tangki atas 3.Katup tekan
4.Manometer 5.Katup hisap
6.Saluran air dari tangki bawah 7.Tangki bawah
8.Tangki air pendingin 9.Kondenser
10.Evaporator 11.Pemanas
III.2 Variabel yang Divariasikan
1.Diameter evaporator divariasikan sebanyak 3 variasi : 3/8 in, 1/2 in, dan 3/4 in. 2.Panjang evaporator divariasikan sebanyak 2 variasi : 200 mm dan 250 mm. 3.Daya pemanas divariasikan sebanyak 3 variasi :160 watt, 240 watt, dan 320 watt. 4.Head pemompaan pemompaan divariasikan sebanyak 5 variasi : 0,8 m; 0,9 m; 1,1
m; 1,2 m dan 1,3 m.
III.3 Variabel yang Diukur
1.Temperatur fluida kerja (T1).
4.Temperatur fluida didalam tangki pendingin (T4). 5.Head pemompaan pemompaan.
6.Daya masukan yang diberikan. 7.Lama waktu pencatatan data. 8.Selang waktu pemanasan.
9.Tekanan fluida kerja (hisap dan tekan). 10.Debit pemompaan.
Untuk pengukuran temperatur digunakan termokopel, dan pengukuran tekanan menggunakan manometer.
III.4 Langkah Penelitian
1.Penelitian diawali dengan penyiapan alat seperti pada gambar 3.1. 2.Pengambilan data dilakukan dengan memvariasikan head pemompaan. 3.Pengambilan data dilakukan sebanyak 6 data tiap 10 menit.
4.Pada variasi salah satu parameter, harga parameter yang lain tetap.
5.Sebelum melanjutkan pengambilan data untuk variasi berikutnya alat didiamkan beberapa saat agar kembali ke kondisi awal sebelum dilakukan pengambilan data untuk variasi yang lain.
6.Pada penelitian ini juga diamati pengaruh pendinginan, dengan cara menjalankan pompa selama 3 jam dan pengambilan data dilakukan setiap 10 menit.
III.5 Pengolahan dan Analisa Data
dengan persamaan (2.7). Analisa akan lebih mudah dilakukan dengan membuat grafik :
1.Hubungan efisiensi laten evaporator, efisiensi evaporator, daya pemompaan dan efisiensi sistem dengan waktu.
2.Hubungan temperatur T2, T3 dan T4 dengan waktu.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
IV.1 Data Penelitian
IV.1.1 Variasi head pemompaan dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
1. Head pemompaan 0,8 m
Hari/Tanggal : Kamis, 20 September 2007 Pukul : 10.29 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
2. Head pemompaan 0,9 m
Hari/Tanggal : Kamis, 20 September 2007 Pukul : 09.01 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.2 Data penelitian pompa air energi termal pada head
pemompaan 0,9 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 29,3 26,3 27,3 27,3 0 0
3. Head pemompaan 1,2 m
Hari/Tanggal : Kamis, 20 September 2007 Pukul : 11.41 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.3 Data penelitian pompa air energi termal pada head
pemompaan 1,2 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 29,3 26,5 27,5 27,1 0 0
IV.1.2 Variasi head pemompaan dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
1. Head pemompaan 1,2 m
Hari/Tanggal : Senin, 1 Oktober 2007 Pukul : 10.52 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.4 Data penelitian pompa air energi termal pada head
pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 32,0 26,0 28,0 30,2 0 0
2. Head pemompaan 1,3 m
Hari/Tanggal : Senin, 1 Oktober 2007 Pukul : 11.56 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.5 Data penelitian pompa air energi termal pada head
pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 39,2 29,4 32,2 34,8 0 0
IV.1.3 Variasi head pemompaan dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm.
1. Head pemompaan 1,2 m
Hari/Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2007 Pukul : 09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.6 Data penelitian pompa air energi termal pada head
pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 28,1 28,0 28,0 27,7 0 0
2. Head pemompaan 1,3 m
Hari/Tanggal : Kamis, 4 Oktober 2007 Pukul : 10.42 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.7 Data penelitian pompa air energi termal pada head
pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 34,5 28,9 31 33,6 0 0
IV.1.4 Variasi pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
1. Dengan 3 pemanas
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 September 2007 Pukul : 10.03 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.8 Data penelitian pompa air energi termal dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 28,4 28,2 28,9 28,4 0 0
2. Dengan 4 pemanas
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 September 2007 Pukul : 11.31 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.9 Data penelitian pompa air energi termal dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 29,8 29,5 31,1 30,6 0 0
IV.1.5 Variasi pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator
φ 3/4 in x 250 mm.
1. Dengan 2 pemanas
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2007 Pukul : 09.37 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
2. Dengan 3 pemanas
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Oktober 2007 Pukul : 10.45 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm T max. : 91,9° C
T min. : 55,1° C
Tabel 4.11 Data penelitian pompa air energi termal dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator
φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 41,5 29,3 32,2 33,7 0 0
IV.1.6 Variasi evaporator dengan 2 pemanas pada head pemompaan 1,1 m.
1. Evaporator φ 3/8 in x 200 mm
Hari/Tanggal : Kamis, 20 September 2007 Pukul : 07.47 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.12 Data penelitian pompa air energi termal dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m;
2 pemanas.
Waktu Debit T1 T2 T3 T4 P min. P max. (menit) (m3/s) (°C) (°C) (°C) (°C) (psi) (psi)
0 0 25,2 25 24,9 24,8 0 0
2. Evaporator φ 3/8 in x 250 mm
Hari/Tanggal : Kamis, 27 September 2007 Pukul : 09.51 WIB
Tempat : Laboratorium Mekanika Fluida Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
Tabel 4.13 Data penelitian pompa air energi termal dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m;
IV.1.7 Pengaruh air pendingin selama 3 jam pada head pemompaan 1,1 m dengan
2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Hari/Tanggal : Selasa, 25 September 2007 Pukul : 07.59 WIB
Fluida kerja : Air
Pemanas : Pemanas Spiritus
Evaporator : Pipa Tembaga, kemiringan 15° Kondensor : Pipa PVC 1 in x 350 mm
IV.2 Asumsi yang Digunakan dalam Perhitungan
Asumsi yang digunakan untuk menghitung efisiensi sensibel evaporator :
o Massa fluida yang dipanasi adalah massa air dalam evaporator.
o Panjang evaporator (L) yang dipanasi adalah (0,04 x jumlah pemanas) m. o Jika tidak diketahui maka selisih temperatur (ΔT) adalah 37°C.
o Faktor difusivitas (perambatan panas) lambat. o Selang waktu pemanasan (Δt) adalah 40 detik.
o Daya input (api) yang dipakai sebesar (80 x jumlah pemanas) watt.
Asumsi yang digunakan untuk menghitung efisiensi laten evaporator :
o Massa fluida yang diuapkan adalah massa fluida yang dipompakan per satuan
waktu.
o Perhitungan menggunakan tabel Saturated Water (A-5) dan berdasarkan pada
tekanan P tekan / max..
o Besar fraksi uap 100%.
o Faktor difusivitas (perambatan panas) lambat.
IV.3 Perhitungan Data
IV.3.1 Perhitungan Efisiensi Sensibel Evaporator (ηS)
Efisiensi Sensibel Evaporator pada head pemompaan 0,8 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm.
Diketahui :
Ukuran evaporator : d = 3/8 in = 0,009525 m L = 0,08 m
Volume air yang dipanasi :
V = ⋅d2⋅L
Selang waktu pemanasan :
∆t = 40 detik
Besar daya input untuk 1 pemanas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15 Data perhitungan daya input pada penelitian pompa air energi termal. Karena memakai 2 pemanas, maka : W in = 2 x 80 watt → W in = 160 watt Efisiensi Sensibel Evaporator :
%
Dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh :
o Efisiensi sensibel evaporator pada head pemompaan 0,9 m dan 1,2 m dengan 2
o Efisiensi sensibel evaporator pada head pemompaan 1,2 m dan 1,3 m dengan 3
pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm = 13,834 %
o Efisiensi sensibel evaporator pada head pemompaan 1,2 m dan 1,3 m dengan 3
pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm = 24,594 %
o Efisiensi sensibel evaporator dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,1 m,
evaporator φ 3/8 in x 200 mm = 13,834 %
o Efisiensi sensibel evaporator dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m,
evaporator φ 3/8 in x 200 mm = 13,834 %
o Efisiensi sensibel evaporator dengan 2 pemanas pada head pemompaan 1,2 m;
evaporator φ 3/4 in x 250 mm = 52,645 %
o Efisiensi sensibel evaporator dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,2 m;
evaporator φ 3/4 in x 250 mm = 55,038 %
o Efisiensi sensibel evaporator dengan evaporator φ 3/8 in x 200 mm dan 3/8 in x
250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas = 13,834 %
o Efisiensi sensibel evaporator pengaruh air pendingin selama 3 jam pada head
pemompaan 1,1 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm = 13,834 %
IV.3.2 Perhitungan Efisiensi Laten Evaporator (ηL)
Efisiensi Laten Evaporator pada head pemompaan 0,8 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm.
Diketahui :
Debit pemompaan :
Volume Spesifik (Vg) dicari dengan interpolasi linier :
Vg
Massa fluida yang diuapkan per satuan waktu : mfg = Q . ρ
= 6 x 10-7 m3/s . 0,638 kg/m3 = 3,82 x 10-7 kg/s
Entalpi (hfg) dicari dengan interpolasi linier :
Daya input : W in = 160 watt
Efisiensi Laten Evaporator :
%
Dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh :
Tabel 4.16 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 0,8 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 3,828x10-7 2251841 160 0,539
20 3,721x10-7 2251841 160 0,524
30 2,924x10-7 2251841 160 0,412
40 3,934x10-7 2251841 160 0,554
50 3,455x10-7 2251841 160 0,486
Tabel 4.17 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 0,9 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 2,658x10-7 2251841 160 0,374
20 2,764x10-7 2251841 160 0,389
30 2,764x10-7 2251841 160 0,389
40 2,445x10-7 2251841 160 0,344
50 2,552x10-7 2251841 160 0,359
60 2,445x10-7 2251841 160 0,344
Tabel 4.18 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 1,2 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)`
10 1,078x10-7 2250600 160 0,152
20 1,186x10-7 2250600 160 0,167
30 1,078x10-7 2250600 160 0,152
40 1,294x10-7 2250600 160 0,182
50 1,078x10-7 2250600 160 0,152
Tabel 4.19 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 1,968x10-7 2249359 240 0,184
20 2,624x10-7 2249359 240 0,246
30 3,006x10-7 2249359 240 0,282
40 1,968x10-7 2249359 240 0,184
50 2,186x10-7 2249359 240 0,205
60 1,968x10-7 2249359 240 0,184
Tabel 4.20 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 0,820x10-7 2249359 240 0,077
20 1,640x10-7 2249359 240 0,154
30 1.366x10-7 2249359 240 0,128
40 1.312x10-7 2249359 240 0,123
50 1.093x10-7 2249359 240 0,102
Tabel 4.21 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 3,389x10-7 2249359 240 0,318
20 3,826x10-7 2249359 240 0,359
30 2,733x10-7 2249359 240 0,256
40 2,186x10-7 2249359 240 0,205
50 2,733x10-7 2249359 240 0,256
60 2,733x10-7 2249359 240 0.,256
Tabel 4.22 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator pada head
pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 1,110x10-7 2248118 240 0,104
20 1,998x10-7 2248118 240 0,187
30 2,220x10-7 2248118 240 0,208
40 1.998x10-7 2248118 240 0,187
50 1,998x10-7 2248118 240 0,187
Tabel 4.23 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 1,776x10-7 2248118 240 0,166
20 1,998x10-7 2248118 240 0,187
30 1,942x10-7 2248118 240 0,182
40 2,109x10-7 2248118 240 0,198
50 1,665x10-7 2248118 240 0,156
60 1,776x10-7 2248118 240 0,166
Tabel 4.24 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m; evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 2,109x10-7 2248118 320 0,148
20 2,775x10-7 2248118 320 0,195
30 3,607x10-7 2248118 320 0,253
40 4,329x10-7 2248118 320 0,304
50 4,107x10-7 2248118 320 0,289
Tabel 4.25 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 2 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator
φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 3,235x10-7 2249359 160 0,455
20 2,695x10-7 2249359 160 0,379
30 3,774x10-7 2249359 160 0,531
40 2,588x10-7 2249359 160 0,364
50 4,313x10-7 2249359 160 0,606
60 2,588x10-7 2249359 160 0,364
Tabel 4.26 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 2,775x10-7 2248118 240 0,260
20 3,885x10-7 2248118 240 0,364
30 3,996x10-7 2248118 240 0,374
40 2,775x10-7 2248118 240 0,260
50 3,607x10-7 2248118 240 0,338
Tabel 4.27 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan evaporator φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 1,401x10-7 2250600 160 0,197
20 1,617x10-7 2250600 160 0,228
30 1,617x10-7 2250600 160 0,228
40 1,509x10-7 2250600 160 0,212
50 1,617x10-7 2250600 160 0,228
60 1,725x10-7 2250600 160 0,243
Tabel 4.28 Hasil perhitungan efisiensi laten evaporator dengan evaporator φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas.
Waktu mfg hfg W in ηL
(menit) (kg/s) (J/kg) (watt) (%)
10 0,874x10-7 2249359 160 0,123
20 1,093x10-7 2249359 160 0,154
30 1,366x10-7 2249359 160 0,192
40 0,656x10-7 2249359 160 0,092
50 0,328x10-7 2249359 160 0,046
IV.3.3 Perhitungan Efisiensi Evaporator
Efisiensi Evaporator pada head pemompaan 0,8 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
L S
E η η
η = +
= 13,834 % + 0,539 % = 14,373 %
Dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh :
Tabel 4.30 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head
pemompaan 0,8 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,539 14,373
20 13,834 0,524 14,358
30 13,834 0,412 14,246
40 13,834 0,554 14,388
50 13,834 0,486 14,320
Tabel 4.31 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 0,9 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,374 14,208
20 13,834 0,389 14,223
30 13,834 0,389 14,223
40 13,834 0,344 14,178
50 13,834 0,359 14,193
60 13,834 0,344 14,178
Tabel 4.32 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,2 m dengan 2 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,152 13,986
20 13,834 0,167 14,001
30 13,834 0,152 13,986
40 13,834 0,182 14,016
50 13,834 0,152 13,986
Tabel 4.33 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,184 14,018
20 13,834 0,246 14,080
30 13,834 0,282 14,116
40 13,834 0,184 14,018
50 13,834 0,205 14,039
60 13,834 0,184 14,018
Tabel 4.34 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head
pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,077 13,911
20 13,834 0,154 13,988
30 13,834 0,128 13,962
40 13,834 0,123 13,957
50 13,834 0,102 13,936
Tabel 4.35 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 24,594 0,318 24,918
20 24,594 0,359 24,959
30 24,594 0,256 24,856
40 24,594 0,205 24,805
50 24,594 0,256 24,856
60 24,594 0,256 24,856
Tabel 4.36 Hasil perhitungan efisiensi evaporator pada head pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator
φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 24,594 0,104 24,698
20 24,594 0,187 24,781
30 24,594 0,208 24,802
40 24,594 0,187 24,781
50 24,594 0,187 24,781
Tabel 4.37 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,1 m, evaporator
φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,166 14,000
20 13,834 0,187 14,021
30 13,834 0,182 14,016
40 13,834 0,198 14,032
50 13,834 0,156 13,990
60 13,834 0,166 14,000
Tabel 4.38 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,148 13,982
20 13,834 0,195 14,029
30 13,834 0,253 14,087
40 13,834 0,304 14,138
50 13,834 0,289 14,123
Tabel 4.39 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 2 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator
φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 52,645 0,455 53,100
20 52,645 0,379 53,024
30 52,645 0,531 53,176
40 52,645 0,364 53,009
50 52,645 0,606 53,251
60 52,645 0,364 53,009
Tabel 4.40 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan 3 pemanas
pada head pemompaan 1,2 m; evaporator
φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 55,029 0,260 55,298
20 55,029 0,364 55,402
30 55,029 0,374 55,412
40 55,029 0,260 55,298
50 55,029 0,338 55,376
Tabel 4.41 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m;
2 pemanas.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,197 14,031
20 13,834 0,228 14,062
30 13,834 0,228 14,062
40 13,834 0,212 14,046
50 13,834 0,228 14,062
60 13,834 0,243 14,077
Tabel 4.42 Hasil perhitungan efisiensi evaporator dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m;
2 pemanas.
Waktu ηS ηL ηE
(menit) (%) (%) (%)
10 13,834 0,123 13,957
20 13,834 0,154 13,988
30 13,834 0,192 14,026
40 13,834 0,092 13,926
50 13,834 0,046 13,880
IV.3.4 Perhitungan Daya Pemompaan
Head pemompaan pemompaan : H = 0,8 m
Daya pemompaan : W out = ρ g Q H
= 1000 kg/m3 . 9,81 m/s2 . 6x10-7 m3/s . 0,8 m = 0,004708 Watt
Dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh :
Tabel 4.45 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 0,9 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 4,1666x10-7 0,9 0,0036
20 1000 9,81 4,3333x10-7 0,9 0,0038
30 1000 9,81 4,3333x10-7 0,9 0,0038
40 1000 9,81 3,8333x10-7 0,9 0,0033
50 1000 9,81 4,0000x10-7 0,9 0,0035
60 1000 9,81 3,8333x10-7 0,9 0,0033
Tabel 4.46 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,2 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 1,6666x10-7 1,2 0,0019
20 1000 9,81 1,8333x10-7 1,2 0,0021
30 1000 9,81 1,6666x10-7 1,2 0,0019
40 1000 9,81 2,0000x10-7 1,2 0,0023
50 1000 9,81 1,6666x10-7 1,2 0,0019
Tabel 4.47 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 3,0000x10-7 1,2 0,0035
20 1000 9,81 4,0000x10-7 1,2 0,0047
30 1000 9,81 4.5833x10-7 1,2 0,0053
40 1000 9,81 3,0000x10-7 1,2 0,0035
50 1000 9,81 3.3333x10-7 1,2 0,0039
60 1000 9,81 3,0000x10-7 1,2 0,0035
Tabel 4.48 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 1,2500x10-7 1,3 0,0015
20 1000 9,81 2,5000x10-7 1,3 0,0031
30 1000 9,81 2.0833x10-7 1,3 0,0026
40 1000 9,81 2,0000x10-7 1,3 0,0025
50 1000 9,81 1.6666x10-7 1,3 0,0021
Tabel 4.49 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaportor φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 5,1666x10-7 1,2 0,0060
20 1000 9,81 5,8333x10-7 1,2 0,0068
30 1000 9,81 4,1666x10-7 1,2 0,0049
40 1000 9,81 3,3330x10-7 1,2 0,0039
50 1000 9,81 4,1666x10-7 1,2 0,0049
60 1000 9,81 4,1666x10-7 1,2 0,0049
Tabel 4.50 Hasil perhitungan daya pemompaan pada head pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 1,6666x10-7 1,3 0,0021
20 1000 9,81 3,0000x10-7 1,3 0,0038
30 1000 9,81 3,3333x10-7 1,3 0,0042
40 1000 9,81 3,0000x10-7 1,3 0,0038
50 1000 9,81 3,0000x10-7 1,3 0,0038
Tabel 4.51 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 2,6666x10-7 1,1 0,0028
20 1000 9,81 3,0000x10-7 1,1 0,0032
30 1000 9,81 2,9166x10-7 1,1 0,0031
40 1000 9,81 3,1666x10-7 1,1 0,0034
50 1000 9,81 2,5000x10-7 1,1 0,0026
60 1000 9,81 2,6666x10-7 1,1 0,0028
Tabel 4.52 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 3,1666x10-7 1,1 0,0034
20 1000 9,81 4,1666x10-7 1,1 0,0044
30 1000 9,81 5,4166x10-7 1,1 0,0058
40 1000 9,81 6,5000x10-7 1,1 0,0070
50 1000 9,81 6,1666x10-7 1,1 0,0066
Tabel 4.53 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 2 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 5,0000x10-7 1,2 0,0058
20 1000 9,81 4,1666x10-7 1,2 0,0049
30 1000 9,81 5,8333x10-7 1,2 0,0068
40 1000 9,81 4,0000x10-7 1,2 0,0047
50 1000 9,81 6,6666x10-7 1,2 0,0078
60 1000 9,81 4,0000x10-7 1,2 0,0047
Tabel 4.54 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 4,1666x10-7 1,2 0,0049
20 1000 9,81 5,8333x10-7 1,2 0,0068
30 1000 9,81 6,0000x10-7 1,2 0,0070
40 1000 9,81 4,1666x10-7 1,2 0,0049
50 1000 9,81 5,4166x10-7 1,2 0,0063
Tabel 4.55 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan evaporator
φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m;
2 pemanas.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 2,1666x10-7 1,1 0,0023
20 1000 9,81 2,5000x10-7 1,1 0,0026
30 1000 9,81 2,5000x10-7 1,1 0,0026
40 1000 9,81 2,3333x10-7 1,1 0,0025
50 1000 9,81 2,5000x10-7 1,1 0,0026
60 1000 9,81 2,6666x10-7 1,1 0,0028
Tabel 4.56 Hasil perhitungan daya pemompaan dengan evaporator
φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m;
2 pemanas.
Waktu ρ air g Q H W out
(menit) (kg/m3) (m/s2) (m3/s) (m) (watt)
10 1000 9,81 1,3333x10-7 1,1 0,0014
20 1000 9,81 1,6666x10-7 1,1 0,0017
30 1000 9,81 2,0833x10-7 1,1 0,0022
40 1000 9,81 1,0000x10-7 1,1 0,0010
50 1000 9,81 5,0000x10-8 1,1 0,0005
IV.3.5 Perhitungan Efisiensi Sistem
Dengan perhitungan yang sama, maka diperoleh :
Tabel 4.59 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 0,9 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0036 160 0,0022
20 0,0038 160 0,0023
30 0,0038 160 0,0023
40 0,0033 160 0,0021
50 0,0035 160 0,0022
60 0,0033 160 0,0021
Tabel 4.60 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,2 m dengan 2 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0019 160 0,0012
20 0,0021 160 0,0013
30 0,0019 160 0,0012
40 0,0023 160 0,0014
50 0,0019 160 0,0012
Tabel 4.61 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0035 240 0,0014
20 0,0047 240 0,0019
30 0,0053 240 0,0022
40 0,0035 240 0,0014
50 0,0039 240 0,0016
60 0,0035 240 0,0014
Tabel 4.62 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 3/8 in x 250 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0.0015 240 0.0006
20 0.0031 240 0.0013
30 0.0026 240 0.0011
40 0.0025 240 0.0010
50 0.0021 240 0.0008
Tabel 4.63 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,2 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0060 240 0,0025
20 0,0068 240 0,0028
30 0,0049 240 0,0020
40 0,0039 240 0,0016
50 0,0049 240 0,0020
60 0,0049 240 0,0020
Tabel 4.64 Hasil perhitungan efisiensi sistem pada head pemompaan 1,3 m dengan 3 pemanas, evaporator φ 1/2 in x 250 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0021 240 0,0008
20 0,0038 240 0,0015
30 0,0042 240 0,0017
40 0,0038 240 0,0015
50 0,0038 240 0,0015
Tabel 4. 65 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0028 240 0,0011
20 0,0032 240 0,0013
30 0,0031 240 0,0013
40 0,0034 240 0,0014
50 0,0026 240 0,0011
60 0,0028 240 0,0011
Tabel 4.66 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 4 pemanas pada head pemompaan 1,1 m, evaporator φ 3/8 in x 200 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0034 320 0,0010
20 0,0044 320 0,0014
30 0,0058 320 0,0018
40 0,0070 320 0,0021
50 0,0066 320 0,0020
Tabel 4.67 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 2 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0058 160 0,0036
20 0,0049 160 0,0030
30 0,0068 160 0,0042
40 0,0047 160 0,0029
50 0,0078 160 0,0049
60 0,0047 160 0,0029
Tabel 4.68 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan 3 pemanas pada head pemompaan 1,2 m; evaporator φ 3/4 in x 250 mm.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0049 240 0,0020
20 0,0068 240 0,0028
30 0,0070 240 0,0029
40 0,0049 240 0,0020
50 0,0063 240 0,0026
Tabel 4.69 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan evaporator φ 3/8 in x 200 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0023 160 0,0014
20 0,0026 160 0,0016
30 0,0026 160 0,0016
40 0,0025 160 0,0015
50 0,0026 160 0,0016
60 0,0028 160 0,0017
Tabel 4.70 Hasil perhitungan efisiensi sistem dengan evaporator φ 3/8 in x 250 mm pada head pemompaan 1,1 m; 2 pemanas.
Waktu W out W in ηsistem
(menit) (watt) (watt) (%)
10 0,0014 160 0,0009
20 0,0018 160 0,0011
30 0,0022 160 0,0014
40 0,0010 160 0,0007
50 0,0005 160 0,0003
IV.4 Analisis Data
Dari hasil penelitian dan perhitungan telah didapatkan beberapa perbedaan. Perbedaan tersebut disebabkan beberapa faktor yang terjadi selama penelitian. Untuk mengetahui hal tersebut maka perlu diadakan suatu analisa dan pembahasan dari data yang diperoleh selama penelitian.
IV.4.1 Grafik Variasi Head pemompaan
0.0
Gambar 4.1 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu pada Variasi Head Pemompaan.
13.9
0.000
Gambar 4.3 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu pada Variasi Head Pemompaan.
0.000
Gambar 4.4 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu pada Variasi Head Pemompaan.
IV.4.2 Grafik Variasi Pemanas
Gambar 4.5 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu pada Variasi Pemanas.
13.95
0.000
Gambar 4.7 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu pada Variasi Pemanas.
Gambar 4.8 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu pada Variasi Pemanas.
Dari gambar 4.7 terlihat bahwa semakin semakin besar daya yang diberikan akan menaikkan daya pemompaan. Hal ini disebabkan karena semakin besar daya yang diberikan, maka proses penguapan akan berjalan semakin cepat, sehingga akan mempercepat jumlah air yang dipindahkan. Tetapi pada menit ke-50 3 pemanas mengalami penurunan, hal ini dimungkinkan sistem mengalami gangguan (suhu terlalu panas) sehingga memperkecil debit pemompaan. Hal ini dapat dilihat pada persamaan yang digunakan untuk menghitung daya pemompaan (W out = ρ g Q H)
IV.4.3 Grafik Variasi Evaporator
IV.4.3.1 Variasi Diameter Evaporator
0
0
Gambar 4.10 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu pada Variasi Diameter Evaporator.
0.000
0.0000
Gambar 4.12 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu pada Variasi Diameter Evaporator.
IV.4.3.2 Variasi Panjang Evaporator
Gambar 4.13 Grafik hubungan Efisiensi Laten Evaporator dengan Waktu pada Variasi Panjang Evaporator.
13.85
0
Gambar 4.15 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu pada Variasi Panjang Evaporator.
Gambar 4.16 Grafik hubungan Efisiensi Sistem dengan Waktu pada Variasi Panjang Evaporator.
IV.4.4 Grafik Pengaruh Air Pendingin
Gambar 4.17 Grafik hubungan Temperatur T2, T3, dan T4 dengan Waktu pada Penelitian Pengaruh Air Pendingin.
0.00
13.85
Gambar 4.19 Grafik hubungan Efisiensi Evaporator dengan Waktu pada Penelitian Pengaruh Air Pendingin.
0.0000
Gambar 4.20 Grafik hubungan Daya Pemompaan dengan Waktu pada Penelitian Pengaruh Air Pendingin.
0.0000