• Tidak ada hasil yang ditemukan

BUKU MANUAL PENERAPAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BUKU MANUAL PENERAPAN"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BUKU MANUAL PENERAPAN

PEDOMAN PENILAIAN MANDIRI

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR

NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

2012

(2)

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL & GAMBAR v

A. PENDAHULUAN 1

1. Latar Belakang 1

2. Tujuan 1

3. Pelaksana dan Proses PMPRB 1

4. Unit Kerja Yang Dinilai 3

5. Petunjuk Penggunaan Manual 3

B. LANGKAH-LANGKAH UMUM PMPRB 5

1. Memahami Kriteria, Sub Kriteria, dan

Pertanyaan Pemandu 5

2. Memahami Siklus Plan – Do – Check – Act 7

3. Memahami PMPRB online 8

4. Menyiapkan Kertas Kerja 8

5. Mengumpulkan bukti-bukti yang relevan 10

6. Menyusun sintesis 11

7. Koordinasi Penilaian 11

C. LANGKAH-LANGKAH TEKNIS PENILAIAN 13

1. Menunjuk dan Menetapkan Asesor 13

2. Men-setupdata unit kerja 14

3. Men-setupdata akun asesor 15

4. Men-setup penugasan asesor 15

5. Memberikan informasi akun kepada asesor 15

6. MembuatAkun Pimpinan 16

(3)

7. Melakukan Survey Internal 16 8. Melakukan Survey Eksternal dan Pengumpulan

Data Sekunder 18

9. Memberikan Dukungan Kepada Asesor dalam 20

Melakukan Penilaian terhadap Komponen Pengungkit

10. Melakukan Penilaian terhadap Komponen

Pengungkit 21

11. Melakukan Penilaian Terhadap Komponen Hasil 30 12. Menilai Sub Kriteria Pemenuhan Target

Indikator Eksternal 35

13. Memberikan Penilaian Sub Kriteria Pemenuhan 37 Target Indikator Internal (9 Program Mikro RB)

14. Merancang Rencana Perbaikan dan Tindak

Lanjut Unit Kerja 38

15. Menyampaikan hasil penilaian 38

16. Melakukan Panel 39

17. Melaporkan hasil penilaian ke Pimpinan 40

18. Mengkonsolidasikan tindak lanjut dan

rencana perbaikan 41

19. Menyampaikan hasil penilaian ke KemPANRB 41

20. Melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan

menindaklanjuti rencana perbaikan di unit kerja 42 21. Melaksanakan, memonitor, mengevaluasi dan

menindaklanjuti rencana perbaikan Pelaksanaan

Reformasi Birokrasi Kementerian/ 42

Lembaga/Pemda

(4)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Tabel 1 2

Pelaksanaan PMPRB dan Tugas-tugasnya

Gambar 1 3

Proses PMPRB

Tabel 2 3

Unit Kerja Yang Dinilai

Gambar 2 4

Simbul Pelaksana Langkah Untuk Memudahkan Penggunaan Manual

Gambar 3 4

Contoh Simbul Pelaksana Langkah Untuk Memudahkan Penggunaan Manual

Gambar 4 5

Model PMPRB

Gambar 5 9

Format Kertas Kerja Penilaian Komponen Pengungkit

Gambar 6 10

Format Kertas Kerja Penilaian Komponen Hasil

Tabel3 14

Tabel Dokumentasi Data Setup

Tabel 4 19

Sub Kriteria – pada Kriteria Hasil Yang Menggunakan Data Primer

Tabel 5 20

Sub Kriteria – pada Kriteria Hasil Yang Menggunakan Data Sekunder

Gambar 7 22

Memasukkan Daftar Bukti ke dalam Kertas Kerja

Gambar 8 23

Memasukkan Sintesis ke dalam Kertas Kerja

Gambar 9 25

Memasukkan Hal Yang Sudah Baik,

Hal Yang Perlu Diperbaiki/Perlu Dilakukan Dan Tindak Lanjut Perbaikan Ke Dalam Kertas Kerja

(5)

Tabel 6 26 Rentang Nilai Tingkat Kekuatan Bukti

Komponen Pengungkit

Gambar 10 27

Penilaian Setiap Tahapan Sub Kriteria dalam Dalam Kertas Kerja

Gambar 11 28

Nilai Rata-rata Tahapan pada Sub Kriteria Dalam Kertas Kerja

Gambar 12 28

Skema Penilaian Komponen Pengungkit

Tabel 7 29

Skor Tahapan PDCA

Gambar 13 30

Memasukkan Sub Kriteria Komponen Pengungkit ke Sistem Online

Tabel 8 32

Rentang Nilai Kecenderungan Komponen Hasil

Tabel 9 32

Rentang Nilai Target Komponen Hasil

Gambar 14 32

Contoh Penilaian Kecenderungan dan Target Sub Kriteria dalam Komponen Hasil

Gambar 15 33

Contoh Kertas Kerja Hasil Penilaian Kriteria Hasil Pada Masyarakat/Pengguna Layanan

Gambar 16 34

Skema Penilaian Komponen Hasil

Gambar 17 34

Memasukkan Sub Kriteria Komponen Hasil ke Sistem Online

Tabel 10 36

Cara Penilaian Sub Kriteria Pemenuhan Target Indikator Eksternal

(6)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam rangka monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan reformasi birokrasi secara nasional, Kementerian PAN dan RB telah menerbitkan PerMENPANRB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) dan PerMENPANRB Nomor 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Secara Online.

Untuk membantu memahami substansi sebagaimana termuat dalam pedoman tersebut diatas dan memudahkan proses penilaian mandiri yang dilakukan setiap instansi pemerintah, dipandang perlu untuk menerbitkan Buku Manual Penerapan Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi. 2. Tujuan

a. Memberikan panduan bagi pelaksana yang berperan dalam melakukan langkah-langkah teknis penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi;

b. Membantu Inspektur Jenderal/Inspektur Utama/Inspektur Pengawasan Umum/Inspektur/Inspektur Daerah atau pejabatlain yang memimpin fungsi pengawasan fungsionaldalam melakukan langkah-langkah teknis dalam mengkoordinasikan penilaian mandiri;

c. Memberikan panduan bagi asesor dalam melakukan penilaian secara obyektif terhadap seluruh kriteria yang menjadi obyek penilaiannya.

3. Pelaksana dan Proses PMPRB

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi melibatkan berbagai pelaksana yang secara spesifik memiliki tugas sebagaimana diuraikan dalam tabel berikut:

(7)

Proses PMPRB yang harus dilakukan oleh setiap instansi pemerintah adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Pelaksanaan PMPRB dan Tugas-tugasnya

Inspektur Jenderal/ Inspektur Utama/ Inspektur Pengawasan Umum/Inspektur/ Inspektur Daerah atau pejabatlain yang memimpin fungsi pengawasan fungsional

a. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas asesor b. Men-setupdata unit kerja

c. Men-setupdata akun asesor d. Men-setuppenugasan asesor

e. Memberikan informasi akun kepada asesor f. Membuat Akun Pimpinan

g. Menilai Sub Kriteria Pemenuhan Target Indikator Eksternal

h. Melakukan Survey Internal i. Melakukan Panel

j. Mengkonsolidasikan tindak lanjut dan rencana perbaikan Sekretaris Jenderal/ Sekretaris Kementerian/ Sekretaris Utama/ Sekretaris Daerah Provinsi/ Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

a. Menetapkan asesor (tim asesor) yang mewakili ditunjuk oleh masing-masing unit kerja yang dinilai

b. Mengkoordinasikan pelaksanaan survey eksternal c. Menyusun rencana perbaikan dan tindak lanjut

untuk tingkat instansi

Pimpinan Unit kerja yang dinilai

a. Menunjuk asesor yang akan mengkoordinasikan penilaian di unit kerjanya

b. Memberikan dukungan terhadap asesor dalam melakukan penilaian

c. Menyediakan data-data yang diperlukan bagi asesor dalam melakukan penilaian

d. Melakukan pembahasan-pembahasan hasil penilaian asesor

e. Memberikan persetujuan hasil penilaian asesor f. Menyusun tindak lanjut dan rencana perbaikan di

unit kerjanya (Plan).

g. Melaksanakan perbaikan-perbaikan (Do) h. Memonitor dan mengevaluasi perbaikan (Check) i. Menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi

(Act)

Asesor a. Melakukan penilaian Komponen Pengungkit untuk unit kerjanya

b. Melakukan penilaian Komponen Hasil untuk unit kerjanya

c. Merancang Tindak Lanjut dan Rencana Perbaikan untuk unit kerjanya

d. Melakukan Panel bersama Inspektorat

(8)

Gambar 1 Proses PMPRB

4. Unit Kerja Yang Dinilai

Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi instansi didasarkan pada hasil penilaian masing-masing unit-unit kerja di lingkungan instansi tersebut. Oleh karena itu, perlu menetapkan unit kerja yang dinilai (selanjutnya disebut dengan unit kerja) sebagai berikut:

Tabel 2

Unit Kerja Yang Dinilai

Instansi Unit yang dinilai

Kementerian/LPNK Unit Eselon I : Ditjen, Deputi, Itjen, Setjen, Setama, Badan

Lembaga Negara Unit Eselon I

Lembaga Non Struktural Setjen

Pemerintah Provinsi Unit Eselon I dan Unit Eselon II: Dinas dan Badan

Pemerintah Kabupaten/Kota Unit Eselon II: Setkab/kota, Dinas dan Badan 5. Petunjuk Penggunaan Manual

Untuk memudahkan penggunaan buku manual dalam praktik PMPRB, setiap langkah-langkah teknis yang diuraikan dalam buku manual ini akan ditandai dengan simbol yang memberikan petunjuk bahwa langkah tersebut

(9)

dilakukan oleh pelaksana tertentu. Simbol-simbol tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar 2

Simbol Pelaksana Langkah-langkah Teknis untuk Memudahkan Penggunaan Manual

Simbul Pelaksana

Unit kerja

Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian/Sekretaris Utama/Sekretaris Daerah Provinsi/Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota

InspekturJenderal/Inspektur Utama/Inspektur Pengawasan Umum/Inspektur/Inspektorat Daerah atau pimpinan unit yang melaksanakan fungsi pengawasan fungsional.

Asesor

Simbol diletakan di sebelah kanan setiap langkah. Contoh adalah sebagai berikut:

Gambar 3

Contoh Simbol Pelaksana Langkah Untuk Memudahkan Penggunaan Manual

Menujukkan langkah ini dilakukan oleh Pimpinan Unit kerja dan Sekjen/Sesmen/ Sestama/Sekda

Menjukkan langkah ini dilakukan oleh

(10)

LANGKAH-LANGKAH UMUM PMPRB

1. Memahami Kriteria, Sub Kriteria, dan Pertanyaan Pemandu Model PMPRB terdiri dari dua komponen, yang disebut dengan Komponen Pengungkit dan KomponenHasil, yang digambarkan sebagaimana dalam model di bawah ini.

Gambar 4 Model PMPRB

Komponen Pengungkit adalah seluruh aspek internal organisasi instansi pemerintah yang melakukan berbagai upaya manajemen untuk mewujudkan output dan outcome bagi masyarakat/pengguna layanan, SDM Aparaturnya dan bagi komunitas lokal, nasional dan internasional, serta mewujudkan kinerja yang menjadi tujuannya.

Komponen Pengungkit dalam model PMPRB terdiri dari 5 kriteria, yaitu Kepemimpinan, Perencanaan Strategis, Sumber Daya Manusia Aparatur, Kemitraan Dan Sumber Daya, dan Proses.

• Kepemimpinan, digambarkan dalam kotak besar paling kiri dalam model PMPRB karena menjadi unsur yang memegang peranan penting untuk menggerakkan berfungsinya berbagai kriteria yang lain.

(11)

• Perencanaan Strategis, adalah instrumen bagi para pemimpin untuk merencanakan berbagai kegiatan dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang menjadi kinerja utama dari instansinya. • Sumber Daya Manusia Aparatur, adalah aset yang paling penting dalam organisasi, memiliki peran yang sangat penting untuk menjalankan organisasi dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang menjadi kinerja utama dari instansinya.

• Kemitraan dan Sumber Daya, merupakan mitra dan sumber daya di luar organisasi yang mendukung upaya mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang menjadi kinerja utama dari instansi. • Proses, merupakan suatu rangkaian aktivitas, yang dilakukan oleh seluruh jajaran SDM aparatur, yang saling terkait satu sama lain secara sinergis menjalankan rencana-rencana strategis organisasi dengan memanfaatkan sumber-sumber daya dan mitra yang dimiliki dalam rangka mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran yang menjadi kinerja utama dari instansinya.

Komponen Hasil merupakan output dan/atau outcome yang dihasilkan Komponen Pengungkit, yang tidak hanya dirasakan oleh pihak eksternal tetapi juga pihak internal organisasi.

Komponen Hasil, dalam model PMPRB, dibagi ke dalam empat kriteria, yaitu Hasil Pada Masyarakat/Pengguna Layanan, Hasil Pada SDM Aparatur, Hasil Pada Komunitas Lokal, Nasional, dan Internasional, serta Hasil Kinerja Utama.

• Hasil Pada Masyarakat/Pengguna Layanan, merupakan output dan/atau outcome dari instansi yang dapat langsung atau tidak langsung dirasakan oleh masyarakat/pengguna layanan. Setiap instansi pemerintah memiliki masyarakat/pengguna layanan yang spesifik sesuai dengan karakteristik tugas pokok dan fungsinya.

• Hasil Pada SDM Aparatur, merupakan output dan/atau outcome yang dihasilkan organisasi dalam rangka meningkatkan kompetensi, memberikan motivasi, serta kepuasan kerja untuk mendorong kinerja para pegawai di lingkungan internal organisasi.

(12)

• Hasil Pada Komunitas Lokal, Nasional, Dan Internasional, merupakan output dan/atau outcome dari instansi yang dihasilkan organisasi terkait dengan perilaku dan kontribusi instansi pada pembangunan berkelanjutan ekonomi, sosial dan lingkungan komunitas lokal, nasional maupun internasional.

• Hasil Kinerja Utama, merupakan cerminan pemenuhan hasil yang diperoleh dari program-program mikro reformasi birokrasi dan pemenuhan target indikator eksternal seperti Opini BPK, Integritas Pelayanan Publik, Kemudahan Berusaha, dan Akuntabilitas. Masing-masing kriteria pada Komponen Pengungkit dan Hasil dibagi ke dalam sub kriteria yang jumlah keseluruhannya terdapat 28 sub kriteria. Untuk membantu penilaian secara mandiri, masing-masing sub kriteria dilengkapi dengan pertanyaan-pertanyaan pemandu (guiding questions). Sub kriteria dan pertanyaan-pertanyaan pemandu menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2. Memahami Siklus Plan – Do – Check – Act

Penilaian Model PMPRB berdasarkan pada prinsip Quality Management yang mengikuti siklus Plan – Do – Check – Act (P D C A). Siklus PDCA digunakan dalamrang kamewujudkan perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan (Continuous Improvements) yang harus dilakukan oleh setiap instansi pemerintah untuk memperbaiki kinerja menjadi lebih baik dari tahun ke tahun, terutama dalam kaitan dengan pelayanan kepada masyarakat/pengguna layanan.

Pendekatan siklus PDCA menekankan bahwa perencanaan yang matang akan mendorong pelaksanaan kegiatan yang efisien dan efektif, sementara itu pelaksanaan kegiatan harus selalu dimonitor dan dievaluasi agar dapat dilakukan upaya perbaikan berkelanjutan pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan selanjutnya, demikian seterusnya sehingga terjadi siklus upaya perbaikan yang berkelanjutan.

• PLAN. Pada tahapan ini seluruh rencana dirumuskan, mulai dari menetapkan target yang ingin dicapai, mengidentifikasi kegiatan, sub kegiatan, aktivitas yang akan dilakukan dalam rangka mewujudkan target-target, menyusun rencana sumber-sumber daya yang akan

(13)

digunakan, menyusun jadwal, menetapkan tim yang akan bertanggung jawab, menyusun target antara triwulanan, semester dan tahunan, menetapkan sistem monitoring dan evaluasi, dan lainnya. • DO. Pada tahapan ini seluruh rencana yang telah ditetapkan diimplementasikan secara disiplin, sesuai dengan jadwal dan target-target yang telah ditetapkan.

• CHECK. Pada tahapan ini dilakukan monitoring dan evaluasi. Monitoring dan evaluasi dilakukan pada setiap kegiatan yang sedang berjalan dan telah selesai dilaksanakan. Monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang sedang berjalan, dilakukan untuk memperbaiki secara cepat proses pelaksanaan kegiatan agar tidak menyimpang dari target-target yang telah ditetapkan. Evaluasi terhadap kegiatan yang sudah berjalan ditujukan untuk memperoleh masukan dalam rangka perbaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya. • ACT. Pada tahapan ini dilakukan tindakan-tindakan korektif langsung terhadap kegiatan yang sedang berjalan (jika ditemukan dari hasil monitoring dan evaluasi terdapat penyimpangan dari target yang ditetapkan). Tindakan korektif juga dapat dilakukan atas dasar hasil evaluasi terhadap kegiatan yang sudah berlangsung untuk perbaikan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya.

3. Memahami PMPRB online

Sebelum memulai langkah-langkah teknis melakukan penilaian mandiri secara online, sebaiknya terlebih dahulu dipelajari Petunjuk Teknis PMPRB online PerMENPANRB Nomor 31 Tahun 2012 tentang Petunjuk Teknis PMPRB secara online). Dengan memahami PMPRB online, dapat dilakukan beberapa hal yang terkait dengan penyiapan sistem online sebagai berikut:

• Pelaksana yang terlibat dalam penilaian • Data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem • Format kode unit kerja dan akun asesor

(14)

4. Menyiapkan Kertas Kerja

Kertas kerja merupakan format isian yang digunakan sebagai alat bantu asesor untuk:

• mengidentifikasi bukti-bukti yang relevan,

• menguraikan sintesis kondisi obyektif unit kerjanya saat ini, • melakukan penilaian mandiri secara obyektif,

• mengidentifikasi hal yang sudah baik, hal yang perlu diperbaiki/harus dilaksanakan, dan

• menyusun rencana tindak perbaikan.

Terdapat 2 kertas kerja yang harus disiapkan, yaitu: a. Kertas kerja penilaian Komponen Pengungkit

Format Kertas Kerja penilaian Komponen Pengungkit adalah sebagai berikut:

Gambar 5

(15)

Catatan: • Format Kertas Kerja harus dibuat untuk seluruh Kriteria, Sub Kriteria yang melingkup juga pertanyaan pemandu • Setiap sub kriteria dibagi ke dalam tahapan P D C A (format sebagaimana Gambar 2 hanya memberikan gambaran kertas kerja untuk Kriteria Kepemimpinan, Sub Kriteria 1.1 )

• Kolom-kolom lain dalam matriks di atas (Bukti-bukti, Sintesis, Tingkat Kekuatan Bukti P D C A, dan Nilai) akan digunakan untuk melakukan penilaian. • Cara penilaian akan dijelaskan lebih mendetail pada

bagian selanjutnya.

b. Kertas kerja penilaian Komponen Hasil

Format Kertas Kerja penilaian Komponen Hasil adalah sebagai berikut: Gambar 6

Format Kertas Kerja Penilaian Komponen Hasil

Catatan: • Format Kertas Kerja harus dibuat untuk seluruh sub Kriteria pada Komponen Hasil (format sebagaimana Gambar 3 hanya memberikan gambaran kertas kerja untuk Kriteria Hasil Pada Masyarakat/Pengguna Layanan)

Bukti-Bukti Kriteria

Sub Kriteria

No Sintesis Kecenderungan/Target Nilai Kecenderungan/Target Nilai

91-100 71-90 51-70 31-50 11-30 0 - 10 Kecenderungan Target Kecenderungan Target Total Rata-rata Total Rata-rata indikator pengukuran

yang berorientasi pada masyarakat/pengguna layanan 6.2 hasil pengukuran kepuasan masyarakat/ pengguna layanan 6.1 Hasil pada Masyarakat/Pengguna Layanan 6.

(16)

• Kolom-kolom lain dalam matriks di atas (Bukti-bukti, Sintesis, Nilai Kecenderungan/Target, dan Nilai) akan digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian. • Cara penilaian akan dijelaskan lebih mendetail pada

bagian selanjutnya.

Kertas kerja yang sudah diisi oleh asesor harus ditandatangani asesor dan pimpinan unit kerja dibuat 3 (tiga) eksemplar, masing-masing untuk asesor, pimpinan unit kerja, dan Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda. (Template sudah disediakan dalam bentuk excell dan dapat didownload melalui Forum di http://pmprb.menpan.go.id ).

5. Mengumpulkan bukti-bukti yang relevan

Dasar penilaian PMPRB dilakukan dengan menggunakan bukti-bukti yang relevan. Semakin kuat bukti, semakin besar penilaian PMPRB Sub Kriteria yang bersangkutan atau sebaliknya sebaliknya lemah bukti semakin kecil penilaiannya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan bukti-bukti, yaitu:

a. Bukti-bukti dapat berupa: notulen rapat, berita/publikasi, laporan, rekaman video, foto, rekaman suara, dokumen peraturan, dan lainnya. b. Bukti-bukti harus faktual, otentik, representatif, cukup dan terkini. c. K e r t a s k e r j a h a r u s d i j a d i k a n b u k t i u t a m a , s e h i n g g a Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda bisa melihat proses penilaian pada unit kerja berikut sintesisnya.

d. Perlu disepakati diantara para asesor dan Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda bukti-bukti mana yang diupload pada tingkat unit kerja dan mana yang upload pada tingkat instansi.

6. Menyusun sintesis

Salah satu aspek penting yang dilakukan dalam penilaian adalah menyusun sintesis, yaitu uraian mengenai kondisi obyektif saat ini pada unit kerja terkait dengan sub kriteria yang sedang dinilai. Sintesis sangat bermanfaat untuk melihat keselarasan antara kondisi internal organisasi, bukti-bukti yang relevan dengan sub kriteria dan hasil penilaian. Jika setiap penilaian mandiri dilengkapi dengan sintesis, maka akan diketahui perkembangan kondisi dari tahun ke tahun.

(17)

Untuk melakukan penilaian mandiri pada Komponen Pengungkit, sintesis dilakukan per tahapan Plan – Do – Check – Act pada masing-masing sub kriteria (lihat Gambar 5). Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

• Penguraian sintesis dilakukan dengan memperhatikan sub kriteria dan pertanyaan pemandu yang menjadi satu kesatuan yang tidak boleh terpisahkan.

• Dalam hal pertanyaan pemandu belum sepenuhnya menguraikan apa yang dikehendaki sub kriteria, maka asesor dapat menguraikannya dalam sintesis

• Sintesis dilakukan dalam kalimat yang sederhana, pointers, tetapi cukup menggambarkan kondisi obyektif saat ini

Sedangkan untuk penilaian mandiri pada Komponen Hasil, sintesis dilakukan per sub kriteria. (Lihat Gambar 6)

Penguraian sintesis tidak terdapat dalam sistem online, tetapi dilakukan pada kertas kerja sebagaimana diuraikan di atas. Kertas kerja akan menjadi bukti utama penilaian dan pelaksanaan tugas asesor.

7. Koordinasi Penilaian

Koordinasi penilaian mandiri oleh seluruh asesor terhadap unit kerja dilaksanakan Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda. Hal-hal yang dilakukan antara lain adalah:

a. mengawasi kemajuan penilaian mandiri yang dilakukan oleh asesor untuk unit kerjanya masing-masing. Inspektorat, melalui sistem online dapat melihat kemajuan per unit kerja dalam melakukan penilaian mandiri;

b. menetapkan jadwal Panel 1, Panel 2 dan Panel 3;

c. memimpin pertemuan-pertemuan rutin untuk membahas permasalahan yang dihadapi atau melakukan pertukaran pengalaman; d. memimpin Panel 1 untuk verifikasi dan kelengkapan penilaian; e. memimpin Panel 2 untuk menghitung dan mensetup penilaian instansi;

dan

(18)

LANGKAH-LANGKAH TEKNIS PENILAIAN

Langkah-langkah teknis penilaian dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Menunjuk dan Menetapkan Asesor

Aspek yang sangat penting dalam penerapan PMPRB adalah tersedianya Asesor yang akan memberikan penilaian atas seluruh komponen Pengungkit dan Hasil.

Asesor harus ditunjuk oleh pimpinan unit kerja (yang akan dinilai) karena yang bersangkutan akan melakukan penilaian mandiri terhadap unitnya. Oleh karena itu, pimpinan unit kerja harus menentukan pejabat yang akan menjadi asesor, yang dipandang mengetahui seluk beluk pelaksanaan tugas unit kerjanya dengan baik. Dalam prakteknya, pimpinan unit kerja dapat membentuk tim yang akan membantu asesor dalam melakukan penilaiannya.

Asesor yang ditunjuk oleh pimpinan unit kerja, kemudian diajukan ke Sekretaris Jenderal/Sekretaris Kementerian/SekretarisUtama/Sekretaris Daerah Provinsi/ Kabupaten/Kota untuk ditetapkan sebagai asesor PMPRB di masing-masing unit kerjanya. Penetapan Asesor dilakukan dalam bentuk Keputusan Pimpinan Instansi.

Tugas asesor adalah sebagai berikut: a. Memberikan Penilaian

1) Melakukan proses penilaian sesuai dengan ketentuan; 2) Memberikan nilai sesuai aturan;

3) Melakukan diskusi dalam grup dengan baik untuk mencapai konsensus dalam hal penilaian;

4) Menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan jadwal. b. Membuat Laporan Rencana Perbaikan dan Tindak Lanjut beserta Rencana Aksi sesuai standar yang ada/format yang diberikan c. Menyampaikan Laporan PMPRB sebagai bahan untuk pelaksanaan

panel dengan Irjan/Irtama/Irwasum/Ir/Irda.

(19)

2. Men-setupdata unit kerja

Sebelum men-setupdata unit kerja, sebaiknya disusun terlebih dahulu Tabel Dokumentasi data Setupunit dalam format sebagai berikut:

Tabel3

Tabel Dokumentasi Data Setup

Tabel di atas merupakan dokumentasi data setup yang nantinya akan sangat membantu Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda jika sewaktu-waktu diperlukan (misalnya ada asesor yang lupa dengan akunnya yang belum dirubah, maka Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda cukup melihat tabel ini tanpa harus login ke sistem online).

Tabel ini hanya menjadi pegangan inspektorat dan tidak untuk dibagikan kepada siapapun.

Istilah tabel tersebut dengan data-data yang diperlukan. Dalam proses ini, Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda diharuskan:

a. membuat format standar kode unit kerja (untuk melengkapi kode yang sudah ada dalam sistem);

b. membuat format standar kode asesor (untuk melengkapi akun yang sudah ada dalam sistem);

c. memperoleh ketetapan tentang unit mana saja yang akan dinilai; d. memperoleh daftar pejabat yang ditetapkan menjadi asesor. Dengan menggunakan tabel di atas, selanjutnya dapat dilakukan setup unit kerja. Proses setup unit kerja ke dalam sistem online melingkupi langkah-langkah memasukkan data yang diperlukan untuk penilaian unit kerja, yaitu:

• Kode unit kerja • Nama unit kerja • Alamat Unit Kerja

(20)

• Telepon • Fax • Email

• Kontak (nama jabatan asesor yang ditunjuk) • Password untuk pimpinan

3. Men-setupdata akun asesor

Setelah men-setupdata unit kerja, selanjutnya Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda men-setupdata akun asesor. Informasi yang dimasukkan ke dalam sistem mencakup:

• Kode akun

• Nama User (nama jabatan asesor) • Password

Jumlah asesor harus sama dengan jumlah unit yang dinilai. Nama User adalah nama Kontak (sebagaimana ketika men-setup unit kerja, dan asesor yang ditunjuk). Untuk setup sebaiknya dibuat password yang umum agar mudah diingat, dan selanjutnya dapat diganti oleh asesor yang bersangkutan. Proses men-setup akan lebih mudah dengan menggunakan Tabel Dokumentasi Data Setup yang sudah diisi pada langkah sebelumnya.

4. Men-setup penugasan asesor

Setelah men-setupdata akun asesor, selanjutnya Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda menugaskan asesor. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

• Harus dipastikan bahwa asesor adalah pejabat ditugaskan untuk unit kerja dimana asesor bertugas.

• Unit kerja dapat membentuk tim yang membantu asesor, tetapi akun asesor hanya diberikan satu untuk satu unit kerja.

(21)

5. Memberikan informasi akun kepada asesor

Setelah men-setup penugasan asesor dalam sistem PMPRBonline, selanjutnya Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda memberikan informasi akun dan password kepada asesor. Pada saat tersebut Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda menjelaskan mekanisme internal dalam proses penilaian oleh para asesor, yang mencakup antara lain: kapan penyerahan hasil penilaian untuk dibahas dalam panel 1, kapan hasil panel 1 harus diselesaikan, kapan hasil penilaian setelah panel 1 dibahas dalam panel 2, kapan dilakukan pembahasan hasil setelah panel 2 untuk kemudian dikirimkan ke Kementerian PAN dan RB, mekanisme penilaian manual, sebelum dimasukkan ke dalam sistem online, penyiapan bukti-bukti, pembahasan rencana tindak untuk perbaikan, dan lain-lain.

6. Membuat Akun Pimpinan

Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda diharuskan membuatkan akun pimpinan instansinya masing-masing, sehingga pimpinan instansi dapat melihat sejauhmana kemajuan penilaian dan hasil penilaian yang telah diperoleh s e c a r a l a n g s u n g d e n g a n m e n g g u n a k a n a k u n d i m a k s u d . Data yang perlu dimasukkan ke dalam sistem online adalah: • Nama Pimpinan (nama jabatan: Menteri atau Kepala Lembaga atau

Kepala Daerah) • Password

Sementara untuk kode akun pimpinan diberikan secara otomatis oleh sistem.

Adapun fasilitas yang dapat diketahui oleh pimpinan, setelah login dengan akun pimpinan dan password yang diberikan adalah:

• Melihat Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di instansinya

• Melihat Penilaian Indikator Kinerja Utama • Melihat Kemajuan Penilaian Mandiri • Melihat Penilaian Survey

(22)

7. Melakukan Survey Internal

Langkah lain yang harus dilakukan Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda adalah melakukan survey internal terhadap kriteria-kriteria dalam Komponen Pengungkit. Hasil survey adalah untuk melengkapi hasil penilaian asesor. terhadap kriteria dalam Komponen Pengungkit. Nilai survey akan dihitung 40% dari perhitung nilai komponen pengungkit sedangkan 60% merupakan hasil penilaian asesor.

Survey tersebut dilakukan kepada pegawai yang dipilih secara acak. Survey akan melihat bagaimana opini pegawai terhadap sub kriteria pada KomponenPengungkit dan Sub Kriteria Hasil pengukuran motivasi dan kepuasan pegawai pada Kriteria Hasil Pada SDM Aparatur – Komponen Hasil. Survey dapat dilakukan kapan saja tidak harus menunggu hasil penilaian asesor selesai.

Survei dilakukan secara online yang kuesionernya sudah tersedia dalam sistem online. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan survey adalah sebagai berikut:

a. Menentukan jumlah responden yang mewakili.

Responden adalah pegawai instansi yang bersangkutan. Untuk keperluan ini, dalam PerMENPANRB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman PMPRB sudah memberikan rumusan ketentuan mengenai jumlah sampel berdasarkan jumlah populasi pegawai.

b. Mengajukan akun responden.

Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irdamengajukan surat permintaan akun untuk sejumlah responden sesuai ukuran sampel yang ditetapkan kepada Kementerian PAN dan RB. Pengajuan surat tersebut disertai jadwal dilakukan survey.

Atas dasar pengajuan tersebut, Kementerian PAN dan RB membuat akun untuk sejumlah responden yang diajukan, dan mengirimkannya k e p a d a I r j e n / I r t a m a / I r w a s u m / I r / I r d a . S e l a n j u t n y a , Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda dapat membuka daftar akun responden melalui sistem PMPRBonline. Akun responden mempunyai masa berlaku 14 (empat belas) hari kalender sejak pengirimannya kepada Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda.

c. Memilih responden secara acak.

Atas dasar jumlah sampel yang ditetapkan, Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda melakukan pemilihan secara acak pegawai yang akan dijadikan responden, dan memberikan akun kepada pegawai yang terpilih sebagai responden.

(23)

d. Melaksanakan survey online

Pada jadwal yang sudah ditetapkan, responden diminta login ke dalam sistem PMPRB online melalui http://pmprb.menpan.go.id dengan menggunakan akun yang telah diberikan untuk mengisi kuesioner secara online. Responden hanya diberikan rentang waktu tertentu sesuai masa berlakunya akun responden untuk mengisi kuesioner, untuk menghindari pengisian yang subyektif.

e. Pengolahan hasil

Hasil pengisian kuesioner dapat dibagi ke dalam dua bagian. Bagian pertama adalah hasil pengisian kuesioner dalam kaitan dengan survey terhadap Kompomen Pengungkit. Hasil yang diperoleh akan secara otomatis diperhitungkan sebagai 40% nilai Komponen Pengungkit. Bagian kedua adalah hasil pengisian kuesioner untuk Sub Kriteria Hasil pengukuran motivasi dan kepuasan pegawai pada Kriteria Hasil Pada SDM Aparatur – Komponen Hasil. Hasil dari pengisian kuesioner ini harus dicetak dan diserahkan kepada asesor untuk digunakan sebagai data yang akan dipergunakan dalam melakukan penilaian terhadap Sub Kriteria Hasil pengukuran motivasi dan kepuasan pegawai pada Kriteria Hasil Pada SDM Aparatur – Komponen Hasil. Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda dapat memonitor hasil pengisian kuesioner, dan dapat meminta pegawai (yang dipilih sebagai responden) untuk segera melengkapi pengisian kuesioner.

8. Melakukan Survey Eksternal dan Pengumpulan data Sekunder

Penilaian terhadap kriteria pada Komponen Hasil pada umumnya menggunakan data yang diperoleh melalui survey (data primer) atau data kinerja instansi (data sekunder). Penyediaan kedua jenis data dimaksud dilakukan oleh Sekretariat Jenderal/Sekretariat Kementerian/Sekretariat Utama/Sekretariat Daerah Provinsi/Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota. Karena itu langkah yang dilakukan adalah melakukan survey dan mengumpulkan data sekunder.

a. Melakukan Survey

• Karena data-data hasil survey sangat diperlukan untuk penilaian Komponen Hasil yang akan dilakukan oleh asesor, maka survey harus dilakukan sebelum dilakukan penilaian terhadap Komponen Hasil.

(24)

• Data hasil survey yang harus disediakan meliputi data survey untuk Sub Kriteria berikut:

Tabel 4

Sub Kriteria – pada Kriteria Hasil Yang Menggunakan Data Primer

• Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menyusun instrumen survey (dapat pula digunakan instrumen yang sudah ada seperti Indeks Kepuasan Masyarakat, atau instrumen yang telah dirancang dan diberlakukan oleh instansi masing-masing, atau instrumen yang biasa digunakan dalam konteks ISO) 2) Menentukan siapa yang menjadi unit analisisnya (responden) 3) Menentukan jumlah sampel

4) Menetapkan responden secara acak

5) Melaksanakan survey (sebaiknya pelaksanaan survey dilakukan oleh pihak lain untuk menjaga independensi hasil)

6) Mengolah hasil survey (disusun dalam laporan hasil survey) 7) Menyajikan rekomendasi bagi tim panel asesor untuk menjadi masukan dalam penilaian hasil kepada masyarakat/pengguna layanan Sub Kriteria Keterangan

Sub kriteria 6.1

Hasil Pengukuran Kepuasan masyarakat/pengguna layanan

Sub Kriteria 7.1

Hasil pengukuran motivasi dan kepuasan pegawai

Sub Kriteria 8.1

Hasil yang dirasakan oleh para p e m a n g k u k e p e n t i n g a n berdasarkan hasil pengukuran sosial

Sub Kriteria 8.2

Indikator kinerja dalam bidang kemasyarakatan yang dicapai oleh instansi

Data hasil Survey Kepuasan Masyarakat/ Pengguna Layanan (Survey bisa menggunakan Indeks Kepuasan Masyarakat atau instrumen lain yang disesuaikan dengan karakteristik masing-masing instansi)

Data hasil survey kepada pegawai (sudah disatukan dengan survey internal – lihat bahasan langkah 7)

Data hasil survey kepada para pemangku kepentingan Komunitas Lokal/Nasional/ Internasional

(25)

b. Mengumpulkan data sekunder

Sub kriteria hasil dan Data sekunder diperlukan dalam kaitan dengan penilaian sub kriteria sebagai berikut:

Tabel 5

Sub Kriteria – pada Kriteria Hasil Yang Menggunakan Data Sekunder

Sub Kriteria Data Sekunder yang dibutuhkan (antara lain)

Sub kriteria 6.2

Indikator pengukuran yang berorientasi pada masyarakat/ pengguna layanan – Kriteria Hasil Pada Masyarakat/Pengguna Layanan

Sub Kriteria 7.2

Indikator dalam hal SDM Aparatur – Kriteria Hasil Pada SDM Aparatur

Sub Kriteria 8.2

Indikator kinerja dalam bidang kemasyarakatan yang dicapai oleh instansi – Kriteria Hasil Pada Komunitas Lokal/ Nasional/ Internasional

Sub Kriteria 9.1

Pemenuhan Target Indikator Internal

Sub Kriteria 9. 2

Pemenuhan target Indikator Eksternal

• Jumlah keluhan • Waktu tunggu

• Jumlah keluhan yang ditindaklanjuti • Ketepatan standar pelayanan

• Hasil Survey KPK • Dll

• Hasil kinerja pegawai • Tingkat absensi pegawai • Tingkat motivasi pegawai

• Tingkat keterlibatan pegawai dalam upaya perbaikan

• Tingkat Pelanggaran etika • Dll

Keterlibatan instansi untuk menjaga lingkungan, sumber-sumber daya, hubungan dengan kelompok-kelompok masyarakat, mengikuti komitmen internasional, membuka akses informasi, dll

Hasil-hasil yang diperoleh oleh Tim RB Kementerian/ Lembaga dan Pemda dalam kaitan dengan Pelaksanaan RB di instansinya masing-masing

BPK KPK KemPANRB

Data-data yang telah terkumpul disampaikan kepada asesor untuk m e l a k u k a n p e n i l a i a n d i b a w a h k o o r d i n a s i I n s p e k t o r a t .

(26)

9. Memberikan Dukungan Kepada Asesor dalam Melakukan Penilaian terhadap Komponen Pengungkit

Seluruh jajaran unit kerja yang dinilai, harus memberikan dukungan sepenuhnya kepada asesor (tim yang membantu asesor) dalam melakukan penilaian. Dukungan ini sangat penting mengingat, hasil penilaian merupakan cerminan kondisi yang terjadi pada unit kerja saat dinilai. Dukungan diberikan antara lain melalui beberapa hal sebagai berikut: a. menyediakan data-data yang diperlukan;

b. m e m b e r i k a n b u k t i - b u k t i p e n d u k u n g y a n g d i p e r l u k a n ; c. melakukan diskusi-diskusi untuk membahas penilaian; d. memberikan persetujuan hasil penilaian setelah melalui diskusi dengan

jajaran unit kerja.

10. Melakukan Penilaian terhadap Komponen Pengungkit

Pada langkah ini asesor menjadi pelaku utama untuk memberikan penilaian mandiri terhadap unit kerjanya. Agar proses penilaian dapat dilakukan secara baik, asesor sebaiknya mengetahui terlebih dahulu apa yang harus dinilai dan bagaimana melakukan penilaiannya. (Pemahaman lain yang diperlukan, seperti pemahaman tentang Model PMPRB, siklus PDCA, dan aspek-aspek umum lain tentang penilaian sudah dibahas dalam Bagian B).

Penilaian Komponen Pengungkit dilakukan terhadap seluruh Kriteria dan Sub Kriteria dalam komponen ini. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Siapkan Kertas Kerja

Sebelum melakukan penilaian langsung melalui online, asesor harus melakukan penilaian secara offline dengan menggunakan kertas kerja terlebih dahulu. Kertas kerja merupakan alat bantu asesor dalam menguraikan proses penilaian yang dilakukan oleh asesor atas dasar bukti-bukti yang relevan, sintesis kondisi obyektif unit kerjanya saat ini, hal yang sudah baik, dan hal yang perlu diperbaiki/harus dilaksanakan, yang akan sangat bermanfaat ketika melakukan Panel dengan Irjen/Irtama/Irwasum/Ir/Irda.

Bahasan dan format dan bahasan mengenai kertas kerja sudah diulas dalam Bagian B Angka 4.

Gambar

Gambar 1 Proses PMPRB
Gambar 4 Model PMPRB

Referensi

Dokumen terkait

Larutan polimer dikeluarkan dari ujung jarum membentuk nanofiber secara terus menerus akibat ada gaya listrik (potensi tegangan tinggi larutan polimer) mengatasi atau

Semoga berkat serta cinta kasih Tuhan tercurah melalui doa-doa yang akan kita panjatkan bagi mereka berdua dalam Pemberkatan Pernikahan yang akan saling mereka terimakan

Hasil penelitian persepsi tentang resiko kecelakaan kerja pada pekerja konstruksi proyek North Land Ancol Residence dari 80 responden yang diteliti diteliti

Turbin Propeler disebut juga turbin baling-baling poros horizontal adalah turbin yang bekerja di dalam air yang dapat mengubah head kecil atau rendah menjadi power yang

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan guna menjawab perumusan masalah didapatkan hasil bahwa pelaksanaan mutasi transfer dan promosi pegawai negeri sipil pada

Diagnosis: Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, pasien dapat didiagnosis menderita Sindrom Koroner Akut (STEMI), sinus bradikardi,

Jawa Tengah Keputusan Gubernur Nomor 550/52/2011 Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi pada Badan Publik di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah 22 Agustus 2011 1