BAB V
KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN
KOTA DENPASAR
5.1.
ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KOTA
DENPASAR
Visi pembangunan Kota Denpasar yang merupakan impian yang akan diwujudkan
mengandung 4 kata kunci :
wawasan budaya, harmonis, seimbang
dan
kreatif
. Wawasan budaya
diartikan sebagai budaya diperankan sebagai pemberi indentitas dan sebagai kendaraan untuk
menuju kemajuan di segala bidang. Keharmonisan diartikan sebagai keharmonisan seperti yang
diamanatkan oleh falsapah Tri Hita Karana, yaitu keharmonisan antara manusia dengan manusia,
manusia dengan alam dan manusia dengan Tuhan. Keseimbangan yang paling penting dalam
tataran pembangunan Kota adalah keseimbangan antara ruang terbuka hijau dengan ruang
terbangun, keseimbangan antar sektor pembangunan dan keseimbangan antar wilayah
pengembangan. Sedangkan kreatif dalam penataan kota yang dimaksud adalah penataan Kota dapat
menjamin keberlanjutan sumber daya alam sumber daya manusia lokal, sumber daya budaya,
sumber daya perekonomian rakyat dan kepariwisataan
Penataan ruang kota Denpasar juga memiliki slogan atau moto :
Nyaman
dan
Produktif
dan
berkeadilan
. Dari Visi dan slogan ini dapat disimpulkan bahwa keadaan yang diinginkan melalui
penataan ruang Kota Denpasar adalah : Berwawasan Budaya Bali, Harmonis, seimbang, nyaman,
produktif, berkeadilan dan berkelanjutan.
Tabel berikut menguraikan visi/tujuan, misi/sasaran, kebijakan dan strategi RTRW Kota Denpasar
V - 2
Tabel 5.1
Visi/Tujuan, Misi/Sasaran/Lingkup, Kebijakan/Kebijakan Umum, dan Strategi RTRW Kota Denpasar
DOKUMEN RENCANA
KABUPATEN/KOTA VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI
RTRW 2011 - 2031 (1) Kebijakan pengemb struktur ruang :
a. ... b
c ... d
e
f Pengembangan kota kreatif berbasis pariw isata berjati diri buday a Bali. ...c. mengembangkan kota berw aw asan buday a berjati diri Bali. (2) Kebijakan dan strategi pengembangan pola ruang.
(2.1) kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan lindung; a pemeliharaan dan perw ujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup;
b. ... c. ...
d. pengembangan mitigasi dan adaptasi kaw asan raw an bencana ...c. mengembangkan jalur-jalur dan tempat-tempat ev akuasi;... e.
(2.2) kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan budiday a : a.
b.
c, d, e.
(2.3) kebijakan dan strategi pengembangan kaw asan strategis. a
b (a),...(c) meningkatkan pelay anan prasarana dan sarana penunjang kegiatan ekonomi
c. mew ujudkan ruang Kota
Denpasar y ang produktif, aman, ny aman dan berkelanjutan sebagai pusat kegiatan nasional dalam sistem perkotaan,
berbasis pariw isata dan ekonomi kreatif y ang berjati diri buday a Bali.
Strategi pengembangan kaw asan strategis kota berdasarkan sudut kepentingan sosial buday a kota
pengembangan sistem jaringan dan infrastruktur perkotaan terpadu lintas w ilay ah dalam sistem Kaw asan Perkotaan Sarbagita, w ilay ah prov insi Bali dan nasional;
pengendalian perkembangan kegiatan budi day a perkotaan sesuai dengan day a dukung dan day a tampung lingkunganny a;
mengembangkan integrasi sistem prasarana terpadu antar w ilay ah dan perkotaan terdiri atas sistem jaringan energi, sistrem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan sumber day a air, sistem jaringan air minum, sistem jaringan air limbah, sistem pengelolaan persampahan dan sistem jaringan drainase.
(a). melestarikan dan melindungi kaw asan cagar buday a, bangunan bersejarah dan/atau bernilai arsitektur tinggi, serta potensi sosial buday a masy arakat y ang memiliki nilai sejarah; (b). melindungi kelestarian kaw asan suci dan kaw asan tempat suci; dan (c). rev italisasi kaw asan-kaw asan y ang mendukung pencitraan kota berw aw asan buday a.
Strategi pengembangan kaw asan strategis kota berdasarkan sudut kepentingan pertumbuhanekonomi kota dan w ilay ah sebagaimana
(a). meningkatkan upay a pelestarian situs w arisan buday a daerah; (b). meningkatkan upay a pelestarian dan pengembangan; (c). melindungi dan mengendalikan kegiatan di sekitar kaw asan suci dan tempat suci y ang dapat mengurangi nilai kesucian kaw asan; dan (d). merev italisasi kaw asan peny elenggaraan ritual keagamaan Hindu dan buday a Bali.
peningkatan aksesbilitas y ang dapat mengarahkan peningkatan fungsi dengan keterkaitan antar pusat kegiatan dan sistem transportasi kota;
...(d). meningkatkan kualitas jalan-jalan lingkungan permukiman kota; (e). meny ediakan sistem jaringan jalan pejalan kaki (pedestrian); (f.) mengembangkan jalur-jalur ev akuasi bencana;..
peningkatan kualitas dan jangkauan pelay anan sarana dan prasarana y ang dapat mendorong perkemb.kegiatan dan perbaikan lingkungan permukiman kota
(b). meningkatkan kerjasama peny ediaan air baku terpadu lintas w ilay ah; (c). meningkatkan pemerataan pelay anan jaringan air minum ke seluruh w ilay ah kota ...(e). meningkatkan dan memperluas jangkauan pelay anan jaringan air limbah perpipaan kota; (f.) mengembangkan sistem pengelolaan persampahan kota y ang partisipatif, berday a guna dan berkualitas; dan (g). mengembangkan masterplan drainase dan meningkatkan pelay anan sistem drainase kota.
..(d). menetapkan RTH minimal 30 % dari luas w ilay ah kota; dan (e). memanfaatkan kaw asan budiday a y ang dapat berfungsi lindung, seperti kaw asan budiday a tanaman pangan sebagai bagian
perlindungan terhadap kaw asan cagar buday a dan aktiv itas y ang memiliki nilai historis dan spiritual
perw ujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan; (a) mengintensifkan lahan-lahan kosong y ang telah ditetapkan sebagai lahan permukiman dan ekstensifikasi secara terbatas pada beberapa kaw asan di sekitar permukiman y ang telah ada dan di luar kaw asan lindung dan RTH; (b)....s/d ( i )
(a).membatasi pengembangan kaw asan permukiman di kaw asan lahan pertanian y ang berfungsi RTH, serta mengarahkan perkembangan permukiman baru ke arah kaw asan budiday a; (b)...(f) memantapkan dan mempertahankan ruang-ruang terbuka publik y ang telah ada serta
Arahan pemanfaatan ruang wilayah kabupaten merupakan perwujudan rencana struktur
ruang, pola ruang, dan kawasan strategis kabupaten dalam bentuk indikasi program utama
pemanfaatan ruang. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur
ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya disajikan pada Tabel 5.2
Tabel 5.2
Identifikasi Indikasi Program RTRW Kota Denpasar terkait Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya
NO
USULAN PROGRAM
UTAMA
LOKASI
MERUPAKAN KSK
(YA/TIDAK)
1
Penyusunan RDTR
Keamatan Denpasar Timur
BWK Tengah,
dan BWK
Timur
Ya/Tidak
APBD K
Bappeda dan
BKPRD
2
Penyusunan RDTR
Keamatan Denpasar
Selatan
BWK Tengah,
dan BWK
Selatan
Ya/Tidak
APBD K
Bappeda dan
BKPRD
3
Penyusunan RDTR
Keamatan Denpasar Barat
BWK Tengah,
dan BWK
Barat
Ya/Tidak
APBD K
Bappeda dan
BKPRD
4
Penyusunan RDTR
Keamatan Denpasar Utara
BWK Tengah,
dan BWK
Utara
Ya/Tidak
APBD K
Bappeda dan
BKPRD
5
Peyusunan RTR Kws
Strategis Kota
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya
APBD K
Bappeda dan
BKPRD
6
Pemantapan fungsi kota
sbg kota inti Kws
Metropolita Sarbagita
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBD, APBN
Pemkot,
Pemprov, Pusat
7
Penyedian fasilitas sarana
dan prasarana kota skala
regioal, nasional, dan
internasional
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBD, APBN
Pemkot,
Pemprov, Pusat,
Masy, Swsta
8
Pengembangan kerjasama
pengadaan air baku lintasw
ilayah (SPAM Sarbagitaku)
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK, APBDP,
APBN
PDAM,
BLUDPAM
9
Pemeliharaan sumber mata
air
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
PDAM, DPU
APBDK,Masy
10
Perluasan pelayanan
jaringan pipa PDAM ke
seluruh wil pengembangan
kota
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
PDAM
11
Pengembangan kerjasama
pengadaan atau pelayanan
airair bersih dalam
kerangka SPAM
Sarbagitaku
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK, APBDP,
APBN
PDAM,
BLUDPAM
12
Penyediaan hydrant
pemadam kebakaran pada
tempattempat strategis dan
BWK Timur,
Selaan, dan
Utara
V - 4
NO
USULAN PROGRAM
UTAMA
LOKASI
MERUPAKAN KSK
(YA/TIDAK)
13
Penyusunan rencana induk
sistem drainase kota yang
terintegrasi dengan
drainase wilayah sekitar
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
14
Perencanaan normalisasi
sungai induk dan
pemeliharaan sempadan
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
15
Normalisasi dan
Penggelontoran Sungai
Induk
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
16
Pengembangan kolam
retensi
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
17
Melengkapi
jaringan-jaringan jalan yang belum
terlayani jaringan drainase
BWK selatan,
barat, dan
utara
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
18
Peningkatan dan
pemeliharaan rutin saluran
pembuangan
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
19
Pengembangan aturan KDB
dan KDH secara ketat
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU Kota
20
Perencanaan sistem
operasional pengelolaan
sampah kota
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Bapedalda,
DKLH
21
Solialisasi secara menerus
kepada masyarakat
terkaitpemilahan sampah
dari rumah tangga
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Masy, DKLH
22
Pemantapan kerjasama
dengan pengelola sampah
desa pekraman dan pihak
lainnya
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Ds Adat, DKLH,
Koperasi
23
Pemantapan kerjasama
pengelolaan sampah
lintasw ilayah dalam
kerangka BPKS Sarbagita
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK, Swasta
DKLH, BPKS
Sarbagita
24
Pemantapan TPA Suwung
sebagai IPST Sarbagita
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK, Swasta
DKLH, BPKS
Sarbagita
25
Penempatan lokasi TPS
baru pada beberapa
lokasipengembangan kota
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
NO
USULAN PROGRAM
UTAMA
LOKASI
MERUPAKAN KSK
(YA/TIDAK)
26
Penyediaan armada
pengangkutan sampah
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DKLH
27
Penyediaan bak-bak
sampah dan kontainer pada
Pusat-Pusat Kegiatan
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DKLH
28
Perluasan pelayanan
jaringan air limbah
perpipaan
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Bapedalda,
DKLH
29
Penataan Lingkungan
sekitar IPAL Pemogan
BWK Selatan
Tidak
APBDK
Bapedalda,
DKLH
30
Pengembangan air limbah
komunal skala kecil
dibeberapa spot lokasi pada
permukiman padat
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Bapedalda,
DKLH
31
Pengembangan Sistem
Sanitasi rumah tangga
dengansistem septik tank
pada permukiman
kepadatan rendah
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Bapedalda,
DKLH
32
Pengaturan standar
pelayanan minimal sarana
dan prasarana perkotaan di
kawaan permukiman
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Bappeda,
Distaruper, DPU
33
Program peningkatan
kualitas dan kuantitas
pelayanan sistem sarana
dan prasarana kaw
permukiman
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
Bappeda,
Distaruper, DPU
34
Pemantapan Taman-taman
kota yang telah ada
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU
35
Pengembangan
taman-taman kota baru sesuai
skala
pelayanan WP, Sub
WP, Lingkungan
Semua BWK
(Tengah,Timur,
Selatan, Barat,
Utara)
Ya/Tidak
APBDK
DPU
Arahan pengendalian pemanfaatan ruang dalam bentuk ketentuan umum peraturan zonasi
(terkait Bidang Cipta Karya), meliputi :
A.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Penyediaan Air Minum Kota, meliputi :
1.
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem penyediaan air minum kota, terdiri atas:
V - 6
b.
lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) berdekatan dengan sumber air baku atau berada pada
posisi yang cukup optimal untuk terintegrasi dengan jaringan induk air minum antar
sistem; dan
c.
adanya lahan cadangan pengembangan di sekitarnya.
2.
perluasan jaringan pelayanan air bersih ke seluruh wilayah kota.
3.
pengaturan pemanfaatan air tanah.
4.
Untuk menjaga kesinambungan pemakaian air (water balance), penyediaan sumber air baku,
dilakukan tindakan pengendalian pemanfaatan sumber air serta melakukan langkah-langkah
perlindungan terhadap sumber air termasuk air tanah.
B.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Pengelolaan Air Limbah Kota, meliputi :
1.
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem pengelolaan air limbah kota, terdiri atas:
a.
lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memenuhi ketentuan berikut:
(1)
pembangunan unit pengolahan limbah berada di luar radius kawasan tempat
suci;
(2)
pengembangan jaringan tidak melewati dan/atau memotong kawasan tempat
suci/pura;
(3)
pembuangan efluen air limbah ke media lingkungan hidup tidak melampaui
standar baku mutu air limbah; dan
(4)
penataan lokasi, aktivitas dan teknik pengolahan pada Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) Pemogan.
b.
pengembangan sistem jaringan perpipaan komunal setempat pada beberapa
kawasan yang tidak terjangkau sistem perpipaan kota.
2.
pemantapan pengolahan limbah individu pada kawasan perumahan yang tersebar.
C.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Persampahan Kota, meliputi :
1.
Ketentuan umum peraturan zonasi TPS, terdiri atas:
a.
tersedia fasilitas pemilahan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam
b.
penanganan sampah serta peningkatan efektivitas program 3R (reuse, reduce,
recycle);
c.
mudah dijangkau oleh angkutan sampah;
d.
tidak berada pada lahan RTH atau sempadan badan air;
f.
memperhitungkan volume sampah dan jangkauan pelayanan; dan
g.
mencegah perembesan air lindi ke dalam air tanah, mata air dan badan air.
2.
Ketentuan umum peraturan zonasi TPA, terdiri atas:
a.
memiliki luas yang cukup untuk perluasan;
b.
dilengkapi dengan fasilitas pengolahan sampah terpadu dengan teknologi tinggi,
ramah lingkungan dan hemat lahan;
c.
wajib melakukan pengelolaan air lindi/licit dan pembuangan air lindi ke media
lingkungan hidup tidak melampaui standar baku mutu lingkungan;
d.
pada lokasi pembuangan sampah di luar instanlasi pengolahan sampah, teknik
pengolahan menggunakan metoda sistem lahan urug saniter (sanitary landfill); dan
e.
memiliki jarak yang cukup untuk pengembangan zona penyangga (bufferzone)
dengan kawasan permukiman.
3.
Ketentuan umum peraturan zonasi penangangkutan sampah, terdiri atas pengaturan sirkulasi
dan jadwal pengangkutan sampah.
D.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Sistem Drainase Kota, meliputi :
1.
Ketentuan peraturan zonasi untuk sistem drainase kota, terdiri atas:
a.
pelarangan kegiatan yang mengganggu fungsi pengaliran dan keamanan lingkungan
pada zona sempadan sungai;
b.
integrasi sistem jaringan drainase, untuk menghindari genangan pada beberapa
kawasan kota;
c.
pengembangan jaringan drainase pada seluruh jaringan jalan dan terintegrasi
dengan jaringan pengumpul; dan
d.
pelarangan dan penerapan sanksi denda bagi kegiatan pembuangan sampah
langsung ke sungai.
E.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Penyediaan dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana
Perkotaan Lainnya, meliputi :
1.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk penyediaan dan pemanfaatan prasarana
dan sarana jaringan jalan pejalan kaki, terdiri atas:
a.
jalur pejalan kaki mempunyai jarak yang cukup aman dari pengaruh arus lalu
lintas;
V - 8
c.
jalur pejalan kaki bebas dari potensi genangan bila terjadi hujan;
d.
peningkatas kualitas trotoar yang telah ada; dan
e.
jalur pejalan kaki terintegrasi dengan halte angkutan umum.
2.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk sistem penanggulangan bencana kota,
terdiri atas ketentuan umum peraturan zonasi untuk jalur evakuasi bencana, terdiri
atas:
a.
jalur evakuasi bencana tsunami, terdiri atas jalur jalan atau gang-gang pelarian
darurat ke tempat yang lebih tinggi yang dapat berupa bangunan tempat
evakuasi, tempat terbuka alami atau buatan pada lokasi yang lebih tinggi
minimal 6 (enam) meter di atas permukaan laut; dan
b.
jalur jalan yang digunakan sebagai jalur evakuasi merupakan jalan-jalan utama
kota yang terhubung lebih singkat dengan tempat-tempat atau ruang evakuasi
bencana yang telah ditetapkan maupun lokasi rumah sakit.
3.
Ketentuan umum peraturan zonasi jalur-jalur kegiatan prosesi keagamaan dan
budaya, terdiri atas:
a.
pemanfaatan jalur jalan untuk kegiatan kegiatan prosesi keagamaan dan budaya,
tidak mengganggu arus lalu lintas menerus;
b.
bila kegiatan prosesi keagamaan dan budaya membutuhkan pemakaian seluruh
lebar jalan, maka harus tersedia jalur alternative di sekitar kawasan;
c.
pengaturan waktu pemanfaatan ruang jalan untuk kegiatan prosesi keagamaan
dan budaya; dan
d.
pengembangan sistem informasi kondisi lalu lintas kepada para pengguna jalan.
4.
Ketentuan umum peraturan zonasi jalur sepeda, terdiri atas:
a.
pemanfaatan sebagian sisi jalan pada beberapa ruas jalan yang ditetapkan
sebagai jalur lintasan sepeda;
b.
pemanfaatan seluruh lebar ruas jalan untuk jalur lintasan sepeda pada beberapa
ruas jalan pada hari-hari khusus yang ditetapkan melalui Peraturan Walikota;
dan
c.
penyediaan parkir khusus sepeda pada tempat-tempat umum.
5.
Ketentuan umum peraturan zonasi jalur-jalur untuk penyandang cacat dan kaum
diffabel lainnya, terdiri atas:
b.
jalur pergerakan penyandang cacat dan kaum diffabel dapat terintegrasi dan
terpadu dengan jalur pejalan kaki.
F.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Perlindungan Setempat, meliputi :
1.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan suci, terdiri atas:
a.
pemanfaatan kawasan suci sebagai kawasan konservasi;
b.
pelarangan pendirian bangunan kecuali untuk menunjang kegiatan keagamaan
dan penelitian;
c.
pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan kualitas lingkungan
dan nilai nilai kesucian; dan
d.
pengelolaan kawasan cathus patha meliputi perlindungan kawasan dari kegiatan
yang dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan ritual keagamaan.
2.
Ketentuan umum peraturan zonasi radius kawasan tempat suci, terdiri atas :
a.
Kawasan radius tempat suci berdasarkan konsep tri wana yang dipolakan
kedalam 3 (tiga) zona, mencakup: (1) zona inti adalah zona utama karang
kekeran sesuai dengan konsep maha wana yang diperuntukkan sebagai hutan
lindung, ruang terbuka hijau, kawasan pertanian dan bangunan penunjang
kegiatan keagamaan; (2) zona penyangga adalah zona madya karang kekeran
yang sesuai konsep tapa wana diperuntukkan sebagai kawasan hutan, ruang
terbuka hijau, kawasan budidaya pertanian, fasilitas darmasala, pasraman, dan
bangunan fasilitas umum penunjang kegiatan keagamaan; (3) zona pemanfaatan
adalah zona nista karang kekeran yang sesuai konsep sri wana diperuntukkan
sebagai kawasan budidaya pertanian, bangunan permukiman bagi pengempon,
penyungsung dan penyiwi pura, bangunan fasilitas umum penunjang kehidupan
sehari-hari masyarakat setempat serta melarang semua jenis kegiatan usaha
dan/atau kegiatan yang dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup dan
nilai-nilai kesucian tempat suci;
b.
pengelolaan radius kesucian Pura Sakenan mengikuti ketentuan arahan Bhisama
PHDIP yaitu apeneleng alit atau setara dengan 2.000 (dua ribu) meter yang
akan ditindak lanjuti dengan pembagian zona inti, zona penyangga dan zona
pemanfaatan;
V - 10
disesuaikan dengan kondisi setempat dengan ketentuan terdiri atas 50 meter
untuk bangunan bertingkat dan 25 meter untuk bangunan tidak bertingkat; dan
d.
penentuan batas-batas terluar tiap zona radius kawasan tempat suci didasarkan
atas batas-batas fisik yang tegas berupa batas alami atau batas buatan,
disesuaikan dengan kondisi geografis masing-masing, diatur lebih lanjut dalam
rencana rinci tata ruang kawasan tempat suci.
3.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan pantai, terdiri atas:
a.
pengelolaan pengaturan sempadan pantai terdiri atas daratan sepanjang tepian
laut dengan jarak paling sedikit 100 (seratus) meter dari titik pasang air laut
tertinggi kearah darat.
b.
pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
c.
pengembangan struktur alami dan struktur buatan untuk mencegah abrasi;
d.
pengaturan bangunan di kawasan sempadan pantai terdiri atas: 1) kawasan
sempadan pantai terdiri atas ruang terbuka untuk umum dan bangunan yang
diperkenankan terdiri atas bangunan-bangunan fasilitas penunjang wisata non
permanen dan temporer, bangunan umum terkait keagamaan, bangunan untuk
pengawasan dan pengamanan umum (pengunjung), bangunan untuk menunjang
kegiatan rekreasi pantai, pengamanan pesisir, kegiatan nelayan, kegiatan
pelabuhan, permukiman penduduk setempat dan bangunan terkait pertahanan
dan keamanan; dan 2) Bangunan-bangunan yang telah ada serta tidak sesuai
dengan ketentuan, ditata kembali untuk menyesuaikan dengan ketentuan yang
berlaku.
e.
pelarangan semua jenis kegiatan yang dapat menurunkan kualitas lingkungan.
4.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan sempadan sungai, terdiri atas:
a.
pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
b.
ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan
untuk pengelolaan badan air dan/atau pemanfaatan air;
c.
pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi
terbuka dan fungsi pengamanan sempadan;
d.
pemanfaatan untuk budidaya pertanian dengan jenis tanaman yang diizinkan;
e.
pemanfaatan untuk pemasangan reklame dan papan pengumuman;
g.
pemanfaatan untuk pemancangan tiang atau pondasi prasarana jalan dan
jembatan;
h.
pelarangan membuang sampah, limbah padat dan/atau cair; dan
i.
menyediakan taman telajakan minimal 10% (sepuluh persen) dari lebar
sempadan.
j.
pengelolaan sempadan sungai dengan pengaturan sempadan terdiri atas: (a). 3
(tiga) meter untuk sungai bertanggul; (b). 10 (sepuluh) meter untuk kedalaman
lebih dari 3 (tiga) sampai 10 (sepuluh) meter; (c). 15 (lima belas) meter untuk
kedalaman 10 (sepuluh) sampai 20 (dua puluh) meter; dan (d). 30 (tiga puluh)
meter untuk kedalaman lebih dari 20 (dua puluh) meter.
5.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sempadan jurang, terdiri atas:
a.
pelarangan pendirian bangunan pada jurang dan kawasan sempadan jurang
dalam jarak 2 kali kedalaman jurang dihitung dari bibir jurang ke arah bidang
datar;
b.
pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau;
6.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar waduk, terdiri atas:
a.
pemanfaatan ruang untuk ruang terbuka hijau; dan
b.
ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksudkan
untuk pengelolaan badan air, air baku dan air minum serta bangunan untuk
menunjang fungsi taman rekreasi terbuka dan fungsi pengamanan sempadan.
7.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk kawasan sekitar mata air, terdiri atas:
a.
pengelolaan kawasan sekitar mata air ditetapkan sekurang-kurangnya 200 meter
terkecuali bagi bangunan yang telah ada dan bangunan yang terkait dengan
pengamanan dan pemanfaatan mata air.
b.
pelarangan melakukan pengeboran air bawah tanah pada radius 200 meter di
sekitar mata air; dan
c.
pemanfaatan diprioritaskan untuk kegiatan penanaman pohon berfungsi
lindung.
8.
Ketentuan peraturan zonasi untuk lingkungan areal makam/setra, terdiri atas:
a.
lingkungan areal makam/setra bersifat teratur, rapi ditata sesuai dengan
fungsinya, dengan pemanfaatan area mengutamakan ruang terbuka hijau; dan
V - 12
9.
Ketentuan peraturan zonasi untuk kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan,
terdiri atas:
a.
Arahan pengelolaan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi:
pemeliharaan
dan
perawatan,
perbaikan,
konservasi,
restorasi
dan
pengembangan ilmu pengetahuan;
b.
kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang berupa tempat suci, tetap
dipertahankan dan tidak boleh dirubah fungsinya;
c.
pada fungsi bangunan yang bukan merupakan kawasan tempat suci dapat
berubah dengan mempertahankan bentuk asli bangunan;
d.
pemanfaatan baik untuk hunian maupun non-hunian bangunan cagar budaya
harus mendapatkan izin dari Walikota Denpasar;
e.
tindakan pelestarian terdiri atas kegiatan mempertahankan dan memelihara,
memperbaiki, mengganti, menambah dengan penyesuaian terhadap bentuk asli;
f.
ketentuan teknis pembangunan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
diatur lebih lanjut dalam peraturan zonasi.
G.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi untuk Ruang Terbuka Hijau Kota
1.
Ketentuan umum peraturan zonasi untuk ruang terbuka hijau kota, terdiri atas:
a.
pemanfaatan taman pekarangan perumahan, halaman perkantoran, halaman
pertokoan dan halaman tempat usaha lainnya sebagai ruang terbuka hijau
dengan proporsi tertentu sesuai luas lahan, persyaratan KDB dan KDH;
b.
RTH pada ruang terbuka dimanfaatkan untuk taman lingkungan perumahan,
taman kota, taman rekreasi, lapangan olah raga, sabuk hijau berupa kawasan
pertanian, fasilitas keagamaan, setra dan makam, hutan kota, taman hutan raya
dan RTH fungsi khusus seperti jalur hijau jalan, sempadan sungai, sempadan
pantai dan sempadan jalur tegangan tinggi;
c.
pendirian bangunan pada RTH dibatasi hanya untuk bangunan penunjang
kegiatan sosial, rekreasi, olah raga, pertanian, dan keagamaan; dan
d.
pemanfaatan ruang untuk kegiatan pertanian terdiri atas RTH fungsi pertanian
murni, RTH fungsi agrowosata dan ekowisata.
2.
Ketentuan umum peraturan zonasi RTH pada kawasan perumahan, terdiri atas:
a.
ruang terbuka hijau minimum terdiri atas luas lahan dikurangi luas dasar
bangunan sesuai ketentuan yang ditetapkan;
c.
pada lahan terbatas, RTH diwujudkan melalui penanaman dengan
menggunakan pot atau media tanam lainnya.
3.
Ketentuan umum peraturan zonasi RTH pada kawasan perkantoran, pertokoan dan
tempat usaha, yang halamannya berupa jalur trotoar dan area parkir terbuka, terdiri
atas:
a.
Perkantoran, pertokoan dan tempat usaha dengan KDB diatas 70%, memiliki 2
(dua) pohon kecil atau sedang yang ditanam pada lahan atau pada pot
berdiameter diatas 60 cm, atau disediakan pada atap bangunan;
b.
Persyaratan penanaman pohon pada perkantoran, pertokoan dan tempat usaha
dengan KDB dibawah 70%, berlaku seperti persyaratan pada RTH pekarangan
rumah, dan ditanam pada area diluar KDB yang telah ditentukan; dan
c.
Pada kondisi lahan terbatas, RTH memanfaatkan ruang terbuka non hijau,
seperti atap gedung, teras rumah, teras-teras bangunan bertingkat dan
disamping bangunan.
4.
Ketentuan umum peraturan zonasi RTH berupa taman lingkungan permukiman
terdiri atas:
a.
Taman Rukun Tetangga (RT) atau lingkungan perumahan kecil terdiri atas
taman yang ditujukan untuk melayani kegiatan sosial penduduk di lingkungan
RT atau lingkungan perumahan kecil dengan luas minimal 1 m2 per-penduduk
RT, atau 250 m2;
b.
Taman Rukun Warga (RW) atau unit lingkungan atau banjar terdiri atas taman
yang ditujukan untuk melayani kegiatan sosial penduduk di suatu RW atau
banjar atau unit lingkungan dengan luas minimal 0,5 m2 per-penduduk RT, atau
1.250 m2;
c.
RTH desa/kelurahan atau Sub BWK dapat disediakan dalam bentuk taman
untuk melayani penduduk satu kelurahan/desa/desa pakraman atau Sub BWK
dengan luas minimal 0,30 m2 per penduduk kelurahan/desa, atau 9.000 m2;
d.
RTH kecamatan atau BWK dapat disediakan dalam bentuk taman untuk
melayani penduduk satu kecamatan atau BWK dengan luas minimal 0,20 m2
per penduduk kecamatan atau BWK, atau 24.000 m2; dan
V - 14
5.
Ketentuan umum peraturan zonasi RTH skala kota terdiri atas: pemanfaatannya
lebih difungsikan sebagai taman dengan jenis tanaman tahunan maupun semusim
yang bervariasi, 80-90% (delapan sampai sembilan puluh perseratus) dari luas areal
harus dihijaukan, sedangkan 10-20% (sepuluh sampai duapuluh perseratus) lainnya
dapat digunakan untuk kelengkapan taman, seperti jalan setapak, bangku taman,
kolam hias, dan bangunan penunjang taman lainnya:
a.
RTH Taman Kota disediakan untuk melayani penduduk satu kota atau beberapa
kecamatan / BWK dengan luas antara 5 - 10 ha, berupa lapangan hijau yang
dilengkapi fasilitas rekreasi dan olah raga, dan kompleks olah raga dengan
minimal RTH 80% - 90% dari luas taman;
b.
RTH alun-alun kota, pemanfaatannya difungsikan sebagai tempat rekreasi baik
aktif maupun pasif, dengan dominasi lapangan terbuka dengan luas antara 10
–
15 ha, dengan proporsi 60 % berupa lapangan terbuka dengan rerumputan dan
40% (empat puluh perseratus) dari luas areal harus dihijaukan dengan vegetasi
pepohonan; dan
c.
RTH hutan kota, berupa komunitas vegetasi bergerombol dengan luas minimal
2.500 m2 dan luas minimal yang ditanami 90-100% dari luas hutan kota, yang
dapat berbentuk jalur mengikuti bentukan sungai, jalan, pantai, saluran dan
lainnya dengan lebar minimal 30 meter.
6.
Setiap jaringan jalan diseluruh wilayah kota ditanami dengan tanaman penghijauan
dalam bentuk taman pada pulau jalan, median, telajakan, jalur pejalan kaki.
7.
Setiap pemilik atau pihak yang bertanggungjawab atas lahan terbuka dengan sudut
lereng diatas 15 derajat wajib menanam pohon penghijauan minimal 1 (satu) pohon
pelindung untuk setiap 100 m2 dan rumput.
8.
Peraturan zonasi RTH fungsi pertanian murni, terdiri atas:
a.
pemanfaatan RTH sebagai kawasan pertanian lahan basah murni, atau sebagai
Kawasan Hijau hanya diizinkan bangunan tidak permanen terkait kegiatan
pertanian; dan
b.
bagi bangunan yang telah ada sebelum peraturan daerah ini diberlakukan,
semua pemanfaatan ruang yang tidak sesuai dengan rencana tata ruang harus
segera disesuaikan dengan rencana tata ruang, pengaturan lebih lanjut
ditetapkan dengan peraturan walikota.
a.
pemanfaatan RTH sebagai kegiatan pertanian lahan basah atau perkebunan
campuran dapat dikombinasi dengan kegiatan ekowisata dengan kepadatan
bangunan sangat rendah, Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) 5% (lima
perseratus);
b.
pengelolaan kawasan RTH Ekowisata kurang dari 10 Ha, penerapan KWT 10%
diikuti ketentuan penerapan maksimal KDB 50%, proporsi ruang terbuka tetap di
atas 90%;
c.
bangunan yang diizinkan terdiri atas bangunan-bangunan penunjang kegiatan
agrowisata atau ekowisata yaitu: bangunan rumah makan, workshop kerajinan,
stage pertunjukan, bangunan relaksasi/yoga, ruang pameran, pasar seni, villa
terbatas;dan
d.
pada kawasan ini dapat dikembangkan jalur-jalur jogging track, cycling, kolam
pancing atau kolam buatan lainnya dengan minimasi perubahan bentang alam dan
perkerasan jalur memakai bahan yang tidak masif dan mampu menyerap air.
H.
Ketentuan Umum tentang Tata Bangunan
1.
Ketentuan umum tentang Tata Bangunan diselenggarakan untuk mengatur
kesesuaian, keserasian, dan keselamatan bangunan sesuai karakter fungsi bangunan
dan kegiatan, memiliki sistem sirkulasi, terakomodasinya sirkulasi udara,
tersedianya bidang peresapan, terjaminnya penyinaran/pencahayaan.
2.
Pengharusan penerapan ciri khas arsitektur Bali, tampak bangunan maksimal 30 %
boleh tertutup untuk identitas bangunan dan reklame/iklan tetapi tidak menutup
ornamen Bali, Ketentuan lebih lanjut tentang tata bangunan ditetapkan dengan
peraturan Walikota.
3.
Ketentuan pengaturan tata bangunan terdiri atas: ketentuan tentang Koefisien Dasar
Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB), Ketinggian Bangunan,
Koefisien Dasar Hijau (KDH), Koefisien Tapak Basement (KTB), dan Jarak Bebas.
4.
Ketentuan umum pengaturan tata bangunan pada tiap-tiap fungsi atau zona
penggunaan kawasan akan diatur lebih lanjut dalam RDTR Kecamatan dan
Peraturan Zonasi.
5.
Ketentuan umum kepadatan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), secara
umum mengikuti persyaratan:
V - 16
b.
KDB sedang (40
–
50 %) diterapkan pada kawasan permukiman diluar BWK
Tengah Kota;
c.
KDB rendah (20
–
30 %) diterapkan pada kawasan permukiman perdesaan;
d.
KDB rendah (5
–
10 %) diterapkan pada kawasan RTH fungsi agrowisata dan
ekowisata;dan
e.
Tidak boleh ada bangunan, kecuali bangunan terkait kegiatan pertanian dan
pengolahannya diterapkan pada kawasan RTH fungsi pertanian intensif murni.
6.
Ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), secara umum harus
mengikuti persyaratan:
a.
struktur dan ketinggian maksimum bangunan dan bangunan-bangunan pada
radius daerah penerbangan harus mengikuti ketentuan dan peraturan yang
berlaku;
b.
ketinggian bangunan yang memanfaatkan ruang udara diatas permukaan bumi
dibatasi maksimum 15 meter, dihitung dari rata-rata permukaan tanah asal di
lokasi bangunan tersebut, kecuali bangunan khusus, setelah mendapat
persetujuan Walikota dan DPRD;
c.
pada kawasan pusat kota, kawasan perdagangan dan jasa pada jalur jalan arteri
primer, kolektor primer dan jalan arteri sekunder ketinggian bangunan
maksimum 5 (lima) lantai diatas permukaan tanah dan pemanfaatan lebih dari 2
(dua) lantai basement harus didukung dengan kajian teknis, atau KLB
maksimum 5 X KDB; dan
d.
pada kawasan lainnya di luar sebagaimana dimaksud pada ayat huruf c dan d
diatas, ketinggian bangunan maksimum 3 lantai atau KLB maksimum 3 x KDB.
I.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Peruntukan Perumahan dan Permukiman
1.
Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan perumahan dan permukiman dibagi
menjadi beberapa hirarkhi zona terdiri atas zona perumahan campuran, zona
perumahan skala besar, zona perumahan skala menengah, zona perumahan skala
kecil, zona perumahan kampung, zona perumahan khusus yang berbedabeda
pengaturan pemanfaatan ruangnya, selanjutnya diatur dalam RDTR dan peraturan
tentang zonasi.
2.
Intensifikasi dan ekstensifikasi perumahan dan permukiman
b.
ekstensifikasi ruang permukiman baru dalam skala kecil, dihindari bentuk
pengembangan memanjang diatas 100 (seratus) meter, menyediakan
aksesibilitas, terintegrasi dengan jaringan infrastruktur serta penyediaan fasilitas
publik yang proporsional; dan
c.
ekstensifikasi permukiman baru pada kawasan yang melebihi luas 2 (dua)
hektar, dikembangkan dengan konsep rencana tapak terintegrasi dengan RDTR
Kecamatan, peraturan zonasi kawasan, sistem jaringan prasarana kota dan
memenuhi proporsi luas RTH.
3.
Fungsi Bangunan yang diperbolehkan dalam zona perumahan, terdiri atas:
a.
bangunan perniagaan yang boleh dibangun: warung, toko kecil, kantor kecil,
industri rumah tangga dan sebagainya yang tidak mencemari lingkungan baik
berupa pencemaran air, pencemaran udara, pencemaran suara maupun
pencemaran estetika/pandangan/visual, dan tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan keamanan lingkungan;
b.
kelompok bangunan perniagaan tidak melebihi 4 unit bangunan dan tidak
dilengkapi dengan gudang; dan
c.
bangunan umum meliputi bangunan pelayanan umum dan pemerintahan
(setingkat desa/kelurahan kebawah), pendidikan (setingkat SD kebawah),
kesehatan (setingkat apotek, praktek dokter), peribadatan, taman lingkungan,
dan pertamanan.
4.
Pembangunan perumahan yang bersifat umum maupun spesifik diharuskan
membaur dengan lingkungan dan desa pakraman setempat.
5.
Pengharusan penyediaan kelengkapan, keselamatan bangunan dan lingkungan.
6.
Pemerintah kota menetapkan bangunan-bangunan perumahan yang memiliki nilai
warisan budaya dan pengaturannya akan diatur dalam peraturan walikota.
7.
Ketentuan tata lingkungan untuk zona perumahan massal oleh pengembang atau
pengkaplingan oleh masyarakat harus memenuhi syarat:
a.
memiliki jalan akses (penghubung), kawasan perumahan yang dikembangkan
dengan sistem jaringan jalan kota;
b.
memiliki prasarana lingkungan terintegrasi dengan penataan jaringan utilitas
bawah tanah;
V - 18
d.
memiliki fasilitas penunjang lingkungan yang memadai sesuai standar yang
berlaku, baik fasilitas umum/sosial, maupun perniagaan;
e.
type perumahan yang dikembangkan mengikuti ketentuan yang telah ada serta
disesuaikan dengan kebijaksanaan pembangunan perumahan;
f.
memenuhi ketentuan penyediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial serta ruang
RTH publik minimal 20% dan RTH Privat dalam bentuk taman dan telajakan
minimal 10% dari luas kawasan;
g.
mewujudkan pertamanan/penghijauan pada lokasi jalur hijau sesuai dengan
rencana tapak yang telah disahkan Pejabat Pemberi Izin; dan
h.
memiliki fasilitas pengumpulan dan pemilahan sampah.
8.
Ketentuan amplop bangunan ditentukan sebagai berikut:
a.
Type rumah besar/mewah (T
–
1), dengan luas ukuran persil/perpetakan tanah
minimum 500 m²;
b.
Type rumah sedang/menengah (T
–
2), dengan luas ukuran persil/perpetakan
tanah 200m2 - < 500m2 ;
c.
Type rumah kecil (T-3), dengan luas ukuran persil/perpetakan tanah 100 m2 -
200 m²;
d.
Type rumah sederhana (t-4), dengan luas ukuran persil/perpetakan tanah
dibawah 100 m² dengan lebar petak minimum 6 m;
e.
Melarang pengembangan type rumah sederhana (t-4), dengan luas
persil/perpetakan tanah dibawah 100 m²;
f.
Menyediakan tempat parkir yang cukup untuk menampung kendaraan
penghuni;
g.
Menyiapkan telajakan jalan;
h.
Jarak-jarak bangunan perumahan dengan pagar (depan, samping, dan belakang)
disediakan secara memadai untuk kepentingan sirkulasi pergerakan, sirkulasi
udara, dan sirkulasi sinar/pencahayaan; dan
i.
Sempadan bangunan disesuaikan dengan lebar ruang milik jalan.
J.
Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Kawasan Ruang Evakuasi Bencana
2.
lokasi pada bangunan gedung tertutup memungkinkan dikembangkan sebagai
tempat tinggal sementara yang didukung ketersediaan fasilitas sanitasi; dan
3.
lokasi pada ruang terbuka, bila diperlukan apabila volume pengungsian melebihi
daya tamping gedung tertutup yang ada, memungkinkan dibangun tenda darurat
sementara dan dapat dilengkapi dengan fasilitas sanitasi sementara.
5.2.
ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH
(RPJMD) KOTA DENPASAR
Kebijakan Pembangunan Daerah berupa visi dan misi, strategi, serta arah kebijakan
pembangunan disajikan pada Tabel 5.3.
Program Pembangunan terkait Bidang Cipta Karya di Kota
Denpasar, meliputi :
1.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2.
Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau
3.
Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong
4.
Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku
5.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
6.
Program Pengembangan Perumahan
7.
Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan
Program dan Indikator Program RPJMD Kota Denpasar (terkait Bidang Cipta
Tabel 5.4 Program dan Indikator Program RPJMD Kota Denpasar (terkait Bidang Cipta Karya)
INDIKASI JML DANA SKPD
NO PROGRAM 2011 - 2015 INDIKATOR PROGRAM PENANGGUNG
( Rp.Milyar) JAWAB
1 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 118,254 1 Penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah 5 kali DKP 2 Peningkatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana persampahan 5 kali DKP 3 Jumlah Pengembangan teknologi pengelolaan persampahan 5 kali DKP
4 Frekuensi Bimbingan Teknis Persampahan 300 orang DKP
5 Jumlah Kerjasama pengelolaan sampah 5 kali DKP
6 Jumlah Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan persampahan 5 kali DKP
7 Frekuensi Monitoring, evaluasi dan pelaporan 5 kali DKP
2 Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 1,797 1 Jumlah Pemeliharaan ruang terbuka hijau 5 kali DKP
2 Jumlah Pengembangan taman rekreasi. 3 kali DKP
3 Program Pembangunan Saluran Drainase/Gorong-gorong 17,333 1 Jumlah perencanaan pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 10 dokumen Dinas PU 2 Panjang pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 23.690 m Dinas PU 4 Program Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku 0,100 1 Panjang pembangunan prasarana pengembailan dan saluran pembawa 101.695 m Dinas PU 5 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah 89,833 1 Frekuensi fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah 11 kali Dinas PU 2 Panjang rehabilitasi/pemeliharaan sarana dan prasarana air limbah 6.436 SP Dinas PU 3 Frekuensi monitoring, evaluasi dan pelaporan 5 lokasi Dinas PU 4 Panjang Peningkatan pembersihan dan pengerukan sungai/kali 26.550 m Dinas PU 5 Jumlah pembangunan pusat-pusat pengendali bajir 1 lokasi Dinas PU 6 Program Pengembangan Perumahan 2,697 1 Jumlah penyusunan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM) 2 kali DTRDP
2 Frekuensi sosialisasi peraturan perundang-undangan dibidang perumahan 50 kali DTRDP 3 Jumlah sarana dan prasarana rumah sederhana sehat 184 unit DTRDP
4 Bantuan Perbaikan Rumah RTM 152 unit DTRDP
5 Pendataan dan Pemetaan Perumahan di Kota Denpasar 1 kali DTRDP 6 Penetapan Kebijakan, Strategi dan Program perumahan RP4D 31 kali DTRDP 7 Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan 2,697 1 Frekuensi Fasilitasi pembangunan prasarana dan sarana dasar permukiman
berbasis masyarakat
36 kali DTRDP
2 Fasilitasi Pembangunan Prasarana dan Sarana Dasar Pemukiman Berbasis masyarakat
36 kali DTRDP
3 Frekuensi koordinasi pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang perumahan
150 unit DTRDP
V - 22
5.3.
ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)
Tabel 5.5 Visi, Misi, Kebijakan,dan Strategi Sanitasi Kota di Kota Denpasar
DOKUMEN RENCANA
KABUPATEN/KOTA VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI
SSK 2013 Misi Pengemb. Air Limbah Domestik : Sasaran Pengemb. Air Limbah Domestik Strategi Pengemb. Air Limbah Domestik
1 1 1 Pemetaan wilayah padat penduduk untuk pengembangan sanimas 2 Penyusunan peraturan perundangan pengelolaan limbah
2 3 Mengoptimalkan dan inovasi program stimulus kepemilikan jamban keluarga 4 Optimalisasi Sanimas (IPAL komunal) baik infrastrukur maupun suprastruktur
2 3 5 Membangun sarana IPAL komunal industri rumah tangga di wilayah baru, IPAL ternak, IPAL pasar
6 Rehabilitasi Instalasi pengolahan limbah belum optimal
4 7 Menyediakan sarana & prasarana pengolahan air limbah domestik skala kawasan
5
Meningkatnya efektivitas layanan pengelolaan Air Limbah Domestik
3
Misi Persampahan Sasaran Pengemb. Persampahan Strategi Pengemb. Persampahan
1 1 1
2
2 2
3
3 3
4
4 5 Peningkatan pemasaran produk 3R
Tersedianya perencanaan pengelolaan air limbah domestik daerah padat penduduk dan peraturan perundangan terkait pengelolaan limbah
Meningkatnya cakupan kepemilikan jamban keluarga dengan penggunaan tangki septik dari 67,5% menjadi 100% untuk rumah tangga miskin
Meningkatnya jumlah dan cakupan layanan pengelolaan air limbah secara komunal
Tersedia dan berfungsinaya IPAL Komunal untuk industri rumah tangga , ternak dan RPH , pasar serta Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT)
Meningkatkan layanan dan pengelolaan Air limbah domestik melalui penyediaan sarana dan prasarana air limbah dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dan kemitraan dengan swasta.
Mewujudkan pembangunan lingkungan kota Denpasar berkelanjutan yang berwawasan budaya. Menumbuhkan kembangkan kemampuan masyarakat kota Denpasar, dalam mengelola lingkungan yang berwawasan budaya.
Terwujudnya Sanitasi Kota Denpasar Sebagai Kota Berwawasan Budaya yang Bersih, Sehat, Nyaman dan Harmonis dalam Keseimbangan Secara Berkelanjutan pada Tahun 2033
Membangun pelajaran publik dan informasi lingkungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan prasarana dan sarana pengelolaan sampah dan keterlibatan masyarakat dalam reduksi sampah melalui 3 R
Mewujudkan pelayanan pemeliharaan lampu penerangan jalan umum, lampu hias/ lampu taman.
Meningkatnya minat masyarakat untuk memanfaatkan kompos sebagai pupuk tanaman
Meningkatnya penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan sampah
Meningkatkan pembinaan atas pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan prasarana dan sarana pelayanan sampah
Meningkatkan koordinasi pembangunan, pemeliharaan, dan pengelolaan pembuangan akhir sampah dan air limbah
Mewujudkan pembangunan, pemeliharaan dan pengelolaan sarana dan prasarana pelayanan kebersihan.
Peningkatan teknologi pengolahan dan pengelolaan sampah
Penyiapan manjemen pengelolaan Persampahan untuk mendukung TPA Sanitary Landfill.
Pembenahan Manajemen dan peningkatan sarpras pengelolaan persampahan yang sesuai dengan ketentuan dan peraturan lingkungan hidup
DOKUMEN RENCANA
KABUPATEN/KOTA VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI
Misi Drainase Sasaran Pengemb.Drainase Strategi Pengemb.Drainase
1 1 1
2 Mempertahankan saluran drainase yang sudah ada dengan mengevaluasi kapasitas saluran.
3 Memanfaatkan sungai-sungai yang ada sebagai saluran pembuang utama atau saluran primer
4 Mengamankan daerah hulu sungai dari ancaman pencemaran air 5 Mengendalikan pembangunan kota dengan menerapkan RTRW dan RDTRK Misi Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS) Sasaran Pengembangan PHBS Strategi Pengembangan PHBS
1 1 1
2 2
3 3
4 Meningkatkan komitmen penentu kebijakan anggaran untuk PHBS
4
5 Menggerakkan pembangunan daerah berwawasan kesehatan dan berperan aktif menunjang pelaksanaan pembangunan kesehatan yang berskala nasional Mewujudkan sarana pengendalian banjir untk melindungi kawasan permukiman, daerah-daerah produksi pertanian, kawasan perkotaan dan industri dengan mewujudkan pembangunan pengairan yang berwawasan lingkungan.
Mengoptimalkan sumber daya kesehatan untuk peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dan menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik .
Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan.
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani.
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam berprilaku hidup bersih dan sehat.
Memaksimalkan fungsi drainase sebagai saluran pengalir air hujan sehingga titik genangan menjadi 0% pada tahun 2018
Meningkatnya cakupan PHBS strata utama dan paripurna dari 60 % menjadi 100 % pada Tahun 2018
Mengoptimalkan program UKBM untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam PHBS (program media informasi yang menarik )
Meningkatkan kuantitas dan kualitas kader kesehatan lingkungan dalam promosi PHBS
V - 24
Tabel 5.6
Program dan Kegiatan Pengembangan Air Limbah Domestik
NO
PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta) Jml.
Penduduk Terlayani
Luas Wilayah Terlayani
Satuan
Volume
Total
Volume 2014 2015 2016 2017 2018 Jumlah APBN APBD Prop. APBD Kab/Kota PDAM 2014 2015 2016 2017 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A SUB-SEKTOR AIR LIMBAH
1
Constrution Work : Package LCB2 (sanur)
Denpasar Paket 1 1 1 3 2,500 5,000 5,000 12,500 12,500
2
Contruction Work : Package LCB1 (Denpasar)
Denpasar Paket 1 1 1 1 4 11,000 21,600 24,000 24,000 80,600 48,000 32,600
3
DED Jaringan air limbah dan sambungan pelayanan di Denpasar
Denpasar Paket 1 1 900 900 900
4
DED Jaringan Pipa Air Limbah dan sambungan Pelayanan di Pemogan
Pemogan kws 1 1 950 950 950
5
DED PS Air limbah kawasan yang tidak terlayani jaringan DSDP
Denpasar Timur, 5
Kelurahan Paket 1 1 250 250 250
6
DED PS IPAL Komunal Skala kawasan di denpasar
Pemecutan Paket 1 1 150 150 150
7 Operasional DSDP Denpasar Paket 1 1 150 150 150
8
Pembangunan Infrastruktur air limbah kota Denpasar Tahap I (Jaringan AL Pedungan)
Pedungan Paket 1 1 75,000 75,000 75,000
9
Pembangunan Jaringan air limbah dan sambungan pelayanan di pedungan tahap II
Pedungan, Denpasar Paket 1 1 65,000 65,000 65,000
NO KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen
DETAIL LOKASI
(Kec./Desa/Kel./Kws) Penduduk Jml. Terlayani
Air Limbah Kawasan yang tidak terlayani DSDP
11
Pembangunan PS IPAL Komunal Skala Kawasan di Denpasar
Buana Asri Paket 1 1 2,000 2,000 2,000
12
Pengembangan dan Peningkatan Jaringan Air limbah Terpusat Kota Denpasar dan Kuta
Denpasar Paket 1 1 80,000 80,000 80,000
13
Perencanaan Teknis dan DED Pre Treatmen IPLT Suwung
Denpasar Paket 1 1 1,000 1,000 1,000
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Air Limbah 87,150 180,850 7,500 36,500 36,500 349,500 256,400 48,000 45,100 -
Tabel 5.7
Program dan Kegiatan Pengembangan Persampahan
N
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
Kws)
V - 26
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta) Jml. dan Pengadaan PS dan Pengadaan PS TPS Compact Container di Kota denpasar
Denpasar TPST/3R skala kws Kota dengan konsep 3R
Pengadaan alat berat
Pengadaan alat komposter untuk kawasan perumahan (Pilot Project) 200 unit
Denpasar Selatan
N
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./ hook lift truk untuk TPS compact container di kota Denpasar
Denpasar Penyapu Pantai (Beach tex kapasitas 6 m3 untuk area komersil dan fasum 5 unit kapasitas 6 m3 untuk perumahan 8 unit per tahun
V - 28
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta) Jml. kapasitas 1 m3 10 unit Unit per tahun
Denpasar wadah komunal kapasitas 1 m3 20 Unit per dan pembinaan pengelolaa kebersihan melalui Juru Pemantau TPA suwung dengan SLF
Pedungan Alternatif TPA
N
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./ kebersihan : monitoring evaluasi dan pelaporan kebersihan kota, target pengetahuan masyarakat meningkatan di bidang sampah konsep 3R
V - 30
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta) Jml.
Jumlah Pembiayaan / Pendanaan Sub-Sektor Persampahan 14,582
Tabel 5.8 Program dan Kegiatan Pengembangan Drainase
N
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta) Jml. kelurahan sanur dan sekitarnya
Denpasar drainase di kota denpasar drainase di kota denpasar (untuk sasaran : sampah 500 buah tiap
4 kecamatan
N
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
kecamatan per tahun
5
Pembangunan drainase di kawasan padang sumbu
Padangsambian kawasan Gatsu
Denpasar (multi years)
Denpasar selatan
kelurahan sanur dan sekitarnya (multi years))
Denpasar Selatan
kawasan siulan
Kesiman sistem Drainase kota Denpasar ( Pangkung Muding)
padang sambian
sodetan JL. Gatot Subroto
Kesiman Drainase sistem V sistem drainase bumi ayu sanur
Kel. Sanur Rangkan sari Jl.
V - 32
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./
Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta) Jml.
Gria Anyar
15
Peningkatan sistem di Jl. By Pass ngurah rai : pembuatan saluran badan jalan 500 M Pass Ngurah Rai Hotel radison Sweth dan sekitarnya
Sanur kauh
N
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./ dan sekita kelurahan Drainase di Gn. Batur dan sekitarnya
Kel. Pemecutan
sistem Drainase di Jl. Gatot subroto timur Kesiman Petilan
Kesiman Petilan
Serangan dan sekitar desa Dauh Puri
V - 34
Tabel 5.9
Program dan Kegiatan Pengembangan PHBS
NO PROGRAM / KEGIATAN (Output/Sub Output/Komponen
DETAIL LOKASI (Kec./Desa/Kel./Kws)
Estimasi Outcome Kebutuhan Penanganan Menyeluruh Indikasi Biaya (Rp. Juta) Sumber Pendanaan/Pembiayaan (Rp. Juta)
Jml. Penduduk Terlayani
Luas Wilayah Terlayani Satuan
Volume
Total
Volume 2014 2015 Jumlah APBN APBD
Prop.
APBD
Kab/Kota PDAM 2014 2015
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
D SUB-SEKTOR PHBS
1 Pemeliharaan dan pemulihan
kesehatan Denpasar
Paket 1 1 2 115 127 243 243
2 Pengembangan media promosi dan
informasi sadar hidup sehat Denpasar
Paket 1 1 2 639 703 1,342 1,342
3 Pengkajian dan pengembangan
lingkungan sehat Denpasar
Paket 1 1 2 290 290 580 580
4 Peningkatan kesehatan masyarakat Denpasar
Paket 1 1 2 115 120 235 235
5 Peningkatan pelayanan dan
penanggulangan masalah kesehatan Denpasar
Paket 1 1 2 782 860 1,642 1,642
6 Peningkatan pemanfaatan sarana
kesehatan Denpasar
Paket 1 1 2 100 110 210 210
7 Penyelenggaraan penyehatan
lingkungan Denpasar
Paket 1 1 2 496 521 1,017 1,017
8 Penyuluhan masyarakat pola hidup
sehat Denpasar
Paket 1 1 2 280 307 587 587
9 Penyuluhan menciptakan lingkungan
sehat Denpasar
Paket 1 1 2 296 311 606 606
5.4.
ARAHAN RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN (RP2KP)
Tabel 5.10 Visi, Misi, Kebijakan dan Strategi RP2KP Kota Denpasar
DOKUMEN RENCANA
KABUPATEN/KOTA VISI MISI KEBIJAKAN STRATEGI
SPPIP 2010 1 Sasaran Misi 1 adalah Strategi Pengembangan Misi 1 adalah :
1 1
2
2 Meningkatkan inovasi teknologi dan bahan bangunan lokal dalam pembangunan perumahan dan permukiman
3 Penataan, Pengawasan Konstruksi , dan Keselamatan Bangunan Gedung 4 Pengembangan mitigasi dan adaptasi bencana kawasan permukiman 5 Mengembangan kawasan permukiman baru
6
2 Sasaran Misi 2 adalah : Strategi Pengembangan Misi 2 adalah :
1 1 Pengembangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang dan Peraturan Zonasi 2
2
3 3
4 Pengelolaan kualitas administrasi kependudukan 5
6 Pengembangan sarana dan fasilitas perekonomian kawasan permukiman 7 Pengaturan sektor informal yang mendukung kota yang berwawasan budaya 8 Revitalisasi kawasan permukiman tradisionil sebagai identitas Kota yang Berwawasan
Budaya
9 Penguatan kemampuan mengadaptasi dan filterisasi budaya luar yang mengancam kelestarian jati diri kota
10
3 Sasaran Misi 3 adalah : Strategi Pengembangan Misi 3 adalah :
1 1 Meningkatkan branding Kota Denpasar sebagai Kota Yang Berwawasan Budaya 2
2
3
4
5 Meningkatkan perlaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mewujudkan Denpasar bersih (clean)
6 Pengembangan dan pengaturan RTHK kawasan permukiman 7
Mewujudkan Kawasan Permukiman Sebagai Pendorong
Perekonomian Kota Kreatif Yang Kompetitif Terjaga dan tergalinya potensi budaya lokal untuk mempertahankan identitas kota yang berwawasan budaya
Terfasilitasinya pengembangan industri kreatif yang terintegrasi dengan kawasan permukiman
Penataan Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Heritage yang mendukung jatidiri kota budaya dan ekonomi kreatif
Penguatan cultural expression yang mampu mendorong berkembangnya ekonomi kreatif sebagai daya saing kota
Penataan Bangunan dan Lingkungan Kawasan Permukiman di Kawasan Strategis untuk mendorong perekonomian kreatif yang kompetitif
Terwujudnya aksesibilitas dan interaksi antar fungsi dan antar
kawasan Pengaturan tata bangunan dan lingkungan permukiman sewa dan permukiman pada lahan sewa yang sesuai peruntukan
Terwujudnya harmonsasi kawasan permukiman baru dan kawasan permukiman tradisional
Mengendalikan pengembangan kawasan permukiman pada kawasan yang tidak sesuai peruntukan.
Meningkatkan keterpaduan kantong-kantong perumahan yang tersebar dan tidak terintegrasi (enclave).dengan kawasan sekitar
Penguatan kepranataan sosial (awig-awig) dalam pengembangan dan pemeliharaan lingkungan kawasan permukiman
Meningkatkan peran desa pekraman dan desa dalam pengelolaan sampah mandiri dan pengendalian kebersihan lingkungan
Terwujudnya kawasan permukiman yang nyaman, aman, dan layak usaha
Kawasan permukiman Kota Denpasar yang layak, berdaya saing,berjati diri budaya Bali dan
berkelanjutan Peremajaan kawasan permukiman yang memiliki titik titik kumuh
Mewujudkan Kawasan Permukiman Yang Layak Huni
Pengembangan Norma, Standar, Panduan dan Manual /Kriteria (NSPM/K) di bidang perumahan dan permukiman
Pengembangan Kawasan Permukiman yang layak dan terjangkau bagi masyarakat berbenghasilan rendah (MBR)
Mewujudkan Kualitas Tata Lingkungan Dan Bangunan