BAB VI
KERANGKA KELEMBAGAAN DAN REGULASI
KABUPATEN BUTON TENGAH
6.1. Kerangka Kelembagaan
Organisasi perangkat daerah Kabupaten Buton Tengah
dibentuk berdasarkan:
1) Undang – Undang Nomor 15 Tahun 2014 tentang Pembentukan
Kabupaten Buton Tengah di Sulawesi Tenggara.
2) Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 5587);
3) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 tahun 2007 tentang
petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat daerah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 56 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
Berdasarkan ketentuan tersebut, Pemerintah Kabupaten Buton
Tengah membentuk organisasi perangkat daerahnya, yang terdiri
atas;
1) Peraturan Daerah Nomor 04 Tahun 2015 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buton
Tengah;
2) Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor 03 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Peraturan Bupati Tengah Nomor 04 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten
6.1.1. Struktur Organisasi Dinas Terkait Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan Umum, Kebersihan, Pertamanan,
Pemakaman, Tata Ruang dan Perumahan Rakyat Kabupaten Buton
Tengah dibentuk berdasarkan Peraturan Bupati Buton Tengah Nomor:
04.f tahun 2015 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan
Umum, Kebersihan, Pertamanan, Pemakaman, Tata Ruang dan
Perumahan Rakyat Kabupaten Buton Tengah, dengan susunan
organisasi sebagai berikut:
Fungsi Dinas yaitu:
a. perumusan kebijakan Daerah, kebijakan pelaksanaan dan
kebijakan teknis dibidang pekerjaan umum yang meliputi bidang
pengairan/sumber daya air, bina marga, bidang cipta karya dan
bidang survei dan perencanaan;
b. pelaksanaan urusan pemerintahan umum sesuai dengan bidang
tugasnya;
c. pengelolaan barang/kekayaan Daerah yang menjadi tanggung
jawabnya;
d. pengawasan atas pelaksanaan tugasnya;
e. Penandatanganan surat/naskah dinas sesuai tugas dan
kewenangannya;
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi dinas, struktur
organisasi dinas terdiri atas :
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat;
c. Bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat;
d. Bidang Bina Marga;
e. Bidang Perencanaan Tata Ruang, Pengendalian dan Pemanfaatan
Ruang;
f. Bidang Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman;
g. Sub Bagian/Seksi;
G
am
bar
6
.1
. S
tr
u
k
tu
r Or
g
an
is
as
i D
in
as
P
ek
er
jaa
n
U
m
u
Bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Dinas Pekerjaan
Umum Kabupaten Buton Tengah berdasarkan bagan di atas, terdiri atas:
a. Kepala Seksi Bangunan Cipta Karya; dan
b. Kepala Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Air Bersih.
Selanjutnya, Bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat
mempunyai tugas, yaitu: melaksanakan sebagian tugas Dinas dalam
merumuskan kebijakan teknis dibidang pembangunan yaitu bangunan
gedung, prasarana dan sarana air minum, serta penyehatan lingkungan
permukiman dan menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
b. penyusunan rencana program pembangunan dan perumusan kebijakan
teknis dibidang cipta karya;
c. penyusunan rencana program kerja bidang, pengendalian, perencanaan
teknis (desain), dan pengendalian/pengawasan pelaksanaan
pembangunan dibidang cipta karya;
d. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dibidang cipta karya;
e. penyusunan laporan realisasi fisik dan keuangan pada kegiatan dibidang
cipta karya;
f. pengidentifikasian dan penginventarisasian bangunan gedung,
prasarana dan sarana air bersih, serta penyehatan lingkungan
pemukiman;
g. penyelenggaraan dan pengikutsertaan dalam kegiatan pelatihan yang
berhubungan dengan bidang cipta karya;
h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan
tugas pokok dan fungsinya.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi bidang di atas, seksi
bangunan cipta karya mempunyai tugas:
a. merangkum dan mengumpulkan bahan pedoman/petunjuk teknis
program pembangunan perumahan pemukiman dan pembangunan
gedung pemerintah serta fasilitasnya;
b. mengkoordinir kegiatan perencanaan, pengawasan dan pengendalian;
c. menyusun laporan perkembangan fisik dan keuangan pada kegiatan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Cipta Karya sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
Sedangkan Seksi Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Air
Bersih, mempunyai tugas:
a. merangkum dan mengumpulkan bahan pedoman/petunjuk teknis
program pembangunan prasarana dan sarana air bersih dan
penyehatan lingkungan pemukiman;
b. mengkoordinir perencanaan, pengawasan dan pengendalian penyehatan
lingkungan pemukiman, prasarana dan sarana air bersih;
c. menyusun laporan fisik dan keuangan pada kegiatan pembangunan
prasarana dan sarana air bersih dan kegiatan penyehatan lingkungan
pemukiman; dan
d. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh kepala Bidang Cipta Karya
sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.
6.1.2. Potensi dan Persoalan Terkait Organisasi dan Tata Laksana
Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Dinas Pekerjaan umum sebagai salah satu instansi
penyelengara tugas di bidang pembangunan infrastruktur
keciptakaryaan, dilihat dari potensi sumber daya manusia/aparatur
yang ada, relatif masih belum memadai, baik dari segi kuatintas
maupun kualitas khususnya bidang Cipta Karya. Kondisi ini cukup
berasalan sebab Kabupaten Buton Tengah masih menata
kelembagaan sebagai daerah otonom baru dan masih kekurangan
aparatur sipil negara. Potensi aparatur bidang Cipta Karya dan
Tabel 6.1
Komposisi Pegawai dalam Bidang Cipta Karya dan Perumahan Rakyat Kabupaten Buton Tengah
Struktur organisasi Bidang Cipta, terdiri atas:
Golongan Jenis
Kelamin Pendidikan
DILAT Kepala Bidang
Cipta Karya III/c Laki-laki S-1
Staf teknis, yaitu 1 orang
dalam melaksanakan tugas dan fungsi di dukung oleh staf teknis dan
non teknis Non PNS yang terdiri atas 8 (empat) orang, yaitu:
1. 1 (satu) orang tenaga sipil
2. 2 (dua) orang tenaga komputer
3. 1 (satu) orang tenaga kesehatan lingkungan
4. 1 (satu) orang tenaga Diploma III arsitek
5. 1 (satu) orang tenaga sosial
6. 1 (satu) orang tenaga arsitektur.
Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa potensi
aparatur yang ada masih relatif belum cukup memadai untuk
Tengah disebabkan masih dibutuhkan peningkatan kuantitas
khususnya dan kualitas pada umumnya.
Penataan tata laksana merupakan salah satu prioritas
program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan. Tata laksana
organisasi yang perlu dikembangkan adalah menciptakan hubungan
kerja antar perangkat daerah dengan menumbuhkembangkan rasa
kebersamaan dan kemitraan dalam melaksanakan beban kerja dan
tanggung jawab bagi peningkatan produktifitas dan kinerja.
Secara internal, keorganisasian urusan pemerintah bidang
keciptakaryaan, perlu mengembangkan hubungan fungsional sesuai
dengan kompetensi dan kemandirian dalam melaksanakan tugas,
fungsi dan wewenang untuk masing-masing bidang/seksi.
Selanjutnya juga perlu dikembangkan hubungan kerja yang
koordinatif baik antar bidang/seksi di dalam keorganisasian urusan
keciptakaryaan, maupun untuk hubungan kerja lintas dinas/bidang
dalam rangka menghindari tumpang tindih atau duplikasi program
dan kegiatan secara substansial dan menjamin keselarasan program
dan kegiatan antar perangkat daerah.
Prinsip-prinsip hubungan kerja yang diuraikan di atas perlu
dituangkan di dalam Peraturan Daerah tentang keorganisasian
Pemerintah Kabupaten/kota, khususnya menyangkut tupoksi dari
masing-masing instansi pemerintah bidang keciptakaryaan. Dengan
mengacu pada tabel berikut, dapat dicantumkan penjabaran peran
Tabel 6.2
Hubungan Kerja Bidang Cipta Karya Dengan Intansi Lain Yang Ada di Kabupaten Buton
No Instansi Peran Instansi dalam
Pembangunan Bidang Cipta karya
Bidang Yang Terkait
1. Bappeda
a.Pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan b.Penetapan petunjuk pelaksanaan
perencanaan dan pengendalian pembangunan
c. Bimbingan supervisi dan
konsultansi penyusunan rencana pembangunan
d.Pengawasan dan pengendalian pembangunan
Bidang Fisik dan Prasarana
2 Dinas PU
a. penyusunan rencana program pembangunan dan perumusan kebijakan teknis dibidang cipta karya;
b. penyusunan rencana program kerja bidang, pengendalian, perencanaan teknis (desain), dan pengendalian/pengawasan pelaksanaan pembangunan dibidang cipta karya;
c. pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan dibidang cipta karya;
d. penyusunan laporan realisasi fisik dan keuangan pada kegiatan dibidang cipta karya; e. pengidentifikasian dan
penginventarisasian bangunan gedung, prasarana dan sarana air bersih, serta penyehatan lingkungan pemukiman;
f. penyelenggaraan dan
pengikutsertaan dalam kegiatan pelatihan yang berhubungan dengan bidang cipta karya
Bidang Cipta
a. menyusunan rencana bidang penyehatan lingkungan serta penanggulangan wabah dan bencana;
Bidang
b. perumusan kebijakan teknis bidang penyehatan lingkungan serta penanggulangan wabah dan bencana;
c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi, fasilitasi dan pelaksanaan pencegahan,
pemberantasan dan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan serta penanggulangan wabah dan bencana;
d. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pencegahan, pemberantasan dan pengendalian.
a. Pelaksanaan kegiatan pemantauan dan pengelolaan kualitas air;
b. Pelaksanaan kegiatan pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah dengan instansi terkait; c. Pelaksanaan inventarisasi
permasalahan pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan limbah serta menetapkan langkah-langkah dan kebijakan pemecahan
d. Menkoordinasikan dan atau melaksanakan program dan kegiatan pemberdayaan yang berbasis masyarakat.
laksana masih di jumpai pula sejumlah persoalan, diantaranya:
1) Tugas dan fungsi organisasi
a. Masih terbatas peraturan untuk mendukung pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi di Bidang cipta karya.
b. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti
sistem perencanaan, pengorganisasian dan Monitoring dan
c. Koordinasi dan kerjasama instansi sektor terkait dalam
merumuskan sistem koordinasi bidang cipta karya masih
sangat rendah.
d. Tuntutan pelayanan administrasi perizinan dan kajian
amdal, UKL, UPL dan SOP dari dunia usaha dan masyarakat
umum semakin banyak;
2) Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi struktur organisasi
a. Belum ada regulasi peraturan, menyangkut pelaksanaan
tugas dan pokok menyangkut pengaturan dan pembinaan
kepada masyarakat, seperti pelaksanaan IMB, persampahan
dan pengelolaan air limbah serta garis sempadan.
b. Terbatasnyan personil;
3) Permasalahan dalam keorganisasian
a. Rendahnya tingkat kesejahteraan personil, khususnya tenaga
kontrak, tenaga teknis.
b. Belum optimalnya disiplin kerja tenaga operasional.
c. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap dampak
buruk/negatif dari lingkungan yang tidak terkelola dengan
baik
d. Terbatasnya dana operasional dan biaya pemeliharaan
e. Rendahnya kualitas sumber daya manusia.
6.1.3. Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia di Bidang Cipta
Karya
Tujuan analisis sumber daya manusia adalah untuk
mengetahui permasalahan SDM bidang cipta karya yang berpengaruh
terhadap kinerja organisasi maupun keluaran produk RPIJM Bidang
Cipta Karya. Analisis deskriptif Sumber Daya Manusia bidang Cipta
Karya di Kabupaten Buton Tengah adalah sebagai berikut:
a. SDM yang tersedia belum memenuhi kebutuhan baik dari
segi kuantitas maupun kualitas dalam perangkat daerah
khususnya bidang Cipta Karya.
b. Staf teknis yang memahami tugas pokok dan fungsi sangat
terbatas;
2) Faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi kualitas dan
kuantitas SDM
a. Terbukanya kesempatan mengikuti pelatihan/bimtek terkait
dengan tugas pokok dan fungsi.
b. Adanya Gerakan Disiplin Nasional untuk peningkatan waskat
oleh atasan secara berjenjang;
c. Adanya Perhatian dan dukungan Pemerintah pusat.
3) Permasalahan dalam manajemen SDM
a. Beban kerja dan sasaran tugas sangat luas dan mencakup
lintas sektor;
b. Pelatihan dan bimtek tentang keciptakaryaan hanya pada
orang – orang tertentu saja yang ikut.
c. Dukungan sumber pembiayaan (APBD) untuk melaksanakan
program sangat terbatas;
Tabel 6.3
Matriks Kebutuhan Sumber Daya Manusia Bidang Cipta Karya
No Instansi Tingkat pendidikan
Jumlah Pegawai Yang
ada
Jumlah pegawai yang
diperlukan
1.
Bappeda (Bidang Bangwil)
2
Dinas PU ( Bidang Cipta karya dan perumahan)
3. Dinas
Kesehatan
Hidup & Kehutanan
Analisis SWOT Kelembagaan merupakan suatu metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
di bidang kelembagaan. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara
menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat
faktornya, kemudian menerapkannya dalam matriks SWOT.
Strategi yang digunakan adalah bagaimana kekuatan mampu mengambil
keuntungan dari peluang yang ada (strategi S-O); bagaimana cara
mengatasi kelemahan yang mencegah keuntungan dari peluang yang ada
(strategi W-O); bagaimana kekuatan mampu menghadapi ancaman yang
ada (strategi S-T); dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi
kelemahan yang mampu membuat ancaman menjadi nyata atau
menciptakan sebuah ancaman baru (strategi W-T).
Berdasarkan informasi serta analisis tentang keorganisasian, tata
laksana dan SDM bidang Cipta Karya pada sub-bab sebelumnya,
selanjutnya dapat dirumuskan Matriks Analisis SWOT Kelembagaan
seperti pada Tabel 6.4 berikut
Tabel 6.4.
Tabel Matriks Analisis SWOT
Faktor Eksternal PELUANG (O)
a. Terbukanya kesempatan mengikuti
pelatihan/bimtek terkait dengan tugas pokok dan fungsi.
b. Adanya Gerakan Disiplin Nasional untuk peningkatan waskat oleh atasan secara berjenjang;
ANCAMAN (T) a. Belum maksimalnya
Faktor Internal
c. Adanya Perhatian dan dukungan Pemerintah pus
siapa yang
bertanggung jawab; c. Pertumbuhan penduduk kota yang cukup besar.
KEKUATAN (S)
a. Struktur organisasi perangkat kerja
daerah yang
menangani bidang Cipta Karya di Kota Kendari sudah sesuai untuk mendukung pembangunan bidang cipta karya di Kota Kendari. b.
Tersedianya personil yang cukup
c. Adanya struktur organisasi & Job discription yang jelas d. Sarana dan
Prasarana kerja yang memadai e.
personil yang telah mengikuti
pelatihan pada pembagian kerja yang jelas
a. Sinkronisasi antar peraturan terkait dengan bidang keciptakaryaan; b. Pengendalian dan pengawasan terhadap peraturan daerah yang telah dibuat; c. Penambahan sarana dan prasarana kerja dan latihan
KELEMAHAN (W) a. Belum optimalnya manajemen bidang cipta karya mengikuti sistem perencanaan, pelaksanaan dan Monev. b. Koordinasi dan kerjasama
instansi sektor terkait dalam bidang cipta karya masih sangat rendah. c. Masih terbatasnya personil anggaran APBD di sektor cipta karya e.
a. Mengoptimalkan
manajemen bidang
ciptakarya dalam hal perencanaan,
pelaksanaan dan
monev; b.
Meningkatkan fungsi
koordinasi dengan
instansi terkait
kegiatan dalam
bidang cipta karya; c. Meningkatkan jumlah aparat bidang cipta
karya untuk
mengikuti pelatihan
dan bimtek
keciptakaryaan; d.
Mengalokasikan dana
APBD yang ada
dengan didukung
yang berprestasi pindah ke Instansi lain
sumber pendanaan
dari APBN.
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT,
maka rencana pengembangan keorganisasian di Kabupaten Buton
Tengah adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan sarana dan prasarana kerja guna mendukung
penyelenggaraan kegiatan bidang keciptakaryaan.
2) Menyusun Peraturan – peraturan daerah terkait dengan bidang
keciptakaryaan.
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT,
maka rencana pengembangan tata laksana di Kabupaten Buton Tengah
adalah sebagai berikut:
1) Pelibatan lembaga penelitian dan perguruan tinggi dalam
peningkatan kemampuan staf/aparatur yang terlibat dalam
penyusunan kebijakan dan pelaksana kebijakan pada urusan
Keciptakaryaan.
2) Menciptakan Koordinasi yang bersinergis dengan instansi terkait
lainnya dalam perencanaan, pelaksanaan dan monitoring bidang
keciptakaryaan.
3) Menyusun standar operasional prosedur bidang keciptakaryaan.
4) Menempatkan personil sesuai bidang tugas dan keahlian atau paling
tidak personil yang masih berkorelasi dengan bidang tugas
keciptakaryaan.
Berdasarkan strategi yang dirumuskan dalam analisis SWOT,
maka rencana pengembangan SDM di Kabupaten Buton Tengah adalah
sebagai berikut:
1) Menambah jumlah pegawai di SKPD terkait yang menangani sektor
keciptakaryaan,
2) Mengikutkan pegawai/staf di SKPD terkait untuk mengikuti
3) Memberikan dukungan diklat manajemen teknis terhadap staf bidang
keciptakaryaan, seperti pengelolaan persampahan, air minum,
bangunan gedung, dan lain-lain
6.2. Kerangka Regulasi
Gambaran umum kerangka regulasi baik yang sudah ada dan
regulasi yang diperlukan Daerah dalam pelaksanaan tugas, fungsi,
serta kewenangannya pada pembangunan infrastruktur Bidang Cipta
Karya pada Kabupaten Buton Tengah, masih sangatlah minim. Dari
data yang ada hanya sebatas peraturan bupati tentang struktur
organisasi Dinas Pekerjaan Umum, Kebersihan, Pertamanan,
Pemakaman, Tata Ruang dan Perumahan Rakyat. Sedangkan yang
berhubungan dengan SOP ataupun peraturana lainnya belum
tersedia, hal ini sangatlah wajar mengingat Kabupaten Buton Terngah
baru berdiri sejak Tahun 2014 akhir silam dan efektif menjalankan
roda pemerintahan sejakan awal Tahun 2015 yang lalu.
Kerangka regulasi yang telah dihasilkan dalam rangka
mendukung kinerja pembangunan infrastruktur bidang cipta karya di
Kabupaten Buton Tengah yaitu:
1) Surat Keputusan Bupati Buton Tengah Nomor 80.a Tahun 2015
tentang Penetapan Lokasi Desa dan Kelurahan Kumuh di
Kabupaten Buton Tengah;
2) Surat Keputusan Bupati Buton Tengah Nomor … Tahun 2016
tentang Pembentukan Satuan Tugas (SATGAS) Pendampingan
Perencanaan dan Pengendalian Pelaksanaan Program Bidang
Cipta Karya Kabupaten Buton Tengah
3) Surat Keputusan Bupati Buton Tengah Nomor 80.a Tahun 2015
tentang Penetapan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah