• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang) - STIKES Insan Cendekia Medika Repository"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKRIPSI

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS

(Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

WURI MUNINGGAR 162120040

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDIKIA MEDIKA JOMBANG

(2)

ii

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN

DERMATITIS

(Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Progam Studi Diploma 4 Kebidanan pada Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang

WURI MUNINGGAR 162120040

PROGRAM STUDI DIPLOMA 4 KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

(3)
(4)

iv

PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul : HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS (Di Desa Badas Kecamatan S umobito Kabupaten Jombang)

Nama Mahasiswa : Wuri Muninggar

NIM : 162120040

TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING PADA TANGGAL, JUNI 2017

Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes. Siti Shofiyah, SST., M.Kes.

Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

Mengetahui, Ketua STIKes ICMe

H. Bambang Tutuko, SH., S.Kep., Ns., MH. NIK. 01.06.054

Ketua Program Studi

(5)

v

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah diajukan oleh :

Nama Mahasiswa : Wuri Muninggar

NIM : 162120040

Program Studi : D4 Kebidanan

Judul : HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN

KEJADIAN DERMATITIS (Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan pada Program Studi D4 Kebidanan

Komisi Dewan Penguji,

Ketua Dewan Penguji : Harnanik Nawangsari, SST., M.Keb. ( )

Penguji I : Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes. ( )

Penguji II : Siti Shofiyah, SST., M.Kes. ( )

Ditetapkan di : Jombang

(6)

vi MOTTO

“Semangat adalah sebetulnya kepingan-kepingan bara kemauan yang kita sisipkan

pada setiap celah dalam kerja keras kita, untuk mencegah masuknya kemalasan dan penundaan”

“Jangan mengeluh. Tidak ada orang yang suka mendengar keluhan orang lain,

karena masalah mereka juga sudah banyak”

PERSEMBAHAN

Dari lubuk hati yang paling dalam Skripsi ini kupersembahkan untuk yang tercinta :

Ayahanda Dakun, Ibunda Jumiyem, adikku Mila Cahya Syarisa dan keluarga besarku sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terimakasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini dengan penuh cinta kepada Ayah, Ibu, adik, beserta keluarga besarku tercinta yang telah membina dan memberikan dorongan moral, material dan spiritual serta rela mengorbankan segalanya demi masa depanku.

(7)

vii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti dilahirkan di Pacitan pada tanggal 04 Desember 1995 putri pertama dari Bapak Dakun dan Ibu Jumiyem.

Tahun 2001 peneliti lulus dari TK Mawar, tahun 2007 peneliti lulus dari SD Negeri 1 Natai Kondang, tahun 2010 peneliti lulus dari SMP Negeri 1 Balai Riam, tahun 2013 peneliti lulus dari SMA Negeri 1 Balai Riam. Pada tahun 2013 peneliti masuk di STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dan memilih program Studi D III Kebidanan. Kemudian pada tahun 2016 peneliti lulus dari STIKES Insan Cendekia Medika Jombang dan melanjutkan studi ke D4 Kebidanan STIKes ICMe Jombang.

Demikian Riwayat Hidup ini saya buat dengan sebenarnya.

Jombang, Juli 2017

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan sumobito Kabupaten Jombang”. Terselesaikannya Skripsi ini adalah

berkat bantuan dan dukungan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati tulus kepada : H. Bambang Tutuko,. SH, S.Kep., Ns, MH selaku ketua STIKes ICMe Jombang. Hidayatun Nufus, SSiT.,M.Kes selaku Kaprodi D4 Kebidanan STIKes ICMe Jombang, Harnanik Nawangsari, SST., M.Keb selaku Ketua Dewan Penguji. Hidayatun Nufus, SSiT., M.Kes selaku pembimbing I dan Siti Shofiyah, SST., M.Kes selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan tempat serta bimbingan kepada peneliti. Bidan beserta ibu-ibu Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang atas kerjasamanya.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan Skripsi ini ada ketidaksempurnaannya, mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, namun peneliti telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati peneliti mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi tercapainya kesempurnaan tulisan ini.

Jombang, Juli 2017

(9)

ix ABSTRAK

HUBUNGAN PERAWATAN BAYI DENGAN KEJADIAN DERMATITIS ( Di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang)

Oleh : Wuri Muninggar

Seorang bayi tentu daya tahan tubuhnya terhadap berbagai penyakit masih lemah dibandingkan dengan orang dewasa, karena itu orang tua bayi dan para tenaga medis harus lebih peka dengan kondisi seorang bayi terlebih terhadap bayi baru lahir. Lebih dari 80% bayi pernah mengalami masalah kulit ketika tidak terawat dengan benar. Masalah kulit yang sering terjadi pada seorang bayi jika tidak terawat dengan benar adalah dermatitis. Hasil studi pendahuluan pada 10 ibu beserta bayinya didapatkan hasil 4 bayi (40%) tidak menderita dermatitis dan 6 bayi (60%) menderita dermatitis. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017.

Penelitian ini menggunakan Survei analitik dengan rancangan Survei cross sectional. Populasi penelitian adalah semua ibu dan bayinya yang berusia 0 – 12 bulan, sejumlah 40 orang. Sampel penelitian sejumlah 36 orang, diambil secara proporsional random sampling. Variabel independen adalah perawatan bayi. Variabel dependen adalah kejadian dermatitis. Instrument penelitian menggunakan kuesioner dan observasi. Pengolahan data menggunakan Editing, Coding, Scoring, Tabulating dan uji statistic Chi square.

Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki perawatan bayi baik sejumlah 22 responden (61,1%), dan perawatan bayi tidak baik sejumlah 14 responden (38,9%). Sedangkan kejadian dermatitis sebagian besar responden tidak terjadi dermatitis sejumlah 22 responden (61,1%) dan terjadi dermatitis sejumlah 14 responden (38,9%). Uji statistik Chi square menunjukkan bahwa nilai signifikasi p = 0,000 < α (0,05), sehingga H1 diterima.

Kesimpulannya ada hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

(10)

x ABSTRACT

THE CORRELATION OF BABY CARE WITH THE INCIDENT OF DERMATITIS

(in the village of Badas sub-district of Sumobito regency of Jombang)

By : Wuri Muninggar

A baby surely his body immunity againts variaous disease was still weak if it’s

compared with adult people, therefore the parents of infants and medical workers should be sensitive with the condition of infant especially for new born baby. More than 80% infant had ever experienced a problem of skin when it was not properly treated. The problem of skin which often occurred on a baby if not properly maintained was dermatitis. The result of preliminary study on 10 mothers with their babies were obtained result of 4 babies (40%) did not suffer dermatitis and 6 babies (60%) suffered dermatitis. The research pupose was to know the correlation of baby care with the incident of dermatitis in the village of Badas sub-district of Sumobito regency of Jombang in 2017.

This researh used analitical survey with design of cross sectional survey. The research population were all mothers and their infants whose aged 0 – 12 months, a number of 40 people. The research sample was a number of 36 people, which was taken as proporsional random sampling. The independent variable was baby care. The dependent variable was the incident of dermatitis. The research instrument used questionnaire and observation. Data processing used Editing, Coding, Scoring, Tabulating and the statistical test of Chi square.

The research result showed that’s almost respondents had good baby care a

number of 22 respondents (61,1%), and not good baby care a number of 14 respondents (38,9%). While the incident of dermatitis was mostly respondents did not occur dermatitis a number of 22 respondents (61,1%) and occurred dermatitis a number of 14 respondents

(38,9%). The statistical test of Chi square showed that’s the significant value of p = 0,000 < α (0,05), therefore H1 was accepted.

The conclusion was there’s correlation of baby care with the incident of dermatitis in the village of Badas sub-district of Sumobito regency of Jombang.

(11)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL DALAM ... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ... xvi

BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep perawatan Bayi ... 6

2.2 Konsep dermatitis ... 12

2.3 Konsep bayi ... 16

2.4 Penelitian yang relevan ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka konseptual ... 22

(12)

xii BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian ... 2

4.2 Rancangan penelitian ... 24

4.3 Waktu dan tempat penelitian ... 25

4.4 Populasi penelitian, sampel, dan sampling ... 25

4.5 Kerangka kerja ... 28

4.6 Identifikasi variabel ... 29

4.7 Definisi operasional ... 29

4.8 Pengumpulan dan Analisa Data ... 31

4.9 Etika penelitian ... 38

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian ... 40

5.2 Pembahasan ... 47

BAB 6 PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 58

6.2 Saran ... 58 DAFTAR PUSTAKA

(13)

xiii

Definisi operasional Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang ... Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 ... Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 ... Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 ... Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 ... Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di Desa

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

3.1

4.5

Kerangka konseptual hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis ... Kerangka kerja Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang ...

22

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian ... 62

Lampiran 2 Lembar Pernyataan Perpustakaan ... 63

Lampiran 3 Surat Izin Pendahuluan dan Penelitian ... 64

Lampiran 4 Formulir Persetujuan Menjadi Responden ... 68

Lampiran 5 Pernyataan Bersedia Menjadi Responden ... 69

Lampiran 6 Kuesioner Karakteristik Responden ... 70

Lampiran 7 Kisi-Kisi Kuesioner ... 72

Lampiran 8 Lembar Kuesioner ... 73

Lampiran 9 Lembar Observasi Kejadian Dermatitis ... 74

Lampiran 10 Tabulasi data dan SPSS ... 75

Lampiran 11 Lembar Konsultasi... 87

(16)

xvi

DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN

Lambang :

% : Persen

< : Kurang Dari > : Lebih Dari - : Sampai Dengan = : Sama Dengan & : Dan

Singkatan :

D4 : Diploma 4

Kab : Kabupaten

Kec : Kecamatan

M.Keb : Magister Kebidanan M.Kes : Magister Kesehatan

MH : Magister Hukum

PNS : Pegawai Negri Sipil SSiT : Sarjana Sain Terapan SST : Sarjana Sain Terapan

(17)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seorang bayi tentu daya tahan tubuhnya terhadap berbagai penyakit masih lemah dibandingkan dengan orang dewasa, karena itu orang tua bayi dan para tenaga medis harus lebih peka dengan kondisi seorang bayi terlebih terhadap bayi baru lahir (Arief, 2010). Lebih dari 80% bayi pernah mengalami masalah kulit ketika tidak terawat dengan benar.

Perawatan bayi merupakan tindakan untuk merawat bayi dan memelihara kesehatan bayi dalam bidang preventif dan kuratif. Faktor yang harus diperhatikan dalam merawat bayi adalah kasih sayang, makanan yang sesuai, lingkungan yang higienis, tidur yang nyenyak, dan kesehatan kulit. Masalah kulit yang sering terjadi pada seorang bayi jika tidak terawat dengan benar adalah dermatitis. Faktor yang menyebabkan dermatitis pada bayi adalah perawatan bayi yang kurang tepat seperti tidak memelihara kesehatan kulit dan lingkungan yang higienis yang menunjang kesehatan dan mengurangi terjadinya infeksi kuman.

Kejadian dermatitis di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, Australia, dan negara industry lain memiliki prevalensi dermatitis atopik 10-20% pada bayi. (Syarif, 2014)

(18)

satu tahun pertama sebesar 60% dari seluruh bayi yang menderita dermatitis atopik di Indonesia (Suyanto, 2015).

Menurut peneliti sebelumnya yang dilakukan oleh Mellysa tahun 2014 di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan jumlah 63 kelahiran bayi, yang mengalami dermatitis sebanyak 38 bayi. Hasil wawancara di bidan Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada tahun 2016 jumlah bayi 70 orang dan mengalami dermatitis sebanyak 24 bayi.

Hasil survey dan hasil wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 25 Maret 2017 di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang jumlah bayi di Tahun 2017 adalah sebanyak 63 bayi, diambil untuk studi pendahuluan sebanyak 10 bayi. Pada 10 bayi beserta ibunya didapatkan hasil 4 bayi (40%) tidak menderita dermatitis dimana ibu ketika memandikan bayinya menggunakan sabun secukupnya dan sabun khusus untuk bayi, menggunakan pakaian bayi yang lembut, menggunakan bedak khusus untuk bayi, menggunakan pelembab untuk kulit bayi secukupnya, segera mengganti popok ketika sudah basah atau kotor, bayi mandi 2x sehari, sedangkan 6 bayi (60%) menderita dermatitis dimana ibu menggunakan sabun dewasa untuk memandikan bayinya, menggunakan sabun secara berlebihan karena menurut ibu supaya tubuh bayi menjadi benar-benar bersih, ibu tidak pernah menggunakan pelembab untuk kulit bayinya, ibu mengganti popok sekali pakai/diapers ketika sudah terlihat sangat penuh.

(19)

keras sifatnya terhadap kulit bayi. Cara terbaik untuk mencegah kulit bayi kering adalah dengan tidak memandikan bayi terlalu sering, karena kulit yang kering tersebut dapat memicu terjadinya dermatitis pada kulit bayi. Menggunakan sabun orang dewasa dan menggunakan sabun secara berlebihan. Penggunaan bedak yang berlebihan dan terlalu keras untuk kulit bayi. Pemakaian popok sekali pakai atau diaper seperti tidak mengganti popok ketika sudah kotor karena feses atau ketika popok sudah sangat basah oleh urin bayi. Penggunaan selimut/sprei yang kasar juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan dermatitis, contohnya ketika bayi menggosokkan wajahnya ke sprei tempat tidur dan merangkak (bentuk dari gesekan) yang mengakibatkan iritasi pada lutut dan siku. Akibat yang sering timbul pada bayi yang disebabkan oleh faktor diatas antara lain seperti ruam popok, gatal-gatal pada kulit bayi, iritasi, ada bukti demam atau infeksi (seperti lepuh, kemerahan, nyeri, dan rembesan cairan), ruam menyebar atau berkembang ruam yang lain. Maka dari itu perawatan bayi yang baik dan benar perlu dilakukan oleh ibu untuk mencegah terjadinya dermatitis pada bayi (Wong, 2009).

(20)

penggunaan sabun secara berlebihan karena cenderung membuat kulit kering, hindari mandi yang terlalu sering karena mandi terlalu sering juga dapat menyebabkan kulit kering, mengganti popok sesering mungkin ketika popok basah atau kotor (Wong, 2009).

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti ingin melakukan penelitian lebih lanjut tentang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang 2017.

1.2Rumusan Masalah

Adakah hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang tahun 2017 ?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi perawatan bayi di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017

2. Mengidentifikasi kejadian dermatitis pada bayi di Desa Badas Kec. Sumobito Kab. Jombang Tahun 2017

(21)

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Teoritis

Menambah informasi dan pengetahuan bagi ilmu kebidanan tentang dermatitis, sebagai wacana, dan referensi dalam bidang pendidikan serta sebagai dasar asuhan keperawatan pada bayi.

1.4.2 Praktis 1. Bidan

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi kepada Bidan sebagai tenaga kesehatan, sehingga mampu memberikan konseling kepada ibu tentang perawatan bayi yang baik sebagai bahan masukan dalam penurunan angka kejadian dermatitis pada bayi di masyarakat. 2. Bagi STIKes ICMe Jombang

Memberikan tambahan wacana kepustakaan serta menjadi bahan pertimbangan bagi Dosen dan Mahasiswa yang melakukan penelitian pada masalah yang sama (meneruskan penelitian) dan bahan untuk melakukan pengabdian masyarakat.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(22)

6 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Perawatan Bayi

2.1.1 Pengertian

Perawatan bayi adalah suatu tindakan merawat dan memelihara kesehatan bayi dalam bidang preventif dan kuratif (Prihartanti, 2012). 2.1.2 Tujuan Perawatan Bayi

Menurut Prihartanti (2012), tujuan perawatan bayi adalah: 1. Memelihara perasaan aman dan nyaman pada bayi. 2. Menurunkan angka kematian mortalitas dan morbiditas.

3. Supaya bayi mendapatkan perawatan seoptimal mungkin untuk mendapatkan bayi yang sehat.

4. Supaya bayi dapat tumbuh dan berkembang secara normal. 2.1.3 Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perawatan bayi

Menurut Prihartanti (2012), faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam merawat bayi ialah:

1. Kasih sayang yang dapat membantu pembentukan bayi kearah positif dan membuat rasa aman, nyaman dan bahagia.

2. Makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi yang menunjang pertumbuhan otak.

(23)

4. Tidur nyenyak sesuai dengan kebutuhan akan membantu produksi hormone pertumbuhan saat tidur.

5. Kesehatan kulit agar terhindar dari penyakit kulit. 2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan bayi

1. Umur Ibu

Semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai pengalaman dan kematangan jiwa (Wawan, 2010).

2. Paritas

Jumlah anak merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu (Notoadmodjo, 2007).

3. Pekerjaan Ibu

(24)

4. Penghasilan

Menurut apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka cenderung mempersempit minat mereka (Notoatmodjo, 2010).

2.1.5 Cara merawat bayi yang benar

1. Menghindari pakaian dan kain kasar

Kulit bayi yang lembut sangat bereaksi terhadap apapun yang bisa mengiritasinya, seperti pakaian bayi yang kasar. Itulah sebabnya pakaian yang digunakan bayi harus lembut. Bayi akan lebih nyaman jika memakai pakaian dalam dari katu (Gupte, 2004).

Jika bayi menggunakan pakaian berbahan wol untuk baju hangatnya, pastikan bahwa kain wol tersebut berbahan lembut dan berkualitas baik. Hindari kontak langsung dengan kulit terutama di bagian leher. Sebaiknya memasang alas di leher untuk bayi karena bisa melindungi kulit dari bahan wol yang kasar (Gupte, 2004).

(25)

2. Menggunakan pelembab (baby oil/baby lotion)

Baby oil bisa digunakan untuk membersihkan kulit bayi dari

kotoran-kotoran yang mongering atau mengeras. Misalnya, di daerah lipatan-lipatan seperti lipatan paha, atau siku tangan bagian dalam. Kandungan minyak yang terdapat pada baby oil mempermudah proses pengangkatan kotoran-kotoran di tubuh bayi. Baby oil juga dapat berfungsi mempertahankan kelembutan kulit, terutama di daerah beriklim dingin dan kelembaban udara rendah. Di Negara tropis seperti Indonesia yang kelembaban udaranya tinggi, penggunaan baby oil berlebihan dapat menyumbat pori-pori kulit sehingga menyebabkan biang keringat (Priyono, 2010).

Untuk menjaga kelembutan dan kelembaban kulit tubuh bayi, bisa menggunakan baby lotion. Pemakaian baby lotion juga dapat mencegah terjadinya peradangan dikulit bayi, misalnya akibat gesekan popok dengan kulit. Namun, tetap jangan berlebihan, sebab seperti halnya baby oil, penggunaan baby lotion berlebihan bisa menimbulkan iritasi pada kulit bayi (Priyono, 2010).

3. Hindari pemakaian bedak yang berlebihan

(26)

bahan seperti talk, asbes kaolin, dan seng (zink). Ketiga bahan inilah yang membuat bedak dapat menyerap cairan.

Penggunaan bedak sebaiknya juga tidak berlebihan. Sebab, serbuk bedak yang menempel di lipatan kulit tubuh bayi bisa berubah menjadi kotoran yang mengeras dan akhirnya membuat kulit bayi malah menjadi iritasi.

Gunakan bedak secara perlahan-lahan dan lembut. Jangan sampai serbuk bedak keluar dari bantalan kapasnya dan beterbangan terhirup bayi. Hindari juga pemakaian bedak di daerah kemaluan bayi karena bisa menyebabkan penyumbatan pada saluran kelamin bayi (Priyono, 2010).

4. Hindari penggunaan sabun orang dewasa dan penggunaan sabun secara berlebihan

(27)

5. Hindari mandi yang terlalu sering

Hampir semua ibu baru, merasa takut saat memandikan bayinya untuk pertama kali. Mungkin itu terjadi karena ibu belum pernah belajar memandikan bayi atau tidak tega melihat bayi yang begitu tampak kecil. Sebenarnya ibu tidak perlu takut memandikan bayi, yang terpenting saat memandikan bayi adalah ber hati-hati dan memposisikan bayi secara tepat (Priyono, 2010).

Jadwal mandi bayi tidak sebanyak orang dewasa. Mandikan bayi dua kali sehari dengan sabun lembut khusus bayi dan air bersih. Kulit yang kering dan bersisik sering terjadi pada bayi yang terlalu sering mandi. Hanya itu yang ia perlukan dalam hal perawatan kulit ketika bayi dimandikan. (Warner, 2009).

Memandikan bayi dimulai dari bagian muka. Bagian tubuh yang penting untuk dibersihkan terutama adalah daerah-daerah lipatan seperti leher, ketiak, kemaluan, daerah antara jari yang bisa menjadi tempat munculnya jamur karena lembab (Fransiska, 2013). Gunakan air yang hangat atau suam-suam kuku untuk memandikan bayi. Cara mengukur suhu adalah dengan menggunakan tangan ibu sendiri. Jika airnya terasa panas di tangan ibu, maka bayi juga akan merasakan panas yang sama (Susanti, 2013).

6. Mengganti popok sesering mungkin

(28)

untuk menghindari gatal-gatal dan ruam pada kulit bayi yang masih peka. Sebaiknya, penggantian popok bayi dilakukan setiap kali habis buang air. Jika menggunakan popok sekali pakai atau diapers, basahnya diapers jangan digunakan sebagai ukuran (Priyono, 2010).

Diapers bermutu biasanya menginformasikan cara jika tiba

saat mengganti, misalnya perubahan warna gambar diapers. Tidak perlu membangunkan bayi yang sedang tidur untuk mengganti popoknya, kecuali jika terlalu basah dan tidak nyaman bagi bayi atau jika ia buang air besar (Priyono, 2010).

2.2 Konsep Dermatitis

2.2.1 Definisi Dermatitis

(29)

2.2.2 Etiologi Dermatitis

Penyebab dermatitis menurut Abdullah (2007) adalah sebagai berikut:

1. Kulit yang mengalami kekeringan berat.

2. Aktivitas menggaruk pada pruritas secara terus-menerus yang menyebabkan iritasi.

3. Penggunaan popok sekali pakai.

4. Penggunaan pakaian dan kain bayi yang kasar.

5. Penggunaan sabun yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya. 6. Penggunaan bedak bayi yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya. 2.2.3 Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis

1. Umur Bayi

Menurut perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia seseorang. Hal ini terlihat pada bayi yang usianya relatif muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman (Ardhiyanti, 2014).

2.2.4 Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala utama dermatitis pada bayi menurut Wong (2009) adalah sebagai berikut:

(30)

2. Muncul vesikel (bentuk menonjol berisi cairan serosa) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

3. Muncul papula (bentuk menonjol, keras, dapat di palpasi, berwarna memar kemerahan) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

4. Muncul krusta (serum yang mengering, darah atau eksudat purulen, agak menonjol, warna cokelat, merah, hitam) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor ekstremitas.

5. Rasa gatal pada kulit yang merupakan gejala keluhan pada setiap dermatitis.

2.2.5 Pencegahan

Pencegahan dermatitis pada bayi menurut Abdullah (2007) adalah sebagai berikut:

1. Jaga kelembaban kulit supaya kulit tidak kering dengan cara menggunakan pelembab kulit khusus bayi yang non-perfumed. 2. Gunakan sabun, bedak dan sampo khusus bayi yang mengandung

bahan-bahan alami tanpa alkohol atau pewangi yang tidak terlalu keras sifatnya untuk kulit bayi.

3. Pada dermatitis popok dapat dicegah dengan cara lebih sering mengganti popok ketika popok sudah terlihat basah dan kotor (Tan, 2010)

(31)

5. Gunakanlah bahan pakaian yang lembut. 2.2.6 Penatalaksanaan Terapeutik

Menurut Wong (2009) tindakan umum untuk penatalaksanaan dermatitis adalah

1. Meredakan pruritus 2. Menghidrasi kulit 3. Mengurangi inflamasi

4. Pemberian obat seperti antihistamin, steroid topikal, dan sedatif ringan jika diindikasikan.

Prinsip umum terapi pengobatan dermatitis diuraikan dibawah ini: 1. Krim atau salep memberikan oklusi lebih besar, dan krim atau salep

yang mengandung urea atau asam laktat dapat meningkatkan pengikatan air didalam kulit dan mencegah evaporasi kelembapan. (Wong, 2009).

2. Dermatitis basah (keluarnya cairan) harus diobati dengan kompres air dingin yang tiap jam diganti beberapa kali untuk meringankan gatal (Tan, 2010). Dermatitis kering diobati dengan krim atau salep yang mengandung kortikosteroid (anti radang) seperti hydrokortison diberikan untuk mengurangi proses inflamasi/peradangan (Indriasari, 2009).

(32)

2.3 Konsep Bayi

2.3.1 Pengertian Bayi

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi, bayi adalah periode perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan (Prihartanti, 2012).

2.3.2 Pertumbuhan bayi

Pertumbuhan merupakan bertambah jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat di ukur (Hidayat, 2008). Pertumbuhan menurut Hidayat (2008) memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

1. Dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran fisik seperti berat badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dad, dan lain-lain.

2. Dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa.

3. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu. 4. Dalam pertumbuhan terdapat cirri baru yang secara perlahan

(33)

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak, setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda pad kehidupan manusia. Peristiwa tersebut dapat secara cepat maupun lambat tergantung dari individu atau lingkungan. Proses percepatan dan pertambahan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Hidayat, 2008).

1. Faktor Herediter

Faktor herediter merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagai dasar dalam mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor-faktor lain. Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku bangsa. Faktor ini dapat ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembelahan sel telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas, dan berhentinya pertumbuhan tulang.

2. Faktor lingkungan

Faktor lingkungan merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki. Faktor lingkungan ini dapat meliputi lingkungan prenatal (yaitu, lingkungan dalam kandungan) dan lingkungan postnatal (yaitu, lingkungan setelah bayi lahir).

3. Faktor Hormonal

(34)

badan dengan menstimulasi terjadinya proliferasi sel kartilago dan system skeletal. Hormone tiroid berperan menstimulasi metabolisme tubuh. Hormone glukokartikoid berfungsi menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dan testis (untuk memproduksi testosteron) dan ovarium (untuk memproduksi estrogen). Selanjutnya hormone tersebut akan menstimulasi perkembangan seks, baik pada anak laki-laki maupun perempuan yang sesuai dengan peran hormonnya.

Menurut Hidayat (2008) tahapan tumbuh kembang anak dapat ditentukan oleh masa atau waktu kehidupan anak sebagai berikut: 1. Masa Prenatal (konsepsi-lahir)

(35)

terutama pertumbuhan serta penambahan jaringan subkutan dan jaringan otot.

2. Masa Postnatal

Masa postnatal terdiri atas masa neonatus, masa bayi, masa prasekolah, masa sekolah, dan masa remaja.

3. Masa neonatus (0-28 hari)

(36)

4. Masa bayi

Masa bayi ini dibagi menjadi dua tahap perkembangan. Tahap pertama antara usia 1-12 bulan. Pertumbuhan dan perkembangan pada masa ini dapat berlangsung secara terus-menerus, khususnya dalam peningkatan susunan saraf. Tahap kedua usia 1-2 tahun. Kecepatan pertumbuhan pada masa ini mulai menurun dan terdapat percepatan pada perkembangan motorik.

2.4. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian terkait Perawatan Bayi dan Dermatitis pada bayi sebagai berikut:

1. Penelitian yang dilakukan Wahyuni (2013) “Hubungan Perawatan Perianal Bayi dengan Dermatitis diapers Pada bayi usia 0-6 bulan yang Menggunakan Diaper di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang”.

Data dilakukan secara total sampling dengan jumlah sampel sebesar 56 orang, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu/pengasuh di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang sebagian besar (71,4%) melakukan perwatan perianal bayi tidak sesuai dan bayi mengalami dermatitis diapers sebanyak 16,1%. Hasil uji Chi-Square (r= -0.277 dengan p=0.038) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perawatan perianal bayi dengan kejadian dermatitis diapers pada bayi usia 0-6 bulan yang menggunakan diapers. Persamaan dari penelitian ini sama-sama membahas tentang dermatitis.

(37)

Kabuh Kabupaten Jombang”. Penelitian ini menggunakan metode

penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik total sampling, sampel yang diambil sebesar 38 responden. Variabel yang digunakan adalah pengetahuan ibu tentang dermatitis pada bayi. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pengolahan data disajikan menggunakan tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukan bahwa (36,8%) ibu yang memiliki bayi mengetahui tentang dermatitis pada bayi, sementara itu (63,1%) ibu yang memiliki bayi belum mengetahui tentang dermatitis pada bayi.

3. Selvy (2014) dengan judul “Faktor yang Mempengaruhi Dermatitis pada Bayi Studi di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang Penelitian ini menggunakan desain deskriptif, dengan populasi seluruh ibu yang memiliki bayi yang mengalami dermatitis kontak di Desa Trawasan Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Sampelnya sebanyak 38 orang menggunakan teknik total sampling, kriteria ibu yang memiliki bayi yang mengalami dermatitis kontak yang bersedia menjadi responden. Instrumen penelitian adalah kuesioner, pengolahan data terdiri dari proses editing,

coding, scoring, dan tabulating, kemudian membuat tabel distribusi

(38)

22 BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah (Hidayat, 2010). Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak diteliti : Mempengaruhi

Gambar 3.1 Kerangka konseptual hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang. Faktor-faktor yang harus

diperhatikan dalam perawatan bayi: 1. Kasih sayang

2. Makanan yang sesuai dengan kebutuhan gizi yang menunjang pertumbuhan otak.

3. Lingkungan yang higienis 4. Tidur nyenyak sesuai dengan

kebutuhan akan membantu produksi hormone

pertumbuhan saat tidur. 5. Kesehatan kulit agar

terhindar dari penyakit kulit. (Prihartanti, 2012)

Faktor penyebab dermatitis: 1. Kulit yang mengalami

kekeringan berat.

2. Aktivitas menggaruk pada pruritas secara terus menerus yang menyebabkan iritasi. 3. Penggunaan popok sekali pakai. 4. Penggunaan pakaian dan kain

bayi yang kasar. 5. Penggunaan sabun yang

berlebihan

6. Penggunaan bedak bayi yang berlebihan

(Abdullah, 2007)

Perawatan bayi yang benar: 1. Menghindari pakaian

dan kain kasar

2. Menggunakan pelembab (baby lotion/baby oil) 3. Hindari pemakaian

bedak yang berlebihan 4. Hindari penggunaan

sabun orang dewasa dan penggunaan sabun secara berlebihan

5. Hindari mandi yang lama dan sering 6. Mengganti popok

(39)

3.2 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu pernyataan yang masih lemah dan membutuhkan pembuktian untuk menegaskan apakah hipotesis tersebut dapat diterima atau harus ditolak, berdasarkan fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(40)

24 BAB 4

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang akan dilakukan dalam proses penelitian (Hidayat, 2010). Pada bab ini akan diuraikan tentang : jenis penelitian, rancangan penelitian, waktu dan tempat penelitian, populasi, sampel dan sampling, kerangka kerja, identifikasi variabel, definisi operasional, pengumpulan dan analisa data serta etika penelitian.

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode survei analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor resiko dengan efek (Notoatmodjo, 2010).

4.2 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan Survei Cross Sectional yaitu

(41)

4.3 Waktu dan Tempat Penelitian

4.3.1 Waktu Penelitian

Waktu dan rencana jadwal yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini dilaksanakan mulai dari penyusunan proposal sampai penyusunan laporan akhir, sejak bulan Februari sampai bulan Juli 2017. Pengambilan data penelitian pada bulan Mei 2017.

4.3.2 Tempat Penelitian

Tempat penelitian adalah rencana tentang tempat yang akan dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2010). Penelitian ini dilakukan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

4.4 Populasi, Sampel dan Sampling

4.4.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Hidayat, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, ibu bisa membaca, menulis dan bersedia menjadi responden di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang sebanyak 40 orang.

4.4.2 Sampel

(42)

2010). Sampel penelitian ini adalah sebagian ibu dan bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang yaitu 36 bayi. Rumus menghitung sampel yang harus diambil dari populasi : (Hidayat, 2010)

n =

n =

n =

n =

= 36,36

= 36 Keterangan:

n : Ukuran sampel N : Ukuran populasi

e : Kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang ditolerir, misal 5%.

4.4.3 Sampling

Sampling merupakan suatu proses seleksi sampel yang

digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2010). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

proportional random sampling. Teknik pengambilan sampel proporsi

(43)

tidak sama. Oleh karena itu, untuk memperoleh sampel yang representatif pengambilan subyek dari setiap strata atau setiap wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah (Nasir, 2011).

Menurut Nasir (2011) proporsional sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

ni = x n

Keterangan :

ni : Jumlah sampel tiap desa n : Jumlah sampel seluruhnya Ni : Jumlah populasi

N : Jumlah populasi seluruhnya

Maka sampel yang diambil setiap kelas sebagai berikut :

a. Proporsi sampel ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan Dusun

Badas =

x 36 = 7,2 = 7

b. Proporsi sampel ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan Dusun

Balongrejo =

x 36 = 10,8 = 11

c. Proporsi sampel ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan Dusun

Gladakan =

x 36 = 14,4 =14

d. Proporsi sampel ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan Dusun

Kwadungan =

(44)

4.5 Kerangka Kerja

Kerangka kerja merupakan bagan kerja rancangan kegiatan penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2010).

Gambar 4.5 Kerangka kerja Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

Penyusunan proposal

Populasi

Semua ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, ibu bisa membaca, menulis dan bersedia menjadi responden di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

yang berjumlah 40 orang

Sampel

Sebagian ibu dan bayinya yang berusia 0-12 bulan, ibu bisa membaca, menulis dan bersedia menjadi responden di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

yang berjumlah 36 orang Sampling

Editting, Coding, Scoring, Tabulatting

(45)

4.6 Identifikasi Variabel

Pada penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel yaitu variable bebas (Variabel Independen) dan variabel terikat (variable dependen).

1. Variabel Independen (Variabel bebas)

Variabel independen merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Hidayat, 2010). Variabel independent pada penelitian ini adalah Perawatan Bayi.

2. Variabel Dependen (Variabel terikat)

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2010). Variabel dependen pada penelitian ini adalah Kejadian Dermatitis.

4.7 Definisi Operasional

(46)

Tabel 4.7 Definisi Operasional hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

Variabel Definisi

1. Menghindari pakaian dan kain kasar

2. Menggunakan pelembab (baby lotion/baby oil) 3. Hindari pemakaian bedak

yang berlebihan

4. Hindari penggunaan sabun orang dewasa dan

penggunaan sabun secara berlebihan

5. Hindari mandi yang terlalu sering

6. Mengganti popok sesering mungkin ketika popok basah atau kotor

Tanda dan gejala dermatitis: 6. Muncul eritema

(kemerahan) yang menyebar pada kulit wajah terutama pipi, kulit kepala, badan, dan permukaan ekstensor menonjol, keras, dapat di palpasi, berwarna memar

(47)

4.8 Pengumpulan dan Analisa data

4.8.1 Instrumen penelitian

Instrument atau alat pengumpul data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian (Nasir, 2011). Pada penelitian ini menggunakan kuesioner dan observasi yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner tentang perawatan bayi ada 7 soal yang sudah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan hasil uji validitas R hitung > R tabel (0,632) dinyatakan valid dan reliabilitas dapat diterima karena koefisien reliabilitas≥ 0,5.

4.8.2 Prosedur Penelitian

Metode pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2010). Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan identifikasi masalah yang ingin diteliti dan mengajukan judul kepada pembimbing.

2. Menyusun proposal penelitian.

3. Mengurus surat pengantar penelitian dari STIKES ICME Jombang ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang.

4. Mengajukan ijin penelitian dan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang dengan tembusan Puskesmas Jogoloyo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

(48)

6. Mengajukan ijin penelitian kepada bidan Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

7. Menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan penelitian dan bila bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed concent.

8. Melakukan observasi kepada bayi yang menjadi responden untuk menilai apakah kulit bayi mengalami dermatitis.

9. Membagikan kuesioner kepada responden. Responden harus mengisi semua daftar pernyataan dalam kuesioner yang telah diberikan dan jika telah selesai kuesioner diserahkan kepada peneliti.

10.Setelah kuesioner terkumpul maka dilakukan pengumpulan data kemudian melakukan pengolahan data dan melakukan analisa data. 11.Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.

4.8.3 Cara Analisa Data 1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

(49)

b. Scoring

Scoring adalah memberikan penilaian terhadap item-item yang

perlu diberi penilaian atau skor (Setiawan, 2010). Variabel Independen yaitu perawatan bayi menggunakan skala likert dengan skor yang diberikan adalah:

a. Selalu : 4 b. Sering : 3 c. Kadang-kadang: 2 d. Tidak Pernah : 1

c. Coding

Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka)

terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan computer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel (Hidayat, 2010). Pemberian kode diberikan pada data yang mengacu pada perawatan bayi yang dilakukan ibu seperti pendidikan, pekerjaan, umur dan pengalaman. Dari hasil kuesioner dimasukan dengan cara memberi kode data pada kolom yang telah disediakan disetiap data.

Data umum : a. Responden

(50)

Responden n : 3 b. Umur bayi

Umur 0-7 hari : 1 Umur 7-28 hari : 2 Umur 29 hari-12 bulan : 3 c. Umur ibu

Umur < 20 tahun : 1 Umur 20-35 tahun : 2 Umur > 35 tahun : 3 d. Paritas

Primipara : 1

Multipara : 2 Grandemultipara : 3 e. Pekerjaan ibu

PNS : 1

Swasta : 2

Wiraswasta : 3

Ibu Rumah Tangga : 4

Lain-Lain : 5

f. Penghasilan

(51)

g. Pernah mendapat informasi tentang dermatitis Pernah : 1

Belum pernah : 2

h. Sumber Informasi tentang dermatitis Petugas Kesehatan : 1

Teman : 2

TV/Radio : 3

Majalah/Koran : 4

Lain-Lain : 5

Data khusus : Perawatan bayi :

Baik : 1

Tidak baik : 2 Kejadian dermatitis : Terjadi : 1 Tidak terjadi : 2

d. Tabulatting

Tabulating adalah data yang dikumpulkan dan dikelompokkan

dalam bentuk tabel, dan kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan kedalam master tabel atau data base computer, kemudian membuat distribusi frekuensi (Nursalam, 2008).

(52)

100% = Seluruhnya

76% - 99% = Hampir seluruhnya

51% - 75% = Sebagian besar dari responden 50% = Setengah

26% - 49% = Hampir dari setengah 1% - 25% = Sebagian kecil responden 0% = Tidak satupun dari responden 4.8.4 Analisa Data

Menurut Hidayat (2010) dalam melakukan analisis, data terlebih dahulu harus diolah dengan tujuan mengubah data menjadi informasi.

Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan menggunakan program komputerisasi melalui tahapan sebagai berikut:

a. Analisa Univariate

Analisa Univariate bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Peneliti dalam kegiatan ini melakukan distribusi frekuensi dengan menggunakan analisa univariat yaitu menjelaskan karakterstik masing-masing variable yang diteliti, pada penelitian ini adalah perawatan bayi.

Cara pengukuran perawatan bayi dengan menggunakan Rumus: (Azwar, 2011)

Untuk mencari menggunakan rumus :

(53)

Untuk mencari s digunakan rumus :

s = √∑

Keterangan :

s : Varian skor pernyataan n : Jumlah responden

T= 50 + 10

[

]

Keterangan :

: Skor responden pada skala perilaku yang akan di ubah menjadi Skor T

: Mean skor kelompok

s : Deviasi standar skor kelompok

Kriteria Pengukuran perawatan bayi sebagai berikut :

1. Baik jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuesioner ≥ T mean atau ≥ 50

2. Tidak baik jika nilai T skor yang diperoleh responden dari kuisioner < T mean atau < 50

b. Analisa Bivariate

(54)

Service Solution). Analisis yang digunakan untuk mengetahui Hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang dengan pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Bila p value ≤ α (0,05) = H1 diterima, yang berarti ada Hubungan Perawatan Bayi dengan kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

b. Bila p value > (0,05) = H1 ditolak yang berarti tidak ada

Hubungan Perawatan Bayi dengan kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

4.9 Etika Penelitian

Dalam melaksankan penelitian khususnya yang menjadi subjek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia (Hidayat, 2010).

4.9.1 Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara

peneliti dengan responden dengan memberikan lembar persetujuan.

Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan

(55)

4.9.2 Anonimity (Tanpa Nama)

Anonimity, berarti tidak perlu mencantumkan nam pada lembar

pengumpulan data, (kuesioner). Penelitian hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2010)

4.9.3 Confidentiality (Kerahasiaan)

(56)

40 BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan yang berjudul “Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis, di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang”. Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 30 Mei 2017 di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada sebagian ibu dan bayinya berjumlah 36 orang. Hasil penelitian akan disajikan dalam gambaran lokasi penelitian, data umum dan data khusus. Data umum akan menampilkan usia bayi, usia ibu, pekerjaan ibu, penghasilan, jumlah anak, informasi, dan sumber informasi, serta data khusus akan menampilkan data tentang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

(57)

adalah Desa Jogoloyo, sebelah Timur Desa Badas adalah Desa Brudu, Mlaras, sebelah Utara Desa Badas adalah Desa Mentoro, dan sebelah Barat Desa Badas adalah Desa ngelele.

5.1.2 Data Umum

Data umum menyajikan karakteristik responden yang meliputi umur bayi, umur ibu, paritas, pekerjaan ibu, penghasilan, informasi tentang dermatitis, dan sumber informasi tentang dermatitis.

1. Karakteristik responden berdasarkan umur bayi

Karakteristik responden berdasarkan umur bayi dibagi menjadi tiga yaitu umur 0 - 7 hari, 8 - 28 hari, 29 - 12 bulan, yang dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut.

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

Sumber : Data Primer 2017.

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan umur bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, sebagian besar berumur 29 – 12 bulan yaitu sejumlah 24 bayi (66,7 %).

2. Karakteristik responden berdasarkan umur ibu

(58)

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Umur Ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 Sumobito Kabupaten Jombang, hampir seluruhnya ibu berumur 21-35 tahun yaitu sejumlah 28 orang (77,8%).

3. Karakteristik responden berdasarkan paritas

Karakteristik responden berdasarkan paritas dibagi menjadi tiga yaitu primipara, multipara, dan grandemultipara, yang dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Badas

Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei -1 Juni 2017

Sumber : Data Primer 2017

(59)

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ibu dibagi menjadi lima yaitu PNS, swasta, wiraswasta, ibu rumah tangga, dan lain-lain, yang dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa

Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

No Pekerjaan Frekuensi (n) Persentase (%) 1

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan pekerjaan ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, sebagian besar pekerjaan ibu adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu sejumlah 25 responden (69,4 %).

5. Karakteristik responden berdasarkan penghasilan

Karakteristik responden berdasarkan penghasilan dibagi menjadi dua yaitu perhasilan < Rp. 2.000.000 dan ≥ Rp. 2.000.000 yang

dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut.

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

No Penghasilan Frekuensi (n) Persentase (%) 1

(60)

Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan penghasilan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, sebagian besar responden berpenghasilan ≥ Rp. 2.000.000 yaitu sejumlah 20 responden

(55,6%).

6. Karakteristik responden berdasarkan informasi tentang dermatitis Karakteristik responden berdasarkan informasi tentang dermatitis dibagi menjadi dua yaitu pernah dan belum pernah, yang dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Informasi tentang dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

No Informasi Frekuensi (n) Persentase (%) 1

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan informasi tentang dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, hampir seluruhnya responden belum pernah mendapat informasi tentang dermatitis yaitu sejumlah 29 responden (80,6%).

7. Karakteristik responden berdasarkan sumber informasi tentang dermatitis

(61)

Tabel 5.7 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi tentang dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 No Sumber informasi Frekuensi (n) Persentase (%)

1

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa dari 36 responden berdasarkan sumber informasi tentang dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, hampir dari setengah responden mendapatkan informasi dari lain-lain yaitu sejumlah 3 responden (42,8%).

5.1.2 Data Khusus

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 pada ibu dan bayinya yang berusia 0 – 12 bulan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang diperoleh data khusus sebagai berikut :

1. Perawatan bayi

Perawatan bayi dikategorikan menjadi dua yaitu baik dan tidak baik, yang dapat dilihat pada tabel 5.8 berikut.

Tabel 5.8 Distribusi frekuensi Berdasarkan Perawatan Bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

No Perawatan bayi Frekuensi (n) Persentase (%) 1

(62)

Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa dari 36 responden sebagian besar responden melakukan perawatan bayi dengan baik sejumlah 22 responden (61,1%).

2. Kejadian dermatitis

Kejadian dermatitis dikategorikan menjadi dua yaitu terjadi dan tidak terjadi, yang dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9 Distribusi frekuensi Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan

Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

No Kejadian dermatitis Frekuensi (n) Persentase (%) 1

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan tabel 5.9 menunjukkan bahwa dari 36 responden sebagian besar responden tidak terjadi dermatitis sejumlah 22 responden (61,1%).

3. Hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis

Tabel 5.10 Distribusi frekuensi Tabulasi Silang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017

No Perawatan bayi

Kejadian Dermatitis

Jumlah Terjadi Tidak terjadi

N % N % N %

1 Baik 3 8,3 19 52,8 22 61,1

2 Tidak baik 11 30,6 3 8,3 14 38,9 Jumlah 14 38,9 22 61,1 36 100,0 Uji Chi-Square p value 0,000 < α 0,05

Sumber : Data Primer 2017

(63)

Setelah data diolah dengan SPSS for windows 16 dengan uji

Chi Square menunjukkan bahwa nilai signifikasi p = 0,000 < α

(0,05), sehingga H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada

hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis. 5.2 Pembahasan Penelitian

5.2.1 Perawatan Bayi

Hasil penelitian menunjukkan perawatan bayi dari 36 responden dengan pemberian kuesioner sebanyak 7 soal berupa pernyataan, pada tabel 5.8 Distribusi frekuensi Berdasarkan Perawatan Bayi di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei 2017 menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu 22 responden (61,1%) melakukan perawatan bayi dengan baik.

Hasil perawatan bayi yang baik didukung oleh tingginya pernyataan soal nomor 5, nomor 6 dan nomor 7. Pernyataan tertinggi pertama terdapat pada soal nomor 5 mendapatkan nilai rata-rata 2,89 dengan pernyataan “Menggunakan sabun bayi” dari 36 responden, 13

responden menyakatan “Sering”.

(64)

parfum untuk menghindari kemungkinan terjadinya iritasi. Meski lembut, tidak dianjurkan menggunakan sabun secara berlebihan. Penggunaan sabun secara berlebihan bisa menghilangkan lemak dikulit bayi, sehingga mengakibatkan kulit bayi menjadi kering. Setelah penggunaan sabun, bilaslah tubuh bayi sampai benar-benar bersih dan bebas dari sisa sabun, supaya kulit bayi terhindar dari iritasi dan tertutupnya pori-pori oleh sisa sabun yang dapat menyebabkan radang dan rasa gatal.

Pernyataan tertinggi kedua terdapat pada soal nomor 6 mendapatkan nilai rata-rata 3,00 dengan pernyataan “Memandikan bayi 2x sehari” dari 36 responden, 13 responden menyatakan “Selalu”.

Menurut peneliti ibu telah melakukan perawatan bayi dengan benar dilihat dari ibu memandikan bayinya 2x sehari, karena mandi 2x sehari merupakan jadwal yang tepat untuk menjaga kesehatan kulit bayi agar terhindar dari berbagai macam penyakit.

Hal ini sesuai dengan teori Warner (2009), jadwal mandi bayi tidak sebanyak orang dewasa. Mandikan bayi dua kali sehari dengan sabun lembut khusus bayi dan air bersih. Kulit yang kering dan bersisik sering terjadi pada bayi yang terlalu sering mandi. Hanya itu yang ia perlukan dalam hal perawatan kulit ketika bayi dimandikan.

Pernyataan tertinggi kedua terdapat pada soal nomor 7 mendapatkan nilai rata-rata 2,92 dengan pernyataan “Mengganti popok ketika popok basah atau kotor” dari 36 responden, 12 responden

(65)

Menurut peneliti, ibu telah melakukan perawatan bayi dengan baik dilihat dari ibu mengganti popok ketika popok basah atau kotor, karena jika ibu membiarkan popok yang basah atau kotor tersebut tetap terpakai oleh bayi maka bayi akan mengalami gatal-gatal dan ruam pada kulit.

Hal ini sesuai dengan teori Priyono (2010), meskipun merepotkan, penggantian popok sesering mungkin akan berguna untuk menghindari gatal-gatal dan ruam pada kulit bayi yang masih peka. Sebaiknya, penggantian popok bayi dilakukan setiap kali habis buang air. Jika menggunakan popok sekali pakai atau diapers, basahnya

diapers jangan digunakan sebagai ukuran.

Perawatan bayi yang dilakukan oleh ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu umur ibu, paritas, pekerjaan ibu, dan penghasilan.

(66)

Menurut peneliti, responden usia 21-35 tahun termasuk usia dewasa, pada usia tersebut seseorang semakin bertambah pula pengalaman dan pengetahuannya, terutama dalam melakukan perawatan bayi sehari-hari. Dengan pengalaman yang cukup, responden juga akan berfikir yang jernih dan lebih dewasa terutama tentang pentingnya perawatan bayi yang baik dan benar.

Menurut Wawan (2010), semakin cukup umur tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat, seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai pengalaman dan kematangan jiwa.

Faktor kedua yang mempengaruhi perawatan bayi adalah paritas. Berdasarkan tabel 5.3 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Paritas di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 menunjukkan bahwa dari 36 reponden, sebagian besar responden sejumlah 27 (75,0%) adalah Multipara dan berdasarkan tabulasi silang antara paritas dengan perawatan bayi menunjukkan bahwa dari 27 responden yang multipara, hampir dari setengah responden melakukan perawatan bayi dengan baik sejumlah 16 (44,4%).

(67)

sehingga pengalaman ibu cukup baik, dalam hal ini ibu cenderung lebih mengerti cara merawat bayinya sehari-hari dengan baik.

Menurut Notoadmodjo (2007), Jumlah anak merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran dan pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi dimasa lalu.

Faktor ketiga yang mempengaruhi perawatan bayi adalah pekerjaan ibu. Berdasarkan tabel 5.4 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan pekerjaan Ibu di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017, menunjukkan bahwa dari 36 responden sebagian besar sejumlah 25 (69,4%) bekerja sebagai ibu rumah tangga dan berdasarkan tabulasi silang antara pekerjaan ibu dengan perawatan bayi menunjukkan bahwa dari 25 responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga hampir dari setengah responden melakukan perawatan bayi dengan baik sejumlah 15 (41,7%).

(68)

mudah mendapatkan informasi dan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi.

Menurut Notoatmodjo (2010) pekerjaan adalah serangkaian tugas atau kegiatan yang harus dilaksanakan atau diselesaikan oleh seseorang sesuai dengan jabatan atau profesi masing-masing. Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi motivasi seseorang. Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.

Faktor keempat yang mempengaruhi perawatan bayi adalah penghasilan. Berdasarkan tabel 5.5 Distribusi frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017 menunjukkan bahwa dari 36 responden, sebagian besar responden sejumlah 20 (55,6%) berpenghasilan ≥ Rp. 2.000.000 dan berdasarkan tabulasi

silang antara penghasilan dengan perawatan bayi menunjukkan bahwa dari 15 responden yang mempunyai penghasilan ≥ Rp. 2.000.000

hampir dari setengah responden melakukan perawatan bayi dengan baik yaitu sejumlah 13 (36,1%).

(69)

pas-pasan maka masyarakat akan ragu untuk membeli kebutuhan bayinya karena kekhawatiran mereka akan kecukupan biaya hidup.

Menurut Notoadmojo (2010), apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha yang kurang maju, maka cenderung mempersempit minat mereka.

5.2.2 Kejadian dermatitis

Hasil penelitian menunjukkan kejadian dermatitis dari 36 responden dengan menggunakan lembar observasi sebanyak 5 soal berupa pernyataan, pada tabel 5.9 Distribusi frekuensi Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang menunjukkan bahwa sebagian besar responden tidak mengalami dermatitis yaitu sejumlah 22 responden (61,1%).

(70)

Menurut peneliti, semakin bertambahnya umur bayi keutuhan kulit sudah semakin baik sehingga fungsinya sebagai pelindung semakin baik sehingga kuman akan sulit masuk kedalam kulit dan jika umur bayi semakin muda maka kulit bayi tersebut masih tipis sehingga kuman akan mudah masuk kedalam kulit.

Menurut Ardhiyanti (2014) perubahan kulit dapat ditentukan oleh usia seseorang. Hal ini terlihat pada bayi yang usianya relatif muda dengan kondisi kulit yang sangat rawan terhadap berbagai trauma atau masuknya kuman.

5.2.3 Hubungan perawatan bayi dengan kejadian dermatitis

Berdasarkan tabel 5.10 Distribusi frekuensi Tabulasi Silang Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Mei – 1 Juni 2017, menunjukkan bahwa dari 36 responden, sebagian besar responden yang perawatan bayinya baik dan tidak terjadi dermatitis sejumlah 19 responden (52,8%).

Berdasarkan hasil analisa menggunakan uji Chi Square dengan bantuan SPSS for windows 16 didapatkan bahwa hasil dari perhitungan

p value adalah 0,000 < α (0,05) maka H1 diterima artinya ada hubungan

perawatan bayi dengan kejadian dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang.

(71)

penggunaan sabun orang dewasa, menghindari mandi yang terlalu sering, dan mengganti popok sesering mungkin tidak akan mengakibatkan kejadian dermatitis pada bayi karena dengan melakukan perawatan bayi dengan baik maka kesehatan kulit bayi akan terjaga dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Menurut Abdullah (2007), penyebab terjadinya dermatitis adalah kulit yang mengalami kekeringan berat, aktivitas menggaruk pada pruritas secara terus-menerus yang menyebabkan iritasi, penggunaan popok sekali pakai, penggunaan pakaian dan kain bayi yang kasar, penggunaan sabun yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya, dan penggunaan bedak bayi yang berlebihan dan terlalu keras sifatnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2013) dengan judul “Hubungan Perawatan Perianal Bayi dengan Dermatitis diapers Pada

bayi usia 0-6 bulan yang Menggunakan Diaper di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

ibu/pengasuh di Wilayah Kelurahan Ketawanggede Malang sebagian besar (71,4%) melakukan perwatan perianal bayi tidak sesuai dan bayi mengalami dermatitis diapers sebanyak 16,1%. Hasil uji Chi-Square (r= -0.277 dengan p=0.038) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perawatan perianal bayi dengan kejadian dermatitis diapers pada bayi usia 0-6 bulan yang menggunakan diapers.

Penelitian yang dilakukan oleh Qoric Fatmawati (2012) dengan judul “Pengetahuan Ibu Tentang Dermatitis Pada Bayi di Pustu

Gambar

Tabel Judul
Gambar
Gambar 3.1  Kerangka konseptual hubungan perawatan bayi dengan kejadian
Gambar 4.5 Kerangka kerja Hubungan Perawatan Bayi dengan Kejadian Dermatitis di Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 18 mei 2014 yang dilakukan pada 10 ibu hamil melalui wawancara di Desa Jelakombo Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang

berdasarkan tabulasi silang antara riwayat persalinan dengan depresi postpartum menunjukkan bahwa seluruhnya dari responden memiliki riwayat persalinan spontan

Saat ini sedang mengadakan penelitian dengan Judul: “ Hubungan Frekuensi Baby Spa Dengan Kualitas Tidur Bayi Usia 3-12 Bulan (Studi Di BPM Ny Farochah Kalami S.ST,

Tujuan penelitian ini menganalisis pengaruh terapi tertawa terhadap penurunan insomnia pada lansia di Posyandu Lansia Desa Ngudirejo Kecamatan Diwek Kabupaten

Berdasarkan Penelitian pada feses kucing peliharaan di Desa badang Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, dengan menggunakan metode Konsentrasi menunjukkan bahwa 9

Penelitian ini dilakukan di Desa Temuwulan Kecamatan Perak Kabupaten Jombang, sedangkan untuk analisis kadar hemoglobin dilakukan di laboratorium RSIA Muslimat Jombang

Pengaruh peran suami dalam melakukan Pijat Oksitosin terhadap Kelancaran ASI pada Ibu Nifas Berdasarkan tabel 10 tabulasi silang Pengaruh Peran Suami Dalam Melakukan

Hubungan Antara Perawatan Perianal Dengan Kejadian Dermatitis Popok Pada Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas Mrican Kota Kediri Tahun 2017.. Lindha