• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keyword : EBI (Indonesian spelling), Spelling errors, relevance of language learning I. PENDAHULUAN - ANALISIS KESALAHAN KAIDAH EJAAN BAHASA INDONESIA (EBI) DALAM ARTIKEL KESEHATAN DAN ARTIKEL HIBURAN RADAR MOJOKERTO EDISI BULAN JANUARI-FEBRUARI 2018 SERT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Keyword : EBI (Indonesian spelling), Spelling errors, relevance of language learning I. PENDAHULUAN - ANALISIS KESALAHAN KAIDAH EJAAN BAHASA INDONESIA (EBI) DALAM ARTIKEL KESEHATAN DAN ARTIKEL HIBURAN RADAR MOJOKERTO EDISI BULAN JANUARI-FEBRUARI 2018 SERT"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kesalahan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) Dalam Artikel Kesehatan

Dan Artikel Hiburan Radar Mojokerto Edisi Bulan Januari-Februari 2018 Serta

Relevansinya Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Indria Devi Andini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Majapahit

Email :

Abstract

This study aims to describe: (1) Error writing letters (2) Wrong writing, (3) misuse of punctuation, (4) writing errors of absorption elements, (5) Relevance of EBI in Indonesian Language Learning in Senior High Schools.The method used in this study is a descriptive qualitative method with a discourse analysis approach. The subjects used in this study were written data or literature, namely in the form of Mojokerto Newspaper Articles. The object of this study is in the form of text on Radar Mojokerto Articles in the study of Language Errors. Data collection techniques use observation, interview, and documentation techniques. Researchers play the role of using reading, notes and literature study techniques. Validation of the data was obtained through triangulation of data sources, methods, and theories. Data analysis used was the interactive analysis model by collecting data, reducing data, displaying data, and verifying data.

The results obtained from the study showed that: (1) Errors in letter writing in health articles and entertainment articles of Radar Mojokerto in total amounted to 16 data, including misuse of italics and incorrect use of bold letters (2) Error writing words in health articles and entertainment articles Radar Mojokerto in total amounted to 4 data which included writing errors in front and particle words, (3) misuse of punctuation in health articles and Radar Mojokerto entertainment articles in total totaling 5 data which included the use of punctuation points (.), comma (,) punctuation marks and hyphens (-), (4) writing errors of absorption elements in health articles and Radar Mojokerto entertainment articles in total totaling 2 which include writing errors of positive word absorption elements and ornament, (5) EBI relevance in learning Indonesian in high school in accordance with KI 4, KD 3.1.

Keyword : EBI (Indonesian spelling), Spelling errors, relevance of language learning

I. PENDAHULUAN

Bahasa memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari yakni berfungsi sebagai alat komunikasi. Di dalam kehidupan sehari-hari, peran bahasa begitu penting. Baik itu bahasa lisan maupun bahasa tulis. Bahasa dan manusia adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh sekelompok masyarakat dalam berinteraksi sesuai dengan

konvensi (kesepakatan) masyarakatnya (Achmad dan Abdullah ; 2013) .

(2)

huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca (Arifin, 2008: 164).

Media cetak tergolong jenis media massa yang paling populer. Media cetak merupakan media komunukasi yang bersifat tertulis atau tercetak. Jenis media cetak yang beredar di masyarakat sangat beragam. Salah satunya yaitu surat kabar “Radar Mojokerto”, surat kabar “Radar Mojokerto” adalah media komunikasi yang berisikan informasi aktual dari berbagai aspek kehidupan, seperti politik, ekonomi, kriminal, seni, olah raga yang diterbitkan di Wilayah Mojokerto. Surat

kabar “Radar Mojokerto” lebih

menitikberatkan pada penyebaran informasi (fakta maupun peristiwa) agar diketahui publik.

Kesalahan ejaan termasuk salah satu jenis kesalahan berbahasa dalam bahasa tulis. Apabila banyak kesalahan ejaan dan tanpa memperhatikan ejaan yang benar, isi tulisan tidak dapat disampaikan kepada pembaca secara jelas dan tepat. Kesalahan ejaan tersebut juga masih ditemukan pada artikel surat kabar radar Mojokerto edisi bulan Januari-Februari 2018.

Ketertarikan Peneliti terletak pada seberapa pedulinya editor surat kabar terhadap Ejaan Bahasa Indonesia. Perihal Kesalahan ejaan yang masih ditemukan dalam penulisan artikel pada surat kabar Radar Mojokerto edisi bulan Januari-Februari 2018 diantaranya ialah kesalahan penggunaan huruf kapital, kesalahan penulisan kata, kesalahan pemakaian tanda baca, dan kesalahan penulisan unsur serapan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesalahan ejaan dalam artikel surat kabar radar mojokerto pada edisi bulan Januari-Februari 2018 beserta Relevansinya dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA, yang sesuai dengan KI dan KD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas X kurikulum 2013 Revisi 2017.

2. KAJIAN PUSTAKA

A. KAJIAN TEORI

Ejaan yang berlaku saat ini bukan lagi Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD), melainkan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Uraian tentang sejarah ejaan yang berlaku di Indonesia sebagai pengantar bab pertama ini disarikan dari berbagai sumber. (Sugiarto, 2017 ; 1)

Menurut Alek dan Achmad (2010:259) ejaan adalah peraturan melambangkan bunyi ujaran, pemisahan dan penggabungan kata, penulisan kata, huruf, dan tanda baca. Jadi, secara garis besar, ejaan meliputi pemakaian huruf, penulisan kata, dan pemakaian tanda baca. Ketepatan ejaan sangat diperlukan dalam menulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Kaidah dalam bahasa Indonesia yang berlaku saat ini adalah PUEBl, bukan EYD. Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) Meliputi, (1) Pemakaian huruf (2) Penulisan kata (3) Pemakaian tanda baca (4) penulisan unsur serapan (Sugiarto, 2017;3)

Penulisan Huruf Besar atau Kapital Huruf kapital memiliki kaidah penulisan. Kaidah penulisan huruf kapital itu adalah sebagai berikut.

1) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kalimat yang berupa petikan langsung.

2) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, dan nama Tuhuan, temasuk kata ganti-Nya.

3) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, jabatan, dan pangkat yang diikuti nama orang.

4) Huruf besar atau huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.

5) , hari raya, dan peristiwa sejarah. Penulisan Huruf Miring

(3)

2) Huruf miring dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, atau kelompok kata.

3) Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata nama-nama ilmiah atau ungkapan bahasa asing atau bahasa daerah, kecuali disesuaiakan ejaannya.

Huruf Tebal

1. Huruf tebal dipakai untuk menegaskan bagian tulisan yang sudah ditulis miring. 2. Huruf tebal dapat dipakai untuk menegaskan bagian- bagian karangan, seperti judul buku, bab, atau subbab.

Penulisan Kata

Menurut Gorys Keraf (2005:87), ketepatan pemilihan kata berkaitan dengan menggunakan kata secara tepat yang berarti menggunakan kata sesuai dengan makna yang ingindi capai..

Kata Berimbuhan

Imbuhan (awalan dan akhiran) ditulis serangkai dengan kata yang langsung mengikuti atau mendahuluinya. Bentuk dasar gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan akhiran (konfiks) ditulis serangkai.

Kata Depan

Kata depan dituliskan terpisah dengan kata yang mengikutinya, kecuali daripada

dan kepada (yang dianggap satu kata).Kata Depan di, ke, dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya kecuali didalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap sebagai satu kata, seperti kepada dan daripada. (Suparlan ,2014 ;34)

Partikel

a. Partikel lah, kah, dan tah ditulis serangkai dengan kata yang mendahuluinya.

b. Partikel per dan pun ditulis terpisah dengan kata yang mendahului.

c. Partikel per yang berarti „demi‟, „tiap‟ atau „mulai‟ ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.

Tanda titik

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. 2. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan

nama orang.

3. Tanda titik dipakai pada akhir singkatan gelar, jabatan, pangkat, dan sapaan. 4. Tanda titik dipakai pada singkatan kata

yang sudah sangat umum. Pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih hanya digunakan satu tanda titik.

Tanda Koma (,)

1) Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.

2) Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya yang didahului oleh kata, seperti tetapi atau melainkan. 3) Tanda koma dipakai untuk memisahkan

anak kalimat dari induk kalimat apabila anak kalimat mendahului induk kalimat. 4) Tanda koma dipakai di belakang kata

atau ungkapan penghubung antara kalimat yang terdapat pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi pula, meskipun begitu, akan tetapi.

Tanda Titik Koma (;)

1. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara.

2. Tanda titik koma dapat dipakai untuk memisahkan kalimat yang setara di dalam suatu kalimat majemuk sebagai pengganti kata hubung.

Tanda Titik Dua (:)

1) Tanda titik dua dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap bila diikuti rangkaian atau pemerian.Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.Tanda titik dua dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukkan pelaku dalam percakapan.

2) Tanda titik dua tidak dipakai kalau rangkaian atau pemerian itu merupakan pelengkap yang mengakhiri pernyataan. Tanda Hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris.

(4)

akhiran dengan bagian kata di depannya ada pergandian baris.

3. Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang

4. Tanda hubung mengambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian tanggal

Tanda tanya (?)

1) Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

2) Tanda tanya dipakai di antara tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat dibuktikan kebenarannya. Tanda seru (!)

Tanda seru dipakai sesudah ungkapam atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah, atau yang menggambarkan kesungguhan, ketidakpercayaan, atau rasa emosi yang kuat.

1. Penulisan Unsur Serapan

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansakerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris. Berdasarkan taraf integrasinya unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia, seperti reshuffle, shuttle clock. 69).

Pengertian Artikel

Kata artikel cenderung berkaitan dengan bidang jurnalistik. Dalam jurnalistik, menulis artikel pada hakikatnya merupakan pengungkapan pendapat atau ide tentang sesuatu tema atau hal dalam bentuk tulisan. Kata “artikel” (article) sendiri dipahami sebagai karangan atau tulisan tentang suatu masalah berikut pendapat penulisanya tentang masalah tersebut yang dimuat di media massa cetak (Romli, 2005: 45).

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa

memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar (Dimyanti dan Mudjiono, 2010 : 7). Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya (Mulyasa. 2006: 135) .

Relevansi penelitian ini tertuang dalam Kurikulum 2013 yang digunakan pada proses pembelajaran bahasa indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas X Kompetensi Dasar yang digunakan adalah KD 4.3 Menyunting teks cerita pendek, sesuai dengan struktur dan kaidah teks baik secara lisan maupun tulisan. Artinya, peserta didik mampu Menulis karya ilmiah dengan memerhatikan isi, sistematika, dan kebahasaan.

B. Penelitian Yang Relevan

Sebagai acuan penulis dalam penelitian untuk mengembangkan teori-teori yang telah ada dan digunakan untuk membantu dalam menjawab permasalahan dilapangan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Nadia Arizona Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung Bandar

Lampung yang berjudul “Kesalahan

Penggunaan Ejaan Pada Skripsi Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung Tahun 2014 Dan Implikasinya Pada Pengajaran Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia” .Dalam penelitian ini membahas tentang Kesalahan penggunaan ejaan (pemakaian huruf, penulisan kata, pemakaian tanda baca) yang terdapat pada skripsi mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Lampung tahun 2014.

2. penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Tyas Cahyaningrum Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta Yang Berjudul “Analisis

(5)

sedangkan penelitian ini menggunakan Objek penelitian Artikel surat kabar radar mojokerto edisi bulan Februari 2018.

3. Penelitian Yang Dilakukan Oleh Musmulyadi Yang Berjudul “Analisis Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan Pada Penulisan Karangan Pribadi Siswa Kelas VIIIA SMPN 10 Poleang Selatan” di dalamnya mengkaji tentang kesalahan penggunaan ejaan dan memperoleh gambaran mengenai bentuk kesalahan penggunaan huruf kapital dan tanda baca yang terdapat pada penulisan pengalaman pribadi siswa kelas VIII A SMP Negeri 10 Poleang.

4. Peneltian yang dilakukan oleh Maria Magdalena Damar Isti Nugraheni yang berjudul “Analisis Kesalahan ejaan pada karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu”. Dalam penelitian ini membahas tentang kesalahan penggunan huruf kapital, penggunaan huruf miring, penggunaan huruf tebal, serta penulisan kata pada karangan guru-guru Sekolah Dasar Kabupaten Mahakam Ulu.

2. METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif karena pada dasarnya penelitian ini menyajikan data-data yang kata dan kalimat dianalisis berdasarkan bentuk yang sebenarnya tanpa melepaskan konteks data. Penelitian kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan secara cermat suatu hal (individu atau kelompok), keadaan, gejala, atau fenomena. Moleong (2013: 6).

B. Subjek Penelitian

Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tertulis atau kepustakaan, yaitu berupa Surat Kabar Radar Mojokerto edisi bulan Januari-Februari 2018. Sedangkan Objek penelitian ini berupa Teks yang terdapat dalam Artikel kesehatan dan artikel hiburan Surat Kabar Radar Mojokerto Edisi bulan Januari-Bulan Februari 2018.

C. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan November tahun 2017. Penelitian ini

dilakukan terdiri dari pengajuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal dan revisi proposal, pengumpulan data dan revisi laporan, analisis data serta penyusunan laporan. Waktu penelitian dilaksanakan pada awal bulan November sampai dengan bulan Desember 2017 dan tahun 2018 dilaksanakan pada bulan Januari, Februari, Maret, April, Juli dan berakhir pada bulan Agustus 2018. D.Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut, (Sugiyono , 2015 : 285) :

1. Tahap Persiapan

a. Memilih media cetak yang akan dijadikan subjek dalam penelitian b. Pemilihan judul penelitian yang akan

diteliti

c. Mempersiapkan referensi yang digunakan

d. Menyusun rancangan penelitian

e. Menentukan teknik pengumpulan data dan teknik analisis data

2. Tahap pelaksanan

a. Pengumpulan data yang terdapat dalam surat kabar Radar Mojokerto Edisi Bulan Januari-Februari 2018

b. Menganalisis data-data yang telah didapatkan

c. Menarik kesimpulan 3. Tahap Penyelesaian

Penulisan atau penyajian hasil penelitian dilakukan dalam bentuk skripsi lengkap dengan aturan penulisan yang telah ditentukan.

E. Instrumen Penelitian

(6)

data, dan membuat simpulan (Sugiyono, 2010:307).

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulakan dalam penelitian ini menggunakan teknik baca, catat dan pustaka (Nazir, 2005 :103).

1. Teknik Baca

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti harus membaca artikel surat kabar Radar Mojokerto Edisi Bulan Februari 2018 . 2. Teknik Catat

Setelah peneliti membaca artikel surat kabar radar Mojokerto edisi bulan Februari 2018, peneliti akan mencatat apa yang menjadi pokok dalam penelitian ini. Hal itu meliputi : Kesalahan penggunaan huruf, kesalahan penggunaan tanda baca, kesalahan penggunaan unsur serapan.

3. Studi pustaka

Nazir (2005:93) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan studi pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diteliti.

G.Teknik Validasi Data

Teknik validasi data atau keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dengan berbagai teknik yang sesuai dan tepat untuk menggali data dalam bagi peneliti.

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2007 : 330). Denzin (dalam Moleong,2007 :330-331) membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, peneliti dan teori.

Triangulasi sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber berbeda. Triangulasi metode

berarti pengecekan derajat kepercayaan data dengan beberapa teknik pengumpulan yang berbeda.

Teknik validasi data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi teknik validasi sumber, dan teknik validasi teori. Triangulasi sumber yaitu membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi data yang diperoleh dari sumber yang berbeda .

H. Teknik Analisis Data

Kegiatan proses analisis dalam penelitian kualitatif pada dasarnya dilakukan bersamaan dengan proses pengumpulan data. Sugiyono (2015:245)

Bagian pengumpulan data, yaitu mengumpulkan data relevan sebagaimana rumusan masalah yang diajukan. Reduksi data yaitu pengurangan data dengan tujuan memilih data yang sesuai dengan objek kajian. Proses pemilihan dan penyederhanaan dari data yang diperoleh dari sumber data penelitian. Bagian verifikasi data, yaitu membuktikan atau mengecek data sebelum disajikan. Peneliti perlu mengecek kembali data yang diperoleh.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Kesalahan Penulisan Huruf a. Kesalahan Penulisan Huruf Miring

Data tersebut ditunjukkan pada artikel Kesehatan Radar Mojokerto Edisi Bulan Januari yang terbit pada hari Rabu, 03 Januari 2018 yang berjudul “Difteri” yang ditulis oleh salah satu dokter di Rumah Sakit Gatoel, Mojokerto. Yaitu dr. Vita Dwi Wijayanti pada data (AK/D1/03).

(7)

, kelas 1 SD, kelas 2 SD, dan kelas 5 SD. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.

(AK/D1/JAN/RB/03).

Pada data (AK/D1/03) tersebut kata “Corynebacterium diphtheriae” ditulis menggunakan huruf tegak , tidak ditulis menggunakan huruf miring, padahal kata “Corynebacterium diphtheriae” tersebut merupakan bahasa Latin. Pada Kaidah EBI , bahasa asing atau bahasa daerah ditulis dengan menggunakan huruf miring.

Bentuk kesalahan penulisan huruf miring selanjutnya, yaitu masih ditemukan pada artikel kesehatan yang berjudul “Difteri” yang ditulis oleh dr. Vita Dwi Wijayanti pada data (AK/D2/03).

Jika terkena penyakit Difteri, pasien harus diisolasi di Rumah Sakit untuk mendapatkan antitoksin, antibiotik, serta perlu evaluasi kemungkinan terjadi komplikasi akibat toksin (racun) yang dihasilkan oleh bakteri Corynebacterium Diphtherine. (AK/D2/03).

Pada data (AK/D2/03) tersebut kata “Corynebacterium diphtheriae” juga tidak ditulis menggunakan huruf miring, Kata “Corynebacterium diphtheriae” merupakan nama ilmiah dari suatu bakteri penyebab penyakit difteri.

Bentuk kesalahan penulisan huruf miring yang ketiga, yaitu pada artikel hiburan yang berjudul “Suguhkan Ratusan Tanaman Hias dan Aneka Bunga” oleh Rizal Amrulloh pada (AH/SRTDAB1/03).

Tak hanya taman bunga, di Bukit Pelangi juga terdapat fasilitas lain. Antara lain, gazebo, rumah pohon, bangku pohon, dan sejumlah spot untuk berswafoto.(AH/SRTDAB1/03). . Kata “Spot” merupakan bahasa inggris yang artinya sebuah titik. Sebuah titik yang tempatnya pas untuk dibuat berfoto.

Bentuk kesalahan penggunaan huruf miring yang selanjutnya yaitu terdapat pada artikel remaja pada kolom “R-Style” yang terbit pada hari Sabtu, 13 Januari 2018. Artikel yang berjudul “Gaya Hidup Tak Sehat” yang ditulis oleh Rizki Nur Hidayanti pada data (AR/GTS1/13) sebagai berikut :

Ditegaskannya, dari beberapa sumber dan literature, ada beragam faktor lain yang juga dapat memicu timbulnya kantung mata dan lingkaran hitam di mata. (AR/GTS1/13)

pada kata “literature”. Kata “literatur” merupakan bahasa inggris yang jika dibahasa Indonesiakan berarti literatur. Penulisan kata yang merupakan bahasa asing dalam EBI ditulis dengan menggunakan huruf miring.

Kesalahan penulisan huruf miring selanjutnya terdapat pada artikel kolom R-Style yang terbit pada hari Sabtu, 20 Januari 2018 yang berjudul “Eksperimental lewat Blending Warna” . Kesalahan tersebut tedapat pada data (AR/ELBE1/20).

Natasha menyebutkan, anak muda zaman now masih berkiblat ke Korean Style. Penggunaan warna yang mencolok, seperti kuning, pink, merah, hingga oranye, kerap digunakan. (AR/ELBE1/20).

Pada kalimat di atas terdapat bahasa asing yang penulisannya tidak ditulis menggunakan huruf miring, yaitu pada kata ”now” . Kata “now” pada kalimat diatas merupakan bahasa inggris yang jika dibahasa Indonesiakan berarti “sekarang”.).

Kesalahan penggunaan huruf miring yang selanjutnya yaitu masih pada artikel yang berjudul “Eksperimental lewat Blending Warna”. Kesalahan penulisan kata eye shadow dalam artikel “Eksperimental lewat Blending Warna” beberapa kali diulang seperti yang terlihat pada data Pada data .(AR/ELBW2/20). ,(AR/ELBE3/20), dan (AR/ELBW4/20).

KEBERADAAN eye

(8)

mata semakin indah dipandang.(AR/ELBW2/20).

Meski tidak semua orang dikaruniai bentuk mata yang sama, namun dengan eye shadow, semua wanita dapat memiliki mata yang lebih berbicara. (AR/ELBW3/20).

Bahkan, eye shadow kini menjadi salah satu bagian make up yang tak dapat ditinggal demi menonjolkan mata kaum hawa agar tampil memukau. (AR/ELBW4/20).

Kesalahan penulisan huruf miring pada

kata “eye shadow” dalam artikel

“Eksperimental lewat Blending Warna” yang pertama yaitu pada data berikut :

KEBERADAAN eye shadow memang diyakini mampu menampilkan bentuk

mata semakin indah

dipandang.(AR/ELBW2/20).

Pada kalimat diatas, kata “eye shadow” tidak ditulis menggunakan huruf miring. Kata “eye shadow” berasal dari bahasa inggris, yang dalam kaidah EBI penulisannya menggunakan huruf miring. Eye shadow jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia artinya adalah perona mata.

Kesalahan penulisan huruf miring pada artikel “Eksperimen Lewat Blending Eye Shadow” masih ditemukan , yaitu pada kata “make up” . Kesalahan penulisan huruf miring pada artikel Pada data (AR/ELBW5/20), (AR/ELBW8/20), dan (AR/ELBW10/20), Kata make up tidak ditulis miring. Terlihat pada data di bawah ini :

Bahkan, eye shadow kini menjadi salah satu bagian make up yang tak dapat ditinggal demi menonjolkan mata kaum hawa agar tampil memukau. (AR/ELBW5/20).

Perlu diperhatikan warna yang sesuai dengan kulit dan warna produk kecantikan lainnya. Agar tampilan tidak saling

bertabrakan dan sehingga hasil make up jadi lebih maksimal. (AR/ELBW8/20).

Tidak hanya kesan, warna-warna netral juga cenderung lebih fleksibel jika dikombinasikan dengan banyak warna yang berasal dari jenis make up lain. (AR/ELBW10/20)

Kesalahan penggunaan huruf miring pada data (AR/ELBW5/20) AR/ELBW5/20), (AR/ELBW8/20), dan (AR/ELBW10/20), di atas dalam kata make up tidak sesuai dengan kaidah EBI , karena ditulis dengan menggunakan huruf tegak. Kata atau ungkapan dalam nahasa asing atau bahasa daerah, dalam EBI ditulis dengan menggunakan huruf miring. Seperti berikut ; Bahkan, eye shadow kini menjadi salah satu bagian make up yang tak dapat ditinggal demi menonjolkan mata kaum hawa agar tampil memukau. (AR/ELBW5/20).

Pada data (AR/ELBW5/20) kata make up

Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata atau ungkapan bahasa asing yang ditemukan peneliti pada penulisan kata make up di artikel “Eksperimen Lewat Blending Eye Shadow” juga terdapat pada data (AR/ELBW10/20).

Dalam artikel yang berjudul “Gili Trawangan, Keunikan yang mendunia” juga terdapat kesalahan penggunaan huruf miring, tetapi hanya ditemukan satu kesalahan penggunaan huruf miringnya. Kesalahan penggunaan huruf miring pada artikel tersebut dapat dilihat pada data berikut :

Di Gili Trawangan menyuguhkan begitu banyak spot permaian air. Kita bisa berenang di pantai, bermain kayak, snorkelling diving, hingga aqua flights. (AH/GTKYM1/26).

Berdasarkan data di atas, kesalahan penulisan huruf miring terdapat pada kata

(9)

berarti “titik”. “Titik” disini merujuk ke tempat atau sasaran yang pas untuk berfoto.

Selanjutnya, kesalahan yang sama juga ditemukan dalam artikel yang berjudul “Menipu Dunia Maya”. Dalam artikel tersebut hanya terdapat satu kesalahan penggunaan huruf miring. Kesalahan tersebut terlihat pada data berikut :

Selain untuk menampilkan kesan dirinya yang perfect, aplikasi kamera jahat juga mampu mengubah stigma sementara seseorang terhadap dirinya.( AR/MDM1/JAN/27)

Berdasarkan data di atas, kesalahan penggunaan huruf miring terdapat pada kata

perfect. Kata perfect merupakan bahasa inggris yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia berarti “sempurna”. Dalam kalimat diatas kata perfect mengarah kepada hasil foto yang sempurna. Namun, dalam kalimat tersebut kata perfect tidak ditulis menggunakan huruf miring sesuai dengan kaidah EBI.

Pada artikel bulan Februari juga ditemukan beberapa kesalahan penggunaan huruf miring. Kesalahan penggunaan huruf miring tersebut terdapat pada artikel hiburan yang berjudul “Nikmati Ayunan Gajah” yang terbit pada hari Jum‟at 02 Februari 2018. Kesalahan penggunaan huruf miring tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini :

Namun yang tampil di Nong Nooch Village adalah gajah biasa pada umumnya. Yang membedakan adalah skill dan kepintaran gajah-gajah tersebut. (AH/NAG1/F02).

Kesalahan penggunaan huruf miring pada data (AH/NAG1/F02) tersebut terletak pada kata “skill”. Kata skill jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia berarti keahlian. Dalam kaidah EBI kata asing ditulis menggunakan huruf miring menjadi seperti berikut , “Namun yang tampil di Nong Nooch Village adalah gajah biasa pada umumnya. Yang membedakan adalah skill dan kepintaran gajah-gajah tersebut. (AH/NAG1/F02).

Kesalahan penggunaan huruf miring juga ditemukan pada artikel yang berjudul “Romantis Hutan Pinus Jogja”. Dapat dilihat pada data (AH/RHPJ1/F16) berikut :

Dani, owner Majapahit Tour and Travel, menambahkan untuk berwisata ke lokasi ini, pengunjung juga bisa menikmati wisata kuliner khas ndeso, yakni thiwul.(AH/RHPJ1/F16).

Kata “Owner” termasuk bahasa asing yang dalam bahasa Indonesia artinya “pemilik”. Kata owner seharusnya ditulis menggunakan huruf miring, namun pada data di atas kata owner ditulis menggunakan huruf tegak, sehingga tidak sesuai dengan kaidah EBI.

Dalam artikel radar mojokerto edisi bulan Februari 2018 peneliti menemukan kesalahan penggunaan huruf miring. Kesalahan tersebut ditemukan pada artikel berjudul “dari elegan, simpel hingga feminin”. bentuk kesalahan penggunaan huruf miring pada artikel tersebut dapat dilihat pada data berikut :

Adakalanya topi menjadi menjadi topi menjadi asesoris pendukung fashion untuk memberikan kesan lain terhadap dirinya. (AH/DESHF1/F24).

Kata “fashion pada data

(AH/DESHF1/F24) berasal dari bahasa inggris, yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia berarti “mode”. Penulisan tersebut tidak sesuai dengan kaidah EBI, dalam kaidah EBI penulisan bahasa asing atau bahasa daerah ditulis dengan huruf miring.

Penggunan huruf miring selanjutnya masih ditemukan pada artikel yang sama. Kesalahan penulisan huruf miring terdapat pada data (AH/DESHF2/F24)berikut:

(10)

rambut yang dikuncir ke belakang, setiap wanita akan memiliki gaya simpel dan nggak ribet.( AH/DESHF2/F24).

Penulisan kata pada kata “stylish” menurut kaidah EBI seharusnya menggunakan huruf miring, karena kata “style”bersala dari bahasa inggris dan termasuk ke dalam penggolongan bahasa asing. Berdasarkan kaidah EBI kata asing ditulis menggunakan huruf miring, penulisan yang benar ialah “stylish”.

2. Kesalahan Penulisan Kata

Peneliti menemukan kesalahan penggunaan kata depan di pada beberapa artikel surat kabar Radar Mojokerto. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini :

Bahkan, desa paling ujung selatan Kecamatan Jatirejo ini memiliki tiga wisata sekaligus . Antara lain, Air terjun Kebejan, kolam renang yang di berada di atas bukit, dan Wisata Bukit Pelangi.( AH/SRTHA1/08).

Kata depan di- pada kata tersebut bukan penentu tempat dan jawaban atas pertanyaan. Kata depan di- ditulis terpisah apabila kata yang mengikutinya menunjukkan tempat dan jawaban atas pertanyaan. Kata “berada” tersebut tidak menunjukkan tempat atau bisa dikatakan ambigu. Oleh karena itu penulisan kalimat diatas

Selanjutnya, kesalahan penggunaan awalan di- juga terdapat pada artikel “Mata Panda Enyahlah” yang terbit pada tanggal 13 Januari 2018. Kesalahan penggunaan awalan

di- dalam artikel tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini :

Akan tetapi, munculnya penyakit tersebut bukan tidak ada sebab musababnya. Banyak orang menilai, kesalahan gaya hiduplah yang justru menjadi faktor utama kaum muda di

selimuti pengerutan wajah.( AR/MPE1/13).

Berdasarkan data di atas, kesalahan penggunaan awalan di- terdapat pada kata “di selimuti”. Dalam kaidah EBI penulisan di

sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya. Kata “selimut” jika mendapat awalan di- maka penulisannya digabung

Kesalahan penulisan kata selanjutnya juga masih ditemukan dalam artikel Radar Mojokerto edisi bulan Februari 2018. Pada artikel yang berjudul “DBD” penulis menemukan kesalahan penulisan kata, yang dapat dilihat pada data :

Gejala DBD tergolong parah (meskipun pada fase ini panas tubuh mengalami penurunan) di antaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan kelenjar getah bening, muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan hisung, napas terengah-engah, dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri di sekitar perut. (AK/DBD1/F07).

Pada penulisan kata “di antarnya” seharusnya imbuhan di- pada kata antara penggunaannya digabung. Bukan di pisah, sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam EBI. Sehingga penulisannya menjadi “diantaranya”.

Kesalahan penulisan kata juga masih ditemukan, pada artikel yang berjudul “Pattaya Floating Market” yang terbit pada tanggal 09 Februari 2018. Kesalahan tersebut terdapat pada data berikut

Pun demikian dengan dengan sungai yang menjadi urat nadi perdagangan Pattaya Floating Market. Sungai tersebut tampak kotor dan berwarna kecoklatan.

(11)

Penggunaan partikel pun pada awal kalimat seharusnya dihilangkan karena tidak sesuai dengan kaidah EBI. Dalam EBI, partikel pun tidak dipakai pada awal kalimat. Sehingga penulisan partikel pun pada data di atas menjadi seperti berikut, “Demikian dengan dengan sungai yang menjadi urat nadi perdagangan Pattaya Floating Market. Sungai tersebut tampak kotor dan berwarna kecoklatan.”

3. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca

a. Kesalahan Penggunaan Tanda Titik ( . ) Tanda titik digunakan setelah penulisan nama gelar. Dalam artikel radar Mojokerto Edisi Bulan Februari 2018 ditemukan keslaahn penggunaan tanda titik pada penulisan nama gelar. Kesalahan tersebut dapat dilihat pada data di bawah ini :

Jika bayi dan balita akan rewel dan mudah marah, sakit perut, muntah, batuk, demikian penjelasan dr Triastutik Sri Prastini, Sp.A yang praktek di RS Gatoel. (AK/FS1/F21).

Penggunaan tanda titik pada data (AK/FS1/F21) terletak pada penulisan gelar dr (dokter). Penulisan tanda titik ( . ). Agar sesuai dengan kaidah EBI.Pada penulisan gelar dokter (dr) dalam data diatas, tidak disertai dengan tanda titik setelahnya. Dalam kaidah EBI, tanda titik digunakan setelah singkatan nama gelar. Penulisan gelar “dr” seharusnya diikuti dengan tanda ttitik setelahnya, sehingga penulisan nama gelar seharusnya menjadi “dr.”

b. Kesalahan penggunaan tanda baca koma ( , )

Terdapat 2 kesalahan penggunaan tanda baca koma .( , ) dalam artikel tersebut. Kesalahan Penggunaan tanda baca koma ( , ) dapat dilihat pada data (AH/SRTHA2/08) dan (AH/SRTH3/08) di bawah ini :

Bahkan, desa paling ujung selatan Kecamatan Jatirejo ini memiliki tiga wisata sekaligus. Antara lain, Air terjun Kebejan, kolam renang yang di berada di

atas bukit, dan Wisata Bukit Pelangi. (AH/SRTHA2/08). Berdasarkan data di atas, pada kata “antara lain,” terdapat kesalahan penggunaan tanda baca, yaitu setelah kata “antara lain” kemudian diikuti dengan tanda koma ( , ) . Dalam kaidah EBI, tidak ada kaidah bahwa tanda baca koma dapat digunakan pada akhir suatu pernyataan legkap yang diikuti pemerincian atau penjelasan. Dalam data di atas kata “antara lain” merujuk kepada penjelasan dan perincian. Sehingga tanda baca yang seharusnya dipakai ialah tanda baca ( : ).

Bentuk kesalahan penggunaan tanda koma ( , ) selanjutnya yaitu pada data artikel (AH/SRTH3/08).

Tak hanya taman bunga, di Bukit Pelangi juga terdapat fasilitas lain. Antara lain, gazebo, rumah pohon, bangku pohon, dan sejumlah spot untuk berswafoto. (AH/SRTH3/08). Kesalahan penggunaan tanda baca koma ( , ) terdapat pada kata “Antara lain,”. Kesalahan penggunaan tanda baca koma ( , ) pada data artikel (AH/SRTH3/08) sama dengan data artikel (AH/SRTHA2/08), yaitu setelah kata antara lain kemudian diikuti dengan tanda baca koma ( , ). Di dalam kaidah EBI, tanda baca yang digunakan pada akhir suatu pernyataan lengkap diikuti penjelasannya ialah tanda baca titik dua ( : ). Kesalahan penggunaan tanda hubung ( - )

Pada artikel Radar Mojokerto juga ditemukan kesalahan penggunaan tanda hubung ( - ), kesalahan terdapat pada artikel kesehatan yang berjudul “Rhinitis” , dapat dilihat pada data di bawah ini :

(12)

alergi dan non-alergi.(AK/R2/10).

Penggunaan tanda hubung ( - ) pada artikel tersebut terdapat pada kata “non -alergi. Pada kaidah PUEBI kata non- tidak bisa berdiri sendiri, oleh karena itu penggunaannya harus digabung. Penggunaan kata “non-“ yang benar ialah seperti berikut : Secara garis besar rhinitis dibagi menjadi dua, yaitu rhinitis akut dan kronis. Rhinitis kronis dibagi menjadi rhinitis alergi dan nonalergi.(AK/R2/10).

4. Kesalahan Penggunaan Unsur Serapan

Berdasarkan taraf integrasinya, unsur serapan dalam bahasa Indonesia dapat dibagi menjadi dua kelompok besar. Pertama, unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia, Kedua, unsur asing yang penulisan dan pengucapannya disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia.

Kesalahan penggunaan unsur serapan pada artikel radar mojokerto edisi bulan Januari 2018 hanya ditemukan satu kesalahan, yaitu pada artikel yang berjudul “Gaya Hidup Tak Sehat”. Dapat dilihat pada data (AK/GHTS/13) di bawah ini :

Menyusul ,adanya kantung mata,mengakibatkan orang terlihat selalu kelelahan, kurang prima, dan berenergi tidak positip untuk dipandang. (AK/GHTS/13).

Berdasarkan data (AK/GHTS/13) di atas, kesalahan unsur serapan terdapat pada kata “positip”. Kata positip tersebut merupakan unsur serapan dari bahasa inggris, yaitu “positive” . Dalam penulisan unsur serapannya, kata positip tidak berakhiran “p”, namun maneggunakan akhiran f sesuai dengan kaidah EBI dan sesuai dengan KBBI.

Penulisan kata serapan yang tidak sesuai dengan kaidah EBI juga ditemukan pada artikel surat kabar mojokerto edisi bulan Februari 2018 . kesalahan penulisan unsur serapandapat dilihat pada data berikut :

Berbagai ornament berbahan kayu serta tulisan dalam huruf Thailand dibuat semenarik mungkin untuk memberi kesan pada pengunjung.

(AH/PAKEBL2/F09)

Berdasarkan data di atas, kesalahan penulisan unsur serapan terdapat pada kata “ornament” . Penulisan kata “ornament” pada data (AH/PAKEBL2/F09) di atas seharusnya ditulis “ornamen”, karena bahasa indoenesia menyreap insur dari berbagai bahasa .

5. Relevansi dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Pada Kurikulum 2013, semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik). Sementara itu Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.

Adapun Relevansi Ejaan Bahasa Indonesia pada pembelajaran di SMA yang sudah menggunakan kuriukulum 2013 memang terdapat keterkaitan yang cukup erat. Keterkaitan tersebut karena memang pada materi Bahasa Indonesia di kelas X ada materi yang berkaitan dengan penggunaan Ejaan Bahasa Indonesia. Namun memang penggunaan atau kesalahan penggunaan EBI pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X tidak semata-mata dimasukkan dalam materi, namun hanya diselipkan pada satu materi. Misal, pada penyuntingan teks Laporan Hasil Observasi berdasarkan struktur kalimat, ejaan dan tanda baca. Hal itu sesuai dengan KI 3, K1 4, KD 3.1, 4.1 . pernyataan tersebut sesuai dengan hasil wawancara berikut.

(13)

sesuai dengan Kompetisi Dasar, mengenai analisis Laporan Hasil Observasi, pada ciri kebahasaan, penyuntingan teks laporan hasil observasi, penyuntingan bahasa sesuai dengan struktur dan tanda baca.”

B. PEMBAHASAN

1. Kesalahan Penulisan Huruf

a.Kesalahan penggunaan huruf miring

Pertama, dalam artikel yang berjudul “Difteri”. Pada artikel tersebut kesalahan penulisan huruf miring terletak pada kata “Corynebacterium diphtheriae”. Berdasarkan data AK/D1/JAN/RB/03) dan (AK/D2/03) . Kata Corynebacterium diphtheriae seharusnya ditulis menggunakan huruf miring, sesuai dengan PUEBI. Dalam kaidah EBI , penulisan Huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing (Sugiarto,2017;19).

kata “Corynebacterium diphtheriae”

termasuk ke dalam bahasa asing, jadi penulisan yang benar sesuai EBI yaitu seperti berikut, “Corynebacterium diphtheriae”. Penggunaan huruf miring pada bahasa daerah atau pun bahasa asing harus diperhatikan lebih jelas ,khususnya dalam penulisan artikel.

Kesalahan penggunaan huruf miring selanjutnya terdapat pada artikel yang berjudul “Suguhkan Ratusan Tanaman Hias dan Aneka Bunga”. Pada artikel tersebut peneliti hanya menemukan satu kesalahan penggunaan huruf miring, kesalahan tersebut terdapat pada kata “spot”. Kata “spot” dalam kaidah EBI termasuk ke dalam bahasa asing dan penulisannya menggunakan huruf miring. Namun pada data (AH/SRTDAB1/03) penulisan kata spot

ditulis dengan huruf tegak. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Penulisan kata tersebut tidak sesuai dengan PUEBI sehingga penulisan kata spot dalam

data (AH/SRTDAB1/03) termasuk ke dalam kesalahan penulisan huruf miring. Penulisan kata “spot” yang benar sesuai kaidah EBI yaitu “spot.”

Penggunan huruf miring yang tidak sesuai dengan kaidah EBI dalam artikel Radar Mojokerto edisi bulan Januari 2018 juga ditemukan pada artikel remaja yang berjudul “Gaya Hidup Tak Sehat” . Kesalahan penggunaan huruf miring pada artikel tersebut terdapat pada data (AR/GTS1/13).

Pada kata “literature” penulisannya

menggunakan huruf tegak, tidak menggunakan huruf miring. Kata “literature” dalam kalimat tersebut seharusnya ditulis dengan huruf miring karena termasuk golongan bahasa asing. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Penulisan huruf miring sesuai kaidah EBI dalam bahasa artikel arus lebih diperhatikan, hal itu dimaksudkan untuk mengurangi ataupun menghindari kesalahan ejaan.

Kesalahan penggunaan huruf miring selanjutnya yaitu pada artikel yang berjudul “Eksperimental lewat Blending Warna”. Bentuk kesalahan penggunaan huruf miring pada artikel tersebut terletak pada data (AR/ELBE1/20). “now”. Kata “now” bukan termasuk ke dalam bahasa Indonesia namun berasal dari bahasa inggris yang artinya sekarang. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19).

(14)

yang penggunaan hurufnya seharusnya ditulis miring seperti berikut, eye shadow.

Kesalahan penggunaan huruf miring pada kata “make up” dalam artikel “Eksperimental Lewat Blending Warna”. Terdapat tiga kali pengulangan kesalahan penggunaan huruf miring pada kat “make up”, diantaranya : Pada data (AR/ELBW5/20), (AR/ELBW8/20), dan (AR/ELBW10/20). Penyebutan kata “make up” memang tidak asing lagi di Indonesia, “make up” berarti dandan yang diartikan dari bahasa inggris ke bahasa indonesia. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Berdasarkan kaidah EBI penulisan kata “make up” yang benar yakni dengan menggunakan huruf bercetak miring “make up”.

Kesalahan penggunaan huruf miring juga ditemukan pada artikel Radar Mojokerto yang berjudul “Gili Trawangan, Keunikan

yang mendunia”. Pada data

(AH/GTKYM1/26) kesalahan penggunaan huruf miring tredapat pada kata “spot”. Seperti halnya penjelasan di atas sebelumnya, kata “spot” termasuk ke dalam bahasa asing dan penulisannya menggunakan huruf miring sesuai pedoman EBI. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Kesalahan Penggunaan huruf miring yang tidak sesuai dengan dengan pedoman EBI selanjutnya ditemukan pada artikel remaja yang berjudul “Menipu Dunia Maya”. Sebelumnya telah dijelaskan di atas bahwa penulisan huruf miring digunakan untuk menulis kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau pun bahasa asing. Kata “perfect” sendiri diambil dari bahasa inggris, “perfect” dalam artikel tersebut seharusnya ditulis miring (perfect) sesuai dengan kaidah EBI.

Kesalahan penggunaan huruf miring tidak hanya ditemukan pada artikel Radar Mojokerto edisi bulan Januari saja, namun peneliti juga menemukan beberapa kesalahan penggunaan huruf miring pada artikel Radar Mojokerto edisi bulan Februari 2018 .

Penggunaan huruf miring yang belum sesuai dengan kaidah EBI pada artikel Radar Mojokerto edisi Februari 2018 telah dibuktikan pada data (AH/NAG1/F02) di atas sebelumnya. Kesalahan Penggunaan huruf miring pada data (AH/NAG1/F02) terdapat pada kata “skill”. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Penulisan kata “skill” yang benar ialah ditulis miring (skill), sesuai kaidah EBI. “skill” atau

dalam bahasa indonesia berarti bakat memang sudah tidak asing lagi di Indonesia, namun meskipun begitu harus tetap diperhatikan cara penulisannya sesuai dengan PUEBI.

pada artikel Radar Mojokerto edisi bulan Februari 2018. Kesalahan huruf mirig ditemukan pada artikel hIburan yang berjudul “Romantis Hutan Pinus Jogja”. Pada data (AH/RHPJ1/F16) . Kesalahan penggunaan huruf miring terdapat pada kata “owner” , kata “owner” tersebut seharusnya dicetak menggunakan huruf miring (owner) , karena termasuk dalam bahasa asing. Sesuai dengan PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Pada data (AH/DESHF1/F24) dalam artikel yang sama juga ditemukan kesalahan penggunaan huruf miring. Bedanya, kesalahan terletak pada kata “Fashion”. Berdasarkan kaidah PUEBI penulisan huruf miring dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing, (Sugiarto,2017;19). Kata “fashion” penggunaannya pada kaidah EBI yang benar yakni dicetak miring (fashion).

(15)

tentang penggunaan huruf miring yang dipakai untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa asing atau pun bahasa daerah. 2. Kesalahan Penulisan Kata

Pedoman penulisan kata depan di, ke, dan dari berdasarkan PUEBI terdiri dari, penulisan di- sebagai kata depan harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, penulisan di sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan penulisan ke sebagai kata depan harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, penulisan ke sebagai awalan harus ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.

Kesalahan penulisan kata pada artikel Radar Mojkerto edisi bulan Januari-Februari tidak begitu banyak ditemukan. Hanya beberapa kesalahan penulisan kata yang tidak sesuai dengan kaidah EBI.

pada data ( AH/SRTHA1/08),dan Mata Panda Enyahlah ( AR/MPE1/13). Kesalahan penulisan kata pada kedua artikel tersebut terletak pada penulisan kata depan di-, Kata depan di- ditulis terpisah apabila kata yang mengikutinya menunjukkan tempat dan jawaban atas pertanyaan (Sugiarto,2017;32).

Pada artikel Radar Mojokerto edisi Februari 2018 juga ditemukan hanya dua kesalahan penggunaan awalan di-. Kesalahan penggunaan awalan di- tersebut terdapat pada data (AK/DBD1/F07) dan pada data (AH/PAKEBL1/F09). Letak kesalahan data (AK/DBD1/F07) terletak pada kata “diantaranya”. Kata “diantaranya” menurut kaidah EBI , penulisannya dipisah. Kata depan di- ditulis terpisah apabila kata yang mengikutinya menunjukkan tempat dan jawaban atas pertanyaan (Sugiarto,2017;32).

Kesalahan penulisan kata pada partikel

pun yang terdapat pada data (AH/PAKEBL1/F09). Pada data tersebut letak kesalahan terdapat pada kata “pun demikian”. Partikel pun tidak digunakan pada awal kalimat. Kata depan di- ditulis terpisah apabila kata yang mengikutinya menunjukkan tempat dan jawaban atas

pertanyaan (Sugiarto,2017;32). Berdasarkan kaidah EBI partikel pun ditulis terpisah pada kata yang mendahulinya.

3. Kesalahan Penggunaan Tanda Baca a. Kesalahan Penggunaan Tanda Titik

Pada hasil penelitian di atas telah di jelaskan kesalahan penggunaan tanda titik dalam artikel bulan Februari yang terdapat dalam pada data (AK/FS1/F21). Tanda Titik pada Akhir Singkatan Gelar, Pangkat, Jabatan, Sapaan berdasarkan kaidah PUEBI. Kesalahan penggunaan tanda titik setelah gelar “dr” kemudian diikuti/diakhiri dengan ganda titik. Tanda titik digunakan setelah singkatan nama gelar.

b. Kesalahan penggunaan tanda koma ( , )

Hasil analisis data (AH/SRTHA2/08) , (AH/SRTH3/08) dan (AH/SRTH3/08). Ketiga data tersebut mempunyai letak kesalahan yang sama yaitu pada penggunaan kata di antaranya yang dilanjutkan dengan tanda koma. Dalam PUEBI terdapat kaidah bahwa Tanda koma dipakai di antara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan. Dikatakan mengandung kesalahan karena dalam kaidah PUEBI, tidak ada kaidah bahwa tanda koma dipakai setelah kata di antaranya .

c. Kesalahan Penggunaan Unsur Serapan Dalam perkembangannya ,bahasa Indonesia menyerap unsur dari berbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sansakerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris .

(16)

inggris) dalam bahasa indonesia yang benar yaitu “positif”. Begitu pun pada kata “ornament” , penulisan kata serapan dari kata “ornament” yang benar menurut EBI tidak memakai akhitan huruf t, huruf t pada akhir kata dihilangkan sehingga menjadi kata “ornamen”, dan sesuai dengan KBBI. 6. Relevansi hasil penelitian dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Artikel pada surat kabar Radar Mojokero menjadi pembelajaran yang baru dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Artikelpada surat kabar Radar Mojokero menjadi pilih yang hadir akan memberikan rangsangan tersendiri untuk perserta didik untuk menulis sebuah Teks Laporan Hasil Observasi. Penelitian ini sesuai dengan kompetensi Dasar pembelajaran Bahasa Indonesia kelas X tingkat Sekolah menengah atas. Penelitian ini sejalan dengan (Iskandarwassid dan Sunendar, 2016:5) menyatakan bahwa Belajar berarti proses perubahan tingkah laku perserta didik akibat adanya interaksi antara individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan.

Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMA kelas X, materi ejaan memanag tidak langsung dengan detail. Namun, materi ejaan hanya disisipkan saja melalui beberapa Komptensi Dasar. Di sekolah SMA Islam Ronas, materi tentang ejaan masuk dalam penyuntingan tek Laporan Hasil Observasi. Hal itu disampaikan oleh guru Bahasa Indinesia DI SMA Islam Ronas, bahwa ejaan hanya disisipkan pada beberapa Materi.

Materi tentang EBI, tidak serta merta dijelaskan dengan detail pada buku siswa, jadi menurut Bu Khusnul selaku guru di SMA Islam Ronas materi EBI biasnya langsung dijelaskan sendiri oleh guru, baik mengenai tanda baca maupun unsur kalimatnya. Mengingat kemampuan pengetahuan siswa kelas X SMA Islam Ronas tentang kaidah EBI masih minim.

Mengenai model pembelajaran tentang EBI pada materi Laporan Hasil Observasi, guru dapat menggunakan media surat kabar untuk dijadikan objek. Misalnya, para siswa ditugaskan untuk mencari artikel surat kabar kemudian diperintahkan untuk menganalisis kesalahan Ejaannya. Namun, sebelumnya guru memberikan contoh dahulu kepada siswa tentang analaisis kesalahan ejaan pada surat kabar tersebut. Hal itu mampu meningkatkan tIngkat pengetahuan siswa mengenai EBI, dan diharapkan semua siswa berpedoman pada EBI yang telah berlaku saat ini.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Peneliti dapat menyimpulkan bahwa penggunaan kaidah EBI dalam artikel surat kabar Radar Mojokerto edisi bulan Januari dan Februari masih ada yang tidak sesuai. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, ditemukan sebanyak lebih dari 30 kesalahan penggunan Kaidah EBI .

Kesalahan penulisan huruf tedapat 22 kesalahan, kesalahan penggunaan tanda baca terdapat 11 kesalahan, kesalahan penulisan kata ada 6 , kesalahan penulisan unsur serapan hanya ditemukan 2 kesalahan saja. Jadi , meskipun sudah melewati proses editoring, kesalahan penggunaan kaidah EBI yang tidak sesuai dalam surat kabar “Radar Mojokerto edisi bulan Januari-Februari” ternyata masih ditemukan.

B. Saran

(17)

DAFTAR PUSTAKA Alwi,Hasan dkk. Tata Bahasa Baku Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Arizona, Nadya. 2016. Kesalahan penggunaan ejaan pada skripsi mahasiswa Fakultas hukum universitas lampung tahun 2014 dan Implikasinya pada pengajaran mata kuliah umum Bahasa indonesia.Skripsi.Lampung. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Program Pascasarjana Universitas Lampung.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Alek dan Achmad, H.P. 2010. Bahasa

Indonesia untuk Perguruan Tinggi

(Djoko Kentjono, Ed.). Jakarta: Kencana.

Cahyaningrum, Tyas Wahyu.2010.Analisis Kesalahan Berbahasa Pada Karya Tulis Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Andong Kabupaten Boyolali.Skripsi. Surakarta . Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan: Program Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Chaer, Abdul. 1993. Pembakuan Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Hastuti PH, S. 2003. Sekitar Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.

Yogyakarta: Mitra Gama Widya

Miles, Mattew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis data Kualitatif.

Jakarta: Universitas Indonesia

Moleong, Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nazir,Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor.Ghalia Indonesia.

Nugraheni, Isti. 2016. Analisis Kesalahan Ejaan dan Kalimat dalam Teks Cerita Pendek Karya Siswa Kelas IX SMP Kanisius Kalasan Sleman Tahun Ajaran 2015/2016. Skripsi.Yogyakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan : Program Pasca Sarjana. Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Musmulyadi, 2016. Analisis Penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan Pada Penulisan Karangan Pribadi Siswa Kelas VIIIA SMPN 10 Poleang Selatan. Jurnal Bastra.Vol .4, No. 3, Pp. 1

Setyawati,Nanik, 2013. Analisis Kesalahan Berbahasa Indonesia.Surakarta,Yuma Pustaka.

Subroto, Edi. 2007. Pengantar Metode Penelitian Linguistik Struktural.

Surakarta, UNS Press.

Sugiarto, Eko. 2017. Kitab PUEBI Pedoman umum Ejaan Bahasa Indonesia.

Yogyakarta, C.V ANDI Offset.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung. Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mutia Zuhara dan Utia Azizah bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share (TPS) pada pokok bahasan larutan elektrolit

Pada penggunaan MPL, siswa yang mempunyai kecerdasan emosi tinggi memiliki prestasi belajar akuntansi yang sama baiknya dengan siswa yang mempunyai kecerdasan

Beberapa kaidah-kaidah yang disempurnakan seperti Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mesti dijadikan patokan. Proses

Antara pernyataan berikut, yang manakah paling tepat menerangkan sistem yang digunakan oleh produk tersebut. A Sistem mekanikal dan menggunakan tenaga manual B Sistem

Jawaban C benar karena apabila warga menyadari manfaat olahraga, jumlah warga yang berolahraga akan meningkat Jawaban D salah karena apabila oleharaga melelahkan dan

Sebagai bagian dari proses pembangunan dan pelayanan terhadap masyarakat, maka untuk menunjang semakin maksimalnya kegiatan pengelolaan persampahan, Pemerintah Kabupaten

a. Psikotropika golongan I adalah psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi