• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis Semiotika Program Acara Al Kalam di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis Semiotika Program Acara Al Kalam di Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017 - Test Repository"

Copied!
98
0
0

Teks penuh

(1)

JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

OLEH SITI LESTARI NIM. 11714017

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

(2)

JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sosial

OLEH SITI LESTARI NIM. 11714017

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

HALAMAN MOTTO

Artinya: dan Dialah yang telah menciptakan bagi kamu

sekalian, pendengaran, penglihatan dan hati. Amat

(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpah dan rahmat dan karunia-Nya, Skripsi ini dipersembahkan untuk:

1. Orang tuaku terhebat, Bapak Samsudin dan Ibu Mudrikah, atas semua

curahan kasih sayang, semangat, dan do‟a yang selalu diberikan tanpa

mengenal perhitungan

2. Kakakku tersayang, Siti Qodriyah, yang selal melindungi, menasehati dan memberikan motivasi

3. Keluarga besar Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) DinamikA IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak ilmu di bidang kejurnalistikan, memberikan dukungan dan motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Sahabat-sahabatku tercinta, Nur Hamidah, Tika Lutfia, Alvina, yang selalu memberikan motivasi dan dukungan.

5. Sahabat kecilku, Siti Muzazanah, Siti Rohmah, Dewi Nurul, dan Qoidatul yang telah banyak membantu dan selalu membuatku semangat dan tersenyum .

6. Sahabat-sahabatku asrama Telkom, Indah Uswatun, Gamira, Nadya yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabatku kontrakan sehati J.389, Anggraini Putri, Ulfa Nurmala, Aisya Zuhdiana, Aminatun Zahro, Puji Lestari, yang selalu memberikan motivasi dan menghiburku setiap saat

(9)

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan kasih sayangNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tidak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda nabi besar Muhammad Saw kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutNya yang menjadi suri tauladan bagi kita.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Rektor IAIN Salatiga, Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. 2. Dekan Fakultas Dakwah Bapak Dr.Mukti Ali, M.Hum

3. Ketua Program Studi KPI IAIN Salatiga, dan Dosen Pembimbing Akademik, Ibu Dra. Maryatin, M.Pd., yang telah membimbing dan memberikan dukungan.

4. Dosen pembimbing skripsi, Bapak Dr.Rifqi Aulia Erlangga, M.Hum., yang telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga skripsi ini terselesaikan.

(10)
(11)

ABSTRAK

Lestari, Siti. 2018. Dakwah Melalui Media Teevisi (Analisis Semiotika Program Acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah Episode 21 Juli 2017). Skripsi FAkultas Dakwah Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

Kata Kunci: Dakwah Melalui Televisi . Analisis Semiotika. Program Acara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui deskripsi program acara religi yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah. Dan juga untuk makna dan tanda pada program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017 dengan teori analisis semiotika model Charles Sander Peirce. Untuk menjapai tujuan dari penelitian tersebut secara mendalam dan menyeluruh, maka peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan analisis semiotik model Charles S.Peirce dengan segitiga makna atau

Triangle of meaning, yakni tiga elemen utama: tanda (sign), objek, dan interpretant. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program-program acara religi yang ditayangkan di TVRI Jawa Tengah, sebenarnya memiliki prinsip yang sama yaitu untuk menyebarkan dakwah islam, hanya saja format acara dan materi yang disampaikan berbeda. Dalam tayangan program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017 ini ditemukan makna dan tanda diantaranya: makna dari bumper (Opening) program acara Al Kalam, latar belakang panggung (background), Analisis tokoh (host,

narasumber, dan audience). Analisis semiotika isi program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017 terdapat nilai-nilai keislaman yaitu: Keimanan seseorang kadang naik dan kadang turun, Sholat itu diwajibkan bagi orang yang beriman, Selalu menyebut nama Allah di mana saja dan pada saat kejadian apa saja, Seseorang akan selalu diuji keimananya oleh Allah SWT, Keikhlasan menyembah Allah. Seharusnya menyembah Allah murni karena ikhlas, bukan hanya karena mengharap surga-Nya.

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LOGO INSTITUT ... ii

NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRAK ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

(13)

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 10

E. Kerangka Berfikir ... 10

F. Sistematika Penulisan ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ... 13

A. Tinjauan Pustaka ... 13

B. Landasan Teori ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 28

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Sumber Data ... 29

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisis Data ... 31

F. Teknik Validitas Data ... 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 34

A. Hasil Penelitian ... 34

B. Pembahasan ... 39

(14)

A. Kesimpulan ... 57 B. Saran... 59 DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR BAGAN

(16)

DAFTAR GAMBAR

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Analisis bumper program acara Al Kalam ... 42

Tabel 2. Analisis latar belakang (background) program acara Al Kalam... 44

Tabel 3. Analisis makna tokoh dalam program acara Al Kalam ... 46

Tabel 4. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ... 50

Tabel 5. Analisis makna tanda isi dawah program acara Al Kalam ... 51

Tabel 6. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ... 53

Tabel 7. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ... 54

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Dakwah merupakan ajakan atau seruan kepada yang lebih baik. Dakwah mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses yang terus-menerus menuju kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah tersebut (Ilaili, 2010:17). Agama Islam mengajarkan pemeluknya untuk menyebarkan kebaikan dengan ajakan yang lembut bukan dengan kekerasan ataupun paksaan. Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting untuk mengajarkan kepada masyarakat untuk melakukan amar ma‟ruf nahi munkar yaitu melaksanakan perintah Allah SWT dan meninggalkan laranganNya (Husein, 2000:24).

(19)

media dakwah Audio Visual yaitu alat dakwah yang dapat merangsang panca indra pendengaran atau penglihatan dan kedua-duanya, bisa berbentuk televisi, slide, internet dan sebagainya. Yang terakhir, akhlak yaitu perbuatan-perbuatan nyata yang mencerminkan ajaran islam, yang dapat dinikmati dan didengarkan oleh

mad‟u (orang yang menerima pesan dakwah).

Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, penyampaian dakwah tidak hanya disampaikan dengan cara tradisional semata. Tidak hanya dilakukan dengan tatap muka antara da‟I (orang yang menyampaikan pesan dakwah) dan mad‟u (orang yang menerima pesan dakwah) saja , namun dengan pemanfaatan media dakwah juga perlu dilakukan (Atabik, 2003:194). Salah satunya dakwah yang disampaiakan melalui media televisi, karena memiliki kelebihan dibanding dengan media radio dan cetak, yaitu dengan televisi yang memiliki sifat audio visual, mad‟u dapat melihat dan mendengarkan secara langsung pesan dakwah dari seorang da‟i. Selain itu bisa juga tanya jawab melalui telefon interaktif yang disediakan oleh televisi tersebut.

Televisi merupakan media massa yang mengalami perkembangan paling pesat di dunia. Meski lahir paling belakangan dibanding media cetak dan radio, namun pada akhirnya media televisi lah yang paling banyak diakses oleh masyarakat di mana pun di dunia ini (Badjuri, 2010:11).

(20)

penglihatannya berupa gambar. Tanpa gambar tak mungkkin ada apa-apa yang dapat dilihat (Zaini, 2015:9). Secara aktif siaran televisi dimulai tahun 1947. Televisi berkembang di berbagai negara seperti Inggris, Eropa, Uni Soviet, dan Amerika Serikat (Taufik, 2012:85).

Di Indonesia, televisi pertama kali diperkenalkan pada tahun 1962, ketika Indonesia mendapat kehormatan untuk menyelenggarakan pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Televisi pertama yang ada di Indonesia yaitu TVRI (Televisi Republik Indonesia). Sejak itu TVRI dipergunakan sebagai station call (panggilan stasiun) sampai sekarang. Selama tahun 1962-1963 TVRI mengudara rata-rata satu jam sehari dengan segala kesederhanaanya. Dan sekarang pun TVRI sudah siaran 24 jam dengan pembagian siaran analog (siaran yang menggunakan frekuensi sinyal) dan digital (siaran yang menggunakan sistem digital) (Effendy, 1993:54).

Akhir tahun 1980-an era televisi swasta nasional hadir. Pada tahun 1989, lahirlah televisi swasta pertama RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). Tahun 1990 disusul dengan SCTV (Surya Citra Televisi Indonesia), tahun 1992 Indosiar TV, tahun 1994 ANTV (Andalas Televisi), TPI (Televisi Pendiikan Indonesia), Metro TV, Lativi yang sekarang berubah menjadi TVOne, dan TV7 yang sekarang menjadi Trans7 (Subiakto dan Ida, 2012: 138-139).

(21)

badan hukum didirikan oleh negara), swasta (televisi yang didirikan oleh perseorangan atau pengusaha), dan berlangganan ke komunitas (jasa penyiaran saluran televisi yang dilakukan khusus untuk pemirsa yang bersedia membayar secara berkala). Televisi merupakan salah satu media paling favorit bagi para pemasang iklan di Indonesia. Media televisi merupakan industri padat modal, padat teknologi, dan padat sumber daya manusia (Riswandi, 2009:10).

Lembaga penyiaran (radio dan TV) juga harus mempunyai hak kontrol (hak untuk mengendalikan segala informasi yang telah disampaiakan oleh pers), hak kritik (hak untuk menanggapi suatu informasi dengan tujuan supaya penyiaran pers lebih baik) dan hak koreksi (hak untuk mengoreksi atau membetulkan kekeliruan informasi yang diberitakan oleh pers) karena salah satu dasar eksistensi UU Penyiaran adalah pasal 28 UUD-45. Dengan demikian sudah jelas kedudukan media penyiaran sebagai media komunikasi politik, media komunikasi hukum dan media komunikasi dakwah. Itulah pertelevisian alternatif yang religius, menghadapi era globalisasi (Muis, 2001:202). Sebagai contoh TVRI pada masa sekarang ini masih banyak adanya tayangan seperti mimbar agama, pengajian, dan tayangan religi lainya berbeda dengan TV swasta yang menampilkan iklan yang seronok, sinetron yang tidak mendidik, dll.

(22)

(pembebasan masyarakat dari belenggu tahayyul dari beberapa aspek kehidupanya) dan sekuralisasi (membebaskan hidup keduniawian dari ikatan-ikatan agama) (Muis, 2001:201).

Kecanggihan teknologi semakin terbuka untuk mendokumentasikan momen baik secara literal maupun visual (Aflaha, 2017:250). Zaman modern ini, persoalan dakwah dihadang oleh kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin memberikan peluang terjadinya globalisasi dalam segala bidang kehidupan.

Hal seperti ini menunjukkan bahwa saat ini semakin meningkatnya berbagai jenis kejahatan dan akibatnya adalah semakin menurunnya ajaran-ajaran islam di kalangan masyarakat. Contohnya: banyak di antara mereka yang terlambat melaksanakan shalat, bahkan ada yang meninggalkan shalat, karena keenakan menonton televisi, bermain internet atau gadget. Untuk mengatasi kasus seperti itu, maka kegiatan dakwah harus dilaksanakan. Khususnya di kalangan generasi muda, perlu adanya kegiatan dakwah melihat pergaulan yang sangat bebas di luar sana.

(23)

RCTI, film seri India Jodha Akbar dan drama seri impor Turki Abad Kejayaan di ANTV (Yusuf, 2016:27).

Aktivitas-aktivitas dakwah tidak luput dari liputan media massa, baik cetak maupun eletronik, baik offline maupun online. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya majalah, radio, televisi, dan situs-situs di internet yang khusus menyebarluaskan pesan-pesan dakwah, bahkan sebagian besar televisi nasional maupun daerah yang tidak khusus untuk berdakwah pun, secara periodik menayangkan acara dengan konten dakwah (Bahroni,2016: 199)..

TVRI Jawa Tengah merupakan stasiun TV daerah yang didirikan oleh pemerintah Jawa Tengah yang berfungsi sebagai media informasi dan menambah wawasan bagi masyarakat Jawa Tengah. Kehadiran TVRI Jawa tengah memberikan dampak yang positif bagi masyarakat. TVRI Jawa Tengah menyajikan tayangan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk semua kalangan usia. Misalnya tayangan khusus anak-anak TK dan PAUD yaitu program

acara “ayo menggambar”, untuk kalangan anak SMP-SMA disajikan acara “bina

bahasa”, untuk kalangan dewasa disajikan acara religi seperti “al-Kalam”, dan

untuk acara hiburan ada program acara “kromantis dan ketoprak”.

(24)

pengetahuan dan pemahaman dari berbagai macam permasalahan khalayak yang tidak terlepas dari kegiatan dakwah. Upaya perkembangan Islam tergantung pada integritas dakwah (konsep atau metode dakwah) yang sistematis, sehingga akan tercipta apabila didukung oleh perangkat prasarana yang memadai, seperti sarana dakwah termasuk televisi (Asmuni, 1983: 178).

TVRI Jateng memiliki berbagai macam format acara, diantaranya yang pertama, hard news yaitu berita yang penting dan menarik yang harus segera disiarkan, nama acaranya Warta Jateng. Kedua, feature yaitu penyampaian informasi yang dikemas lebih menarik dan berupa perjalanan ke suatu tempat religi, nama program acaranya adalah JJI (Jalan-Jalan Islami). Ketiga, music,

program ini merupakan pertunjukan yang menampilkan kemampuan seseorang atau sekelompok orang dalam memainkan musik baik di dalam studio maupun di luar studio, salah satu program acara ini adalah kromantis (keroncong romantis) dan tombo kangen.

(25)

Melihat pengaruh tayangan televisi yang besar bagi penontonya, maka alangkah besar manfaatnya jika televisi itu digunakan sebagai media dakwah. peneliti akan meneliti program acara islami Al-Kalam di TVRI Jawa Tengah

episode 21 Juli 2017 dengan tema “Khakikat Beriman Dalam Kajian Sesuai

Wahyu”. Penulis memilih episode ini karena materi yang disampaiakan sangatlah penting, mengingat keimanan seseorang yang terkadang naik dan kadang turun.

Program acara ini terdapat tanda atau signal dalam konteks komunikasi yang melibatkan berbagai elemen komunikasi, baik dari panggung (stage), latar belakang panggung (background stage), dan juga ungkapan kata-kata yang disampaikan oleh host dan narasumber pasti memiliki makna yang dapat diinterpretasikan berebeda-beda oleh penonon/pemirsa.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud menyusun skripsi dengan judul : DAKWAH MELALUI MEDIA TELEVISI (ANALISIS

SEMIOTIKA PROGRAM ACARA AL-KALAM DI LEMBAGA

PENYIARAN PUBLIK (LPP) TELEVISI REPUBLIK INDONESIA (TVRI)

JAWA TENGAH EPISODE 21 JULI 2017).

B.Batasan dan Rumusan Masalah

1. Batasan Masalah

(26)

Publik (LPP) Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, peneliti membatasinya pada program acara Al-Kalam episode 21 Juli 2017 di TVRI Jawa Tengah .

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti memfokuskan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalahnya sebagai berikut:

a. Bagaimana deskripsi program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah? b. Bagaimana analisis semiotika program acara Al-Kalam di LPP TVRI Jawa

Tengah Episode 21 Juli 2017. C.Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui deskripsi program acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah.

(27)

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini ditinjau dari segi teoritis dan praktis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Harapan dari penelitian ini dapat mmemberikan sumbangan dan tambahan referensi bagi studi-studi selanjutnya mengenai program acara di televisi dan menambah khazanah keilmuan bagi pengembang ilmu pengetahuan di bidang ilmu komunikasi khususnya Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Salatiga

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan menambah wawasan berbagai kalangan seperti teoritis, praktis, dan aktivis penyiaran televisi dan pada umumnya bagi para pengelola stasiun televisi dijadikan sarana alternatif untuk mempertahanakan dan menyebarkan nilai-nilai agama secara efektif dan efisien, serta disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. E. Kerangka Berfikir

(28)

apabila melihat tayangan-tayangan yang seharusnya tidak pantas disiarkan. Sulit memilih cahnel TV yang memiliki nilai edukasi yang tinggi.

Berbeda dengan Televisi Republik Indonesia (TVRI) Jawa Tengah, televisi ini menyajikan program acaranya berimbang dari segala jenis usia dari hiburan, pendidikan, berita, serta kajian islami. Di era yang seperti sekarang ini, perlu adanya kajian-kajian islami, perlu adanya pembaruan metode dakwah, misalnya penyampaian dakwah yang melalui media televisi pada suatu program acara. Dalam tayangan televisi, tak lepas dari yang namanya semiotika (simbol dan tanda) yang itu berasal dari pembicara maupun pembawa acaranya, maka dari itu perlu adanya analisis.

Berjalanya suatu dakwah juga harus didukung oleh beberapa unsur salah satunya adalah media dakwah. Dalam penelitian ini peneliti memilih media televisi sebagai penyebaran pesan dakwah. Dakwah yang melalui televisi ini berupa program acara religi yang kemudian akan diteliti semiotika (symbol dan tanda) yang ada di dalam program acara tersebut.

Bagan 1. Kerangka Berfikir

Televisi Sebagai Media Dakwah Produksi

(29)

B.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam pembahasan, penulis menyusun penelitian ini secara sistematis. Pembahasan penelitian dari 5 (lima) bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I pendahuluan, yang akan mengantarkan pembaca dari awal kegiatan penelitian. Pada bagian ini akan dirinci lagi menjadi bagian latar belakang, pembatasan dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teoretis dan sistematika penulisan

Bab II Kajian Pustaka dan Landasan Teori, dalam bab ini pembaca akan disampaikan teori-teori yang ada kaitanya dengan penelitian ini dengan tujuan menambah wawasan baru perkembangan ilmu pengetahuan lainnya.

Bab III Metodologi Penelitian, dalam bab ini pembaca disampaikan jenis penelitian, sumber data, teknik mengambilan data, teknik analisis data, dan validitas data.

Bab IV Pembahasan. Dalam bab ini pembaca akan disampaikan tentang pembahasan hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis.

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka yang peneliti ambil yaitu: Penelitian yang pertama adalah

skripsi dari Syafrian Akbar dengan judul “Televisi Sebagai Media Dakwah

(Analisis Produksi Siaran Program Ust.Haryono di JakTV)”. Dalam skripsi ini Syafrian membahas tentang peran televisi sebagai media dakwah dan menganalisa acara produksi siaran program islami Ust.Haryono di JakTv. Persamaan dengan skripsi yang peneliti tulis adalah meneliti tentang peran televisi sebagai media dakwah dengan menganalisa program acara islami. Perbedaanya, skripsi Syafrian menganalisa produksi siarannya sedangkan skripsi peneliti membahas analisis semiotika.

Kedua, tesis dari Maruli Bonardo Tua dengan judul “Representasi Diri Ibu di Televisi (Analisis Semiotik Peirce dalam Program Talk Show “Indonesia

(31)

Ketiga, jurnal penelitian dari Hendra Tondo, Max.R Rembang, J.S Kalangi yang berjudul Analisis Semiotika Komunikasi dalam Program Acara Talkshow Sarah Sechan di Net TV. Dalam jurnal ini membahas tentang makna, simbol yang ditemukan pada narasumber acara Sarah Sechan dengan menggunakakan analisis semiotika Charles Sanders Pierce. Penelitian ini memiliki persamaan dengan tulisan peneliti yaitu sama-sama membahas analisis semiotika model charles sanders pierce pada program acara. Perbedaannya terletak pada jenis program acara dan stasiun Tv nya.

Keempat, skripsi dari Siti Kholifatul Anisa dengan judul “Analisis

Semiotik Pesan Dakwah Dalam Program Acara Berita Islami Masa Kini Trans TV Edisi 10 Februari 2015. Dalam skripsi Siti Kholifatul membahas pesan dakwah yang disampaikan dalam program acara Berita Islami Masa Kini, skripsi Siti Kholifatul Anisa memiliki persamaan dengan penelitian ini yaitu sama-sama meneliti semiotika dalam program acara islami, hanya saja perbedaanya terletak pada program acara dan stasiun TV yang diteliti.

(32)

Adanya beberapa rujukan tersebut, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada yang meneliti tentang dakwah melalui media televisi dan analisis semiotika program acara al-Kalam di TVRI Jawa Tengah. Oleh karena itu peneliti mengusung judul ini untuk diteliti.

B.Landasan Teori

1. Tinjauan Tentang Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Dakwah dalam pengertian istilah, telah dikemukakan oleh beberapa ahli, antara lain:

1) Dr.Yusuf Al-Qaradhawi berpendapat bahwa dakwah adalah ajakan atau seruan kepada agama Allah, mengikuti petunjuk-Nya, mengesakan-Nya dalam beribadah, mencari keputusan hukum kepada metode-Nya di bumi, meminta pertolongan dan ketaatan, membenarkan apa yang dibenarkan Allah dan jihad di jalan Allah. Secara ringkas, dakwah adalah ajakan murni kepada Islam.

2) Dr. Taufiq Al-Wa‟I menjelaskan dakwah adalah menyatukan manusia dalam kebaikan, menunjukkan dan membimbing mereka ke jalan yang benar dengan ucapan dan amalan, menyeru kepada yang makruf dan mencegah dari yang munkar, membimbing mereka ke jalan yang lurus dan bersabar menghadapi ujian yang menghadang di perjalanan.

(33)

sebagaimana dilakukan dengan sadar dan dengan rencana yang matang dalam usaha mempengaruhi orang, baik individual maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan, serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya dengan tanpa paksaan.

Dari beberapa pendapat di atas, secara umum dakwah merupakan sebuah upaya dan aktivitas baik dalam wujud ucapan atau perbuatan yang memiliki arti untuk mengajak, menyeru, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat (Bahri. 2008:19-22).

b. Tujuan Dakwah

Dakwah memiliki tujuan yaitu menyampaiakan kebenaran ajaran yang ada di dalam Al-Qur‟an dan al-Hadits dan menyeru manusia untuk mengamalkannya (Syamsudin. 2016:11). Tujuan dakwah dalam Al-Qur‟an terdapat dalam QS.At-taubah:22

(34)

beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Penjelasan tujuan dakwah di dalam hadits:

َلاَق ًُْىَع ُالله ٌَِضَر ًِرْدُخْلا دَِْعَس ٌِبَأ ْهَع

Artinya: Dari Abu Sa‟id Al Khudri radiallahuanhu berkata : Saya mendengar Rasulullah shollallohu „alaihi wa sallam bersabda : Siapa yang melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman (Shohih Muslim.49)

c. Unsur Dakwah

Dalam pelaksanaan dakwah yang pada realitanya mengkomunikasikan ajaran islam, akan terlihat unsur-unsur dakwah yang meliputi: da‟i, mad‟u, materi dakwah, media dakwah, dan metode dakwah. 1) Da‟i

(35)

2) Mad‟u

Mad‟u adalah manusia yang menjadi sasaran dakwah atau

manusia yang menerima pesan dakwah baik individu maupun kelompok.

3) Materi Dakwah

Materi dakwah tidak lain adalah al-Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syariah, dan akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperoleh darinyanya. Materi dakwah yang disampaikan oleh seorang

da‟i haruslah cocok dengan bidang keahlian yang dimilikinya. Selain

itu materi juga harus cocok dengan metode, media dan objek dakwahnya (Bachtiar. 1997: 33-24).

4) Metode Dakwah

Metode dakwah adalah cara-cara yang dilakukan oleh seorang

da‟i untuk menyampaikan suatu pesan dakwah untuk mencapai suatu

tujuan tertentu. Berdasarkan QS.An-/nahl: 125

(36)

Artinya: serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Dari ayat tersebut, metode dakwah dibagi menjadi 3 yaitu:

(a) Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi yang ada. Kondisi sasaran dakwah dengan menitikberatkan kepada kemampuan mereka.

(b) Mauidhah hasanah, berdakwah dengan menggunakan nasihat-nasihat yang halus dan penuh kasih sayang sehingga dapat menyentuh hati.

(c) Mujadalah, berdakwah dengan cara tukar pikiran/diskusi dan ada perdebatan akan tetapi tanpa menjatuhkan lawan.

d. Media Dakwah

(37)

Media dakwah adalah peralatan yang digunakan untuk menyampaikan pesan dakwah. Hamzah Yaqub membagi media dakwah itu menjadi 5, yaitu:

1) Da‟wah bi al lisan, yaitu penyampaian dakwah melalui lisan/ ucapan.

media ini merupakan media yang paling sederhana hanya menggunakan panca indera manusia yang berupa lidah dan bibir. Media ini dapat berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan, dll.

2)Da‟wah bi al qalam , yaitu penyampaian pesan dakwah melalui tulisan

yang berupa buku, majalah, koran, surat spanduk, email, dll. Dengan menggunakan media ini haruslah menggunakan bahasa yang baik dan

benar sehingga mudah dipahami oleh mad‟u.

3) Lukisan, gambar, karikatur dan sebagianya

4)Audio visual, merupakan media dakwah yang dapat merangsang indera penglihatan serta pendengaran. Bisa berbentuk: televisi, ohp, internet, dll. Penyampaian pesan dakwah melalui media ini akan lebih mudah diterima oleh mad‟u. Karena sifatnya menghibur tidak kaku dan membosankan.

5)Akhlak, yaitu perbuatan nyata yang mencerminkan agama islam. Jadi, sorang da‟i langsung mempraktekannya tanpa memberi materi kepada

(38)

2. Tinjauan Tentang Televisi Sebagai Media Dakwah

Televisi merupakan suatu sistem media komunikasi yang menggunakan rangkaian gambar elektronik yang diiringi unsur audio. Televisi merupakan paduan audio dari segi penyiaran (broadcasting) dan video dari segi gambar begeraknya. Televisi adalah paduan audio dan video istilah televisi berasal dari kata “tele” yang berarti jauh dari “visi” (vision) yang berarti penglihatan dengan asumsi televisi jauhnya ditransmisikan dengan penglihatannya diwujudkan dengan prinsip-prinsip kamera sehingga menjadi gambar, baik dalam bentuk gambar hidup atau bergerak (Fatmawati, 2009:3).

Televisi memiliki tiga fungsi yaitu, fungsi hiburan, informasi, dan pendidikan.

Hiburan

Informasi Pendidikan

(39)

Dari bagan di atas dapat dijelaskan tiga fungsi penyiaran Televisi: a. Hiburan

Fungsi hiburan sebenarnya hanya sebagai fungsi tambahan, yaitu sebagai hiburan, relaksasi, dan pengalihan ketegangan, misal acara film, acara musik, dan sebagainya.

b. Informasi

Fungsi informasi memberikan wawasan ke pemirsa, misalkan acara berita, talkshow dan sebagainya.

c. Pendidikan

Fungsi pendidikan sebagai pendidik para penonton, misal upin ipin yang tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Film tersebut menyajikan banyak unsur nilai pendidikan yang bisa dicontoh untuk anak-anak (Sutisno. 1993:4).

Televisi sebagai media dakwah merupakan suatu pemanfaatan hasil teknologi modern dengan memanfaatkan hasil teknologi sekarang ini diharapkan seluruh kegiatan dakwah dapat mencapai sasaran(tujuan) yang lebih baik.

(40)

Ramadhan saja, akan tetapi sekarang hampir seluruh stasiun televisi sudah menyajikan program acara islami setiap harinya.

Dakwah di media televisi biasanya berupa pengajian akbar, film, sinetron, drama, talkshow, dan iklan. Banyak sekali contoh dari berbagai macam dakwah di televisi, sebagai contoh program acara di TVRI Jawa Tengah Adalah “Al-Kalam” yaitu program acara dengan penyajian pesan yang berupa talkshow.

3. Tinjauan Tentang Program acara

Kata “program” itu sendiri berasal dari bahasa inggris programme atau program yang berarti acara atau rencana. Undang-undang penyiaran Indonesia tidak menggunakan kata program untuk acara akan tetapi menggunakan istilah

“siaran” yang didefinisikan sebagai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan

dalam berbagai bentuk. Dapat disimpulan, bahwa program acara adalah segala hal yang ditampilkan di stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan

audience/pemirsanya (Morissan, 2008:209-210).

4. Tinjauan Tentang Analisis

(41)

5. Tinjauan Tentang Semiotika

a. Pengertian Semiotika

Charles Sanders Pierce mendefinisikan semiotika sebagai studi tentang tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, yakni cara berfungsinya, hubunganya dengan tanda-tanda lain, pengirimanya, dan penerimaanya oleh mereka yang mempergunakannya (Van Zoest, 1978 dalam Nawiroh Vera, 2004). Secara umum, semiotika dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang tanda, dan merupakan cabang filsafat yang

mempelajari dan menelaan “tanda”.

Pierce mengemukakan teori segitiga makna atau triangle meaning

yang terdiri dari tiga elemen utama, yakni tanda (sign), objek,dan

(42)

maka akan muncul makna tentang sesuatu yang diwakili oleh tanda tersebut (Danesi. 2010:34).

Hubungan segitiga makna Pierce ditampilkan dalam gambar berikut:

Menurut Nawiroh Vera (2014), dalam pandangan Pierce, fungsi tanda merupakan proses konseptual yang akan terus berlangsung dan tak terbatas.

Kondisi tersebut dinamakan “semiosis tak terbatas”, yaitu rantai makna -keputusan oleh tanda-tanda baru menafsirkan tanda sebelumnya atau seperangkat tanda-tanda).

Proses tersebut tidak ada awal dan tidak ada akhir karena semuanya saling berhubungan. Selanjutnya salah satu bentuk tanda (sign) adalah kata. Sedangkan sesuatu dapat disebut representamen (tanda) apabila memenuhi dua syarat diantaranya adalah pertama, bisa dipersepsi, baik dengan panca-indera maupun dengan pikiran atau perasan. Kedua, berfungsi sebagai tanda (mewakili sesuatu yang lain). Disisi lain Interpretant bukanlah

Sign

Interpretant Object

(43)

penginterpretasi atau penafsir (walaupun keduanya kadang jala tumpang tindih dalam teori Pierce). Interpretant adalah apa yang memastikan dan menjamin validitas tanda, walaupun penginterpretasi tidak ada.

Interpretant adalah apa yang diproduksi tanda di dalam kuasa pikiranlah yang jadi penginterpretasi; namun dia juga dapat dipahami representamen.

Dalam mengkaji objek, melihat segala sesuatu dari tiga konsep trikotomi, yaitu sebagi berikut:

1. Sign (Representamen) merupakan bentuk fisik atau segala sesuatu yang dapat diserap pancaindra dan mengacu pada sesuatu, trikotomi pertama dibagi menjadi tiga.

a.Qualisign adalah tanda yang menjai tanda berdasarkan sifatnya. Misalnya, sifat warna merah adalah qualisign, karena dapat dipakai tanda untuk menunjukkan cinta, bahaya, atau larangan.

b. Sinsign adalah tanda-tanda yang menjadi tanda berdasarkan bentuk atau rupanya di dalam kenyataan. Semua ucapan yang bersifat individual bias merupakan sinsign suatu jeritan, dapat berarti heran, senang atau kesakitan

(44)

legisign mengandung di dalamnya suatu sinsign, suatu second yang menghubungkan dengan third, yakni suatu

peraturan yang berlaku umum.

2. Objek, tanda diklasifikasikan menjadi icon, (ikon), indekx (indeks), dan

symbol (simbol).

a. Ikon adalah tanda yang menyerupai benda yang diwakilinya atau suatu tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang sama dengan apa yang dimaksudkannya. Misalnya, kesamaan sebuah peta dengan wilayah geografis yang digambarkannya, foto, dan lain-lain. b. Indeks adalah tanda yang sifat tandanya tergantung pada

keberadaannya, suatu denotasi, sehingga dalam terminologi peirce merupakan suatu secondness. Indeks, dengan demikian adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan atau kedekatan dengan apa yang diwakilinya.

c. Simbol adalah suatu tanda, dimana hubungan tanda dan denotasinya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan oleh suatu kesepakatan berdua.

3. Interpretan, tanda dibagi menjadi rheme, dicisign, dan argument.

a. Rheme, bilamana lambang tersebut interpretannya adalah sebuah first dan makna tanda tersebut masih dapat dikembangkan

(45)

c. Argument, bilamana suatu tanda dan interpretannya mempunyai sifat yang berlaku umum (merupakan thirdness) (Vera, 2015: 25-26). Jika dikaitkan dengan kajian islam, semiotika adalah suatu ilmu yang mengkaji tentang suatu tanda dalam ilmu pengetahuan kajian dari hasil pemahaman suatu karya yang berhubungan dengan islam yang mempunyai hubungan dan teknik tertentu.

b. Semiotika Televisi

Semiotika televisi dicirikan sebagai teks sosial. Didefinisikan sebagai sesuatu yang menjadi representasi lagi mengarahkan dan memberikan informasi masyarakat luas mengenai masalah-masalah mutakhir (Danesi, 2010. 167).

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data ataupun informasi untuk memperoleh jawaban atas permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berusaha menurunkan pemecahan yang ada sekarang berdasarkan data-data di penyajian data, menganalisis dan menginterpretasikan. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis dan membuat prediksi (Rakhmat, 1984:24).

Peneliti juga melakukan penelitian melalui analisis isi media dengan menggunakan pendekatan analisis semiotika model Charles Sanders Pierce). Data yang dapat diamati dalam penelitian ini adalah dari bumper (Opening) acara,

(47)

dakwah dari tayangan Al-Kalam inipada program acara Al-Kalam episode 21 Juli 2017.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Televisi TVRI Jawa Tengah pada bagian Program dan Pengembangan Usaha. TVRI Jawa Tengah beralamat di Jalan Pucang Gading Raya, Kel.Batursari, Kec.Mranggen, Kab.Demak, Jawa Tengah.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Data primer berupa video program acara Al-Kalam episode 21 Juli 2017 yang telah tayang di TVRI Jawa Tengah dan peneliti mendapatkan videonya dari bagian dokumentasi dan kepustaan di TVRI Jawa Tengah yang berupa kaset DVD.

2. Data Sekunder

(48)

makna atau Triangle of meaning, yakni tiga elemen utama: tanda (sign),

objek, dan interpretant.

D.Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang terdiri dari: 1. Observasi

Kegiatan observasi adalah kegiatan yang setiap saat kita lakukan (Kriyantono, 2006:110), dengan menggunakan panca indera yang kita miliki dengan mengamati objek-objek yang ada di sekitar kita. Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi dengan pengamatan langsung terhadap video program acara al-kalam episode 21 Juli 2017.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah setiap catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau peristiwa pada waktu yang lalu, bentuk lain dari dokumen adalah surat-surat pribadi, catatan harian, berita, koran, artikel majalah, brosur, foto-foto, film dan VCD (Prihananto, 2009:118). Dokumen dapat digunakan dalam penelitian sebagai sumber data yang dapat dimanfaatkan sebagai bukti untuk suatu pengujian.

Dalam mendapatkan dokumentasi yang berupa VCD tayangan program

(49)

kepustakaan TVRI Jawa Tengah. Kemudian peneliti melanjutkan penelitian setelah memperoleh data utama yang berupa file VCD tersebut.

3. Wawancara

Menurut Berger (2000) dalam (Kriyantono, 2006:100) wawancara adalah percakapan antara periset (seseorang yang ingin mendapatkan informasi) dan informan (seseorang yang diasumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek). Wawancara merupakan metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai producer dan florr director

program acara Al-Kalam di TVRI Jawa Tengah dengan tujuan untuk memperoleh informasi tentang gambaran program acara Al-Kalam ini.

E.Teknik Analisis Data

Menurut Sugiyono (2009:335-336), analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi, dengan cara menyusun data ke dalam suatu laporan dan membuat kesimpulan sehingga dapat dipahami oleh diri sendiri dan orang lain.

(50)

S.Pierce dengan segitiga makna atau triangle of meaning, yakni tiga elemen utama: tanda (sign), objek, interpretant.

Adapun langkah-langkah analisa yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: 1. Mengumpulkan data hasil wawancara, observasi dan dokumentasi.

2. Mengklasifikasikan seluruh data dan mengedit semua data yang masuk sesuai kebutuhan.

3. Menyusun semua data yang diperoleh sesuai dengan sistematika pembahasan.

4. Melakukan analisa untuk menjawab rumusan masalah sebagai kesimpulan.

F. Teknik Validitas Data

Validitas adalah kebenaran dan kejujuran sebuah deskripsi, kesimpulan, penjelasan, tafsiran, dan segala jenias laporan (Alwasilah, 2003:169). Dalam sebuah penelitian, data yang dicantumkan merupakan data yang harus sudah teruji kebsahanya. Maka dari itu peneliti melakuakn pengujian terhadap data yang peneliti ditemukan menggunakan teknik trianggulasi. Analisis triangulasi yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya menggunakan data empiris (sumber data lainnya yang tersedia). Jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada.

(51)

misalnya; membandingkan hasil pengamatan dengan dengan hasil wawancara. Triangulasi metode yaitu usaha mengecek keabsahan data dengan menggunakan lebih dari satu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan hasil yang sama (Kriyantono, 2006:72-73).

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Al Kalam

a. Sejarah Al Kalam

Program acara Al Kalam merupakan salah satu program acara religi yang diproduksi dan disiarkan oleh TVRI Jawa Tengah. Latar belakang program acara Al Kalam yaitu masih banyaknya masyarakat yang belum bisa membaca Al Quran dengan benar, seperti bacaan yang harusnya berdengung tidak dibaca berdengung, bacaan yang harusnya panjang tidak dibaca panjang dan lain sebagainya. Dari situ tim kreatif mempunyai ide untuk membentuk acara yang bertujuan untuk memberi palajaran/ pengetahuan tentang bagaimana cara membaca Al Quran dengan benar dan fasih, karena apa bila kita salah dalam membaca Al Quran maka arti dalam ayat tersebut berubah.

(53)

sampe empat tahun, sekitar awal tahun 2015 acara ini berhenti kesibukan dari penceramah dan dikira kurang menarik penonton.

Seiring berjalannya waktu tim kreatif mempunyai ide baru biar Al Kalam bisa kembali tanyang yaitu dengan tema yang berbeda dari sebelumnya, akhirnya pada bulan Oktober 2015 Al Kalam memulai produksinya kembali dengan tujuan memberikan pengetahuan/

pemahaman tentang ayat ayat Allah (Al Quran), Dengan slogan “Al

Kalam, kembali ke Wahyu”. Al Kalam tayang pada hari Jumat minggu pertama dan ketiga setiap bulannya. Acara ini tayang pukul 16.00-17.00 WIB (Wawancara dengan Bp.Nuraly, produser acara al Kalam pada hari Kamis, 30 Agustus 2018 di TVRI Jawa Tengah).

Diharapkan juga sebagai waktu yang tepat untuk bertanya jawab tentang masalahmasalah agama yang dihadapi oleh para audien, sekaligus juga sebagai acara hiburan yang mengisi jiwa dan rohani. Tujuan program ini memberikan pengetahuan/ pendidikan agama yang berlandasan langsung dengan Ayat –ayat Al Quran untuk menjawab permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria program ini menampilkan narasumber yang berbeda setiap penayangan untuk

(54)

digunakan untuk produksi non berita. Kamera ini biasanya digunakan untuk produksi drama, sinetron, program nondrama dan lain-lain. Ciri-ciri dari kamera ini adalah dilengkapi dengan aksesoris seperti tripod, crane atau jimmy jib dan kadang dilengkapi juga dengan zoom servo (remote pengatur perbesaran gambar), view finder dan juga intercom. Tiga kamera EFP yang dilengkapi tripod dan satu kamera EFP yangdilengkapi jimmy jib.

b. Tujuan program acara Al-Kalam

Setiap program televisi tentu memiliki tujuan, tujuan inilah yang nantinya akan menjadi dasar bagaimana mengkonsep dan membuat sebuah Program televisi yang nantinya bisa bermanfaat untuk masyarakat. Begitu pula dengan program Al Kalam, Program ini mempunyai beberapa tujuan:

1) Menyajikan sebuah tayangan keagamaan yang bermutu dengan mengedepankan nilai-nilai moral.

2) Menggali dan memahami kandungan Al Qur`an.

3) Menguatkan keimanan dan keyakinan kebenaran terhadap ajaran al- Qur`an.

4) Dapat menjelaskan kelebihan- kelebihan al-Qur`an sebagai wahyu Allah.

(55)

Dengan tujuan itulah Program Al Kalam berusaha membuat acara sebaik-baiknya dan dapat diterima oleh masyarakat luas, sehingga memiliki nilai positif sebagai televisi yang bisa ikut serta dalam merubah kehidupan masyarakat yang lebih baik (Wawancara dengan Bp.Susilo,

Floor Director acara al-Kalam pada hari Kamis, 30 Agustus 2018 di TVRI Jawa Tengah).

c. Kerabat Kerja/ Crew Program Acara Al Kalam

Penanggung jawab : M.Rusli Sumara Penanggung jawab Program : I Ketut Leneng Penanggung jawab Teknik : Yuni Sutrisno Penanggung jawab Produksi : Agung Kameswara Produser : Selamat Nuraly Pengarah Siaran : M.Nurudin Pengarah Teknik : ST. Widiatmono Pemeliharaan alat : Tri Wuryantoro Penata Kamera : - Sugimin

- Sudiarto - Naseli - S. Riyanto

CCU : Harmono

(56)

Penata Suara : - Edy S - Komarudin - M. Mafruh Penata Gambar : - Sri Adi K

- Suripno Penata Aksara : - Jusri Djajanto

- Anton DK

NLE : - Sutanto

- Bambang EP IT Broadcast : Friky A

Penata Rias : Retnosari Listrik/Diesel/AC : - Sugiarto

- Wibowo

Transmisi : Pairun

Dekorasi : - Sumarno

- Ahmad Saefudin Penata Artistik : Adiyanto

Interaktif : Sapto Yudho

Kepustakaan : Margo M

(57)

B. Pembahasan

1. Deskipsi program acara Al-Kalam

Sebenarnya, program acara yang bernuansa islami di TVRI Jawa Tengah sudah mendominasi. Prosentase program islami di TVRI Jawa Tengah lebih banyak. Semua program acara islami di TVRI Jawa Tengah, secara umum hampir sama yaitu untuk menyebarkan dakwah islam. Hanya bedanya format acara dan materi yang disampaikan. Seorang produser ketika membuat suatu acara juga disesuaikan dengan masyarakat di Jawa Tengah. Misalnya, untuk orang pesisir seperti Demak, Jepara, dan Kudus akan lebih menikmati program acara yang Islami.

(58)

Al Kalam ini termasuk dalam kategori pendidikan keagamaan, yaitu pendidikan yang materinya berisi materi agama, yang berlandasan langsung dengan Al Quran untuk menjawab permasalahan dalam kehidupan sehari hari. Segmentasi acara ini adalah semua kalangan usia terutama untuk masyarakat yang ingin belajar membaca al Quran dengan benar.

Format acara yang digunakan dalam acara Al Kalam adalah

talkshow, dimana pengisi acara (narasumber) menyampaiakan materi keagamaan dengan tema yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari, setelah materi disampaikan oleh narasumber dan panduan dari presenter

(59)

kemudian audience atau jamaah diperkenankan untuk bertanya secara langsung kemudian dijawab dan diberikan solusi dari ayat ayat Al Quran oleh narasumber.

Acara Al Kalam ini ditayangkan setiap hari Jumat minggu pertama dan ketiga pukul 15:00 – 16:00 WIB dan di siarkan secara live oleh TVRI Jawa Tengah, berdurasi 60 menit atau satu jam. Secara umum target

audience acara Al Kalam adalah masyarakat umum Jawa Tengah (Wawancara dengan Bp.Susilo, floor director acara Al-Kalam pada hari Kamis, 30 Agustus 2018 di Ruang Program TVRI Jawa Tengah).

2. Analisis Semiotika

Peneliti menjabarkan beberapa tanda yang dimunculkan alam acara Al

Kalam di TVRI Jawa Tengah episode 21 Juli 2018 dengan topik “ Khakikat

Beriman Dalam Kajian Sesuai Wahyu” dengan menggunakan pemaknaan

sign, objek, dan interpretant yang dikemukakan oleh Pierce. Peneliti meneliti

(60)

a. Analisis makna bumper (opening) program acara Al Kalam

Tabel 1. Analisis bumper program acara Al Kalam

Sign

Objek

Pada gambar di atas, terlihat sekelompok anak-anak yang mengenakan pakaian muslim (baju koko, sarung, dan peci). Mereka sedang membaca al-quran bersama-sama dan membacanya secara bergantian.

Interpretant

Dengan ditampilkanya sekelompok anak yang sedang

(61)

b. Analisis makna latar belakang (background) program acara Al

Kalam

Tabel 2. Analisis latar belakang (background) program acara Al Kalam Pesan

Dakwah

Tujuan dari acara ini adalah untuk belajar membaca memahami dan mengamalkan ayat-ayat yang ada di dalam Al Quran, serta program acara Al-Kalam sebagai mediator untuk menyebarkan ajaran agam islam kepada masyarakat.

Sign

Objek Dari gambar di atas, ditampilkan latar

(62)

Interpretant

Warna hijau pada dekorasi yang menyerupai bangunan masjid , dalam kepercayaan agama Islam dimaknai sebagai makna kesucian. Seperti hal nya kubah masjid Nabawi juga berwarna hijau. Warna hijau banyak disebutkan memberikan gambaran tentang penghuni surga lengkap dengan kenikmatan- kenikmatannya, kesenangan serta ketenangan jiwa.

Nilai Dakwah

Ar-Rahman:76. "Penduduk Syurga itu ( bersenang-senang) di dalamnya dengan) berbaring di atas (bantal-bantal) dan cadar-cadar yang HIJAU warnanya serta permadani-permadani yang sangat indah”.

(63)

c. Analisis makna tokoh (host, narasumber, dan audience) dalam

program acara Al Kalam

Tabel 3. Analisis makna tokoh dalam program acara Al Kalam

No Sign Objek Interpretant Pesan Dakwah

1.

(64)
(65)
(66)

memakai pakaian

IBu Yayuk Sri Rahayu

Pada gambar di bahwa ibu sri penuh dengan percaya diri, depan layar televisi.

(67)

d. Makna Tanda Isi Dakwah Program Acara Al Kalam

(68)

Hal ini diperkuat dalam QS.An Nisa: 136

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari Kemudian, Maka Sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.

Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa kita wajib mempercayai Allah SWT, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasulnya, dan hari kemudian.

(69)

kita yang non melaksanakanya, maka orang tersebut bisa dikatakan kafir. Orang Islam bisa dikatakan kafir ketika tidak melaksnakan Sholat dan puasa. Allah berfirman dalam QS. An Nisa: 103

(70)

Tabel 6. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam

No. Detik Ke Isi Dakwah Tanda Objek

3. 00.26.40 Ingat kepada Allah ketika ada yang

mengingatkan

Ada petir yang menggelegar, terkena musibah

Ketika mendapatkan musibah, spontan kita akan

mengucapkan kalimat Allah misalnya Astaghfirullah, Subhanallah,dll

Interpretant:

(71)



Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, ialah mereka yang

bila disebut nama Allah, gemetarlah hati mereka, dan apabila

dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan

hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.

Dari ayat di atas, memiliki pesan dakwah yang terkandung yaitu dapat dijelaskan bahwa ciri orang yang beriman adalah ketika diingatkan asma Allah langsung gemetar dan jika dibacakan ayat Allah akan bertambah ilmu dan derajatnya.

Tabel 7. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam No. Detik Ke Isi Dakwah Tanda Objek

(72)

pejabat juga, dll

Interpretant :

Dari pemaknaan di atas, terdapat pesan dakwah yang terkandung, pada isi acara dapat dijelaskan bahwasanya iman seseorang akan selalu diuji oleh Allah. Maka jangan mengatakan beriman sebelum diuji oleh Allah SWT.

Allah berfirman dalam QS. Al Ankabuut: 2 & 3

mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? 3. dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum

mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.

(73)

Tabel 8. Analisis makna tanda isi dakwah dakwah program acara Al Kalam

Dari pemaknaan di atas, terkandung pesan dakwah, bahwasanya iman kepada Allah harus yang murni, maksudnya tidak mengharap apapun dari Allah. Bahkan ketika rajin Shalat dan mengharapkan surga Allah, maka ibadahnya tidak murni.

Allah berfirman dalam QS. Azzunar:11

(74)

BAB V

PENUTUP

A.Kesimpulan

Dalam penelitian yang berjudul “Dakwah Melalui Media Televisi (Analisis Semiotika Program Acara Al Kalam di LPP TVRI Jawa Tengah Episode 21 Juli

2017)”, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan

analisis semiotika model Charles Sanders Peirce “triangle of meaning” atau segitiga makna yang terdiri atas tanda, objek, dan interpretant. Adapun hasil dalam penelitian ini adalah:

1. Dari penelitian tersebut, peneliti menemukan beberapa program acara islami di LPP TVRI Jawa Tengah. Al kalam merupakan program acara islami yang

bertujuan untuk mengajarkan membaca Al Qur‟an dengan benar serta

mempelajarinya yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Penelitian ini juga menganalisis semiotika nya dalam program acara Al Kalam episode 21 Juli 2017, yang terdiri dari:

(75)

b. Latar belakang panggung (background) Warna hijau pada dekorasi yang menyerupai bangunan masjid, dalam kepercayaan agama Islam dimaknai sebagai makna kesucian. Seperti hal nya kuabh masjid Nabawi juga berwarna hijau. Warna hijau banyak disebutkan memberikan gambaran tentang penghuni surga lengkap dengan kenikmatan- kenikmatannya, kesenangan serta ketenangan jiwa. Pesan dakwah yang terkandung adalah untuk memberiakn informasi kepada masyarakat bahwa dengan menyaksikan tayangan Al-Kalam ini akan memberikan ketenangan.

c. Analisis tokoh (host, narasumber, dan audience). Dari ketiga tokoh tersebut ditemukan makna tanda dari berpakaian, warna pakaian yang dikenakan serta cara berbicaranya. Pesan dakwah yang terkandung adalah dengan memakai pakaian yang dikenakan sesuai dengan program acara Al-Kalam ini, yaitu warna putih yang berarti bersih dan suci, serta warna hijau yang dapat diartikan sebagai warna surga.

(76)

maka semakin tinggi juga ujian yang akan Allah berikan, Allah akan menguji seberapa kuat iman umatnya. Dan yang terakhir adalah keikhlasan menyembah Allah. Seharusnya menyembah Allah murni karena ikhlas, bukan hanya karena mengharap surga-Nya.

B.Saran

Dari hasil kesimpulan di atas, peneliti telah melakukan analisis pada program

acara “Al Kalam” di LPP TVRI Jawa Tengah episode 21 Juli 2017. Dengan

adanya penelitian ini, maka diharapkan adanya saran-saran yang dapat dijadikan sebagai bahan masukan serta pertimbangan oleh pihak-pihak terkait, khususnya peneliti.

1. Bagi para pembaca, harus lebih baik serta memperdalam hasil dari penelitian ini, dikarenakan peneliti menyadari bahwasannya hasil dari penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.

2. Bagi TVRI Jawa Tengah, diharapkan ke depanya selalu menayangkan program acara religi dengan pembahasan yang lebih menarik sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini.

(77)
(78)

Daftar Pustaka

Aflaha, Umi. 2017. Kaos Hadis Sebagai Media Dakwah dan Komunikasi Alternatif. INJECT: Interdisciplinary Journal of Communication. Vol 2 No.2.

Alwasilah, A.Chaedar. 2003. Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancang dan Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya

Atabik, Ahmad. 2013. Prospek Dakwah Melalui Media Televisi. Jurnal Dosen STAIN Kudus. Vol.1 Nomor 2 Juli – Desember

Bachtiar, Wardi. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Yogyakarta: Graha Ilmu

Bahri, Fathul. 2008. Meniti Jalan Dakwah Bekal Perjuangan Para Da‟i. Jakarta: Amzah.

Bahroni. 2018. Analisis Wacana Retorika Dakwah K.H.Abdullah Gymnastiar.

INJECT: Interdisciplinary Journal of Communication. Vol.1 No.1

Burton, Graeme. 1999. Pengantar Untuk Memahami: Media dan Budaya Populer. Yogyakarta: Jalasutra.

Danesi, Marcel. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media, Yogyakarta: Jalasutra. Effendy, Onong Uchjana. 1993.Televisi Siaran Teori dan Praktik.Bandung: Mandar

Maju.

Fatmawati. 2009. Paradigma Baru Mengemas Dakwah Melalui Media Televisi di Era Globalisasi. Jurnal Komunika Jurusan Dakwah STAIN Purwokerto. Vol.3 No.2 Juli –Desember.

Ilaihi, Wahyu. 2010. Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Kriyantono, Rachmat. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media group

Kuswandi, Wawan. 1996, Komunikasi Massa; Sebuah Analisis Media Televisi,

Jakarta: PT Rineka Cipta.

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana

(79)

Prihananto. 2009. Komunikasi Dakwah, Surabaya: Dakwah Digital Press

Rakhmat, Jalaluddin. 1996. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya

Riswandi. 2009. Dasar-dasar Penyiaran. Jakarta: Graha Ilmu

Sobur, Alex. 2009. Semiotika Komunikasi. Cet. 4. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Subiakto, Henry, dan Rachmah Ida,. 2012. Komunikasi Politik, Media, dan Demokrasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, da R&D, Bandung: Alfabeta

Sutisno, P.C.S. 1993. Pedoman Praktis Penulisan Skenario Televisi dan Video.

Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Syamsudin. 2016. Pengantar Sosiologi Dakwah. Jakarta: Kencana

Syukir, Asmuni. 1983. Dasar-dasar Strategi Dakwah. Surabaya: Al Ikhlas

Taufik, M. Tata. 2012. Etika Komunikasi Islam, Bandung: Pustaka Setia.

Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika dala Riset Komunikasi. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Yusuf, Muhamad Fahrudin. 2016. Komodifikasi: Cermin Retak Agama di

Televisi:Perspektif Ekonomi Politik Media. INJECT: Interdisciplinary Journal of Communication. Vol.1 No.1

Zaini, Ahmad. 2015. Dakwah Melalui TV. Jurnal Dosen Dakwah dan Komunikasi STAIN Kudus Vol.13 No.1

(80)

LAMPIRAN-

LAMPIRAN

(81)

Transkip Wawancara

Nama : Selamat Nuraly

Jabatan : Produser Tabung Umroh Haji dan Cahaya Qolbu Hari/Tanggal : Senin, 27 Agustus 2018

Tempat : Halaman Stasiun TVRI Jawa Tengah

Penulis : “Program acara religi apasaja yang bapak tangani saat ini?” Nuraly : “Untuk saat ini saya banyak mengurusi acara musik, tapi ini

ada program yang baru saya tangani yaitu tabung umroh dan

haji”

Penulis : “Itu acaranya seperti apa ya pak?”

Nuralaly : “Jadi haji tidak selalu harus dengan uang cash, sekarang ada pola misal kamu missal mau umroh atau haji. Dengan ada duit missal cuman 5 juta. Taruh dulu, nanti kamu dalam jangka waktu 2/3 bulan. Tambahin tabungan kira-kira progress kamu bagus, kamu bisa berangkat. Walaupun nanti belum lunas setelah pulang baru dilunasin.

Penulis : Format acaranya seperti apa pak, apakah ada audience nya? Nuraly : Formatnya talkshow tapi gak ada audience nya.

Penulis : Kapan acara ini tayang pak?

Nuraly : Kamis besok ada jam 5 sore Bisa nanya narasumber kan ini

aneh juga kok ada pergi haji ditalangin dulu” mau tidak mau

orang harus berhutang, hukumnya pergi haji hutang tu gimana,,,,

(82)
(83)

Transkip Wawancara

Nama : Selamat Nuraly Jabatan : Produser Al Kalam Hari/Tanggal : Kamis, 30 Agustus 2018

Tempat : Ruang Program TVRI Jawa Tengah

Penulis : “Seperti apa gambaran tentang program acara Al-Kalam ya pak?

Nuraly : “Program acara Al Kalam ini satu program acara religi yang diproduksi dan disiarkan oleh TVRI Jawa Tengah. Latar belakang program acara Al Kalam yaitu masih banyaknya masyarakat kita yang belum bisa membaca Al Quran dengan benar, seperti bacaan yang harusnya berdengung tidak dibaca berdengung, bacaan yang harusnya panjang tidak dibaca panjang dan lain sebagainya. Dari situ tim kreatif mempunyai ide untuk membentuk acara yang bertujuan untuk memberi palajaran/ pengetahuan tentang bagaimana cara membaca Al Quran dengan benar dan fasih, karena apa bila kita salah dalam membaca Al Quran maka arti dalam ayat tersebut berubah. Pada intinya program Al Kalam ingin memberikan pengetahuan tentang bagaimana membaca ayat-ayat Al Quran dengan benar dan fasih dan semoga pemirsa bisa mengambil manfaat dari program Al Kalam. Penayangan pertama kali program Al Kalam yakni pada tahun 2011. Pada awalnya program ini bertujuan untuk memberi pemahaman tentang bagaimana membaca Al Quran dengan fasih dan benar, acara ini berjalan sampe empat tahun, sekitar awal tahun 2015 acara ini berhenti kesibukan dari penceramah dan dikira kurang menarik penonton.

(84)

diminati oleh masyarakat?”

Nuraly :”Seiring berjalannya waktu tim kreatif mempunyai ide baru biar Kalam bisa kembali tanyang yaitu dengan tema yang berbeda dari sebelumnya, akhirnya pada bulan Oktober 2015 Al Kalam memulai produksinya kembali dengan tujuan memberikan pengetahuan/ pemahaman tentang ayat ayat

Allah (Al Quran), Dengan slogan “Al Kalam, kembali ke Wahyu”.

Penulis : “ Kapan acara Al Kalam ini tayang ya pak?”

(85)

Transkip Wawancara

Nama : Susilo

Jabatan : Floor Director Al Kalam Hari/Tanggal : Kamis,30 Agustus 2018 Tempat : Studio TVRI Jawa Tengah

Penulis : “Apa Tujuan dari Program acara Al Kalam?”

Susilo : “kalau dari sisi tujuan utamanya , secara global ya mbak ya ini ada 5 pokok, yaitu yang pertama menyajikan sebuah tayangan keagamaan yang bermutu dengan mengedepankan nilai-nilai moral, selanjutnya yang kedua Menggali dan memahami kandungan Al Qur`an, yang ketiga Menguatkan keimanan dan keyakinan kebenaran terhadap ajaran al- Qur`an, yang keempat dapat menjelaskan kelebihan- kelebihan al-Qur`an sebagai wahyu Allah, dan yang kelima sebagai mediator untuk menyampaikan siraman rohani dari ilmuwan ke masyarakat, itu mbak.Sehingga dengan lima tujuan ini, kami berharap masyarakat itu bisa menjadi lebih

baik lagi, gitu mbak.”

Penulis : “program acara Al –Kalam ini termasuk dalam kategori

seperti apa ya pak?”

Susilo : “Kalau dikategorikan Al Kalam ini masukdalam kategori pendidikan keagamaan, karena materinya kan berisi materi agama, yang berlandasan langsung dengan Al Quran gunanya untuk menjawab permasalahan dalam kehidupan sehari hari yang dibutuhkan masyarakat.”

Penulis : “Apa segmentasi acara ini pak?”

(86)

kalangan tua muda, anak-anak bisa, asalkan di sini terutama untuk mereka yang ingin belajar membaca al Quran dengan benar itu tujuan utamanya untuk segmentasi”

Penulis : “Apa format acara ini pak?”

Susilo : “Format acara nya talkshow mbak, narasasumber

menyampiakan materi keagamaan lansung, setelah itu nanti audience atau jamaah nya itu diperbolehkan untuk bertanya, secara langsung kemudian dijawab oleh narasumber dengan berdasarkan ayat-ayat Al-Qur‟an”

Penulis : “Kapan Acara Al Kala mini tayang pak?”

(87)

Wawancara dengan Bpk.Nuraly

(88)

Wawancara dengan Bpk.Nuraly

(89)
(90)
(91)
(92)

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS DAKWAH

Jalan Lingkar Salatiga KM. 2 Pulutan Sidorejo Salatiga 50716

http://www.iainsalatiga.ac.id e-mail: administrasi@iainsalatiga.ac.id

DAFTAR NILAI SKK

Nama : SITI LESTARI Jurusan : KPI

NIM : 117-14-017 Dosen PA : Dra.Maryatin, M.Pd.

NO JENIS KEGIATAN

TANGGAL KEIKUTSERT

AAN SKOR

PELAKSANAAN 1. Opak STAIN Salatiga 2014 dengan

Tema “Aktualisasi Gerakan

Mahasiswa Yang Beretika,

Disiplin, dan Berfikir Terbuka”

18-19 Agustus 2014 Peserta 2

2. Orientasi Dasar Keislaman (ODK)

dengan Tema “Pemahaman Islam Rahmatan Lil „Alamin Sebagai

Langkah Awal Menjadi Mahasiswa

Berkarakter”

21 Agustus 2014 Peserta 2

3. OPAK Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga 2014 Dengan Tema

“Aktualisasi Pendidikan KArakter

Sebagai Pembentuk Generasi yang

Religius, Educative, dan Humanis”

20-21 Agustus 2014 Peserta 2

4. Achievement Motivation Training

dengan Tema “Dengan AMT Semangat Menyongsong Prestasi”

23 Agustus 2014 Peserta 2

5. Library User Education UPT Perpustakaan STAIN Salatiga

(93)

6. Pendakian Massal dan Aksi Pungut Sampah Mapala MITAPASA

15 Oktober 2017 Peserta 2

7. Pendidikan Pers Tingkat Dasar (PPMTD) LPM DinamikA dengan

Tema “Membangun Profesionalitas Pers Mahasiswa”

14-16 November 2014

Peserta 8

8. Seminar Nasional Enterpreneurship oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi IAIN Salatiga

16 November 2014 Peserta 6

9. Bedah Buku “Metode Tafsir Kontemporer Model Pendekatan Hermeutika Sosio Tematik dalam

Tafsir Al Quran Hasan Hanafi”

27 November 2014 Peserta 2

10. Diskusi Terbuka dengan Tema

“SOEKARNO, Apa Yang Kalian Pikirkan?” Oleh LPM DinamikA

IAIN Salatiga

9 Desember 2014 Peserta 2

11. Seminar Daurah Mar‟atus Sholihah (DMS) Dalam rangkaian kegiatan Milad-XIII LDK Fathir Ar Rasyid IAIN Salatiga

4 Mei 2015 Peserta 2

12. Pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut (PJTL) dengan tema

“Implementasi Pers Mahasiswa Terhadap Dinamika Kampus”

sebagai pengukuhan menjadi Reporter LPM DinamikA IAIN Salatiga

8-10 Mei 2015 Peserta 8

13. Surat Keputusan (SK) Dekan Fakultas Dakwah Tentang Susunan Pengurus Dewan Eksekutif

Mahasiswa (DEMA) Fakultas

2 Juli 2015 Departemen Keilmuan, Penelitian, dan Pengembangan

Gambar

Gambar 1. Poster Acara Al Kalam .............................................................................
Tabel 7. Analisis makna tanda isi dakwah program acara Al Kalam ........................
Gambar 1. Poster acara Al Kalam
Tabel 1. Analisis bumper program acara Al Kalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

masalah tersebut dengan membangun sebuah layanan SMS center , dengan judul : “ PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI LAYANAN SMS CENTER PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah yang selanjutnya disingkat RPJPD adalah Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Ternate yang memuat visi, misi dan

Daerah, pendanaan penyelenggaraan pertambangan dan batubara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berasal dari sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai dengan

Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang diajukan, bahwa terdapat hubungan positif antara kecerdasan emosi dan efikasi diri akademik pada siswa kelas XI

Dari pengamatan dan analisis ter- hadap data produktivitas pada tahun 2004- 2007 yang dicirikan antara perbandingan luas KJA yang digunakan dengan produksi yang dihasilkan

Keadaan ini menunjukkan bahwa perusahaan dengan nilai likuiditas yang kecil mengindikasikan berada pada keadaan yang kurang sehat dan sumber dana yang utama adalah

Industri batik tulis pada zaman dulu memang sangat menjanjikan dengan pemasaran dan lahan jual yang besar, tetapi dengan adanya berbagai jenis pembuatan

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang.. Penelitian ini dapat dilakukan kembali dengan objek penelitian