• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP TAHUN PELAJARAN 20162017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP TAHUN PELAJARAN 20162017"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

i

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh:

MIKA HUSYADA

NIM.12010150041

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

ABSTRAK

Judul : Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana (1) implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (2) Faktor yang menghambat dan mendukung (3) usaha yang dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap masih belum maksimal karena masih menggunakan perangkat pembelajaran KTSP. Proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam cakupan materi yang terlalu luas sehingga kurangnya waktu tatap muka, masih kurang tersedianya sarana prasana, dan tenaga pendidik yang kurang masih belum maksimal dalam mengajar. Pada kurikulum 2013 lebih menitik beratkan keaktifan siswa serta menuntut siswa untuk mencari pengetahuan lain dari berbagai sumber. Dari hasil wawancara yang dilakukan, disimpulkan guru merasa belum mampu membuat perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan siswa sedikit kesulitan untuk mencari materi yang lebih luas karena keterbatasan sarana. Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

(6)

vi

ABSTRACT

Title :Implementation of Curriculum 2013 Subject of Islamic Religious Education in Junior High School 6 Ambarawa Satu Atap Year Lesson 2016/2017

This study aims to find out how (1) implementation of curriculum 2013 in SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap subject of Islamic Religious Education (2) Factors that hamper and support (3) effort done by school in overcoming obstacle of 2013 at SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

The results showed that the curriculum of 2013 in SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap still not maximal because it still use KTSP learning device. The learning process is mainly on the subjects of Islamic religious education coverage of the material that is too broad so that the lack of face-to-face time, the lack of availability of facilities prasana, and educators who are still less than the maximum in teaching. The curriculum in 2013 focuses more on student activeness and requires students to seek other knowledge from various sources. From the results of interviews conducted, it was concluded that the teachers felt that they have not been able to make the learning tools of the 2013 curriculum and the students have little difficulty in finding the wider material because of the limited facilities. Education infrastructure is one of the important resources in the utilization and management, so that the expected goals can be achieved.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya

sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa

tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,

sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa tesis ini tidak

mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,

baik secara langsung maupun tidak langsung.

Tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA

PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 6

AMBARAWA SATU ATAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017” ini disusun

untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Magister (S2) Pendidikan Agama

Islam pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih

sederhana serta banyakkekurangan.

Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari

yang paling dalam kepada Yth:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana

IAIN Salatiga dengan segala kebaikannya memudahkan dalam

(8)

viii

3. Bapak Hammam, Ph.D. Selaku Ketua Progdi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga.

4. Bapak Dr. H Miftahuddin, M.Ag selaku pembimbing tesis, yang telah

senantiasa memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan

tesis, dan memberikan tambahan wawasan, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tesis ini dengan baik.

5. Bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik

pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan

kepada saya.

6. Keluarga besar SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap serta SD Pasekan 02 atas

bantuan sepenuhnya untuk mendapatkan data yang diperlukan.

7. Ayahanda Syafi’i (alm), Ibunda tercinta Siti Komariyati, kakak tercinta Zaqie

Nur Ubaya dan Ryna Laely Fauzie yang telah mencurahkan kasih sayang,

memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam

menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.

8. Yang tercinta Wika Anggraeni serta teman-teman semua pihak yang telah

memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam

proses penyusunan proses tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan

satu-persatu.

Salatiga, September 2017 Peneliti

(9)

ix

C. Signifikansi Penelitian ... 4

D. Kajian Pustaka ... 5

E. Metode Penelitian... 21

F. Sistematika Penulisan ... 26

BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ... 27

A. Profil SP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap ... 27

B. Sejarah Singkat... 28

C. Implementasi Kurikulum di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap .... 29

BAB III FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG ... 20

(10)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses

pembelajaran di sekolah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan

kurikulum selau mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan

tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang

diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut

mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang

memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu

bersaing di dunia internasional. Apabila proses belajar itu diselenggarakan

secara formal atau disekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk

mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam

aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.1

Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan

oleh fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu,

mencari dan berpihak kepada kebenaran. Di samping itu manusia juga

memilki sifat hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk

1

(11)

2

menggapai yang terbaik dalam kehidupanya. Tuntutan fitrah dan hanif

manusia tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh

pengetahuan baru yang sistematis.2

Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai

generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor

determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia

sepanjang jaman.

Hadirnya kurikulum 2013 membawa implikasi terjadinya

perubahan penilaian pada pembelajaran PAI. Keberhasilan kegiatan

belajar mengajar bergantung pada kegiatan penilaian. Kegiatan belajar

mengajar akan efektif apabila didukung oleh kegiatan penilaian yang

efektif pula. Artinya penilaian mempunyai kedudukan tinggi di dalam

pembelajaran. Lebih lanjut kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi

proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan

berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagai

besar 80% terlihat secara aktif, baik fisik, mental mauppun sosial.

Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila

terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik.3

2

Tobroni dan Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, cet Ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 3.

3

(12)

3

SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap merupakan sekolah yang

berada di desa Pasekan tepatnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten

Semarang. Disekolah ini pendidikan khususnya untuk mata pelajaran

Pendidikan Agama menggunakan Kurikulum Kurikulum 2013, akan tetapi

untuk sistem penilaian dan perangkat masih menggunakan KTSP. Di SMP

Negeri 6 Ambarawa Satu Atap ini dengan diberlakukannya Kurikulum

2013 yang memakai tiga jam pelajaran setiap minggunya, guru harus di

tuntun untuk pintar-pintar didalam menyampaikan materi yang hanya

dikemas didalam Kurikulum KTSP yang hanya dua jam pelajaran per

minggunya.

Dalam hal ini peneliti lebih menekankan peran dari kepala sekolah

didalam memimpin di dalam lembaga pendidikan khususnya di SMP

Negeri 6 Ambarawa Satu Atap tersebut. Karena peran kelapa sekolah yang

lebih utama didalam menentukan bagaimana sistem pembelajaran yang

diterapkan di sekolah tersebut.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan dan penjabaran tersebut, maka dapat diungkapkan

pokok masalah dengan penelitian ini yaitu:

1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran

(13)

4

2. Faktor apa saja yang menghambat Pelaksanaan Implementasi

Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun

Pelajaran 2016/2017?

3. Apa usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi

hambatan-hambatan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu

Atap Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Signifikansi Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini antara lain :

a. Untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan

implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu

Atap yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik.

c. Untuk mengetahi usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam

mengatasi hambatan-hambatan dalam Implementasi Kurikulum

2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6

Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017?

Tujuan penelitian itu yang nanti hasilnya semoga bermanfaat bagi

khalayak umum dan khususnya bagi penulis, sehingga dapat

(14)

5

pengetehuan tentang implementasi kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki kegunaan atau manfaat secara teoritis dan

secara praktis yaitu sebagai berikut :

a. Secara Teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran dan pemahaman mengenai implementasi Kurikulum

2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6

Ambarawa Satu Atap.

b. Manfaat secara Praktis

1) Bagi lembaga dapat meningkatkan mutu pendidikan agar

tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.

2) Menjadi sumber informasi bagi peneliti lain dan semua

pihak yang berkepentingan.

3) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai

acuan bagi sekolah dalam usaha peningkatan kualitas

pendidikan.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dianggap mendekati dari tema penelitian ini

adalah:

Penelitian Jaka Rebawa melakukan penelitian tesis dengan judul

(15)

6

2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar

Kompetensi Tahun Pelajaran 2013/2014”4

. Hasil penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ataupun kesamaan antara kurikulum KTSP dan

kurikulum 2013 serta untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan dan

hambatannya dalam pelaksaan kedua kurikulum tersebut.

Penelitian yang berjudul

Efektifitas Implementasi Kurikulum

2013 Pada Enam Sekolah Sasaran SMA Di Kabupaten Bantul Daerah

Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”5

. Mengemukakan bahwa efektifitas implementasi kurikulum 2013 di SMA kabupaten

Bantul dengan mengamati kepemimpinan kepala sekolah, persiapan

mengajar guru, proses pembelajaran, sistem penilaian, buku pegangan

yang digunakan oleh guru dan siswa hingga hasil belajar peserta didik.

Penelitian berjudul “Analisis Implementasi Kurikulum 2013

Pembelajaran Bahas Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta 1 dan

MAN Yogyakarta III).” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa

kendala implementasi kurikulum 2013 yaitu: Evaluasi penilaian

autentik, buku ajar, peserta didik dan strategi mengatasi kendala

implementasi kurikulum 2013 di MAN Yogyajkarta yaitu program

berjangka (panjang, menengahm dan pendek), Arabic Club, BTQ

(Baca Tulis Al-Qur’an), dan Forum MGMP, di MAN Yogyakarta III

4 Jaka Rebawa, “Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum

2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar Kompetensi Tahun Pelajaran

2013/2014” Tesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015. 5

Estika Kapiyani, “Efektifitas Implementasi Kurikulum 2013 Pada Enam Sekolah

Sasaran Sma Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”,

(16)

7

yaitu: pendampingan khusus guru, pengawas senior, mendirikan

asrama, forum MGMP, BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an).6

Penelitian berjudul “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 di SMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur”7

Hasil penelitian ini adalah Implementasi supervisi untuk mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1

Plaosan Magetan.

Penelitian tesis berjudul “Implementasi Pendidikan Kurikulum

2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah.” Hasil

penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 di SDN

1 Yukum Jaya dapat berjalan dengan baik. Baik dalam pelaksanaan

pembelajaran maupun pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan

mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan

mengkomunikasikan.8

Penelitian tesis berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 pada

Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung.”

Hasil penelitian berupa pelaksanaan proses pembelajaran PAI secara

6

Rouf Tamim, Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta I dan MAN Yogyakarta III), Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2015.

7

Mutaqin, “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 diSMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur”, Tesis, IAIN Surakarta, 2016.

8

(17)

8

umum sudah terlaksana akan tetapi ada beberapa indikator dalam

tuntutan kurikulum 2013 yang belum dilaksanakan, seperti kegiatan

pendahuluan yang belum lengkap, tidak memberikan motivasi dalam

belajar, belum memadukan materi dengan pengetahuan yang relevan

dan perkembangan IPTEK, tidak memadukan materi dengan mata

pelajaran lain dalam PBM, pendekatan saintifik yang belum sempurna

diterapkan, penggunaan media yang belum maksimal dan tidak

melakukan refleksi dan rangkuman diakhir pembelajaran.9

Penelitian tesis yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013

dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen)

Tahun Ajaran 2013/2014”.10 Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa; 1) di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 sudah

melaksanakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI mulai tahun

pelajaran 2013/2014, 2) dalam kegiatan pembelajaran PAI guru

membaginya menjadi tiga tahapan yaitu: Pertama, tahap persiapan dengan membuat prota dan promes, silabus, dan RPP. Kedua, tahap pelaksanaan sebagai tahap inti dalam proses pembelajaran. Dalam

penyampaian materi inti pelajaran guru selalu menggunakan metode

ceramah. Ketiga, tahap evaluasi/penilaian. Penilaian yang dilakukan guru adalah penilaian berbasis kelas, mulai dari proses paling awal

9

Andriantoni, Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.

10 Sukamdi, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen)

(18)

9

sampai pada proses paling akhir. Penilaian hasil belajar siswa belum

dilaksanakan secara optimal, 3) Hambatan-hambatan yang ditemui

guru pendidikan agama Islam adalah kurangnya fasilitas pendukung

berupa buku-buku PAI kurikulum 2013, sumber belajar, sarana dan

prasarana.

Dari tinjauan pustaka diatas, peneliti akan melakukan penelitian

yang mengupas mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP

Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

2. Kerangka Teori

Implementasi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang

direncanakan sedemikian rupa yang didasarkan pada pedoman baku

yang telah ditentukan. Menurut Oemar Hamalik, implementasi adalah

proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu

tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan

pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.11 Sedangkan

menurut Pressman dan Wildavsky , implementasi diantikan sebagai

interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan

dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk

menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan

dengan cara untuk mencapainya12. Pengertian implementasi yang

dikemukakan, dapat dipahami bahwa implementasi adalah tidak hanya

sekedar aktivitas dan rutinitas, tetapi suatu kegiatan yang

11

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 237.

12

(19)

10

direncanakan dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan

pedoman untuk mencapai tujuan kegiatan.

20. tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah

menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang

di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.

dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah

tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi

penerangan. (Q.S. Luqman/ 31: 20)

Dari ayat di atas dijelaskan manusia tanpa ilmu pengetahuan atau

petunjuk dan tanpa kitab bagaikan seseorang tanpa arah, begitujuga

dengan suatu sekolah, sekolah tanpa adanya kurikulum maka arah

yang akan dituju menjadi tidak jelas. Sehingga kurikulum menjadi

pedoman suatu sekolah untuk mengarahkan peserta didik.

Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (dalam

Subarsono) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan,

dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup:

1. Sejauhmana kepentingan kelompok sasaran atau termuat dalam isi

kebijakan,

(20)

11

3. Sejauhman perubahan yang diinginkan dalam sebuah kebijakan

4. Apakah letak sebuah program sudah tepat,

5. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implematornya

dengan rinci, dan

6. Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang

memadai.13

Sedangakn variabel lingkungan kebijakan mencakup :

1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, da strategi yang dimiliki

oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan,

2. Karateristik institusi dan rejim yang berkuasa,

3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.14

Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah rencana tertulis

tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,

materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus

dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu

dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta

didik, serta serangkaian peraturan yang berkenaan dengan pengalaman

belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada

satuan pendidikan tertentu.15

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum merupakan

rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam

perkembangan pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang

13

Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 9.

14

Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik ..., 9.

15

(21)

12

kuat dalam pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat

menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Adapun yang

menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum :

1. Landasan Filosofis

Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk

pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat memberikan

arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan,

sedangkan praktik-praktik pendidikan memberikan bahan-bahan

bagi pertimbangan filosofis.hal ini yang menyebabkan landasan

filosofis menjadi landasan penting dalam perkembangan

kurikulum.

2. Landasan Psikologis

Dalam proses pendidikan yang terjadi adalah proses interaksi

antar individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena

kondisi psikologisnya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal

ada dua landasan psikologi yang mempengaruhinya, yaitu

psikologi perkembangan dan psikologi belajar.

3. Landasan Sosiologi

Dengan pendidikan diharapkan lahir manusia-manusia yang

bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh

sebab itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan

dengan kondisi, karateristik, kekayaan dan perkembangan

(22)

13

Macam-macam Pendekatan dalam pembelajaran

1) Pendekatan Kontekstual

Pendekatan Kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu

guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan

antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan

masyarakat

2) Pendekatan Kontruktivisme

Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam

pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas

siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan

bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada

pengetahuan.

3) Pendekatan Deduktif

Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering

disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan

teori-teori dan meningkat ke penerapan teori.

4) Pendekatan Induktif

Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan

permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka

pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan

(23)

14

5) Pendekatan Konsep

Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan

peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar

tidak terjadi kesalahan konsep

6) Pendekatan Proses

Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang

memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati

proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu

keterampilan proses.

7) Pendekatan Open-Ended

Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan

utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih

menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.

8) Pendekatan Saintific

Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu: sikap,

pengetahuan dan keterampilan.

9) Pendekatan Realistik

Pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang

real bagi siswa, menekankan ketrampilan proses of doing

mathematics berdiskusi dan berkolaborasi, berargumen dengan

(24)

15

10) Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat

Tujuan dari pendekatan ini adalah peserta didik yang cukup

memiliki bekal pengetahuan, sehingga ampu mengambil

keputusan penting.

Menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander (dalam

Nasution) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut “The curriculum

is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, om the play ground, or out of school.” Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam kelas, di

halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kerikulum. Kurikulum

meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.16

Dalam dunia atletik, kurikulum diartikan a race course, a place for running a chariot.17 Sedangkan menurut Harsono, kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspresikan dala praktik.

Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud

kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk

seluruh praogram pembelajaran yang terencana dari suatu institusi

pendidikan.18

Kurikulum meliputi empat aspek, yaitu (1) Kompetensi: Beban

yang harus dikuasai oleh peserta didik selama mengkuti program

16

Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008, 5.

17

Webster, Webster’s New Dictionary of American Language t.tp.: The World Publisshing Company, 1964, 361-62.

18

(25)

16

pembelajaran (2) Peserta Didik, Subjek yang melakukan pembelajaran

(3) Pelaksana, Sekolah yang menaungi peserta didik (4) Evaluasi,

proses penilaian, implementasi kurikulum secara keseluruhan.19

Di dalam kurikulum 2013, menggunakan jenis kurikulum

Integrated Curiculum, dimana kurikulum yang bahan ajarnya diberikan

secara terpadu, misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi

(perpaduan) dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, eonomi,

sosiologi, pendidikan agama, dan sebagainya. Dalam proses

pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik.

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori

dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori

pendidikan yang dianutnya. Yang perlu mendapatkan penjelasan dalam

teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang

kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai

bidang studi.20

Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di

sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu

kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi

rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar,

jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan

sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para

19

http://www.ahmaddahlan.net/2007/01/pengertian-kurikulum-pendidikan-dan-4.html

20

(26)

17

penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan

masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu,

suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.

Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem

persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu

sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja

bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,

mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem

kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari

sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap

danamis.

Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan

ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang

studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem

kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari

konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan

dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan

hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi

kurikulum.21

21

(27)

18

Thomas L. Faix (1966) menggunakan analisis struktural-fungsional

yang berasal dari biologi, sosiologi, dan antropologi untuk

menjelaskan konsep kurikulum. Fungsi kurikulum dilukiskan sebagai

proses bagaimana memelihara dan mengembangkan strukturnya.

Alizabeth S. Maccia sebagaimana dikutip Sukamadanata dari hasil

analisisnya menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, yaitu: (1)

teori kurikulum, (2) teori kurikulum formal, (3) teori kurikulum

evaluasional, dan (4) teori kurikulum praksiologi.22

Pilar-pilar pendidikan karakter yaitu: (1) Tristworthiness

(Kepercayaan), yang meliputi jujur, tidak menjiplak atau mencuri,

handal melakukan apa yang dilakukan, keberanian, melakukan hal

yang menar. (2) Recpect (Respek), bersikap toleran terhadap

perbedaan, sopan santun. (3) Responsibility (Tanggung jawab), Selalu

melakukan yang terbaik, disiplin, berpikir sebelum bertindak. (4)

Fairness (Keadilan), Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan

berbagi, berpikir terbuka, mendengarkan orang lain, tidak

menyalahkan orang lain. (5) Caring (Peduli), Bersikap penuh kasih

sayang dan menunjukkan kepedulian, ungkapan rasa sukur, pemaaf,

membantu orang lain. (6) Citizenship (kewarganegaraan) menjadikan

sekolah dan masyarakat lebih baik, bekerja sama, melibatkan diri

dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik, menaati

hukum, menghormati otoritas, melindungi lingkungan hidup..

22

(28)

19

Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis

Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang

kurikulum di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (Tennessee,

Alabama, Florida dan Virginia), ia mengembangkan konsep kurikulum

yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (society centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam

pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi

guru, berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan

struktur organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan

pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan

kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya.23

Pengertian SMP Satu Atap atau Pendidikan Dasar Terpadu pada

dasarnya adalah penyenggaraan pendidikan yang mencakup SD dan

SMP yang sekolah dan atau pengelolaannya terpadu. Keterpaduan

yang dimaksud dapat secara fisik dan atau secara pengelolaan.

Keterpaduan secara fisik berarti bahwa lokasi SMP menyatu atau

didekatkan dengan SD. Keterpaduan secara pengelolaan berarti

memiliki keterpaduan dalam visi dan misi, program kerja, penerimaan

siswa, analisis, tenaga kependidikan, proses belajar mengajar serta

peningkatan mutu pendidikan.24

Sistem persekolahan terbentuk dari empat sub sistem yaitu

mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Mengajar

23

Ronald Doll Caswel, Curriculum Improvement: Decision Making and Process, Boston: Allyn Bacon Inc., 1974, 46.

24

(29)

20

berhubungan dengan guru, belajar berhubungan dengan siswa,

pembelajaran berhubungan dengan proses belajar, sedangkan

kurikulum berhubungan dengan rencana mengajar sebagai pedoman.25

Menurut Stoner dalam Fattah, pemimpin pada hakikatnya adalah

seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku

orang lain dalam kerjanya melaui kekuasaan. Kekuasaan adalah

kemampuan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahan.26

Kepala sekolah adalah orang kunci yang menentukan berhasil

tidaknya sebuah sekolah. Kepala sekolah dapat dikatakan seorang

dirigen lagu yang mampu memandu dan mengoordinasi semua

anggotanya, mengkoordinasi potensi sekolah, menciptakan iklim

sekolah yang harmonis, dan mengkoordinasikan kultur sekolah yang

dinamis, keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh kepala sekolah

dalam menjalankan segala perannya sebagai pemimpin pendidikan.

Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, banyak

ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan

merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang implementasi

kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang efektif adalah kepala

sekolah yang memiliki komitmen teerhadap visi sekolah dan

25

Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum ..., 5.

26

(30)

21

senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan

kinerja guru di kelas.27

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berupa

informasi berbentuk kalimat yang dimana desain penelitian ini

mengkaji setiap peristiwa yang terjadi dan konsep -konsep

pemikiran tentang implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

secara mendalam serta berupaya menganalisis setiap kasus sesuai

dengan fokus yang diteliti.

Penggunaan desain ini dikarenakan; (1) untuk memberikan batasan

latar penelitian, (2) penelitian ini menyajikan secara mendalam dan

komprehensif tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6

Ambarawa Satu Atap, (3) data penelitian yang diperoleh dianalisa

secara induktif, dan (4) makna yang esensial dalam penelitian ini

merupakan hal yang paling pokok.

2. Kehadiran Peneliti

Peneliti dalam penelitian ini mempunyai peran yang sangat

besar dengan multi fungsi, yakni sebagai perencana, pelaksana,

pengumpul data, penganalisis dan pelapor data. Dengan demikian

peneliti sebagai instrumen yang mutlak diperlukan kehadirannya di

27

(31)

22

lokasi penelitian. Sesuai dengan peran peneliti sebagai instrumen,

maka data dalam penelitian ini adalah ucapan dan perilaku yang

dapat diamati dari orang-orang dalam aktivitas madrasah. Bogdan

dan Biklen28 menyatakan bahwa sebagai instrumen kunci, peneliti

harus dapat mengungkap makna dan dapat berinteaksi terhadap

nilai-nilai lokal, karena tidak mungkin dapat dilakukan jika hanya

menggunakan kuessioner.

a. Subyek Penelitian

Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah implementasi

Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP

Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 6 Ambarawa

Satu Atap, Dusun Pluwang, RT 20 RW 07, Desa Pasekan,

Kecamatan Ambarawa, Kode Pos 50651.

c. Tehnik Pengumpulan Data

Data penelitian ini diperoleh dari sumber data dengan

menggunakan metode pengumpulan data; (1) wawancara, (2)

observasi atau pengamatan, dan (3) dokumentasi.

1) Wawancara

Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan spesifik

tentang wawancara, yaitu “wawancara adalah proses

28

(32)

23

komunikasi interaksi anatara dua pihak yang setidaknya

satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah

ditetapkan dan melibatkan proses tanya jawab tentang

sesuatu”.29

Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah,

guru, murid serta komite sekolah dan pihak-pihak yang

terkait guna mendapatkan data dalam kaitanya dengan

kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

2) Observasi

Tahap observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan

dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini,

sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat

semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama

pelaksanaan tindakan berlangsung .30

Observasi atau pengamat terhadap kegiatan belajar

mengajar serta penggunaan dan penerapan kurikulum

2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap untuk

memperoleh.

3) Dokumentasi

Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,

29

Stewart dan Cash, (wawancara) http://www.kelasindonesia.com/2015 /05/teknik-cara-wawancara-yang-baik-secara-lengkap.html, 16.

30

(33)

24

menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari

fokus permasalahan penelitian.31

Pengumpulan data yang mendukung kegiatan penelitian,

seperti data, letak sekolah, kondisi geografi,

kependudukan, sosial budaya, fasilitas sosial, struktur

organisasi sekolah, dan singkatnya potret lingkungan SMP

Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

d. Analisa Data

Analisa data dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan

antara pengumpulan dengan analisa data, baik selama

pengumpulan data di lapangan maupun sesudah data

terkumpul. Dalam hal ini Owen32 menyatakan bahwa dalam

penelitian kualitatif analisa data dilakukan bersamaan

dengan pengumpulan data agar hasilnya nanti lebih bermakna.

Dalam penelitian ini analisa data menggunakan tiga prosedur

yakni; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

e. Pengecekan Keabsahan Data

Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat: GP Press Group, 2012, 17.

32

(34)

25

1) Kredibilitas

Untuk memenuhi tingkat kepercayaan, maka ditempuh

tujuh cara sebagaimana yang disarankan oleh Lincoln

dan Guba yaitu; (1) memperpanjang waktu tinggal di

lokasi penelitian, (2) mengadakan pengamatan lebih

tekun, (3) menguji secara triagulasi, (4) mengadakan

diskusi dengan teman sejawat, (5) mengadakan analisa

kasus negatif, (6) mengadakan kecukupan referensi, dan

(7) mengadakan pengecekan anggota.

2) Depandabilitas

Sebagai upaya untuk megurangi dan menanggulangi

terjadinya kesalahan di dalam mengkonseptualisasi

rencana penelitian, pengumpulan data, interpretasi data,

maka penelitian melibatkan berbagai pihak antara lain;

dosen pembimbing, dosen lainnya di lingkungan program

pascasarjana, teman-teman dosen, dan orang-orang yang

bisa diajak untuk diskusi terkait dengan judul

penelitian yang peneliti lakukan.

3) Konfirmabilitas

Konfirmabilitas dimaksudkan untuk menilai hasil

penelitan sehingga menjadi suatu keterkaitan antara data

dan informasi serta interpretasi dalam organisasi

(35)

26

yang tersedia. Pelaksanaan konfirmabilitas bersamaan

dengan dependabilitas audit. Perbedaannya adalah kalau

konfirmabilitas audit digunakan untuk proses penelitian.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini meliputi

beberapa bab dan sub bab yang terinci sebagai berikut: Bab pertama, pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan

manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian,

dan sistematika penulisan. Bab kedua, mengenai profil serta sejarah SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Bab ketiga, berisi implementasi dan penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap serta

usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan

dalam implementasi kurikulum 2013. Bab keempat, berisi analisa penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dan

(36)

27 BAB II

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

A. Profil SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, beralamatkan di Pluwang RT 20,

RW 07, Pasekan, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah. 50651, Telp.

02987103266. E-mail: maschoeytiam@rocketmail.com NPSN/NSS: 20341205

/201032210132

Gambar 1

(37)

28

B. Sejarah Singkat

SMP Negeri 6 Ambarwa Satu Atap, adalah sekolah yang terletak di Desa

Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Sekolah Satu Atap

merupakan pengembangan dari SMP Terbuka, yang dimaksudkan agar siswa

lulusan SD induk dapat terus menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah

(SMP). Hal tersebut dikarenakan untuk Desa Pasekan merupakan desa yang

paling pelosok di Kecamatan Ambarawa, dan akses ke Kecamatan atau

Sekolah SMP yang terdekat adalah sejauh 7 KM. Itupun aksesnya sulit,

sehingga dibentuklah SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.

Secara geografis daerah di Desa Pasekan memang merupakan daerah

perbukitan, dengan mata pencaharian penduduk yang paling besar adalah

bertani. Baik di ladang atau di sawah, sehingga pemahaman akan arti

pentingnya pendidikan juga masih rendah.

SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dimulai perencanaan sejak tahun

2007, dimana mulai bulan Oktober 2007 dilaksanakan sosialisasi dan

pemahaman SMP Satu Atap kepada masyarakat, yang dimotori oleh

Pemerintah Desa Pasekan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten

Semarang. Pada saat itu Kepala Desa Pasekan masih dijabat oleh Bapak

Sunardi. Kemudian setelah di sosialisasi dan masyarakat mau menerima, maka

SD induk yaitu SD Negeri Pasekan 02 mulai tahap-tahap pembangunan

sekolah. Pada masa itu yang menggagas dari SD Negeri Pasekan 02 yaitu

(38)

29

Untuk tahap pembangunan yang pertama berjumlah satu kantor guru dan

tiga ruang kelas, dimalai pada tanggal 1 Oktober 2008 dan selesai pada bulan

Desember 2008. Pada akhirnya mulai ajaran baru 2009/2010 sudah mulai

menggunakan gedung sendiri tidak terikat dengan SD. Pada awal berdirinya

kelas 7 SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap memiliki 38 siswa, dan hanya satu

tombel saja. Dan pada akhirnya ijin operasional SMP Negeri 6 Ambarawa Satu

Atap mulai beroperasi resmi mulai tanggal 11 Juli 2008 nomer 742.3/2252.

Dengan di tanda tangani oleh Kepala Dinas saat itu adalah Bapak Suwarno,

S.Sos. Pada awal berdirinya SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap memakai

nama SMP Negeri Satu Atap Ambarawa, namun pada bulan Januari 2012

berubah menjadi SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap mengikuti Nomer Clatur

SMP Satu Atap. Dan mulai Juli 2012 SMP Negeri 6 Ambarawa memiliki 6

rombel dan 6 ruang kelas.33

C. Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

Implementasi kurikulum Mapel Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6

Ambarawa Satu Atap disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP

sebagaimana penjelasan Waka kurikulum dan Guru Pendidikan Agama Islam,

maka pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu

Atap dilaksanakan 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS. Waka

kurikulum membagi SK dan KD kepada guru Pendidikan Agama Islam, dan

menyerahkan materi serta referensi buku untuk diolah dan disesuaikan dengan

33

(39)

30

silabus, prota, promes yang ada dan menjadi RPP guna dijadikan acuan dala

melaksanakan proses pembelajaran di kelas.

Secara rutin, waka kurikulum dan kepala sekolah selalu mengcek

persiapan perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh guru Pendidikan Agama

Islam; mulai dari silabus, RPP, yang harus sesuai dengan kurikulum KTSP,

dengan harapan kurikulum yang diterapkan bisa terselesaikan dengan hasil

yang maksimal.

Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dalam pelaksanaan pembelajaran

menggunakan kurikulum 2013, mulai dari RPP yang masih menggunakan

KTSP, lalu beberapa buku penunjang yang masih KTSP karena belum semua

buku kurikulum 2013 terpeniho, alat-alat penunjang lainnya yang jauh dari

kata terpenuhi serta kondisi lingkungan sedikit yang belum begitu mendukung

untuk proses pembelajaran dengan kurikulum 2013 dan juga penilaian

menggunakan sistem kurikulum 2013 hanya nilai yang akan diolah

dimasukkan ke rapot saja yang menggunakan penilaian KTSP.

Pengajar yang masih belum maksimal memahami sistem pembelajaran

kurikulum 2013, walaupun sudah mengikuti pelatihan-pelatihan, KKG, BKG

dan membaca beberapa buku petunjuk tentang kurikulum 2013

Siswa yang kesulitan jika harus mencari materi lebih luas dari media lain

selain buku yang disediakan sekolah. Sehingga belum dapat menyerap materi

dengan maksimal.

Dari observasi peneliti, kemampuan guru dalam melaksanakan Kurikulum

(40)

31

dapat dilihat dari silabus dan RPP yang dibuat sudah sesuai dengan pedoman

yang dikeluarkan oleh Depdiknas namun di dalam pelaksanaan silabus dan

RPP, meskipun guru sudah berusaha untuk menyesuaikan dengan yang

direncanakan tetapi dikarenakan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013

dan penilaian serta RPP menggunakan KTSP maka kurang sesuai dalam

penerapannya.

“Itu jelas ya, setiap awal tahun pelajaran selalu diadakan rapat koordinasi

oleh semua guru serta staf-staf yang salah satunya bertujuan untuk menyikapi

perkembangan kurikulum”34

papar kepala sekolah SMP Negeri 6 Ambarawa

Satu Atap.

Di dalam setiap awal sebelum tahun pelajaran, selalu diadakan koordinasi

untuk merencanakan kurikulum serta perencanaan di dalam pembelajaran

dalam satu tahun kedepan.

Menurut ADM salah seorang siswa di SMP N 6 Ambarawa Satu Atap,

memberi penjelasan bahwa implementasi kurikulum yang diterapkan oleh guru

Pendidikan Agama Islam sangat mudah dipahami, hanya saja kurangnya sarana

penunjang seperti LCD proyektor, namun lebih nyaman menggunakan

kurikulum tingkat satuan pendidikan, beralasan bahwa kurikulum 2013

pembelajarannya terlalu luas.35 Kemudian OWA yang juga salah seorang siswa

di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, memberi penjelasan bahwa

implementasi kurikulum yang diterapkan oleh guru memberikan sebuah

34

Wawancara dengan TMY, tanggal 17 Mei 2017 di SD Negeri Pasekan 02 Kecamatan Ambarawa

35

(41)

32

pendekatan baru dalam belajar, pendekatan yang menghubungkan antara

materi ajar dengan kehidupan sehari-hari sehingga mudah dimengerti hanya

saja jika materi itu terlalu luas siswa sulit mengerti karena keterbatasan sarana

yang mendukung, dan juga ketika awal perubahan kurikulum sempat membuat

siswa bingung dan sulit memahami penyampaian materi yang diajarkan oleh

guru.36

Kewenangan sekolah dalam mengkonsep materi pada mapel Pendidikan

Agama Islam harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah,

sehingga memudahkan praktik mengajar para guru terutama pada mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dan

juga tanpa mengesampingkan sejauh mana tingkat kemampuan siswa serta

sarana prasarana yang mendukung.

Hal inilah yang mengakibatkan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP

Negeri 6 Ambarawa Satu Atap belum berjalan dengan baik.

36

(42)

33 BAB III

FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG

A. Faktor-faktor penghambat

Menurut beberapa sumber kesulitan dan hambatan dalam

mengimplementasikan kurikulum 2013 yang terdapat di SMP Negeri 6

Ambarawa Satu Atap sesuai hasil analisis diantaranya yaitu: Dalam

memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif

dan deskriptif, harus banyak penunjang media dalam penerapan riilnya,

dan membutuhkan banyak waktu. Selain membutuhkan waktu yang

banyak di dalam kurikulum 2013 juga membutuhkan biaya yang cukup

banyak karena guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan

di dalam proses belajar mengajar.

Disisi lain kurangnya pelatihan tentang kurikulum 2013 terhadap

guru khususnya pendidikan agama islam. Di dalam kepelatihan

sebenarnya sudah ada namun waktu dan sistem kepelatihan yang terlalu

singkat sehingga pemahaman tentang penerapan kurikulum 2013 ini

kurang bisa dilaksanakan dengan baik, dan berimbas kepada sistem

pembelajaran di kelas, masih banyak pula guru yang belum bisa menyusun

(43)

34

Dari beberapa siswa juga kesulitan memahami implementasi

kurikulum 2013 karena cakupan isi materi yang terlalu luas dan ribet, inti

materi yang didapat kurang jelas.37

Menurut salah satu guru di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap,

Langkah dan teknik yang digunakan semua sudah ada di RPP yang telah

dibuat tapi sebagian besar masih seperti RPP KTSP, karena untuk

memebuat RPP Kurikulum 2013 itu masih sedikit sulit. 38

Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan kesulitan

dalam pengimplementasian kurikulum 2013 karena materinya sangat

berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari dan ada keterkaitan

antara materi yang satu dengan yang lain, dan kesulitan terpenting adalah

guru belum mampu melakukan perubahan antara kurikulum tingkat satuan

pendidikan ke kurikulum 2013, maka dalam pengimplementasiannya

kesulitan untuk mencapai maksimal.

B. Faktor-faktor pendukung

Sedangkan faktor-faktor yang mendukung adanya pelaksanaan

kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap adalah pihak

sekolah berusaha untuk melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang

implementasi kurikulum 2013 yang sedang berjalan, sarana tersebut

meliputi: buku pembelajaran, buku penunjang, kelengkapan ruang belajar

seperti audio, video dan proyektor.

37

Wawancara dengan OWA, tanggal 7 Agustus 2017 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

38

(44)

35

Selain itu pihak sekolah juga bekerja sama dengan masyarakat

didalam penggunaan masjid, guna untuk tempat kegiatan pembelajaran

dan keagamaan. Seperti pelaksanaan salat duhur berjamaah, kegiatan salat

duha setiap hari jumat dan penggunaan masjid sebagai tempat

pembelajaran diluar kelas khususnya pelajaran pendidikan agama islam.

Dilihaat dari beberapa asas-asas pengembangan kurikulum,

kaitannya dengan faktor pendukung di SMP Negeri 6 Ambarawa Selah

sesuai dengan asas-asas yang ada, meliputi:

1) Asas Filosofis,

Asas yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan

filsafat negara. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan

pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai

landasan filosofis negara. Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

telah sesuai dengan tujuan yang di tetapkan oleh tujuan pendidikan

pada umumnya dan telah sesuai dengan kriteria.

2) Asas Psikologi,

Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan

bahwa anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya.

Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan,

mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah

(45)

36

yakni menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak dapat

belajar mengembangkan bakatnya.

3) Asas Sosial Budaya atau Asas Sosiologi,

Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus

dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu dinyatakannya

dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang

dianutnya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum.

Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan iptek

merupakan faktor yang benar-benar harus dipertimbangkan dalam

pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan faktor

penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan salah

satu asas. Bagi SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap masyarakat

adalah utama karena sebagian besar dan mayoritas untuk peserta didik

berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Sehingga kerjasama antara

pihak sekolah dan masyarakat harus lebih dikuatkan guna menjalin

kerjasama kedepan yang lebih baik dan saling menguntungkan.

4) Asas Organisatoris

Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan

disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah.

Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan

menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk

kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk

(46)

37

penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung memilih kurikulum

terpadu. Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap sistem kurikulum

menggunakan bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, sehingga

seorang guru sesuai dengan bidang yang telah ditekuninya. Mestipun

menggunakan tenaga pengajar yang banyak akan tetapi dengan sistem

ini lebih banyak kelebihannya yaitu guru benar memahami materi

yang akan disampaikan, materi dapat dikupas dengan baik, siswa juga

(47)

38 BAB IV

UPAYA SEKOLAH DALAM MENGATASI HAMBATAN

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di

SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap adalah dari keterbatasan sarana prasarana

yang menunjang proses belajar mengajar. Buku referensi yang tersedia belum

maksimal, hanya beberapa saja karena kurikulum baru diterapkan.

Selanjutnya hambatan yang dihadapi adalah untuk menjabarkan materi

kurang maksimal dikarenakan waktu pembelajaran yang singkat yaitu dua jam

perminggu. Terlebih lagi banyaknya administrasi yang harus dipersiapkan

sehingga banyak menyita waktu.

Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan banyak kesulitan

dan hambatan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena dari segi

materi yang sangat berhubungan dan berkaitan dengan apa yang biasa dilakukan

sehari-hari serta antar materi pada Mapel yang lainnya juga saling bersinggungan

sehingga lebih memudahkan proses pembelajaran. Hanya terkadang sarana

prasarana dan waktu yang kurang memadai.

Untuk meraih kemaksimalan dalam implementasi kurikulum pihak sekolah

juga selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, KKG dan

BKG agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru,

(48)

39

belum menguasai materi pelajaran, selalu memberikan penugasan, penguatan dan

penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan keilmuan.

Pelaksanaannya kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap

sangat berbeda dengan perencanaan yang telah di buat oleh guru mata pelajaran.

Dimulai dari RPP yang dibuat guru masih berpedoman pada RPP pada saat masih

melaksanakan KTSP tetapi untuk proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah

sedang dalam penyesuaian ke kurikulum 2013 sesuai instruksi yang ada.

Penilaian yang digunakan juga masih belum sepenuhnya menerapkan seperti

yang ada pada kurikulum 2013. Untuk penilaian sehari-hari menggunakan

penilaian kurikulum 2013 sedangkan untuk nilai yang akan dimasukkan ke rapot

diolah dengan sistem yang ada pada kurikulum KTSP.

Mestipun dari faktor siswa dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini, mereka

terlihat antusias dan dapat dengan mudah menerima serta memahami pelajaran

dengan baik. Sebagai contoh, saat siswa diberi tugas untuk mencari perluasan

materi dari interrnet karena sekolah tidak memiliki fasilitas yang mendukung,

mereka harus pergi ke warnet yang tentunya jauh dari tempat tinggal, kalaupun

ada yang memanfaatkan media yang mereka punya seperti tablet atau smartphone,

itu hanya sebagian saja dari mereka yang mempunyai dan sanggup untuk membeli

paket data.

Selain itu di dalam pelaksanaan kurikulum 2013 masih mendukung proses

belajar siswa di sekolah masih banyak kekurangan terutama faktor ketersediaan

(49)

40

proyektor, al-quran terjemah masih sangat jauh dari kata cukup. Sehingga usaha

(50)

41 BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017

sudah dapat diterapkan meskipun masih ada beberapa hambatan seperti

tidak sesuainya jam tatap muka dengan materi, cakupan materi yang

terlalu luas, serta kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran.

2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam Implementasi

Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Ajaran

2016/2017 adalah waktu untuk tatap muka yang kurang, sarana prasarana

yang belum memadai, tenaga pengajar yang sangat kuran namun didukung

dengan sistem pembelajaran yang baik, mulai dilengkapinya sarana dan

prasarana pembelajaran.

3. Usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan

dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu

Atap Tahun Ajaran 2016/2017 yaitu :

a) Pihak Sekolah berusaha melengkapi segala sarana prasarana yang

menunjang dalam Implementasi Kurikulum 2013 yang sedang

(51)

42

b) Pihak sekolah mengikut sertakan guru dalam pelatihan-pelatihan

dan workshop diberbagai tempat.

c) Membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan

BKG agar siswa lebih mudah beradaptasi dengan sistem pada

kurikulum 2013.

d) Memberikan jam tambahan ekstra kurikuler dan konsultasi

akademik terhadap siswa merasa belum menguasai materi

pelajaran.

e) Pihak sekolah memberikan fasilitas tambahan seperti adanya

pembelajaran diluar kelas guna untuk menambah wawasan peserta

didik.

f) Selalu memberikan penugasan, penguatan dan penyuluhan kepada

siswa guna menambah wawasan kelimuan.

B. Saran

1. Kepala Sekolah

Dalam upaya implementasi kurikulum 2013 agar dapat berjalan dengan

baik, kepala sekolah diharapkan mampu memberi motivasi, arahan, serta

bimbingan yang lebih kepada guru, staf sekolah. Komite, dan siswa. Karena

tugas kepala sekolah bukan hanya sebagai pengatur dan penentu kebijakan

(52)

43

2. Guru

Demi kemajuan implementasi kurikulum 2013, guru harus lebih aktif dalam

mengikuti pelatihan-pelatihan dan workshop serta mencari ilmu dari

berbagai sumber agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.

3. Peneliti selanjutnya

Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi referensi serta

menambah wawasan keilmuan tentang implementasi kurikulum 2013

(53)

44

DAFTAR PUSTAKA

Andriantoni, Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung”, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.

Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995 Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education an Intruction

to Theory and Methods, Boston: Allyn and Bacon, inc, 1982. Caswel, Ronald Doll. Curriculum Improvement: Decision Making and

Process, Boston: Allyn Bacon Inc., 1974.

Dakir H, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.

Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting dalam Pembelajaran, Jogjakarta: Gava Media, 2013.

Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Prosiding Seminar Nasional Implementasi Kebijakan Ujian Nasional Dualisme Kurikulum dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2015.

Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011.

Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Harsono, Pengantar Problem-Based Learning, Yogyakarta: Medika

Fakulas Kedokteran UGM edisi kedua, 2005.

Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat: GP Press Group, 2012. Kapiyani, Estika. “Efektifitas Implementasi Kurikulum 2013 Pada Enam

Sekolah Sasaran Sma Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”, Tesis, Universitas PGRI Yogyakarta, 2016.

Koesoema, Doni. Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Grasindo, 2007. Moelong, Lexy L. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1993.

Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, cet. Ke-5, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Mutaqin, “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 diSMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur”, Tesis, IAIN Surakarta, 2016.

Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008

(54)

45

Rebawa, Jaka. “Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar Kompetensi Tahun Pelajaran 2013/2014” Tesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015.

Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Sukamdi, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen) Tahun Ajaran 2013/2014” Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Sukmadinata, Nana Syaadih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.

Suprijono, Agus, Cooperative Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.

Stewart dan Cash, (wawancara) http://www.kelasindonesia.com/2015/05/ teknik-cara-wawancara-yang-baik-secara-lengkap.html

Tamim, Rouf, “Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta I dan MAN Yogyakarta III”), Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2015.

Tangkilisan, Hessel Nogi S. Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta: Lukman Offset, 2003.

Tobroni dan Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama. cet Ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.

Webster, Webster’s New Dictionary of American Language (t.tp.: The World Publisshing Company, 1964).

Wulandari, Khusnul, Implementasi Pendidikan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah, Tesis, IAIN Raden Intan Lampung, 2016.

http://www.ahmaddahlan.net/2007/01/pengertian-kurikulum-pendidikan-dan-4.html diakses 04 Oktober 2017

http://www.file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPBS diakses 05 Juni 2017.

(55)

46

PERNYATAAN EKASKKUAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Mika Husyada

NIM : 12010150041

Fakultas : Program Pascasarjana

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya

saya, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang

lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

Gambar

Gambar 1

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tindakan perawatan luka dengan kepuasan pasien post operasi di ruang rawat bedah Rumah Sakit Umum

Telah disetujui untuk diujikan dalam ujian terbuka pada Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung.. Bandar Lampung, …Maret

PLN LHP IH memiliki sistem Aplikasi Bank Garansi (ABG) yang telah dilindungi dengan anti virus. Sistem tersebut hanya dapat diakses oleh karyawan yang bersangkutan dalam

JUDUL : UGM ANUGRAHI DOCTOR HC 2 PEMENANG NOBEL MEDIA : KEDAULATAN RAKYAT. TANGGAL : 11

Hasil Analisis Pola Asuh dan Ujaran Argumentatif Anak. dalam Kartu Data 13

BAB IV KONFLIK BATIN TOKOH AISYA DALAM NOVEL ADA TASBIH DI HATI AISYA KARYA WIEN OKTADATU SETYAWATI: PENDEKATAN PSIKOLOGI

pelatihan pembuatan kerajinan tangan berupa kalung dari manik-manik untuk anak-anak dusun loputihc. Diana Rahayu

Latihan leg press secara signifikan memberikan pengaruh yang lebih besar daripada latihan sitting calf terhadap peningkatan strength dan power otot tungkai (dengan selisih