i
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI SMP NEGERI 6 AMBARAWA SATU ATAP
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
Oleh:
MIKA HUSYADA
NIM.12010150041
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
v
ABSTRAK
Judul : Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana (1) implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (2) Faktor yang menghambat dan mendukung (3) usaha yang dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap masih belum maksimal karena masih menggunakan perangkat pembelajaran KTSP. Proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran Pendidikan agama Islam cakupan materi yang terlalu luas sehingga kurangnya waktu tatap muka, masih kurang tersedianya sarana prasana, dan tenaga pendidik yang kurang masih belum maksimal dalam mengajar. Pada kurikulum 2013 lebih menitik beratkan keaktifan siswa serta menuntut siswa untuk mencari pengetahuan lain dari berbagai sumber. Dari hasil wawancara yang dilakukan, disimpulkan guru merasa belum mampu membuat perangkat pembelajaran kurikulum 2013 dan siswa sedikit kesulitan untuk mencari materi yang lebih luas karena keterbatasan sarana. Sarana prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dalam pendayagunaan dan pengelolaannya, agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
vi
ABSTRACT
Title :Implementation of Curriculum 2013 Subject of Islamic Religious Education in Junior High School 6 Ambarawa Satu Atap Year Lesson 2016/2017
This study aims to find out how (1) implementation of curriculum 2013 in SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap subject of Islamic Religious Education (2) Factors that hamper and support (3) effort done by school in overcoming obstacle of 2013 at SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
The results showed that the curriculum of 2013 in SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap still not maximal because it still use KTSP learning device. The learning process is mainly on the subjects of Islamic religious education coverage of the material that is too broad so that the lack of face-to-face time, the lack of availability of facilities prasana, and educators who are still less than the maximum in teaching. The curriculum in 2013 focuses more on student activeness and requires students to seek other knowledge from various sources. From the results of interviews conducted, it was concluded that the teachers felt that they have not been able to make the learning tools of the 2013 curriculum and the students have little difficulty in finding the wider material because of the limited facilities. Education infrastructure is one of the important resources in the utilization and management, so that the expected goals can be achieved.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya
sehingga penulisan tesis ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa
tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat-sahabatnya dan orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis sampaikan bahwa tesis ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak,
baik secara langsung maupun tidak langsung.
Tesis yang berjudul “IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP NEGERI 6
AMBARAWA SATU ATAP TAHUN PELAJARAN 2016/2017” ini disusun
untuk melengkapi syarat-syarat mencapai gelar Magister (S2) Pendidikan Agama
Islam pada Jurusan Tarbiyah di IAIN Salatiga, meskipun bentuknya masih
sederhana serta banyakkekurangan.
Di samping itu ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dari hati sanubari
yang paling dalam kepada Yth:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana
IAIN Salatiga dengan segala kebaikannya memudahkan dalam
viii
3. Bapak Hammam, Ph.D. Selaku Ketua Progdi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. H Miftahuddin, M.Ag selaku pembimbing tesis, yang telah
senantiasa memberikan bimbingan, arahan, petunjuk-petunjuk penyusunan
tesis, dan memberikan tambahan wawasan, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik.
5. Bapak ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan bagian akademik
pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta bantuan
kepada saya.
6. Keluarga besar SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap serta SD Pasekan 02 atas
bantuan sepenuhnya untuk mendapatkan data yang diperlukan.
7. Ayahanda Syafi’i (alm), Ibunda tercinta Siti Komariyati, kakak tercinta Zaqie
Nur Ubaya dan Ryna Laely Fauzie yang telah mencurahkan kasih sayang,
memberikan motivasi dan tidak pernah bosan mendoakan penulis dalam
menempuh studi dan mewujudkan cita-cita.
8. Yang tercinta Wika Anggraeni serta teman-teman semua pihak yang telah
memberikan motivasi dan bantuan selama menempuh studi, khususnya dalam
proses penyusunan proses tesis ini yang tidak dapat penulis sebutkan
satu-persatu.
Salatiga, September 2017 Peneliti
ix
C. Signifikansi Penelitian ... 4
D. Kajian Pustaka ... 5
E. Metode Penelitian... 21
F. Sistematika Penulisan ... 26
BAB II IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 ... 27
A. Profil SP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap ... 27
B. Sejarah Singkat... 28
C. Implementasi Kurikulum di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap .... 29
BAB III FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG ... 20
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia ialah melalui proses
pembelajaran di sekolah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perubahan
kurikulum selau mengarah pada perbaikan sistem pendidikan. Perubahan
tersebut dilakukan karena dianggap belum sesuai dengan harapan yang
diinginkan sehingga perlu adanya revitalisasi kurikulum. Usaha tersebut
mesti dilakukan demi menciptakan generasi masa depan berkarakter, yang
memahami jati diri bangsanya dan menciptakan anak yang unggul, mampu
bersaing di dunia internasional. Apabila proses belajar itu diselenggarakan
secara formal atau disekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk
mengarahkan perubahan pada diri siswa secara terencana, baik dalam
aspek pengetahuan, ketrampilan maupun sikap.1
Perkembangan ilmu pengetahuan terjadi antara lain disebabkan
oleh fitrah manusia sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu,
mencari dan berpihak kepada kebenaran. Di samping itu manusia juga
memilki sifat hanif (akal budi) yaitu keinginan yang tidak terbatas untuk
1
2
menggapai yang terbaik dalam kehidupanya. Tuntutan fitrah dan hanif
manusia tersebut dapat terpenuhi apabila manusia memperoleh
pengetahuan baru yang sistematis.2
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat
mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor
determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia
sepanjang jaman.
Hadirnya kurikulum 2013 membawa implikasi terjadinya
perubahan penilaian pada pembelajaran PAI. Keberhasilan kegiatan
belajar mengajar bergantung pada kegiatan penilaian. Kegiatan belajar
mengajar akan efektif apabila didukung oleh kegiatan penilaian yang
efektif pula. Artinya penilaian mempunyai kedudukan tinggi di dalam
pembelajaran. Lebih lanjut kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi
proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan
berhasil dan berkualitas apabila seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagai
besar 80% terlihat secara aktif, baik fisik, mental mauppun sosial.
Sedangkan dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
terjadi perubahan perilaku yang positif pada diri peserta didik.3
2
Tobroni dan Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama, cet Ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, 3.
3
3
SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap merupakan sekolah yang
berada di desa Pasekan tepatnya di Kecamatan Ambarawa, Kabupaten
Semarang. Disekolah ini pendidikan khususnya untuk mata pelajaran
Pendidikan Agama menggunakan Kurikulum Kurikulum 2013, akan tetapi
untuk sistem penilaian dan perangkat masih menggunakan KTSP. Di SMP
Negeri 6 Ambarawa Satu Atap ini dengan diberlakukannya Kurikulum
2013 yang memakai tiga jam pelajaran setiap minggunya, guru harus di
tuntun untuk pintar-pintar didalam menyampaikan materi yang hanya
dikemas didalam Kurikulum KTSP yang hanya dua jam pelajaran per
minggunya.
Dalam hal ini peneliti lebih menekankan peran dari kepala sekolah
didalam memimpin di dalam lembaga pendidikan khususnya di SMP
Negeri 6 Ambarawa Satu Atap tersebut. Karena peran kelapa sekolah yang
lebih utama didalam menentukan bagaimana sistem pembelajaran yang
diterapkan di sekolah tersebut.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan dan penjabaran tersebut, maka dapat diungkapkan
pokok masalah dengan penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran
4
2. Faktor apa saja yang menghambat Pelaksanaan Implementasi
Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun
Pelajaran 2016/2017?
3. Apa usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi
hambatan-hambatan dalam Implementasi Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu
Atap Tahun Pelajaran 2016/2017?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini antara lain :
a. Untuk mengetahui implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
Tahun Pelajaran 2016/2017.
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menghambat pelaksanaan
implementasi kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu
Atap yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik.
c. Untuk mengetahi usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam
mengatasi hambatan-hambatan dalam Implementasi Kurikulum
2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6
Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017?
Tujuan penelitian itu yang nanti hasilnya semoga bermanfaat bagi
khalayak umum dan khususnya bagi penulis, sehingga dapat
5
pengetehuan tentang implementasi kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan atau manfaat secara teoritis dan
secara praktis yaitu sebagai berikut :
a. Secara Teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan
pemikiran dan pemahaman mengenai implementasi Kurikulum
2013 mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6
Ambarawa Satu Atap.
b. Manfaat secara Praktis
1) Bagi lembaga dapat meningkatkan mutu pendidikan agar
tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara maksimal.
2) Menjadi sumber informasi bagi peneliti lain dan semua
pihak yang berkepentingan.
3) Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
acuan bagi sekolah dalam usaha peningkatan kualitas
pendidikan.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dianggap mendekati dari tema penelitian ini
adalah:
Penelitian Jaka Rebawa melakukan penelitian tesis dengan judul
6
2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar
Kompetensi Tahun Pelajaran 2013/2014”4
. Hasil penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ataupun kesamaan antara kurikulum KTSP dan
kurikulum 2013 serta untuk mengetahui faktor-faktor kesulitan dan
hambatannya dalam pelaksaan kedua kurikulum tersebut.
Penelitian yang berjudul
“
Efektifitas Implementasi Kurikulum2013 Pada Enam Sekolah Sasaran SMA Di Kabupaten Bantul Daerah
Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”5
. Mengemukakan bahwa efektifitas implementasi kurikulum 2013 di SMA kabupaten
Bantul dengan mengamati kepemimpinan kepala sekolah, persiapan
mengajar guru, proses pembelajaran, sistem penilaian, buku pegangan
yang digunakan oleh guru dan siswa hingga hasil belajar peserta didik.
Penelitian berjudul “Analisis Implementasi Kurikulum 2013
Pembelajaran Bahas Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta 1 dan
MAN Yogyakarta III).” Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kendala implementasi kurikulum 2013 yaitu: Evaluasi penilaian
autentik, buku ajar, peserta didik dan strategi mengatasi kendala
implementasi kurikulum 2013 di MAN Yogyajkarta yaitu program
berjangka (panjang, menengahm dan pendek), Arabic Club, BTQ
(Baca Tulis Al-Qur’an), dan Forum MGMP, di MAN Yogyakarta III
4 Jaka Rebawa, “Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum
2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar Kompetensi Tahun Pelajaran
2013/2014” Tesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015. 5
Estika Kapiyani, “Efektifitas Implementasi Kurikulum 2013 Pada Enam Sekolah
Sasaran Sma Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”,
7
yaitu: pendampingan khusus guru, pengawas senior, mendirikan
asrama, forum MGMP, BTQ (Baca Tulis Al-Qur’an).6
Penelitian berjudul “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 di SMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur”7
Hasil penelitian ini adalah Implementasi supervisi untuk mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SMPN 1
Plaosan Magetan.
Penelitian tesis berjudul “Implementasi Pendidikan Kurikulum
2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah.” Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Kurikulum 2013 di SDN
1 Yukum Jaya dapat berjalan dengan baik. Baik dalam pelaksanaan
pembelajaran maupun pendekatan saintifik yang meliputi kegiatan
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan
mengkomunikasikan.8
Penelitian tesis berjudul “Implementasi Kurikulum 2013 pada
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung.”
Hasil penelitian berupa pelaksanaan proses pembelajaran PAI secara
6
Rouf Tamim, Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta I dan MAN Yogyakarta III), Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2015.
7
Mutaqin, “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 diSMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur”, Tesis, IAIN Surakarta, 2016.
8
8
umum sudah terlaksana akan tetapi ada beberapa indikator dalam
tuntutan kurikulum 2013 yang belum dilaksanakan, seperti kegiatan
pendahuluan yang belum lengkap, tidak memberikan motivasi dalam
belajar, belum memadukan materi dengan pengetahuan yang relevan
dan perkembangan IPTEK, tidak memadukan materi dengan mata
pelajaran lain dalam PBM, pendekatan saintifik yang belum sempurna
diterapkan, penggunaan media yang belum maksimal dan tidak
melakukan refleksi dan rangkuman diakhir pembelajaran.9
Penelitian tesis yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2013
dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen)
Tahun Ajaran 2013/2014”.10 Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa; 1) di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 sudah
melaksanakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI mulai tahun
pelajaran 2013/2014, 2) dalam kegiatan pembelajaran PAI guru
membaginya menjadi tiga tahapan yaitu: Pertama, tahap persiapan dengan membuat prota dan promes, silabus, dan RPP. Kedua, tahap pelaksanaan sebagai tahap inti dalam proses pembelajaran. Dalam
penyampaian materi inti pelajaran guru selalu menggunakan metode
ceramah. Ketiga, tahap evaluasi/penilaian. Penilaian yang dilakukan guru adalah penilaian berbasis kelas, mulai dari proses paling awal
9
Andriantoni, Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.
10 Sukamdi, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen)
9
sampai pada proses paling akhir. Penilaian hasil belajar siswa belum
dilaksanakan secara optimal, 3) Hambatan-hambatan yang ditemui
guru pendidikan agama Islam adalah kurangnya fasilitas pendukung
berupa buku-buku PAI kurikulum 2013, sumber belajar, sarana dan
prasarana.
Dari tinjauan pustaka diatas, peneliti akan melakukan penelitian
yang mengupas mengenai pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP
Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
2. Kerangka Teori
Implementasi kurikulum merupakan proses pembelajaran yang
direncanakan sedemikian rupa yang didasarkan pada pedoman baku
yang telah ditentukan. Menurut Oemar Hamalik, implementasi adalah
proses penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu
tindak praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan
pengetahuan, keterampilan, maupun nilai dan sikap.11 Sedangkan
menurut Pressman dan Wildavsky , implementasi diantikan sebagai
interaksi antara penyusunan tujuan dengan sarana-sarana tindakan
dalam mencapai tujuan tersebut, atau kemampuan untuk
menghubungkan dalam hubungan kausal antara yang diinginkan
dengan cara untuk mencapainya12. Pengertian implementasi yang
dikemukakan, dapat dipahami bahwa implementasi adalah tidak hanya
sekedar aktivitas dan rutinitas, tetapi suatu kegiatan yang
11
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003, 237.
12
10
direncanakan dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan
pedoman untuk mencapai tujuan kegiatan.
20. tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang
di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.
dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi
penerangan. (Q.S. Luqman/ 31: 20)
Dari ayat di atas dijelaskan manusia tanpa ilmu pengetahuan atau
petunjuk dan tanpa kitab bagaikan seseorang tanpa arah, begitujuga
dengan suatu sekolah, sekolah tanpa adanya kurikulum maka arah
yang akan dituju menjadi tidak jelas. Sehingga kurikulum menjadi
pedoman suatu sekolah untuk mengarahkan peserta didik.
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S. Grindle (dalam
Subarsono) dipengaruhi oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan,
dan lingkungan implementasi. Variabel isi kebijakan ini mencakup:
1. Sejauhmana kepentingan kelompok sasaran atau termuat dalam isi
kebijakan,
11
3. Sejauhman perubahan yang diinginkan dalam sebuah kebijakan
4. Apakah letak sebuah program sudah tepat,
5. Apakah sebuah kebijakan telah menyebutkan implematornya
dengan rinci, dan
6. Apakah sebuah program didukung oleh sumberdaya yang
memadai.13
Sedangakn variabel lingkungan kebijakan mencakup :
1. Seberapa besar kekuasaan, kepentingan, da strategi yang dimiliki
oleh para aktor yang terlibat dalam implementasi kebijakan,
2. Karateristik institusi dan rejim yang berkuasa,
3. Tingkat kepatuhan dan responsivitas kelompok sasaran.14
Menurut Oemar Hamalik kurikulum adalah rencana tertulis
tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional,
materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus
dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu
dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta
didik, serta serangkaian peraturan yang berkenaan dengan pengalaman
belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada
satuan pendidikan tertentu.15
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata kurikulum merupakan
rancangan pendidikan yang memiliki kedudukan cukup sentral dalam
perkembangan pendidikan, oleh sebab itu dibutuhkan landasan yang
13
Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005, 9.
14
Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik ..., 9.
15
12
kuat dalam pengembangan kurikulum agar pendidikan dapat
menghasilkan manusia-manusia yang berkualitas. Adapun yang
menjadi landasan dalam pengembangan kurikulum :
1. Landasan Filosofis
Filsafat membahas segala permasalahan manusia, termasuk
pendidikan, yang disebut filsafat pendidikan. Filsafat memberikan
arah dan metodologi terhadap praktik-praktik pendidikan,
sedangkan praktik-praktik pendidikan memberikan bahan-bahan
bagi pertimbangan filosofis.hal ini yang menyebabkan landasan
filosofis menjadi landasan penting dalam perkembangan
kurikulum.
2. Landasan Psikologis
Dalam proses pendidikan yang terjadi adalah proses interaksi
antar individu. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya karena
kondisi psikologisnya. Dalam pengembangan kurikulum, minimal
ada dua landasan psikologi yang mempengaruhinya, yaitu
psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
3. Landasan Sosiologi
Dengan pendidikan diharapkan lahir manusia-manusia yang
bermutu, mengerti, dan mampu membangun masyarakat. Oleh
sebab itu tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan
dengan kondisi, karateristik, kekayaan dan perkembangan
13
Macam-macam Pendekatan dalam pembelajaran
1) Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan
antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat
2) Pendekatan Kontruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas
siswa dalam menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan
bagi pengembangan diri siswa yang didasarkan pada
pengetahuan.
3) Pendekatan Deduktif
Pembelajaran dengan pendekatan deduktif terkadang sering
disebut pembelajaran tradisional yaitu guru memulai dengan
teori-teori dan meningkat ke penerapan teori.
4) Pendekatan Induktif
Berbeda dengan pendekatan deduktif yang menyimpulkan
permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum, maka
pendekatan induktif (inductif approach) menyimpulkan
14
5) Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan yang mengarahkan
peserta didik meguasai konsep secara benar dengan tujuan agar
tidak terjadi kesalahan konsep
6) Pendekatan Proses
Pendekatan proses merupakan pendekatan pengajaran yang
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghayati
proses penemuan atau penyusunan suatu konsep sebagai suatu
keterampilan proses.
7) Pendekatan Open-Ended
Siswa yang dihadapkan dengan Open-Ended problem, tujuan
utamanya bukan untuk mendapatkan jawaban tetapi lebih
menekankan pada cara bagaimana sampai pada suatu jawaban.
8) Pendekatan Saintific
Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu: sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
9) Pendekatan Realistik
Pendekatan pengajaran yang bertitik tolak dari hal-hal yang
real bagi siswa, menekankan ketrampilan proses of doing
mathematics berdiskusi dan berkolaborasi, berargumen dengan
15
10) Pendekatan Sains, Teknologi dan Masyarakat
Tujuan dari pendekatan ini adalah peserta didik yang cukup
memiliki bekal pengetahuan, sehingga ampu mengambil
keputusan penting.
Menurut J. Galen Saylor dan William M. Alexander (dalam
Nasution) menjelaskan arti kurikulum sebagai berikut “The curriculum
is the sum totals of schools efforts to influence learning, whether in the class room, om the play ground, or out of school.” Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak belajar, apakah dalam kelas, di
halaman sekolah, atau di luar sekolah termasuk kerikulum. Kurikulum
meliputi juga apa yang disebut kegiatan ekstra kulikuler.16
Dalam dunia atletik, kurikulum diartikan a race course, a place for running a chariot.17 Sedangkan menurut Harsono, kurikulum merupakan gagasan pendidikan yang diekspresikan dala praktik.
Dalam bahasa latin, kurikulum berarti track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud
kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk
seluruh praogram pembelajaran yang terencana dari suatu institusi
pendidikan.18
Kurikulum meliputi empat aspek, yaitu (1) Kompetensi: Beban
yang harus dikuasai oleh peserta didik selama mengkuti program
16
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008, 5.
17
Webster, Webster’s New Dictionary of American Language t.tp.: The World Publisshing Company, 1964, 361-62.
18
16
pembelajaran (2) Peserta Didik, Subjek yang melakukan pembelajaran
(3) Pelaksana, Sekolah yang menaungi peserta didik (4) Evaluasi,
proses penilaian, implementasi kurikulum secara keseluruhan.19
Di dalam kurikulum 2013, menggunakan jenis kurikulum
Integrated Curiculum, dimana kurikulum yang bahan ajarnya diberikan
secara terpadu, misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan fusi
(perpaduan) dari beberapa mata pelajaran sejarah, geografi, eonomi,
sosiologi, pendidikan agama, dan sebagainya. Dalam proses
pembelajaran dikenal dengan pembelajaran tematik.
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori
dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori
pendidikan yang dianutnya. Yang perlu mendapatkan penjelasan dalam
teori kurikulum adalah konsep kurikulum. Ada tiga konsep tentang
kurikulum, kurikulum sebagai substansi, sebagai sistem, dan sebagai
bidang studi.20
Konsep pertama, kurikulum sebagai suatu substansi. Kurikulum dipandang sebagai suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-murid di
sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat menunjuk kepada suatu dokumen yang berisi
rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar,
jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan
sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para
19
http://www.ahmaddahlan.net/2007/01/pengertian-kurikulum-pendidikan-dan-4.html
20
17
penyusun kurikulum dan pemegang kebijaksanaan pendidikan dengan
masyarakat. Suatu kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu,
suatu sekolah, suatu kabupaten, propinsi, ataupun seluruh negara.
Konsep kedua, adalah kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum. Sistem kurikulum merupakan bagian dari sistem
persekolahan, sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu
sistem kurikulum mencakup struktur personalia, dan prosedur kerja
bagaimana cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,
mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem
kurikulum adalah tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari
sistem kurikulum adalah bagaimana memelihara kurikulum agar tetap
danamis.
Konsep ketiga, kurikulum sebagai suatu bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan
ahli pendidikan dan pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang
studi adalah mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum. Mereka yang mendalami bidang kurikulum, mempelajari
konsep-konsep dasar tentang kurikulum. Melalui studi kepustakaan
dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan
hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi
kurikulum.21
21
18
Thomas L. Faix (1966) menggunakan analisis struktural-fungsional
yang berasal dari biologi, sosiologi, dan antropologi untuk
menjelaskan konsep kurikulum. Fungsi kurikulum dilukiskan sebagai
proses bagaimana memelihara dan mengembangkan strukturnya.
Alizabeth S. Maccia sebagaimana dikutip Sukamadanata dari hasil
analisisnya menyimpulkan adanya empat teori kurikulum, yaitu: (1)
teori kurikulum, (2) teori kurikulum formal, (3) teori kurikulum
evaluasional, dan (4) teori kurikulum praksiologi.22
Pilar-pilar pendidikan karakter yaitu: (1) Tristworthiness
(Kepercayaan), yang meliputi jujur, tidak menjiplak atau mencuri,
handal melakukan apa yang dilakukan, keberanian, melakukan hal
yang menar. (2) Recpect (Respek), bersikap toleran terhadap
perbedaan, sopan santun. (3) Responsibility (Tanggung jawab), Selalu
melakukan yang terbaik, disiplin, berpikir sebelum bertindak. (4)
Fairness (Keadilan), Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan
berbagi, berpikir terbuka, mendengarkan orang lain, tidak
menyalahkan orang lain. (5) Caring (Peduli), Bersikap penuh kasih
sayang dan menunjukkan kepedulian, ungkapan rasa sukur, pemaaf,
membantu orang lain. (6) Citizenship (kewarganegaraan) menjadikan
sekolah dan masyarakat lebih baik, bekerja sama, melibatkan diri
dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik, menaati
hukum, menghormati otoritas, melindungi lingkungan hidup..
22
19
Perkembangan teori kurikulum selanjutnya dibawakan oleh Hollis
Caswell. Dalam peranannya sebagai ketua divisi pengembang
kurikulum di beberapa negara bagian di Amerika Serikat (Tennessee,
Alabama, Florida dan Virginia), ia mengembangkan konsep kurikulum
yang berpusat pada masyarakat atau pekerjaan (society centered) maka Caswell mengembangkan kurikulum yang bersifat interaktif. Dalam
pengembangan kurikulumnya, Caswell menekankan pada partisipasi
guru, berpartisipasi dalam menentukan kurikulum, menentukan
struktur organisasi dari penyusunan kurikulum, dalam merumuskan
pengertian kurikulum, merumuskan tujuan, memilih isi, menentukan
kegiatan belajar, desain kurikulum, menilai hasil, dan sebagainya.23
Pengertian SMP Satu Atap atau Pendidikan Dasar Terpadu pada
dasarnya adalah penyenggaraan pendidikan yang mencakup SD dan
SMP yang sekolah dan atau pengelolaannya terpadu. Keterpaduan
yang dimaksud dapat secara fisik dan atau secara pengelolaan.
Keterpaduan secara fisik berarti bahwa lokasi SMP menyatu atau
didekatkan dengan SD. Keterpaduan secara pengelolaan berarti
memiliki keterpaduan dalam visi dan misi, program kerja, penerimaan
siswa, analisis, tenaga kependidikan, proses belajar mengajar serta
peningkatan mutu pendidikan.24
Sistem persekolahan terbentuk dari empat sub sistem yaitu
mengajar, belajar, pembelajaran dan kurikulum. Mengajar
23
Ronald Doll Caswel, Curriculum Improvement: Decision Making and Process, Boston: Allyn Bacon Inc., 1974, 46.
24
20
berhubungan dengan guru, belajar berhubungan dengan siswa,
pembelajaran berhubungan dengan proses belajar, sedangkan
kurikulum berhubungan dengan rencana mengajar sebagai pedoman.25
Menurut Stoner dalam Fattah, pemimpin pada hakikatnya adalah
seorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi perilaku
orang lain dalam kerjanya melaui kekuasaan. Kekuasaan adalah
kemampuan untuk mengerahkan dan mempengaruhi bawahan.26
Kepala sekolah adalah orang kunci yang menentukan berhasil
tidaknya sebuah sekolah. Kepala sekolah dapat dikatakan seorang
dirigen lagu yang mampu memandu dan mengoordinasi semua
anggotanya, mengkoordinasi potensi sekolah, menciptakan iklim
sekolah yang harmonis, dan mengkoordinasikan kultur sekolah yang
dinamis, keberhasilan kepala sekolah ditentukan oleh kepala sekolah
dalam menjalankan segala perannya sebagai pemimpin pendidikan.
Keberhasilan kepala sekolah dalam melaksanakan tugasnya, banyak
ditentukan oleh kepemimpinan kepala sekolah. Kepemimpinan
merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang implementasi
kurikulum di sekolah. Kepala sekolah yang efektif adalah kepala
sekolah yang memiliki komitmen teerhadap visi sekolah dan
25
Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum ..., 5.
26
21
senantiasa memfokuskan kegiatannya terhadap pembelajaran dan
kinerja guru di kelas.27
E. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang berupa
informasi berbentuk kalimat yang dimana desain penelitian ini
mengkaji setiap peristiwa yang terjadi dan konsep -konsep
pemikiran tentang implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
secara mendalam serta berupaya menganalisis setiap kasus sesuai
dengan fokus yang diteliti.
Penggunaan desain ini dikarenakan; (1) untuk memberikan batasan
latar penelitian, (2) penelitian ini menyajikan secara mendalam dan
komprehensif tentang pelaksanaan Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6
Ambarawa Satu Atap, (3) data penelitian yang diperoleh dianalisa
secara induktif, dan (4) makna yang esensial dalam penelitian ini
merupakan hal yang paling pokok.
2. Kehadiran Peneliti
Peneliti dalam penelitian ini mempunyai peran yang sangat
besar dengan multi fungsi, yakni sebagai perencana, pelaksana,
pengumpul data, penganalisis dan pelapor data. Dengan demikian
peneliti sebagai instrumen yang mutlak diperlukan kehadirannya di
27
22
lokasi penelitian. Sesuai dengan peran peneliti sebagai instrumen,
maka data dalam penelitian ini adalah ucapan dan perilaku yang
dapat diamati dari orang-orang dalam aktivitas madrasah. Bogdan
dan Biklen28 menyatakan bahwa sebagai instrumen kunci, peneliti
harus dapat mengungkap makna dan dapat berinteaksi terhadap
nilai-nilai lokal, karena tidak mungkin dapat dilakukan jika hanya
menggunakan kuessioner.
a. Subyek Penelitian
Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah implementasi
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP
Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017.
b. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 6 Ambarawa
Satu Atap, Dusun Pluwang, RT 20 RW 07, Desa Pasekan,
Kecamatan Ambarawa, Kode Pos 50651.
c. Tehnik Pengumpulan Data
Data penelitian ini diperoleh dari sumber data dengan
menggunakan metode pengumpulan data; (1) wawancara, (2)
observasi atau pengamatan, dan (3) dokumentasi.
1) Wawancara
Stewart dan Cash (2012) memberikan batasan spesifik
tentang wawancara, yaitu “wawancara adalah proses
28
23
komunikasi interaksi anatara dua pihak yang setidaknya
satu diantara mereka memiliki tujuan serius yang telah
ditetapkan dan melibatkan proses tanya jawab tentang
sesuatu”.29
Peneliti melakukan wawancara kepada kepala sekolah,
guru, murid serta komite sekolah dan pihak-pihak yang
terkait guna mendapatkan data dalam kaitanya dengan
kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
2) Observasi
Tahap observasi ini sebenarnya berjalan bersamaan
dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini,
sebagai peneliti melakukan pengamatan dan mencatat
semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama
pelaksanaan tindakan berlangsung .30
Observasi atau pengamat terhadap kegiatan belajar
mengajar serta penggunaan dan penerapan kurikulum
2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap untuk
memperoleh.
3) Dokumentasi
Data ini dapat bermanfaat bagi peneliti untuk menguji,
29
Stewart dan Cash, (wawancara) http://www.kelasindonesia.com/2015 /05/teknik-cara-wawancara-yang-baik-secara-lengkap.html, 16.
30
24
menafsirkan bahkan untuk meramalkan jawaban dari
fokus permasalahan penelitian.31
Pengumpulan data yang mendukung kegiatan penelitian,
seperti data, letak sekolah, kondisi geografi,
kependudukan, sosial budaya, fasilitas sosial, struktur
organisasi sekolah, dan singkatnya potret lingkungan SMP
Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
d. Analisa Data
Analisa data dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan
antara pengumpulan dengan analisa data, baik selama
pengumpulan data di lapangan maupun sesudah data
terkumpul. Dalam hal ini Owen32 menyatakan bahwa dalam
penelitian kualitatif analisa data dilakukan bersamaan
dengan pengumpulan data agar hasilnya nanti lebih bermakna.
Dalam penelitian ini analisa data menggunakan tiga prosedur
yakni; reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
e. Pengecekan Keabsahan Data
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat: GP Press Group, 2012, 17.
32
25
1) Kredibilitas
Untuk memenuhi tingkat kepercayaan, maka ditempuh
tujuh cara sebagaimana yang disarankan oleh Lincoln
dan Guba yaitu; (1) memperpanjang waktu tinggal di
lokasi penelitian, (2) mengadakan pengamatan lebih
tekun, (3) menguji secara triagulasi, (4) mengadakan
diskusi dengan teman sejawat, (5) mengadakan analisa
kasus negatif, (6) mengadakan kecukupan referensi, dan
(7) mengadakan pengecekan anggota.
2) Depandabilitas
Sebagai upaya untuk megurangi dan menanggulangi
terjadinya kesalahan di dalam mengkonseptualisasi
rencana penelitian, pengumpulan data, interpretasi data,
maka penelitian melibatkan berbagai pihak antara lain;
dosen pembimbing, dosen lainnya di lingkungan program
pascasarjana, teman-teman dosen, dan orang-orang yang
bisa diajak untuk diskusi terkait dengan judul
penelitian yang peneliti lakukan.
3) Konfirmabilitas
Konfirmabilitas dimaksudkan untuk menilai hasil
penelitan sehingga menjadi suatu keterkaitan antara data
dan informasi serta interpretasi dalam organisasi
26
yang tersedia. Pelaksanaan konfirmabilitas bersamaan
dengan dependabilitas audit. Perbedaannya adalah kalau
konfirmabilitas audit digunakan untuk proses penelitian.
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini meliputi
beberapa bab dan sub bab yang terinci sebagai berikut: Bab pertama, pendahuluan, berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori, metodologi penelitian,
dan sistematika penulisan. Bab kedua, mengenai profil serta sejarah SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Bab ketiga, berisi implementasi dan penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap serta
usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan
dalam implementasi kurikulum 2013. Bab keempat, berisi analisa penerapan kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dan
27 BAB II
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
A. Profil SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, beralamatkan di Pluwang RT 20,
RW 07, Pasekan, Kec. Ambarawa, Kab. Semarang, Jawa Tengah. 50651, Telp.
02987103266. E-mail: maschoeytiam@rocketmail.com NPSN/NSS: 20341205
/201032210132
Gambar 1
28
B. Sejarah Singkat
SMP Negeri 6 Ambarwa Satu Atap, adalah sekolah yang terletak di Desa
Pasekan Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang. Sekolah Satu Atap
merupakan pengembangan dari SMP Terbuka, yang dimaksudkan agar siswa
lulusan SD induk dapat terus menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah
(SMP). Hal tersebut dikarenakan untuk Desa Pasekan merupakan desa yang
paling pelosok di Kecamatan Ambarawa, dan akses ke Kecamatan atau
Sekolah SMP yang terdekat adalah sejauh 7 KM. Itupun aksesnya sulit,
sehingga dibentuklah SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap.
Secara geografis daerah di Desa Pasekan memang merupakan daerah
perbukitan, dengan mata pencaharian penduduk yang paling besar adalah
bertani. Baik di ladang atau di sawah, sehingga pemahaman akan arti
pentingnya pendidikan juga masih rendah.
SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dimulai perencanaan sejak tahun
2007, dimana mulai bulan Oktober 2007 dilaksanakan sosialisasi dan
pemahaman SMP Satu Atap kepada masyarakat, yang dimotori oleh
Pemerintah Desa Pasekan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten
Semarang. Pada saat itu Kepala Desa Pasekan masih dijabat oleh Bapak
Sunardi. Kemudian setelah di sosialisasi dan masyarakat mau menerima, maka
SD induk yaitu SD Negeri Pasekan 02 mulai tahap-tahap pembangunan
sekolah. Pada masa itu yang menggagas dari SD Negeri Pasekan 02 yaitu
29
Untuk tahap pembangunan yang pertama berjumlah satu kantor guru dan
tiga ruang kelas, dimalai pada tanggal 1 Oktober 2008 dan selesai pada bulan
Desember 2008. Pada akhirnya mulai ajaran baru 2009/2010 sudah mulai
menggunakan gedung sendiri tidak terikat dengan SD. Pada awal berdirinya
kelas 7 SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap memiliki 38 siswa, dan hanya satu
tombel saja. Dan pada akhirnya ijin operasional SMP Negeri 6 Ambarawa Satu
Atap mulai beroperasi resmi mulai tanggal 11 Juli 2008 nomer 742.3/2252.
Dengan di tanda tangani oleh Kepala Dinas saat itu adalah Bapak Suwarno,
S.Sos. Pada awal berdirinya SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap memakai
nama SMP Negeri Satu Atap Ambarawa, namun pada bulan Januari 2012
berubah menjadi SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap mengikuti Nomer Clatur
SMP Satu Atap. Dan mulai Juli 2012 SMP Negeri 6 Ambarawa memiliki 6
rombel dan 6 ruang kelas.33
C. Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
Implementasi kurikulum Mapel Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6
Ambarawa Satu Atap disesuaikan dengan struktur kurikulum KTSP
sebagaimana penjelasan Waka kurikulum dan Guru Pendidikan Agama Islam,
maka pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu
Atap dilaksanakan 2 jam pelajaran perminggu disesuaikan dengan SKS. Waka
kurikulum membagi SK dan KD kepada guru Pendidikan Agama Islam, dan
menyerahkan materi serta referensi buku untuk diolah dan disesuaikan dengan
33
30
silabus, prota, promes yang ada dan menjadi RPP guna dijadikan acuan dala
melaksanakan proses pembelajaran di kelas.
Secara rutin, waka kurikulum dan kepala sekolah selalu mengcek
persiapan perangkat pembelajaran yang disiapkan oleh guru Pendidikan Agama
Islam; mulai dari silabus, RPP, yang harus sesuai dengan kurikulum KTSP,
dengan harapan kurikulum yang diterapkan bisa terselesaikan dengan hasil
yang maksimal.
Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013, mulai dari RPP yang masih menggunakan
KTSP, lalu beberapa buku penunjang yang masih KTSP karena belum semua
buku kurikulum 2013 terpeniho, alat-alat penunjang lainnya yang jauh dari
kata terpenuhi serta kondisi lingkungan sedikit yang belum begitu mendukung
untuk proses pembelajaran dengan kurikulum 2013 dan juga penilaian
menggunakan sistem kurikulum 2013 hanya nilai yang akan diolah
dimasukkan ke rapot saja yang menggunakan penilaian KTSP.
Pengajar yang masih belum maksimal memahami sistem pembelajaran
kurikulum 2013, walaupun sudah mengikuti pelatihan-pelatihan, KKG, BKG
dan membaca beberapa buku petunjuk tentang kurikulum 2013
Siswa yang kesulitan jika harus mencari materi lebih luas dari media lain
selain buku yang disediakan sekolah. Sehingga belum dapat menyerap materi
dengan maksimal.
Dari observasi peneliti, kemampuan guru dalam melaksanakan Kurikulum
31
dapat dilihat dari silabus dan RPP yang dibuat sudah sesuai dengan pedoman
yang dikeluarkan oleh Depdiknas namun di dalam pelaksanaan silabus dan
RPP, meskipun guru sudah berusaha untuk menyesuaikan dengan yang
direncanakan tetapi dikarenakan pembelajaran menggunakan kurikulum 2013
dan penilaian serta RPP menggunakan KTSP maka kurang sesuai dalam
penerapannya.
“Itu jelas ya, setiap awal tahun pelajaran selalu diadakan rapat koordinasi
oleh semua guru serta staf-staf yang salah satunya bertujuan untuk menyikapi
perkembangan kurikulum”34
papar kepala sekolah SMP Negeri 6 Ambarawa
Satu Atap.
Di dalam setiap awal sebelum tahun pelajaran, selalu diadakan koordinasi
untuk merencanakan kurikulum serta perencanaan di dalam pembelajaran
dalam satu tahun kedepan.
Menurut ADM salah seorang siswa di SMP N 6 Ambarawa Satu Atap,
memberi penjelasan bahwa implementasi kurikulum yang diterapkan oleh guru
Pendidikan Agama Islam sangat mudah dipahami, hanya saja kurangnya sarana
penunjang seperti LCD proyektor, namun lebih nyaman menggunakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, beralasan bahwa kurikulum 2013
pembelajarannya terlalu luas.35 Kemudian OWA yang juga salah seorang siswa
di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap, memberi penjelasan bahwa
implementasi kurikulum yang diterapkan oleh guru memberikan sebuah
34
Wawancara dengan TMY, tanggal 17 Mei 2017 di SD Negeri Pasekan 02 Kecamatan Ambarawa
35
32
pendekatan baru dalam belajar, pendekatan yang menghubungkan antara
materi ajar dengan kehidupan sehari-hari sehingga mudah dimengerti hanya
saja jika materi itu terlalu luas siswa sulit mengerti karena keterbatasan sarana
yang mendukung, dan juga ketika awal perubahan kurikulum sempat membuat
siswa bingung dan sulit memahami penyampaian materi yang diajarkan oleh
guru.36
Kewenangan sekolah dalam mengkonsep materi pada mapel Pendidikan
Agama Islam harus disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah,
sehingga memudahkan praktik mengajar para guru terutama pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap dan
juga tanpa mengesampingkan sejauh mana tingkat kemampuan siswa serta
sarana prasarana yang mendukung.
Hal inilah yang mengakibatkan pelaksanaan kurikulum 2013 di SMP
Negeri 6 Ambarawa Satu Atap belum berjalan dengan baik.
36
33 BAB III
FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDUKUNG
A. Faktor-faktor penghambat
Menurut beberapa sumber kesulitan dan hambatan dalam
mengimplementasikan kurikulum 2013 yang terdapat di SMP Negeri 6
Ambarawa Satu Atap sesuai hasil analisis diantaranya yaitu: Dalam
memberikan penilaian guru harus memberikan penilaian secara kualitatif
dan deskriptif, harus banyak penunjang media dalam penerapan riilnya,
dan membutuhkan banyak waktu. Selain membutuhkan waktu yang
banyak di dalam kurikulum 2013 juga membutuhkan biaya yang cukup
banyak karena guru harus mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
di dalam proses belajar mengajar.
Disisi lain kurangnya pelatihan tentang kurikulum 2013 terhadap
guru khususnya pendidikan agama islam. Di dalam kepelatihan
sebenarnya sudah ada namun waktu dan sistem kepelatihan yang terlalu
singkat sehingga pemahaman tentang penerapan kurikulum 2013 ini
kurang bisa dilaksanakan dengan baik, dan berimbas kepada sistem
pembelajaran di kelas, masih banyak pula guru yang belum bisa menyusun
34
Dari beberapa siswa juga kesulitan memahami implementasi
kurikulum 2013 karena cakupan isi materi yang terlalu luas dan ribet, inti
materi yang didapat kurang jelas.37
Menurut salah satu guru di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap,
Langkah dan teknik yang digunakan semua sudah ada di RPP yang telah
dibuat tapi sebagian besar masih seperti RPP KTSP, karena untuk
memebuat RPP Kurikulum 2013 itu masih sedikit sulit. 38
Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan kesulitan
dalam pengimplementasian kurikulum 2013 karena materinya sangat
berhubungan dengan kegiatan kehidupan sehari-hari dan ada keterkaitan
antara materi yang satu dengan yang lain, dan kesulitan terpenting adalah
guru belum mampu melakukan perubahan antara kurikulum tingkat satuan
pendidikan ke kurikulum 2013, maka dalam pengimplementasiannya
kesulitan untuk mencapai maksimal.
B. Faktor-faktor pendukung
Sedangkan faktor-faktor yang mendukung adanya pelaksanaan
kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap adalah pihak
sekolah berusaha untuk melengkapi segala sarana dan prasarana penunjang
implementasi kurikulum 2013 yang sedang berjalan, sarana tersebut
meliputi: buku pembelajaran, buku penunjang, kelengkapan ruang belajar
seperti audio, video dan proyektor.
37
Wawancara dengan OWA, tanggal 7 Agustus 2017 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
38
35
Selain itu pihak sekolah juga bekerja sama dengan masyarakat
didalam penggunaan masjid, guna untuk tempat kegiatan pembelajaran
dan keagamaan. Seperti pelaksanaan salat duhur berjamaah, kegiatan salat
duha setiap hari jumat dan penggunaan masjid sebagai tempat
pembelajaran diluar kelas khususnya pelajaran pendidikan agama islam.
Dilihaat dari beberapa asas-asas pengembangan kurikulum,
kaitannya dengan faktor pendukung di SMP Negeri 6 Ambarawa Selah
sesuai dengan asas-asas yang ada, meliputi:
1) Asas Filosofis,
Asas yang berkenaan dengan tujuan pendidikan yang sesuai dengan
filsafat negara. Di Indonesia, penyusunan, pengembangan, dan
pelaksanaan kurikulum harus memperhatikan Pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-Garis Besar Haluan Negara sebagai
landasan filosofis negara. Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
telah sesuai dengan tujuan yang di tetapkan oleh tujuan pendidikan
pada umumnya dan telah sesuai dengan kriteria.
2) Asas Psikologi,
Pendidikan di sekolah diberikan dengan kepercayaan dan keyakinan
bahwa anak-anak dapat dididik, dapat dipengaruhi kelakuannya.
Anak-anak dapat belajar, dapat menguasai sejumlah pengetahuan,
mengubah sikapnya, menerima norma-norma, menguasai sejumlah
36
yakni menciptakan situasi-situasi yang memungkinkan anak dapat
belajar mengembangkan bakatnya.
3) Asas Sosial Budaya atau Asas Sosiologi,
Tiap masyarakat mempunyai norma-norma, adat kebiasaan yang harus
dikenal dan diwujudkan anak dalam pribadinya, lalu dinyatakannya
dalam kelakuan. Tiap masyarakat berlainan corak nilai-nilai yang
dianutnya. Perbedaan ini harus dipertimbangkan dalam kurikulum.
Selain itu, perubahan masyarakat akibat perkembangan iptek
merupakan faktor yang benar-benar harus dipertimbangkan dalam
pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan faktor
penting dalam pengembangan kurikulum, masyarakat dijadikan salah
satu asas. Bagi SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap masyarakat
adalah utama karena sebagian besar dan mayoritas untuk peserta didik
berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Sehingga kerjasama antara
pihak sekolah dan masyarakat harus lebih dikuatkan guna menjalin
kerjasama kedepan yang lebih baik dan saling menguntungkan.
4) Asas Organisatoris
Asas ini berkenaan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan
disajikan. Apakah dalam bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Ataukah diusahakan hubungan secara lebih mendalam dengan
menghapuskan segala batas-batas mata pelajaran (dalam bentuk
kurikulum terpadu). Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk
37
penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung memilih kurikulum
terpadu. Di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap sistem kurikulum
menggunakan bentuk mata pelajaran yang terpisah-pisah, sehingga
seorang guru sesuai dengan bidang yang telah ditekuninya. Mestipun
menggunakan tenaga pengajar yang banyak akan tetapi dengan sistem
ini lebih banyak kelebihannya yaitu guru benar memahami materi
yang akan disampaikan, materi dapat dikupas dengan baik, siswa juga
38 BAB IV
UPAYA SEKOLAH DALAM MENGATASI HAMBATAN
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Hambatan yang dihadapi dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 di
SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap adalah dari keterbatasan sarana prasarana
yang menunjang proses belajar mengajar. Buku referensi yang tersedia belum
maksimal, hanya beberapa saja karena kurikulum baru diterapkan.
Selanjutnya hambatan yang dihadapi adalah untuk menjabarkan materi
kurang maksimal dikarenakan waktu pembelajaran yang singkat yaitu dua jam
perminggu. Terlebih lagi banyaknya administrasi yang harus dipersiapkan
sehingga banyak menyita waktu.
Secara umum baik siswa maupun guru tidak menemukan banyak kesulitan
dan hambatan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 karena dari segi
materi yang sangat berhubungan dan berkaitan dengan apa yang biasa dilakukan
sehari-hari serta antar materi pada Mapel yang lainnya juga saling bersinggungan
sehingga lebih memudahkan proses pembelajaran. Hanya terkadang sarana
prasarana dan waktu yang kurang memadai.
Untuk meraih kemaksimalan dalam implementasi kurikulum pihak sekolah
juga selalu mengirim guru dalam pelatihan-pelatihan dan workshop, KKG dan
BKG agar siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru,
39
belum menguasai materi pelajaran, selalu memberikan penugasan, penguatan dan
penyuluhan kepada siswa guna menambah wawasan keilmuan.
Pelaksanaannya kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap
sangat berbeda dengan perencanaan yang telah di buat oleh guru mata pelajaran.
Dimulai dari RPP yang dibuat guru masih berpedoman pada RPP pada saat masih
melaksanakan KTSP tetapi untuk proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah
sedang dalam penyesuaian ke kurikulum 2013 sesuai instruksi yang ada.
Penilaian yang digunakan juga masih belum sepenuhnya menerapkan seperti
yang ada pada kurikulum 2013. Untuk penilaian sehari-hari menggunakan
penilaian kurikulum 2013 sedangkan untuk nilai yang akan dimasukkan ke rapot
diolah dengan sistem yang ada pada kurikulum KTSP.
Mestipun dari faktor siswa dalam pelaksanaan kurikulum 2013 ini, mereka
terlihat antusias dan dapat dengan mudah menerima serta memahami pelajaran
dengan baik. Sebagai contoh, saat siswa diberi tugas untuk mencari perluasan
materi dari interrnet karena sekolah tidak memiliki fasilitas yang mendukung,
mereka harus pergi ke warnet yang tentunya jauh dari tempat tinggal, kalaupun
ada yang memanfaatkan media yang mereka punya seperti tablet atau smartphone,
itu hanya sebagian saja dari mereka yang mempunyai dan sanggup untuk membeli
paket data.
Selain itu di dalam pelaksanaan kurikulum 2013 masih mendukung proses
belajar siswa di sekolah masih banyak kekurangan terutama faktor ketersediaan
40
proyektor, al-quran terjemah masih sangat jauh dari kata cukup. Sehingga usaha
41 BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan analisis data dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Implementasi Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama
Islam di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Pelajaran 2016/2017
sudah dapat diterapkan meskipun masih ada beberapa hambatan seperti
tidak sesuainya jam tatap muka dengan materi, cakupan materi yang
terlalu luas, serta kurangnya sarana dan prasarana dalam pembelajaran.
2. Faktor-faktor yang menghambat dan mendukung dalam Implementasi
Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu Atap Tahun Ajaran
2016/2017 adalah waktu untuk tatap muka yang kurang, sarana prasarana
yang belum memadai, tenaga pengajar yang sangat kuran namun didukung
dengan sistem pembelajaran yang baik, mulai dilengkapinya sarana dan
prasarana pembelajaran.
3. Usaha-usaha yang telah dilakukan sekolah dalam mengatasi hambatan
dalam Implementasi Kurikulum 2013 di SMP Negeri 6 Ambarawa Satu
Atap Tahun Ajaran 2016/2017 yaitu :
a) Pihak Sekolah berusaha melengkapi segala sarana prasarana yang
menunjang dalam Implementasi Kurikulum 2013 yang sedang
42
b) Pihak sekolah mengikut sertakan guru dalam pelatihan-pelatihan
dan workshop diberbagai tempat.
c) Membuat penyederhanaan materi pelajaran melalui KKG dan
BKG agar siswa lebih mudah beradaptasi dengan sistem pada
kurikulum 2013.
d) Memberikan jam tambahan ekstra kurikuler dan konsultasi
akademik terhadap siswa merasa belum menguasai materi
pelajaran.
e) Pihak sekolah memberikan fasilitas tambahan seperti adanya
pembelajaran diluar kelas guna untuk menambah wawasan peserta
didik.
f) Selalu memberikan penugasan, penguatan dan penyuluhan kepada
siswa guna menambah wawasan kelimuan.
B. Saran
1. Kepala Sekolah
Dalam upaya implementasi kurikulum 2013 agar dapat berjalan dengan
baik, kepala sekolah diharapkan mampu memberi motivasi, arahan, serta
bimbingan yang lebih kepada guru, staf sekolah. Komite, dan siswa. Karena
tugas kepala sekolah bukan hanya sebagai pengatur dan penentu kebijakan
43
2. Guru
Demi kemajuan implementasi kurikulum 2013, guru harus lebih aktif dalam
mengikuti pelatihan-pelatihan dan workshop serta mencari ilmu dari
berbagai sumber agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik.
3. Peneliti selanjutnya
Hasil atau temuan penelitian diharapkan bisa menjadi referensi serta
menambah wawasan keilmuan tentang implementasi kurikulum 2013
44
DAFTAR PUSTAKA
Andriantoni, Implementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Kota Bandung”, Tesis, Universitas Pendidikan Indonesia, 2015.
Arsyad, Azhar, Media Pengajaran, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1995 Bogdan dan Biklen, Qualitative Research for Education an Intruction
to Theory and Methods, Boston: Allyn and Bacon, inc, 1982. Caswel, Ronald Doll. Curriculum Improvement: Decision Making and
Process, Boston: Allyn Bacon Inc., 1974.
Dakir H, Perencanaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010.
Daryanto, Media Pembelajaran Perannya Sangat Penting dalam Pembelajaran, Jogjakarta: Gava Media, 2013.
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Prosiding Seminar Nasional Implementasi Kebijakan Ujian Nasional Dualisme Kurikulum dan Seleksi Masuk Perguruan Tinggi, Malang: Universitas Negeri Malang, 2015.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2011.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Harsono, Pengantar Problem-Based Learning, Yogyakarta: Medika
Fakulas Kedokteran UGM edisi kedua, 2005.
Iskandar, Penelitian Tindakan Kelas, Ciputat: GP Press Group, 2012. Kapiyani, Estika. “Efektifitas Implementasi Kurikulum 2013 Pada Enam
Sekolah Sasaran Sma Di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun Pelajaran 2015/2016”, Tesis, Universitas PGRI Yogyakarta, 2016.
Koesoema, Doni. Pendidikan Karakter, Jakarta: PT. Grasindo, 2007. Moelong, Lexy L. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1993.
Mulyasa, E. Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, cet. Ke-5, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.
Mutaqin, “Implementasi Supervisi Pembelajaran pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Budi Pekerti Kelas VII Kurikulum 2013 diSMPN 1 Plaosan Magetan Jawa Timur”, Tesis, IAIN Surakarta, 2016.
Nasution, Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta: Bumi Aksara. 2008
45
Rebawa, Jaka. “Studi Komparasi Implementasi Kurikulum KTSP dengan Kurikulum 2013 Mapel Pendidikan Agama Islam Pada Kajian Standar Kompetensi Tahun Pelajaran 2013/2014” Tesis, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, 2015.
Subarsono, A G. Analisis Kebijakan Publik, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.
Sukamdi, “Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus di SDN Girimargo 1 dan SDN Gilirejo 2 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen) Tahun Ajaran 2013/2014” Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Sukmadinata, Nana Syaadih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004.
Suprijono, Agus, Cooperative Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Stewart dan Cash, (wawancara) http://www.kelasindonesia.com/2015/05/ teknik-cara-wawancara-yang-baik-secara-lengkap.html
Tamim, Rouf, “Analisis Implementasi Kurikulum 2013 Pembelajaran Bahasa Arab (Studi Kasus di MAN Yogyakarta I dan MAN Yogyakarta III”), Tesis, UIN Sunan Kalijaga, 2015.
Tangkilisan, Hessel Nogi S. Implementasi Kebijakan Publik, Jakarta: Lukman Offset, 2003.
Tobroni dan Imam Suprayogo, Metodologi Penelitian Sosial Agama. cet Ke-2. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Webster, Webster’s New Dictionary of American Language (t.tp.: The World Publisshing Company, 1964).
Wulandari, Khusnul, Implementasi Pendidikan Kurikulum 2013 Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Di SD Negeri 1 Yukum Jaya Kabupaten Lampung Tengah, Tesis, IAIN Raden Intan Lampung, 2016.
http://www.ahmaddahlan.net/2007/01/pengertian-kurikulum-pendidikan-dan-4.html diakses 04 Oktober 2017
http://www.file.upi.edu/browse.php?dir=Direktori/FPBS diakses 05 Juni 2017.
46
PERNYATAAN EKASKKUAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mika Husyada
NIM : 12010150041
Fakultas : Program Pascasarjana
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa tesis yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya
saya, bukan jiplakan dari hasil karya tulis orang lain. Pendapat dan temuan orang
lain yang terdapat dalam tesis ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik